Pengujian dan Analisa PENGUJIAN DAN ANALISIS KINERJA PROTOKOL

f -t 15.184730611 -Hs 12 -Hd 2 -Ni 12 -Nx 253.78 -Ny 234.06 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl RTR -Nw --- -Ma 13a -Md c -Ms 1 -Mt 800 -Is 1.0 -Id 2.0 -It cbr -Il 532 -If 0 -Ii 287 -Iv 31 -Pn cbr -Pi 53 -Pf 1 -Po 2 r -t 15.191043998 -Hs 2 -Hd 2 -Ni 2 -Nx 188.47 -Ny 111.69 -Nz 0.00 -Ne -1.000000 -Nl AGT -Nw --- -Ma 13a -Md 2 -Ms c -Mt 800 -Is 1.0 -Id 2.0 -It cbr -Il 532 -If 0 -Ii 287 -Iv 31 -Pn cbr -Pi 53 -Pf 2 -Po 2 Gambar 4.21 Contoh trace file untuk pengambilan nilai- nilai hop 1.

4.2 Pengujian dan Analisa

Penghitungan dilakukan untuk mengukur average delay, average throughput, PDR, dan jumlah hop routing pada protokol DSDV dan OLSR di jaringan adhoc. Dari hasil pengitungan tersebut selanjutnya peneliti akan melakukan analisis.

