Analisis Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Dampaknya Terhadap Laba Operasional Pada Bank Syariah Mandiri Indonesia

(1)

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH DAMPAKNYA TERHADAP LABA OPERASIONAL

PADA BANK SYARIAH MANDIRI INDONESIA

Analysis Of Mudharabah And Musyarakah Financing, Their Impact To Operating Income In Bank Syariah Mandiri Indonesia

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh Jenjang S1

Program Studi Akuntansi

Oleh :

NAMA : Mohammad Rizqie Ramdhani

NIM : 21107157

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

ABSTRAK

Perkembangan perbankan syariah yang pesat beberapa tahun belakangan ini ditandai dengan peningkatan penyaluran pembiayaan. Pembiayaan menjadi sangat penting karena faktor pembiayaan inilah yang menjadi kunci perkembangan bank syariah di masa datang. Salah satu jenis pembiayaan yang populer di bank syariah didominasi oleh adalah pembiayaan berbasis bagi hasil, yaitu pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, penulis ingin membahas pengaruh pembiayaan mudharabah, musyarakah terhadap laba operasional. Adapun objek penelitiannya adalah Bank Syariah Mandiri dari tahun 2000 - 2010. Dari analisis regresi berganda tersebut terlihat bahwa pembiayaan mudharabah secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap laba operasional, sedangkan pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Dan secara simultan, baik pembiayaan mudharabah maupun musyarakah, secara bersama-sama keduanya berpengaruh siginifikan terhadap laba operasional. Dengan demikian diharapkan perbankan syariah di Indonesia lebih mensosialisasikan produk-produk pembiayaan berbasis bagi hasil, meskipun memiliki resiko yang tinggi tetapi memiliki potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan di masa mendatang.

Kata Kunci : Pembiayaan Mudharabah; Pembiayaan Musyarakah; Laba Operasional


(3)

ABSTRACT

The rapid development of Islamic banking in recent years marked by an increase in financing distribution. Financing is very important because of the financing is the key developments in the future of Islamic banks. One type of financing is popular in Islamic banks is dominated by sharing-based financing, namely mudharabah and Musharaka. By using multiple regression analysis, the authors would like to discuss the influence of mudharabah and Musharaka financing their impact to operating income. The research object is the Bank Syariah Mandiri from 2000 to 2010. From multiple regression analysis can be seen that the partial mudharabah no significant effect on operating income, while the Musharaka financing significant effect on operating income. And simultaneously, both of Mudharabah and Musharaka, is jointly significant influence both on the operating income. Thus, Islamic banking in Indonesia is expected to further disseminate products for results-based financing, despite having a high risk but has a promising potential to be developed in the future.


(4)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLOH Subhanahu Wa Ta’ala atas segala rohmat, karunia, dan hidayah-NYA, sholawat serta salam dilimpahkan kepada junjunan Nabi besar Muhammad SAW karena dengan kekuasaan dan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan judul “Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Dampaknya Terhadap Laba Operasional” studi kasus pada Bank Syariah Mandiri. Usulan penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar sarjana ekonomi program studi akuntansi di Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan usulan penelitian ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis berusaha untuk menanggulanginya. Kritik dan saran sangat membangun penulis harapkan agar lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(5)

ii

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi.

4. Surtikanti, SE., M.Si Selaku dosen wali yang selalu membimbing penulis selama kuliah.

5. Inta Budi Setyanusa S.E., M.Ak., selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan perhatian, bimbingan, pengarahan, dan kesabaran selama proses penyusunan penelitian ini

6. Kedua orang tua saya yang sudah membesarkan saya juga selalu memberikan dukungan, do’a, kasih sayang, dan semua hal tiada hentinya.

Allohumaghfirli dzunubi waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayanii soghiroo.

7. Kakak saya, Teh Ela, A Zamzam, dan A Ayi. Nuhun sagalarupina.

8. Seorang Akhwat, yang selalu menjadi salah satu sumber semangat, motivasi dan inspirasi serta cita-cita bagi hidup saya. Saranghae, jeongmal.

9. Keluarga Besar AK.4, Darius Ginting, Vijay Akbar, Irsan Herlandi Putra, Silver Caesar, Martinus Asido, Novrikardo, Mario Lambok, Firma Sudarso, Tri Setyo, Anneke Silvana, Erni Nuraeni, Risma Rosalina, Tri Endar, Shela Yohana, Fera Oktaviani, Lady Ekayanti, Juliana Ika, Astri Arumdhani, Eksa Boanita, Nur Fitriyanti, Silvia Maya, Yunita Indria,


(6)

iii

Rika Tri, Yunita Saragih, dan teh Maya terima kasih atas kekeluaraan persahabatan, dukungan, pengalaman, dan bantuannya.

10. Keluarga Besar Tuisma, Abay, Dadan, Pipik, Jimmy, Dunk2, Nay2, Ta Hwa, Pazar, Son2, Uhjet, Can2, banyak hal untuk saya ucapkan terima kasih pada kalian.

11. Semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis, secara langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

Akhir kata semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalanya yang setimpal dari ALLOH Subhanahu Wa Ta’ala dan penulis berharap semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Bandung, Juli 2011


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Sebagai agama yang lengkap dan sempurna, Islam memahami kebutuhan manusia, baik untuk urusan di dunia maupun di akhirat. Maka, dengan panduan

Al-Qur’an dan Sunnah, Islam mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya (hablu minalloh), dan hubungan dengan sesama manusia (hablu minannas). Islam juga mengatur hubungan bersosial dan berbangsa dengan sempurna.

Di antara permasalahan serius yang diatur oleh Islam adalah masalah keuangan. Harta adalah sendi dari kehidupan duniawi. Karena itu, Islam menetapkan aturan dan transaksi-transaksi keuangan secara teliti dan lengkap. Melalui Al-Qur’an, Islam menjelaskan bahwa harta pada dasarnya adalah milik Alloh SWT, manusia hanya diberi kuasa dan amanah untuk mengelola dengan sebaik-baiknya. Harta adalah sarana, bukan tujuan.

Sampai saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua aktivitas perekenomian menggunakan perbankan sebagai lembaga keuangan yang dapat membantu berjalannya usaha tersebut. Bank yang dapat berperan sebagai penyedia modal dengan memberi pinjaman merupakan alternatif yang banyak dipilih untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha tersebut.


(8)

2

Namun, krisis moneter yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak Juli 1997 dan disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar bagi perekonomian di Indonesia. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk rekonstrukturisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya sistem yang dapat diandalkan, tetapi ada sistem perbankan lain yang lebih unggul karena menawarkan prinsip keadilan dan keterbukaaan, yaitu perbankan syariah.

