Tinjauan Atas Prosedur Penjualan Konsinyasi Pada PT. The Summit Factory Outlet

(1)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENJUALAN KONSINYASI

PADA FACTORY OUTLET THE SUMMIT

Review for consignation selling procedure in The Summit Factory Outlet

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Program Studi Akuntansi

oleh :

Riyana Safitri Sujono 21309043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

i

Tinjauan Atas Prosedur Penjualan Konsinyasi pada Factory Outlet The Summit Oleh : Riyana Safitri Sujono

ABSTRAK

Penjualan konsinyasi dilakukan dengan cara menitipkan barang (konsinyor) kepada pihak konsinyi, tetapi hak milik atas barang konsinyasi akan berubah menjadi pendapatan yang berupa komisi bagi pihak konsinyi saat barang tersebut berhasil terjual kepada konsumen.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur penjualan konsinyasi dan metode pencatatan pada penjualan konsinyasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrptif. Metode deskriptif ini digunakan untuk memperoleh data-data dan mencari keterangan yang faktual, sifat-sifat mengenai fenomena yang diselidiki.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa factory outlet the summit menggunakan metode pencatatan penjualan yang sederhana dengan berupa formulir laporan bulanan, belum menggunakan metode pencatatan penjualan konsinyasi standar akuntansi keuangan.


(4)

Review for consignation selling procedure in The Summit Factory Written by:

ABSTRACT

Consignation selling is done by giving goods (consignor) to consignee side, but the owning rights of the goods will change into revenue that take as a commission for the consignee side when the goods is sold successfully to consumers. The achievement of this study is for knowing consignation selling procedure and writing method in consignation selling.

This study is a descriptive study. The method that is used in this study is descriptive method. This method is used to acquire data and factual information, characteristic about detected phenomena.

From the result of this study can be concluded that The Summit Factory Outlet is use simple selling writing method with using monthly report form, hasn’t use standard banking accountant for consignation selling writing.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada dzat pelita hidup cahaya jiwa penerang kehidupan yang telah memberi segala nikmat serta karunia yang luar biasa, ialah sang khalik Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang dilaksanakan pada Factory Outlet The Summit dengan judul “Tinjauan Atas Prosedur Penjualan Konsinyasi”.

Dalam serangkaian penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung, baik berupa saran, bimbingan, materil, dan semangat sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia. 2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Dr. Ely Suhayati SE,.MSi.,Ak selaku Dosen Wali Kelas Akuntansi 6 Fakultas Ekonomi UNIKOM.


(6)

iv

5. Wati Aris Astuti SE.M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini.

6. A.Akhirudin selaku pembimbing di perusahaan yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan memberi data informasi baik secara lisan maupun tulisan kepada penulis.

7. Mama dan babe ku tercinta, terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang, bimbingan, semangat dan dorongan baik moril maupun materil, serta perhatian yang telah kalian limpahkan selama ini.

8. Untuk kakakku arindy terima kasih atas pengorbanan yang telah engkau berikan selama ini. Semoga engkau mendapatkan pasangan yang tepat untuk hidupmu kelak. Amin

9. adik-adikku yang juga selalu mendoakanku dalam pembuatan laporan ini. Semoga sukses sekolahnya sehingga dapat menjadi kebanggaan keluarga.

10.Untuk kekasih hatiku yang jauh dimata dekat dihati, terima kasih atas segala nya, dukungan, semangat cinta dan kasih sayang selama ini.

11.Untuk saudaraku sekaligus teman satu kosanku, Windi wati-wati dijalan terima kasih atas dukungannya dan semoga kita dapat meraih kesuksesan bersama-sama. Amiiin.

12.Untuk rekan-rekan organisasiku KSR PMI UNIKOM terima kasih telah mengajariku banyak hal tentang arti hidup ini, tentang kerja keras dan keikhlasan serta terima


(7)

v

kasih karena selalu memberikan doa, semangat, motivasi, bantuan juga hiburan di saat penulis merasa lelah. Sukses selalu dalam menunaikan tugas suci kemanusiaan. 13.Untuk sahabat karibku santi sri yang selalu memberi semangat yang tak pernah

padam, dukungan dan selamat telah lulus menyandang gelar ahli madya semoga kita dapat meraih kesuksesan bersam-sama.

14.Untuk teman-teman kelas Akuntansi 6 Bolang, Isput, Agan gendut, Kak Adrian, Bengbeng, Yayang, Winong, yang tengah sama-sama berjuang di tingkat akhir, semoga kita tetap utuh, sukses selalu.

15.Dan untuk semua pihak yang telah membantu penulis, yang tak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas bantuannya. Semoga Allah membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis. Amiin.

Terkahir, penulis berharap semoga tugas akhir yang telah disusun ini dapat menjadi ilmu yang manfaat.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, Juli 2012

Riyana Safitri Sujono 21309043


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR……….xi

DAFTAR LAMPIRAN……….xii

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.1 Maksud Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(9)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5.1 Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5.2 Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANError! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Prosedur ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Pengertian Prosedur ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Karakteristik Prosedur ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.3 Manfaat Prosedur ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Penjualan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Definisi Penjualan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Penjualan ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Dokumen-Dokumen Penjualan .... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Konsinyasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Penjualan Konsinyasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4.1 Pengertian Penjualan Konsinyasi . Error! Bookmark not defined.

2.1.4.1 Karakteristik Penjualan KonsinyasiError! Bookmark not defined.

2.1.4.2 Hak dan Kewajiban Konsinyasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4.3 Keuntungan Penjualan KonsinyasiError! Bookmark not defined.

2.1.4.4 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penjualan KonsinyasiError! Bookmark not defined.


(10)

2.1.4.5 Metode Pencatatan pada Penjualan KonsinyasiError! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIANError! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.2.3 Metode Penarikan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.2.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.2.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.2.4 Prosedur Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2.5 Metode Analisis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . Error! Bookmark not defined.

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Struktur Organisasi Prosedur ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Aktivitas Peusahaan ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif/Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Prosedur penjualan Factory outlet the summit.Error! Bookmark not defined.


(11)

Bookmark not defined.

4.3 Hasil Implementasi Model ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Prosedur penjualan Konsinyasi Factory outlet the summit. ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Metode Pencatatan Penjualan konsinyasi Factory the summitError! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined.

SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAIN……….56


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan yang cepat dalam bidang industri dan perdagangan menimbulkan persaingan antar perusahaan, dan ketika timbul krisis ekonomi di Indonesia banyak perusahaan yang mengalami kesulitan untuk dapat bertahan apalagi untuk meningkatkan aktivitas penjualannya, sementara itu perusahaan harus dapat mengatasi krisis agar tetap dapat melangsungkan usahanya dan dapat menghadapi persaingan yang paling berat, serta dapat menyiapkan diri dalam menghadapi era globalisasi dan pasar bebas dimana diperlukan perusahaan-perusahaan yang handal dan mampu menghadapi persaingan dengan perusahaan lain.

Dalam menghadapi pasar bebas kita dihadapkan pada persaingan pasar yang ketat. Keadaan ini membuat perusahaan yang bergerak dalam bidang industri maupun perdagangan menginginkan adanya peningkatan dalam aktivitas penjualan dari usaha yang dijalankan.

Penjualan merupakan aktivitas jual beli barang dagang sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur. Jumlah transaksi penjualan yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan dengan transaksi lain. penjualan adalah sumber utama pendapatan bagi perusahaan.(Chairul Moon, 2008:22)

Pada dasarnya penjualan terbagi dalam tiga jenis yaitu penjualan tunai, penjualan kredit (cicilan), dan penjualan konsinyasi. Penjualan secara tunai adalah penjualan yang dilakukan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran barang terlebih


(13)

dahulu sebelum barang yang dipesan diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli tersebut. penjualan kredit (cicilan) adalah penjualan dilakukan dengan mennyerahkan barang yang dipesan, dimana perusahan hanya menerima sebagian harga barang yang dibayarkan dan sisanya diangsur sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh penjual. penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dengan cara menitipkan barang kepada pihak lain atau penjualan konsinyasi juga sering disebut dengan penjualan titipan.

Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu. Pemilik yang memiliki barang atau yang menyerahkan barang disebut dengan pengamanat atau konsinyor (consignor), sedangkan pihak yang menerima barang disebut dengan komisioner atau konsinyi (consignee). Bagi konsinyor barang yang dititipkan kepada konsinyi untuk dijualkan disebut barang konsinyasi. (Hadori Yunus – Harnanto 2008 : 34)

untuk menjamin hubungan antara pihak konsinyor dan pihak konsinyi menyangkut antara pihak pemilik dan agen penjual,maka dibuat perjanjian atau ketentuan-ketentuan tertulis yang mengatur pelaksanaan kerja sama yang mencakup hal-hal sebagai berikut yaitu syarat pembayaran dan penyerahan barang, pemeliharaan dan penyimpanan penanganan persediaan barang konsinyasi, pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang tidak ditagih, penyelesaian keuangan oleh pihak konsinyi kepada konsinyor dan jangka waktunya, pembagian komisi penjualan untuk kedua belah


(14)

3

pihak, laporan yang harus dikirimkan oleh konsinyi kepada konsinyor. (artikel Bisnis Ekonomi :2007)

Selain dalam penentuan pembagian komisi, penjualan konsinyasi tidak terlepas dari pencatatan aktivitas penjualan karena dalam prinsipnya pendapatan pada konsinyi diakui pada saat ada bukti nota penjualan terhadap barang-barang konsinyasi yang dikeluarkan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Karena banyaknya tipe barang konsinyasi, hal ini menyebabkan seringnya terjadi salah pencatatan antara penjualan konsinyasi dan penjualan biasa.

