Analisis Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Laba Bersih Pada PT. Bank Syariah Mandiri

  MUDHARABAH TERHADAP LABA BERSIH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Analysis of funding mudharabah musharakah to net income (case study in PT. Bank Syariah Mandiri)

  SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Disusun Oleh :

  ROSIDAH 21107125

  

ABSTRAK

✁✂✄ ☎ ✆ ☎ ☎

  

ANALISIS PEMBIAYAAN M K H DAN PEMBIAYAAN

✁ ☎✆ ☎ ☎ ✝ ✞

M H H TERHADAP LABA BERSIH

✟✠✡ ✠ ☛ ✡ ☞ ☛✌ ✍✌☛ ☞ ✟

(Studi kasus pada PT Bank Syariah Mandiri)

  lt n l n T Bank Syariah Mandiri Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pembiayaan, pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah, melalui pemberian pembiayaan tersebut maka bank akan memperoleh laba bersih, tujun penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar laba bersih yang di hasilkan oleh bank dan seberapa besar pengaruh pembiayaam

  

musyarakah dan pembiayaan mudharabah terhadap Laba bersih pada PT. Bank

Syariah Mandiri.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuantitaif dan Kualitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 2001-2010 per Tahun sebanyak 10 sampel. Untuk mengetahui besarnya hubungan pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah terhadap laba bersih di gunakan pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan koefisien korelasi, perhitungan korelasi pearson, analisis jalur, koefisien determinasi, uji hipotesis,dengan menggunakan program aplikasi SPSS 15.0 for Windows.

  Dari hasil perhitungan menunjukkan pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah terhadap laba bersih memiliki hubungan yang sangat kuat dengan arah positif, apabila pembiayaan musyarakah dan pembiayaan meningkat maka laba bersih akan tinggi pada PT Bank Syariah Mandiri,melalui perhitungan nilai koefisien korelasi dapat diketehui pembiayaan musyarakah dengan laba bersih sebessar 0,998 termasuk ke dalam kategori yang sangat kuat, sementara hubungan antara pembiayaan mudharabah dengan laba bersih sebesar 0,985 termasuk ke dalam kategori sangat kuat dengan arah positif, Sedangkan dari hasil pengujian koefisien jalur secara parsial yaitu pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri.

  ✎ ✏✑ ✒✓✔ ✓✕ ✓✖ ✎ ✏✗✖ ✓ ✔ ✓✘ ✓ ✖

Kata kunci: Pembiayaan dan pembiayaan terhadap

  

✙✚ ✛✜ ✢ ✙✣ ✜

✤✥ ✦ ✧✦ ★ ✦

ANALYSIS OF FUNDING AND M H H

✤ ✩ ✦ ✧✦ ✦

  

M H K TO NET INCOME

(A case study in PT. Bank Syariah mandiri)

  The research was conducted at PT Bank Syariah Mandiri purpose of this

study is to determine the relationship of financing, Musharaka financing and

mudharabah, through the provision of financing the bank will earn a net profit, tujun

this study was to find out how much net income generated by banks and how much

influence pembiayaam musharaka and mudharabah against net profit at PT. Bank

Syariah Mandiri.

  The method used in this study is quantitative and qualitative methods. The

sample used in this study is the financial year 2001-2010 as many as 10 samples per

year. To determine the magnitude of the relationship and mudharabah Musharaka

financing. To find out how much influence and mudharabah Musharaka financing to

net income in using statistical test used is the correlation coefficient calculation, the

calculation of Pearson correlation, path analysis, determination coefficient,

hypothesis testing, using the program SPSS 15.0 for Windows applications.

  From the results of calculations demonstrate Musharaka financing and

mudharabah to net income has a very strong relationship with the positive direction,

when the Musharaka financing and funding increases, the net profit will be higher in

PT Bank Syariah Mandiri, through calculation of correlation coefficient values can

diketehui Musharaka financing with net income sebessar 0.988 belong to the

category of a very strong, while the relationship between mudharabah with a net

profit of 0.985 included in a category is very strong with a positive direction, while

the results of testing the partial path coefficients of Musharaka financing and

mudharabah significant effect on net income PT. Bank Syariah Mandiri.

  ✪✫ K words: Financing musharaka and mudharabah to net income

  

✬✭✮✭ ✯✰ ✱✲✭✱✮ ✭✳

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh ✴ ✵ ✶ ✶ ✷ ✶ ✶ ✶ ✸

  u ji sy u k u r p u en lis n j t k n e h ir d t S llah WT yang telah memberikan rahmat dan karunai-Nya kepada penulis sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kita umatnya sampai akhir zaman. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program Strata 1 pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana ✹ ✺✹ ✹ judul yang diambil yaitu : ✹ ✺✹ ✻✹ ANALISIS PEMBIAYAAN MUSY K H DAN

PEMBIAYAAN MUDH H TERHADAP LABA BERSIH (Studi kasus

  pada PT Bank Syariah Mandiri) .

  Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun skripsi ini, penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat Inta Budi Setyanusa, SE., M.Ak selaku dosen pembimbing telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini. Akhirnya diiringi dengan doa, semangat ikhtiar penulis Bapak/Ibu :

  1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

  2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi.

  4. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si., Selaku Dosen Wali yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis.

  5. PT. Bank Syariah Mandiri yang telah menyajikan informasi keuangannya secara transparan sebagai bahan penelitian dalam skripsi ini.

  6. Kedua orang tua serta keluarga yang tercinta yang telah memberikan doa, dorongan, semangat serta kasih sayang yang tulus dan membimbing yang begitu besar.

  7. Kakak-kakakku yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi kepada penulis, khususnya Aa Depit, Aa Endra, Teh Emi, dan Teh Yanti. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan pahala amien.

  8. Adik-adik ku yang ros sayangi Eni dan Ayu yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis. persahabatan kita akan selalu tetap terjalin.

  10. Semua teman-teman kelas AK3 angkatan 2007 yang tidak penulis sebutkan.

  11. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

  12. Teman-teman kost Wisma Ceria makasih atas dukungannya.

  13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung atau pun tidak langsung yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.

  Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depannya. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

  Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis ✼ ✽ ✾ ✾ ✽ ✿ ✽ ❀❁ ❂ ✽ ✿ ✽ ❃❄ ❁ ❀ ❅✽ ❆ ✽ ❇❀✽ ❈❁ ✿✿ ✽ ❇ ❃ ❅✽ ❉✽ ❆ ✽ ❄ ✽✽ ❈❁❇ ❊ dalam penyusunan skripsi ini.

  Bandung, Juli 2011 Penulis

  Rosidah

  

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

  Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktik-praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat islam, bahkan sejak zaman Rasulullah. Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan Indonesia berawal dari hasil loka karya yang membahas tentang bunga bank dan perbankan di cisarua Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990. Hasil loka karya tersebut dibahas lebih mendalam pada musyawarah nasional (Munas) IV MUI dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank syariah di Indonesia.

  Sistem ekonomi yang berkembang dewasa ini adalah system kapitalis dan

  2

  karate luhur manusia, keutuhan social dan pembalasan Allah di akhirat justru perkembanganya lebih lambat. Dalam kacamata Islam kegiatan ekonomi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi harus memiliki nilai ibadah. Sistem ekonomi Islam mengabdikan kepada persaudaraan umat manusia yang disertai keadilan ekomomi dan social serta distribusi pendapatan yang adil. Untuk menciptakan keselarasan antara pertumbuhan dan pemerataan itu, diperlukan lembaga yang mengendalikan dan mengatur dinamika ekonomi dalam hal ini perputaran uang dan barang. Fungsi itu sesungguhnya banyak membawa manfaat, karena disitu bertemu para pemilik, pengguna, dan penelola modal. Bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukandana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar pembayaran (IAI,2002).

  Bank di Indonesia terbagi dalam dua kelompok yaitu (Karim,2001) Bank berdasarka prinsip Konvensional,mayoritas bank yang berkembang di Indonesia adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvesional. Bank berdasarkan prinsip syariah, yaitu bank berdasarkan prinsip syariah yang belum lama berkembang di Indonesia.Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang melaksanakan perantara keuangan dari pihak-pihak yang kelebihan dana kepada pihak-pihak yang

  3

  meminta atau memberikan bunga kepada nasabahnya (Utami,2003). Bank syariah memiliki produk atau jasa yang tidak akan ditemukan dalam operasi bank konvesional. Prinsip-prinsip seperti musyarakah, mudharabah, murabahah,

  

ijarah,iatishna, dan sebagainya tidak memuat adanya prinsip bunga seperti yang

dikembangakan oleh bank konvesional.