4.2.1 Average Delay

Average delay yang dihitung adalah hasil rata-rata dari waktu paket data dikirim node asal dikurangi waktu paket data diterima oleh node tujuan untuk setiap packet id dan dibagi jumlah paket data yang dikirim oleh node asal. Kinerja protokol DSDV dan OLSR akan baik jika average delay semakin kecil. Hasil dari perhitungan average delay ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut dapat dilihat pengaruh pertambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap jumlah node. Hasil dari perbandingan average delay 10 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR dalam bentuk tabel pada Tabel 4.1 dan bentuk grafik pada Gambar 4.22. Tabel 4.1 Hasil perbandingan average delay 10 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter 2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 0.00759 3893 0.00859 6448 0.00940 1834 0.01042 2597 0.01062 4586 0.01200 3539 0.0109 1994 0.0088 3915 0.0094 2893 OLS R 0.00774 9124 0.00843 9708 0.00913 4791 0.01009 8176 0.01103 0328 0.01132 5576 0.01047 5655 0.00905 0789 0.00947 9089 Gambar 4.22 Grafik pengaruh penambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap average delay pada saat terdapat 10 node pada protokol DSDV dan OLSR. Pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.22 hasil pengukuran average delay OLSR ditunjukkan dengan garis di grafik putus-putus sedangkan DSDV garis lurus tanpa putus-putus. Area jaringan 500 meter 2 , DSDV memiliki nilai average delay yang baik di 1 koneksi sedangkan OLSR di 5 koneksi dan 7 koneksi. Area jaringan 800 meter 2 , DSDV memiliki nilai average delay yang baik di 1 koneksi dan 5 koneksi sedangkan OLSR di 7 koneksi. Di area 0.007593 0.008093 0.008593 0.009093 0.009593 0.010093 0.010593 0.011093 0.011593 0.012093 500 600 700 800 900 1000 1 koneksi dsdv 1 koneksi olsr 5 koneksi dsdv 5 koneksi olsr 7 koneksi dsdv 7 koneksi olsr A ve ra ge d el ay s Luar area jaringan m 2 Grafik Perbandingan Average Delay 10 Node jaringan 1000 meter 2 OLSR memiliki nilai average delay yang baik di 1 koneksi sedangkan DSDV di 5 koneksi dan 7 koneksi. Penambahan luas area dari 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 pada 10 node memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai average delay tapi saat area jaringan menjadi 1000 meter 2 average delay mengalami penurunan, 1 koneksi mengalami peningkatan. Hasil dari perbandingan average delay 25 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR ditampilakan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.2 dan bentuk grafik pada Gambar 4.23. Tabel 4.2 Hasil perbandingan average delay 25 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter 2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 0.0086 4439 0.00874 8471 0.00942 8042 0.01483 4318 0.01515 2157 0.01694 4924 0.01519 2367 0.01739 1611 0.01989 5685 OLS R 0.00850 5013 0.00862 9331 0.00927 6593 0.01514 6967 0.01520 1413 0.01729 9659 0.0154 2293 0.01766 9819 0.02065 3786 Tabel 4.2 dan Gambar 4.23 memperlihatkan bahwa pada saat area jaringan 500 meter 2 OLSR memiliki nilai average delay yang lebih baik daripada DSDV untuk semua koneksi.Di area jaringan 800 meter 2 dan 1000 meter 2 DSDV memiliki nilai average delay yang baik dari pada OLSR di semua koneksi.Secara keseluruhan penambahan luas area dari 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 di 25 node memberikan pengaruh terhadap peningkatan average delay jaringan. Gambar 4.23 Grafik pengaruh penambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap average delay pada saat terdapat 25 node pada protokol DSDV dan OLSR. Hasil dari perbandingan average delay 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR ditampilakan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.3 dan bentuk grafik pada Gambar 4.24. Tabel 4.3 Hasil perbandingan average delay 