Perancangan Cerita Bergambar Dongeng Si Kabayan

(1)

(2)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN CERITA BERGAMBAR DONGENG

SI KABAYAN

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011-2012

Oleh:

Neng Iin Kuraesin 51908155

Progam Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

(4)

ABSTRACT

DESIGN OF PICTORIAL TALE OF SI KABAYAN

By:

Neng Iin Kuraesin 51908155

Study Programme Communication Visual Design

  Si Kabayan is a typical tale being alive in Sundanese community. The special characteristics are not only known in the community themselves, it was widespread around Indonesia. The tale of Si Kabayan was told to orally descent and therefore its author was not known.

The tale of Si Kabayan functions as educational and entertainment media since this tale is story of funny, humor, waggish type. In the story, Si Kabayan is described as a stupid person all at once smart. He have pleonastic characteristics of idiocy, however, he is smart in speaking if urgent events occurs.

The design of pictorial story use Sundanese language, for purpose, for conserving culture and the use of simple language to be understood by children and form of cartoon illustration, where the form of cartoon has much passion and predilection for children. Pictorial story book of “Dongeng Si Kabayan” have several titles: Si Kabayan Ngala Nangka (Si Kabayan Picks Jackfruit), Si Kabayan Ngala Tutut (Si Kabayan Whips Snails), Si Kabayan Maling Kalapa (Si Kabayan Steals Coconut), Si Kabayan Mayar Hutang (Si Kabayan Pays for Debt). The titles of Si Kabayan were selected as mentioned story tell such characteristics of Si Kabayan as simple, lazy, and smart to speak.

Key words: Intelligence, humor, entertainment, folktale.

   


(5)

ABSTRAK

PERANCANGAN CERITA BERGAMBAR DONGENG SI KABAYAN

Oleh:

Neng Iin Kuraesin 51908155

Progam Studi Desain Komunikasi Visual

Si Kabayan merupakan cerita khas yang hidup di masyarakat Sunda. Kekhasannya tidak hanya terkenal di masyarakatnya sendiri tapi sudah meluas ke seluruh Indonesia. Dongeng Si Kabayan dituturkan secara turun temurun secara lisan dan tidak diketahui siapa pengarangnya.

Dongeng Si Kabayan berfungsi sebagai media hiburan dan pendidikan karena cerita ini merupakan jenis cerita lucu, cerita humor atau cerita jenaka. Dalam ceritanya Si Kabayan digambarkan sebagai orang bodoh sekaligus cerdik. Bodoh dengan sifatnya yang berlebihan tetapi juga pintar bicara jika ada kejadian yang mendesak.

Dalam perancangan cerita bergambar ini menggunakan bahasa Sunda bertujuan untuk melestarikan budaya dan menggunakan bahasa yang mudah diterima anak-anak dan gaya ilustrasi kartun, dimana gaya kartun ini banyak digemari dan disukai anak-anak. Buku cerita bergambar “Dongeng Si Kabayan” terdapat beberapa judul antara lain Si Kabayan Ngala Nangka (Si Kabayan Memetik Nangka), Si Kabayan Ngala Tutut (Si Kabayan Memancing Siput), Si Kabayan Maling Kalapa (Si Kabayan Mencuri Kelapa), Si Kabayan Mayar Hutang (Si Kabayan Membayar Hutang). Dalam judul-judul cerita Si Kabayan tersebut terpilih karena cerita diatas menceritakan sifat-sifat Si Kabayan seperti keluguannya, malas dan pintar berbicara.

Kata Kunci: Kecerdasan, humor, hiburan. 


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan laporan Pengantar Tugas Akhir.

Penulisan laporan PERANCANGAN CERITA BERGAMBAR DONGENG SI KABAYAN ini diajukan sebagai syarat kelulusan mata kuliah Tugas Akhir. Semoga laporan yang penulis susun ini dapat memberi manfaat, terutama sebagai pengkayaan materi penelitian yang berhubungan dengan kesehatan manusia.

Akhirnya penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan pada masa yang akan datang. Penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kerterbatasan yang dimiliki.

Bandung, 9 Juli 2012

Penulis

i


(7)

i

 

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR………. i

DAFTAR ISI……… ii

DAFTAR GAMBAR………... iii

BAB I PENDAHULUAN……….………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah………. 3

1.2 Identifikasi Masalah……… 3

1.3 Fokus Permasalahan………... 3

1.4 Tujuan Perancangan……… 3

BAB II DONGENG SI KABAYAN……….. 4

2.1 Cerita Bergambar (Cergam)………. 4

2.2 Definisi Dongeng……….….………..… 5

2.2.1 Unsur-Unsur Cerita Dongeng……….. 5

2.3 Jenis Dongeng……… 7

2.4 Manfaat Dongeng Lucu………... 7

2.5 Cerita Si Kabayan……… 8

2.6 Segmentasi………..……….. 10

BAB III STRATEGI PENDEKATAN... 11


(8)

ii

 

3.1.1 Pendekatan Komunikasi……… 11

3.1.2 Strategi Kreatif………. 12

3.1.3 Strategi Media……… 13

3.1.4 Strategi Distribusi……….. 14

3.2 Konsep Visual……… 15

3.2.1 Format Desain………. 15

3.2.2 Tata Letak……… 15

3.2.3 Tipografi………. 16

3.2.4 Studi Ilustrasi………..…………... 17

3.2.5 Warna………. 18

3.2.6 Cerita Dongeng Si Kabayan……….……... 18

3.2.7 Studi Karakter……….………… 23

3.2.8 Setting………... 26

3.2.9 Propeti……….…….. 28

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA……… 30

4.1 Proses Perancangan Buku Cerita Bergambar………. 30

4.2 Media Utama……….. 32

4.2.1 Buku Cerita Bergambar………. 32

4.3 Media Pendukung……… 33

4.3.1 Poster………. 33

4.3.2 Flagchain……….. 34

4.3.3 Brosur……… 34


(9)

iii

 

4.4 Merchandise……… 36

4.4.1 Jadwal Mata Pelajaran……… 36

4.4.2 Stiker………. 37

4.4.3 Pembatas Buku………. 37

DAFTAR PUSTAKA………. 38


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Cerita rakyat merupakan tradisi lisan Indonesia yang kaya akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun temurun. Menurut buku Antropologi: Mengungkap Keanekaragaman Budaya, cerita rakyat terbagi 3 kelompok yaitu mitos, legenda dan dongeng. Menurut William A.Haviland, mitos adalah cerita mengenai peristiwa-peristiwa semihistoris yang menerangkan masalah-masalah akhir kehidupan manusia. Legenda merupakan cerita yang menceritakan perbuatan pahlawan, perpindahan penduduk dan pembentukan adat semi historis secara turun-temurun.

