80
RI STOIKIOMET
1. PxQy
dengan berat
a
gram, maka:
y Q
Px r
M P
r A
x P
Berat dan
y Q
Px r
M P
r A
x P
Kadar ⋅
⋅ ⋅
= ⋅
⋅ ⋅
⋅ =
100
2. Senyawa mengandung air kristal,
O nH
PxQy
2
⋅
, maka
Qy Px
mol O
H mol
n atau
n Qy
Px Mr
n kristal
air Kadar
2
100 18
18 =
⋅ +
⋅ ⋅
=
Massa Atom relatif dan Massa Molekul Relatif.
• Massa atom relatif adalah perbandingan massa atom terhadap 12
1 massa 1 atom C
12
12 12
1 −
= C
atom satu
massa x
atom satu
massa x
Ar
• Massa molekul relatif
Mr
adalah perbandingan massa satu molekul terhadap
12
12 1
C atom
12 12
1 −
= C
atom satu
massa Y
molekul satu
massa Y
Mr
Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Rumus Empiris adalah : rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa
Rumus molekul adalah : rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa
Untuk pembakaran senyawa hidrokarbon:
⎪ ⎪
⎪ ⎩
⎪⎪ ⎪
⎨ ⎧
= =
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛ +
=
⇒
y n
O H
nx CO
y x
n O
dibakar CxHy
n
4 4
1
2 2
2
Dengan syarat ⇒ reaksi stoikiometris
81
LARUTAN
P Mr
P m
P Laru
− ×
= ⇒
100 1000
tan
Pengenceran Larutan
2 2
1 1
M V
M V
⋅ =
⋅ ⇒
V
1
= volume sebelum pengenceran M
1
= konsentrasi sebelum pengenceran V
2
= volume sesudah pengenceran M
2
= konsentrasi sesudah pengenceran Konsentrrasi campuran
3 3
2 2
1 1
M V
M V
M V
⋅ =
⋅ +
⋅ ⇒
Kelarutan S dan Hasil Kali Kelarutan Ksp
n n
n n
n Ksp
S dan
S n
Ksp
1 1
1 1
− −
− =
⋅ −
=
Untuk reaksi ⇒
[ ] [ ]
n m
air
C B
A Ksp
C n
B m
s A
− +
− +
⋅ =
+ ⎯→
⎯ • Jika hasil kali konsentrasi ion-ion Ksp, maka larutan lewat jenuh terjadi endapan
• Jika hasil kali konsentrasi ion-ion Ksp, maka larutan belum jenuh tidak terjadi endapan
• Jika hasil kali konsentrasi ion-ion = Ksp, maka larutan tepat jenuh Untuk
Garam
m n
m n
S m
n Ksp
Bm An
+
⋅ ⋅
= ⇒
Garam akan mengendap jika: •
[ ]
S G
• Massa mengendap
[ ]
Mr vol
S G
× ×
− ⇒
[ ]
G
= konsentrasi garam S = kelarutan
Derajad Keasaman pH
[ ] [ ]
pOH H
pH H
hitung asam
laru pH
− =
− =
⇒ ⇒
+ +
14 log
tan
[ ] [ ]
− −
− =
⇒ ⇒
OH pOH
OH hitung
basa laru
pH log
tan Air sedikit terionisasi, karena bersifat elektrolit lemah
− +
+ →
⇒ OH
H O
H
2
Pada suhu 25 C:
82
[ ]
[ ]
[ ][ ]
[ ]
[ ]
[ ][ ] [ ][ ]
[ ] [ ]
− +
− −
+ −
− +
− +
− +
= +
= +
= =
⇒ =
= =
⇒ =
=
OH atau
H i
konsentras mencari
berarti pOH
pH mencari
pOH pH
dan pKw
pOH pH
OH H
Kw OH
H O
H K
O H
OH H
K M
OH H
14 10
10 10
14 14
2 2
7
Catatan: - pH larutan 7 : larutan bersifat asam
- pH larutan 7 : larutan bersifat basa - pH larutan = 7 : larutan netral
Reaksi-reaksi Asam-Basa
• Asam kuat Basa kuat
[ ] [ ]
kuat basa
dari OH
kuat Basa
kuat asam
dari H
kuat Asam
− +
⇒ ⇒
• Asam lemah Basa lemah
[ ] [ ]
K C
C Kb
OH lemah
Basa K
C C
Ka H
lemah Asam
⋅ =
⋅ =
⇒ ⋅
= ⋅
= ⇒
− +
• Asam + Basa - Sisa Asam kuat Basa kuat
⎯→ ⎯ ionisasi
[ ] [ ]
kuat basa
sisa dari
OH kuat
basa sisa
kuat asam
sisa dari
H kuat
asam sisa
− +
⎯→ ⎯
⎯→ ⎯
- Sisa Asam lemah Basa lemah ⎯→
⎯ terbentuk buffer penyangga
[ ] [ ]
G B
kb OH
garamnya lemah
basa basa
buffer G
A Ka
H garamnya
lemah asam
asam buffer
⋅ =
⇒ +
⎯→ ⎯
⋅ =
⇒ +
⎯→ ⎯
− +
A B = selisih asam dan basa sisa asam lemah basa lemah G = yang paling kecil mol-nya garam
- Tidak sisa, maka terjadi hidrolisis:
[ ] [ ]
[ ]
kb Ka
Kw H
lemah basa
lemah asam
Ka G
Kw OH
kuat basa
lemah asam
kb G
Kw H
kuat basa
kuat asam
⋅ =
⇒ +
⋅ =
⇒ +
⋅ =
⇒ +
+ −
+
Netral terjadi jika Asam kuat + Basa kuat ⎯→
⎯ garam + air , maka pH = 7.