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter 2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 0.00883 4345 0.00934 1738 0.00966 3252 0.01560 9913 0.01582 3643 0.01780 8472 0.01009 8176 0.0213 4516 0.0234 7942 OLS R 0.00878 2664 0.00918 4176 0.00950 8574 0.01563 3364 0.01611 6751 0.01798 2306 0.0199 0671 0.02209 3667 0.02439 5029 0.008505 0.009505 0.010505 0.011505 0.012505 0.013505 0.014505 0.015505 0.016505 0.017505 0.018505 0.019505 0.020505 500 600 700 800 900 1000 1 koneksi dsdv 1 koneksi olsr 5 koneksi dsdv 5 koneksi olsr 7 koneksi dsdv 7 koneksi olsr Luas area jaringan m 2 A ve ra ge d el ay s Grafik Perbandingan Average Delay 25 Node Gambar 4.24 Grafik pengaruh penambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap average delay pada saat terdapat 50 node pada protokol DSDV dan OLSR. Tabel 4.3 dan Gambar 4.24 memperlihatkan bahwa saat area jaringan 500 meter 2 OLSR memiliki nilai average delay yang baik untuk semua koneksi. Area jaringan 800 meter 2 dan 1000 meter 2 DSDV memiliki nilai average delay yang baik untuk semua koneksi. Secara keseluruhan penambahan luas area dari 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 di 50 node juga memberikan pengaruh terhadap peningkatan average delay jaringan. Secara keseluruhan dari tabel dan grafik perbandingan average delay 10 node, 25 node, dan 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR dapat ditarik kesimpulan. Pertama DSDV menghasilkan nilai average delay yang lebih baik di jaringan yang memiliki kerapatan kecil sampai sedang jaringan kecil dan jaringan sedang. Hal ini dikarenakan proses pengiriman routing protokol DSDV berdasarkan jalur tercepat. DSDV menggunakan Informasi jumlah hop saja hop count yang digunakan dalam aktifitas pengiriman paket data, sehingga dalam 0.008782 0.010782 0.012782 0.014782 0.016782 0.018782 0.020782 0.022782 0.024782 500 600 700 800 900 1000 1 koneksi dsdv 1 koneksi olsr 5 koneksi dsdv 5 koneksi olsr 7 koneksi dsdv 7 koneksi olsr A ve ra ge d el ay s Luas area jaringan m 2 Grafik Perbandingan Average Delay 50 Node jaringan kecil dan sedang DSDV lebih baik daripada OLSR, OLS R harus mengumpulkan informasistatus setiap jalur dalam jaringan sebelum menentukan jalur terbaiknya. Kedua, OLSR menghasilkan nilai average delay lebih baik di jaringan yang sangat rapat jaringan besar. Hal ini dikarenakan proses pengiriman routing OLSR berdasarkan rute terbaik. Setiap node dalam OLSR memiliki informasistatus yang detail mengenai rute dalam jaringan, sehingga saat terjadi perubahan topologi jaringan OLSR lebih cepat dalam merespon daripada DSDV. Ketiga, penambahan jumlah node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 memberikan pengaruh terhadap meningkatnya nilai average delay protokol DSDV dan OLSR. Hal ini dikarenakan protokol DSDV dan OLSR memiliki sifat tabel routing seluruh jaringan harus terbentuk sebelum proses pengiriman paket terjadi. Semakin banyak node dalam jaringan menjadikan waktu pembentukan tabel routing lebih lama, sehingga waktu tempuh paket data akan meningkat. Keempat, penambahan luas area saat 10 node, 25 node, dan 50 node juga memberikan pengaruh terhadap meningkatnya nilai average delay, tapi saat 10 node di area 1000 meter 2 menjadikan penurunan nilai average delay. Hal ini dikarenakan semakin luas area jaringan akan membuat posisi antar node akan semakin berjahuan. Kondisi ini memperbesar kemungkinan pengiriman paket data membutuhkan waktu tempuh yang semakin lama untuk sampai ke node tujuan karena harus melewati node perantara yang semakin banyak. Khusus saat 10 node di area 1000 meter 2 menjadikan penurunan nilai average delay, hal ini dikarenakan banyak node yang tidak dapat berhubungan dengan node lainnya, pengirim paket data kemungkinan besar hanya dikirim secara langsung sehingga menjadikan nilai average delay kecil.

