Sistem Informasi Pelayanan Pengaduan Dan Tagihan Rekening Pelanggan PDAM Di PDAM Tirtawening Kota Bandung Menggunakan SMS Gateway

(1)

SISTEM INFORMASI PELAYANAN PENGADUAN

DAN TAGIHAN REKENING PELANGGAN

DI PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG

MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik & Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

Nova Noveristi Aulia Safitri 10508792

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ABSTRACT

PDAM Tirtawening of Bandung City is a regional company engaged in the management of drinking water and sewage facilities management. One of the main activities included in PDAM Bandung Tirtawening is to provide service to customers.

This time to get service account billing information, report meter booth numbers and report complaints about PDAM Tirtawening service, customers have come to the headquarters of making the service process is not optimal and inefficient.

To provide optimum service, we need a development of better information systems using information technology facilities that can be accessed by customers with ease.

Complaints and service information system, Customer Accounts Receivable In PDAM Tirtawening Bandung using SMS Gateway, will further enhance the quality of services provided by the company to the customer so that customer satisfaction levels had increased and making a positive impact revenue for the company, because customers can SMS Gateway obtain service easily anywhere, anytime with a relatively low cost and efficient.


(3)

ABSTRAK

PDAM Tirtawening Kota Bandung merupakan Perusahaan Daerah yang bergerak dibidang pengelolaan air minum dan pengelolaan sarana air kotor. Salah satu kegiatan utama yang terdapat di PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah memberikan pelayanan terhadap pelanggan.

Saat ini untuk mendapatkan pelayanan mengenai informasi tagihan rekening, melaporkan angka stand meter dan melaporkan pengaduan terhadap pelayanan PDAM Tirtawening, pelanggan harus datang ke kantor pusat sehingga membuat proses pelayanan tidak optimal dan tidak efisien.

Untuk memberikan pelayanan yang optimal, maka diperlukan suatu pengembangan sistem informasi yang lebih baik dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi yang dapat di akses oleh pelanggan dengan mudah.

Sistem informasi pelayanan Pengaduan dan Tagihan Rekening Pelanggan Di PDAM Tirtawening Kota Bandung menggunakan SMS Gateway, diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan sehingga tingkat kepuasan pelanggan pun meningkat dan memberikan pengaruh yang positif bagi pendapatan perusahaan, karena dengan SMS Gateway pelanggan dapat memperoleh pelayanan dengan mudah dimanapun, kapanpun dengan biaya yang relatif murah dan efisien.


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data ………... 12

Gambar 2.2 Kualitas Informasi ……… 13

Gambar 2.3. Konsep Time Sharing ... ………. 17

Gambar 2.4 Topologi Star ……… 21

Gambar 2.5 Model Client Server ...……… 22

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung …... 29

Gambar 4.1. SOP Pembuatan Tagihan Rekening Yang Berjalan ……….... 49

Gambar 4.2. SOP Pelayanan Pengaduan Yang Berjalan …... Gambar 4.3. Diagram Konteks SI Pelayanan PelangganYang Berjalan ... Gambar 4.4. DFD Level 1 Pelayanan Pelanggan Yang Berjalan...…... Gambar 4.5. Diagram Konteks SMS Gateway ...…... 51 52 53 57 Gambar 4.6. DFD Level 1 Sistem Informasi SMS Gateway ...…………... 59

Gambar 4.7. DFD Level 2 Proses Rekap SMS Masuk…...………. 60

Gambar 4.8.Relasi Tabel ………... 67

Gambar 4.9. Entity Relationshipp Diagram ……… 68

Gambar 4.10. Struktur Menu ………….………... 73

Gambar 4.11. Perancangan Input Data Pencatatan Meter…... 74

Gambar 4.12. Perancangan Edit Tagihan Rekening ...…... 75

Gambar 4.13. Perancangan Monitoring SMS Gateway ...…... 75


(5)

Gambar 4.15. Perancangan Pengolahan Laporan Stand Meter…... 76

Gambar 4.16. Perancangan Laporan DHP ...…... 77

Gambar 4.17. Perancangan Rekapitulasi Tagihan Per Tarif ...…... 78

Gambar 4.18. Perancangan Arsitektur Jaringan (Topologi Star) ... 79

Gambar 5.1. Tampilan Login ………...……… 92

Gambar 5.2. Tampilan Halaman Menu Operator ………..………… 93

Gambar 5.3. Tampilan Input Data Pencatatan Meter …………..………… 94

Gambar 5.4. Tampilan Edit Tagihan Rekening ...………..………… 95

Gambar 5.5. Tampilan Pencarian Tagihan Rekening …………..………… 96

Gambar 5.6 Tampilan Laporan Hasil Pencatatan Meter ... 97

Gambar 5.7. Tampilan Halaman Utama Admin ………..………… 98

Gambar 5.8. Tampilan Monitoring SMS Gateway ………..………… 98


(6)

DAFTAR SIMBOL

A. SIMBOL-SIMBOL YANG DIGUNAKAN DALAM DFD

NO SIMBOL

KETERANGAN

1

Kesatuan luar (Eksternal Entity)

Merupakan kesatuan diluar lingkungan sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lain.

2

Arus Data

Merupakan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasildari proses sistem

3

Proses

Kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang , mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.

4

Simpanan Data

Simpanan data dapat berupa suatu file, arsip catatan, buku, simbol catatan


(7)

B. SIMBOL - SIMBOL YANG DIGUNAKAN DALAM FLOW MAP

NO SIMBOL

KETERANGAN

1

Simbol Arsip

Simbol digunakan untuk menunjukan data yang diarsipkan

2

Simbol Dokumen

Simbol digunakan untuk mewakili data / Dokumen

3

Simbol proses

Simbol digunakan untuk mewakili suatu proses komputerisasi

4

Simbol keputusan

Simbol digunakan untuk suatu penyeleksian kondisi di dalam program

5

Simbol garis alir

Simbol digunakan untuk menunjukan arus dari proses

6

Simbol Database

Simbol digunakan untuk mewakili database

7

Simbol proses

Simbol digunakan untuk mewakili suatu proses manual

8

Simbol Manual Input


(8)

menggunakan keyboard

9

Simbol Display

Simbol digunakan untuk mewakili tampilan data pada layer monitor

10

Simbol Conector

Simbol digunakan untuk mewakili hubungan antar aliran sistem yang berjalan pada halaman yang sama


(9)

C. SIMBOL - SIMBOL YANG DIGUNAKAN DALAM ERD

NO SIMBOL

KETERANGAN

1

Entitas

Suatu kumpulan objek atau sesuatu yang dapat dibedakan atau didefinisikan secara unik

2

Relationship

Hubungan yang terjadi antara satu entity atau lebih

3

Atribut

Karakteristik dari entity atau relationship yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship tersebut

4

Penghubung

Sebagai penghubung antara relasi dengan entity, relasi dan entity dengan atribut


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jadwal Penelitian ………. 8

Tabel 4.1. Kamus Data Angka Meter ... 60

Tabel 4.2. Kamus Data Pengaduan ... 61

Tabel 4.3. Kamus Data Tagihan Rekening ... 62

Tabel 4.4. Kamus Data Permintaan Informasi Tagihan ... 62

Tabel 4.5. Struktur File ttarif ... 68

Table 4.6. Struktur File tmeter ... 69

Tabel 4.7. Struktur File trange_pakai ... 69

Tabel 4.8. Struktur File tharga_pakai ... 69

Tabel 4.9. Struktur File tpelanggan ... 69

Tabel 4.10. Struktur File tkd_taksasi ... 70

Tabel 4.11. Struktur File ttagihan ... 70

Tabel 4.12. Struktur File tinbox ... 71

Tabel 4.13. Struktur File toutbox ... 71

Tabel 5.1. Rencana Pengujian ...………... 80

Tabel 5.2. Pengujian User Login ... 81

Tabel 5.3. Pengujian Pembuatan Tagihan Rekening ... 82

Tabel 5.4. Implementasi Struktur Menu Berdasarkan User Operator ..…… 89


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Saat sekarang ini, komunikasi dengan menggunakan telepon seluler sudah sangat popular hampir disetiap daerah. Selain juga digunakan untuk berkomunikasi suara dengan lawan bicara, ponsel juga mempunyai fungsi yang masih sangat digemari oleh pemakainya yaitu berkirim pesan melalui pesan teks atau yang lebih terkenal dengan istilah SMS.

Banyak layananan yang memanfaatkan fungsi dari SMS ini. Jenis layanan melalui SMS ini sangat beragam, dari jenis layanan informasi sederhana seperti info valas, harga saham, cek nilai akademis, hingga layanan yang cukup kompleks seperti transaksi perbankan melalui SMS. Ada juga layanan yang bersifat satu arah seperti pooling dan kuis melalui SMS.

Sistem layanan melalui SMS dapat bekerja dengan baik karena adanya bangunan sebuah server layanan SMS yang dapat dihubungkan langsung ke SMS Center pada level operator.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung merupakan Perusahaan Daerah yang bergerak di bidang pengelolaan air minum dan pengelolaan sarana air kotor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum guna terwujudnya visi dan misi Kota Bandung yang genah merenah tumaninah.


(12)

Salah satu komponen perusahaan yang berkaitan erat dengan pelayanan terhadap pelanggan dan peningkatan pendapatan perusahaan adalah pegawai bagian Pencatat Meter Karena jika pencatat meter tidak melakukan tugasnya dengan baik, yaitu mencatat angka stand meter setiap pelanggan dengan benar, maka pelanggan akan merasa tidak puas dan akan mengadukan hal tersebut ke perusahaan yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap pendapatan yenag diterima oleh perusahaan.

Pada kenyataannya yang terjadi selama ini adalah petugas pencatat meter tidak selalu datang ke lokasi untuk mencatat angka stand meter pelanggan, sehingga tagihan rekening pemakaian air yang dihasilkan tidak sesuai dengan pemakaian yang sebenarnya. Oleh karena itu, untuk menghindari tagihan rekening yang tidak sesuai, pelanggan pun harus turut aktif dengan cara melaporkan sendiri angka stand meter dirumahnya.