  Aturan ekonomi yang ada dalam Al-Qur an dan Al-Hadist, jelas bahwa Islam benar-benar telah mengatur sistem ekomomi dengan teliti dan jelas melalui nilai- nilainya yang universal, yaitu bahwa setiap transaksi ekomimi (muamalat) harus didasarkan pada asas kejujuran, keadilan, toleransi dan suka sama suka, baik dalam perdagangan, kerjasama (sharing) ataupun semua aspek ekonomi. Indikasi bisa dilihat dari perolehannya sistem barter (materi dan manfaat), baik melalui jual beli, sewa menyewa, pegadaian kerja sama lainnya. Islam juga memberikan kebebasan yang seluas-luasnya dalam melakukan transaksi ekonomi (selama tidak melanggar nilai-nilai universal Islam) bahkan menyuruh umatnya untuk terus dinamis dalam menciptakan kemudahaan transaksi memlalui beberapa instrument agar selalu uptudate dengan perubahan waktu dan tempat.

  Perkembangan sistem ekonomi syariah dalam satu dekade terakhir ini di Indonesia terlihat semakin pesat. Hal ini ditandai dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti Bank syariah. Namun persaingan yang semakin ketat serta kondisi

  4

  para investor informasi yang di sampaikan oleh manajeman bank syariah dijadikan sebagai alat analisis dan pengawasan terhadap kinerja manajemen. Sementara bagi manajemen, keterbukaan informasi dimaksudkan untuk menunjukkan keseriusan dalam mengelolah perusahaan secara professional serta mengikuti aturan yang berlaku.(Dian Triyani)

  Keberadaan bank syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1992 yang mana Bank Muamalat berdiri sebagai Bank Syariah pertama yang kemudian bank-bank konvesional diperkenankan membuka kantor layanan syariah yang mana sekarang ini sudah banyak bank dan semakin berkembang dengan adanya permintaan masyarakat aka nada jasa tabunga tanpa bunga. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran bank syariah mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri (Persero).

  Perbedaan prinsip antara bank konvesional dan bank syariah menjadikan penyajian laporan keuangan juga bebeda. Laporan keuangan merupakan bagian dari ringkasan proses pencatatan dari transaksi transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, yang dibuat oleh manajeman untuk tujuan pertanggungjawaban

  5

  dibentuk dan membentuk lingkungannya. Oleh karena itu, jika akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka informasi yang disampaikannya akan mengandung nilai-nilai kapitalis. Kemudian keputusan dan tindakan ekonomi yang di ambil pengguna informasi tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. Kapitalime lebih menerapakan pada prinsip laba dan keuntunga yang memihak kepada pemilik modal saja tanpa memperhatikan aspek-aspek lain yang sebenarnya lebih memegang peranan penting daripada pemilik modal sendiri.

  Akuntansi Syariah ini untuk mengindari terjadinya praktek kecurangan yang bisa digunakan manajemen perusahaan konvesional dalam penyususnan laporan keuangan. Akuntansi syariah bukan selalu berbicara angka. Sebaiknya, dominan akuntansi juga mengukur perilaku (behavior). ,konsekuensinya, akuntansi Islam menjadi pelopor dalam menegakan ketertiban pembukuan, pembagian yang adil, pelarangan penipuan mutu, timbangan, bahkan termasuk mengawasi agar tidak terjadi benturan kepentingan antara perusahaan yang bisa merugikan kalangan lain. dalam penyusunan akuntansi Islam kemungkinan ada persamaan dengan akuntansi konvesional khusnya dalam teknik dan operasionalnya. Seperti dalam bentuk pemakain buku besar, system pencatatan, proses penyusunan biasa sama, namaun perbedaan akan kembali megemukakan ketika pembahasan subtantif dari isi laporannya.

  6

  saat ini adalah standarisasi sistem akuntansi dan audit, yang bertujuan untuk menciptakan transparansi keuangan sekaligus memperbaiki kualits pelayanan keuangan kepada masyarakat. Diketahui bahwa diantara kunci kesuksesan suatau bank syariah sangat ditentukan oleh tingkat kepercayaan public tehadap kekuatan financial bank yang bersangkutan, dan kepercayaan public terhadap kesesuaian operasional bank dengan sistem syariah Islam. Kepercayaan yang diberikan oleh para depositor dan investor, dimana keduanya termasuk stakeholder utama system perbankan di dunia (Syauqi,2005). Salah satu sumber utama untuk meraih kepercayaan public, adalah tingkat kualitas informasi yang diberikan informasi yang diberikan kepada public, dimana bank syariah harus mampu menyakinkan public bahwa mereka memiliki kemampuan dan kapsitas di dalam mencapai tujuan-tujuan

  

financial maupun tujuan-tujuan yang sesuai dengan syariat Islam. Karena itu,

  membangun sebuah sistem akuntansi dan audit yang bersifat standar telah menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi, menyangkut pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dalam sebuah system akuntansi (PSAK No. 59 par.1).

