Dasar-dasar Perbankan Jilid 2
Direktorat Pembinaan SMK 2013
67 Baik inkaso masuk maupun inkaso keluar akan menciptakan hubungan
antar kantor antara bank pemberi amanat dan cabang pemberi amanat. Dalam inkaso keluar, bank pemberi amanat akan mendebet bank
penerima amanat. Adapun dalam inkaso masuk, bank penerima amanat akan mengkredit bank pemberi amanat.
5. Bank Garansi
Dalam mengimplementasikan rencana bisnis, seorang pengusaha mungkin memiliki banyak proyek yang pelaksanaannya akan diserahkan kepada pihak
lain. Pengusaha tersebut memerlukan keyakinan bahwa pihak lain tersebut akan memenuhi komitmennya sesuai dengan kontrak. Namun tetap ada
kemungkinan bahwa proyek tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana, sehingga pengusaha mengalami kergian. Dalam hal ini bank dapat memberikan
jasa bank garansi untuk meningkatkan keyakinan pengusaha dan meminimalkan risiko kerugian.
Gambar 2. 5 Bank Garansi
a. Pengertian Bank Garansi
Kata Bank Garansi berasal dari bahasa Belanda “garantie” yang artinya jaminan. Bank garansi adalah jaminan pembayaran dari bank yang diberikan
kepada pihak penerima jaminan bisa perorangan maupun perusahaan dan biasa disebut beneficiary apabila pihak yang dijamin biasanya nasabah
bank penerbit dan biasa disebut applicant tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji wanprestasi. Jadi, artinya bank menjamin nasabahnya si
terjaminapplicant memenuhi suatu kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan persetujuan atau berdasarkan suatu kontrak perjanjian yang
disepakati. Dalam hal bank mengeluarkan garansi bank artinya bank membuat suatu
pengakuan tertulis, yang isinya bank penerbit mengikat diri kepada penerima jaminan beneficiary dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu apabila
di kemudian hari ternyata nasabahnya si terjaminapplicant tidak memenuhi kewajibannya kepada si penerima jaminan beneficiary.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Dasar-dasar Perbankan Jilid 2
Direktorat Pembinaan SMK 2013
68 Dasar hukum bank garansi adalah perjanjian penanggungan borgtocht
yang diatur dalam KUH Perdata pasal 1820 sampai dengan 1850. Untuk menjamin kelangsungan bank garansi, maka penanggung mempunyai hak
istimewa yang diberikan undang-undang, yaitu untuk memilih salah satu pasal; menggunakan pasal 1831 KUH Perdata atau pasal 1832 KUH
Perdata. Pasal 1831 KUH Perdata berbunyi: si penanggung tidaklah diwajibkan
membayar kepada si berpiutang, selain jika si berutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang ini harus lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi
utangnya. Adapun pasal 1832 KUH Perdata berbunyi: si penanggung tdiak bisa
menuntut supaya benda-benda si berutang lebih dulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.
Perbedaan dari kedua pasal tersebut adlaah bahwa jika bank menggunkana pasal 1831 KUH Perdata, apabila timbul cidera janji, si penjamin dapat
meminta benda-benda si berutang disita dan dijual terlebih dahulu, sedangkan jika menggunakan pasal 1832 KUH Perdata, bank wajib
membayar garansi bank yang bersangkutan ssegera setelah timbul cidera janji dan menerima tuntutan pemenuhan kewajiban klaim.
Bunyi narasi wording atau suatu pengikatan tertulis bank dalam bank garansi, bank wajib mencantumkan ketentuan yang dipilihnya dalam bank
garansi yang bersangkutan, agar pihak yang dijamin maupun pihak yang menerima garansi beneficiary mengetahui dengan jelas ketentuan mana
yang dipergunakan. Jadi, dalam pemberian bank garansi ada 3 pihak yang terlibat, yaitu:
- Bank sebagai pemberi jaminan disebut penjamin bank penerbitissuing
bank. - Nasabah sebagai pemohon applicant pihak yang dijamin disebut
terjamin. - Pihak ketiga yang menerima jaminan disebut penerima jaminan
beneficiary. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bank garansi merupakan
jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam rangka membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini si pengusaha memeproleh fasilitas
unutk melaksanakan kegiatannnya dengan pihak lain. Tentu sebelum jaminan bank dikeluarkan, bank terlebih dahulu mempelajari kredibilitas
nasabahnya.
b. Jenis Bank Garansi