Tepi Edge Deteksi Tepi

mengubah nilai. 6. Operasi morfologi, yaitu operasi yang berdasarkan segmen atau bagian dalam citra yang menjadi perhatian.

C. Deteksi Tepi

1. Tepi Edge

Yang dimaksud dengan tepi atau edge dalam hal ini adalah perubahan nilai derajat keabuan pada citra yang besar dalam jarak yang singkat. Perbedaan intensitas inilah yang menandakan adanya perbedaan objek, sehingga selanjutnya dapat diketahui objek-objek yang berbeda pada citra yang dianalisis. Tepi pada umumnya berada pada batas antara dua objek yang berbeda. Tepi dapat diorientasikan dengan suatu arah, dan arah ini dapat berbeda-beda tergantung pada perubahan intensitasnya. Menurut Munir Munir,2004 ada tiga macam tepi yang terdapat di dalam citra yaitu : a. Tepi curam, dimana tepi memiliki perubahan intensitas yang sangat tajam dengan arah tepi 90 o . Dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Tepi curam b. Tepi landai yaitu tepi dengan sudut arah yang kecil. Tepi landai dapat dianggap terdiri dari sejumlah tepi-tepi lokal yang lokasinya berdekatan, seperti yang terlihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6 Tepi Landai c. Tepi curam dengan derau seperti pada gambar 2.7. Umumnya tepi yang terdapat pada aplikasi visi computer mengandung derau. Operasi peningkatan kualitas citra dapat dilakukan terlebih dahulu sebelum pendeteksian tepi. Gambar 2.7 Tepi curam dengan derau 5 5 10 10 15 15 5 5 10 10 15 15 5 5 10 10 15 15 5 5 10 10 15 15

2. Deteksi Tepi

Deteksi tepi Edge Detection pada suatu citra adalah suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi citra pada obyek citra Sigit, 2005. Deteksi tepi merupakan langkah pertama untuk melingkupi informasi di dalam citra. Tepi mencirikan batas-batas obyek dan karena itu tepi berguna untuk proses segmentasi dan identifikasi obyek di dalam citra. Tujuan operasi deteksi tepi adalah untuk meningkatkan penampakan garis batas suatu daerah atau obyek di dalam citra Munir, 2004. Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mendeteksi tepi, antara lain Munir, 2004 : a. Operator gradien pertama, contoh beberapa gradien pertama yang dapat digunakan untuk mendeteksi tepi di dalam citra, yaitu operator gradien selisih-terpusat, operator Sobel, operator Prewitt, operator Roberts, operator Canny. b. Operator turunan kedua, disebut juga operator Laplace. Operator Laplace mendeteksi lokasi tepi khususnya pada citra tepi yang curam. Pada tepi yang curam, turunan keduanya mempunyai persilangan nol, yaitu titik di mana terdapat pergantian tanda nilai turunan kedua, sedangkan pada tepi yang landai tidak terdapat persilangan nol. Contohnya adalah operator Laplacian Gaussian, operator Gaussian. c. Operator kompas, digunakan untuk mendeteksi semua tepi dari berbagai arah di dalam citra. Operator kompas yang dipakai untuk deteksi tepi menampilkan tepi dari 8 macam arah mata angin yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat, Barat Daya, dan Barat Laut. Deteksi tepi dilakukan dengan mengkonvolusikan citra dengan berbagai mask kompas, lalu dicari nilai kekuatan tepi magnitude yang terbesar dan arahnya. Operator kompas yang dipakai untuk deteksi tepi menampilkan tepi dari 8 macam arah mata angin, yaitu Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat, Barat Daya, dan Barat Laut. Gambar 2.8 Proses deteksi tepi citra Gambar 2.8 menggambarkan proses deteksi tepi citra. Citra awal merupakan citra biner, sehingga dapat terlihat dengan jelas perbedaan antara obyek dengan latar belakang. Dari citra awal kemudian dilakukan differensial arah vertikal sehingga didapatkan edge yang sejajar dengan sumbu x, dilakukan juga differensial arah horisontal sehingga didapatkan edge yang sejajar dengan sumbu y. Setelah didapatkan edge horisontal dan vertikal, kemudian keduanya digabungkan, sehingga akan menghasilkan deteksi tepi citra yang utuh.

D. Operator Sobel