Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pada Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung

  PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA DINAS PELAYANAN PAJAK (DISYANJAK) KOTA BANDUNG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Dalam Menempuh Jenjang Strata I Program StudiAkuntansi DisusunOleh: GUNAWAN NUR PRASETIAWAN 21110009 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2013

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ..................................................... 1

  1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek .............................................. 4

  1.3 Kegunaan Kerja Praktek .............................................................. 4

  1.4 Metode Kerja Praktek .................................................................. 5

  1.5 Lokasi danWaktu Kerja Praktek .................................................. 6

  BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

  2.1 Sejarah Singkat Dinas Pelayanan Pajak ....................................... 8

  2.2 Struktur Organisasi Dinas Pelayanan Pajak .............................. 10

  2.3 Deskripsi Jabatan Dinas Pelayanan Pajak ................................. 11

  2.4 Aspek Kegiatan Dinas Pelayanan Pajak ................................... 16

  BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

  3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ........................................... 18

  3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................. 18

  3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek .............................................. 19

  3.3.1 Objek Pajak Bumi dan Bangunan ..................................... 22

  3.3.2 Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan ............ 25

  BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

  4.1 Kesimpulan ................................................................................ 28

  4.2 Saran .......................................................................................... 29

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Nama : Gunawan Nur Prasetiawan Tempat/ Tanggal Lahir : Bandung, 02 Juli 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. Kubangsari XII No.16

  Kecamatan Coblong Agama : Islam Status : Mahasiswa Nama Orang Tua Ayah : Yayat Supriatna Ibu : Jenab Alamat : Jl. Kubangsari XII No.16

  Kecamatan Coblong Riwayat Pendidikan

  Pendidikan KETERANGAN Tahun Lulus SD SD Pertiwi Bandung 2004

  SMP/SLTP/ MTs SMPN 19 Bandung 2009 SMA/SLTA SMA Pasundan 8 Bandung 2010

  Perguruan Tinggi Universitas Komputer Indonesia Masih Kuliah

  

DAFTAR PUSTAKA

Awaliah, Reza. (2013). Catatan Pajak : Pengenalan Pajak Bumi dan Bangunan.

  Diakses pada 10 Agustus 2013 dari World Wide Web : Fauzi, Akhmad. (2013). Pajak Bumi dan Bangunan. Diakses pada 10 Agustus 2013 dari World Wide Web Peraturan Walikota Bandung Nomor : 294 Tahun 2013. Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung.

  Thohiri, Reza. (2011). Pajak Bumi dan Bangunan. Diakses pada 13 Agustus 2013 dari World Wide Web : : http:/rezathohiri.wordpress.com/2011/01/24/pajak-bumi- dan-bangunan.html

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia sejak lama telah

  melakukan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat baik yang bersifat material maupun spiritual. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sumber

  • – sumber yang mamadai. Salah satu usaha untuk mewujudkan tujuan pembangunan adalah menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. “ Pajak digunakan untuk membiayai

  

pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.” ( Waluyo dan Wirawan,

2000 : 1 ).

  Pengertian pajak oleh Adriani ( 1982 ) menggemukakan “ Pajak adalah

  

iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib

membayrnya menurut peraturan

  • – peraturan, dengan tidak mendapat prestasi

    kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan gunanya untuk membiayai

    pengeluaran
  • – pengeluaran umum yang berhubungan dengntugas Negara untuk

    menyelenggarakan pemerintahan”. Menurut Suparmoko ( 1987 :94 – 97 ), “

    Pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat

  2 Menurut Rocmat Soemitro ( 1998 : 5 ), pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang

  • – undang ( yang dapat dipaksakan ) dengan tidak

    mendapat jasa imbal ( kontraprestasi ), yang langsung dapat ditunjukan untuk

    membayar pengeluaran umum. Menurut Musgrove ( 1991 : 255
  • – 443 ) : Bahwa dan pungutan
  • – pungutan dikenakan pada sector tanpa adanya tanggung jawab dari pemerintah kepada pihak yang membayar.