83
BASA ASAM
TEORI
nya basa
dari lebih
meiliki Asam
sama yang
senyawa dari
berasal Basa
dan Asam
− Η
+
1 1. ARHENIUS.
• Asam adalah zat yang dalam pelarut air menghasilkan ion hidrogen [H
+
] Contoh :
− +
+ ⎯→
⎯ l
C H
HCl • Basa adalah zat yang dalam pelarut air menghasilkan ion hidroksil [OH
-
] Contoh :
− +
+ ⎯→
⎯ OH
Na NaOH
2. BRONSTED-LOWRY. • Asam adalah pemberi H
+
donor proton zat yang dapat melepaskan proton • Basa adalah penerima H
+
akseptor proton zat yang dapat menerima proton 3. ASAM-BASA KONJUGASI
• Asam konjugasi adalah asam yang kelabihan 1H
+
terhadap basa-nya • Basa konjugasi adalah basa yang kekurangan 1H
+
terhadap asam-nya Contoh :
asam basa
basa asam
NH OH
NH O
H
− −
+ ⎯→
← +
4 3
2
H
2
O dan OH
-
adalah pasangan asam basa konjugasi NH
3
dan NH
4 +
adalah pasangan basa konjugasi 4. LEWIS.
• Asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas penerima pasangan elektron bebas
• Basa adalah zat yang dapat melepaskan pasangan elektron pemberi pasangan elektron bebas.
Reaksi Asam Basa
∑ ∑
⋅ ⋅
= ⋅
⋅
B B
B A
A A
al V
M V
al V
M V
Reaksi dalam Larutan Elektrolit • Asam + basa ⎯→
⎯ garam + air Contoh : HCl + NaOH
⎯→ ⎯ NaCl + H
2
O • Basa + oksida asam
⎯→ ⎯ garam + air
Contoh : NaOH + CO
2
⎯→ ⎯ Na
2
CO
3
+ H
2
O • Oksida basa + asam ⎯→
⎯ garam + air Contoh : K
2
O + H
2
SO
4
⎯→ ⎯ K
2
SO
4
+ H
2
O • Gas amonia + asam ⎯→
⎯ garam amonium Contoh : NH
3
+ HCl ⎯→
⎯ NH
4
Cl
84 • Oksida asam + oksida Basa ⎯→
⎯ garam Contoh : Na
2
O + CO
2
⎯→ ⎯ Na
2
+ CO
3
• Logam aktif + asam non oksidator ⎯→ ⎯ garam + gas H
2
Contoh : Fe + 2HCl ⎯→
⎯ FeCl
2
+ H
2
• Logam reaktif I + garam I ⎯→
⎯ garam II + logam II Contoh : Zn + CuSO
4
⎯→ ⎯ Znso
4
+ Cu • Basa I + garam I ⎯→
⎯ garam II + basa II Contoh : NaOH + CuSO
4
⎯→ ⎯ Na
2
SO
4
+ CuOH
2
• Garam I + asam I ⎯→ ⎯ garam II + asam II
Contoh : FeS + 2HCl ⎯→
⎯ FeCl
2
+ H
2
S Ciri-ciri asam:
• Rasanya masam
• Larutannya dalam air menghasilkan ion H
+
• pH 7 • [H
+
] besar • Lakmus merah ⎯→
⎯ merah • Lakmus biru
⎯→ ⎯ merah
Oksida-oksida asam oksida metaloid: • Oksida yang berasal dari unsur bukan logam
• Dalam air membentuk asam Ciri-ciri basa:
• pH 7 • larutannya dalam air menghasilkan ion yang bermuatan positif dan ion hidroksil yang
bermuatan negatif OH • rasanya licin jika terkena kulit
• [OH
-
] besar • Lakmus merah ⎯→
⎯ biru • Lakmus biru
⎯→ ⎯ merah
Oksida-oksida basa oksida logam: • Oksida yang berasal dari unsur yang termasuk logam
• Persenyawaannya dengan air menghasilkan basa
85
KIMIA GAN
KESETIMBAN
n
k k
a h
n dikali
k k
dibalik reaksi
1 arg
1 1
= ⇒
= ⇒
Keadaan kesetimbangan.