Selain beberapa ketentuan dan pencatatan yang terdapat dalam perjanjian diantara kedua pihak tersebut, undang-undang keagenan juga mengatur ketetapan hak kedua pihak yaitu hak milik barang tetap berada pada ditangan konsinyor pada saat pengiriman barang. Konsinyor tidak mencatat sebagai penjualan barang dan sebaliknya konsinyi tidak mencatatnya dalam pembelian. Hak milik baru berpindah tangan jika, barang tersebut telah terjual oleh pihak konsinyi kepada konsumen, pada saat ini konsinyor akan mencatatnya sebagai penjualan dan menimbulkan piutang pada konsinyi, dan sebaliknya konsinyi mencatatnya sebagai sebagai pembelian atau pendapatan komisi atas penjualan barang konsinyasi.

The Summit merupakan salah satu perusahaan dagang yang melakukan penjualan konsinyasi. Aktivitas utama perusahaan ini adalah melakukan perdagangan umum yaitu melakukan perdagangan retail dengan memasarkan produknya langsung kepada konsumen. Prosedur penjualan konsinyasi pada The Summit ini yaitu diawali dengan melakukan perjanjian penjualan antara pemilik barang atau konsinyor dengan The


(15)

Summit sebagai konsinyi, setelah perjanjian mencapai mufakat kemudian pemilik barang konsinyasi mentitipkan barangnya kepada the summit, setelah itu konsumen yang akan membeli datang langsung ke Factory Outlet The Summit.

Kenyataannya masalah yang dihadapi oleh Factory Outlet The summit untuk prosedur dalam melakukan perjanjian konsinyasi dengan pihak konsinyor tidak selalu berjalan dengan baik disebabkan oleh perbedaan pendapat dan keinginan antara pihak konsinyi dan konsinyor dalam penentuan pembagian komisi untuk perjanjian penjualan konsinyasi mencapai mufakat. (a.Akhirudin : Store Manager)

Dalam metode pencatatan penjualan konsinyasi terdapat dua metode pencatatan yaitu pencatatan penjualan secara terpisah dan tidak terpisah dalam bentuk ayat jurnal. Akan tetapi metode pencatatan yang diterapkan pada factory outlet the summit adalah metode pencatatan penjualan konsinyasi sederhana belum dalam bentuk ayat jurnal.

Berdasarkan fenomena yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini dituangkan dalam judul “Tinjauan Atas Prosedur Penjualan Konsinyasi Pada Factory Outlet

The Summit”.

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat identifikasikan bahwa dari fenomena permasalahan yang diteliti adalah :


(16)

5

1. Masalah yang terjadi dalam prosedur penjualan konsinyasi pada Factory Outlet The Summit adalah perbedaan pendapat dalam perjanjian penentuan pembagian komisi untuk mencapai mufakat.

2. Masalah yang terjadi dalam metode pencatatan penjualan konsinyasi pada Factory Outlet The Summit yaitu belum sesuai dengan pencatatan penjualan konsinyasi standar akuntansi keuangan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang penelitian dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur penjualan konsinyasi pada Factory Outlet The Summit. 2. Bagaimana metode pencatatan yang terjadi pada penjualan konsinyasi pada

Factory Outlet The Summit.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna ditinjau dan dianalisis tentang Prosedur Penjualan Konsinyasi Penjualan Pada Factory Outlet The Summit.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui prosedur penjualan konsinyasi pada Factory Outlet The Summit. 2. Untuk mengetahui metode pencatatan yang terjadi pada Factory Outlet The Summit.


(17)

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk kegunaan akademis dan kegunaan praktis.

1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait:

1. Bagi pegawai

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang prosedur penjualan konsinyasi dan metode pencatatannya.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang baik bagi perusahaan untuk untuk menentukan prosedur penjualan konsinyasi yang tepat untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait:

1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Dapat memberikan suatu karya penelitian di bidang ilmu ekonomi khususnya bidang akuntansi yaitu penelitian yang terkait dengan penjualan konsinyasi.


(18)

7

Penelitian ini sangat berguna bagi penulis sebagai sarana untuk memenuhi Tugas Akhir guna mendapatkan gelar Ahli Madya untuk jenjang Diploma III.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan dan sebagai media informasi yang berkaitan dengan penjualan konsinyasi.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penulis melakukan penelitian ini adalah pada Factory Outlet The Summit yang berlokasi di jalan Riau No 148 Bandung.

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian dimulai pada bulan maret sampai dengan juli 2012. Selama melaksanakan penelitian pada Factory Outlet The Summit memperoleh data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas akhir.


(19)

Tabel 1.1

Waktu pelaksanaan Penelitian No

Kegitan

B

Feb Mar April Mei Juni Juli

I Tahap Persiapan :

1. Membuat proposl tugas akhir.

2. Menentukan tempat II Tahap Pelaksanaan :

1. Mengajukan outline dan proposal tugas akhir 2. Meminta surat pengantar

ke Perusahaan

3. Penelitian di Perusahaan Bimbingan tugas akhir III Tahap Pelaporan :

1. Menyiapkan draft tugas akhir 2. Sidang tugas akhir

3. Revisi tugas akhir 4. Penyerahan tugas akhir


(20)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Prosedur

2.1.1.1 Pengertian Prosedur

Menurut cole seperti yang diterjemahkan oleh Zaki Baridwan (2004 : 3)

definisi prosedur adalah :

“Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi”.

Sedangkan pengertian prosedur menurut Azhar Susanto (2009 : 11) menjelaskan bahwa :

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan berulang dengan cara yang sama”.

Dari beberapa definisi prosedur diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu urutan pekerjaan yang tersusun yang biasanya melibatkan beberapa orang atau lebih dan dilakukan berulang dengan cara yang sama.

2.1.1.2 Karakteristik Prosedur

Menurut mulyadi (2006 : 59) menjelaskan bahwa karateristik prosedur adalah sebagai berikut :


(21)

2. Mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik 3. Menunjukkan urutan-urutan yang logis

4. Menunjukan adanya penetapan keputusan 5. Menunjukkan tidak adanya hambatan

6. Mencegah terjadinya penyimpangan

2.1.1.3 Manfaat Prosedur

Menurut Mulyadi (2006 : 76) suatu prosedur dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Lebih memudahkan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang

2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang seperlunya saja.

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhioleh seluruh pelaksana

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien.


(22)

11

2.1.2 Penjualan

2.1.1.2Definisi Penjualan

Pengertian penjualan menurut Soemarso S.R (2008 : 34) menjelaskan bahwa :

“Penjualan adalah ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan”.

Sedangkan pengertian penjualan menurut Chairul Maroom (2007 : 67) menjelaskan bahwa :

“Penjualan artinya kegiatan jual beli barang dagang sebagai usaha pokok yang biasanya dilakukan secara teratur dengan harga jual yang telah disepakati”.

Bedasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

2.1.1.3 Jenis-Jenis Penjualan

Ada Beberapa Transaksi Penjualan menurut Soemarso S.R (2008 : 34) yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Penjualan Kredit 2. Penjualan Tunai 3. Penjualan Tender 4. Penjualan Ekspor 5. Penjualan Konsinyasi 6. Penjualan Grosir


(23)

1. Penjualan Kredit

Adalah penjualan dengan cara pembayaran berangsur tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

2. Penjualan Tunai

Adalah Penjualan bersifat Cash dan Carry pada umumnya terjadi secara kontan atau pembayaran dilakukan pada saat pembelian barang.

3. Penjualan Tender

Adalah penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.

4. Penjualan Ekspor

Adalah Penjualan yang dilaksanakan dengan pihak luar negeri yang mengimpor barang dagangan.

5. Penjualan Konsinyasi

Adalah penjualan yang dilakukan dengan cara menitipkan barang dagangan agen penjual dengan prosedur tertentu.

6. Penjualan Grosir

Adalah penjualan yang dilakukan secara langsung antara pihak penjual kepada pihak pembeli, dengan penjualan jumlah besar.

2.1.1.4 Dokumen-Dokumen Penjualan

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2006 : 183) dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penjualan adalah sebagai berikut :

1. Order Penjualan 2. Nota Penjualan Barang 3. Perintah Penyerahan Barang


(24)

13

4. Faktur Penjualan

5. Surat Pengiriman Barang

1. Order Penjualan Barang(Sales Order)

Merupakan Penghubung antara beragam fungsi yang diperlukan untuk memperproses langganan dengan menyiapkan perana penjualan.

2. Nota Penjualan Barang

Merupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan dan sebagai dokumen pelanggan.