  Pajak pada dasarnya merupakan iuran yang berupa uang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma hukum. Pajak ditetapkan oleh pemerintah dapat dipaksakan tapi tidak ada jasa balik dari Negara secara langsung. Pengenaan pajak di Indonesia dapat dikelompokan menjadi dua bagian dari Negara dan Pajak Daerah (Mardiasmo, 1987). Pajak Negara adalah pajak yang dipungut untuk kepentingan Negara atau pemerintah pusat termasuk dalam pajak negara ini adalah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

  Sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut daerah berdasarkan peraturan pajak ditetapkan oleh daerah untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga daerah.

  Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas hak tak bergerak. Yang dipentingkan adalah objeknya, dan oleh karena itu keadaan atau status orang atau badan yang dijadikan subjek tindakan penting, sehingga tidak mempengaruhi besarnya pajak (Soemitro, 1989).

  Keberadaan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai salahsatu jenis pajak

  3

  dan/atau kedudukan social ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai sesuatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari bumi dan/atau bangunan tersebut diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada negara melalui pemabayaran pajak.

  Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak pusat yang tercantum dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara ( APBN ) namun hasil penerimaanya seluruhnya telah diaolkasikan kepada pemerintah daerah melalui mekanisme bagi hasil pajak. Hasil penerimaan ini oleh pemerintah daerah digunakan untuk berbagai keperluan pemerintah terutama untuk pembangunan di daerah. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta tak gerak berupa bumi dan/atau bangunan.

  Pajak Bumi dan Bangunan itu sendiri disetorkan kepada DISYANJAK(Dinas Pelayanan Pajak ) dan melakukan pembayaran melalui Bank atau Pos dan lain

  • – lainnya .Didalam melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh setiap wajib
  • – pajak. Oleh karena itu dalam laporan ini penulis akan membahas prosedur prosedur yang diakukan oleh setiap wajib pajak dalam melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.

  Berdasarkan analisis diatas penulis mencoba belajar untuk mengetahui bagaimana Prosedur Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung, yang kemudian disusun dalam laporan kerja praktek dengan mengambil judul

  “Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan

  4

  1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

  Maksud dari kerja praktek yang dilaksanakan dalam rangka penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui prosedur

  • – prosedur apa saja yang harus dilakukan oleh setiap wajib pajak dalam melakukan penyetorannya Pajak Bumi dan Bangunan dan aktivitas apa saja yang dilakukan oleh petugas penerima Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung. Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui apa saja objek pajak dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

  2. Untuk mengetahui prosedur dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung.

  1.3. Kegunaan Kerja Praktek

  a. Kegunaan Praktis  Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

   Sebagai salah satu sarana pertimbangan bagi perusahaan dalam hal penilaian kualitas mahasiswa yang pada akhirnya berhubungan pada penerimaan tenaga kerja baru yang fresh graduate.

  b. Kegunaan Akademis 1.

  Bagi Penulis

  5

   Dapat mengaplikasikan ilmu – ilmu teoritis yang selama ini didapat pada bangku kuliah.

   Mendapatkan pengalaman nyata dari dunia kerja sekaligus memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya.

   Menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai prosedur pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

   Memantapkan penulis untuk bersosialisasi, disiplin, dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.

  2. Bagi Pihak Lain Semoga laporan kuliah kerja praktek ini dapat memberikan gambaran secara praktis mengenai aplikasi teori prosedur pemungutan Pajak Bumi dan

  Bangunan.

1.4. Metode Kerja Praktek

  Dalam menyusun laporan kerja praktek ini, penulis menggunakan metode Block Release yaitu metode yang menyelenggarakan kerja praktek dalam suatu periode tertentu. Penulis melakukan kerja praktek di Dinas Pendapatan Kota Bandung selama satu bulan atau 25 ( dua puluh lima ) hari kerja, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakann adalah sebagai berikut :

  1. Studi Pustaka ( Library Research ) Merupakan suatu tekni pengumpulan data yang dipergunakan untuk memperoleh data secara teoritis yaitu dengan mempelajari buku

  • – buku, catatan

  6

  kuliah, dan literatur yang lain berkaitan dengan pembahasan laporan kerja praktek ini.