Bank Syariah Adalah bank yang sistem operasinya tidak mengandalkan bunga. Bank Islam, atau sering disebut juga bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan atau perbankan yang sistem operasionalnya berlandaskan pada Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW (Rahadi, 2008). Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam mengenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain, Bank Islam hadir sebagai salahsatu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian, kerinduan umat Muslim Indonesia yang ingin melepaskan diri dari riba telah mendapatkan solusi dengan adanya bank syariah ( M Muhammad - 2009).

Lahirnya Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, telah memberi peluang yang sangat


(9)

3

baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-undang ini memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan bank yang menyelenggarakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk memberikan kesempatan kepada bank umum untuk membuka kantor cabang yang khusus melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Dengan adanya perubahan undang-undang tersebut membuat banyaknya indusrti perbankan yang membuka unit syariah. Hingga akhir tahun 2009 terdapat 6 institusi bank umum syariah di Indonesia. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 25 bank. Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 139 BPR Syariah (Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia : Desember 2009).

Salah satu Bank Umum Syariah di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri adalah bank yang telah mendapatkan penghargaan sebagai Bank Syariah Terbaik di tahun 2010, penghargaan ini diberikan oleh Majalah Investor pada tanggal 31 Agustus 2010.

Produk-produk yang dikeluarkan oleh Bank Syariah antara lain adalah produk penghimpunan dana yang berupa giro, tabungan dan deposito, yang menggunakan prinsip Wadi’ah dan prinsip Mudharabah. Produk yang lain adalah produk penyaluran dana (Financing ) yang terbagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu:

1. prinsip Jual-Beli (Bai’) , terdiri dari :


(10)

4

– Pembiayaan Salam, – Pembiayaan Istishna.

2. prinsip Sewa (Ijarah).

3. prinsip Bagi Hasil (Syirkah) terdiri dari : – Pembiayaan Musyarakah

– Pembiayaan Mudharabah

Sistem bagi hasil (profit sharing) yang merupakan karakter dasar dari bank syariah adalah sebuah bentuk kesepakatan yang dibuat oleh pihak bank dengan pihak nasabah mengenai bagi hasil keuntungan atau kerugian dari pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank, tentunya dengan mengutamakan prinsip keadilan dan hubungan kerjasama investasi yang harmonis (mutual investor relationship) bukan hubungan debitur dengan kreditur (debtor to creditor) yang antagonis, dengan prinsip ini kedua belah pihak dituntut untuk sungguh-sungguh dan bertanggung jawab dalam menjalankan kewajibannya, sehingga tingkat kredit macet atau bermasalah bisa ditekan. Dengan tidak berlakunya sistem bunga berarti tidak ada pembebanan bunga yang berkesinambungan sebagaimana yang terjadi pada bank konvensional. Selain itu juga bank syariah sangat mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential bank) dalam menjalankan fungsinya dan menjungjung tinggi etika bisnis.

Bentuk produk bagi hasil (Profit Sharing) yang ditawarkan oleh bank syariah adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah, dimana dalam pembiayaan


(11)

5

mudharabah, pihak bank memberikan dananya 100% kepada nasabah yang mempunyai keahlian dengan menggunakan sistem bagi hasil (nisbah) yang telah disepakati bersama antara pihak bank dengan nasabahnya. Sedangkan dalam pembiayaan Musyarakah, nasabah pun ikut memberikan dana, di mana keduanya menyediakan dana untuk membiayai suatu proyek secara bersama-sama.

Sebagaimana diketahui bahwa dengan besarnya tingkat pembiayaan yang disalurkan secara efektif dan efesien akan menambah tingkat laba operasional yang diperoleh. Laba operasional adalah selisih antara laba kotor dari kegiatan usaha utama perusahaan dengan biaya-biaya usahanya.

Tabel 1.1

Tabel Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dengan Laba Operasional

Tahun Jumlah Pembiayaan

Mudharabah

Jumlah Pembiayaan

Musyarakah

Laba Operasional

2003 Rp 54.251.488.000 Rp 278.437.604.000 Rp 23.037.690.000 2004 Rp 295.251.036.000 Rp 756.171.279.000 Rp140.642.413.000 2005 Rp 484.892.267.000 Rp1.186.901.650.000 Rp137.178.289.000 2006 Rp1.107.124.003.000 Rp1.481.277.246.000 Rp100.831.535.000 2007 Rp2.314.652.244.000 Rp1.872.935.957.000 Rp167.067.533.000 2008 Rp2.926.071.070.308 Rp2.357.189.872.095 Rp282.825.809.000 2009 Rp3.275.448.768.844 Rp3.000.846.000.855 Rp426.149.213.000 2010 Rp4.173.681.797.000 Rp4.221.305.155.711 Rp579.679.076.000 (sumber : http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-tahunan/)


(12)

6

Secara teori, seharusnya jika pembiayaan bagi hasil Mudharabah maupun

Musyarakah mengalami kenaikan, maka laba operasional pun akan ikut meningkat. Dan sebaliknya, jika pembiayaan bagi hasil Mudharabah dan Musyarakah

mengalami penurunan, maka laba operasional pun akan ikut menurun.

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat suatu fenomena, jumlah pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah selalu mengalami kenaikan dan mencipatakan tren yang positif dari tahun ke tahun, akan tetapi hal itu tidak terjadi dengan laba operasional, pada tahun 2005 dan 2006 laba operasional mengalami penurunan secara terus menerus, dari tahun 2004 hingga tahun 2006, laba operasional turun dari Rp. 140,642 Juta Rupiah, menjadi Rp. 137,178 Juta Rupiah, dan turun lagi menjadi Rp. 100,831 Juta Rupiah.

Semakin meningkatnya pembiayaan mudharabah dan musyarakah belum tentu meningkatkan laba operasional perusahaan dikarenakan prosentase perkembangan beban operasional yang lebih besar daripada prosentase perkembangan pendapatan operasional sehingga menyebabkan laba operasional pada tahun 2005 dan 2006 menurun di Bank Syariah Mandiri. Selain itu, semakin meningkatnya pembiayaan mudharabah dan musyarakah belum tentu meningkatkan laba operasional perusahaan dikarenakan pihak bank yang kurang diperhatikan

prudential principle of banking calon mudharib. Sehingga terjadinya pembiayaan bermasalah, yang mengakibatkan pendapatan operasional yang akan berdampak pada laba operasional tidak optimal.


