Hasil Perhitungan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.4 Grafik Hasil Perhitungan

Pengolahan data yang dilakuakan pada Sub Bab 4.2 dan 4.3 mendapatkan hasil grafik. Grafik – grafik hubungan tersebut yakni antara lain grafik antara daya dan torsi, grafik hubungan antara torsi dan rpm, dan grafik hubungan antara koefisien daya dengan tip speed ratio. Penjelasan untuk grafik hubungan diatas, lebih lengkapnya dapat dilihat pada grafik – grafik berikut ini :

4.4.1 Grafik Hubungan Antara Daya dan Torsi Untuk Kincir Angin Sudu Polos

Data dari Tabel 4.4 yang sudah diperoleh pada perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara daya kincir P out dan torsi. Pada Gambar 4.1 menunjukan bahwa nilai daya kincir P out puncak yang dihasilkan kincir angin dengan sudu tanpa lapisanpolos adalah 15,9 watt pada torsi sebesar 0,32 N.m. Gambar 4.1 Grafik hubungan daya dan torsi untuk kincir angin sudu polos 2 4 6 8 10 12 14 16 18 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 Da y a , P out Wa tt Torsi, T Nm

4.4.2 Grafik Hubungan Antara Daya dan Torsi Untuk Kincir Angin Sudu Lapis Seng

Data dari Tabel 4.5 yang sudah diperoleh pada perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara daya kincir P out dan torsi. Pada Gambar 4.2 menunjukan bahwa nilai daya kincir P out puncak yang dihasilkan kincir angin dengan sudu lapis seng adalah 15,4 watt pada torsi sebesar 0,28 N.m. Gambar 4.2 Grafik hubungan daya dan torsi untuk kincir angin sudu lapis seng

4.4.3 Grafik Hubungan Antara Daya dan Torsi Untuk Kincir Angin Sudu Lapis Anyaman Bambu

Data dari Tabel 4.6 yang sudah diperoleh pada perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara daya kincir P out dan torsi. Pada Gambar 4.3 menunjukan bahwa nilai daya kincir P out puncak yang 2 4 6 8 10 12 14 16 18 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 Da y a , P out Wa tt Torsi, T Nm dihasilkan kincir angin dengan sudu lapis anyaman bambu adalah 8,8 watt pada torsi sebesar 0,16 N.m. Gambar 4.3 Grafik hubungan daya dan torsi untuk kincir angin sudu lapis anyaman bambu

4.4.4 Grafik Hubungan Antara Torsi dan Putaran Untuk Kincir Angin Sudu Polos

Data dari Tabel 4.4 yang sudah diperoleh pada perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara torsi dan putaran rpm. Pada Gambar 4.4 menunjukan bahwa nilai torsi yang dihasilkan kincir angin dengan sudu tanpa lapisanpolos adalah 0.32 N.m dan terjadi pada putaran sebesar 468 rpm. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 Da y a , P out Wa tt Torsi, T Nm Gambar 4.4 Grafik hubungan torsi dan rpm untuk kincir angin sudu polos

4.4.5 Grafik Hubungan Antara Torsi dan Putaran Untuk Kincir Angin Sudu Lapis Seng

Data dari Tabel 4.5 yang sudah diperoleh pada perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara torsi dan putaran rpm. Pada Gambar 4.5 menunjukan bahwa nilai torsi yang dihasilkan kincir angin dengan sudu lapis seng adalah 0.28 N.m dan terjadi pada putaran sebesar 524 rpm. Gambar 4.5 Grafik hubungan torsi dan rpm untuk kincir angin sudu lapis seng 100 200 300 400 500 600 700 800 900 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 P uta ra n, n rpm Torsi, T Nm 100 200 300 400 500 600 700 800 900 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 P uta ra

n, n

rpm Torsi, T Nm

4.4.6 Grafik Hubungan Antara Torsi dan Putaran Untuk Kincir Angin Sudu Lapis Anyaman Bambu

Data dari Tabel 4.6 yang sudah diperoleh pada perhitungan sebelumnya dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan antara torsi dan putaran rpm. Pada Gambar 4.6 menunjukan bahwa nilai torsi yang dihasilkan kincir angin dengan sudu lapis anyaman bambu adalah 0.22 N.m dan terjadi pada putaran sebesar 387 rpm. Gambar 4.6 Grafik hubungan torsi dan rpm untuk kincir angin sudu lapis anyaman bambu 4.4.7 Grafik Hubungan Antara Koefisien Daya Maksimal dan tip speed ratio Untuk Kincir Angin Sudu Polos Pada Gambar 4.7 menunjukan grafik hubungan antara koefisien daya maksimal dan tsr optimal untuk kincir angin variasi sudu polos diperoleh 100 200 300 400 500 600 700 800 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 P uta ra n, n rpm Torsi, T Nm