3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)

Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang atas barang yang diserahkan kepada pelanggan setelah ada pencocokan rangkap slip.

4. Faktur Penjualan (Invoice)

Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih kepada pelanggan yang menunjukan informasi kuantitas, harga dan jumlah tagihanya.

5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip)

Adalah surat yang berisi tentang pernyataan pengiriman barang dari agen penjual kepada komsumen.

Dapat disimpulkan bahwa dokumen-dokumen penjualan terdiri dari: Order Penjualan Barang (Sales order), Nota Penjualan Barang, Perintah Penyerahan Barang (delivery Order), Faktur Penjualan (Invoice), Surat Pengirirman Barang (Shipping Slip)


(25)

2.1.3 Konsinyasi

Menurut Aliminsyah dan Panji (2007 : 77) dalam kamus istilah keuangan dan perbankan disebutkan bahwa :

“Consigment (konsinyasi) adalah barang-barang yang dikirim untuk dititipkan kepada pihak lain dalam rangka penjualan dimasa mendatang atau untuk tujuan lain, hak atas barang tersebut tetap melekat pada pihak pengirim (consignor). Penerimaan barang titipan tersebut (consegnee) selanjutnya bertanggung jawab terhadap penanganan barang sesuai dengan kesepakatan”.

Sedangkan menurut Hadori Yunus Harnanto (2006 : 109) memberikan pengertian mengenai konsinyasi yaitu :

“Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberi komisi”.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsinyasi adalah suatu perjanjian yang menjelaskan tentang barang-barang yang dikirim untuk dititipkan kepada pihak lain dengan tujuan untuk dijualkan dengan member komisi.

2.1.4 Penjualan Konsinyasi

Penjualan secara konsinyasi merupakan penjualan yang sudah banyak dilakukan oleh perusahaan, seperti perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan, minuman, pakaian hingga peralatan rumah tangga. Penjualan konsinyasi dengan cara menitipkan barang dagangan kepada agen penjual untuuk dijual langsung kepada konsumen.


(26)

15

2.1.4.1Pengertian Penjualan Konsinyasi

Menurut Harry Simon (2006 : 293)Pengertian konsinyasi adalah :

“Penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik yang bertindak sebagai agen penjual, sering kali dbuat persetujuan mengenai hak yuridis atas barang-barang, bahwa hak atas barangini tetap berada ditangan pemilik sampai barang-barang ini dijual oleh pihak agen penjual”.

Sedangkan menurut Hasanuddin (2006 : 96)Konsinyasi adalah:

“Cara khusus untuk pemasaran jenis barang tertentu. Pemberi konsinyasi (consignor) mengirimkan barang jenis barang kepada penerima konsinyasi (consignee) yang bertindak sebagai agen dalam menjual barang dagangan kepada pihak ketiga. Penerimaan Konsinyasi terhadap kerusakan. Pengiriman Konsinyasi akan menerima komisi jika barang terjual. Barang-barang konsinyasi masih termasuk dalam persediaan pemberi konsinyasi dan diluar persediaan pemegang konsinyasi karena pemberi konsinyasinya masih memiliki hak resmi”.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penjualan konsinyasi adalah penjualan khusus yang dapat dilakukan dengan cara pemilikan barang kepada agen penjual untuk dijual kembali, barang tersebut masih merupakan hak milik dari penitipan barang dan apabila barang tersebut terjual maka agen penjual akan mendapatkan komisi atas barang titipan yang terjual sesuai dengan perjanjian bersama.

2.1.4.2Karakteristik Penjualan Konsinyasi

Menurut Hadori Yunus Hartanto (2007 : 116) karakteristik dari penjualan konsinyasi adalah sebagai berikut :

1. Hak milik atas barang 2. Pengiriman barang

3. Pihak konsinyor sebagai pemilik 4. Kewajiban pihak Konsinyi


(27)

1. Hak milik atas barang

Oleh karena hak milik atas barang masih berada pada konsiyor, barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan konsinyor. Barang konsinyasi tidak boleh diperhitungkan sebagai persediaan oleh konsinyi.

2. Pengiriman barang

Pengiriman konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan baik bagi pihak konsinyor maupun pihak konsinyi sampai saat barang dapat terjual kepada pihak ketiga.

3. Pihak konisnyor sebagai pihak pemilik

Pihak konsinyor sebagai pemilik tetap bertanggung jawab terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat pihak konsinyasi berhasil menjual barang konsinyasi tersebut kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian awal oleh kedua belah pihak. 4. Keajiban Pihak Konsinyi

Konsinyi dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan atas barang konsinyasi. Oleh karena itu pencatatan yang tertib harus diselenggarakan sampai dengan saat barang telah terjual kepada pihak ketiga.

2.1.1.5 Hak dan Kewajiban Konsinyasi

Kedua belah pihak harus menaati persetujuan tersebut, selain itu pihak konsinyi sebagai pihak yang menjual barang memiliki hak dan kewajiban.


(28)

17

Menurut dalam undang-undang penitipan dan keagenan menjelaskan mengenai hak dan kewajiban konsinyasi adalah sebagai berikut:

1. Hak Konsinyi 2. Kewajiban Konsinyi 1. Hak Konsinyi

a. Pihak konsinyi berhak memperoleh penggatian atau pengeluaran yang dibutuhkan berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas penjualan barang konsinyasi, dan biasnya meliputi pengangkutan, asuiransi, pajak, penyimpanan, penanggungan reparsi dibawah garansi dan beban lainya yang biasanya ditanggung pihak konsinyor pengeluaran yang ditetapkan dengan persetujuan khusus atau yang dapat dibebankan oleh undang-undang kepada pihak konsinyor.Dan jumlah yang harus diberikan sebagai imbalan atas penjualan, merupakan hak gadai konsinyi atas barang konsinyasi tidak cukup untuk menutup beban seperti itu, maka pihak konsinyi dapat menuntut kekuranganya kepada pihak konsinyor.

b. Pihak Konsinyi berhak menawarkan garansi atas barang konsinyasi yang dijual , sementara itu pihak konsinyor terkait pada syarat pemberian garansi seperti ini. 2. Kewajiban Konsinyi

a. Pihak Konsinyi harus merawat dan melindungi barang-barang yang dititipkan konsinyor.

b. Pihak konsinyi menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah ditetapkan oleh konsinyor. Bila konsinyor tidak menentukan harga , maka dijual dengan


(29)

harga yang dapat memuaskan pihak konsinyor.Pihak konsinyi dapat menjual barang konsinyasi baik secara tunai maupun kredit dengan kerugian penjualan dibebankan pada pihak konsinyor dan penhiriman uangnya dilakukan hanya setalah penaggihan dilakukan yang dalam hal ini merupakan tanggung jawab pihak konsinyi

Pihak Konsinyi harus mengirimkan perkiraan penjualan konsinyasi (account sales), mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi , laporan ini mencakup informasi tentang penerimaan barang konsinyasi penjualan barang konsinyasi, harga jual, biaya penjual, jumlah terutang.

2.1.1.6 Keuntungan Penjualan Konsinyasi

Penjualan merupakan bidang usaha dalam perdagangan dimana dalam penjualan tujuan yang ingin didapat adalah keuntungan.

Menurut S Manggala (2008 : 89) dalam penjualan konsinyasi memiliki dua keuntungan antara lain adalah:

1. Bagi pihak konsinyor 2. Bagi pihak konsinyi

1. Bagi pihak konsinyor (pemilik barang)

a. Konsinyor dapat mengenalakan produknya kepada banyak konsumen sehingga dapat memperluas daerah pemasaranya.


(30)

19

b. Konsinyor dapat memperoleh spesialisasi penjualan, seperti penjualan hasil bumi, alat-alat rumah tangga dalam kebutuhan lainya. Imbalan untuk seperti ini seringakali berupa komisi atas penjualan .

2. Bagi pihak Konsinyi (Penjual barang)

a. Pihak Konsinyi terlepas dari kegagalan dalam menjual barag titipan atau terlepas dari resiko penjualan bila rugi.

b. Konsinyi dapat terhindar dari resiko kerusakan fisik barang fluktuasi harga. 2.1.1.7 Tahap-Tahap Pelaksanaan Penjualan Konsinyasi

Menurt Harry Simon (2006 : 257) Penjualan Konsinyasi memiliki tahap-tahap penjualan yaitu sebagai berikut:

1. Perjanjian penjualan konsinyasi 2. Penerimaan barang

3. Penjualan kepada konsumen 4. Pembayaran hasil

1. perjanjian penjualan konsinyasi

Yaitu negosiasi yang berupa perjanjian mengenai ketentuan-ketentuan dan aturan mengenai penjualan konsinyasi yang disepakati oleh pihak konsinyi dan konisnyor. Perjanjian tersebut berkaitan dengan dari awal penyerahan barang, hingga penyelesaian keuangan oleh pihak konsinyi kepadakonsinyor dan jangka waktunya.

2. Penerimaan barang

Setelah pengiriman dilakukan oleh pihak konsinyor maka pihak konsinyi akan menerima barang beserta dengan dokumen barangnya. Dokumen barang ini berisi


(31)

nama barang dan jumlah barang yang kirimkan. Dokumen barang ini berfungsi sebagai alat pengendalian bagi pihak konsinyi.