(13)

7

Penelitian sebelumnya berjudul “Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Dan

Mudharabah Terhadap Laba Perbankan Syariah Di Indonesia Periode September 2002 - Agustus 2004”. Penelitian tersebut disusun oleh Ekawaty, Asti Mega, Universitas Airlangga yang melakukan penelitian pada semua bank syariah di Indonesia baik Bank Umum Syariah maupun Unit Usaha Syariah. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa : “pembiayaan musyarakah dan mudharabah secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri berpengaruh signifikan terhadap laba.”

Dari fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

“Analisis Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Dampaknya Terhadap Laba Operasional Pada Bank Syariah Mandiri”

1.2.Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain adalah dikarenakan :

1. Pihak bank yang kurang diperhatikan prudential principle of banking calon

mudharib. Sehingga terjadinya pembiayaan bermasalah, yang mengakibatkan pendapatan operasional yang akan berdampak pada laba operasional tidak optimal.

2. Prosentase perkembangan beban operasional yang lebih besar daripada prosentase perkembangan pendapatan operasional sehingga menyebabkan laba operasional pada tahun 2005 dan 2006 menurun.


(14)

8 1.3.Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pembiayaan Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri?

2. Seberapa besar dampaknya pembiayaan Mudharabah, dan Musyarakah terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri?

3. Bagaimana dampaknya pembiayaan Mudharabah terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri?

4. Bagaimana dampaknya pembiayaan Musyarakah terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri?

1.4Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, serta menganalisis dan solusi permasalah yang berhubungan dengan judul penelitian yaitu Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Dampaknya Terhadap Laba Operasional Pada Bank Syariah Mandiri.

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah Mandiri.


(15)

9

2. Untuk mengetahui seberapa besar dampaknya pembiayaan Mudharabah, dan Musyarakah terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri. 3. Untuk mengetahui dampaknya pembiayaan Mudharabah terhadap laba

operasional pada Bank Syariah Mandiri.

4. Untuk mengetahui dampaknya pembiayaan Musyarakah terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri.

1.5Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis

Penulis berharap setelah penelitian ini selesai dapat memberikan manfaat yang sangat berarti bagi pihak yang memerlukan.

1. Bagi Bank Syariah Mandiri,

Dapat dijadikan sumbangan masukan untuk membantu pihak manajemen terutama untuk melihat pengaruh pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dalam meningkatkan laba operasional.

2. Bagi karyawan di Bank Syariah Mandiri

Menerbitkan informasi tentang analisis pembiayaan mudharabah dan

musyarakah dampaknya terhadap laba operasional sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik bagi kinerja masing- masing.


(16)

10 1.5.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan referensi mengenai pengaruh analisis pembiayaan Mudharabah dan

Musyarakah dampaknya terhadap laba operasional dalam mendukung teori-teori terdahulu.

2. Bagi Peneliti

Memberikan informasi dan kontribusi yang berguna untuk pengembangan penelitian perbankan terutama dalam hal pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

dan laba operasional pada bank dengan prinsip syariah.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan, umumnya mengenai dunia perbankan, khususnya mengenai pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah dan laba operasional pada Bank Syariah Mandiri serta sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam bidang yang sama.

1.6Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan Waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Bank Syariah Mandiri Pusat yang terletak di JL. MH. Thamrin No. 5 Jakarta,Indonesia 10340


(17)

11 1.6.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan, dimulai dari Maret sampai dengan Juli 2011.

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 1 2 3 4 1 2 1 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan UP 2 Penyusunan UP 3 Pencarian Data 4 Bimbingan UP

5

Pendaftaran

Seminar 6 Seminar UP 7 Revisi UP

8

Bimbingan

Skripsi 9 Analisis Data

10 Penyusunan Laporan 11 Pendaftaran Sidang 12 Sidang Skripsi


(18)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Pembiayaan Mudharabah

2.1.1.1Pengertian Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha.

Menurut Adiwarman A Karim pembiayaan mudharabah adalah :

Al-mudharabah adalah bentuk kontrak antara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaku

usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan uang.”

(2006:204)

Sedangkan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006, pengertian mudharabah yaitu :

Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung (profit sharing) atau metode bagi pendapatan (net revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah didanai sepenuhnya oleh penyandang dana (shahibul maal) dan pengelola usaha (mudharib) yang menjalankan usaha tanpa penanaman dana


(19)

13

sesuai dengan kesepakatan dan keuntungan dibagi berdasar nisbah yang telah disepakati di awal akad.

2.1.1.2Jenis-Jenis Pembiayaan Mudharabah

Menurut Muhammad Syafi’I Antonio (2001:97) bahwa pembiayaan

mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu mudharabah muthalaqah dan

mudharabah muqayyadah. Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis pembiayaan mudharabah tersebut :

1. Mudharabah Muthlaqah

Transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara

shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.

2. Mudharabah Muqayyadah

Transaksi mudharabah muqayyadah adalah bentuk kerjasama antara

shahibul maal dan mudharib, dimana mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu dan tempat usaha.

Pada prinsipnya, mudharabah sifatnya mutlak dimana shahibul maal tidak menetapkan syarat-syarat tertentu kepada si mudharib. Bentuk mudharabah ini disebut mudharabah muthlaqah, atau disebut dengan Unsertricted Investment Account (URIA). Namun demikian, apabila dipandang perlu shahibul maal boleh menetapkan batasan-batasan atau syarat-syarat tertentu untuk menyelamatkan modalnya dari risiko kerugian. Syarat-syarat atau batasan ini harus dipenuhi oleh si mudharib. Apabila mudharib melanggar batasan-batasan ini, ia harus


(20)

14

bertanggung jawab atas kerugian yang timbul. Jenis mudharabah seperti ini disebut mudharabah muqayyadah (mudharabah terbatas) atau disebut Restricted Investment Acount. Jadi pada dasarnya terdapat dua bentuk mudharabah, yaitu

mudharabahmuthlaqah dan mudharabahmuqayyadah.

2.1.1.3Manfaat Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan mudharabah lebih memiliki manfaat bagi pemilik modal maupun pengelola terdapat beberapa manfaat pada pembiayaan mudharabah, di antaranya adalah :

1. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

2. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative speed.

3. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

5. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) suatu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.


(21)

15

Secara umum aplikasi perbankan al-mudharabah dapat digambarkan dalam skema berikut ini :

Gambar 2.1

Skema Aplikasi Mudharabah

Sumber: Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Muhammad Syafi’I Antonio, 2001:98)

2.1.1.4Rukun Mudharabah

1. Malik atau shahibul maal ialah yang mempunyai modal. 2. Amil atau mudharib ialah yang akan menjalankan modal. 3. Amal, ialah usahanya.

