27
BAB III PERANCANGAN JARINGAN
3.1. Perancangan Jaringan
Perancangan Jaringan diperlukan dalam menentukan langkah-langkah pembangunan yang akan dikerjakan. Dalam perencanaan sistem ini akan dibagi
dalam beberapa tahapan pembangunan, tahapan pembangunan ini merupakan urutan dari kegiatan pembangunan jaringan. Tahap-tahap perancangan yang
dilakukan dalam pembangunan jaringan MANET ini adalah sebagai berikut: 1.
Merancang sekenario yang akan dilakukan. Perancangan sekenario yang dilakukan agar jaringan tersebut dapat
bekerja dengan baik. 2.
Parameter Kinerja. Parameter kinerja yang akan di uji adalah
throughput, delay, packet loss, dan jitter.
3. Melakukan Instalasi
software.
Agar konsep jaringan Manet yang diinginkan dapat tercapai, maka diperlukan dukungan dari beberapa perangkat lunak pada perangkat keras
yang digunakan. 4.
Menentukan lokasi pembuatan jaringan MANET. Dalam pembuatan jaringan Manet didasarkan oleh pertimbangan teknis
dan non teknis agar dapat menghasilkan kondisi sesuai dengan apa yang diinginkan,
5. Tahap Pengujian.
Dalam tahap ini pengujian dilakukan sesuai dengan apa yang telah dirancang.
3.2 Skenario
Jaringan MANET merupakan jaringan lokal
wireless
yang sifatnya dinamis. Digunakan beberapa asumsi untuk merancang skenario yang dimaksudkan untuk
merepresentasikan keadaan dari
wireless
itu sendiri. Beberapa asumsi tersebut
antara lain :
1. Jumlah PCLaptop yang digunakan 4 buah
2. Pengujian setiap satu
file
dilakukan 10 kali pengiriman. 3.
Jarak yang digunakan adalah 15 meter. 4.
Besar
file
yang digunakan adalah 1MB, 10MB, dan 20MB. 5.
Skenario pengujian: - Skenario 1
Laptop A client Laptop B router
Laptop C server 15 m
15 m
Gambar 8 Skenario 1 Spesifikasi Laptop
A. Processor
: Intel® Atom N2801.66 GHz. RAM
: 1 GB DDR2 Harddisk
: 160GB Wireless
: IEEE 802.11bg OS
: Linux Ubuntu 10.04
B. Processor
: Intel Atom d26001. 6GHz RAM
: 1 GB DDR2 Harddisk
: 320GB Wireless
: IEEE 802.11bgn OS
: Linux Ubuntu 10.04 USB Wi-FI Adapter
: TP-Link TL-WN321G
C. Processor
: Intel Dual Core T3200 2.0Ghz RAM
: 1 GB DDR2 Harddisk
: 160GB Wireless
: IEEE 802.11abg OS
: Linux Ubuntu 10.04
Skenario 1 yang dilakukan sebagai berikut: Setelah melakukan tahap pembuatan koneksi antar laptop dan AODV-UU
dijalankan selanjutnya dilakukan pengiriman data dengan iperf dari laptop A sebagai iperf
client
menuju laptop C sebagai iperf
server
melalui laptop B sebagai
router
perantara dengan jarak antara laptop 15meter. Ukuran
file
sebesar 1MB, 10MB, dan 20MB. Pengiriman
file
dilakukan sebanyak 10 kali.
- Skenario 2
Laptop A client Laptop B router
Laptop D server 15 m
Laptop C router 15 m
15 m
Gambar 9 Skenario 2 Spesifikasi Laptop
A. Processor
: Intel® Atom N2801.66 GHz. RAM
: 1 GB DDR2 Harddisk
: 160GB Wireless
: IEEE 802.11bg OS
: Linux Ubuntu 10.04
B. Processor
: Intel Atom d26001. 6GHz RAM
: 1 GB DDR2 Harddisk
: 320GB Wireless
: IEEE 802.11bg OS
: Linux Ubuntu 10.04 USB Wi-FI Adapter
: TP-Link TL-WN321G
C. Processor
: Intel Dual Core T3200 2.0Ghz RAM
: 1 GB DDR2
Harddisk : 160GB
Wireless : IEEE 802.11abg
OS : Linux Ubuntu 10.04
USB Wi-FI Adapter : TP-Link TL-WN321G
D. Processor : Int
el® Core™2 Duo Processor P87002.53 GHz, RAM
: 1 GB DDR2 Harddisk
: 250GB Wireless
: IEEE 802.11abg OS
: Linux Ubuntu 10.04
Skenario 2 yang dilakukan sebagai berikut: Setelah melakukan tahap pembuatan koneksi antar laptop dan AODV-UU
dijalankan selanjutnya dilakukan pengiriman data dengan iperf dari laptop A sebagai iperf
client
menuju laptop D sebagai iperf
server
melalui laptop B dan C sebagai
router
perantara dengan jarak antara laptop 15 meter. Ukuran
file
sebesar 1MB, 10MB, dan 20MB. Pengiriman
file
dilakukan sebanyak 10 kali.
3.3 Parameter Kinerja