4.2.2 Average Throughput

Average throughput yang dihitung adalah jumlah ukuran paket data yang diterima oleh node tujuan dibagi dengan total waktu tempuh paket data. Kinerja jaringan akan dianggap semakin baik jika average throughput semakin besar. Hasil dari perhitungan average throughput ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut dapat dilihat pengaruh pertambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap jumlah node. Hasil dari perbandingan average throughput 10 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR dalam bentuk tabel pada Tabel 4.4 dan bentuk grafik pada Gambar 4.25. Tabel 4.4 Hasil perbandingan average throughput 10 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter 2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 79061. 96054 75123. 16973 72124. 12249 67432. 55789 65874. 27881 60453. 12342 55489. 69578 72588. 80219 70683. 37669 OLS R 78025. 19363 75147. 86999 72276. 10037 66074. 57201 62297. 76569 61914. 57663 55617. 10388 70475. 70475 68882. 64932 Pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.25 hasil pengukuran average throughput OLSR ditunjukkan dengan garis di grafik putus-putus sedangkan DSDV garis lurus tanpa putus-putus. Luas area jaringan 500 meter 2 , DSDV memiliki nilai average throughput yang baik di 1 koneksi sedangkan OLSR di 5 koneksi dan 7 koneksi. Di area jaringan 800 meter 2 DSDV memiliki nilai average throughput yang baik di area 1 dan 5 koneksi sedangkan OLSR di 7 koneksi. Di area jaringan 1000 meter 2 OLSR memiliki nilai average throughput yang baik di 1 koneksi sedangkan DSDV di 5 koneksi dan 7 koneksi. Penambahan luas area dari 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 pada 10 node memberikan pengaruh terhadap penurunan nilai average throughput tapi saat penambahan luas area menjadi 1000 meter 2 average throughput mengalami peningkatan, hanya saat 1 koneksi yang mengalami penurunan. Gambar 4.25 Grafik pengaruh penambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap average throughput pada saat terdapat 10 node pada protokol DSDV dan OLSR. Hasil dari perbandingan average throughput 25 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR ditampilakan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.5 dan bentuk grafik pada Gambar 4.26. 55489.69 58489.69 61489.69 64489.69 67489.69 70489.69 73489.69 76489.69 79489.69 500 600 700 800 900 1000 1 koneksi dsdv 1 koneksi olsr 5 koneksi dsdv 5 koneksi olsr 7 koneksi dsdv 7 koneksi olsr Luas area jaringan m 2 A ve ra ge thr oughput B ps Grafik Perbandingan Average Throughput 10 Node Tabel 4.5 Hasil perbandingan average throughput 25 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter 2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 71580. 14498 71525. 85655 68813. 2974 48617. 67008 49758. 63709 47719. 32784 53659. 85967 47962. 4286 43937. 14921 OLS R 72424. 08826 71792. 76021 69429 .828 43708. 72431 48294. 59038 46176. 8587 52852. 60001 45792. 96367 40672. 66315 Gambar 4.26 Grafik pengaruh penambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap average throughput pada saat terdapat 25 node pada protokol DSDV dan OLSR. Tabel 4.5 dan Gambar 4.26 memperlihatkan bahwa pada saat area jaringan 500 meter 2 OLSR memiliki nilai average throughput yang lebih baik daripada DSDV untuk semua koneksi. Di area jaringan 800 meter 2 dan 1000 meter 2 DSDV memiliki nilai average throughput yang baik dari pada OLSR di semua koneksi. Secara keseluruhan penambahan luas area dari 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 di 25 node memberikan pengaruh terhadap peningkatan average throughput jaringan. 