3. Membuat Faktur

Membuat faktur barang konsinyasi yang biasanya dilakukan oleh bagian penjualan.

4. Pembayaran

Melakukan pembayaran secara langsung, melaui rekening atau pos kepada perusahaan

2.1.1.8 Metode Pencatatan pada Penjualan Konsinyasi

Untuk setiap perjanjian dalam transaksi rekening barang-barang yang dititipkan pada konsinyi pada dasarnya adalah rekening barang-barang konsinyasi yang merupakan persediaan bagi konsinnyor. Apabila pihak konsinyor menghendaki laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka rekening barang-barang konsinyasi untuk masing-masing konsinyasi dibebani harga pokok barang yang dikirimkan kepada konsinyi dan semua biaya yang berkaitan dengan konsinyasi.

Metode pencatatan ini bertujuan untuk pengawasan pengendalian internal control. untuk setiap penjualan konsinyasi agar terkontrol dengan baik dan terkendali di bawah pengawasan maka diharuskan menggunakan metode penjualan konsinyasi secara terpisah. Adapun metode pencatatan secara tidaj terpisah (digabungkan) metode ini telah untuk penjualan konsinyasi yang digabungkan pencatatan penjualan nya dengan penjualan regular.


(32)

21

Menurut Hadori Yunus Hartanto (2007 : 78) terdapat dua metode pencatatan dalam penjualan konsinyasi, yaitu :

1. Metode pencatatan untuk Konsinyor

Tabel 2.1

Metode Pencatatan penjualan untuk Konsinyor

No Keterangan Dicatat Terpisah Dicatat Tidak Terpisah

1. Pengiriman barang konsinyasi

Konsinyasi Keluar xxx

Persediaan BD xxx Memo 2. Penerimaan uang

muka

Kas xxx

Uang muka konsinyor xxx

Kas xxx

Uang muka konsinyor xxx 3 Pengeluaran

ongkos angkut

Konsinyasi keluar xxx

Kas xxx

Ongkos angkut masuk xxx Kas xxx 4 Mencatat sewa

gedung

Konsinyasi keluar xxx

Kas xxx

Beban sewa xxx Kas xxx 5 Laporan penjualan

dan pendapatan

Kas xxx Piutang usaha xxx

Konsinyasimasuk xxx

Persediaan BD xxx Utang PT ELG xxx Kas xxx Piutang usaha xxx Penjualan xxx HPP xxx

Persediaan BD xxx

6 Mencatat beban atas barang konsinyasi

Tidak ada Tidak ada

7 Mencatat laba penjualan

konsinyasi

Konsinyasi masuk xxx

Pendapatan komisi konsiyasi

Mencatat HPP barang

konsinyasi

HPP xxx


(33)

xxx xxx

HPP xxx

Ongkos angkut masuk xxx

2. Metode pencatatan untuk Konsinyi

Tabel 2.1

Metode Pencatatan penjualan untuk Konsinyor

No Keterangan Dicatat Terpisah Dicatat Tidak Terpisah

1. Pengiriman barang konsinyasi

Memo Memo

2. Penerimaan uang muka

Uang muka konsinor xxx Kas xxx

Uang muka konsinor xxx Kas xxx

3 Pengeluaran ongkos angkut

Tidak ada Tidak ada

4 Mencatat sewa gedung

Kas xxx

Pendapatan sewa

xxx

Kas xxx

Pendapatan sewa xxx


(34)

23

5 Penjualan unit Kas xxx Uang muka konsinyor xxx Konsinyasi keluar xxx

Konsinyasi keluar xxx

Kas xxx Uang muka konsinyor xxx Beban kuli xxx Ongkos angkut keluar xxx Beban komisi xxx Penjualan xxx

6 Mencatat beban barang

konsinyasi

Konsinyasi masuk xxx Kas xxx

Utang PT ELG xxx

Kas xxx

7 Mencatat laba penjualan konsinyasi

Konsinyasi masuk xxx

Uang muka pengamanat xxx

Kas xxx

Mencatat HPP barang konsinyasi

Utang PT ELG xxx

Uang muka pengamanat xxx

Kas xxx

2.2Kerangka Pemikiran

Keberhasilan perusahaan pada umumnya dilihat dari kemampuannya dalam memperoleh laba. Dengan laba yang diperoleh perusahaan dapat mengembangkan berbagai aktivitas perusahaan dan memperluas bidang usahanya.


(35)

Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan aktivitasnya dalam bentuk penjualan, semakin besar volume penjualan semakin besar pula laba yang akan diperoleh perusahaan.

Menurut Syahrul dan Ardi Nizar (2008:746)mengemukakan bahwa penjualan adalah : 1. Pertukaran barang atau jasa dengan uang

2. Pendapatan yang diterima dari pertukaran barang atau jasa dan dicatat untuk satu periode akuntansi tertentu, baik berdasarkan cash basic atau accrual basic.

3. Suatu penjualan dilakukan apabila pembeli dan penjual sudah menyepakati harga yang ditentukan.

Menurut Soemarso S.R (2009 : 34) menjelaskan bahwa :

“Penjualan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan konsinyasi”.

1. Penjualan tunai

apabila pemindahan hak mililk dari penjual kepada pembeli diikuti dengan diterimanya sejumlah uang yang disepakati dari pembeli kepada penjual pada saat itu juga. Pengakuan pendapatan penjualan tunai dapat diakui pada saat transaksi terjadi.

2. Penjualan kredit

apabila pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli tidak diikuti dengan sejumlah uang dari pembeli kepada penjual pada saat itu juga. Transaksi ini akan menimbulkan piutang dagang dalam perusahaan.

3. Penjualan konsinyasi

yang berarti titipan pihak pemilik barang memberikan kepada sebuah tokobarang-barangnya dalam bentuk konsinyasi untuk dijualkan. Tiap-tiap bulan


(36)

25

took tersebut memberikan laporan dan perhitungan mengenai jumlah barang yang selama bulan itu telah dijual kepada pembeli.

Adapun dalam penyerahan barang atas dasar konsinyasi harus disusun perjanjian (kontrak) tertulis yang menunjukkan prosedur, hak, kewajiban dan aturan penjualan antara pihak yang menyerahkan barang (konsinyor) dan pihak yang menerima barang (konsinyi).

MenurutHartono dan Azizi (2007 :40)menyatakan bahwa :

“Pendapatan dari konsinyasi hanya dapat diakui setelah konsinyor menerima pemberitahuan penjualan dan pengiriman kas dari konsinyi. Barang dagang itu dalam sepanjang konsinyasi tercatat sebagai persediaan konsinyor, dan secara terpisah diklasifikasikan sebagai barang dagang atas konsinyasi”.

Pada prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap barang-barang konsinyasi dilakukan oleh konsinyi pada pihak ketiga (pembeli).

Metode pencatatan atas transaksi penjualan konsinyasi terdapat prosedur-prosedur pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyor. Ada 2 Metode pencatatan yang diterapkan dalam konsinyasi yaitu sebagai berikut :

1. Pencatatan untuk konsinyasi yang terealisasikan transaksi konsinyasi dicatat secara terpisah.

2. Pencatatan untuk konsinyasi yang terealisasikan transaksi konsinyasi dicatat secara tidak terpisah (gabungan).


(37)

Model Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Sumber : Standar Operasi Perusahaan 2006

Factory Outlet The Summit

Kegiatan Perusahaan

Penjualan

Penjualan Reguler Penjualan Konsinyasi

Prosedur Penjualan Konsinyasi

Metode Pencatatan Penjualan Konsinyasi


(38)

27

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan permasalahan yang dijadikan topik penulisan Tugas Akhir. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan objek penelitian yang penulis teliti.

Pengertian objek penelitian menurut Sugiono (2009 : 38)adalah sebagai berikut: “Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sedangkan objek penelitian menurut I Wade Wiratha (2007 : 39) menyatakan bahwa :

“Objek penelitian (variable penelitian) adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian menjelaskan tentang sasaran penelitian atau sesuatu hal apa dan siapa yang menjadi objek untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai yang akan diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan.

Objek penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah Prosedur Penjualan Konsinyasi Pada Factory Outlet The Summit.


(39)

3.2Metode Penelitian

Metode Penelitian menurut Sugiono (2009 : 2) bahwa definisi metode penelitian adalah sebagai berikiut :

“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengidentifikasi masalah”.

Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk memahami, memecahkan dan mengidentifikasi masalah .

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu hasil penelitian yang dapat diambil kesimpulannya berdasarkan masalah yang ada dalam penelitian.

Menurut Sugiono (2009 : 35) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah sebagai berikut :

“Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanaya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan memberi hubungan variable itu dengan variable yang lain”.

Sedangkan menurut Dedy Kuswanto (2008 : 17) menjelaskan bahwa :

“Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga masayrakat dan yang lainnyayang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakrta yang tampak atau apa adanya”.


(40)

29

Berdasarkan pengertian diatas, metode deskriptif ini digunakan untuk memperoleh data-data dan mencari keterangan yang factual, sifat-sifat mengenai fenomena yang diselidiki.