Dongeng menurut Haviland cerita kreatif yang diakui sebagai khayalan untuk hiburan. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur. Melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan adat masyarakat juga dapat tercermin. Dongeng termasuk cerita tradisional, cerita tradisional sendiri adalah cerita yang disampaikan secara turun temurun (Trianto,2006, h.46).

Si Kabayan merupakan cerita khas yang hidup di masyarakat Sunda. Kekhasannya tidak hanya terkenal di masyarakatnya sendiri tapi sudah meluas ke seluruh Indonesia. Dongeng Si Kabayan dituturkan secara turun temurun secara lisan dan tidak diketahui siapa pengarangnya. Meskipun diceritakan secara lisan sehingga banyak ditambah dan dikurangi sesuai dengan perubahan masyarakatnya, inti pesan dan nilai-nilainya masih amat jelas. Seluruh cerita Kabayan juga menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda yang terus berkembang sesuai zaman.

Cerita Si Kabayan termasuk jenis cerita lucu, cerita humor atau cerita jenaka. (Fang dalam Sutari, 2006) sendiri mendefinisikan cerita jenaka sebagai cerita tentang tokoh lucu, menggelikan atau licik, dan licin. Cerita Si Kabayan mencakup semua ciri cerita jenaka. Ada kalanya tokoh Si


(11)

Kabayan bodoh sekali, ada kalanya ia licik, dan ada kalanya pun ia jujur dan selamat dari bahaya yang mengancamnya.

Dongeng Si Kabayan merupakan dongeng yang tidak pernah mati karena setiap zaman dongeng Si Kabayan sendiri selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Meskipun Si Kabayan ada di setiap zaman tetapi asal usulnya tidak diketahui dan umurnya tidak berubah menjadi tua. Si Kabayan mempunyai sejarah yang tidak jelas, misalnya siapa orangtuanya atau saudara lainnya, karena dalam bentuk lisan Si Kabayan seperti datang dari dunia yang tiba-tiba. Dalam perkembangan yang lebih kini, Si Kabayan telah mengalami berbagai macam proses kreatif, baik berupa pertunjukan sandiwara atau teater, sinetron, film, dan juga terbit dalam bentuk tulisan. Cerita Kabayan sendiri memiliki pengarang yang berbeda-beda seperti Ajip Rosidi, Moh. Ambri, Min Resmana, Yus R. Ismail, Utuy Tatang Sontani dan Aan Merdeka Permana.

Dalam melestarikan dongeng tradisional salah satu upaya cara melestarikannya yaitu dengan cerita gambar. Dalam buku cerita gambar yang memiliki banyak judul cerita rakyat, dongeng ‘Si Kabayan’ tidak ditemukan, hanya beberapa dongeng Jawa Barat seperti Telaga Badit, Sangkuriang, Ciung Wanara dan Lutung Kasarung.

Dongeng Si Kabayan berfungsi sebagai media hiburan dan pendidikan. Sebagai media pendidikan cerita Kabayan sarat dengan pesan yang terkandung.


(12)

 

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah yang akan dibahas dan dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

a. Banyak buku bergambar yang diterbitkan penerbit, tetapi buku bergambar yang mengangkat cerita Si Kabayan jarang ditemukan. b. Dongeng Si Kabayan mempunyai memiliki pengarang yang

berbeda-beda sehingga penokohan visual Kabayan belum jelas dan berberbeda-beda c. Jarang sekali dongeng tradisional Jawa Barat yang dituangkan dalam

cerita bergambar berbahasa Sunda.

1.3 Fokus Permasalahan

Dari permasalahan diatas fokus permasalahannya yaitu bagaimana menciptakan buku cerita bergambar yang mengangkat cerita dari dongeng Si Kabayan dengan bahasa Sunda.

1.4 Tujuan Perancangan

Diperlukan sebuah solusi yang tepat untuk kembali merebut perhatian anak-anak agar berkeinginan untuk membaca buku dongeng salah satunya dengan merancang sebuah buku untuk anak-anak yang membahas tentang cerita dongeng Si Kabayan yang memiliki pesan yang terkandung dalam ceritanyadan menarik dari segi visual. Dalam merancang cerita bergambar ini bertujuan sebagai berikut:

a. Untuk menarik minat kembali anak dalam membaca dongeng tradisional.

b. Melestarikan kembali bahasa Sunda dan budaya Indonesia. c. Memberikan hiburan untuk anak-anak.

d. Memberitahukan informasi tentang kebodohan Kabayan dan juga kecerdikannya.


(13)

BAB II

CERITA BERGAMBAR DONGENG SI KABAYAN  

2.1 Cerita Bergambar

Cerita bergambar adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita (Putra dalam Islami, 2010). Biasanya cergam dicetak diatas kertas dan dilengkapi teks. Cergam merupakan media yang unik, menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif, media yang sanggup menarik perhatian semua orang dari segala usia, karena memiliki kelebihan, yaitu mudah dipahami.

Cergam merupakan media komunikasi yang kuat. Berikut fungsi cergam yaitu:

1. Cergam untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya ”hindari pemecahan masalah dengan kekerasan.”

2. Cergam sebagai media advertising. Maskot suatu produk dapat dijadikan tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan produk atau brand tersebut. Sementara pembaca membaca cergam, pesan-pesan promosi produk atau brand dapat tersampaikan.

3. Cergam sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling umum dibaca oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun. Cergam dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti kesetiakawanan, persahabatan, dan pantang menyerah dapat digambarkan secara dramatis dan menggugah hati pembaca (Islami, 2010).


(14)

2.2 Definisi Dongeng

Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) juga menghibur. Melalui dongeng, nilai, kepercayaan, dan adat masyarakat juga dapat tercermin. Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita tradisional asal cerita yang disampaikan secara turun-temurun. Suatu cerita tradisional dapat disebarkan secara luas ke berbagai tempat (Trianto, 2006, h.46).

Sebuah dongeng dibangun beberapa unsur, yaitu: Ciri-ciri dari sebuah dongeng yaitu sebagai berikut: a. Menggunakan alur sederhana.

b. Cerita singkat dan bergerak cepat.

c. Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci d. Ditulis seperti gaya penceritaan secara lisan.

e. Biasanya, pesan atau tema dituliskan dalam cerita. Tetapi, ciri ini sebaiknya tidak diikuti karena akan mengurangi kreativitas pembaca untuk menemukan nilai cerita.

f. Biasanya, pendahuluan sangat singkat dan langsung (Islami, 2010).

2.2.1 Unsur-Unsur Cerita Dongeng

Sebuah dongeng dibangun beberapa unsur, yaitu: a. Tokoh dan watak

Jone dalam Nurgiantoro mengemukakan bahwa penokohan adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (1998, 165), atau penokohan karakter adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam cerita rekaannya (Easten, 1994).

Menurut Sumardjono dan Saini melukiskan watak tokoh dalam cerita dapat dengan cara sebagai berikut:

- Melalui perbuatannya, terutama sekali bagaimana ia bersikap dalam menghadapi situasi kritis


(15)

- Melalui ucapan-ucapannya - Melalui gambaran fisiknya

- Melalui keterangan langsung yang ditulis oleh pengarangnya (1991, h.65-66).