  2. Studi Lapangan ( Field Research ) Merupakan suatu teknik pengumpulan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objke penelitian. Dalam hal ini, penulis menggunakan cara diantaranya :

  a. Observasi Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data

  • – data yang diperlukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu pada Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung.

  b. Wawancara Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan dengan bagian

  • – bagian tertentu yang dianggap berkaitan dengan materi yang dibahas dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

1.5. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

  Lokasi Kerja Praktek ini dilakukan di Dinas Pelayan Pajak Kota Bandung yang berlokasi Jl. Cianjur No 34 Kota Bandung. Adapun waktu kerja praktek tersebut dilaksanakan dari tanggal 15 Juli s/d 15 Agustus 2013, dengan rincian sebagai berikut: 1. Kerja Praktek dilakukan dari hari Senin sampai denga Jumat.

  2. Kerja Praktek dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 15.30.

  7 Jadwal Kegiatan Kegiatan Kerja Praktek

  Juli Agst Sep Okt Nov Des Kegiatan Tahap 2013 2013 2013 2013 2013 2013

  1

  2

  3

  4

  1

  2

  3

  4

  1

  2

  3

  4

  1

  2

  3

  4

  1

  2

  3

  4

  1

  2

  3

  4 I Tahap Persiapan Persiapan Judul Menentukan Tempat Kerja Praktek Pengajuan Proposal Penerimaan Kerja Praktek

  II Tahap Pelaksanaan Perkenalan DISPENDA Perkenalan Bagian PBB dan Aspek Kegiatannya Pemantauan Prosedur Penerimaan PBB Review Materi dan Pembahasan Laporan

  III Tahap Pelaporan Pengumpulan Data Penyusunan Laporan Bimbingan Laporan Kerja Praktek Revisi Laporan Penyempurnaan Laporan Kerja Praktek

  Tabel 1.1

  

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Singkat Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

  Proklamator bangsa kita menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan menghormati jasa

  • – jasa pahlawannya. Memang ini dalam skala kenegaraan tapi tentu pemahamannya dapat ditarik pada skala
  • – skala lebih kecil seperti kedinasan. Kalimat melihat antar ppelaku sejarah melakukan koreksi terhadap pelaku sejarah lain, makanya tidak heran didalam kenegaraan kita sering menemui pemelintiran sejarah. Hal ini mengilhami bahwa kita harus memahami sejarah, mengharai dan menguasai sebagai modal kedepan dalam menentukan arah pergerakan Dinas Pendapatan. Merujuk hal tersebut, Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat memandang perlu untuk senantiasa membangun komitmen kedinasan jajaran aparaturnya.

  Komitmen Kedinasan adalah suatu keniscayaan karena kalau tidak dibangun menjadi satu, jangankan yang asal muasalnya sangat heterogen juga bias memiliki persepsi berbeda, visi beberbeda, opininya berbeda. Apalagi aperatur Dinas Pendapatan berasal dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD). Oleh karenanya penting komitmen kedinasan menjadi satu masa lalu yang dilalui pada OPD lain sebagai referensi penguat, sebagai referensi pembanding aperatur Dispenda harus memiliki spirit de corps kuat terhadap organisasi.

  Membangun komitmen melalui pengungkapan sejarah dipandang langkah tepat karena sejarah bisa menjadi modal dalam mengilhami serta inspirasi kedepan. Dinas Pendapatan telah menempuh suatu perjalanan panjang tanpa terhindar dari pasang surut, hal ini pula yang menjadi salah satu pertimbangan ketika adanya wacana penggabungan Dinas Pendapatan dan Biro Keuangan, pertimbangan sejarah panjang bahwa tidak mudah membangun Dinas Pendapatan yang memiliki asal muasal dari Biro Keuangan Daerah. Ini bagian dari satu pertimbangan selain pertimbangan

  • – pertimbangan lain. Jadi sejarah ini telah membuktikan bahwa pengalaman itu adalah guru dalam kehidupan kita. Perkembangan Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Barat, diawali dengan terbentuknya Djawatan Perpajakan dan Pendapatan. Dalam Lingkungan Pemerintah Daerah Propinsi DT I Jawa Barat. Dengan Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat Nomor : 219/PO/V/O.M/SK/1971 tanggal 25 September 1971 dan tanggal itu pula yang dijadikan tonggak sejarah hari jadi Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Barat.

