Kelas Polychaeta Kelas Olygochaeta Kelas Hirudinea

Kingdom Animalia dan Peranannya dalam Kehidupan 199

a. Kelas Polychaeta

Cacing ini merupakan Annelida laut. Tubuhnya bersegmen, tiap segmen dilengkapi parapodium kaki. Kaki ditumbuhi rambut sehingga disebut cacing berambut banyak, poly: banyak, chaeta: ram- but. Contoh anggota kelas ini adalah cacing wawo Lysidicea oele, cacing palolo Palolo viridis. Perhatikan Gambar 8.21. Cacing wawo banyak terdapat di Kepulauan Maluku. Penduduk setempat menyebutnya sebagai ulat jatuh, dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Kehidupannya diawali ovum yang dibuahi sel spermatozoid dan berkembang dalam segmen-segmen. Pada sekitar bulan Maret cacing tersebut menanggalkan segmen-segmen posteriornya yang penuh dengan ovum dan spermatozoid yang telah masak. Ca cing ini muncul ke permukaan laut dalam jumlah yang sangat banyak, sam- bil melepaskan ovum dan spermatozoid ke air. Penduduk setempat mengumpulkan penggalan-penggalan cacing tersebut untuk dimakan. Seper ti halnya dengan cacing wawo, cacing palolo juga memiliki sifat yang sama, hanya berbeda waktu munculnya ke permukaan laut, yaitu sekitar Oktober.

b. Kelas Olygochaeta

Kelompok ini beranggotakan jenis-jenis cacing yang hidup di air tawar atau di darat. Ukuran bervariasi, berbentuk silindris, bersegmen jelas dan memiliki sedikit rambut oligos: sedikit, chaeta: rambut. Kepalanya disebut prostomium, namun tidak dilengkapi mata, tentakel dan parapodia. Hewan ini tetap peka terhadap cahaya karena di sepanjang tubuh terdapat seta yang berfungsi sebagai organ perasa. Contoh jenis cacing anggota kelas ini adalah Lumbricus terrestris, cac- ing tanah Pheretima sp.. Perhatikan Gambar 8.22.

c. Kelas Hirudinea

Anggota kelas ini banyak hidup di air laut, air tawar, dan tempat lembab. Hirudinea umumnya disebut sebagai lintah. Tubuhnya pipih dorsiventral, mempunyai 1 prostomium dan 32 segmen tubuh, dan mempunyai dua alat pengisap pada kedua ujung tubuhnya. Alat pengisap atas berdekatan dengan mulut, dan alat pengisap bawah berdekatan de ngan anus. Cacing ini menghasilkan zat hirudin sebagai zat anti koagulan, yaitu zat untuk mencegah darah inang agar tidak cepat membeku di dalam rongga tubuhnya. Contoh anggota kelas ini adalah Hirudo medicinalis dan Hirudinaria javanica. Perhatikan Gambar 8.23.

6. Filum Mollusca