Dikarenakan PDAM Tirtawening Kota Bandung merupakan jenis perusahaan jasa yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan sistem informasi yang memberikan layanan yang dapat dilakukan dengan cara yang cepat dimanapun dan kapanpun agar pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan pun dapat cepat diberikan.

Saat ini, untuk mengetahui tagihan rekening pemakaian air, menyampaikan keluhan terhadap pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung dan melaporkan angka stand meter dari pelanggan ke PDAM Tirtawening Kota Bandung, ada dua pilihan yang dapat dilakukan oleh pelanggan. Pertama pelanggan dapat datang langsung ke kantor pusat atau kantor


(13)

cabang terdekat. Kendala untuk pilihan ini adalah pelangan harus mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas dan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan cukup membosankan bagi pelanggan karena antrian yang terjadi biasanya cukup panjang. Selain itu, karena pelayanan dengan pilihan ini hanya dapat diperoleh pada hari dan jam kerja pada umumnya, banyak pelanggan yang tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menunggu dan mengantri untuk mendapatkan pelayanan dari petugas.

Pilihan Kedua pelanggan dapat menggunakan layanan yang diberikan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung yang berbasis internet. Hanya saja, untuk layanan yang berbasis internet, saat ini tidak semua kalangan mampu untuk melakukannya, baik itu disebabkan oleh keterbatasan wawasan mengenai internet yang dimiliki oleh pelanggan maupun keterbatasan penyediaan media internet yang dimiliki oleh pelanggan.

Bertolak dari pentingnya sistem pelayanan yang baik yang harus dimiliki oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung, maka penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul ”Sistem Informasi Pelayanan Pengaduan Dan Tagihan Rekening Pelanggan Di PDAM Tirtawening Kota Bandung Menggunakan SMS Gateway”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Penelitian dilakukan karena adanya masalah. Oleh karena itu masalah perlu dirumuskan dengan tujuan agar permasalahan jelas dan tidak menimbulkan keragu-raguan atau tafsir yang berbeda-beda sebab masalah tersebut nantinya


(14)

akan digunakan sebagai dasar : pengajuan teori dan hipotesis, pengumpulan data, pemilihan metode analisis dan penarikan kesimpulan.

1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, ditemukan beberapa masalah, yaitu :

1. Seringkali pencatat meter tidak datang ke lapangan/ rumah pelanggan untuk mencatat angka stand meter yang menyebabkan tagihan rekening terkadang terlalu kecil atau melonjak sangat tinggi, sehingga pelanggan perlu aktif melaporkan sendiri angka stand meter dirumahnya agar tagihan rekening pemakaian air yang dihasilkan sesuai dengan pemakaian.

2. Pelanggan membutuhkan informasi tagihan rekening pemakaian air secara cepat dan efektif sebelum mereka datang ke kas cabang untuk membayarnya.

3. Pelanggan memerlukan sarana untuk menyampaikan keluhan terhadap pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung yang mudah dilakukan oleh kalangan manapun, kapanpun dan dimanapun.

1.2.2. Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam proposal usulan penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan yang berjalan pada PDAM Tirtawening Kota Bandung.


(15)

2. Bagaimana Sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan pada PDAM Tirtawenig Kota Bandung.

3. Bagaimana implementasi sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan pada PDAM Tirtawenig Kota Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian adalah perolehan data sebagai bukti-bukti empiris dan untuk menemukan kejelasan fenomena variabel yang diteliti dalam upaya pencapaian tujuan.

Tujuan Penelitian ditekankan pada hasil yang akan dicapai (diharapkan) dari penelitian terkait dengan identifikasi dan rumusan masalah.

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung dengan menggunakan sms gateway, guna meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisa sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan yang berjalan pada PDAM Tirtawening Kota Bandung.

b. Untuk merancang Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawenig Kota Bandung.


(16)

c. Untuk mengetahui implementasi sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan pada PDAM Tirtawenig Kota Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian menjelaskan manfaat/ kontribusi yang akan diperoleh dari hasil penelitian dan siapa pihak yang akan mendapatkan manfaat tersebut.

1.4.1. Kegunaan Praktis

a. Bagi PDAM Tirtawening Kota Bandung

Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja pegawai PDAM Tirtawening Kota Bandung dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan dalam menanggapi keluhan yang disampaikan oleh pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung.

b. Bagi Pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung

Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung.


(17)

1.4.2. Kegunaan Akademis a. Bagi Peneliti Lainnya

Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung diharapkan dapat dijadikan literature untuk membuat pengembangan sistem informasi selanjutnya.

b. Bagi Penulis

Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis tentang pembuatan sistem informasi dan pembuatan perangkat lunak.

c. Bagi Pengembangan Ilmu

Mengembangkan teknologi pelayanan terhadap pelanggan/ konsumen dengan menggunakan sms gateway.

1.5. Batasan Masalah

Sistem informasi yang dibuat dibatasi pada :

1. Pembuatan tagihan rekening pemakaian air bulanan. 2. Informasi tagihan rekening pemakaian air melalui SMS.

3. Sarana untuk menyampaikan keluhan pelanggan terhadap pelayanan PDAM Tirtawening Kota Bandung dan sarana bagi pelanggan untuk melaporkan angka stand meter melalui SMS.

4. Modem yang dipakai untuk menunjang aplikasi SMS Gateway ini adalah Huawei 3G model E220.


(18)

5. Laporan yang dibuat dari hasil SMS Gateway yang dibuat tidak dipisahkan berdasarkan format pengiriman SMS.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan di salah satu Pemerintah Daerah di Kota Bandung.

1.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PDAM Tirtawening Kota Bandung yang bertempat di Jl. Badak Singa No. 10 Bandung.

1.6.2. Waktu Penelitian

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian 2010

Pebruari Maret April Mei Juni

No Kegiatan Minggu Ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Dokumentasi

Kebutuhan

2. Membuat

Prototype

3. Review/Evaluasi

Prototype

4.

Membuat Perangkat Lunak Akhir

5.

Pengujian


(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di dengan menggunakan sms gateway dilakukan agar proses pelayanan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien, baik dipihak PDAM Tirtawening maupun pelanggan.

2.1. Sistem Informasi

Informasi didalam sebuah perusahaan sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehinga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.

Menurut Jogiyanto (2005 : 1) Sistem merupakan “ bagian yang saling berkaitan erat dan membentuk suatu kesatuan yang saling berinteraksi antara bagian satu dengan bagian lainnya untuk mencapai suatu tujuan”. Dari sumber yang berbeda mendefinisikan sistem sebagai “Himpunan sesuatu benda nyata atau abstrak (asset of things) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan, berketerantungan, dan saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan secara efisien dan effektif”. Drs. Zulkifli Amsyah, MLS. (2000:4).


(20)

Menurut Jogiyanto (2005 : 3) Pada hakekatnya suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :

1. Komponen sistem (component)

Komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. 2. Batasan sistem (boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu sistem menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (environment)

Lingkungan luar dari sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung sistem (interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung atau subsistem dengan subsistem lainnya. Dengan subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem linnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan sistem (input)

Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input berupa sebuah program


(21)

komputer, pada komputer data merupakan signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Pengolahan sistem (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah

input menjadi output. 7. Keluaran sistem (output)

Keluaran sistem merupakan hasil dari pengolahan sistem dan mengklasifikasikan masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran sistem (object ives)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang akan dikatakan berhasil bila mengenai sasaran dan tujuannya.

Sedangkan informasi menurut Jogiyanto (2005 : 7) ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Dari sumber lain informasi adalah “data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu”. Drs. Zulkifli Amsyah, MLS. (2000:2).

Bila dilihat dari pengertian informasi diatas, maka data merupakan hal yang penting dalam menciptakan suatu informasi. Dalam hal ini data dapat diartikan sebagai “keterangan tertulis mengenai suatu fakta (kenyataan) yang masih berdiri sendiri-sendiri, belum mempunyai pengertian sebagai kelompok, belum terkoordinasi satu sama lain, dan belum diolah sesuai keperluan tertentu”. Drs. Zulkifli Amsyah, MLS. (2000:4).


(22)

Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A. Leich dan K. Roscoe D, sebagai “suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Jadi sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya manusia (manusia dan komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

2.1.1 Siklus Informasi

Menurut Andri Kristanto (2008 : 10). Data yang masih merupakan bahan mentah apabila tidak diolah maka data tersebut tidak berguna. Data tersebut akan berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal dengan nama siklus pengolahan data.

Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data

(Sumber : Andi Kristanto. 2008. Perancangan Sistem informasi dan Aplikasinya. Gava Media. Klaten )


(23)

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa data yang merupakan suatu kejadian yang menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukan melalui elemen input kemudian data tersebut akan diolah dan diproses menjadi suatu output, dan output tersebut adalah informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut akan diterima oleh pemakai atau penerima, kemudian penerima akan memberikan umpan balik yang berupa evaluasi terhadap informasi tersebut dan hasil umpan balik tersebut akan menjadi data yang akan dimasukan menjadi input kembali. Begitu seterusnya.

2.1.2 Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 10). Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance).

Gambar 2.2 Kualitas Informasi

(Sumber : Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi Yogyakarta)

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut.


(24)

Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Dalam prakteknya, mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak isi dari informasi tersebut. Komponen akurat meliputi :

a. Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena apabila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

b. Corectness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kebenaran.

c. Security, berarti informsi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki keamanan.

2. Tepat Waktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang (terlambat) tidak mempunyai nilai baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal. Saat ini mahalnya informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendaptkannya,mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan, informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab musabab kerusakan


(25)

mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.