  Sebelum itu dengan Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat No. 60/POV/O.MSK/1971 sudah dibentuk suatu Biro Pendapatan dan Perpajakan, akan tetapi unit kerja ini hanya merupakan embrio semata, karena unit kerja tersebut tidak berdiri sendiri dan masih diposisikan sebagai sub ordinat dari administrator bidang keuangan. Bidang pendapatan dan keuangan adalah satu rumpun, ketika proses mekanisme berkembang, pendapatan berkembang,keuangan berkembang, maka bidang ini depecah menjadi disiplin

2.2 Stuktur Organisasi Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

  Setiap Kantor mempunyai struktur organisasi Kantor yang berbeda – beda. Perbedaan ini tergantung kepada perusahaan tersebut yang disesuaikan dengan kegiatan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  Demikian pula halnya dengan Dinas Pelayanan Pajak yang terdiri dari : 1.

   Kepala Dinas Pelayanan Pajak yang dibantu oleh Sekretaris Dinas, Kepala

  Dinas memawahi berbagai bidang seperti ; a.

  Bidang Perencanaan; b. Bidang Pajak Pendaftaran; c. Bidang Pajak Penetapan; d. Bidang Pengendalian.

  2. Sekretaris membawahi yang terdiri dari ; a.

  Kepala Sub Bagian Umum & Kepegawaian b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program dan Anggaran.

  3. Bidang Perencanaan membawahi seksi – seksi,diantaranya; a.

  Seksi Perencanaan Pajak Daerah; b. Seksi Data dan Potensi Pajak; c. Seksi Analisa dan Laporan; 4.

   Bidang Pajak Pendaftaran membawahi seksi – seksi,diantaranya; a.

  Seksi Pendaftaran dan Pendataan; b. Seksi Verifikasi, Otorisasi dan Pembukuan;

  5. Bidang Pajak Penetapana membawahi seksi – seksi,diantaranya; a.

  Seksi Penilaian dan Pengaduan; b.

  Seksi Penetapan dan Pembukuan; c. Seksi Penagihan.

  6. Bidang Pengendalian membawahi seksi – seksi,diantaranya; a.

  Seksi Penyuluhan; b.

  Seksi Pengawasan; c. Seksi Penindakan.

2.3 Deskripsi Jabatan Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

  Didalam pelaksanaan kegiatan

  • – kegiatan yang berlangsung, setiap bagian – bagian memiliki tugasnya masing
  • – masing. Berikut ini adalah job description dari masing- masing bagian: 1.

   Kepala Dinas

   Menyusun rencana program Dinas berdasarkan kebijakan umum daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

   Membagi tugas dan mengarahkan sasaran kebijakan kepada bawahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan agar perkerjaan berjalan lancar;

   Membina bawahan di lingkungan Dinas dengan cara memberikan reward and

  punishment untuk meningkatkan produktivitas kerja;

   Mengevaluasi pelaksanaan kebijakan operasional dengan cara membandingkan pelaksanaan tugas dengan rencana program, sasaran

   Merumuskan kebijakan daerah bidang perencanaan pajak, bidang pajak pendaftaran, bidang pajak penetapan dan bidang pengendalian sebagai bahan penetapan kebijakan oleh pimpinan;

   Memantau, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan perencanaan pajak, pajak pendaftaran, pajak penetapan dan pengendalian sesuai rencana kegiatan;

   Menyelenggarakan monitoring dan pembinaan pelaksanaan penataan organisasi ,kelembagaan dan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur pengelola keuangan daerah kota;

   Menyelenggarakan monitoring dan pembinaan pelaksanaan produk hukum lingkup pajak daerah;

   Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemeritah Pusat;

   Menyusun Laporan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan pajak daerah sebagai bahan pertanggungjawaban kepada atasan dan;

   Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan.