  Noefeimam (2006) yang menagamati tentang sistem pandanaan dan sistem pembiayaan di bank syariah. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pendanaan bank syariah adalah dengan menghimpun dana dari pihak ketiga. Dalam penghimpunan dana masyarakat, Bank Syariah dapat menggunakan produk yang

  7

  adalah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk menjaga harta /barangnya dengan secara terang-terangan atau dengan isyarat yang semakna itu. Sedangkan

  

Mudharabah (sebagai ahli menyebutnya Qirad) adalah suatu bentuk perniagaan

  dimana pemilik modal (shahibul maal) menyetorkan sejumlah modal kepada pengusaha (mudharib) guna diusahakan dengan keuntungan yang akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari dua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal. Selanjutnya produk pembiyaan pada Bank Syariah menggunkan beberapa konsep aqad muamalah, antara lain sebagaimana yang dibahs berikut ini, Musyarakah (kerja sama Modal Usaha) Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk usaha tertentu dan masing-masing memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kespakatan.

  Pembiayaan Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik modal dana/modal untuk mencampurkandana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik dana/modal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing. Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah

  8

  masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilikpenuh usaha tersebut.

  

Musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan

  kerugian.Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkanpenelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan.

  Pembiayaan Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul

  

maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu,

  dengan menggunakan bagi untung (profitsharing) atau metode bagi pendapatan (net

  

revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati

sebelumnya.

  Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan saldo penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan.

  Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka rugi tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.

  www.syariahmandiri.co.id

  9

  operasionalnya dalam usaha untuk memperoleh laba di bawah perlindungan dan pembinaan Bank Indonesia yang beroperasi secara syariah, memiliki prinsip-prinsip yang harus ditaati, yaitu larangan untuk menggunakan instrumen bunga.

  Menyalurkan dana dalam bentuk kredit oleh bank-bank komersil, dalam prakteknya banyak yang kurang berhati-hati ataupun menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku dalam dunia bisnis perbankan seperti tidak mengindahkan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking) dengan memberikan kredit tak terbatas pada nasbah satu grup dengan perbankan tersebut, sehingga seringkali merugikan para deposan dan investor serta berdampak pada perekonomian negara, yang diakibatkan kecenderungan meningkatnya kredit bermasalah/ macet. Akibatnya pada pertengahan 1997 industri perbankan akhirnya terpuruk sebagai imbas dari terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Penggunaan bunga ini, meskipun awalnya mampu mendorong bergeraknya sektor perbankan secara dinamis, namun telah menjadikan perekonomian Indonesia mengalami efek pertumbuhan semu (buble growth effect), yang menyebabkan beberapa Bank konvensional akhirnya kritis (collapse) dan tidak layak beroperasi, sehingga pada 13 Maret 1999 dunia perbankan harus mengalami kejadian yang menyedihkan dengan dikeluarkannya keputusan pemerintah yang melakukan tindakan membekukan/meliquidasi 38 Bank (BBO), mengambil alih manajemen 7 Bank (BTO), dan merekapitulasi 9 Bank. (Lukman Dendawijaya, 2001

  10

  menawarkan sistem perbankan alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan layanan jasa perbankan tanpa harus khawatir atas persoalan bunga (riba). Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah adalah: a. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk tradisi.

  b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan pendapatan dan keuntungan yang sah (revenue sharing atau profit sharing).

  c. Memberikan zakat sebagai salah satu instrumen dalam perhitungan pembagian keuntungan dan laporan keuangan. (Zainul Arifin, 2002 : 3) Pemberlakuan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan Syariah. Selanjutnya pemberlakuan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, menegaskan bahwa BI mempersiapkan perangkat peraturan dan fasilitas penunjang yang mendukung operasional bank syariah. Kedua undang-undang tersebut menjadi dasar hukum penerapan dual banking system di Indonesia. Dual

  

Banking system yang dimaksud adalah terselenggaranya dua system perbankan (non

  syariah dan syariah) secara berdampingan, yang pelaksanaannya diatur dalam

  11

  prosedur dari bank konvensional selama hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah. Jika terdapat pola pengoperasian yang bertentangan, maka bank syariah akan membentuk prosedur pengoperasian tersendiri guna menyesuaikan aktivitas perbankan mereka. Untuk itu bank syariah membentuk Dewan Syariah yang berfungsi untuk memberikan masukan (advise) kepada perbankan Syariah guna memastikan bahwa bank tidak terlibat Dalam unsur-unsur yang tidak disetujui oleh Islam. Bank syariah dalam memenuhi kecukupan modalnya menghimpun modal dan dana- dana pihak ketiga, sehingga masuk kedalam rekening modalnya. Zainul Arifin, (2002 : 54-55 dan 162-163) menggolongkan modal bank syariah sebagai berikut:

  a. Modal Inti, yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham, cadaangan yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi yang disisihkan untuk menutup timbulnya resiko kerugian di kemudian hari, dan laba ditahan yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui rapat umum pemegang saham) diputuskan untuk ditanam kembali pada Bank. Modal inti ini terdiri atas:

  1. Modal Disetor, yaitu modal yang disetor secara kolektif oleh pemilik (bisa dalam bentuk kepemilikan saham).

  2. Agio Saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai nominal saham,

  12

  atau uang oleh pihak lain, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga apabila saham dijual kembali.