2.1.3 Kebutuhan Sistem

Kebutuhan sistem adalah kondisi atau kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dimiliki oleh sistem yang akan dibangun sedangkan menurut Merlin Dorfman dan Richard H. Thayer (sumber :http://erica.blog.binusian.org/), kebutuhan sistem didefinisikan sebagai :

a. Kemampuan perangkat lunak yang dibutuhkan oleh pengguna untuk memecahkan masalah atau mencapai sustu objektivitas.

b. Kemampuan yang harus dimiliki oleh perangkat lunak sesuai kesepakatan dalam kontrak, spesifikasi, atau dokumen formal lainnya.

Berdasarkan pengertian diatas, maka merancang perangkat lunak/ software sangat penting dalam pengembangan sistem informasi untuk memudahkan dalam menyelesaikan masalah, atau sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan dalam kontrak.

2.2. SMS Gateway

SMS merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel, memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan dengan sistem eksternal seperti email, paging, voice mail, dan lain-lain.

Dalam sistem SMS, mekanisme utama yang dilakukan dalam sistem adalah melakukan pengiriman short message dari satu terminal pelanggan ke


(26)

terminal lain. Hal ini dapat dilakukan berkat adanya sebuah entitas dalam sistem SMS yang bernama Short Message Service Center (SMSC), disebut juga Message Center (MC). SMSC merupakan sebuah perangkat yang melakukan tugas store and forward traffic shor message. Didalamnya termasuk penentuan atau pencarian rute tujuan akhir dari short message. Sebuah SMSC biasanya didesain utuk dapat menangani short message dari berbagai sumber seperti Voice Mail System (VMS),

Web-based messaging, Email integration, External Short Messaging Entities

(ESME), dan lain-lain.

Komunikasi menggunakan SMS mengandung informasi berupa No telpon seluler pengirim, penerima, waktu dan pesan (message). Informasi tersebut dapat diolah dan bisa melakukan aktifasi transaksi tergantung kode-kode yang sudah disepakati. Untuk dapat mengelola semua transaksi yang masuk dibutuhkan sebuah system yang mampu menerima kode SMS dengan jumlah tertentu, mengolah informasi yang terkandung dalam pesan SMS dan melakukan transaksi yang dibutuhkan. Sistem yang dapat melakukan hal tersebut dinamakan SMS Gateway.

Sistem minimal dari SMS Gateway adalah sebuah Personal Computer yang dilengkapi dengan aplikasi SMS Gateway, perangkat komunikasi berbasis selluler (Telpon Selluler atau Modem GSM/CDMA) yang terhubung dengan PC. Aplikasi SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang mampu membaca informasi SMS yang diterima dan melakukan pengelolaan sesuai kebutuhan. Untuk koneksi dengan telpon selluler menggunakan perintah AT Command melalui port I/O (serial/USB) yang mendukung GSM Modem ataupun berbagai


(27)

`

` T im e S h a rin g

C o m p u te r

merk telpon selluler. Untuk aplikasi pembacaan data SMS menggunakan konversi PDU Format dan metoda parsing untuk memisahkan kode-kode transaksi. Pembacaan dan pengelolaan pesan berikutnya menggunkan sebuah aplikasi berbasis Sistem Informasi Manajemen.

2.3. Arsitektur Aplikasi

Menjelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan jaringan komputer.

2.3.1 Sejarah Jaringan Komputer

Menurut Budhi Irawan (2005 : 5) kebutuhan akan komunikasi untuk komputer pada tahun 40-an dan 50-an hanyalah bersifat minimal. Prosesor berkomunikasi dengan periferalnya melalui peralatan input/ output (I/O) pada jarak yang pendek dan bekerja pada kecepatan yang sangat rendah. Tahun 1960-an lahir konsep timesharing, dimana pengguna dihubungkan ke komputer melalui suatu dumb terminal. Konsep ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.3 Konsep Time Sharing

(Sumber : Budhi Irawan. 2005. Jaringan Komputer. Graha Ilmu. Yogyakarta)


(28)

Pada tahun 1079-an, teknologi IC (integrated circuit) dan mikroprosesor mulai berkembang sehingga memungkinkan munculnya computer pribadi yang dapat dipasang di rumah-rumah. Perkembangan teknologi ini secara drastis merubah cara pandang orang tentang komputer. Munculnya jaringan lokal (Local Area Network-LAN) dalam tahun 1980-an melengkapi komputer dengan kemampuan berkomunikasi dengan komputer lainnya. Kondisi ini menyababkan terjadinya migrasi dari konsep pemrosesan secara tersentralisasi menjadi konsep pemrosesan secara terdistribusi.

2.3.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer

Menurut Budhi Irawan (2005 :19), jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan cakupan geografisnya. Ada empat kategori utama jaringan komputer, yaitu :

1) Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. Jarak antar komputer yang dihubungkan bisa mencapai 5 samapi dengan 10 km. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce, misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

2) Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi


(29)

yang sama dengan LAN. Jangkauan MAN bisa mencapai antara 10 km samapai beberapa ratus km. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

3) Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas sekitar 100 km sampai dengan 1000 km, seringkali mencakup sebuah negara. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

4) Global Area Network (GAN)

GAN merupakan suatu jaringan yang menghubungkan Negara-negara di seluruh dunia cakupannya mencapai ribuan kilometer. Contoh GAN adalah internet.

2.3.3. Topologi Jaringan Komputer

Menurut Budhi Irawan (2005 : 25), topologi secara fisik dari suatu jaringan local adalah merujuk kepada konfiguarsi kabel, computer, dan perangkat lainnya.

Ada empat macam topologi jaringan yaitu: 1) Topologi Bus

2) Topologi Star 3) Topologi Ring


(30)

4) Topologi Tree

Dalam pengmbangan sistem informasi pepelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawenig Kota Bandung ini menggunakan topologi star, karena topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Mudah dalam pemasangan dan pengkabelan.

b. Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.

c. Mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node.

d. Keunggulannya adalah jika satu kabel node terputus yang lainnya tidak terganggu.

e. Mudah untuk mendeteksi kesalahan dan memindahkan perngkat-perangkat lainnya.

f. Dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya menghandel satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP.

Sehingga cukup mudah untuk mengubah dan menambah computer ke dalam jaringan yang menggunakan topologi star tanpa mengganggu aktivitas jaringan yang sedang berlangsung, dan apabila satu computer yang mengalami kerusakan dalam jaringan maka computer tersebut tidak akan membuat mati seluruh jaringan star. Dibawah ini merupakan gambar dari topologi star.


(31)

Gambar 2.4 Topologi Star

(Sumber : http://vendika11.wordpress.com/2009/01/14/topologi-star/)

2.3.4. Pengertian Client Server

Menurut Budhi Irawan (2005 : 30), model hubungan Client Server

memungkinkan jaringan untuk mensentralisasi fungsi dan aplikasi kepada satu atau dua dedicated file server. Sebuah file server menjadi jantung dari keseluruhan sistem, memungkinkan untuk mengakses sumber daya, dan menyediakan keamanan. Workstation yang berdiri sendiri dapat mengambil sumber daya yang berada pada file server.model hubungan ini, menyediakan mekanisme untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada di jaringan dan memungkinkan banyak pengguna secara bersama-sama memakai sumber daya yang berada pada file server tersebut.


(32)

Gambar 2.5 Model Client Server

(Sumber : Budhi Irawan. 2005. Jaringan Komputer. Graha Ilmu. Yogyakarta)

2.4. Perangkat Lunak Pendukung

Yaitu perangkat lunak yang akan digunakan untuk membangun maupun melakukan pengembangan suatu aplikasi sistem informasi.

2.4.1. Microsoft Visual Basic 6.0

Menurut Taryana Suryana (2009 : 1), Microsoft Visual Basic adalah sebuah aplikai yang digunakan untuk pengmbangan dengan memanfaatkan keistimewaan konsep-konsep antar muka grafis dalam Microsoft Windows.

Visual Basic 6.0 berawal dari Bahasa pemrograman BASIC (Beginners Allpurpose Symbiloc Instruction Code). Karena Bahasa BASIC cukup mudah dipelajari dan popular, maka hampir setiap programmer menguasai Bahasa ini. Pada tahun 1980-an, system operasi DOS cukup popular di kalangan pengguna PC karena didalamnya disertai Bahasa BASIC yang dikenal dengan QBASIC (Quick Basic). Sistem tersebut sekarang sudah jarang digunakan. Di era windows,

`

`

` `


(33)

mocrosoft menciptakan Visual Basic yang terus mengalami penyempurnaan hingga Visual Basic 6.0.

2.4.2. Microsoft SQL Server 2000

Menurut Evangelos Petroutsos (2002 : 6), SQL Server adalah Sebuah sistem manajemen database dan bukan sebuah database. Database SQL Server adalah database yang dikelola oleh SQL Server. SQL Sever memiliki bahasa pemrograman sendiri yang disebut Transact-SQL (T-SQL) selain itu SQL Server juga mempunyai Trigger, yaitu sebuah prosedur yang tersimpan khusus yang dijalankan apabila aksi tertentu berlangsung.

SQL server 2000 mempunyai fungsi utama untuk memproses query dan transaksi database yang diberikan oleh aplikasi client dengan perfomansi yang baik.

Dengan Microsoft SQL Server 2000, database bukanlah sebuah file tetapi merupakan sebuah konsep logis yang berisi sekumpulan objek-objek yang berhubungan. Missal sebuah database berisi data, struktur database, index, sekuritas, view, dan stored procedure. Objek-objek dalam sebuah database adalah sebagai berikut :

1) Database

Database berisi berbagai objek yang digunakan untuk mewakili, menyimpan data, dan mengakses data.

2) Table


(34)

3) Kolom

Sebuah tabel berisi kolom-kolom untuk menampung data. Kolom mempunyai sebuah tipe dan nama yang unik.