2. Sekretariat

   Menyusun program dan rencana kerja keskretariatan berdasarkan kebijakan operasional Dinas sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

   Menyusun rumusan kebijakan administratif keskretariatan Dinas;

   Menyelenggarakan pembinaan dan pengkoordinasikan pengelolaan umum

   Melaksanakan pengkoordinasikan penyusunan program, rencana kerja, pelaporan penyelenggaran tugas bidang;

   Menyelenggarakan pembinaan dan pengkoordinasikan pengelolaan keuangan;

   Menyelenggarakan pengkoordinasikan, pengelolaan pendokumentasian peraturan perundang

  • – undangan, pengelolaan perpustakaan, protokol dan hubungan masyarakat;

   Menyelenggarakan penyusunan bahan perumusan dan penetapan Rencana

  Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), dan Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (IPPD) Dinas;

   Menyelenggarakan pembinaan Jabatan Fungsional;

   Membuat telaahan staf sebagai bahan perumusan kebijakan keskretariatan;

   Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintahan Pusat;

   Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kesekretriatan sebagai bahan pertanggung jawaban kepada atasan;

   Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya dan melaporkan hasilnya.

3. Kepala Seksi Penetapan dan Pembukuan

   Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja di bidang Penetapan dan Pembukuan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

   Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yag telah ditetapkan agar program dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.

   Memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan Penetapan dan

  Pembukuan; 

  Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Penetapan dan Pembukuan; 

  Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan Penetapan dan Pembukuan;

   Menganalisa data untuk bahan kajian Penetapan dan Pembukuan;

   Melaksanakan Penetapan dan Pembukuan yang meliputi penerbitan Surat

  Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN);

   Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan umum di bidang

  Penetapan dan Pembukuan oleh pimpinan; 

  Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi

   Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program

  Seksi Penetapan dan Pembukuan sebagai bahan pertanggung jawaban kepada atasan dan ;  Melaksakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4. Seksi Penagihan

   Menyusun rencana teknis operasional dan program kerja di bidang Penagihan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

   Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan rencana program yang telah ditetapkan agar program dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien;

   Memeriksa data sebagai penyusunan bahan kebijakan lingkup Penagihan;

   Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Penagihan;

   Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan konsultasi pelaksanaan

  Penagihan; 

  Menganalisa data untuk bahan kajian Penagihan; 

  Melaksanakan pengusulan surat teguran, surat peringatan, dan surat sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak; 

  Melaksanakan pengusulan keputusan pengurangan, keputusan restitusi, keputusan kompensasi, keputusan keringatan, keputusan pembetulan, dan pembatalan ketetapan pajak serta penghapusan dan pengurangan sanksi

   Melaksanakan pengusulan surat keberatan dan penghapusan piutang pajak;

   Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan umum di bidang pengusulan surat teguran, surat peringatan dan surat sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak oleh pimpinan;

   Melakukan hubungan kerja fungsional dengan SKPD, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat;

   Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program

  Seksi Penagihan meliputi pengusulan surat teguran, surat peringatan dan surat sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak sebagai bahan pertanggung jawaban kepada atasan dan;

   Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

  .

2.4 Aspek Kegiatan Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung

  Pengenaan pajak di Indonesia dapat dikelompokan menjadi dua bagian dari Pajak Negara dan Pajak Daerah (Mardiasmo, 1987). Pajak Negara adalah pajak yang dipungut untuk kepentingan Negara atau pemerintah pusat termasuk dalam pajak negara ini adalah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut daerah berdasarkan peraturan pajak ditetapkan oleh daerah untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga daerah.

  Dalam pengutan pajak daerah yang berwenang memungut ialah Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK), pemungutan pajak daerah ini meliputi diantanya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Reklame, dan Pajak Air Tanah (PAT).

  Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) ini melayani WP untuk melakukan pembayaran Pajak Daerah diantaranya Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Reklame dan Pajak Air Tanah yang akan dibayarkan oleh WP melalui Bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah yaitu Bank Jawa Barat Banten (BJB).