Dalam buku berjudul Buku Pintar Pelajaran: Ringkasan Materi Dan Kumpulan Rumus Lengkap, tokoh dibedakan menjadi tiga yaitu:

- Tokoh protagonist yaitu tokoh utama sebagai tokoh idaman atau tokoh yang mendukung cerita.

- Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita.

- Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, yang kehadirannya mendampingi keberadaan tokoh.

b. Tema

Tema adalah pokok permasalahan sebuah cerita, makna cerita atau dasar cerita. Tema suatu cerita biasanya bersifat tersembunyi dan dapat dipahami setelah membaca keseluruhan cerita ( Ismail Kusmayadi, dkk, 2006, h.61).

c. Latar atau setting

Latar atau setting adalah tempat, waktu, atau keadaan yang melatari dan mewadahi berbagai peristiwa suatu cerita. Secara garis besar, latar dapat dikategorikan dalam tiga bagian yaitu:

- Latar tempat, merupakan hal yang menyangkut deskripsi tempat suatu cerita terjadi missal pedesaan, perkotaan atau latar tempat lainnya.

- Latar waktu, mengacu pada saat terjadinya peristiwa dalam plot, secara historis. Rangkaian peristiwa tidak mungkin terjadi jika dilepaskan dalam perjalanan waktu, tanggal, bulan, tahun, bahka zaman tertentu yang melatarbelakangi.

- Latar sosial, merupakan lukisan status yang menunjukan tingkatan seorang atau beberapa prang tokoh dalam masyarakat yang adan sekelilingnya ( Ismail Kusmayadi, dkk, 2006, h.61).


(16)

d. Amanat

Amanat adalah pesan yang disampaikan dalam sebuah cerita (Ismail Kusmayadi, dkk, 2006, h.61). Penyampaian pesan selalu didasarkan tema dan tujuan yang telah ditetapkan penulis pasa saat menyusun rancangan cerita.

2.3 Jenis dongeng

Menurut Agus Trianto dalam buku Bahasa Indonesia dongeng dibagi dalam 3 jenis yaitu:

a. Dongeng binatang atau fabel

Fabel adalah dongeng binatang yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam fable, tokohnya binatang. Segala jenis binatang tersebut berperilaku seperti manusia. Biasanya mereka digambarkan sebagai heawan yang cerdik, licik dan jenaka.

b. Dongeng biasa

Dongeng biasa adalah cerita tentang tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita dongeng biasa yang dapat ditemui adalah cerita Bawang Putih dan Bawang Merah.

c. Dongeng lelucon atau lucu

Dongeng lelucon berisi cerita lucu tentang tokoh tertentu. Contohnya cerita Si Kabayan dari Jawa Barat. Fungsi utama dongeng ini adalah untuk menghibur.

2.4 Manfaat Dongeng Lucu

Dalam dongeng terdapat manfaat bagi anak terutama dongeng lucu selain sebagai media hiburan, yaitu sebagai berikut:

1. Menumbuh kedekatan di antara orang tua dan anak. Orang tua yang membiasakan menceritakan dongeng lucu bagia anaknya, memiliki kesempatan untuk melakukan komunikasi, sehingga anak akan merasa lebih nyaman bersama orang tuanya.


(17)

2. Merangsang imajinasi anak. Dongeng lucu mempuntai nilai lebih dalam hal menumbuhkan kemampuan imajinasi anak. Biasanya, dongeng lucu menjabarkan sebuah peristiwa kejadian lucu dalam dongeng tersebut. 3. Merangsang kreativitas anak anak. Anak dengan imajinasi yang tinggi,

cenderung lebih kreatif sebab imajinasinya itu sering memancing ia untuk melakukan banyak hal.

4. Meningkatkan kemampuan bahasa anak. Dongeng lucu yang diceritakan orang tua atau guru, biasanya kaya dengan kosa kata. Sementara anak punya kemapuan yang cepat sekali dalam menyerap kosa kata baru jika disertai cara penyampaian yang baik.

5. Mengembangkan kemampuan mengenal ekspresi dan emosi anak. Dongeng lucu, secara tidak langsung membuat anak kenal berbagai emosi manusia seperti senang, penasara, marah, sakit atau sedih, sekaligus mengekspresikannya dengan mimic muka yang tepat.

6. Mengajarkan pesan atau nilai-nilai. Sebuah dongeng yang baik, pasti memiliki pesan yang ingin disampaikan dibalik ceritanya.

7. Meningkatkan minat baca (http://www.anneahira.com/dongeng-lucu.htm).

2.5 Cerita Si Kabayan

Kabayan merupakan tokoh cerita rakyat Sunda yang paling popular dan sangat digemari. Ada dongeng Si Kabayan yang dicatat dari mulut ke mulut dari berbagai tempat, diantaranya dipergunakan sebagi bahan disertasi oleh seorang nyonya Belanda bernama Dr. Coester Wijsman berjudul Tijl Uilenspegiel verhalen in indonesie in het biezonder in de Soendalanden atau Cerita lucu di Indonesia terutama di Tanah Sunda (1929), ada kemudian diterbitkan oleh Balai Pustaka dengan judul Si Kabayan (1932), ada yang diumumkan oleh C.M. Pleyte dalam bukunya Pariboga (Rosidi, 2009, h.32).

Cerita Kabayan ciptaan Min Resmana merupakan sindiran terhadap keadaan masyarakat ketika cerita itu ditulis. Kecuali Min Resmana banyak lagi pengarang yang pernah menulis cerita Kabayan dalam bahasa Sunda,


(18)

antaranya M.A. Salmun , Utuy T.Sotani, Aan Merdeka Permana, dan lain-lain (Rosidi, 2009, h.33).

Umumnya orang Sunda adalah petani, sehingga bertambahnya penghuni laki-laki dalam rumah mengandung arti pula bertambahnya tenaga untuk mengerjakan ladang. Tentunya kalau menantunya pemalas seperti Si Kabayan, niscaya akan menimbulkan berbagai persoalan, karena yang bertambah bukannya tenaga yang membantu mengolah ladang, melainkan mulut yang harus diisi sedangkan mengisi mulut tidak pernah ada batasnya, karena tidak pernah penuh, setiap hari harus diisi lagi (Rosidi, 2009, h.37).

Dalam sebuah karangan tentang kekayaan batin orang Sunda (1957), bahwa Si Kabayan dianggap tokoh ciptaan manusia Sunda yang hidup berpegang kepada pedoman cageur jeung bageur (sehat lahir batin dan berbudi baik). Manusia Sunda yang ramah kepada tamu, yang air mukanya lebih banyak cerah, tidak bersikap aniaya kepada sesama manusia, gemar bergurau berkelakar, kemudian suka menertawakan ketololan sendiri kalau terdesak, mengisi hidupnya dengan menciptakan lelucon kosong, melainkan sarat dengan isi (Rosidi, 2009, h.17).