4. Maal ialah harta pokok atau modal.

5. Shigot atau perintah atau usaha dari menyuruh berusaha. 6. Hasil.

Mudharib Shahibul Maal

Perniagaan MODAL

KEUNTUNGAN Memberikan modal 100%

Bagi hasil 40% Bagi hasil 60%


(22)

16 2.1.1.5Syarat Mudharabah

1. Barang yang diserahkan adalah mata uang. Tidak sah menyerahkan harta benda atau emas atau perak yang masih dicampur atau masih berbentuk perhiasan.

2. Melafadzkan ijab dari yang punya modal dan qabul dari yang menjalankannya.

3. Ditetapkan dengan jelas, bagi hasil bagian pemilik modal dan bagian

mudharib.

4. Dibedakan dengan jelas antara modal dan hasil yang akan dibagihasilkan dengan kesepakatan.

2.1.1.6Bagi Hasil

2.1.1.6.1 Pengertian bagi Hasil

Lembaga keuangan dikenal dengan konsep syariah karena konsep bagi hasil yang berawal dari syariat Islam yang mengharamkan riba, menurut sebagian besar muslim, bungan identitas dengan riba.

Menurut Muhammad Syafi’I Antonio dan Kareen Permataatmadja

sebagai berikut :

“Bagi hasil adalah suatu cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana, pembagian hasil ini dapat terjadi antara bank dengan

penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penerima dana”.


(23)

17

Adapun bagi hasil menurut Djaslim Saludin dan Abdus Salam sebagai berikut :

“Bagi hasil adalah perjanjian pembagian keuntungan dan atau kerugian

dengan besar kerugian tertentu dari sejumlah dana antara pihak pemilik

dana dengan pihak yang menggunakan dana”.

(2000:74)

Sedangkan menurut Abdurahman mendefenisikan bahwa

“Bagi hasil adalah jumlah pendapatan yang diterima nasabah berdasarkan pemberian laba yang dihasilkan oleh bank, bagi hasil tergantung keuntungan proyek yang dijalankan, jika tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian

akan ditanggung oleh kedua belah pihak”.

(2003:192)

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bagi hasil adalah pembagian keuntungan atau kerugian dengan pembagian tertentu dari sejumlah dana antara penyedia dana dengan pengelola dan, bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang digunakan, jika tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung oleh kedua belah pihak yaitu bank dan nasabah.

2.1.1.6.2 Mekanisme Sistem Bagi Hasil

Menurut Djaslim Saladin mekanisme atau tata cara pemberian imbalan kepada nasabah adalah sebagai berikut :

a. Mula-mula bank menentukan berapa persen dana-dana yang disimpan di bank Islam itu mengendap dalam satu tahun sehingga dapat digunakan untuk kegiatan usaha bank.

b. Bank menetapkan jumlah masing-masing dan simpanan yang berhak atas bagi hasil usaha bank menurut pembiayaan mudharabah, deposito mudharabah dan giro wadiah caranya ialah dengan mengandalkan persentase dana yang mengendap dari masing-masing simpanan.


(24)

18

c. Bank menetapkan jumlah pendapatan bagi hasil untuk masing-masing jenis dana bank.

d. Bank menetapkan bagian bagi hasil untuk setiap pemegang rekening menurut jenis simpananya sebanding dengan simpanannya.

(2000:44)

2.1.1.6.3 Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Bagi Hasil

Pendapatan bagi hasil yang diperoleh bank syariah dipengaruhi oleh faktor langsung dan tidak langsung sehingga menyebabkan pendapatan bagi hasil tersebut besar atau kecil, hal ini di ungkapkan oleh Muhammad sebagai berikut :

1. Faktor langsung

Investment rate merupakan persentase aktiva dana yang diinvestasikan dari total dana jika bank menentukan invesmen rate sebesar 80%, hal ini berari 20% dari total dana yang dialokasikan untuk memenuhi likuidasi.

Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode yaitu rata-rato saldo minimum dan saldo rata-rata harian.

2. Faktor tidak langsung

Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya, pendapatan yang dibagi hasilkan merupakan pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.

Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi olehberjalannya aktivitas yang diterapkan terutama sehubungan dengan pengakuan pendapan dan biaya-biaya.

(2005:110)

2.1.2 Pembiayaan Musyarakah

2.1.2.1Pengertian Pembiayaan Musyarakah

Instrumen penting lain yang digunakan oleh perbankan Islam untuk menyediakan pembiayaan selain mudharabah adalah musyarakah atau syirkah

atau penyertaan modal (equity participation). Musyarakah atau syirkah secara etimologi bermakna ikhtilath (percampuran) antara satu bagian dengan bagian


(25)

19

lainnya sehingga sulit dipisahkan, atau penggabungan antara dua harta atau lebih, yang tidak bisa dibedakan lagi antara satu harta dengan lainnya. Syirkah menurut

syara’ adalah transaksi antara dua orang atau lebih yang kedua-duanya bersepakat untuk melakukan kerjasama usaha dengan tujuan mencari keuntungan melalui persyaratan dan rukun tertentu.

Menurut Kasmir, pengertian musyarakah sebagai berikut :

“Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko

akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan”.

(2003;183)

Sedangkan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006, pengertian musyarakah yaitu :

Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana / modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik dana / modal berdasarkan bagian dana / modal masing-masing.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa musyarakah merupakan ikatan kerjasama usaha antara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Apabila akad telah disepakati, maka semua pihak mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan hukum dan hak untuk mendapatkan keuntungan dari harta serikat yang dikelolanya.


(26)

20

2.1.2.2Ketentuan Umum Dalam Pembiayaan Musyarakah

Menurut Habib Nazir dan Hassanuddin, ketentuan umum dalam aqad

musyarakah sebagai berikut :

“Pertama, semua modal yang terkumpul harus disatukan dan

dikelola bersama-sama dalam proyek yang sudah ditentukan. Kedua, biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek diketahui bersama. Ketiga, proyek/usaha yang dijalankan harus disebutkan dalam akad”.

(2004;415)

Penjelasan dari kutipan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Semua modal yang terkumpul harus disatukan dan dikelola bersama-sama dalam proyek yang sudah ditentukan. Setiap pemilik modal mempunyai hak untuk mengelola dan menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek/usaha dan tidak boleh melakukan tindakan seperti :

a. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.

b. Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa izin pemilik modal lainnya.

c. Memberi pinjaman kepada pihak lain.

d. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri transaksi musyarakah

(kerjasama usaha) apabila :

 Menarik diri dari perserikatan.  Meninggal dunia.