40672.66 43672.66 46672.66 49672.66 52672.66 55672.66 58672.66 61672.66 64672.66 67672.66 70672.66 73672.66 500 600 700 800 900 1000 1 koneksi dsdv 1 koneksi olsr 5 koneksi dsdv 5 koneksi olsr 7 koneksi dsdv 7 koneksi olsr Luas area jaringan m 2 A ve ra ge t hr oughput B ps Grafik Perbandingan Average Throughput 25 Node Hasil dari perbandingan average throughput 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR ditampilakan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.6 dan bentuk grafik pada Gambar 4.27. Tabel 4.6 Hasil perbandingan average throughput 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 69943. 4871 68337. 34396 66523. 77028 44430. 49733 46092. 19327 43813. 75149 39982. 10252 36784. 79282 35047. 86538 OLS R 71035. 68386 69231. 44205 67264. 32171 43870. 92562 44795. 0969 42363. 42698 39415. 01476 35038. 31946 31930. 65351 Gambar 4.27 Grafik pengaruh penambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap average throughput pada saat terdapat 50 node pada protokol DSDV dan OLSR. 0.008782 0.010782 0.012782 0.014782 0.016782 0.018782 0.020782 0.022782 0.024782 500 600 700 800 900 1000 1 koneksi dsdv 1 koneksi olsr 5 koneksi dsdv 5 koneksi olsr 7 koneksi dsdv 7 koneksi olsr A ve ra ge t hr oug hpu t B ps Luas area jaringan m 2 Grafik Perbandingan Average Throughput 50 Node Tabel 4.6 dan Gambar 4.27 memperlihatkan bahwa pada saat area jaringan 500 meter 2 OLSR memiliki nilai average throughput yang lebih baik daripada DSDV untuk semua koneksi Di area jaringan 800 meter 2 dan 1000 meter 2 DSDV memiliki nilai average throughput yang baik dari pada OLSR di semua koneksi. Secara keseluruhan penambahan luas area dari 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 di 50 node juga memberikan pengaruh terhadap peningkatan average throughput jaringan. Nilai average throughput memiliki sifat berbanding terbalik dengan nilai average delay, jika average delay mengalami peningkatan maka average throughput jaringan akan mengalami penurunan dan berlaku sebaliknya [1]. Secara keseluruhan dari tabel dan grafik perbandingan average throughput 10 node, 25 node, dan 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR dapat ditarik kesimpulan. Pertama DSDV mimiliki nilai average throughput yang lebih baik di jaringan yang memiliki kerapatan kecil sampai sedang jaringan kecil dan jaringan sedang, sedangkan OLSR memiliki nilai average throughput yang baik di jaringan yang sangat rapat jaringan besar. Kedua, penambahan jumlah node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 memberikan pengaruh terhadap penurunan nilai average throughput protokol DSDV dan OLSR. Hal ini dikarenakan semakin banyak node menyebabkan average delay meningkat. Semakin meningkat average delay membuat average throughput mengalami penurunan karena throughput merupakan besarnya data yang dikirim dibagi waktu yang dibutuhkan paket data sampai ke tujuan. Ketiga, penambahan luas area saat 10 node, 25 node, dan 50 node memberikan pengaruh terhadap menurunnya nilai average throughput, tapi saat 10 node di area 1000 meter 2 menjadikan nilai average throughput sedikit mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan semakin luas area jaringan menjadikan posisi antar node semakin berjahuan. Posisi antar node berjahuan memperbesar kemungkinan pengiriman paket data melalui node perantara semakin banyak. Semakin banyak melewati node perantara membuat waktu tempuh paket data meningkat dan tentunya average throughput jaringan akan turun. Khusus saat 10 node di area 1000 meter 2 menjadikan nilai average throughput mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan dengan jumlah 10 node di area 1000 meter 2 menjadikan sedikit node yang dapat berhubungan, kalau ada yang mengirim paket data kemungkinan besar dikirim secara langsung sehingga menjadikan nilai average throughput baik.