Menurut situs yang ditulis Dr. H. Asep Salahudin, M.Ag (Wakil Rektor IAILM Tasikmalaya), Sunda adalah etnik yang sangat erat dengan tradisi humor. Di mana orang sunda berkumpul (ngariung) di sana akan terjadi komunikasi yang cair. Komunikasi yang penuh dengan humor, canda, dan tawa. Mungkin juga secara geneologis-historik bertalian dengan tradisi silam sebagai masyarakat peladang (huma) yang selalu berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lainnya sehingga diandaikan kecermatan untuk berhumor agar cepat beradaptasi dengan daerah baru. Dalam konteks kesundaan, tokoh yang dianggap paling pintar humor itu adalah Si Kabayan. Si Kabayan sebagai bagian dari kekayaan batin kosmologi Sunda yang dengan gemilang telah berhasil memparodikan pengalaman keberagamaan dengan cemerlang (http://www.klik-galamedia.com/religiositas-humor-si-kabayan).


(19)

10 

 

Konon, Si Kabayan berasal dari bahasa arab ka bayan. Ka artinya seumpama. Bayan itu penjelasan. Menjelaskan dengan menggunakan perumpamaan (metafora) yang hidup dalam alam pikiran manusia Sunda. Supaya penjelasan itu tidak dianggap sebagai menggurui jadi dikemaslah dalam bentuk humor. Si Kabayan digambarkan sebagai orang bodoh sekaligus pintar (http://www.klik-galamedia.com/religiositas-humor-si-kabayan).

2.6 Segmentasi

Segmentasi, dalam pengertian berarti sasaran pembeli sebuah produk itu akan digunakan oleh siapa, dimana dan kapan saja untuk memaksimalkan penjualan produk tersebut.

Demografis

Secara demografis segmentasi untuk konsumen pembaca dengan kategori usia 9-13 tahun dengan kelas social menengah dan menengah keatas dimana usia tersebut sudah memahami dan mencerna isi dalam dongeng Si Kabayan yang memiliki pesan yang terkandung didalamnya. Buku cerita bergambar ini meliputi kedua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan dengan yang memahami Bahasa Sunda dan bagi yang berminat mempelajari dongeng Si Kabayan atau Bahasa Sunda sendiri.

Geografis

Secara geografis buku ini diterbitkan di Indonesia, wilayah Jawa Barat.

Psikologis

Para pembaca dari buku ini adalah anak-anak yang memiliki kecenderungan berimajinasi dan ketertarikan terhadap dongeng tradisional Jawa Barat dan Bahasa Sunda.


(20)

11

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

Ilustrasi dalam cerita buku dongeng membuat minat anak-anak untuk tertarik membacanya, sehingga tradisi mendongeng pada zaman dahulu terus menerus dilakukan agar melestarikan warisan budaya dan pesan pada dongeng tradisional Jawa Barat seperti Kabayan.

3.1.1 Pendekatan Komunikasi a. Pendekatan Visual

Gaya gambar yang dipakai adalah kartun dimana gaya kartun tersebut banyak dijumpai oleh anak-anak baik di media cetak atau elektronik. Komunikasi yang banyak dilakukan adalah melalui cerita tulisan dan ilustrasi. Karena anak-anak usia 9-13 sudah mulai berpikir dan dapat mencerna sebuah cerita.

Dalam cerita bergambar ini jelas memiliki kelebihan diantaranya, adalah :

1. Pembaca akan mendapatkan hiburan dengan visualisasi yang terdapat dalam cerita bergambar ini.

2. Ilmu yang akan disampaikan akan lebih jelas dan lebih dimengerti karena didukung oleh bahasa gambar dan teks yang akan membuat pembaca menikmati proses penyampaian pesan.

3. Komunikatif (mudah dimengerti).

b. Pendekatan Verbal

Dalam merancang cerita bergambar ini menggunakan bahasa Sunda yang mudah dimengerti oleh anak-anak. Agar komunikasi lebih jelas dan lancar, maka di gaya bahasa yang digunakan berupa gaya bahasa yang cocok bagi anak-anak yang mudah di terima oleh mereka. Gaya bahasa yang dimaksud adalah gaya bahasa yang akrab dipikiran mereka, tidak


(21)

12 menggunakan kata-kata yang formal dan kata-kata yang cukup asing untuk anak.

Pada buku cerita bergambar “Dongeng Si Kabayan” ini memiliki

tujuan untuk menghibur anak-anak bila membacanya selain itu juga cerita ini memberikan informasi tentang sifat-sifat tokoh Si Kabayan yang

pemalas, bodoh dan sekaligus pintar berbicara. Pada cerita “Dongeng Si Kabayan” terdapat pesan yang terkandung didalamnya yaitu jangan meniru atau mencontoh sifat jelek Si Kabayan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

3.1.2 Strategi Kreatif

Pendekatan yang dipakai dengan menyampaikan informasi dalam bentuk cerita dan visual. Pada umumnya buku anak-anak selalu tampil dengan warna yang berwarna-warni dan mencolok. Dengan gambar, ide cerita tervisualisasikan sehingga imajinasinya terbantu untuk menambah serunya cerita. Gaya gambar yang dipakai dalam cerita bergambar adalah gaya kartun karena gaya ini sering dijumpai oleh anak-anak di media cetak atau elektronik. Definisi kartun secara umum adalah gambar lucu. Tapi tidak semua gambar lucu disebut kartun (Danny, 1996, h.43).

Gambar III.1 Contoh gambar kartun Sumber: Dokumentasi pribadi

Perancangan cerita bergambar merupakan pendekatan visualisasi terhadap anak karena dengan gambar-gambar yang lucu, anak tertarik untuk melihat isi buku dan menikmati ceritanya. Pada ilustrasi buku ini gaya gambar telah mengalami perubahan atau distorsi seperti bentuk mata, mulut dan hidung yang telah disederhanakan.


(22)

13

3.1.3 Strategi Media a) Media Utama

Media utama yang dilakukan adalah melalui buku cerita bergambar untuk anak-anak yang berumur 9-13 tahun sebagai segmentasinya. Buku cerita bergambar merupakan salah satu media yang sangat menarik dalam menceritakan kembali dongeng tradisonal. Dengan gambar, ide cerita tervisualisasikan sehingga imajinasinya terbantu untuk menambah serunya isi cerita. Cerita bergambar merupakan bentuk cerita yang dihiasi dengan ilustrasi isi cerita berupa gambar.

Pada buku Dongeng Si Kabayan ini memiliki cover depan dengan tokoh Si Kabayan yang sedang memetik buah nangka, dikarenakan cerita ini merupakan cerita utama dari buku ini. Cerita kabayan memetik nangka ini sangat terkenal baik melalui cerita lisannya.