(27)

21

2. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi dengan porsi kesepakatan, sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi kotribusi modal.

3. Proyek/usaha yang dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek selesai nasabah mengambil dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati.

2.1.2.3Jenis-jenis Musyarakah

Menurut Habib Nazir dan Hassanuddin, musyarakah/syirkah dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu :

syirkah al milk atau syirkah al amlak (kemitraan dalam kepemilikan) dan syirkah al ‘uqud(kemitraan berdasarkan suatu akad)”.

(2004;409)

Penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut :

1. Syirkah al amlak terjadi apabila dua orang atau lebih memiliki harta bersama tanpa suatu akad syirkah. Atau suatu kepemilikan bersama atas suatu kekayaan (common ownership of property) untuk dibagikan, bukan berdasarkan kesepakatan akad untuk berbagi keuntungan dan kerugian.

Syrikah al amlak ini pada esensinya bukan suatu kemitraan (partnership). Akan tetapi apabila masing-masing memutuskan untuk tetap memilikinya (tidak dibagi-bagikan dan tidak dijual), maka mereka bermitra dengan bersifat

ikhtiyary atau syirkah ikhtiyary (sukarela/serikat bebas pilih). Sedang apabila mereka dengan terpaksa harus memiliki harta bersama tersebut, maka mereka bermitra secara ijbary atau syirkah jabariyah (serikat secara terpaksa).


(28)

22

2. Syirkah al ‘uqud adalah suatu kemitraan yang sesungguhnya (contactual partnership). Masing-masing membuat suatu akad perjanjian investasi bersama dan berbagi keuntungan dan kerugian. Keuntungan dan kerugian tersebut ditanggung secara proporsional berdasarkan modal masing-masing yang diinvestasikan.

2.1.2.4Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan

Menurut Habib Nazir dan Hassanuddin, aplikasi musyarakah dalam perbankan biasanya digunakan untuk beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

“1. Pembiayaan proyek 2. Modal ventura”.

(2004;12)

Penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut : 1. Pembiayaan proyek

Yaitu proyek kerjasama antara bank dengan nasabah di mana keduanya menyediakan dana untuk membiayai suatu proyek secara bersama-sama. Setelah proyek tersebut selesai, nasabah mengembalikan dana bank serta bagi hasilnya.

2. Modal ventura

Yaitu suatu lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi di dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah


(29)

23

itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.

Secara umum skema aplikasi musyarakah dalam perbankan sebagai berikut :

Bank Nasabah

Porsi Dana Porsi Dana

Proyek / Usaha

Untung / Rugi

Modal

Gambar 2.2

Skema Aplikasi Musyarakah

Skema itu menunjukkan bahwa prinsip musyarakah adalah dana yang disertakan dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih yang bersyarikat. Implikasinya hasil dana yang dikelola harus dibagi sesuai kesepaktan bersama, begitu juga jika terjadi kerugian harus ditanggung secara bersama.

2.1.3 Laba Operasional

Laba operasional merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan usaha utama setelah dikurangi dengan biaya biaya operasional pada suatu periode tertentu.


(30)

24 Soemarso SR menyatakan bahwa :

“Laba operasi yaitu sering disebut juga laba usaha yang merupakan selisih antara laba bruto dan biaya usaha dengan mengunakan laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan”.

(2000:244)

Sedangkan menurut Sujana Ismaya, menyatakan bahwa :

“Operating Income (laba operasi) adalah pada perusahaan yang diperoleh dari kegiatan usaha pokok perusahaan yang bersangkutan dalam waktu

tertentu.”

(2006 : 384)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa laba operasional merupakan pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan dalam suatu periode tertentu, dimana perusahaan mendapatkan laba operasional yang berasal dari keuntungan bagi hasil kegiatan suatu usaha yang telah dikurangi dengan biaya operasional.

Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan laba operasional yaitu : Laba Operasional = Pendapatan Operasional – Biaya Operasional


(31)

25

2.1.4 Hubungan Antara Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah Dan Laba Operasional

2.1.4.1Hubungan Pembiayaan Mudharabah dengan Laba Operasional

Semakin besarnya jumlah pembiayaan mudharabah, maka besarnya laba operasional bank syariah pun akan ikut terpengaruh. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Tarsidin, yang menyatakan bahwa :

“Pendapatan (laba) operasional yang diperoleh bank syariah sepenuhnya berasal dari pendapatan atas pembiayaan mudharabah.”

(2010;203)

2.1.4.2Hubungan Pembiayaan Musyarakah dengan Laba Operasional

Semakin besarnya jumlah pembiayaan musyarakah, maka besarnya laba operasional bank syariah pun akan ikut terpengaruh. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Tarsidin, yang menyatakan bahwa :

“Pendapatan (laba) operasional yang diperoleh bank syariah sepenuhnya berasal dari pendapatan atas pembiayaan musyarakah.”

(2010;230)

2.1.4.3Hubungan Pembiayan Mudharabah dan Musyarakah dengan Laba Operasional

Semakin besarnya pembiayaan bagi hasil baik pembiayaan mudharabah maupun musyarakah, maka besarnya laba operasional pun akan terpengaruh. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Muhammad bahwa:


(32)

26

“Laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara

pendapatan atas penanaman atau penyaluran dana (pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah) dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk mendapatkan laba operasional yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan dananya dalam bentuk pembiayaan (Mudharabah dan Musyarakah) lebih efisien dan efektif.”

(2005;243)

Selain itu Muhammad pun mengemukakan pernyataannya, bahwa :

Sumber pendapatan (laba) operasional bank syariah dapat diperoleh dari :

1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan musyarakah 2. Keuntungan atas kontrak jual beli

3. Hasil sewa atas kontrak ijarah

4. Fee dan administrasi atas jasa-jasa lainnya.

(2005;276)

2.2KERANGKA PEMIKIRAN

2.2.1 Dasar Kerangka Pemikiran

Secara umum bank merupakan lembaga perantara (intermediatery) yaitu lembaga yang mempunyai tugas pokok untuk menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

Pengertian Bank menurut undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 yang dikutip oleh Kasmir adalah sebagai berikut :

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak.”


(33)

27

Adapun pengertian Bank Syariah dalam UU No. 10 tahun 1998 adalah :

”Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam bentuk kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.

Dalam prakteknya Bank Syariah Mandiri memberikan beberapa produk pembiayaan atau penyaluran dana kepada masyarakat. Salah satu pembiayaan syariah tersebut adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, yaitu pembiayaan

Mudharabah dan pembiayaan Musyarakah.