  4. Cadangan Umum, yaitu caadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan.

  5. Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk ttujuan tertentu atas persetujuan RUPS

  6. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan.

  7. Laba Tahun Lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak yang belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS. Penggunaannya sebagai modal inti hanya 50% dari saldo yang ada. Apabila terdaapat keruugian maka 100% menjadi pengurang modal inti.

  8. Laba Tahun Berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam tahun berjalan. Laba yang diperhitungkan hanya 50% sebagai modal inti.

  9. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.

  10. Bila dalam pembukuan Bank terdapat Goodwill, maka jumlah modal inti harus dikurangkan dengan nilai Goodwill tersebut. Bank syariah dapat mengikuti sepenuhnya pengkatagorian unsur-unsur tersebut di atas sebagai modal inti, karena

  13

  rekening bagi hasil atas dasar prinsip akad bagi hasil (mudharabah). Akan tetapi karena rekening ini hanya dapat menanggung resiko atas aktiva yang biayai dari rekening bagi hasil itu sendiri, dan juga pemillik rekening bagi hasil dapat menolak menanggung resiko atas aktiva yang dibaiayainya apabila terbukti kerugian yang timbul disebabkan karena salah urus, kelalaian dan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen bank, maka sumber dana ini terkadang tidak dapat sepenuhnnya berperan dalam fungsi permodalan Bank.

  c. Modal Pelengkap (jika ada). Modal pelengkap terdiri atas cadangancadangan yang dibentuk bukan dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Secara terinci modal pelengkap dapat berupa:

  1. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.

  2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.

  3. Modal pinjaman, yang mempunyai ciri-ciri:  Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan dipersamakan dengan modal

  14

   Tidak dapat dilunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI  Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal memikul kerugian Bank  Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila Bank dalam keadaan rugi.

  4. Pinjaman Subordinasi yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:  Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan Bank  Mendapat persetujuan dari BI  Tidak dijamin oleh Bank yang bersangkutan  Minimal berjangka waktu 5 tahun  Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI  Hak tagih dalam hal terjadi liquidasi berlaku paling akhir (kedudukannya sama dengan modal)  Bank syariah dalam menghimpun dana selalu berusaha berhati-hati agar tidak tercampur dengan hal-hal yang dianggap terlarang (haram), maka penggunaan modal pelengkap, khususnya modal pinjaman dan subordinasi karena menggunakan bunga, pada bank syariah sedapat mungkin dihindari.

  Berbagi hasil dalam bank syariah menggunakan istilah nisbah bagi hasil, yaitu proporsi bagi hasil antara nasabah dan bank syariah. Misalnya jika customer service bank syariah menawarkan nisbah bagi hasil tabungan ssebesar 65:35. Itu artinya nasabah bank syariah akan memperoleh bagi hasil 65% dari return investasi yang

  15

  Sementara akan mendapatkan porsi bagi hasil sebesar 35%.

  Sebagaimana diketahui bahwa dengan besarnya tingkat pembiayaan yang disalurkan secara efektif dan efesien akan menambah tingkat pendapatan yang diperoleh. Dengan meningkatnya tingkat pendapatan pada akhirnya akan meningkatkan laba bersih (net income), kemudian dengan laba bersih yang besar bank akan mampu menghadapi persaingan sekaligus melakukan ekpansi pasar dan kontinuitas usaha bank akan lebih terjamin serta dengan meratanya tingkat pendapatan yang diperoleh setiap produk dengan perbandingan tidak terlalu jauh akan membuat posisi bank lebih stabil dan mengoptimalkan peraihan laba, walaupun ada satu produk yang sekiranya bermasalah dan menimbulkan resiko, tetapi resiko itu tentunya tidak secara signifikan mempengaruhi usaha bank dalam menghasilkan laba karena masih terantisipasi oleh pendapatan dari produk-produk atau akad lainnya.