Gambar III.2 Cover buku “Dongeng Si Kabayan” Sumber: Dokumentasi pribadi

Buku cerita bergambar ini memiliki 18 halaman isi cerita dari

“Dongeng Si Kabayan”. Pada buku cerita bergambar Si Kabayan

memiliki 4 masing –masing cerita yang berbeda dimana setiap cerita memiliki 4 atau 6 halaman untuk setiap cerita.


(23)

14

Gambar III.3 Halaman judul dan hak cipta Sumber: Dokumentasi pribadi

Pada buku ini mempunyai halaman prancis, halaman judul buku, halaman hak cipta, halaman daftar isi, isi dan halaman daftar pustaka.

b) Media Pendukung

Sebagai penunjang media utama, maka media pendukung yang akan digunakan adalah:

- Poster - Flagchain

- Brosur

c) Merchandise

- Pembatas buku - Stiker

- Jadwal Pelajaran - Packaging

3.1.4 Strategi Distribusi

Target utama dalam pendistribusian buku cerita bergambar ini ditempatkan di toko-toko buku besar seperti toko buku Gramedia, sehingga cerita bergambar ini dapat dibaca oleh anak-anak seluruh Indonesia khususnya daerah Jawa Barat. Penerbit yang dipilih adalah Erlangga For Kids yang berada dibawah naungan Penerbit Erlangga. Penerbit Erlangga For Kid sudah banyak menerbitkan buku anak-anak baik buku tentang pengetahuan atau dongeng-dongeng lainnya.


(24)

15

3.2 Konsep Visual 3.2.1 Format Desain

Format desain buku berukuran 21x20 cm, pemilihan format ini memudahkan anak untuk dibaca dan mudah digenggam oleh anak. Buku ini dibuka dari kanan ke kiri seperti buku anak-anak yang digunakan disekolah.

Gambar III.4 Ukuran cerita bergambar “Dongeng Si Kabayan” Sumber: Dokumentasi pribadi

3.2.2 Tata Letak

Tata letak dalam buku cerita bergambar ini adalah menempatkan tulisan disamping dari halaman ilustrasi. Atau dengan kata lain antara tulisan dan ilustrasi ditempatkan terpisah. Ilustrasi pada buku cerita bergambar ini memiliki halaman penuh.

Gambar III.5 Tata letak buku Sumber: Dokumentasi pribadi


(25)

16

3.2.3 Tipografi

Tipografi yang digunakan pada judul buku ini menggunakan font Gretoon karena font ini mempunyai kesan lucu dan memiliki bentuk bulat sesuai dengan muka Si Kabayan yang bulat dan badan yang agak gemuk.

Untuk warna judul menggunakan warna jingga karena warna ini sangat mencolok untuk menarik perhatian. Font yang dipakai dalam judul ini memakai stroke berwarna hitam untuk memperjelas dan meembedakan antara warna ilustrasi dengan judul buku.

Gambar III.6 Tipografi judul

Sumber: Dokumentasi pribadi

Isi dari buku cerita bergambar ini menggunakan font Qarmic Sans, karena jenis teks ini sangat sederhana dan mudah dibaca sehingga tidak menyulitkan anak-anak dalam membaca buku cerita bergambar Dongeng Si Kabayan.


(26)

17

3.2.4 Studi Ilustrasi

Ilustrasi yang dipakai dalam buku cerita bergambar ini memiliki gaya kartun dimana gaya gambar ini sangat disuka anak-anak. Ilustrasi dibuat menggunakan perpaduan teknik manual dan digital. Pada teknik manual hanya dipakai untuk bagian outline yang berwarna hitam untuk setiap karakter bertujuan untuk menonjolkan dan memperjelas karakter. Sedangkan untuk bagian setting menggunakan teknik digital secara keseluruhan.

Gambar III.7 Referensi Ilustrasi

Sumber: Puss in Boots, PT Elex Media Komputindo

Gambar III.8 Ilustrasi Kabayan Sumber: Dokumentasi pribadi


(27)

18

3.2.5 Warna

Warna yang digunakan disesuaikan dengan lingkungan tempat Si Kabayan tinggal seperti pedesaan dan warna dari pohon atau tumbuhan.

Gambar III.9 Studi warna Sumber: Dokumentasi pribadi

3.2.6 Dongeng Si Kabayan a. Cerita Si Kabayan

- Si Kabayan Ngala Nangka

Cerita ini menceritakan tentang Si Kabayan memetik buah nangka. Dimana Si Kabayan disuruh oleh mertuanya untuk mencari buah nangka tua. Karena Kabayan sedang bermalas-malasan dia menolaknya, tapi Abah memarahi dan akhirnya Kabayan pun menurutinya. Ketika tiba di kebun,


(28)

19 Kabayan melihat pohon nangka dimana tampak satu buah nangka yang sudah tua. Kabayan pun memetiknya, begitu diangkat buah nangka tersebut terasa berat. Kabayan tidak sanggup membawanya, lalu buah nangka tersebut dihanyutkan ke sungai dan menyuruhnya pulang duluan. Begitu sampai di rumahnya, mertua Kabayan menanyakan buah nangka tersebut. Tetapi Kabayan balik tanya, dia menyangka buah nangka yang dia hanyutkan itu sudah sampai ke rumah. Kemudian Kabayan menyalahkan buah nangka yang Kabayan petik sudah tua dan dia menganggap pasti tahu jalan pulang. Mertua Kabayan pun kebingunan dengan perilaku Kabayan tersebut.

- Si Kabayan Ngala Tutut

Cerita selanjutnya menceritakan Kabayan disuruh mencari siput oleh Iteung. Pada saat itu Iteung sedang memasak didapur, nasainya sudah matang tapi lauk pauknya tidak ada. Iteung pun menyuruh Kabayan mencari siput di sawah sebagai lauk pauknya. Kabayan melengkapi dirinya dengan peralatan yang diperlukan, terutama pancingan. Sesampai di sawah, Kabayan melihat bayangan langit karena sawah itu baru saja diolah sehingga tampak seperti kolam. Kabayan menyangka bahwa sawah tersebut dalam, akhirnya Kabayan menyiapkan alat pancingan yang ia bawa dan siput tersebut dipancingnya. Karena Kabayan belum pulang juga akhirnya Iteung mencari Kabayan, dan kaget melihat Kabayan sedang memancing siput. Iteung menanyakan siputnya tapi Kabayan menjawab bahwa susah mencarinya, takut tenggelam karena melihat bayangan langit yang terlihat jauh dari air sawah. Iteung pun kesal dan menceburkan Kabayan ke sawah tersebut. Kabayan pun menyadari bahwa sawah tersebut dangkal. Akhirnya Kabayan pulang dan hanya makan dengan garam saja.