Adapun pengertian dari pembiayaan Mudharabah menurut Sri Nurhayati Wasilah adalah:

“Akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct,

negligence atau violation oleh pengelola dana”.

(2008:130)

Pembiayaan mudharabah, hampir mirip dengan pembiayaan musyarakah

hanya dalam pembiayaan mudharabah, bank syariah membiayai 100% kebutuhan dana dari proyek atau usaha tersebut, sedangkan dalam pembiayaan musyarakah, nasabah pun ikut memberikan dana, di mana keduanya menyediakan dana untuk membiayai suatu proyek secara bersama-sama. Sementara itu, nasabah sesuai dengan keahlian yang dimilikinya akan menjalankan proyek atau usaha tersebut dengan sebaik-baiknya dan bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin terjadi. Bank syariah dan nasabah dapat menentukan bagi hasilnya untuk


(34)

masing-28

masing pihak berdasarkan persentase pendapatan atau keuntungan bersih dari proyek atau usaha tersebut sesuai dengan kesepakatan.

Sedangkan pengertian pembiayaan Musyarakah, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006, yaitu :

“Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana / modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik dana / modal berdasarkan bagian dana / modal masing-masing.”

Bank syariah dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan sistem bagi hasil yang sesuai dengan prinsip syariah sebagai dasar penentukan imbalan yang diterima atas jasa pembiayaan yang diberikan dan atau pemberian atas dana masyarakat yang disimpan pada bank syariah.

Dari nisbah atau bagi hasil pembiayaan yang telah disepakati oleh pihak bank shahibul maal dan mudharib, maka bagi pihak bank nisbah atau bagi hasil yang diperoleh merupakan pendapatan bagi bank dan menjadi tolak ukur keberhasilan pengelolaan perusahaan. Oleh karena itu, semakin besar tingkat pembiayaan yang disalurkan maka tingkat pendapatan operasional yang akan diperoleh pihak bank juga semakin besar, dan akan mempengaruhi laba operasional bank.

Pengertian Pendapatan Operasi, menurut Eddie Rinaldy adalah :

“Operating Revenue (pendapatan operasi) adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil penanaman bisnis inti bank seperti hasil bunga kredit yang diberikan dan penanaman dari surat-surat berharga baik yang berkaitan dengan pasar uang seperti wesel, promes, dan aksep maupun di pasar modal seperti obligasi dan saham.”


(35)

29

(2008 : 43)

Sedangkan pengertian Laba Operasional, menurut Soemarso SR

menyatakan bahwa :

“Laba operasi yaitu sering disebut juga laba usaha yang merupakan

selisih antara laba bruto dan biaya usaha dengan mengunakan laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan”.

(2000:244)

Semakin besar tingkat pembiayaan yang disalurkan maka tingkat pendapatan operasional yang akan diperoleh pihak bank juga semakin besar, dan akan mempengaruhi laba operasional bank.

Hal ini didukung juga oleh pernyataan Muhammad, yang menyatakan bahwa :

“Laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara

pendapatan atas penanaman atau penyaluran dana (pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah) dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Untuk Mendapatkan laba operasional yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan dananya dalam bentuk pembiayaan (Mudharabah dan Musyarakah) lebih efisien dan efektif.

(2005;243)

Selain itu Muhammad pun mengemukakan pernyataannya, bahwa :

Sumber pendapatan operasional bank syariah dapat diperoleh dari : 1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan musyarakah

2. Keuntungan atas kontrak jual beli 3. Hasil sewa atas kontrak ijarah

4. Fee dan administrasi atas jasa-jasa lainnya.

(2005;276)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dari kegiatan penyaluran dana dalam bentuk bagi hasil, baik pembiayaan mudharabah maupun musyarakah


(36)

30

mudharabah dan musyarakah semakin tinggi maka laba operasional yang diperoleh bank syariah juga akan semakin besar, begitu juga sebaliknya dengan terjadinya penurunan jumlah pembiayaan mudharabah dan musyarakah maka laba operasional yang akan diperoleh bank syariah menjadi berkurang.

2.2.2 Bagan Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3

Bagan Kerangka Pemikiran

Bank Syariah Mandiri

Laporan Keuangan

Neraca

Penyaluran Dana

Mudharabah

Laporan Laba/Rugi

Pendapatan Operasional

Laba Operasional

Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Dampaknya Terhadap Laba Operasional

Pada Bank Syariah Mandiri Musyarakah


(37)

31 Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1. Sri Widyastuti MB. Hendrie Anto

Pengaruh Volume Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga Dan Biaya Intermediasi Terhadap Marjin Laba Pada Bank Umum Syariah Indonesia

Tidak berpengaruhnya volume pembiayaan terhadap marjin laba tentu saja tidak sesuai dengan hipotesis maupun harapan dari para pengelola bank.

Meningkatnya volume pembiayaan diharapkan akan meningkatkan marjin laba. Tidak berpengaruhnya volume pembiayaan ini mengindikasikan kemungkinan tidak produktifnya berbagai pembiayaan yang diberikan.

- Pembiayaan - Laba

- Penulis tidak membahas dana pihak ketiga dan biaya intermediasi. - Subjek penelitian penulis hanya di Bank Syariah mandiri

2.3HIPOTESIS

Menurut Sugiyono, hipotesis didefinisikan sebagai berikut :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.”

(2009:93)

Berdasrakan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian merupakan pernyataan mengenai hubungan antara dua variabel yang belum terbukti. Hipotesis dari penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah dan


(38)

32

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengamatan dilakukan pada Bank Syariah Mandiri. Objek penelitian ini yaitu Pembiayaan Mudharabah (X1) dan Pembiayaan Musyarakah (X2) sebagai variabel bebas atau Independent dan Laba Operasional Perusahaan sebagai variabel terikat atau Dependent.

Menurut Sugiyono mengatakan bahwa objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek Penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan guna te rtentu tentang suatu hal atau objektif, valid

dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu)”.

(2009:58)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Analisis Pembiayaan

Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah terhadap Laba Operasional pada Bank


(39)

33

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor- faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

Pengertian metode penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

(2010:2)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta pengaruh antar fenomena yang diteliti. Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memverifikasikan kebenaran hasil penelitian sebelumnya, serta kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada analisis data numeric (angka) dan berguna untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu tentang hubungan antara variabel Independen dengan dependen..