4) Tipe data

Sebuah kolom mempunyai sebuah tipe data. Tipe-tipe yang dapat dipilih adalah karakter, numeric, tanggal, Boolean dan lain-lain.

5) Stored procedure

Merupakan perintah-perintah SQL yang membentuk makro. Dengan menjalankan stored prosedure berarti menjalankan perintah-perintah SQL di dalam sebuah procedure.

6) Trigger

Stored procedure yang diaktifkan pada saat data ditambahkan, diubah, atau dihapus dari database. Trigger dipakai untuk menjamin aturan integrasi di dalam database.

7) Rule

Diberlakukan pada kolom sehingga data yang dimasukan harus sesuai dengan aturan.

8) Primary key

Menjamin setiap baris data unik, dapat dibedakan dari data yang lain. 9) Foreign key

Kolom-kolom yang mengacu primary key pada table lain. Primary key

dan foreign key dipakai untuk menghubungkan sebuah data dengan tabel lain.


(35)

10) Konstrain

Mekanisme integritas data yang berbasis server dan diimplementasikan oleh sistem.

11) Default

Dinyatakan pada field (kolom) sehingga jika kolom tersebut tidak diisi data, maka diisi dengan nilai default.

12) View

Query yang memakai beberapa tabel, dan disimpan di dalam database.

View dapat memilih beberapa kolom dari sebuah tabel atau menghubungkan beberapa tabel. View daapt dipakai untuk menjaga keamanan data.

13) Index

Membantu mengorganisasikan data sehingga query menjadi lebih cepat. 14) Fungsi

Kumpulan perintah yang mengandung input atau tidak menggunakan input baik satu atau lebih dari satu dan mengeluarkan nilai baik berupa skalar maupun tabular (berbentuk tabel).


(36)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kantor pusat Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung yang beralamatkan di Jl. Badaksinga No. 10 Bandung.

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukkan PDAM Kota Bandung sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kotamadya Bandung Nomor7/PD/1974 yang telah diubah untuk terakhir kalinya dengan Perda Nomor 08 Tahun 1987, dengan perkembangan organisasi sebagai berikut : 1. 1916 - 1928 : Stadsgemente Water Leiding Bandung

2. 1928 - 1943 : Technische Ambtenaar 3. 1943 - 1945 : Sui Doko

4. 1945 - 1954 : Perusahaan Air

5. 1954 - 1965 : Dinas Perusahaan Bagian B (DPB) 6. 1965 - 1974 : Dinas Teknik Penyehatan (DTP)

7. 1974 - Sekarang : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung


(37)

Pada tahun 1978 sampai dengan tahun 1985 untuk meningkatkan debit air, mulai dilaksanakan fisik Pengembangan Air Minum Tahap I atau BAWS I, dengan membuat Sumur Artesis sepanjang jalan kereta api. Tahun 1985 sampai dengan 1991 membangun Mini Plant Cibeureum dengan air bakunya dari Sungai Cibeureum, Mini Plant Pakar, air bakunya dari Sungai Cikapundung dan membangun Intake Siliwangi serta pembangunan saluran air kotor sepanjang 176,30 km.

Dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, maka masalah-masalah sanitasi lingkungan merupakan masalah-masalah yang cukup penting untuk diperhatikan, diantaranya masalah pembuangan air kotor.

Pada tahun 1978 - 1979 Pemerintah Kota Bandung melaksanakan studi “Bandung Urban Development and Sanitary” yang mengusulkan strategi penanganan pengembangan Divisi Air Kotor Kota Bandung.

Pada tahun 1979 - 1994 Pemerintah Kota Bandung melalui “Bandung Urban Development Project (BUDP)” tahap I dan II memperoleh bantuan dana dari Bank Pembangunan Asia (ADB) dan penyertaan modal dari Pemerintah untuk membangun sarana air kotor dan Instalasi Pengolahan Air Kotor.

Sarana air kotor yang dibangun berupa jaringan perpipaan air kotor yang berada di daerah berpenduduk padat yaitu, Bandung Barat, Bandung Timur dan Bandung Tengah-Selatan, sedangkan instalasi Pengolahan Air Kotor dibangun di Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.


(38)

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah “Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan air bersih dan air kotor yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan “.

Misi PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah :

1. Memberikan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada seluruh masyarakat melalui pelayanan air bersih dan air kotor yang berwawasan lingkungan.

2. Mewujudkan pengelolaan keuangan perusahaan secara mandiri melalui pendapatan yang diperoleh dari masyarakat dan dikembalikan lagi kepada masyarakat guna meningkatkan pelayanan dan penyediaan air bersih maupun sarana air kotor.

3. Meningkatkan pengolahan kualitas air bersih dan air kotor yang sesuai dengan standar kesehatan dan lingkungan.

4. Mewujudkan penambahan cakupan pelayanan air bersih dan air kotor yang disesuaikan dengan pertambahan penduduk kota Bandung.


(39)

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan


(40)

3.1.4. Deskripsi Tugas

Tugas Pokok PDAM Tirtawening Kota Bandung Sesuai Peraturan Walikota Bandung Nomor 236 TAHUN 2009 adalah :

“ Tugas pokok Perusahaan Daerah adalah bergerak di bidang pengelolaan air minum dan pengelolaan sarana air kotor di Daerah, untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat yang mencakup aspek ekonomi, sosial, kesehatan dan pelayanan umum “.

PDAM Tirtawening Kota Bandung memiliki 19 (sembilan belas) Bagian/ Bidang/ Unit/ Satuan kerja tetapi yang menjadi objek penelitian hanyalah empat Bagian/ Satuan kerja. Deskripsi tugas dari objek yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagian Penagihan, mempunyai tugas dan wewenang :

a. Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;

b. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan dari Seksi Pelayanan Pembayaran, Seksi Penagihan, dan Seksi Pengelolaan Data Rekening;

c. Mengawasi pengelolaan data rekening pelanggan air bersih dan air kotor;

d. Melakukan evaluasi dan upaya optimalisasi efektivitas penagihan sesuai target yang telah ditetapkan Perusahaan;

e. Mengarahkan dan mengawasi upaya optimalisasi pencairan rekening bulan berjalan dan penagihan tunggakan baik kepada pelanggan air bersih maupun pelanggan air kotor non-air bersih;


(41)

f. Mengawasi pengelolaan pelayanan pembayaran rekening pelanggan air bersih dan air kotor;

g. Mengawasi pengelolaan penagihan rekening pelanggan air bersih dan air kotor baik bulan berjalan maupun tunggakan;

h. Mengawasi penyampaian informasi tunggakan kepada pelanggan yang menunggak;

i. Mengadakan koordinasi dengan bagian/unit kerja lain yang terkait; j. Memberikan pengarahan kepada pegawai di lingkungan kerjanya

tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos kerja dengan mendahulukan sikap keteladanan yang baik dan benar;

k. Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Umum secara berkala dan sesuai kebutuhan;

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh Direktur Umum sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Bagian Langganan, mempunyai tugas dan wewenang :

a. Membantu Direktur Umum dalam bidang tugasnya;

b. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan Seksi Administrasi dan Pelayanan Langganan, Seksi Pelayanan Pengaduan, dan Seksi Pengelolaan Data Pelanggan;

c. Menyampaikan informasi/komunikasi dan melaksanakan sosialisasi kepada pelanggan mengenai ketentuan/peraturan kepelangganan, penggunaan air secara efisien dan program peningkatan pelayanan yang perlu diketahui oleh pelanggan.


(42)

d. Menyelenggarakan administrasi kepelangganan, menyusun panduan teknis pelayanan dan mengarahkan bawahan untuk mengoptimalkan pelayanan;

e. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pelayanan pelanggan untuk pencapaian kepuasan pelanggan;

f. Melayani dan memonitor permohonan sambungan langganan baru, mutasi, aktivasi dan pemberhentian status pelanggan sesuai ketentuan yang berlaku;

g. Melayani pengaduan pelanggan baik tertulis maupun pengaduan langsung, menyelesaikan reduksi nilai rekening sesuai ketentuan; h. Mengadakan koordinasi dengan bagian/unit terkait untuk kelancaran

pelaksanaan tugas;

i. Memberikan pengarahan kepada pegawai di lingkungan kerjanya tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos kerja dengan mendahulukan sikap keteladanan yang baik dan benar;

j. Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Umum secara berkala dan sesuai kebutuhan;

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Umum sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Bagian Pencatat Meter, mempunyai tugas dan wewenang :

a. Membantu Direktur Air Bersih dalam bidang tugasnya;

b. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Seksi Pencatat Wilayah Utara, Seksi Pencatat Wilayah


(43)

Tengah-Selatan, Seksi Pencatat Wilayah Barat, Seksi Pencatat Wilayah Timur dan Seksi Evaluasi Kubikasi;

c. Mengarahkan dan memonitor kegiatan pelaksanaan pencatatan meter air pelanggan;

d. Mengawasi kebenaran hasil pencatatan kubikasi meter air pelanggan; e. Mengkoordinasikan permasalahan lapangan yang berhubungan dengan

pencatatan meter air pelanggan, kondisi aliran air serta permasalahan lapangan lainnya kepada unit kerja terkait;

f. Mengawasi pelaksanaan administrasi pencatatan meter air pelanggan, baik secara manual maupun elektronik;

g. Mengevaluasi peningkatan atau penurunan kubikasi hasil pencatatan meter air pelanggan;

h. Melakukan koordinasi dengan bagian/unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

i. Memberikan pengarahan kepada pegawai di lingkungan kerjanya tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos kerja dengan mendahulukan sikap keteladanan yang baik dan benar;

j. Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Air Bersih secara berkala dan sesuai kebutuhan;

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Air Bersih sesuai dengan bidang tugasnya.