Dalam penelitian ini metode yang penulis gunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang berusaha memberikan gambaran mengenai data atau kejadian berdasarkan fakta-fakta yang tampak pada situasi yang diselidiki peneliti dan objek yang diteliti terpisah, proses penelitian dilakukan melalui pengukuran dengan bantuan alat yang baku dan objektif.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perenanaan dan perancangan agar suatu penelitian dilakukan dengan sistematis.

Menurut Jonathan Sarwana (2006 : 79) mengenukakan pengnertian desain penelitian sebagai berikut :

“Desain penelitian bagaikan petajalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Sedangkan menurut Suparyanto (2011 : 14) menjelaskan bahwa :

“Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan mengolah data agar dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu”.


(41)

Dari pemaparan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa desain penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penyeledikkan terhadap pengumpulan dan pengolahan data secara benar dan tepat untuk mencapai tujuan dari penelitian.

MenurutSugiyono (2008:18) menjelaskan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sumber Masalah 2. Rumusan Masalah 3. Metode Penelitian 4. Kesimpulan

Berdasarkan proses penelitian yang diuraikan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sumber Masalah

Penelitian menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian .

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu :

a. Masalah yang terjadi dalam pelaksanaan prosedur penjualan konsinyasi yaitu perbedaan pendapat dalam penentuan komisi penjualan.

b. Masalah yang terjadi dalam metode pencatatan penjualan konsinyasi yaitu kesalahan pencatatan.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitan ini adalah menjawab


(42)

31

masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan dengan jelas.

3. Metode Penelitian

Untuk menguji penelitian dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan yang ideal untuk memilih metode ini adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudian yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

4. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan langkah terakhir dari suatu metode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah dengan menekankan pada pemecahan maslah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Puryani dan Agus Ristanto (2009 : 22) menjelaskan bahwa :

“Variabel merupakan konsep yang mempunyai variabilitas. Variable sering disebut juga sebagai obyek atau masalah penelitian. Operasional variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep”.

Sesuai dengan judul tugas akhir yang dipilih yaitu “ Tinjauan atas Prosedur Penjualan Konsinyasi pada Factory Outlet The Summit”. Terdapat satu variabel yaitu Variabel Independen (Variabel X).


(43)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Varibel Konsep Variabel Indikator

Penjualan Konsinyasi

“Penjualan konsinyasi merupakan penjualan yang dilakukan dengan cara salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barang dengan harga dan syarat yang diatur dalam perjanjian”.

Erwin Hariyanto (2007 : 97)

1. Prosedur penjualan konsonyasi

2. Pencatatan Laporan penjualan Konsinyasi

(Harry Simon 2007)

3.2.3 Metode Penarikan Sampel 3.2.3.1Populasi

Menurut Freddy Kalijernih (2009 : 33)menjelaskan bahwa :

“Populasi yaitu sekumpulan unsure atau elemen yang menjadi obejk penelitian dan elemen populasi itu merupakan satuan analisis”.

Sedangkan menurut Sugiono (2009 : 80) menjelasakan bahwa :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek.subjek yang mempunyai kualitas dari karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek.subjek yang dipelajari, tetapi meliputi sebuah karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu”.

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini dalah seluruh karyawan yang berjumlah 25 orang pada Factory Outlet The Summit .


(44)

33

3.2.3.2Sampel

Menurut Sugiono (2009 : 46) menyatakan bahwa :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Bila populasi besar dari peneliti tidak mungkin mempelajari dari semua yang ada pada populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili”.

Sedangkan menurut Nur Indriantoro menjelaskan bahwa :

“Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Mewakili dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan dari gejala yang diamati”.

Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, maka harus dilakukan tekhnik pengambilan sampling yang tepat. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode Samplin Purposive dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Menurut Sugiyono (2009:68)Pengertian Sampling Purposive adalah : “Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Perusahaan yang akan dijadikan penelitian ini dipilih dengan menggunakan pertimbangan dengan memasukan unsur-unsur yang dianggap memiliki kriteria sebagai berikut :


(45)

1. karyawan tetap bagian penjualan konsinyasi yang dapat menganalisis dan mengetahui prosedur dan pencatatan penjualan konsinyasi.

2. Mengetahui prosedur dengan menggunakan nota-nota transaksi, formulir atau melihat melalui voucher yang ada pada Factory Outlet The Summit..

Berdasarkan pengertian sampel diatas yang memenuhi kriteria tersebut diatas maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 2 dari 25 orang karyawan pada Factory Outlet The Summit.

3.2.4 Prosedur Pengumpulan Data

Menurut Restu Kartiko menjelaskan bahwa :

“Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerima dan masih memerlukan adanya seuatu pengolahan. Data juga bias berarti suatu kejadian, gambar, suara, huruf, angka, bahasa ataupun symbol-simbol lainnya yang yang bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, objek, ataupun suatu konsep”.

Dalam prosedur pengumpulan data untuk penelitian ini penulis memperoleh data dengan dua sember data yaitu ;

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli. Sumber asli dsini diartika sebagai sumber pertama dimana data tersebut diperoleh, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang berkepentingan.


(46)

35

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data tidak langsung yang didapat dan dijadikan sebagai sumber informasi, dimana data-data sekunder ini dapat penulis peroleh dari studi keprusatakaan dan pengumpulan data dari literature lain serta sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti oleh penulis.

Berdasarkan pengertian diatas, dalam penelitian ini penulis mengambil kesimpulan bahwa untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah yang di teliti adalah data primer yaitu data yang langsung dapat dijadikan sebagai sumber penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek perusahaan tempat penulis melakukan penelitian dimana dilakukan dengan cara penelitian langsung melalui observasi dan wawncara dengan pihak yang bersangkutan pada Factory Outlet The Summit.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (field research)

Penulis melakukan tinjauan secara langsung ke perusahaan untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi :

a. Observasi (Observe)

Dengan menggunakan metode observasi, penulis melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Melihat secara langsung kegiatan


(47)

perusahaan tempat penulis melakukan penelitian pada Factory Outlet The Summit khususnya bagian akuntansi.

b. Wawancara (Interview)

Penulis mengadakan tanya jawab sevara langsungbaik secara formal maupun non formal dengan pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan yang akan dibahas dengan penulisan penelitian, yaitu Tinjauan Atas Prosedur Penjualan Konsinyasi Pada Factory Outlet The Summit.

c. Dokumentasi (Documentation)

Dokumentsai adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang tertulis berupa data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas seperti nota penjualan dan laporan laba rugi penjualan konsinyasi.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan yaitu cara untuk memperoleh data dengan cara mendatangi perpustakaan dan mencari buku-buku literatur yang sesuai dengan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengendalian intern pemberian kredit. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti.


(48)

37

3.2.5 Metode Analisis

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca, diinterprestasikan untuk menyederhanakan data penelitian yang sangat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami.

Menurut Iwan Satibi (2011 : 87) menyatakan bahwa :

”Analisis data juga dapat diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami”.

Setelah data yang diperlukan terkumpul dan dirasakan cukup untuk menyusun laporan ini, maka penulis melakukan proses pengolahan data secara manual, meliputi:

1. Prosedur penjualan konsinyasi pada Factory Outlet The Summit.

2. Metode pencatatan yang terjadi pada penjualan konsinyasi pada Factory Outlet The Summit.


(49)

38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Perusahaan

Berdasarkan teori-teori serta metode penelitian yang digunakan, maka bab ini akan menjelaskan mengenai hasil penelitian yang diperoleh dari suatu perusahaan. Hasil penelitian tersebut berupa data-data yang ada kaitannya dengan prosedur penjualan konsinyasi pada Factory outlet the summit. data-data tersebut akan digunakan penulis untuk menjawab masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai.

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Semua outlet yang didirikannya merupakan bagian dari manajemen dari outlet yang tergabung dalam The Big Price Cut yang memiliki motto “we cut the price but not the quality”. Factory Outlet yang didirikan Perry merupakan outlet baru dengan bisnis busana sisa ekspor dan impor. Untuk menghindari kejenuhan pasar, beliau terus berusaha menciptakan inovasi juga menjual tendsetter.

Salah satu usahanya yaitu dengan membuka factory outlet bergaya galeridengan nama The summit , yang berlokasi di Jalan Riau No. 36 Bandung. The summit adalah sebuah factory Outlet yang sangat memanjakan kaum adam yang gemar berbelanja dan senang berburu barang – barang bermerek. Di The summit anda akan menjumpai toko dengan suasana yang berbeda dengan factory outlet-factory outlet lainnya, dimana ruangannya memiliki konsep – konsep yang berbeda dan unik. Dimana terdapat ruangan


(50)

39

ekslusif yang menyedikan pakaian formal seperti setelan jas, kemeja – kemeja kantor, dasi, tas – tas branded. Disisi ruang lain ada ruangan yang berkonsep hip – hop, dimana ruangan ini menyediakan pakaian-pakaian bagi mereka pria yang gemar pakaian casual , juga terdapat tempat rokok yang unik, dompet – dompet dan asesoris yang sangat lelaki sekali, di ruangan lainnya terdapat koleksi celana jeans yang beraneka ragam. Di The summit anda juga dapat menjumpai Sishha yang merupakan rokok khas timur tengah dengan berbagai rasa tembakaunya. Tersedia juga parfum, kaca mata dan pakaian Army Look hingga kondom pun dapat anda jumpai di sana, dimana semuanya ini dijual dengan harga miring..