(40)

34

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengaju kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Menurut Sugiyono menjelaskan proses penelitian dapat disimpulakan sebagai berikut:

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan

(2010:16)

Berdasarkan proses penelitian yang dijaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Peneliti menentukan masalah- masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabanya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya


(41)

35

didalam tahap penelitian. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan di uji dengan cara menguiji hipotesis. 3. Konsep dan Teori yang Relevan dan Penemuan yang Relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau petanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhnya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengujian Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yanag baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode verifikatif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya


(42)

36

penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari Bank Syariah Mandiri. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan dua variabel bebas secara bersamaan dengan satu variabel tergantung.


(43)

37

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

X1 = Pembiaayaan Mudharabah

X2 = Pembiayaan Musyarakah

Y = Laba Operasional

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono menjelaskan bahwa:

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang me mpunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(2010:38)

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel- variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:

Pembiayaan

Mudharabah (X1)

Pembiayaan

Musyarakah (X2)

Laba Operasional (Y)


(44)

38

1. Variabel Independent (X)

Menurut Sugiyono variabel independen atau variabel bebas yaitu:

“variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.

(2010:39)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent (X1) dan (X2) adalah Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah.

a. Pembiayaan Mudharabah

Akad antara pihak pemilik modal (Shahibul Maal) dengan pengelola (Mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad.

b. Pembiayaan Musyarakah

Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,dimana masing- masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan kontibusi dana.

2. Variabel Dependent (Y)

Menurut Sugiyono variabel dependen atau terikat yaitu:

“Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”


(45)

39

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent (Y) adalah Laba Operasional.

Semakin besar tingkat Pembiayaan yang disalurkan maka tingkat pendapatan bagi hasil yang akan diperoleh pihak bank juga semakin besar. Semakin besarnya pendapatan akan berdampak kepada laba operasional yang diperoleh bank syariah, dalam laporan laba rugi pada bank syariah unsur-unsur yang mempunyai hubungan dalam perhitungan laba operasional adalah pendapatan operasional dan beban operasional. Agar dapat mempelancar dalam pengumpulan data dan pengukurannya maka masing- masing variabel dalam penelitian ini akan didefinisikan secara rinci untuk kemudian dijabarkan ke dalam masing- masing indikator serta skala pengukurannya.

Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variable Konsep Variable Indikator Skala

Pembiayaan Mudharabah , Variable Independen (X1)

Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung (profit sharing) atau metode bagi pendapatan (net revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.

(Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006)

Jumlah Pembiayaan

Mudharabah


(46)

40

Pembiayaan

Musyarakah

Variable Independen (X2)

Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana / modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik dana / modal berdasarkan bagian dana / modal masing- masing.

(Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006) Jumlah Pembiayaan Musyarakah Rasio Laba Operasional Variable Dependen (Y)

“Laba Operasi yaitu sering disebut

juga laba usaha yang merupakan selisih antara laba broto dan biaya usaha dengan menggunakan laba yang diperoleh semata- mata dari kegiatan

utama perusahaan”.

Soemarso SR (2000:244)

Laba

Operasional = Pendapatan Operasional – Biaya

Operasional

Soemarso SR

(2000:244)

Rasio

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek yang diteliti, data tersebut yaitu:

1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah oleh pihak pertama, yaitu perusahaan. Data sekunder tersebut berupa laporan keuangan bank Bank Mandiri Syariah dan berbagai referensi buku dan materi perk uliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis.


(47)

41

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 3.2.3.2.1 Populasi

Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah dengan mengetahui populasinya. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa populasi adalah sebagai berikut:

“Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(2010:215)

Populasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah berupa data Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi Bank Syariah Mandiri dari semenjak awal berdiri perusahaan yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010.

3.2.3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono menyatakan bahwa sampel adalah sebagai berikut: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

(2010:215)

Jumlah populasi yang pada penelitian ini relatif kecil, karena semua anggota populasi dijadikan sampel, maka metode yang digunakan dalam penarikan sampel adalah metode sampling jenuh atau sensus.


(48)

42

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan untuk menghimpun teori- teori, pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan pembahasan. Landasan teori ini dijadikan sebagai pembanding dengan kenyataan di perusahaan.

2. Field Research ( Penelitian Lapangan)

Yaitu penelitian yang langsung dilaksanakan pada perusahaan atau lembaga yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data – data primer atau data yang sebenarnya serta keterangan – keterangan yang penulis butuhkan dengan cara :

a. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung.

b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung antara penulis dengan pihak yang memberikan informasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yakni pengumpulan bukti-bukti dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian yang diperlukan penulis.


(49)

43

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kuantitatif.

a. Analisis Kualitatif

Menurut Sugiyono metode kualitatif adalah sebagai berkut:

“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data be rsifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.

(2010:9)

b. Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono metode kuantitatif adalah sebagai berkut:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk menelitipada populasi atau sampel tertantu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan”.


(50)

44

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :

1. Pengujian Asumsi Klasik Regresi

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).

Beberapa asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Linear Regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti terdiri atas :

a. Uji Normalitas Data Residual

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian signifikansi koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

a) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b) Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal

Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal

Probability Plots dalam program SPSS. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:


(51)

45

 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:

a) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

b) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan:menggunakan Variance Inflation Factors (VIF),

2 i

R 1

1 VIF

 


(52)

46

(Gujarati, 2004: 351).

Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas Xi terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas ( Gujarati, 2004: 362).

c. Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing- masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing- masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen) (Gujarati, 2004: 406).

Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(53)

47

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang d iukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.

Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):

(Gujarati, 2004: 467)

Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson: a) Jika D-W< dL atau D-W > 4-dL, maka pada data tersebut terdapat autokorelasi b) Jika dU < D-W < 4-dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi c) Tidak ada kesimpulan jika dL D-W ≤ dU atau 4-dU D-W ≤ 4-dL

(Gujarati, 2003: 470)

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Penerapan analisis regresi berganda ini Menurut Sugiyono (2005: 210), adalah

“analisis regresi linier digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal

dua.”

Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat (2007:325) yaitu:

t t 1

2 t

e e

D W

e

  


(54)

48

“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan

untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

Terhadap Laba Operasional Pada Bank Syariah Mandiri.