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

  3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

  Bidang Pelaksanaan kerja praktek ini yang penulis laksanakan adalah mengenai prosedur dari penerimaan pajak bumi dan bangunan yang dilihat berdasarkan aktivitas bagian penerimaan. Karena itu dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan di bagian penerimaan yang bertujuan memperoleh informasi prosedur penerimaan pajak bumi dan bangunan dalam Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK).

  3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

  Dalam melaksanakan kerja praktek ini penulis ditempatkan di bagian penerimaan pajak bumi dan bangunan yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang prosedur penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK)

  Kegiatan penulis pada saat melaksanakan kerja praktek di bagian penerimaan adalah meninjau prosedur penerimaan pajak bumi dan bangunan, dimulai dari saat Wajib Pajak , Bagian Informasi, Bagian Loket, Bagian Token, Kasi Penilaian Perpaduan, Kasi Penetapan dan Pembukuan, Kasi Penagihan, Bagian OC ( Operator Console), Kabid ( Kepala Bidang) Pajak Penetapan dan Bank Persepsi ( BJB ). Dengan bantuan pegawai di bagian penerimaan penulis memperoleh hasil peninjauan berupa prosedur penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA). Berikut materi bimbingan yang diberikan : 1.

  Perkenalan Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) dengan sejareh singkat dan struktur organisasinya pada minggu pertama.

  2. Perkenalan Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) di bagian penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dan aspek kegiatannya pada minggu kedua.

  3. Pengenalan prosedur Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada minggu kedua.

  4. Review Materi dan Pembahasan Laporan pada minggu keempat.

  5. Penyempurnaan Laporan pada minggu kelima.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

  Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilakukan Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) maka penulis akan membahas beberapa Prosedur Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam kaitannya dengan pajak, ada banyak pengertian yang diberikaan oleh para ahli mengenai apa sebenarnya pajak itu. Dalam hal ini penulis akan menguraikan pengertian pajak menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

  Menurut Waluyo dan Wirawan 2000 : 1 Pajak digunakan untuk

  

membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.” .Pengertian pajak menurut Adriani ( 1982 )Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat

  • dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayrnya menurut peraturan

    peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk,

    dan gunanya untuk membiayai pengeluaran
  • – pengeluaran umum yang berhubungan

    dengntugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Menurut Suparmoko (

  1987 :94

  • – 97 ) “ Pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah

  

yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa yang secara langsung dapat

ditunjuk”. Menurut Rocmat Soemitro ( 1998 : 5 )“Pajak adalah iuran rakyat kepada

kas Negara berdasarkan undang

  • – undang ( yang dapat dipaksakan ) dengan tidak

    mendapat jasa imbal ( kontraprestasi ), yang langsung dapat ditunjukan untuk

    membayar pengeluaran umum ”Menurut Musgrove ( 1991 : 255 – 443 ) “Bahwa dan pungutan
  • – pungutan dikenakan pada sector tanpa adanya tanggung jawab dari pemerintah kepada pihak yang membayar.

  

  Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas Bumi dan Bangunan. Subjek pajak dalam PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hal atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki penguasaan dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. Wajib pajak PBB belum tenru pemilik bumi dan atau bangunan, tetapi dapat pula orang atau badan yang memandaatkan Bumi dan atau Bangunan tersebut ( Valentina Sri S.

  • – Aji Suryo, 2006 :14-2 ).

  Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dan besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi tanah dan bangunan. Keadaan subjek ( siapa yang membayar ) tidak ikut menentukan besar pajak ( Erly Suandy, 2005 :61 ).

  Jadi dari pengertian

  • – pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan, besarnya pajak ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi tanah bangunan.

  Tetapi dalam hal ini diuraikan pengertian pajak menurut Undang

  • – Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau dikenal dengan istilah UU KUP. Menurut UU tersebut, Pajak adalah konstribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Contoh pajak adalah : Pajak Penghasilan Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bumi dan Bangunan, dll.

  Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak pusat yang tercantum dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara ( APBN ) namun hasil penerimaanya seluruhnya telah diaolkasikan kepada pemerintah daerah melalui mekanisme bagi hasil pajak. Hasil penerimaan ini oleh pemerintah daerah digunakan untuk berbagai keperluan pemerintah terutama untuk pembangunan di daerah. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta tak gerak berupa bumi dan/atau bangunan.