- Si Kabayan Maling Kalapa

Suatu hari, Nyi Iteung ingin sekali menikmati kalapa muda. Ia pun minta kepada suaminya, Si Kabayan, karea Iteung sudah 2 bulan hamil. Kabayan pergi ke kebun mertuanya untuk memetik kelapa tersebut. Sesampainya di kebun mertuanya, ia pun memeriksa ke sana ke mari mencari kelapa muda. Tak satu pun pohon kelapa yang memiliki buah yang masih muda, semua sudah tua-tua. Ketika ia melihat ke kebun sebelah kiri, milik Wak Haji banyak


(29)

20 sekali buah kelapa yang muda. Kabayan pun naik pohon kelapa tersebut karena Wak Haji tidak ada. Ketika akan memetik buah kelapa yang ketiga, Wak Haji datang dan menegur Kabayan. Dengan pintar Kabayan menjawab bahwa dia memanjat bukan untuk mencuri tapi dia hanya mencari jalan ke langit.

- Si Kabayan Mayar Hutang

Pada cerita keempat ini menceritakan bagaimana Si Kabayan membayar hutang. Pada cerita ini diceritakan bahwa Kabayan banyak hutang, tiba-tiba Kabayan mempunyai ide untuk membayar hutang tersebut. Mandilah ia dengan air gula. Lalu ia berguling-guling pada hamparan kapuk. Seluruh tubuhnya dipenuhi kapuk dan menyamar jadi ayam. Kemudian dia membuat paruh dari kertas. Dia menyuruh istrinya untuk mengurungnya dengan kurungan ayam dan jika penagih hutang datang dan hanya ada ayam untuk membayarnya. Ketika penagih hutang datang, Iteung mengikuti petunjuk suaminya. Yang menagih hutang pun memperhatikan ayam itu. Ketika kurungan itu ia buka, Kabayan yang menyamar jadi ayam itu melarikan diri. Si Kabayan lari menuju sungai, ia pun mandilah. Karena yang menagih hutang tersebut melepaskan ayam sehingga hutang Si Kabayan dianggap lunas.

b. Storyboard

Storyboard merupakan naskab cerita berbentuk gambar atau sketsa. Berikut

storyboarddari buku cerita bergambar „Si Kabayan‟:

Hal Deskripsi Visual

1-2

Kabayan Ngala Nangka

Kabayan disuruh mertuanya atau Abah untuk memetik buah nangka.


(30)

21 3-4

Karena nangka yang dipetik Kabayan berat dan tua, Kabayan menghanyutkan nangka itu dan menyuruhnya pulang.

5-6

Si Kabayan Ngala Tutut

Iteung sedang memasak di dapur dan menyuruh

Kabayan untuk mencari siput di sawah

7-8

Kabayan terkejut melihat bayangan langit di sawah karena takut tenggelam akhirnya siput itu dipancing Kabayan.

9-10

Iteung heran melihat Kabayan sedang memacing siput dan akhirnya dia mendorong Kabayan hingga jatuh ke sawah.


(31)

22 11-12

Si Kabayan Maling Kalapa

Kabayan disuruh Iteung istrinya untuk memetik kelapa muda di kebun mertuanya.

13-14

Kabayan mencuri kelapa Wak Haji. Tiba-tiba Wak Haji muncul dan menegur Kabayan.

15-16

Si Kabayan mayar Hutang

Kabayan menyamar jadi ayam dan menyuruh Iteung untuk memberitahu jika hutang Kabayan dibayar dengan ayam.

17-18

Kabayan kembali ke rumah dan hutangnya lunas karena ayamnya kabur dikarena penagih hutang tersebut.


(32)

23

3.2.5 Studi Karakter

a. Kabayan

Gambar III.10 Tokoh Kabayan Sumber: Dokumentasi pribadi

Tokoh utama dalam buku cerita bergambar ini, yang mempunyai sifat banyak akal, berani, lucu dan pemalas. Dalam buku cerita bergambar ini tokoh Si Kabayan mempunyai perawakan yang agak gemuk supaya kesan humor yang terlihat, selain itu Kabayan sendiri sering memakai baju pangsi dan peci yang selalu dipakai menyamping.

Gambar III.11 Refensi tokoh Si Kabayan


(33)

24

Gambar III.12 Sketsa Kabayan Sumber: Dokumentasi pribadi

b. Iteung

Gambar III.13 Tokoh Iteung Sumber: Dokumentasi pribadi


(34)

25 c. Abah

Gambar III.14 Tokoh Abah Sumber: Dokumentasi pribadi

Ayah Iteung dan juga mertua Kabayan yang Pemarah.

d. Wak Haji

Gambar III.15 Tokoh Wak Haji Sumber: Dokumentasi pribadi


(35)

26 e. Penangih hutang

Gambar III.16 Tokoh Penagih hutang Sumber: Dokumentasi pribadi

Penagih hutang yang menagih hutang pada Kabayan.

3.2.6 Setting

Konsep lokasi yang terdapat pada buku cerita bergambar dongeng Si Kabayan yaitu sebuah pedesaan yang terdapat di Jawa Barat yang telah mengalami penyederhanaan objek yang sesungguhnya.

Gambar III.17 Rumah bilik Gambar III.18 Ilustrasi rumah Sumber: www.issya.wordpress.com Sumber: Dokumentasi pribadi

(24/5/2012)

Rumah Kabayan sendiri disesuaikan dengan zaman dahulu dimana rumah tersebut masih memakai bilik sebagai dinding dan kebanyakan terbuat dari kayu.


(36)

27

Gambar III.19 Dapur tradisional Gambar III.20 Ilustrasi dapur Sumber: www.baybaybay.multiply.com Sumber: Dokumentasi pribadi (17/7/2012)

Dapur yang terdapat dalam rumah Kabayan masih tradisional dimana tugu batu (hawu) yang masih memakai kayu bakar sebagai pengganti kompor.

Gambar III.21 Sawah di Cisewu, Garut Gambar III.22 Ilustrasi sawah Sumber: www.pbase.com Sumber: Dokumentasi Pribadi

(17/7/2012)

Pada cerita Si Kabayan, Si Kabayan sendiri tinggal disebuah pedesaan di Jawa Barat yang tidak disebutkan dimana desa dia tinggal. Pada sebuah pedesaan banyak banyak daerah-daerah yang banyak pemandangan seperti di sawah.


(37)

28 Gambar III.23 Kebun kelapa Gambar III.24 Ilustrasi kebun kelapa Sumber: www.harfaproperti.blogspot.com Sumber: Dokumentasi Pribadi

(10/6/2012)

3.2.7 Propeti

Propeti yang dipakai berupa bentuk penyederhanaan dari objek atau benda yang sebenarnya.