(44)

4. Bidang Teknologi dan Sistem Informasi, mempunyai tugas dan wewenang :

a. Membantu Direktur Utama dalam bidang tugasnya;

b. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas dari Sub Bidang Analisa, Desain dan Integrasi Sistem, Sub Bidang Penerapan dan Pengembangan Aplikasi, Sub Bidang Pemeliharaan dan Aplikasi Sistem;

c. Melakukan analisa, desain dan integrasi sistem berbasiskan komputer sesuai dengan kebutuhan perusahaan;

d. Melakukan penerapan dan pengembangan aplikasi untuk pelaksanaan operasional kegiatan rutin;

e. Melakukan pemeliharaan dan administrasi sistem yang menggunakan peralatan teknologi informasi;

f. Mengantisipasi kebutuhan perusahaan yang dapat diotomatisasikan dengan komputer;

g. Mengelola pusat data Perusahaan Daerah dan menyajikannya kepada unit kerja yang membutuhkan;

h. Melakukan kajian terhadap usulan penerapan sistem dan teknologi informasi, baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak sebagai bahan pertimbangan pimpinan;

i. Melakukan koordinasi dengan bagian/unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas;


(45)

j. Memberikan pembimbingan kepada pegawai di lingkungan kerjanya tentang peningkatan disiplin, kinerja, sikap dan etos kerja dengan mendahulukan sikap keteladanan yang baik dan benar;

k. Memberikan laporan pelaksanaan tugas kepada Direktur Utama; l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama

sesuai dengan bidang tugasnya.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

3.2.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengembangkan sistem informasi pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung menggunakan sms gateway.

Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian development. Penelitian development adalah penelitian pengembangan dan pembangunan. Berarti disini penulis akan menganalisa sistem yang berjalan kemudian merancang/ membuat pengembangan dari sistem tersebut.

Penyelesaian masalah yang diteliti meliputi tahapan-tahapan : 1. Pengumpulan data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan dari sumber-sumber terkait yaitu PDAM Tirtawening Kota Bandung.


(46)

2. Study literature

Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan literature-literature, yang berhubungan dengan masalah yang dikerjakan, dari buku-buku referensi yang menunjang.

3. Analisis sistem

Pada tahap ini data yang diperoleh dianalisis untuk memahami sistem, menentukan kekurangan sistem, dan menemukan solusi global dari sistem.

4. Perancangan sistem

Transformasi setiap bagian dari spesifikasi kebutuhan menjadi modul-modul perancangan sehingga menghasilkan model solusi dalam bentuk rancangan struktur data, arsitektur perangkat lunak, antar muka dan prosedur-prosedur atau algoritma detail.

5. Implementasi

Merealisasikan hasil rancangan ke dalam suatu perangkat lunak dengan menggunakan perangkat implementasi tertentu.

6. Pengujian

Evaluasi terhadap kinerja dan penggunaan aplikasi perangkat lunak yang telah dibangun dan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.


(47)

3.2.2.1 Sumber Data Primer

Data primer adalah berbagai data yang didapatkan langsung dari sumber objek penelitian yaitu PDAM Tirtawening Kota Bandung.

Teknik pengumpulan data yang adalah sebagai berikut :

a. Observasi atau pengamatan, yaitu dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan cara datang langsung ke sumbernya yaitu PDAM Tirtawening Kota Bandung.

b. Wawancara atau Interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini yaitu pegawai PDAM Tirtawening Kota Bandung yang berkompeten dengan masalah pelayanan terhadap pelanggan dan pengembangan teknologi informasi perusahaan.

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data instansional yang berkaitan dengan pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pencatatan dokumen, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat dokumen yang relevan dan terkait dengan penelitian yang dilakukan.

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Dalam http://wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9882/Pengem


(48)

perangkat alat atau teknik yang berbentuk kemampuan dalam merumuskan tujuan secara operasional, mengembangkan deskripsi tugas-tugas.

Sedangkan pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yg baru untuk menggantikan sistem yg lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan terstruktur. Terdapat beberapa alasan penulis menggunakan pendekatan terstruktur diantaranya adalah mudah dipahami dan mudah digunakan artinya metode ini mudah dimengerti, selain itu metode terstruktur telah banyak digunakan dalam pengembangan sistem informasi.

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Pada metode pengembangan sistem, penulis menggunakan metode prototype. Secara ideal prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan perangkat lunak. Metode ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pengguna dan pengembang bertemu untuk mendefinisikan obyektif keseluruhan dari perangkat lunak serta mengidentifikasi segala kebutuhan, sehingga pengembang mengetahui gambaran atau garis besar sistem.


(49)

Langkah – langkah Prototype adalah sebagai berikut :

1. Dimulai dengan Identifikasi masalah. Biasanya pembuat system saling bertemu dengan pengguna dan menyetujui input dan data yang diperlukan untuk menghasilkan output sistem informasi.

2. Pembuatan Sistem. Dilakukan dengan membuat prototype system awal yang disesuaikan dengan keinginan dan kesepakatan ketika menentukan kebutuhan dasar system.

3. Menjadi tanggung jawab pengguna system yang baru tersebut. Pengguna system ini bekerja dengan sistem dan mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki, kemudian pengguna dan pembuat system bertemu dan mendiskusikan perubahan – perubahan, sehingga pengguna sangat menentukan pengembangan dan fungsi sistem yang dijalankan.

4. Pembuat Sistem memodifikasi sistem untuk memasukkan perubahan yang diinginkan. Agar setiap orang tetap terlibat, kecepatan merupakan hal yang penting. Kadang pembuat system dapat duduk bersama dengan pengguna dan membuat beberapa perubahan. Kemudian pengguna ditanyai kembali untuk mencoba system dan saran – saran perubahan yang perlu dilakukan. Langkah ketiga dan keempat diulang berkali – kali hingga pengguna merasa puas dengan sistem yang sudah dibuat.

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan 1) Flow Map

Flowmap adalah paket perangkat lunak yang didedikasikan untuk menganalisis dan menampilkan interaksi atau aliran data. Jenis data yang khusus


(50)

dalam arti bahwa ada dua lokasi geografis terhubung ke masing-masing data item, yaitu sebuah lokasi tempat asal yang mulai mengalir dan tujuan lokasi dimana arus berakhir. Flow Map mempunyai fungsi untuk mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses(manual/berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan).

2) Diagram Kontek

Diagram kontek merupakan alat untuk struktur analisis. Pendekatan struktur ini mencoba untuk mengambarkan sistem secara garis besar atau secara keseluruhan. Diagram konteks ialah kasus khusus dari DFD atau bagian dari DFD yang berfungsi memetakan modul lingkungan yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

3) Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran secara logical. DFD biasanya digunakan untuk membuat sebuah model sistem informasi dalam bentuk jaringan proses yang saling berhubungan satu sama lain oleh aliran data. Keuntungan menggunakan DFD adalah supaya lebih memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai dalam bidang komputer untuk lebih mengerti sistem yang akan dikembangkan atau dikerjakan.

4) Kamus Data

Kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir berisi tentang


(51)

struktur database. Kamus data biasanya dipelihara secara otomatis oleh sistem manajemen database.

5) Perancangan Basis Data

Perancangan basis data adalah proses pembuatan (develop) stuktur database sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh user.

a. Normalisasi

Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasi yang berfungsi untuk menghilangkan adanya redudansi data dan menentukan key unik untuk mengakses data atau merupakan pembentukan relasi sedemikian rupa sehingga database tersebut mudah dimodifikasi.

b. Tabel Relasi

Tabel relasi berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan ERD.

3.2.4. Pengujian Software

Pengujian software adalah proses untuk memastikan apakah semua fungsi sistem bekerja dengan baik, dan mencari apakah masih ada kesalahan pada sistem (sumber : www.isetyawan.web.ugm.ac.id/soft/Makalah.doc). Pengujian atau testing software sangat penting untuk dilakukan. Pengujian ini bertujuan untuk menjamin kualitas software, dan juga menjadi peninjauan terakhir terhadap spesifikasi, disain dan pengkodean.


(52)

Metode pengujian yang digunakan adalah pengujian dengan pendekatan black-box testing, pendekatan ini melakukan pengujian terhadap fungsi operasional software. Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box bukan merupakan alternatif dari teknik white-box, tetapi mengungkap kelas kesalahan dari pada metode white-box. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :

a. Fungsi yang tidak benar atau hilang, b. Kesalahan interface,

c. Kesalahan dalam stuktur data atau akses database eksternal, d. Kesalahan kinerja,


(53)

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan

Untuk dapat mengetahui adanya permasalahan dalam suatu sistem, maka perlu dilakukan analisa pada sistem yang berjalan tersebut sehingga dapat diusulkan pemecahannya.

Analisis sistem adalah tahap melakukan identifikasi terhadap kebutuhan sistem secara keseluruhan, sehingga sistem yang dibangun sesuai dengan keinginan dari end user yang akan menggunakan sistem dalam menunjang aktivitasnya.