4.2.3 Packet Delivery Ratio

PDR yang dihitung adalah ratio perbandingan antara jumlah paket yang diterima oleh node tujuan dengan paket yang dikirimkan oleh node asal. Kinerja jaringan akan dianggap semakin baik jika PDR semakin besar. Hasil dari perhitungan PDR ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut dapat dilihat pengaruh pertambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap jumlah node. Hasil dari perbandingan PDR 10 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR dalam bentuk tabel pada Tabel 4.7 dan bentuk grafik pada Gambar 4.28. Tabel 4.7 Hasil perbandingan PDR 10 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter 2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 92 97 95.78 71 62 63.11 42 28 23.03 OLS R 99.27 99.14 98.88 86.75 69.16 68.25 59.59 31.3 25.35 Gambar 4.28 Grafik pengaruh penambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap PDR pada saat terdapat 10 node pada protokol DSDV dan OLSR. Pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.28 hasil pengukuran PDR OLSR ditunjukkan dengan garis di grafik putus-putus sedangkan DSDV garis lurus tanpa putus-putus. Secara keseluruhan pada 10 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 OLSR memiliki nilai PDR yang lebih baik daripada DSDV. Penambahan luas area dari 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 pada 10 node memberikan pengaruh terhadap penurunan nilai PDR. Hasil dari perbandingan PDR 25 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR ditampilakan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.8 dan bentuk grafik pada Gambar 4.29. Tabel 4.8 Hasil perbandingan PDR 25 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 10 node 25 node 50 node 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 95 98 96.92 77 88 86.86 81 78 75.45 OLS R 99 100 99.56 94 97 96.42 94 89 90.07 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 500 600 700 800 900 1000 1 koneksi dsdv 1 koneksi olsr 5 koneksi dsdv 5 koneksi olsr 7 koneksi dsdv 7 koneksi olsr P D R Luas area jaringan m 2 Grafik Perbandingan PDR 10 Node Gambar 4.29 Grafik pengaruh penambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap PDR pada saat terdapat 25 node pada protokol DSDV dan OLSR. Pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.29 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan pada 25 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 OLSR memiliki nilai PDR yang lebih baik daripada DSDV. Penambahan luas area dari 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 pada 25 node memberikan pengaruh terhadap penurunan nilai PDR. Hasil dari perbandingan PDR 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR ditampilakan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.9 dan bentuk grafik pada Gambar 4.30. Tabel 4.9 Hasil perbandingan PDR 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 10 node 25 node 50 node 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 96.52 96.86 97.67 87.43 90.95 90.39 79.12 84.83 84.46 OLS R 99 100 100 98 98 98 96 95 96 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 500 600 700 800 900 1000 1 koneksi dsdv 1 koneksi olsr 5 koneksi dsdv 5 koneksi olsr 7 koneksi dsdv 7 koneksi olsr P D R Luas area jaringan m 2 Grafik Perbandingan PDR 25 Node Gambar 4.30 Grafik pengaruh penambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap PDR pada saat terdapat 50 node pada protokol DSDV dan OLSR. Pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.30 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan pada 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 OLSR memiliki nilai PDR yang lebih baik daripada DSDV. Penambahan luas area dari 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 pada 50 node memberikan pengaruh terhadap penurunan nilai PDR. Secara keseluruhan dari tabel dan grafik perbandingan PDR 10 node, 25 node, dan 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR dapat ditarik kesimpulan. Pertama, bahwa OLSR memiliki nilai PDR yang lebih baik daripada DSDV [5].Hal ini disebabkan OLSR lebih cepat dalam mengetahui ketika perubahan topologi jaringan atau ada jalur terputus. Ketika ada jalur terputus, proses perhitungan metode ini akan segera melepaskan rute-rute yang berhubungan dengan koneksi tersebut, sehingga tidak ada data yang nyasar dan terjebak di jalur terputus tersebut. Kedua, penambahan luas area saat 10 node, 25 node, dan 50 node memberikan pengaruh terhadap menurunnya nilai PDR. Hal ini disebabkan semakin luas area jaringan membuat posisi antar node akan semakin berjahuan sehingga paket data yang dikirim akan melewati node perantara 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 500 600 700 800 900 1000 1 koneksi dsdv 1 koneksi olsr 5 koneksi dsdv 5 koneksi olsr 7 koneksi dsdv 7 koneksi olsr P D R Luas area jaringan m 2 Grafik Perbandingan PDR 50 Node yang banyak sebelum tiba di tujuan. Kondisi ini memperbesar kemungkinan paket data akan mengalami antrian di node perantara hingga paket data mengalami drop bila antrian melebihi kapasitas. Ketiga, penambahan jumlah node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 tidak begitu mempengaruhi terhadap nilai PDR pada DSDV dan OLSR. Hal ini disebabkan DSDV mengirim beacon message dan OLSR mengirim hello message secara periodik, sehingga apabila ada jalur yang terputus, maka akan didapatkan jalur yang baru dengan cepat [2].