  Keberadaan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai salah satu jenis pajak dapat dimengerti mengingat bumi dan bangunan telah memberikan keuntungan dan/atau kedudukan social ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai sesuatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari bumi dan/atau bangunan tersebut diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada negara melalui pemabayaran pajak.

3.3.1 Objek Pajak Bumi dan Bangunan

  Dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan objek pajak yang dikenanakannya berupa Tanah dan Bangunan yang dimiliki WP. Dari Luas Bumi dan Bangunan tersebut akan dihitung berapa pajak terutang yang harus dibayar WP tersebut oleh petugas yang berwenang. Letak Bangunan juga berpengaruh terhadap besarnya pajak yang harus dibayar WP.

  PBB dikenakan terhadap Objek Pajak berupa Tanah dan Bangunan yang disarkan pada atas kenikmatan dan manfaat dan dibayar setiap tahun. PBB pengenaannya didasarkan pada Undang

  • – Undang No. 12 yahun 1985 Tentang Perubahan atas Undang – Undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan

  Bangunan Diatur tentang Ketentuan Umum yang memberikan penjelasaan tentang istilah-istilah teknis atau definisi-definisi PBB seperti pengertian :

  Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Pengertian ini berarti bukan hanya tanah permukaan bumi saja tetapi betul-betul tubuh bumi dari permukaan sampai dengan magma, hasil tambang, gas material yang lainnya.

  Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada dipedalaman serta laut wilayah Indonesia, diantaranya seperti:

  1. sawah, 2. ladang, 3. kebun, 4. pekarangan, 5. tambang, dll.

  Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan.

  Termasuk dalam penegertian Bangunan adalah : a. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan; b. Jalan tol; c.

  Kolam renang; d. Pagar mewah; e. Tempat olahraga; f. Galangan kapal, dermaga; g.

  Taman mewah; h. Tempat penampungan kilang minyak, air, dan gas, pipa minyak; i. Fasilitas lain yang memberikan manfaat.

  Berdasarkan Pasal 2 (UU No 12 Tahun 1985) Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah: a.

  Yang dimaksud Objek Pajak adalah Bumi dan atau Bangunan.

  b.

  Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan perhitungan pajak yang terutang.

  Dalam menentukan klasifikasi bumi tanah diperhatikan factor

  • – factor sebagai berikut : 1.

  Letak; 2. Peruntukan; 3. Pemanfaatan dan; 4. Kondisi lingkungan dan lain –lain.

  Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor

  • – faktor sebagai berikut ; 1.

  Bahan yang digunakan; 2. Rekayasa; 3. Letak dan; 4. Kondisi lingkungan dan lain – lain.

3.3.2 Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

  Dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung meliputi beberapa tahap yaitu ;

  Tahap I Wajib Pajak

  Dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan diawali dengan WP menuju Bagian Informasi yang ada Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK)

  Tahap II Bagian Informasi

  Dalam bagian informasi ini akan diberikan syarat

  • – syarat apa saja yang harus dilakukan oleh WP. Dalam Informasi tersebut WP bias mengajukan diantaranya seperti : Mutasi, OP Baru,, Salinan, Pembetulan, Pengurangan, dan Keberatan.

  Tahap III Bagian Loket

  Dalam bagian Loket ini , WP akan mengambil Nomor Antrian Pelayanan. Di bagian Loket ini pun WP akan diberikan Resi Pengambilan. Resi Pengambilan ini berisi tanggal berapakah WP tersebut harus membayar Pajak.

  Tahap IV Bagian Token

  Dalam bagian Token ini bertugas menvalidasi berkas WP yang akan diserahkan ke bagian selanjutnya yaitu Kasi Penilaian Perpaduan.