Table 1.1 ❋●❍ ■❏❑ ❏▲ ❏▼ ❋● ◆▼ ❏❑ ❏❖ ❏▼ Perbandingan Pembiayaan dan

  

Fenomena

Dalam Ribuan Rupiah

  Pembiayaan Pembiayaan Laba Bersih

  Tahun

  Musyarakah Mudharabah

  2004 Rp.756.171 Rp. 348.573 Rp.103.446.859 2005 Rp.1.186.901 Rp.484.892 Rp.83.819.281 2006 Rp.1.481.277 Rp.1.107.124 Rp.65.480.398 2007 Rp.4.187.588 Rp.2.314.652 Rp.115.455.198 2008 Rp.5.283.260 Rp.2.926.071 Rp.196.415.940

  16

  Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tahu 2004 sampai dengan tahun 2009 Laba Bersih pada PT.Bank Syariah Mandiri dalam perkembangannya cenderung mengalami fluktuasi begitupun dengan pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah.

  Pada tahun 2005 Laba bersih pada PT.Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan menjadi Rp. 83.819.281.000 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, akan tetapi pada tahu 2005 pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah mengalami kenaikan , padahal jika dikaitkan dengan kondisi yang seharusnya saat pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah naik Laba bersih akan meningkat namun hal itu justru sebaliknya. Penurunan Laba bersih tersebut mungkin disebabkan oleh factor lain seperti peningkatan pendapatan bunga bersih yang lebih rendah sehingga Laba bersih menjadi menurun.

  Pada tahun 2007 Laba bersih mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahunn 2006 yang laba bersih mengalami penurunan padahal pembiayaan

  

musyarakah dan pembiayaan mudharabah mengalami peningkatan dikarenakan ada

  faktor lain yang seperti adanya peningkatan beban operasional yang mempengaruhi penurunan Laba bersih pada PT.Bank Syariah Mandiri.

  Pada tahu 2008 Laba bersih mengalami peningkatan begitupun dengan pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah yang meningkat juga.

  Sedangkan pada tahun 2009 Laba bersih pada PT.Bank Syariah Mandiri mengalami

  17

  ini disebabkan adanya kredit macet atau adanya kemacetan dalam pengembalian pembiayaan musyarakah. Dan besarnya pembiayaan bank sangat berpengaruh dalam menentukan besar kecilnya pendapatan bank dan pada akhirnya mempengaruhi besarnya perolehan Laba bersih Bank.

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul penelitian

  Analisis Pembiayaan

P◗❘ ❙❚❯ ❚❱ ❚❲

dan Pembiayaan P◗ ❳❲ ❚❯ ❚❨ ❚❲ Terhadap Laba Bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri .

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa pokok masalah sebagai berikut:

  1. Pada tahun 2005 Laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan menjadi Rp.83.819.281.000 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, akan tetapi pada ntahu 2005 pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah mengalami kenaikan, padahal jika dikaitkan dengan kondisi yang seharusnya saat pembiayaan musyarakah dan pembiayaan

  mudharabah naik Laba bersih meningkat namun hal itu justru sebaliknya,hal

  itu disebabkan oleh factor lain seperti peningkatan pendapatan bunga bersih

  18

  2006 laba bersih mengalami penurunan padahal pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudaharabah meningkat. Penurunan Laba bersih tersebut kenungkinan disebabkan oleh factor lain seperti adanya peningkatan beban operasional yang mempengaruhi penurunan Laba bersih.

  3. Pada tahun 2009 Laba bersih mengalami peningkatan sebesar Rp.290.942.628.000 akan tetapi pembiayaan musyarakah mengalami penurunan. Penurunan pembiayaan musyarakah ini disebabkan adanya kredit macet atau adanya kemacetan dalam pengembalian pembiayaan musyarakah yang akan berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Penulis dapat menentukan Rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan Pembiayaan Musyarakah dan laba bersih pada PT.

  Bank Syariah Mandiri.

  2. Bagaimana Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri.

  3. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Mudharabah terhadap laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri.

  4. Bagaimana pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap pembiayaan

  19

  1.3.1 Maksud Penelitian

  Maksud dari pelaksanaan penelitian di perusahaan adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai seberapa besar pengaruh Pembiayaan musyarakah dan dan Mudharabah Terhadap laba bersih pada PT. Bank Syariah Mandiri. Sehingga dapat menjelaskan fenomena yang terjadi dari variabel-variabel yang terkait.

  1.3.2 Tujuan Penelitian

  1 Untuk mengetahui hubungan pembiayaan Musyarakah pada Bank syariah Mandiri.

  2 Untuk mengetahui Analisis Pengaruh pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank syariah Mandiri.

  3 Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan Mudharabah terhadap laba bersih pada PT. Bank syariah Mandiri.