4.1.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen yaitu melakukan identifikasi pada dokumen-dokumen yang digunakan. Adapun dokumen yang digunakan di PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah sebagai berikut :

A. Dokumen Input

1. Nama Dokumen : Data Pencatatan Meter (DPM)

Fungsi : Sebagai data hasil pencatatan stand meter dilapangan yang akan diinput menjadi taihan rekening pelanggan

Jumlah : 1 (satu) rangkap

Frekuensi : Setiap bulan mulai tanggal 1 s/d tanggal 23 Sumber : Pencatat Meter lapangan


(54)

Item Data : No Persil, Nama Pelanggan, Alamat Pelanggan, Tarif, Stand Meter Akhir

B. Dokumen Output

1. Nama Dokumen : Daftar Hasil Pencatatan (DHP)

Fungsi : Sebagai data jumlah kubikasi air yang terpakai oleh pelanggan berdasarkan hasil survei lapangan

Jumlah : 1 (satu) rangkap Frekuensi : Setiap bulan

Sumber : Seksi Evaluasi Kubikasi Tujuan : Bagian Pencatatan Meter

Item Data : Kode Bundel, Nomor Persil, Nama, Alamat, Kode Tarif, Stand Meter Awal, Stand Meter Akhir, Pemakaian, Selisih, Rata-rata 3 Bln, Bulan Lalu, Keterangan

2. Nama Dokumen : Rekapitulasi Target Penerimaan Rekening Per Wilayah Pemerintahan

Fungsi : Sebagai data target penerimaan rekening yang harus diperoleh oleh perusahaan berdasarkan hasil dari pencatatan angka meter di lapangan yang diuraikan berdasarkan Wilayah, Kecamatan dan Kelurahan


(55)

Frekuensi : Setiap akhir bulan

Sumber : Seksi Pengelolaan Data Rekening

Tujuan : Direktur Umum, Bagian Keuangan dan Bagian Sekretariat

Item Data : Wilayah, Kecamatan, Kelurahan, Kode Bundel, Jumlah Rekening, Pemakaian Air, Harga Air, Pemeliharaan Meter, Administrasi Penagihan, Materai, Pelayanan Air Kotor, Lain-lain, dan Jumlah Tagihan

3. Nama Dokumen : Rekapitulasi Target Penerimaan Rekening Per Wilayah (secara umum)

Fungsi : Sebagai data target penerimaan rekening yang harus diperoleh oleh perusahaan berdasarkan hasil dari pencatatan angka meter di lapangan yang diuraikan berdasarkan Wilayah secara umum/ global

Jumlah : 3 (tiga) rangkap Frekuensi : Setiap akhir bulan

Sumber : Seksi Pengelolaan Data Rekening

Tujuan : Direktur Umum, Bagian Keuangan dan Bagian Sekretariat

Item Data : Wilayah, Jumlah Rekening, Pemakaian Air, Harga Air, Pemeliharaan Meter, Administrasi


(56)

Penagihan, Materai, Pelayanan Air Kotor, Lain-lain, dan Jumlah Tagihan

4. Nama Dokumen : Rekapitulasi Target Penerimaan Rekening Per Tarif

Fungsi : Sebagai data target penerimaan rekening yang harus diperoleh oleh perusahaan berdasarkan hasil dari pencatatan angka meter di lapangan yang diuraikan berdasarkan Tarif pelanggan Jumlah : 3 (tiga) rangkap

Frekuensi : Setiap akhir bulan

Sumber : Seksi Pengelolaan Data Rekening

Tujuan : Direktur Umum, Bagian Keuangan dan Bagian Sekretariat

Item Data : Tarif, Jumlah Rekening, Pemakaian Air, Harga Air, Pemeliharaan Meter, Administrasi Penagihan, Materai, Pelayanan Air Kotor, Lain-lain, dan Jumlah Tagihan

4.1.2. Analisis Prosedur yang sedang berjalan

Sebelum menganalisis prosedur dari sistem yang ada, harus diketahui terlebih dahulu masalah dan kebutuhan yang ada dalam sistem tersebut sehingga dapat diusulkan pemecahannya dengan cara membuat program aplikasi yang akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan.


(57)

Masalah yang ada, seperti yang telah dikemukakan pada BAB I, yaitu pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung yang masih terasa kurang efektif. Untuk mendapatkan pelayanan, dari petugas PDAM Tirtawening Kota Bandung, pelanggan hanya mempunyai dua pilihan yaitu datang langsung ke kantor pusat PDAM Tirtawening Kota Bandung, yang membutuhkan waktu cukup lama karena harus mengantri, atau pelanggan dapat menggunakan fasilitas web yang telah disediakan oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung. Akan tetapi untuk pilihan yang terakhir, walaupun pelanggan tidak harus mengantri tetapi tidak semua pelanggan dapat menggunakan fasilitas ini dengan mudah.

Prosedur pelayanan terhadap pelanggan yang telah berjalan di PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah :

1. Pelanggan datang ke kantor pusat PDAM Tirtawenig Kota Bandung, Jl. Badak Singa No. 10, ke Bagian Langganan seksi Pelayanan Pengaduan. 2. Ditempat pengambilan nomor antrian, kebutuhan dari kedatangan pelanggan akan ditanyakan. Jika pelanggan hanya akan melaporkan stand angka meter maka pelanggan akan langsung diberi form laporan angka stand meter untuk diisi atau jika ingin meminta informasi tagihan maka petugas akan memberikan informasi tersebut secara langsung dan pelayanan selesai. Tetapi jika pelanggan akan melaporkan suatu pengaduan pengaduan maka pelanggan akan diberi nomor antrian.

3. Petugas memanggil nomor antrian. Kemudian pelanggan dengan nomor antrian yang dipanggil tersebut dilayani oleh petugas. Pelanggan akan diberi form pengaduan oleh petugas.


(58)

4. Setelah pelanggan mengisi data-data pada form pengaduan dan menyampaikan keluhan, maka petugas akan memproses pengaduan tersebut.

1.1.2.1Flow Map

Prosedur pembuatan tagihan rekening adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan tagihan rekening diawali oleh survei lapangan yang dilakukan oleh pencatat meter dengan membawa DPM (Data Pencatat Meter) blank/kosong.

2. Hasil dari survei tersebut kemudian diserahkan kepada operator untuk diinput data pencatat meternya. Secara otomatis program akan menghitung besarnya tagihan rekening sesuai pemakaian masing-masing pelanggan. 3. Data hasil pencatatan sementara (DHPS) kemudian dicetak dan di

evaluasi, jika ada kesalahan pada proses input awal, maka data tersebut akan dikoreksi dan diedit oleh Seksi kubikasi dan menghasilkan Data Hasil Pencatatan (DHP) yang merupakan data tagihan rekening masing-masing pelanggan.


(59)

SOP Pembuatan Tagihan Rekening


(60)

Pelayanan pengaduan yang sedang berjalan di PDAM Tirtawening adalah sebagai berikut :

1. Pelanggan datang ke kantor pusat.

2. Pelanggan memberikan dokumen yang berisi no pelanggan.

3. Petugas pengaduan kemudian memeriksa kebutuhan pelanggan. Jika pelanggan meminta informasi tagihan rekening, maka petugas akan mencek tagihan rekening dan mencetak informasi tagihan rekening tersebut kemudian diberikan kepada pelanggan.

4. Jika pelanggan bermaksud melaporkan angka stand meter, maka petugas akan mencatat laporan tersebut pada form yang disediakan. Laporan Stand meter ini kemudian diserahkan ke bagian Pencatatan Meter untuk diinputkan menjadi tagihan rekening.

5. Jika pelanggan bermaksud melaporkan pengaduan terhadap PDAM Tirtawening, maka petugas akan memberikan form khusus pengaduan untuk diisi oleh pelanggan yang kemudian datanya diinput pada program aplikasi pengaduan untuk diproses lebih lanjut.


(61)

SOP Pelayanan Pengaduan

Gambar 4.2 SOP Pelayanan Pengaduan Yang Berjalan No Langganan No Langganan

Cek Keperluan Pelanggan Laporan Angka M eter? Catat Data Angka Meter

Data Angka Meter Pemberian No Antri No Antrian No Antrian Pemang gilan No Antri No Antrian Isi Data Pelanggan & Jenis Pengaduan

Data Pelanggan & Jenis Pengaduan

Angka meter

Ya

Tidak

Pelanggan Petugas Pengaduan

Minta Inf. Tagihan? Cek tagihan rekening File Tagihan Rekening 1 Cek Keperluan Pelanggan Ya Tidak Tgihan rekening 1 Tgihan rekening Data Pengaduan Input Data Pengaduan File Pengaduan Tagihan Rekening Cetak tagihan rekening Operator

Data Angka Meter


(62)

1.1.2.2Diagram Konteks

Gambar 4.3 Diagram Konteks SI Pelayanan Pelanggan Yang Berjalan

Pada diagram konteks Sistem Informasi Pelayanan Pelanggan yang berjalan terdapat dua external entity, yaitu :

1. Pelanggan yang memberikan input laporan stand meter, laporan pengaduan, dan permintaan informasi tagihan serta mendapatkan output berupa informasi tagihan rekening.

2. Pencatat Meter yang memberikan input berupa data pencatatan meter dan mendapatkan output berupa laporan stan meter.

SI Pelayanan Pelanggan

Pelanggan Lap. St. meter Pencatat Meter

Permintaan inf. tagihan Inf. Tag.rekening

Lap. pengaduan

Lap. St. meter Dt. Penc. meter


(63)

1.1.2.3Data Flow Diagram

Gambar 4.4 DFD Level1 SI Pelayanan Pelanggan Yang Berjalan

Pada DFD level 1 sistem yang berjalan ini terdapat enam proses, yaitu : 1. Input data pencatatan meter yang dilakukan oleh Pencatat Meter. Hasil

dari proses ini berupa tagihan rekening disimpan pada file tagihan rekening. 1 Input DPM Pencatat Meter F. Tagihan Rekening Pelanggan 2 Dokumentasi lap.pencatatan meter 3 Cek tagihan rekening 4 Cetak inf.tagihan rekening 5 Dokumentasi data pelanggan & pengaduan 6 Input data pengaduan Dt. Pencatatan meter Dt.tagihan rekening Lap.st.meter Dt. Stand meter

Permintaan inf.tagihan No persil Dt.tagihan rekening Dt.tagihan rekening Lap.pengaduan Dt.pengaduan F. pengaduan Dt.pengaduan


(64)

2. Dokumentasi laporan pencatatan meter yang diberikan oleh pelanggan dan kemudian diserahkan ke bagian pencatatan meter untuk diinputkan menjadi tagihan rekening.

