Data Flow Diagram Level 0 Data Flow Diagram Level 1 Flowchart Proses Deteksi Tepi

1. Data Flow Diagram Level 0

Secara umum sistem yang akan dibangun adalah sistem yang menitikberatkan pada operasi sobel terhadap citra masukan berupa citra dokumen beraksara Jawa yang akan dikenai proses deteksi tepi. User Sistem Deteksi tepi dan Pengujian citra-citra karakter citra dokumen Gambar 3.2 Data Flow Diagram Level 0 Masukan dari proses deteksi tepi yang terlihat pada gambar 3.2 berupa citra dokumen yang diberikan kepada pengguna kepada sistem akan diproses dengan sistem deteksi tepi dan pengujiannya. Dan sebagai hasil keluarannya akan diperoleh citra-citra karakter.

2. Data Flow Diagram Level 1

User 1 Deteksi Tepi citra dokumen 2 Segmentasi citra-citra karakter citra hasil deteksi tepi Gambar 3.3 Data Flow Diagram Level 1 Secara garis besar desain proses deteksi tepi disajikan dalam Gambar 3.3. Masukan berupa citra dokumen yang diberikan pengguna kemudian akan diproses dengan deteksi tepi dan keluarannya akan diproses dengan sistem segmentasi, dan hasil keluaran akhir akan diperoleh citra karakter penyusun citra dokumen yang menjadi masukan.

3. Flowchart Proses Deteksi Tepi

Proses deteksi tepi pada citra dokumen dengan menggunakan operator sobel seperti terlihat dalam gambar 3.4, secara keseluruhan sebagai berikut : Input : citra dokumen Output : citra hasil deteksi tepi. Algoritma : a. Set N = tinggi citra, M = lebar citra b. Inisialisasikan mask Sx dan Sy. c. Set tinggi = 2 d. Jika tinggi kurang dari tinggi matriks – 1, maka set lebar = 2, dan lakukan langkah e. Jika tidak, lakukan penjumlahan absolut hasil konvolusi citra dengan mask sobel, dan kemudian lakukan thinning dengan metode morfologi. Selesai, dan menampilkan citra hasil deteksi tepi. e. Jika lebar kurang dari lebar matriks – 1, maka lakukan konvolusi citra terhadap masing-masing mask sobel, dan set lebar + 1. Jika tidak, set tinggi + 1 dan kembali ke langkah d. Mulai citra = imread ‘citra.jpg’; citra_bw = im2bwcitra; [N,M] = sizecitra_bw; Sx = [ -1 0 1; -2 0 2; -1 0 1]; Sy = [ 1 2 1; 0 0 0; -1 -2 -1]; konvolusiX = zerossizecitra_bw; konvolusiY = zerossizecitra_bw; tinggi = 2; konvolusiXtinggi, lebar = Sx1,1 citra_bwtinggi-1, lebar-1 + Sx2,1 citra_bwtinggi, lebar-1 + Sx3,1 citra_bwtinggi+1, lebar-1 + Sx1,2 citra_bwtinggi-1, lebar + Sx2,2 citra_bwtinggi, lebar + Sx3,2 citra_bwtinggi+1, lebar + Sx1,3 citra_bwtinggi-1, lebar+1 + Sx2,3 citra_bwtinggi, lebar+1 + Sx3,3 citra_bwtinggi+1, lebar+1; konvolusiYtinggi, lebar = Sy1,1 citratinggi-1,lebar-1 + Sy1,2 citratinggi-1,lebar + Sy1,3 citratinggi-1,lebar+1 + Sy2,1 citratinggi,lebar-1 + Sy2,2 citratinggi,lebar + Sy2,3 citratinggi,lebar+1 + Sy3,1 citratinggi+1,lebar-1 + Sy3,2 citratinggi+1,lebar + Sy3,3 citratinggi+1,lebar+1 ; tinggi = N-1 lebar = 2 Ya lebar = M-1 Ya tinggi + 1 Tidak lebar + 1 citrakonvolusi = abskonvolusiX + abskonvolusiY; Tidak citrahasil = bwmorphcitrakonvolusi, thin ,Inf; Selesai Gambar 3.4 Flowchart Proses Deteksi Tepi Dalam deteksi tepi dengan operator sobel dilakukan proses thinning. Proses thinning dilakukan karena deteksi tepi seringkali mengakibatkan garis pada gambar output menjadi lebar beberapa piksel karena efek smoothing dari operator sobel. Maka proses thinning diperlukan untuk membantu memperkecil piksel tersebut Fisher,2003.

4. Diagram Alir Proses Segmentasi