  4 Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri.

1.4 Kegunaan Penelitian

  1. Bagi Penulis Dengan penelitian ini dapat menambah wawasan penulis mengenai analisis bagi hasil pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan Mudharabah terhadap laba

  20

  diperoleh selama perkuliahan pada kegiatan ini.

  2. Bagi PT. Bank Syariah Mandiri Bagi Bank Syariah Mandiri Bandung, yaitu hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan untuk menambah informasi mengenai analisis bagi hasil pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan Mudharabah terhadap Laba Bersih, serta bermanfaat dalam melaksankan kewajibannya. Dan Bagi manajeman perusahaan dapat memberikan informasi tentang besarnya laba bersih yang diperoleh dalam periode sekarang.

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT Bank Syariah Mandiri yang terdaftar di BEI. Beralamat di Jl. MH, Thamrin No.5 Jakarta telepon (021) 2300509, melalui data yang diperoleh dari situs

  http://www.syariahmandiri.co.id dan situs Bursa Efek Indonesia ( www.idx.co.id ).

  21

Tabel 1.2 Jadwal Waktu Penelitian Bulan

  

Tahap Prosedur Feb Mar Apr Mei Jun Jul

2011 2011 2011 2011 2011 2011 Tahap Persiapan :

  1.Membuat outline dan proposal UP

  2.Mangambil formulir penyusunan skripsi

  I

  3.Menentukan tempat penelitian Tahap Pelaksanaan :

  1. Bimbingan UP

  2. Pendaftaran Seminar UP

  3. Seminar UP

  II

  4. Revisi UP

  5.Membuat outline dan proposal Skripsi

  6. Penelitian Perusahaan

  7. Penyusunan skripsi

  8. Bimbingan skripsi Tahap Pelaporan :

  1.Menyiapkan draft skripsi

  III

  2. Sidang akhir skripsi

  

❫ ❭ ❴ ❪ ❭ ❵ ❛❜❝❞ ❭ ❫ ❭

❬ ❭ ❬ ❪ ❪

❡❢❣ ❫❤✐ ❥❤❦ ❛ ❤❧ ❤ ❡❢❣ ❢❣ ❤ ❦ ❝ ❤ ❥❤ ❬ ♠ ♥ ♦ u st k

  Perbankan syariah dalam istilah international dikenal sebagai Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest-free Banking. Istilah dengan menggunakan Islamic tidak dapat dilepaskan dari asal-usul sistem perbankan syariah itu sendiri. Bank syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan Muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan praktik riba, kegiatan maisir (spekulasi), dan gharar (ketidakjelasan). ❜ ❜ ❵♣❢ ❣ q r ❤ ❣ ss t

  Menurut n u definisi bank syariah adalah : Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. ❛❤ ✉ ❤ ✈ ❣ ❤ ♠ ❤r ❣ ✇

  Selain itu, pada dinyatakan bahwa : Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan penyertaan

  ① ②

  yang disewa dari pihak bank untuk pihak lain (ijarah wa iqtina). ③④⑤⑥ ④⑦ ⑧⑨ ⑩④❶ Menurut m r s pengertian bank syariah yaitu :

  Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara operasinya mengacu pada ketentuan Al-Qur an dan Hadits.

  (2001:15) Bank Islam dikembangkan atas dasar yang tidak mengizinkan pemisahan antara masalah-masalah duniawi dan agama. Dasar tersebut mengharuskan kepatuhan kepada syariah sebagai dasar aspek kehidupan dengan tujuan mendapatkan ridha dari Allah untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Oleh karena itu apa yang dijalankan dalam praktek perbankan pun merupakan salah satu aspek muamalah harus sesuai dengan syariah Islam yaitu Al-Qur an dan Hadist atau Sunah Rasul.

  Prinsip yang diterapkan oleh bank Islam atau bank syariah tersebut salah satunya menjauhkan riba dalam praktek perbankan. Hukum Islam telah melarang riba seperti yang tercantum dalam Al-Qur an surat Ali-Imran ayat 130 : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan

  ❷ ❸ ❹❺❻ ❺❻❺ ❻ ❼❽ ❾❿ ➀❽ ➁ ❾➂❾➃ ➄➅ ❾➆➇ ❾➈ ➉ ❾ ❿ ❼❽ ❾❿ ➄➅ ❾➆➇ ❾➈ ➊❾➃ ➇ ❾➋

  Bank syariah memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, tetapi unsure yang sangat membedakan antar bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah Nasional.