Gambar III.25 Referensi sarung Gambar III.26 Ilustrasi sarung Sumber: Si Kabayan Jadi Miliyuner, Sumber: Dokumentasi Pribadi Produksi Starvision,2010


(38)

29

Gambar III.27 Kursi bambu Gambar III.28 Ilustrasi kursi bambu Sumber: www. abiaart.blogspot.com Sumber: Dokumentasi Pribadi (10/6/2012)

Gambar III.29 Motik batik Tasikmalaya Gambar III. 30 Samping dipakai Iteung Sumber : www.griyabusanarenda.blogspot.com Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/7/2012)


(39)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

4.1 Proses Perancangan Buku Cerita Bergambar

Pada perancangan cerita bergambar Si Kabayan ini langkah-langkah dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Pembuatan diawali dengan pemilihan cerita. Kemudian terpilihlah cerita dongeng Si Kabayan dengan pilihan sub judul yaitu Si Kabayan Ngala Nangka, Si Kabayan Ngala Tutut, Si Kabayan Maling Kalapa

dan Si Kabayan Mayar Hutang. Dimasing-masing sub judul dongeng ‘Si Kabayan’ memiliki jalan cerita yang berbeda-beda.

b) Selanjutnya memperbaiki bahasa untuk buku dongeng Si Kabayan karena bahasa yang akan dipakai adalah bahasa Sunda dimana target sasarannya adalah anak-anak. Bahasa Sunda yang dipergunakan merupakan bahasa yang biasa dipakai anak-anak sehari-hari.

c) Berikutnya melakukan studi karakter antara lain tokoh Kabayan, Iteung, Abah, Wak Haji dan Penagih Hutang.

d) Langkah berikutnya menentukan jumlah halaman yang akan dipakai. Cerita bergambar ini memiliki 18 halaman ditambah halaman pembuka dan penutup. Selain itu latar atau settingdan properti ditentukan sesuaikan dengan cerita masing-masing.

e) Membuat storyboard untuk masing-masing halaman sesuai denga cerita yang ada di dongeng Si Kabayan.

f) Selanjutnya membuat sketsa dengan pensil yang kemudian ditebalkan dengan drawing pen 0,1. Setelah itu sketsa yang sudah ditebalkan itu dihapus agar sketsa yang dihasilkan rapi dan tidak kotor.

g) Kemudian sketsa yang sudah dihapus tersebut di scan dengan resolusi

300 dpi dan jenis color mode CMYK untuk hasil cetak nanti. Setelah itu dibersihkan kembali menggunakan erase tool di Photoshop CS3.

30 


(40)

Gambar IV.1 Hasil scan

Sumber: Dokumentasi pribadi

h) Proses selanjutnya, proses pewarnaan dilakukan dengan proses digital. Untuk karakter outline pada gambar tidak dihilangkan agar karakter tersebut terlihat lebih jelas. Untuk setting keseluruhannya menggunakan digital.

Gambar IV.2 Proses pewarnaan Sumber: Dokumentasi pribadi

i) Setelah proses pewarnaan, kemudian menyusun antara halaman teks dan ilustrasi menggunakan Adobe Indesign CS3 dengan halaman bagian kiri untuk teks dan kanan untuk ilustrasi.

j) Terakhir proses percetakan dengan mode CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black) agar antara warna gambar di layar monitor dengan hasil cetak sama.

31 


(41)

4.2 Media Utama

4.2.1 Buku Cerita Bergambar

Media utamanya adalah buku cerita bergambar yang menggunakan kertas berukuran 21x20 cm.

Gambar IV.3 Media utama buku cerita bergambar (cover) Sumber: Dokumentasi pribadi

Media: Buku cerita bergambar (cover) Ukuran : 21x20 cm

Material: Art paper 210 gram

Jenis Produksi: Cetak offset separasi

Sedangkan isi dari buku cerita bergambar “Dongeng Si Kabayan” 18 halaman isi dan juga mempunyai halaman prancis, halaman judul buku, halaman hak cipta, halaman daftar isi, isi dan halaman daftar pustaka.

Gambar IV.4 Media utama buku cerita bergambar (isi) Sumber: Dokumentasi pribadi

32 


(42)

Media: Buku cerita bergambar (isi) Ukuran : 21x20 cm

Material: Art paper 150 gram

Jenis Produksi: Cetak offset separasi

4.3 Media Pendukung 4.3.1 Poster

Media Poster merupakan gambar atau tulisan di atas kertas atau kain yang dipasang di tempat umum berisi pemberitahuan. Menurut Hasnun (2005), isi dan tujuan poster berisi imbauan kepada masyarakat untuk menghindari perbuatan tertentu. Ada juga poster yang berisi ajakan masyarakat mau membeli barang tertentu atau menghadiri acara tertentu (Ida Ayu Kusrini , 2007, h.196) .

Poster ini bertujuan untuk mempendukungkan atau memperkenalkan buku cerita bergambar Dongeng Si Kabayan. Poster ini ditempel di beberapa toko buku besar dimana tersedia tempat khus penempelan poster dan di mading Sekolah Dasar. Poster ini ditempel pada saat buku cerita bergambar ini telah diterbitkan dan dipasarkan.

Gambar IV.5 Media pendukung poster Sumber: Dokumentasi pribadi

33 


(43)

Media: Poster Ukuran : 42x21 cm

Material: Art paper 150 gram

Jenis Produksi: Cetak offset separasi

4.3.2 Flagchain

Perlu media untuk menarik perhatian dari target sasaran yang ditujukan yaitu media flagchain ini. Media ini diletakkan secara gantung dilangit-langit took buku untuk memberitahukan bahwa buku cerita bergambar ini telah terbit.

Gambar IV.6 Media pendukung flagchain

Sumber: Dokumentasi pribadi

Media: Flagchain

Ukuran :21x19,9 cm

Material: Art paper 150 gram

Jenis Produksi: Cetak offset separasi

4.3.3 Brosur

Brosur merupakan sebuah lembaran kertas yang berisi barisan kata dan informasi sebuah produk ditambah sedikit gambar pendukung. Brosur biasanya dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat umum dengn harapan masyarakat dapat mengetahui produk tertentu (Ees, 2004, hal.207).

Brosur ini bertujuan untuk mempendukungkan atau memperkenalkan buku cerita bergambar Dongeng Si Kabayan. Brosur ini dibagikan di toko

34 


(44)

buku tempat cerita bergambar Dongeng Si Kabayan diterbitkan atau di daerah sekitar toko buku tersebut dan di jalan-jalan sekitar sekolah.