4.2.4 Jumlah Hop Routing

Jumlah hop routing yang dihitung adalah jumlah rata-rata forward yang dialami oleh paket data yang dikirim oleh node asal ke node tujuan. Kinerja jaringan akan dianggap efisien jika jumlah hop routing semakin kecil. Hasil dari perhitungan jumlah hop routing ditampilkan dalam bentuk tabel. Tabel tersebut dapat dilihat pengaruh pertambahan luas area jaringan dan jumlah koneksi terhadap jumlah node. Hasil dari perbandingan jumlah hop routing 10 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR dalam bentuk tabel pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil perbandingan jumlah hop routing 10 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter 2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 1 hop 2 hop 2 hop 2 hop 2 hop 2 hop 1 hop 2 hop 2 hop OLS R 1 hop 1 hop 2 hop 1 hop 2 hop 2 hop 1 hop 2 hop 2 hop Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa pertambahan area jaringan 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 pada 10 node tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah hop routing yang terjadi. Nilai hop routing DSDV dan OLSR cenderung stabil berkisar 2 hop Hasil dari perbandingan jumlah hop routing 25 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR ditampilakan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.11 Tabel 4.11 Hasil perbandingan jumlah hop routing 25 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter 2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 2 hop 1 hop 1 hop 2 hop 2 hop 2 hop 3 hop 3 hop 3 hop OLS R 1 hop 1 hop 1 hop 2 hop 2 hop 2 hop 3 hop 3 hop 2 hop Tabel 4.11 memperlihatkan bahwa pertambahan area jaringan 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 pada 25 node memberikan pengaruh terhadap meningkatnya jumlah hop routing yang terjadi. Area jaringan 500 meter 2 rata-rata jumlah hop routing yang terjadi 1 hop. Area jaringan mengalami penambahan luas menjadi 800 meter 2 rata-rata jumlah hop routing yang terjadi 2 hop, saat area jaringan 1000 meter 2 rata-rata jumlah hop routing menjadi 3 hop. Hasil dari perbandingan jumlah hop routing 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR ditampilakan dalam bentuk tabel pada Tabel 4.12 Tabel 4.12 Hasil perbandingan jumlah hop routing 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR. 500 meter 2 800 meter 2 1000 meter 2 1k 5k 7k 1k 5k 7k 1k 5k 7k DS DV 1 hop 1 hop 1 hop 2 hop 2 hop 3 hop 4 hop 3 hop 3 hop OLS R 1 hop 1 hop 1 hop 2 hop 2 hop 2 hop 3 hop 3 hop 3 hop Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa pertambahan area jaringan 500 meter 2 menjadi 800 meter 2 dan 1000 meter 2 pada 50 node memberikan pengaruh terhadap meningkatnya jumlah hop routing yang terjadi. Area jaringan 500 meter 2 rata-rata jumlah hop routing yang terjadi 1 hop. Area jaringan 800 meter 2 rata-rata jumlah hop routing yang terjadi 2 hop, saat area jaringan 1000 meter 2 rata-rata jumlah hop routing menjadi 3 hop. Secara keseluruhan dari tabel dan grafik perbandingan jumlah hop routing 10 node, 25 node, dan 50 node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 pada protokol DSDV dan OLSR dapat ditarik kesimpulan. Pertama, protokol DSDV dan OLSR memiliki jumlah hop routing yang cenderung sama. Hal ini disebabkan DSDV dan OLSR merupakan jenis protokol proactive yang menghasilkan jalur terbaik dari semua jalur yang ada untuk pengiriman paket data. Kedua, penambahan luas area saat 10 node, 25 node, dan 50 node. Penambahan luas area dari 500 meter menjadi 800 meter dan 1000 meter berpengaruh terhadap jumlah hop routing yang terjadi. Hal ini disebabkan karena semakin luas area jaringan membuat posisi node dalam jaringan berada berjahuan satu dengan lainnya sehingga semakin memperbesar kemungkinan pengiriman paket data melawati banyak nodeperantara atau hop. Ketiga, penambahan jumlah node di area 500 meter 2 , 800 meter 2 , dan 1000 meter 2 tidak begitu berpengaruh terhadap jumlah hop routing. Hal ini disebabkan karena hop routing lebih berhubungan dengan letak posisi node dalam jaringan. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan, simulasi dan pengujian yang telah dilakukan dalam tugas ahkir ini, kesimpulan yang dapat ditarik adalah : 1. Protokol DSDV memiliki kinerja yang lebih baik saat jaringan yang memiliki kerapatan kecil sampai sedang jaringan kecil dan jaringan sedang sedangkan OLSR di jaringan yang sangat rapat jaringan besar. 2. Penambahan area jaringan dan penambahan node berpengaruh terhadap meningkatnya nilai average delay, average throughput, PDR, dan jumlah hop routing yang dihasilkan baik protokol DSDV maupun OLSR. 3. Penambahan koneksi berpengaruh terhadap meningkatnya nilai average delay jaringan yang dihasilkan baik protokol DSDV maupun OLSR. 4. Penambahan node dan koneksi tidak berpengaruh terhadap nilai PDR dan jumlah hop routing yang dihasilkan baik protokol DSDV maupun OLSR.

5.2 Saran

Beberapa saran dari penulis agar peneliti selanjutnya dapat memperhatikan hal-hal di bawah ini , guna perbaikan ke arah yang lebih baik. Adapun saran tersebut adalah : 1. Jumlah node yang digunakan dalam tugas ahkir ini hanya 10 node, 25 node, dan 50 node. Sebaiknya untuk mendapatkan sampel yang lebih akurat, jumlah node diperbanyak lagi sehingga kinerja protokol DSDV dan OLSR yang menggunakan konsep MPR dapat lebih terlihat.