3. Cek tagihan rekening sesuai dengan nomor persil yang diberikan oleh pelanggan.

4. Cetak tagihan rekening yang diminta oleh pelanggan.

5. Dokumentasi data pelanggan dan pengaduan sebagai arsip dokumen dari pengaduan yang diberikan oleh pelanggan.

6. Input data pengaduan berdasarkan dokumen pengaduan yang diisi oleh pelanggan dan disimpan pada file pengaduan.

4.1.3 Evaluasi Sistem yang sedang Berjalan

Sistem pelayanan terhadap pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung masih terdapat beberapa kekurangan, diantaranya :

1. Untuk melaporkan angka stand meter, pelanggan harus datang ke kantor pelayanan PDAM Tirtawening Kota Bandung. Laporan tersebut oleh petugas di kumpulkan dan kemudian baru di sampaikan ke bagian Pencatatan Meter untuk diinputkan pada program aplikasi pembuatan tagihan rekening. Proses ini membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang juga terdapat kemungkinan salah satu dari lembaran laporan angka stand meter tersebut hilang. Sehingga proses ini dirasakan tidak efektif.


(65)

2. Untuk meminta informasi tagihan rekening pemakaian air, pelanggan harus datang ke kantor pusat PDAM Tirtawening Kota Bandung. Proses ini dirasakan kurang efektif.

3. Untuk menyampaikan keluhan atas pelayanan yang diberikan oleh PDAM Tirtawening Kota Badung, pelanggan harus datang ke kantor pusat PDAM Tirtawening Kota Bandung dan harus mengantri untuk mendapatkan pelayanan pengaduan tersebut. Proses ini membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama dan panjang sehingga dirasakan kurang efektif.

4.2. Perancangan Sistem

Setelah melakukan evaluasi terhadap sistem yang berjalan, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah membuat perancangan sistem yang diajukan dengan menggambarkan model baru yang akan dibuat.

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk menghasilkan perangkat lunak yang mampu mengatasi masalah pada sistem yang berjalan sesuai hasil evaluasi, diantaranya adalah :

1. Meningkatkan efektifitas sistem pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening Kota Bandung;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening kota Bandung;


(66)

4. Penyesuaian terhadap perkembangan jaman dalam penerapan sistem teknologi informasi.

4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan

Sistem informasi pelayanan pengaduan dan tagihan rekening pelanggan di PDAM Tirtawening Kota Bandung yang dibuat adalah dengan menggunakan sms gateway. Program aplikasi ini mampu melayani kebutuhan pelanggan mengenai informasi tagihan rekening yang berjalan, melaporkan angka stand meter dan menyampaikan pengaduan mengenai pelayanan dari PDAM Tirtawening Kota Bandung menggunakan fasilitas SMS yang terdapat pada ponsel dengan format yang telah ditentukan.

Dengan sms gateway, pelanggan dapat memperoleh informasi tagihan rekening dengan cepat kapan dan dimanapun serta dapat melaporkan angka stand meter dan pengaduan tanpa harus datang ke kantor pusat. SMS yang masuk ke pihak PDAM Tirtawening Kota Bandung akan disimpan di database yang kemudian di filtrasi dan di eksekusi, sesuai dengan format pengiriman sms, secara otomatis.

4.2.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Perancangan prosedur yang diusulkan dalam Sistem informasi pelayanan Pengaduan dan tagihan rekening pelanggan menggunakan sms gateway, digambarkan menggunakan diagram alir data.


(67)

4.2.3.1 Diagram kontek

Diagram konteks ialah kasus khusus dari DFD atau bagian dari DFD yang berfungsi memetakan modul lingkungan yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Pada sistem informasi SMS Gateway ini terdapat dua eksternal entity, yaitu pelanggan dan admin.

Pelanggan memberikan input berupa data angka meter, data pengaduan dan data permintaan informasi serta mendapatkan output berupa SMS balasan dari PDAM yang dapat berupa informasi tagihan rekening dan verifikasi bahwa SMS telah diterima. Sedangkan Admin memberikan input berupa data permintaan informasi tagihan, data pengaduan dan data angka meter yang dikirimkan oleh pelanggan.

Gambar 4.5 Diagram Konteks SMS Gateway 0

Sistem Informasi SMS Gateway

Pelanggan Admin

dt. Pengaduan

dt.permintaan inf. tagihan

dt. angka meter

dt. pencatatan meter SMS balasan

dt. angka meter

dt. Permintaan Inf. Tagihan


(68)

1.2.3.2 Data Flow Diagram a. DFD Level 1

Pada DFD level 1 ini terdapat lima proses, yaitu :

1. Input data pencatatan meter yang dilakukan oleh Admin.

2. perhitungan tagihan rekening dan hasil input data pencatatan meter dan akan menghasilkan data tagihan rekening yang disimpan pada file tagihan rekening.

3. Rekap SMS masuk dari pelanggan. Proses ini akan menentukan format SMS balasan yang akan dikirimkan kepada pelanggan.

4. Rekap SMS balasan, yaitu informasi yang akan diberikan kepada pelanggan yang kemudian disimpan pada file outbox.


(69)

Gambar 4.6 DFD Level1 Sistem Informasi SMS Gateway

b. DFD Level 2 Proses Rekap SMS Masuk

DFD level 2 ini merupakan Break Down dan proses rekap SMS masuk yang terdiri dari empat proses, yaitu :

1. Baca SMS masuk yang kemudian disimpan pada file inbox.

2. Cek format SMS yang masuk untuk menentukan format SMS balasan.

4 Rekap SMS balasan Admin Outbox 2 Perhitungan tag. rekening Pelanggan Tagihan Rekening 1 Input Data Pencatatan Meter 3 Rekap SMS Masuk 5 Pengiriman SMS balasan Inbox dt. Pengaduan dt.permintaan inf. tagihan dt. Lap. angka

meter dt.sms balasan dt.pengaduan dt.tag.rekening dt. Permintaan Inf. Tagihan SMS balasan SMS balasan dt.tag.rekening dt.sms balasan dt.pencatatan meter dt.angka meter dt.angka meter dt.pencatatan meter


(70)

3. Searah data tagihan rekening sesuai nomor persil yang diminta oleh pelanggan.

4. Search format balasan SMS berdasarkan format SMS yang dikirim oleh pelanggan.

Gambar 4.7 DFD Level2 Proses Rekap SMS Masuk

4.2.3.3 Kamus Data

Definisi dari aliran data, file dan proses dalam sebuah sistem informasi disimpan dalam kamus data. Kamus data yang dipergunakan oleh file-file yang dipakai oleh sistem digambarkan pada table-tabel berikut :

1. Kamus Data Angka Meter

Tabel 4.1 Kamus Data Angka Meter Nama Arus Data : dt. angka meter

Alias : -

Bentuk Data : Dokumen dan File 3.1 Baca SMS masuk 3.2 Cek format SMS 3.4 Search format balasan SMS Inbox 3.3 Search dt.tagihan rekening dt.tag.rekening dt. Permintaan Inf. Tagihan dt. angka meter dt. Pengaduan dt.SMS masuk Inf.tagihan rekening SMS balasan dt.sms masuk dt. format SMS masuk dt. Permintaan Inf. Tagihan


(71)

Arus Data : Entitas Admin – Proses 1.0 Entitas Pelanggan – Proses 3.0 Proses 1.0 – Proses 2.0

Proses 3.0 – Proses 2.0 Proses 3.0 – Entitas Admin

Deskripsi : Sebagai data jumlah kubikasi air yang terpakai oleh pelanggan berdasarkan hasil survei lapangan dan berdasarkan laporan dari pelanggan melalui SMS

Periode : Setiap bulan mulai tanggal 1 s/d tanggal 23 Struktur data : no_persil, stand_akhir

2. Kamus Data Pengaduan

Tabel 4.2 Kamus Data Pengaduan Nama Arus Data : dt. pengaduan

Alias : -

Bentuk Data : File

Arus Data : Entitas Pelanggan – Proses 3.0 Proses 3.0 – Entitas Admin

Deskripsi : Merupakan data pengaduan yang disampaikan oleh konsumen melalui SMS


(72)

Periode : -

Struktur data : no_persil, pengaduan

3. Kamus Data Informasi Tagihan Rekening

Tabel 4.3 Kamus Data Tagihan Rekening Nama Arus Data : Dt. tagihan rekening

Alias : -

Bentuk Data : File

Arus Data : Proses 2.0 – Tagihan Rekening Tagihan Rekening – Proses 3.0 Proses 3.3 – Proses 3.4

Deskripsi

: Merupakan data tagihan rekening pemakaian air pelanggan tiap bulan

Periode : Perbulan

Struktur data : No_persil, thnbln_rekening, jml_tagihan

4. Kamus Data Permintaan Informasi Tagihan

Tabel 4.4 Kamus Data Permintaan Informasi Tagihan Nama Arus Data : Dt. Permintaan inf. Tagihan

Alias : -


(73)

Arus Data : Entitas Pelanggan – Proses 3.0 Proses 3.0 – Entitas Admin Proses 3.2 – Proses 3.3

Deskripsi

: Merupakan permintaan informasi mengenai tagihan rekening pemakaian air yang dikirim pelanggan melalui SMS

Periode : -

Struktur data : no_persil

4.2.4. Perancangan Basis Data

Agar sistem dapat didokumentasikan dengan baik, maka diperlukan tempat penyimpanan yang baik pula yaitu dengan basis data.

4.2.4.1 Normalisasi

Bentuk Normalisasi memiliki beberapa tahapan agar struktur datanya menjadi bentuk normal berikut langkah-langkah normalisasi.