  1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan

  Komisaris pada setiap bank. Peran utama para ulama Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi jalannya operasional bank sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah. Tugas lain Dewan Pengawas Syariah adalah meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari bank yang diawasinya. Dengan demikian, Dewan Pengawas Syariah bertindak sebagai penyaring pertama sebelum suatu produk diteliti kembali dan difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional.

  Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 tahun 1992 dan SK. DIR. BI No. 32/34/KEP/DIR/ 12 Mei 1999 tentang bank berdasarkan prinsip syariah, kepengurusan bank syariah terdiri dari dewan komisaris dan direksi. Disamping itu bank harus memiliki Dewan Pengawas Syariah yang berkedudukan di kantor pusat bank. Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang bersifat independen yang dibentuk oleh Dewan Syariah Nasional.

  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia N0.72 tahun 1992 tanggal 30 Oktober 1992 pasal 5 tentang Badan Pengawas Syariah pada bank berdasarkan

  ➌ ➍

  Bank berdasarkan prinsip bagi hasil wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah yang mempunyai tugas melakukan pengawasan atas produk perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat agar berjalan sesuai dengan prinsip syariah.

  b. Ayat 2 Pembentukan Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh bank yang bersangkutan berdasarkan hasil konsultasi dengan lembaga yang menjadi wadah para ulama Indonesia.

  c. Ayat 3 Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Pengawas Syariah berkonsultasi dengan lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat 2. Peran utama para ulama Dewan Pengawas Syariah adalah :

  Mengawasi jalannya operasional bank sehari-hari agar selalu sesuai - dengan ketentuan-ketentuan syariah.

  Membuat pernyataan secara berkala (setiap tahun) bahwa bank yang - diawasinya telah berjalan dengan ketentuan syariah.

  Meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari bank yang - diawasinya.

  2. Dewan Syariah Nasional

  ➎

  6

  Dewan Syariah Nasional dijalankan oleh Badan Pelaksana Harian dengan seorang ketua dan sekretaris serta beberapa anggota.

  Fungsi utama Dewan Syariah Nasional adalah mengawasi produk-produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariah Islam, meneliti dan memberi fatwa bagi produk-produk yang dikembangkan oleh lembaga keuangan syariah, memberikan rekomendasi bagi para ulama yang akan ditugaskan sebagai Dewan Syariah Nasional pada suatu lembaga keuangan syariah, serta member teguran kepada lembaga keuangan syariah jika lembaga yang bersangkutan menyimpang dari garis panduan yang telah ditetapkan. ➏➐➑ ➐ ➏ ➒ ➓ ➔ ➓

  r n Operasional Bank Syariah p

  Kehendak untuk mensukseskan lembaga keuangan syariah harus dimulai dari pemahaman kita secara dalam tentang ke mudharatan sistem bunga, falsafah lembaga keuangan syariah, kemudian tentang prinsip dasar operasional lembaga keuangan syariah, dan dampaknya secara luas terhadap kehidupan masyarakat dalam relevansinya dengan pembangunan.

  Bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan berbagi usaha antara pemilik dana (shahibul maal) yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga selaku pengelola dana (mudharib), dan masyarakat yang membutuhkan dana yang bias berstatus

  → ➣

  syariah disalurkan dalam bentuk barang atau jasa yang dibelikan bank syariah untuk nasabahnya. Dengan demikian, pembiayaan hanya diberikan apabila barang atau jasanya telah ada terlebih dahulu. Dengan metode adanya barang terlebih dahulu, kemudian ada uang maka masyarakat dipacu untuk memproduksi atau mengadakan barang atau jasa, selanjutnya barang yang dibeli atau diadakan menjadi jaminan (collateral) hutang.

Dokumen yang terkait

Analisis Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Dampaknya Terhadap Laba Operasional Pada Bank Syariah Mandiri Indonesia

0 10 108

Analisis Alokasi Pembiayaan Musyarakah Dan Tingkat Risiko Pembiayaan Musyarakah Pengaruhnya Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Bank Syariah Mandiri

0 9 134

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH DAN Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah Dan Murabahah Terhadap Profitabilitas (Roa) Pt. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2016.

0 2 16

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH DAN Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah Dan Murabahah Terhadap Profitabilitas (Roa) Pt. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2016.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, DAN IJARAH TERHADAP KEMAMPUAN LABA Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Dan Ijarah Terhadap Kemampuan Laba (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Period

0 5 18

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH dan MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (periiode Desember 2007-Desember 2014).

1 3 12

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MURABAHAH TERHADAP LABA BANK SYARIAH MANDIRI

0 1 13

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP LABA BERSIH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2008-2011 - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10