  Tahap V Bagian Kasi Penilaian Perpaduan

  Dalam Bagian Kasi Penilaian Perpaduan ini bertugas meneliti berkas dan dilanjutkan menyerahkan berkas tersebut kepada 2 opsi :

  1. Kasi Penetapan dan Pembukuan Apabila berkas tersebut mengajukan berupa OP Baru, Pembetulan, Mutasi, dan Salinan.

  2. Kasi Penagihan Apabila berkas tersebut mengajukan berupa Pengurangan dan Keberatan.

  Tahap VI Bagian OC ( Operator Console )

  Dalam bagian OC ini bertugas menyetak berkas SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah ), yang dilanjutkan diserahkan kepada Kabid ( Kepala Bidang )Pajak Penetapan.

  Tahap VII Kabid ( Kepala Bidang ) Pajak Penetapan

  Kepala Bidang Pajak Penetapan ini bertugas memberikan anda tangan kepada berkas tersebut bahwa telah disetujui.

  Tahap VIII Bank Persepsi ( Bank BJB )

  Setelah Kepala Bidang Pajak Penetapan meberikan tanda tangan terhadap berkas tersebut, maka berkas tersebut akan diberikan kepada WP untuk dibayar melalui Bank Persepsi yaitu Bank BJB ( Bank Jawa Barat Banten ) sesuai dengan pajak terhutangnya. Setelah Bank menerima pembayaran dari WP, secara otomatis pembayaran tersebut terkirim pada Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) pusat.

  Itulah beberapa tahap pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil kerja praktek yang penulis laksanakan pada Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) yang ditempatkan di bagian penerimaan, serta

  didukung oleh teori kepustakaan dan data yang telah penulis pelajari dari pembahasan hasil kerja praktek pada bab

  • – bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

4.1 Kesimpulan

  Kesimpulan yang dapat penulis tarik dari uraian bab

  • – bab sebelumnya mengenai prosedur penerimaan pajak bumi dan bangunan pada Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) adalah sebagai berikut : 1.

  PBB dikenakan terhadap Objek Pajak berupa Bumi dan Bangunan yang didasarkan pada atas kenikmatan dan manfaat dan dibayar setiap tahun. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Pengertian ini berarti bukan hanya tanah permukaan bumi saja tetapi betul-betul tubuh bumi dari permukaan sampai dengan magma, hasil tambang, gas material yang lainnya. Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada dipedalaman serta laut wilayah Indonesia, diantaranya seperti: sawah, ladang, kebun, pekarangan, tambang, dll.

  Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan. Termasuk dalam kategori Bangunan adalah seperti : Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan, Jalan tol, Kolam renang, Tempat olahraga, Galangan kapal /dermaga, Taman mewah, Tempat penampungan kilang minyak, air, dan gas, pipa minyak, Fasilitas lain yang memberikan manfaat.

2. Prosedur pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pelayanan Pajak

  Kota Bandung meliputi beberapa tahap yaitu : Wajib Pajak, Bagian Informasi, Bagian Loket, Bagian Token, Kasi Penilaian Perpaduan, Kasi Penetapan dan Pembukuan, Kasi Penagihan, Bagian OC ( Operator Console), Kabid ( Kepala Bidang) Pajak Penetapan dan Bank Persepsi ( BJB ).

4.2 Saran

  Berdasarkan peninjauan yang telah dilakukan, maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran kepada Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK)agar proses penerimaan pajak bumi dan bangunan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun saran

  • – saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil kerja praktek adalah sebagai berikut :

1. Dalam penerimaan pajak bumi dan bangunan seharusnya petugas Dinas

  • – Pelayanan Pajak (DISYANJAK) harus melakukan penyuluhan informasi informasi tentang prosedur pembayaran pajak dan memberikan informasi membayar pajak itu sangat penting kepada masyarakat yang kurang mengetahui pajak, sehingga target realisasi penerimaan pajak dapat tercapai.

  2. Ketika saya melakukan Kerja Praktek Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK), disana saya melihat ketika petugas mencari berkas

  • – berkas WP masih mencari dengan manual sehingga sulit untuk ditemukan. Saran saya berkas
  • – berkas tersebut disimpan menggunakan tekhnologi misalnya dalam PC atau computer, sehingga apabila perlu berkas – berkas WP akan lebih mudah.

  Kesimpulan dan saran ini diharapkan dapat berguna untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang prosedur penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK), sehingga dapat berguna sebagai pegangan di dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.