Visi :

A. Sebagai outlet yang selalu mempersembahkan produk yang terbaik bagi konsumennya.

B. Sebagai outlet yang nyaman untuk dikunjungi konsumen.

C. Menjadi trendsetter yang memiliki prduk yang variatif dan inovatif. Misi :

A. Membuka lapangan kerja baru yang diharapkan menyerap tenaga kerja yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, sehingga tenaga kerja tersebut dapat mengembangkan diri.

B. Sebagai sarana untuk penyaluran kreativitas generasi muda kota Bandung. C. Menumbuhkan kembali semangat usaha kecil-menengah.


(51)

4.1.2 Struktur Organisasi Prosedur

Sumber: The summit Factory Outlet, Agustus 2006


(52)

41

4.1.2 Deskripsi Tugas

Berikut deskripsi tugas masing-masing yang tertulis di Factory outlet the summit Bandung:

1. Store Manager

a. Menyusun dan menetapkan rencana kerja secara periodik dalam upaya pencapaian target

b. Menyusun strategi penjualan

c. Menerima semua laporan kegiatan operasional d. Melakukan briefing kepada coordinator supervisor e. Melakukan penilaiaian berkala kinerja supervisor

2. Coordinator Supervisor

a. Mengkoordinator semua kegiatan operasional yang berada di bawah tanggungjawabnya, seperti order, stok penjualan, display, penjualan, kebersihan, kenyamanan, keamanan serta kepuasan konsumen

b. Melakukan briefing kepada supervisor

3. HRD Supervisor

a. Mengawasi kehadiran serta keberadaan semua karyawan yang bertugas b. Melakukan briefing kepada coordinaotr counter dan timnya

c. Melakukan penilaian berkala kinerja semua karyawan d. Membuat laporan penjualan mingguan dan bulanan


(53)

a. Mengawasi ketersediaan dan kelengkapan barang baik setiap hari maupun even khusus

b. Memastikan sarana dan prasarana yang ada di lapangan masih berfungsi dengan baik

c. Melakukan survey competitor dan melakukan analisa perbaikan d. Membuat laporan penjualan dan omzet migguan dan bulanan

5. Logistic Manager

a. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan dan kesediaan barang b. Melakukan perputeran produk jual yang ada di dalam toko

6. Administration

a. Mengeluarkan surat edaran resmi dari toko b. Mencatat absen kehadiran karyawan

c. Membuat laporan pertanggung jawaban absen kehadiran karyawan setiap bulannya

7. Customer Relation

a. Bertanggung jawab terhadap display

b. Bertanggung jawab terhadap kebersihan, display media dan alat pendukungnya

c. Membina hubungan baik dengan pelanggan

8. Kasir

a. Menerima pembayaran dari produk yang terjual b. Membuat laporan penjualan setiap hari


(54)

43

9. Pramuniaga

a. Melayani customer

b. Menjaga dan membina hubungan baik dengan customer

4.1.3 Aktivitas Peusahaan

Factory outlet the summit bergerak dalam bidang pakaian, di mana kami memproduksi T-shirt, celana panjang, celana pendek, jaket, tas, ikat pinggang, dompet, topi serta accesoris lainnya. Sesuai dengan konsep awal kami, jumlah dari produk yang kami pasarkan dapat dikatakan sangat terbatas. Hal ini dilakukan untuk menjaga nama perusahaan kami agar tidak dikatakan sebagai produk ”pasaran”.

Kegiatan perusahaan di The summit Factory Outlet adalah sebagai berikut : 1. Factory Outlet

Factory Outlet merupakan sebuah layanan atau tempat perusahaan oleh para konsumen untuk mendapatkan produk The summit Factory Outlet secara modern dan menyuguhkan berbagai pilihan jenis barang – barang yang diproduksi, selain menyuguhkan produk- produk sendiri perusahaan menyuguhkan barang-barang dai lain partners yang lebih memberikan banyaknya pilihan bagi para konsumen.

2. Order / Pesanan

Perusahaan menerima order / pesanan baik itu untuk Merchandise, seragam, dan lain sebagainya.


(55)

Perusahaan menerima untuk meretailkan barang kepada para mitra usaha, memakai sistem pembayaran Consigment Free (Konsinyasi) ataupun pembelian produk dengan sistem penjualan putus.

4.2Hasil Analisis Deskriptif/Kualitatif

Pada bab ini penulis akan memaparkan apa yang penulis teliti dari Factory outlet the summit. adalah salah satu perusahaan yang memproduksi barang seperti kaos, kemeja, celana pria dan wanita dimana hasil produksinya selain dijual sendiri penjualannya dilakukan secara konsinyasi.

4.2.1 Prosedur penjualan Factory outlet the summit.

Prosedur penjualan konsinyasi yang diterapkan dan dilaksanakan oleh Factory outlet the summit dimana store manager sebagai orang yang terpercaya dari perusahaan yang bertugas mengatur dan mengawasi penjualan konsinyasi. Semua keputusan mengenai kerjasama dengan pemasok sampai dengan negosiasi diatur oleh store manager yang sebelumnya telah mendapat perizinan dan penugasan dari owner Factory outlet the summit.

Kerja sama mengenai penjualan konsinyasi dapat terjalin melalui penawaran dari pemasok untuk memasarkan psoduknya di factory outlet the summit. Akan tetapi perusahaan selaku pihak konsinyi berhak untuk memilih pemasok mana saja yang akan menjadi partner bisnisnya.


(56)

45

Proses kerjasama anatr pihak perusahaan dengan pemasok terlihat sudah terjalin dengan baik terlihat dengan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak. Kesepakatan antara pihak perusahaan dengan pemasok berupa negosiasi mengenai barang konsinyasi, penetapan komisi, jangka waktu konsinyasi, prosedur pengiriman barang, prosedur retur barang, dan prosedur pembayaran. Setelah melakukan negosiasi antara pihak konsinyi dan konsinyor, lalu dibuat perjanjian tertulis dalam kontrak penjualan konsinyasi untuk kemudian ditandatangani oleh kedua belah pihak.

A. Perjanjian penjualan konsinyasi

1. Melakukan perjanjian kerjasama mengenai komisi, hak dan kewajiban yang harus ditanggung oleh masing-masing pihak dan telah ditetapkan Factory outlet the summit. sebagai consignor, dan pemasok sebagai consignee.

2. Produk dari pemasok yang telah dititipkan menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh pihak Factory outlet the summit.

3. Produk yang hilang di pihak consingnee, dianggap retur.

4. Jangka waktu penitipan barang konsinyasi ini adalah maksimal 3 bulan, dan dilakukan pengecekan barang dan transaksi penjualan.

Besarnya komisi atau yang sering disebut oleh perusahaan adalah diskon, bervariasi tergantung dari jenis barang konsinyasi dan sesuai dengan kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan. Sedangkan harga jual dari barang konsinyasi tersebut ditetapkan oleh perusahaan sebagai pihak konsinyi.

Adapun variasi komisi (diskon) yang merupakan kebijakan perusahaan didasarkan pada jenis barang konsinyasi :


(57)

A. Untuk Baju dan Tas sebesar 25% B. Untuk merchandise sebesar 20% C. Untuk accesoris sebesar 15% D. Untuk makanan sebesar 10%

Persentase diskon yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut dihitung dari harga jual barang konsinyasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh kedua belah pihak.

B. Prosedur penerimaan barang konsinyasi

Barang konsinyasi yang diterima dari konsinyor , untuk selanjutnya diperiksa keadaan oleh bagian gudang, kemudian diberi kode dan diberi tanda untuk membedakan barang dari Pihak konsinyor lain, dan barang tersebut siap dijual kepada konsumen.

Biaya atau beban yang berhubungan dengan pengiriman barang konsinyasi oleh Factory outlet the summit. (konsinyor), sampai dengan pihak Factory outlet the summit berhasil menjual barang pada pihak ke-3 yaitu konsumen. Namun dalam hal pengiriman retur biaya pengiriman, biaya ditanggung oleh Factory outlet the summit sebagai konsinyi

Untuk barang konsinyasi, dari pihak pemasok yang menentukan jenis dan bentuk barang konsinyasi yang akan dititipkan kepada factory outlet the summit. Barang antara lain adalah t-shirt, jeans, sweater, kemeja, dress, kaos jaket, topi dan lain sebagainya. Perusahaan selaku pihak konsinyi yang akan menentukan barang konsinyasi layak atau tidak untuk dipasarkan di Factory outlet the summit..


(58)

47

Memasukkan seluruh data barang-barang konsinyasi yang diterima pemsok dan yang terjual kepada konsumen secara komputerisasi. Selain itu menerima hasil dari penjualan dan mecocokkan uang/kas yang diterima dengan data barang-barang yang terjual.