Untuk dapat membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel harus tersedia. Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus dapat menemukan persamaan melalui perhitungan. Dimana persamaan regresi untuk dua variabel adalah sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2002:250)

Dimana:

Y = variabel tak bebas (Laba Operasional) a = bilangan berkonstanta

b1,b2 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas X1 (Pembiayaan Mudharabah) X2 = variabel bebas X2 (Pembiayaan Musyarakah)

Koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dalam regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Y = a +b1X1 + b2X2

∑y = na + b1∑X1 + b2∑X2 ∑X1y = a∑X1 + b1∑X12 +b2∑X1X2 ∑X2y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X22


(55)

49

sumber: Sugiyono (2009:279)

3. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:

a) Koefisien korelasi antara Arus Kas (X1) dengan Harga Saham (Y), dengan perhitungan sebagai berikut:

b) Koefisien korelasi antara Dividen Tunai (X2) dengan Harga Saham (Y) dengan perhitungan sebagai berikut:

c) Koefisien korelasi antara Pembiayaan Mudharabah (X1) dengan Pembiayaan


(56)

50

Setelah koefisien korelasi antar-variabel diketahui, selanjutnya dapat diperoleh nilai korelasi parsial . Langkah- langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi secara simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b. Korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

n(∑X1X2 - (∑X1∑X2) rx1x2 =

[n∑X1X2 - (∑X1)2 ][n∑X22 – (∑Y)2 ]

1 2 1 2 1 2

1 2 1 2 2 2 2 2 1

y x y x y x y x x x y x x

x x

r r r r r

R r    

 

1 2 1 2

1 2

2 1 2

.

2 2

1 1

y x y x x x y x x

y x x x

r r r

r

r r

 


(57)

51

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :

a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.2

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2002:216)



2 1 1 2

2 1

1 1 2

.

2 2

1 1

y x y x x x

y x x

y x x x

r r r

r

r r

 


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai “Analisis Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Dampaknya Terhadap Laba Operasional Pada Bank Syariah Mandiri”, maka penulis dalam bab ini akan memcoba menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Setiap tahunnya pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah Bank Syariah Mandiri cenderung selalu meningkat. Hal tersebut disebabkan karena setiap tahunnya nasabah Bank Syariah Mandiri selalu bertambah, dan membutuhkan modal untuk usahanya. Pembiayaan mudharabah tertinggi terdapat pada tahun 2010. begitu bula dengan pembiayaan musyarakah, pembiayaan tertingginya terdapat pada tahun 2010,. Akan tetapi bila dilihat dari peningkatan pembiayaan dari tahun sebelumnya, terlihat adanya fluktuasi yang diperoleh Bank Syariah Mandiri.

2. Secara bersama-sama (simultan) pembiayaan mudharabah dan musyarakah memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap laba operasional. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mudharabah dan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri.


(2)

98

3. Secara parsial, pembiayaan mudharabah memberikan kontribusi/pengaruh dengan nilai sedang terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri. Namun pengujian menunjukkan bahwa mudharabah secara parsial tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri.

4. Secara parsial, pembiayaan musyarakah memberikan kontribusi/pengaruh dengan nilai sedang terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri. Kemudian hasil pengujian menunjukkan bahwa pembiayaan musyarakah secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri.

5.2 SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai analisis pembiayaan mudharabah dan musyarakah dampaknya terhadap laba operasional pada Bank Syariah Mandiri, penulis memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan guna meningkatkan kualitas dan kemajuan perusahaan. Saran-saran tersebut antara lain :

1. Untuk prosedur pemberian pembiayaan, hendaknya lebih diperhatikan prudential principle of banking calon mudharib. Tujuannya untuk menghindari terjadinya pembiayaan bermasalah, se hingga bagi hasil yang diperoleh pihak mudharib dan shahibul maal sesuai dengan kesepakatan. Dan


(3)

berpeluang untuk meningkatkan pendapatan operasional yang akan berdampak pada laba operasional.

2. Dalam upaya mendapatkan laba operasional yang diharapkan sehingga tidak terjadi penurunan seperti pada tahun 2005 dan tahun 2006, sebaiknya perusahaan dapat meminimalisir beban-beban operasional, sehingga pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi beban operasional tersebut dapat menghasilkan laba operasional yang diharapkan.


(4)

100

DAFTAR PUSTAKA

Abudarrahman.2003. Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi. Bandung. Habibi Press.

Adiwarman A. Karim. 2006. Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi tiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Djaslim Saladin dan Abdus Salam. 2000. Konsep Dasar Ekonomi Dan Lembaga Keuangan Islam. Edisi Terbaru. Linda Karya. Bandung.

Gujarati, Damodar N., Alih Bahasa: Sumarno Zain. 2008. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Habib Nazir dan Hassanudin, 2004, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, Bandung: Kaki Langit.

Kasmir, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir, 2003, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muhammad Syafi’i Antonio, 2001, Bank Syariah: dari teori ke praktek, Jakarta: PT. Gramedia.

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Edisi Revisi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006

Soemarso SR, 2002, Akuntansi Suatu Pengantar, edisi lima, Jakarta: Salemba Empat.

Sri Nurhayati dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian , Bandung : CV ALFABETA. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis , Bandung : CV ALFABETA. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis , Bandung. : CV ALFABETA.

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : CV ALFABETA.


(5)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : CV ALFABETA Tarsidin. 2010. Bagi Hasil, Konsep Dan Analisis. Jakarta : Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/21/PBI/2006 UU No. 10 tahun 1998.

www.syariahmandiri.co.id www.bi.go.id


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mohammad Rizqie Ramdhani Jenis Kelamin : Laki-laki

NIM : 21107157

Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 06 April 1989

Alamat di Bandung : Jl. Tubagus ismail V No. 77/157D Bandung Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : Mohammad Husein Kusumah Pekerjaan : Pensiunan PT. PLN (Persero) Ibu : Nandan Latifah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. DR. Muwardi Gg. Swadaya 07 RT. 01 / RW. 02 No 184 E Cianjur.

Pendidikan

1995-2001 : SDN Selakopi 2 Cianjur 2001-2004 : SLTPN 1 Cianjur 2004-2007 : SMAN 1 Cianjur


Dokumen yang terkait

Analisis Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Laba Bersih Pada PT. Bank Syariah Mandiri

11 74 91

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH DAN Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah Dan Murabahah Terhadap Profitabilitas (Roa) Pt. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2016.

0 2 16

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, DAN IJARAH TERHADAP KEMAMPUAN Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Dan Ijarah Terhadap Kemampuan Laba (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2012

0 3 17

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, DAN IJARAH TERHADAP KEMAMPUAN LABA Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Dan Ijarah Terhadap Kemampuan Laba (Studi Empiris pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Period

0 5 18

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH dan MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (periiode Desember 2007-Desember 2014).

1 3 12

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MURABAHAH TERHADAP LABA BANK SYARIAH MANDIRI

0 1 13

Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah di Indonesia

0 0 13

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP LABA BERSIH PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2008-2011 - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10