D C
r r
B A
+ +
2 1
Keadaan setimbang bila
2 1
r r
= ⇒
[ ] [ ] [ ] [ ]
b a
d c
B A
D C
Kc =
[ ] [ ] [ ] [ ]
suhu oleh
i dipengaruh
hanya K
a H
saja gas
fase hanya
gkan diperhitun
Kp atau
Kc a
h sama
tidak fasenya
heterogen yang
sistem untuk
T R
Kc Kp
dirumuskan dapat
Kp dengan
Kc antara
Hubungan PB
PA PD
PC Kp
Kp tekanan
gan kesetimban
tetapan dalam
takan dapatdinya
K a
h gas
sistem Untuk
n b
a d
c
arg arg
, arg
Δ
⋅ =
⇒ =
Dissosiasi
α α
α ⋅
⋅ −
= ⇒
a c
a b
C B
A 1
: :
mula mula
mol jumlah
terurai yang
mol jumlah
dissosiasi derajad
− =
α
Jika, sebagian
terurai zat
sempurna terurai
zat terurai
tidak zat
⇒ ⇒
= ⇒
= 1
1 α
α α
Untuk Reaksi yang Berubah Derajad Dissosiasinya
2 2
2
1 2
1
1 2
1 1
K V
K k
V K
− =
−
Pergeseran Kesetimbangan.
Asas Le Chatelier : Bila dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan aksi yang
mengganggu sistem kesetimbangan, maka akan timbul reaksi yang akan memperkecil aksi tersebut.
86 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan:
1. Konsentrasi : • Jika konsentrasi diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan.
• Jika konsentrasi diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah zat tersebut. 2. Volume tekanan:
• Jika V P ⎯→
⎯ kesetimbangan bergeser ke jumlah koefisien yang lebih besar. • Jika V P ⎯→
⎯ kesetimbangan bergeser ke jumlah koefisien yang lebih kecil. 3. Suhu :
• T ⎯→ ⎯ kesetimbangan bergeser ke endoterm
• T ⎯→
⎯ kesetimbangan bergeser ke eksoterm 4. Katalis :
• Katalis tidak mempengaruhi letak kesetimbangan. • Katalis hanya mempercepat tercapainya kesetimbangan.
Catatan: - Bila jumlah mol ke kiri sama dengan ke kanan, maka perubahan tekanan maupun
volume tidak mempengaruhi kesetimbangan. - Untuk sistem kesetimbangan heterogen, koefisien mol yang diperhitungkan adalah
fase gas saja.
87
REAKSI KECEPATAN
Y X
B A
K V
=
s V
r V
y dan
q V
p V
x
Cbs Cbr
caq cap
log log
= =
• Order terhadap A, maka data yang digunakan data B yang tetap. • Order terhadap B, maka data yang digunakan data A yang tetap.
Kecepatan Reaksi didefinisikan sebagai pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu atau pertambahan konsentrasi hasil per satuan waktu.
waktu satuan
i konsentras
perubahan reaksi
kecepa =
tan
atau
n
C K
V =
Dengan : V = kecepatan reaksi K = tetapan kecepatan reaksi
C = konsentrasi n = orde reaksi
Yang dimaksud perubahan konsentrasi, yaitu:
• berkurangnya konsentrasi pereaksi, atau • bertambahnya konsentrasi hasil reaksi
Kecepatan Reaksi.