Dimulai dari bagian penjualan (kasir)menjual barang konsinyasi kepada konsumen, setelah barang terjual lalu dibuatkan nota penjualan sebanyak 3 lembar, lembar ke-1 diarsipkan, lembar ke-2 diberi ke konsumen, lembar ke-3 untuk dikirim kepada pihak konisnyi sebagai bukti pembayaran. Bagi pihak Factory outlet the summit, nota penjualan diproses untuk dibuatkan rekap penjualan dan dibuatkan nya laporan penjualan sebanyak 2 lembar, lembar ke-1 dikirim ke bagian akuntansi untuk dibuatkannya faktur, lembar ke-2 diarsipkan.

D. Prosedur pembayaran hasil penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi (Factory

outlet the summit ) pada pihak konsinyor.

Dimulai dari pihak konsinyi yaitu Factory outlet the summit memberi tahu lewat telepon kepada pihak konsinyor menganai jumlah barang konsinyasi yang terjual, lalu pihak konsinyi melakukan pembayaran hasil penjulan bersamaan dengan menyerahkan laporan penjualan bulanan yaitu pada saat pihak konsinyor melakukan penarikan barang yang jatuh tempo penitipannya. Saat pihak konsinyi

Waktu yang diberikan dalam pembayaran yaitu tiga sampai tujuh hari untuk membayar ke konsinyor. Saat pihak konsinyi menyerahkan uang ke pihak konsinyor juga menyerahkan laporan penjalan secara berkala.


(59)

Perusahaan memberikan laporan secara berkala mengenai penjualan konsinyasi kepada pihak konsinyor. Laporan yang berskala setiap bulan ini mencerminkan perkembangan penjualan barang konsinyasi dan merupakan informasi kepada pemasok sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan atau mengakhiri penjualan konsinyasi pada factory outlet the summit.

Untuk pemasok yang akan memutuskan atau mengakhiri kontrak penjualan konsinyasi diharuskan melakukan konfirmasi kepada perusahaan sebulan sebelum memutuskan kontrak. Kebijakan ini dilakukan agar perusahaan dapat menyelesaikan semua data dan barang konsinyasi yang ada pada perusahaan dari pihak pemasok yang akan memutuskan kontrak penjualan konsinyasi dengan perusahaan.

Adapun prosedur retur penjualan konsinyasi pada Factory outlet the summit. Dimulai dari pihak Factory outlet the summit bagian penjualan meretur barang konsinyasi dengan dibuatkannya surat jalan sebanyak 3 lembar, 2 lembar dokumen lembar ke-1 dan ke-2 dikirim ke pihak Factory outlet the summit. dan lembar ke-3 diarsipkan.

Dibagian gudang surat jalan tertsebut diproses untuk dicatat persediaan, dan berapa jumlah barang yang dietur setelah itu dibuat catatan persediaan kembali.

Dibagian Akuntansi surat jalan tersebut diproses untuk dibuatkannya nota retur sebanyak 3 lembar, lembar pertama dibuat jurnal retur, lembar ke-2 dan ke-3 dikirim ke pihak Factory outlet the summit bag. keuangan untuk diarsipkan.


(60)

49

4.2.2 Metode Pencatatan Penjualan konsinyasi Factory outlet the summit.

Metode pencatatan konsinyasi bertujuan untuk memberikan informasi akuntansi yang terukur mengenai penjualan konsinyasi. Factory outlet the summit telah menerapkan dengan baik metode pencatatan penjualan konsinyasi. metode pencatatan tersebut meliputi dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan konsinyasi.

1. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pencatatan penjualan konsinyasi : a. Bon Penjualan

Dokumen ini digunakan untuk merekan berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan barang konsinyasi. Dokumen ini tanggal transaksi, nomor, kode, nama barang, harga satuan, total harga dan nama petugas penjualan (kasir). Bon penjualan ini diisi oleh bagian penjualan (kasir) yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada kasdan sebagai dokumen transaksi penjualan.

b. Laporan penjualan konsinyasi

Dokumen ini dihasilkan oleh bagian administrasi konsinyasi sebagai laporan perkembangan dan sebagai dasar perhitungan penjualan dalam menentukan pembayaran kepada pihak konsinyor. Laporan ini dibuat berdasarkan jumlah barang konsinyasi yang terjual selama satu bulan, dan di setorkan pada setiap akhir bulan atau akhir periode.


(61)

c. Bukti Setor Bank

Bukti ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti ini digunakan oleh bagian keuangan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan konsinyasi.

Manfaat lain dari penggunaan dokumen dalam transaksi penjualan konsinyasi adalah sebagai berikut :

1. Sebagai alat untuk merekam data transaksi penjualan konsinyasi.

2. Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan laporan. Metode pencatatan yang digunakan oleh factory outlet the summit adalah Metode pencatatan secara sederhana, dengan berbentuk form yang menyerupai formulir didalam nya terdapat kolom-kolom yang berisi saldo awal, tanggal penjualan, nama barang, jumlah barang, nama pemasok, retur barang, jumlah. Untuk pengisian nya, satu pemasok masuk ke dalam satu kolom dan dihitung jumlah keseluruhan atas penjualan konsinyasi selama satu bulan.

4.3Hasil Implementasi Model

4.3.1 Prosedur penjualan Konsinyasi Factory outlet the summit.

Ada beberapa unit atau bagian yang terkait dalam pelaksanaan prosedur penjualan barang konsinyasi yang diterapkan oleh Factory Outlet The Summit, dimana kebijakan tersebut berjalan dengan terstruktur pada seluruh bagian atau unit yang terkait dalam pelaksanaan prosedur penjualan konsinyasi ini sesuai dengan kebijakan akuntansi yang berlaku. Prosedur penjualan konsinyasi tersebut adalah sebagai berikut :


(62)

51

B. Prosedur penerimaan barang konsinyasi

C. Proses penjualan barang konsinyasi kepada konsumen

D. Prosedur pembayaran hasil penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi (Factory outlet the summit ) pada pihak konsinyor

Kebijakan akuntansi yang telah disepakati tersebut telah sesuai dengan teori tentang penjualan konsinyasi, dimana sebelum melakukan kontrak atau persetujuan penjualan, harus disusun dan disepakati dua belah pihak. Prosedur pengiriman barang, prosedur penjualan barang, prosedur retur penjualan, dan prosedur atas pembayaaran hasil konsinyasi tersebut telah sesuai dengan teori tentang penjualan konsinyasi menurut Harry Simon (2006).

Dalam prosedur penjualan konsinyasi yang dilaksanakan factory outlet the summit secara keseluruhan telah sesuai dengan teori yang ada. Hanya saja dalam prosedur penjualan konsinyasi tersebut, pada pelaksanaanya perbedaan pendapat dan keinginan untuk perjanjian pembagian komisi yang harus disepakati oleh kedua belah pihak menjadi masalah untuk mencapai mufakat.

Biasanya perbedaan pendapat ini berkaitan tentang pembagian komisi untuk pihak konsinyi berbeda dengan kebijakan yang telah ditentukan oleh pihak konsinnyor. Permasalahan ini berdampak kepada menjadi lambatnya prosedur penjualan konsinyasi karena harus menyelesaikan perjanjian kebijakan akuntansi ini secara mufakat oleh kedua belah pihak.

Dalam prosedur penjualan konsinyasi bahwasanya apabila perjanjian konsinyasi yang berisi ketentuan-ketentuan dan aturan pembagian komisi yang harus disepakati


(63)

oleh kedua belah pihak belum mencapai mufakat maka penjualan konsinyasi belum dapat dilakukan oleh kedua belah pihak.

Menurut analisis penulis ternyata prosedur penjualan konsinyasi yang telah diterapkan pada factory outlet the summit ini telah sesuai dengan teori. Akan tetapi dalam perjanjian nya masih terjadi masalah untuk penentuan pembagian komisi untuk pihak konsinyi atas barang konsiyor.

4.3.2 Metode Pencatatan Penjualan konsinyasi Factory outlet the summit

Metode pencatatan konsinyasi bertujuan untuk memberikan informasi akuntansi yang terukur mengenai penjualan konsinyasi. Factory outlet the summit telah menerapkan metode pencatatan penjualan konsinyasi secara sederhana. Metode pencatatan tersebut meliputi dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan konsinyasi. Dokumen-dokumen yang berkaitan tersebut adalah bon penjualan, laporan penjalan dan bukti setor bank.

Metode pencatatan penjualan konsinyasi secara sederhana yaitu metode pencatatan untuk penjualan konsinyasi dengan berbentuk form yang menyerupai bagan didalam nya terdapat kolom-kolom yang berisi saldo awal, tanggal penjualan, nama barang, jumlah barang, nama pemasok, retur barang, jumlah. Untuk pengisian nya, satu pemasok masuk ke dalam satu kolom dan dihitung jumlah keseluruhan atas penjualan konsinyasi selama satu bulan. Form yang berbentuk bagan ini disebut dengan laporan penjualan konsinyasi. Laporan penjualan konsinyasi factory outlet the summit diterbitkan setiap satu bulan yang akan di kirimkan untuk pihak konsinyor. Metode pencatatan sesuai dengan metode pencatatan secara terpisah karena metode pencatatan


(64)

53

penjualan untuk konsinyasi dipisahkan dengan metode pencatatan untuk penjualan biasa (regular).