Gambar IV.7 Media pendukung brosur Sumber: Dokumentasi pribadi

Media: Brosur Ukuran : 21x14,8 cm

Material: Art paper 150 gram

Jenis Produksi: Cetak offset separasi

4.3.4 Packaging

Gambar IV.8 Media pendukung packaging

Sumber: Dokumentasi pribadi

35 


(45)

Media: Packaging

Ukuran : 29,7x21 cm

Material: Art paper 210 gram

Jenis Produksi: Cetak offset separasi

4.4 Merchandise

4.4.2 Jadwal Mata Pelajaran

Gambar IV.9 Media merchandise jadwal mata pelajaran Sumber: Dokumentasi pribadi

Media: Jadwal Mata Pelajaran Ukuran : 29,7x21 cm

Material: Art paper 210 gram

Jenis Produksi: Cetak offset separasi

36 


(46)

4.4.3 Stiker

Gambar IV.10 Media merchandise stiker Sumber: Dokumentasi pribadi

Media: Stiker Ukuran : 6x5,7 cm Material: Chromo paper

Jenis Produksi: Cetak offset separasi

4.4.4 Pembatas Buku

Gambar IV.11 Media merchandise pembatas buku Sumber: Dokumentasi pribadi

Media: Pembatas Buku Ukuran : 24x7 cm

Material: Art Paper 210 gram

Jenis Produksi: Cetak offset separasi

37 


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Asep Salahudin. 2012 (10 Mei). Religiositas Humor Si Kabayan. Tersedia di: http://www.klik-galamedia.com/religiositas-humor-si-kabayan [15 Juni 2012]

Ayu Kusrini, Idda. 2008. Bahasa Indonesia 2. Bandung:Penerbit Yudhistira. DS. Agus. 2008. Mendongeng Bareng Kak Agus DS, Yuk.... Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Ees. 2004. Kekuatan Garis dan Warna Corel Draw 12. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Islami, Maulid Alam. 2010. Perancangan Cergam Cerita Rakyat Pemecah Matahari. Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir – Jurusan Desain Komunikasi Visual. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Mosey, Alexius. 2008. Karakter tokoh dalam roman La symphonie pastorale karya Andre Gide. Jurnal. - Jurusan Pendidikan Bahasa Asing Universitas Negeri Manado. Manado.

Rosidi, Ajip. 2009. Manusia Sunda. Bandung: Penerbit Kiblat. Suhaya. 2007. Piwuruk Basa Sunda.Bandung:Penerbit Yudhistira.

Sutari, Ice. 2006. Cerita Si Kabayan: Transformasi, Proses Penciptaan, Makna, dan Fungsi. Laporan Penelitian Hibah Kompetitif. – Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia.

 

38 


(48)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Neng Iin Kuraesin

Alamat / Address : Jalan Cijerah Gg H.Umar RT03/04 No 156 Kelurahan Cibuntu Bandung

Bandung Kulon Kode Post / Postal Code : 40212

Nomor Telepon / Phone : 085624258264 Email : aquaxrainfall@gmail.com Roxas_noxii@yahoo.com Jenis Kelamin / Gender : Perempuan

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : Bandung,21 Oktober 1989

Status : Belum kawin Warga Negara / Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Islam Pendidikan Formal

1996-2002 SD Bandung Raya 2002-2005 SMPN 4 Cimahi 2005-2008 SMAN 6 Cimahi


(49)

PERANCANGAN CERITA BERGAMBAR

DONGENG SI KABAYAN

Neng Iin Kuraesin

51908155


(50)

Dongeng Si Kabayan

Si Kabayan merupakan cerita khas yang hidup di

Jawa Barat.

Dongeng Si Kabayan dituturkan secara turun

temurun secara lisan dan tidak diketahui siapa

pengarangnya.

Dongeng Si Kabayan termasuk cerita lucu, humor


(51)

Dongeng

Si Kabayan

Banyak buku bergambar yang

diterbitkan penerbit, tetapi buku

bergambar yang mengangkat cerita

Si Kabayan jarang ditemukan.

Dongeng Si Kabayan mempunyai

memiliki pengarang yang

berbeda-beda sehingga penokohan visual

Kabayan belum jelas dan berbeda

Jarang sekali dongeng tradisional

Jawa Barat yang dituangkan dalam

cerita bergambar berbahasa Sunda.


(52)

Fokus Permasalahan

Bagaimana menciptakan buku cerita

bergambar yang mengangkat cerita dari

dongeng Si Kabayan dengan bahasa Sunda.


(53)

Segmentasi

Geografis

Wilayah: Jawa Barat (Indonesia)

Demografis

Usia: 9-13 tahun

Jenis Kelamin: Laki-laki dan perempuan


(54)

Pendekatan komunikasi

Pendekatan visual:

Gaya ilustrasi yang dipakai adalah kartun dimana

banyak anak-anak yang menggemari gaya kartun

dalam sebuah cerita bergambar.

Pendekatan verbal:

Dalam merancang cerita bergambar ini

menggunakan bahasa Sunda yang mudah

dimengerti oleh anak-anak.


(55)

Strategi Kreatif

Pendekatan yang dipakai dengan menyampaikan

informasi dalam bentuk cerita dan visual. Pada

ilustrasi buku ini gaya gambar telah mengalami

distorsi atau perubahan seperti bentuk mata,

mulut dan hidung yang telah disederhanakan.


(56)

Media Utama

Media utama adalah buku cerita bergambar

dengan judul Dongeng Si Kabayan dengan

ukuran 21x20 cm.


(57)

(58)

(59)

Cover

Depan

Halaman

Prancis

Halaman

Judul Buku

Halaman

Hak Cipta

Halaman

Daftar Isi

Isi

Buku

Halaman

Daftar

Pustaka

Cover

Belakang


(60)

(61)

Kabayan

Iteung


(62)

Flagchain

Poster

Media pendukung

Ukuran : 42x21 cm

Material:

Art paper

180 gr

Jenis Produksi:

Offset

Ukuran :21x19,9 cm

Material:

Art paper

150 gr

Jenis Produksi:

Offset


(63)

Brosur

Packaging

Ukuran : 21x14,8 cm

Material:

Art paper

150 gr

Jenis Produksi:

Offset

Ukuran : 29,7x21 cm

Material:

Art paper

210 gr

Jenis Produksi:

Offset


(64)

Ukuran : 29,7x21 cm

Material:

Art paper

210 gr

Jenis Produksi:

Offset

Stiker

Pembatas Buku

Jadwal Mata Pelajaran

Ukuran : 6x5,7 cm

Material:

Chromo paper

Jenis Produksi:

Offset

Ukuran : 24x7 cm

Material: Art Paper 210 gr


(65)

(1)

(2)

Kabayan Iteung


(3)

Flagchain Poster

Media pendukung

Ukuran : 42x21 cm

Material: Art paper 180 gr Jenis Produksi: Offset

Ukuran :21x19,9 cm

Material: Art paper 150 gr Jenis Produksi: Offset


(4)

Brosur Packaging

Ukuran : 21x14,8 cm

Material: Art paper 150 gr Jenis Produksi: Offset

Ukuran : 29,7x21 cm

Material: Art paper 210 gr Jenis Produksi: Offset


(5)

Ukuran : 29,7x21 cm

Material: Art paper 210 gr Jenis Produksi: Offset

Ukuran : 6x5,7 cm

Material: Chromo paper

Jenis Produksi: Offset

Ukuran : 24x7 cm

Material: Art Paper 210 gr Jenis Produksi: Offset


(6)