1. Untuk reaksi C
c B
b A
a ⎯→
⎯ +
• dT
dC c
T d
B d
b T
d A
d a
V ⋅
+ =
⋅ −
= ⋅
− =
1 1
1 • Kecepatan Reaksi
b a
B A
k V
= ⇒
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi: - Sifat dan keadaan zat:
• Reaksi senyawa ion pada umumnya berlangsung lebih cepat daripada reaksi senyawa kovalen
- Suhu cahaya: • Dari percobaan setiap kenaikan 10
C menyebabkan kecepatan reaksi menjadi dua kali
88 - Konsentrasi:
• Dari rumus
n
C k
V ⋅
= dapat disimpulkan bahwa:
kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi C. Jika C maka V Untuk reaksi orde nol, kecepatan reaksi tidak dipengaruhi konsentrasi
k V
C k
V =
⇒ ⋅
= - Luas
permukaan: • Makin halus zat yang bereaksi, makin luas permukaannya, sehingga
kemungkinan terjadinya tumbukan lebih besar, maka reaksi akan lebih cepat. - Katalis.
• Katalisator adalah zat kimia yang dapat mempercepat reaksi menurunkan Ea
. Fungsi katalis untuk menurunkan energi aktivasi
Mempercepat ⎯→
⎯ katalisator Memperlambat
⎯→ ⎯ inhibitor
Katalisator terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimia dan secara fisik bersifat spesifik.
3. Suhu: •
10 t
K o
V t
V
Δ
⋅ =
suhu perubahan
t suhu
koefisien K
nula mula
kecepa Vo
t suhu
pada kecepa
t V
= Δ
= −
= =
tan tan
4. Orde reaksi tingkat reaksi n
A k
t V
=
N = 0 ⎯→
⎯ orde nol ⎯→ ⎯ V = k
N = 1 ⎯→
⎯ orde satu ⎯→ ⎯ V = K A
1
N = 2 ⎯→
⎯ orde dua ⎯→ ⎯ V = K A
2
Teori Tumbukan.
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara atom-atom atau molekul-molekul pereaksi. Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi harus memenuhi
syarat: • posisinya
baik • atom atau molekul yang bertumbukan mempunyai energi cukup
Pengaruh Suhu terhadap Kecepatan Reaksi.
Jika laju reaksi pada suhu T adalah V
dan setiap kenaikan 10 C kecepatan reaksi naik
n kali, maka kecepatan reaksi pada T
1
adalah:
1
10 1
1 10
1 1
t n
t dan
Vo n
V
T T
T T
⋅ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ =
⋅ =
− −
reaksi suhu
T dan
reasksi waktu
t dengan
= =
89
IA ELEKTROKIM
DAN REDOKS
1. O
2
= -2, kecuali peroksida O = -1 2. H = +1, kecuali hibrida H = -1
3. Logam = +valensi 4. senyawa atau unsur netral = 0
5. Ion = muatan ion
Perkembangan Reaksi Redoks.
Oksidasi: • Reaksi suatu zat dengan oksigen
• Reaksi yang disertai pelepasan elektron • Mengalami kenaikan bilangan oksidasi sebagai reduktor
Reduksi: • Reaksi pengurangan pelepasan oksigen
• Reaksi yang disertai penangkapan elektron • Mengalami penurunan bilangan oksidasi sebagai oksidator
reaksi menyertai
yang elektron
mol BO
selisih =
Catatan: Oksidator :
- zat yang mengalami reduksi - lebih mudah menangkap elektron
Reduktor: - zat yang mengalami oksidasi
- lebih mudah melepas elektron
Bilangan Oksidasi.
• Bilangan oksidasi unsur-unsur dan molekul-molekul dari atom sejenis = 0 Contoh: bilangan oksidasi Na = 0
bilangan oksidasi H dalam H
2
= 0 • Bilangan oksidasi H dalam senyawa = +1, kecuali dalam senyawa hibrida : BO H = -1
Contoh: BO H dalam H
2
O = +1 BO H dalam CaH
2
= -1 • Bilangan oksidasi O dalam senyawa = -2, kecuali dalam senyawa:
Contoh: OF
2
, BO O = +2 Peroksida, BO O = -1 H
2
O
2
, Na
2
O
2
, dsb • Jumlah aljabar bilangan oksidasi dalam senyawa = 0
Dalam senyawa HNO
3
berlaku : BO H + BO N + 3BO O = 0 • Jumlah aljabar bilangan oksidasi seluruh atom dalam ion = muatan ion.
Dalam ion SO
4 2-
berlaku : BO.2 + 4BO O = -2
90
Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks.
reaksi koefisien
kali hasil
elektron mol
= Setiap persamaan Reaksi kimia harus memenuhi:
• Hukum kekekalan massa • Hukum kekekalan muatan
Elektrokimia
⎪⎩ ⎪
⎨ ⎧
⎯→ ⎯
⎯→ ⎯
⇒ reduksi
mengalami katoda
oksidasi mengalami
anoda
1. Sel Volta.