Metode pencatatan yang diterapkan oleh factory outeet the summit tidak sesuai dengan teori tentang metode pencatatan penjualan konsinyasi dimana metode pencatatan konsinyasi itu disajikan secara terpisah dan tidak terpisah (digabungkan) menurut

Hadori Yunus Hartanto (2007). Yang menjelaskan bahwa metode pencatatan untuk penjualan konsinyasi itu terbagi menjadi dua, pertama metode pencatatan secara terpisah dan kedua metode pencatatan secara tidak terpisah (digabungkan).

Menurut analisis penulis secara metode pencatatan terpisah factory outlet the summit memang menggunakan metode pencatatan secara terpisah tersebut, dimana penjualan konsinyasi itu dipisahkan pencatatannya dengan metode pencatatan untuk penjualan biasa (regular). Hanya saja, dalam bentuk laporan penjualan konsinyasi factory outlet the summit masih menggunakan pencatatan sederhana yang berupa catatan pos-pos rekening dengan nominal yang disajikan dalam bentuk form atau bagan ini tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan karena belum dalam bentuk ayat jurnal.


(65)

54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dari hasil penelitian, yang penulis teliti pada Factory Outlet The Summit, khususnya bagian penjualan konsinyasi, mengenai tinjauan terhadap prosedur penjualan konsinyasi pada Factory Outlet The Summit, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan prosedur penjualan konsinyasi yang dilakukan oleh Factory Outlet The Summit, telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang disepakati oleh kedua belah pihak antara pihak consignor dan pihak consignee.

Dimana kebijakan tersebut berjalan dengan terstruktur pada seluruh bagian atau unit yang terkait dalam pelaksanaan prosedur penjualan konsinyasi pada factory outlet the summit. Akan tetapi dalam perjanjian pembagian penentuan komisi perbedaan pendapat masih menjadi kendala untuk mencapai mufakat.

2. Pencatatan penjualan yang dilakukan baik dari pihak consignor dan pihak consignee menggunakan proses pencatatan terpisah dimana laba atau rugi dari penjualan konsinyasi disajikan secara terpisah dengan penjualan biasa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pada akhir periode dapat diketahui berapa laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan konsinyasi dan berupa laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan lainnya.


(1)

oleh kedua belah pihak belum mencapai mufakat maka penjualan konsinyasi belum dapat dilakukan oleh kedua belah pihak.

Menurut analisis penulis ternyata prosedur penjualan konsinyasi yang telah diterapkan pada factory outlet the summit ini telah sesuai dengan teori. Akan tetapi dalam perjanjian nya masih terjadi masalah untuk penentuan pembagian komisi untuk pihak konsinyi atas barang konsiyor.

4.3.2 Metode Pencatatan Penjualan konsinyasi Factory outlet the summit

Metode pencatatan konsinyasi bertujuan untuk memberikan informasi akuntansi yang terukur mengenai penjualan konsinyasi. Factory outlet the summit telah menerapkan metode pencatatan penjualan konsinyasi secara sederhana. Metode pencatatan tersebut meliputi dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan konsinyasi. Dokumen-dokumen yang berkaitan tersebut adalah bon penjualan, laporan penjalan dan bukti setor bank.

Metode pencatatan penjualan konsinyasi secara sederhana yaitu metode pencatatan untuk penjualan konsinyasi dengan berbentuk form yang menyerupai bagan didalam nya terdapat kolom-kolom yang berisi saldo awal, tanggal penjualan, nama barang, jumlah barang, nama pemasok, retur barang, jumlah. Untuk pengisian nya, satu pemasok masuk ke dalam satu kolom dan dihitung jumlah keseluruhan atas penjualan konsinyasi selama satu bulan. Form yang berbentuk bagan ini disebut dengan laporan penjualan konsinyasi. Laporan penjualan konsinyasi factory outlet the summit diterbitkan setiap satu bulan yang akan di kirimkan untuk pihak konsinyor. Metode pencatatan sesuai dengan metode pencatatan secara terpisah karena metode pencatatan


(2)

53

penjualan untuk konsinyasi dipisahkan dengan metode pencatatan untuk penjualan biasa (regular).

Metode pencatatan yang diterapkan oleh factory outeet the summit tidak sesuai dengan teori tentang metode pencatatan penjualan konsinyasi dimana metode pencatatan konsinyasi itu disajikan secara terpisah dan tidak terpisah (digabungkan) menurut Hadori Yunus Hartanto (2007). Yang menjelaskan bahwa metode pencatatan untuk penjualan konsinyasi itu terbagi menjadi dua, pertama metode pencatatan secara terpisah dan kedua metode pencatatan secara tidak terpisah (digabungkan).

Menurut analisis penulis secara metode pencatatan terpisah factory outlet the summit memang menggunakan metode pencatatan secara terpisah tersebut, dimana penjualan konsinyasi itu dipisahkan pencatatannya dengan metode pencatatan untuk penjualan biasa (regular). Hanya saja, dalam bentuk laporan penjualan konsinyasi factory outlet the summit masih menggunakan pencatatan sederhana yang berupa catatan pos-pos rekening dengan nominal yang disajikan dalam bentuk form atau bagan ini tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan karena belum dalam bentuk ayat jurnal.


(3)

54 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dari hasil penelitian, yang penulis teliti pada Factory Outlet The Summit, khususnya bagian penjualan konsinyasi, mengenai tinjauan terhadap prosedur penjualan konsinyasi pada Factory Outlet The Summit, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan prosedur penjualan konsinyasi yang dilakukan oleh Factory Outlet The Summit, telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang disepakati oleh kedua belah pihak antara pihak consignor dan pihak consignee.

Dimana kebijakan tersebut berjalan dengan terstruktur pada seluruh bagian atau unit yang terkait dalam pelaksanaan prosedur penjualan konsinyasi pada factory outlet the summit. Akan tetapi dalam perjanjian pembagian penentuan komisi perbedaan pendapat masih menjadi kendala untuk mencapai mufakat.

2. Pencatatan penjualan yang dilakukan baik dari pihak consignor dan pihak consignee menggunakan proses pencatatan terpisah dimana laba atau rugi dari penjualan konsinyasi disajikan secara terpisah dengan penjualan biasa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pada akhir periode dapat diketahui berapa laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan konsinyasi dan berupa laba atau rugi yang diperoleh dari penjualan lainnya.


(4)

55

5.2Saran

Dengan kesimpulan sebelumnya dan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman penulis, mudah-mudahan saran dari penulis dapat bermanaat bagi semua pihak, adapun saran-saran yang penulis paparkan sebagai berikut :

1. Diperlukannya kebijakan yang telah disahkan terlebih dahulu oleh factory outlet the summit untuk penentuan pembagian komisi bagi pihak konsinyor yang akan menitipkan barangnya.

2. Pihak Konsinyi harus mengirimkan laporan penjualan konsinyasi yang diserahkan kepada pihak konsinyor dengan tepat waktu, diperlukannya ketelitian, dan pihak konsinyi disarankan membuat laporan penjualan secara lengkap yang sesuai dengan standar akuntansi, sebagai dasar pengendalian internal –control.


(5)

Azhar Susanto.2009,”Sistem Akuntansi Prosedur dan Metode’, Yogyakarta : BPFE Husein Umar.2007, “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, Jakarta :

PT. Rajafindo Persada.

Sugiyono.2010.”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D “. Bandung : Alfabetis.

Zaki Baridwan.2007, “Intermedite Accounting (Edisi 09)”. Yogyakarta : BPFE Soemarso S.R.2008, “Akuntansi Suatu Pengantar (Edisi 05)”. Jakarta : Salemba

Empat

Chairol Maroom.2007, ” Standar Akuntansi Keuangan”.Jakarta : Salemba Empat La Midjan dan Azhar Susanto.2007 “Sistem Innformasi Akuntansi”.Bandung :

Lembaga Informatika Akuntansi

Aliminsyah dan Panji.2007,”Akuntansi di Indonesia”.Jakarta : Erlangga

Hadori Yunus Harnanto.2007,”Akuntansi Keuangan Lanjutan”.Yogyakarta : BPFE S Manggala.2008,”


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Riyana Safitri Sujono Tempat Tanggal Lahir : Cianjur, 03 Juni 1991

Agama : Islam

Alama Asal : Kp Sipon Kaler RT/RW 03/13 Desa Haurwangi Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur Alamat Bandung : Jl Tubagus Ismail Dalam no 24 RT/RW 13/01

Kelurahan Lebak Gede, Kecamatan Coblong Nomor Handphone : 085721111180

Riwayat Pendidikan

No JENJANG PENDIDIKAN PERIODE

1 TK PERTIWI CIPATAT 1997-1998

2 SDN Cipetir 1 1998-2003

3 SLTPN 1 Ciranjang 2003-2005

4 SMA Negeri 1 Cipatat 2005-2006

5 SMA Negeri 1 Ciranjang 2007-2009