1. Bentuk Unnormalisasi

Tabel Tagihan Rekening =

{no_persil, nama, alamat, kode_tarif, keterangan_tarif, ukuran_meter, PhoneNumber, MessageTime_inbox, MessageText_inbox, ReadStatus_inbox, MessageTime_outbox, MessageText_outbox, SendStatus_outbox, thnbln_rek1, taksasi, keterangan_taksasi, stand_awal,


(74)

stand_akhir, pemakaian, pakai1, pakai2, pakai3, pakai4, harga_pakai1, harga_pakai2, harga_pakai3, harga_pakai4, harga1, harga2, harga3, harga4, total_harga, air_kotor, beban, administrasi, jml_tagihan, thnbln_rek2, taksasi, keterangan_taksasi, stand_awal, stand_akhir, pemakaian, pakai1, pakai2, pakai3, pakai4, harga_pakai1, harga_pakai2, harga_pakai3, harga_pakai4, harga1, harga2, harga3, harga4, total_harga, air_kotor, beban, administrasi, jml_tagihan, thnbln_rekn, taksasi, keterangan_taksasi, stand_awal, stand_akhir, pemakaian, pakai1, pakai2, pakai3, pakai4, harga_pakai1, harga_pakai2, harga_pakai3, harga_pakai4, harga1, harga2, harga3, harga4, total_harga, air_kotor, beban, administrasi, jml_tagihan}

2. Bentuk Normal Pertama (1st NF) Tabel Tagihan Rekening =

{thnbln_rek, no_persil, nama, alamat, kode_tarif, keterangan_tarif, ukuran_meter, PhoneNumber, MessageTime_inbox, MessageText_inbox, ReadStatus_inbox, MessageTime_outbox, MessageText_outbox, SendStatus_outbox, taksasi, keterangan_taksasi, stand_awal, stand_akhir, pemakaian, pakai1, pakai2, pakai3, pakai4, harga_pakai1, harga_pakai2, harga_pakai3, harga_pakai4, harga1, harga2, harga3, harga4, total_harga, air_kotor, beban, administrasi, jml_tagihan}


(75)

3. Bentuk Normalisasi Kedua (2nd ND) Tabel Tagihan Rekening =

{thnbln_rek*, no_persil**, PhoneNumber, MessageTime_inbox, MessageText_inbox, ReadStatus_inbox, MessageTime_outbox, MessageText_outbox, SendStatus_outbox, taksasi**, stand_awal, stand_akhir, pemakaian, pakai1, pakai2, pakai3, pakai4, harga_pakai1, harga_pakai2, harga_pakai3, harga_pakai4, harga1, harga2, harga3, harga4, total_harga, air_kotor, administrasi, jml_tagihan}

Tabel Pelanggan =

{no_persil*, nama, alamat, tarif**, ukuran_meter**} Tabel Tarif =

{kode_tarif*, keterangan} Tabel Meter =

{kode_meter*, keterangan, beban} Tabel Taksasi =

{kode_taksasi*, keterangan}

4. Bentuk Normalisasi Ketiga (3rd RD) Tabel Tagihan Rekening =

{thnbln_rek*, no_persil**, nama, alamat, kode_tarif**, ukuran_meter, taksasi**, stand_awal, stand_akhir, pemakaian, pakai1, pakai2, pakai3, pakai4, harga_pakai1, harga1, harga2, harga3, harga4, total_harga, air_kotor, beban, administrasi, jml_tagihan}


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang mungkin berguna bilamana pekerjaan yang dilakukan berisi tentang kasus yang serupa, selain itu pula berisi tentang kesimpulan mengenai pekerjaan yang telah dilakukan oleh penulis.

6.1. Kesimpulan

Dengan adanya Sistem Informasi Pelayanan Pengaduan Dan Tagihan Rekening Pelanggan Di PDAM Tirtawening Kota Bandung Menggunakan SMS Gateway dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtewening Kota Bandung yang berjalan masih terasa kurang efektif dan efisien.

2. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, PDAM Tirtawening diperlukan suatu sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang mudah dilakukan oleh pelanggan.

3. Program aplikasin SMS Gateway dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan PDAM Tirtawening karena dapat dilakukan oleh pelanggan di berbagai kalangan setiap saat dan dimanapun.

4. Program aplikasi SMS Gateway dapt meningkatkan efesiensi kerja dalam pembuatan tagihan rekening.


(2)

102

6.2. Saran

Agar pelayanan terhadap pelanggan dapat berjalan dengan lebih baik, penulis mengajukan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat membantu pihak PDAM Tirtawening Kota Bandung dan peneliti yang akan datang. Saran-saran tersebut antara lain :

1. Program aplikasi SMS Gateway seharusnya dapat memberikan informasi tagihan rekening beserta seluruh tunggakan dan denda yang harus dibayar oleh pelanggan.

2. Laporan/Report yang berasal dari SMS yang dikirim oleh pelanggan seharusnya dapat dipisahkan menurut format pengiriman SMS untk mempermudah proses selanjutnya.

3. Agar fungsi SMS Gateway optimal, seharusnya program aplikasi SMS Gateway dapat membaca SMS yang masuk dengan jumlah banyak dalam satu waktu.

4. Laporan target penerimaan tagihan rekening seharusnya dapat disajikan berdasarkan wilayah geografis.

5. Agar pelayanan yang diberikan dapat lebih optimal, lebih baik dibangun aplikasi WAP.

6. Program aplikasi yang telah dibuat oleh penulis dapat lebih dikembangkan lagi pada masa yang akan datang.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

1. Andri Kristanto. 2007. Perancangan Sistem Informasi Dan Aplikasinya. Penerbit Gava Media. Klaten.

2. Budhi Irawan. 2005. Jaringan Komputer. Graha Ilmu. Yogyakarta.

3. Drs. Zulkifli Amsyah. 2000. Manajemen Sistem Informasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

4. Evangelos Petrousos. 2002. Menguasai Pemrograman Database Dengan Visual Basic 6.0. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.

5. http://bahantugas.org/flowmap.html / 10 April 2010 6. http://erica.blog.binusian.org/ 05 Mei 2010

7. http://iisdcc.wordpress.com/2008/06/27/sms-gateway-dengan-vb/ 24 Pebruari 2010

8. http://kelasti.files.wordpress.com/2009/05/dokumen2-usulan-pengembangan-adsi.doc / 24 Pebruari 2010

9. http://mugi.or.id/blogs/yandi_tubagus/archive/2009/11/18/data-flow-diagram-dfd-dan-flowmap.aspx / 10 April 2010

10.http://vendika11.wordpress.com/topologi-gambar/ 05 Mei 2010

11.http://wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9882/Pengembangan+S istem+1+2.pdf / 24 Pebruari 2010

12.Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain. Andi. Yogyakarta.

13.Romzi Imron Rozidi. 2004. Membuat Sendiri SMS Gateway (ESME) Berbasis Protokol SMPP. Andi. Yogyakarta.


(4)

104

14.syridink.com/download.php%3Ff%3D159Dokumen%2520Teknis%2520S MS%2520Gateway.pdf+arsitektur+sms+gateway

15.Taryana Suryana. 2009. Visual Basic. Graha Ilmu. Yogyakarta. 16.www.isetyawan.web.ugm.ac.id/soft/Makalah.doc


(5)

Nama Lengkap : Nova Noveristi Aulia Safitri

NIM : 10508792

Tempat / Tanggal Lahir

: Bandung, 19 November 1982

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Kiaracondong No. 157 RT. 001 Rw.002

Bandung 40283

No.Telp / HP : 022-7205269 / 085624051876

E-mail : myluhung@gmail.com

Website : -

Pendidikan :

1988 – 1994 : SD Negeri Babakan Surabaya IV Bandung

1994 – 1997 : Mts. Darul Arqom Garut

1997 – 2000 : SMA Negeri 16 Bandung

2000 – 2003 : Universitas Padjadjaran

Jurusan Matematika Komputer Program Studi Manajemen Informatika


(6)

2008 - 2010 : Universitas Komputer Indonesia

Program Studi Sistem Informasi, Program S1

Bandung, Juli 2010

Nova Noveristi Aulia Safitri NIM. 10508792


Dokumen yang terkait

Strategi Humas PDAM Tirtawening Kota Bandung Dalam Menanggapi Pengaduan Pelanggan (Studi Deksriptif Mengenai Strategi Humas PDAM Tirtawening Kota Bandung dalam Menanggapi Pengaduan Pelanggan di Media Sosial Twitter)

2 30 72

Penggunaan Website PDAM Tirtawening Kota Bandung www.pambdg.co.id Dalam Penyampaian Informasi (Studi Deskriptif Public Relations On The Net Pada Bagian Humas Pdam Tirtawening Kota Bandung Dalam Penyampaian Informasi Kepada Pelanggan)

0 9 1

Strategi Humas PDAM Tirtawening Kota Bandung Dalam Menanggapi Pengaduan Pelanggan (Studi Deksriptif Mengenai Strategi Humas PDAM Tirtawening Kota Bandung dalam Menanggapi Pengaduan Pelanggan di Media Sosial Twitter)

0 2 1

Survey Tingkatan Kepuasan pelanggan Terhadap Pelayanan Yang Diberikan LPKL PDAM Tirtawening Kota Bandung

0 5 1

Perancangan Template Sistem Informasi Catat Meter (SICAMER) Pada PDAM Tirtawening Kota Bandung

3 18 64

SISTEM PENERIMAAN KAS DI PDAM KOTA SURAKARTA ( Kasus Penerimaan dari Sambungan Baru dan Tagihan Rekening Pelanggan )

0 6 62

SISTEM INFORMASI BIAYA TAGIHAN AIR PELANGGAN PDAM KOTA SURAKARTA BERBASIS MOBILE Sistem Informasi Biaya Tagihan Air Pelanggan PDAM Kota Surakarta Berbasis Mobile.

0 1 18

SISTEM INFORMASI BIAYA TAGIHAN AIR PELANGGAN PDAM KOTA SURAKARTA BERBASIS MOBILE Sistem Informasi Biaya Tagihan Air Pelanggan PDAM Kota Surakarta Berbasis Mobile.

0 0 12

PENGARUH PELAYANAN PRIMA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG: Penelitian Pada Pelanggan Pdam Wilayah Bandung Utara.

5 23 67

SISTEM INFORMASI PELAYANAN TAGIHAN REKENING DAN PENGADUAN PELANGGAN BERBASIS SMS GATEWAY DI PDAM KOTA TEGAL Aang Alim Murtopo

1 3 12