Tinjauan Atas Prosedur Monitoring Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan Pendapatan Kota Bandung

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah negara dalam menjalankan pemerintahannya tentu saja

memerlukan dana untuk membiayai segala kebutuhannya. Tidak terkecuali

Indonesia. Sebagai negara berkembang, pembangunan di segala bidang terus

diupayakan, baik fisik maupun non-fisik. Dalam pelaksanaannya, selain

ketersediaannya sumber daya alam dan sumber daya manusia, modal berupa dana

juga dibutuhkan untuk menjamin pembangunan tersebut dapat berjalan dengan

baik dan berkesinambungan.

Modal berupa dana selain dari potensi alam yang dimiliki suatu negara,

juga berasal dari laba perusahaan negara, royalti pemerintah, retribusi, bea dan

cukai, sanksi dan denda serta berasal dari pajak yang merupakan peran serta

warga negara dalam melaksanakan fungsi pemerintah yakni keadilan masyarakat,

dimana dengan pajak yang dipungut atas warga negara yang memiliki

kemampuan akan dapat mewujudkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Pajak

berfungsi untuk menutup biaya yang harus dikeluarkan pemerintah dalam

menjalankan fungsi pemerintahannya.

Tidak hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah pun demikian adanya,

membutuhkan dana dan biaya yang cukup untuk mengelola rumah tangganya

sendiri. Setiap daerah tersebut menyelenggarakan tugas dan kewajiban serta


(2)

terutama di bidang keuangan. Daerah diberi wewenang untuk mampu menggali

sumber dana yang ada sesuai dengan potensi dan peluang daerah masing-masing.

Sumber dana daerah nantinya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah yang

selanjutnya dapat digunakan untuk membiayai daerah itu sendiri.

Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan

peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan

kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

Sesuai undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan

kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut

berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan

pembangunan nasional.

Berbagai jenis pajak yang ada saat ini adalah hasil pembaharuan sistem

pajak nasional. Dimana salah satunya yaitu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 yang

selanjutnya pada tahun 1994 ketentuan tersebut mengalami perubahan dengan

dikeluarkannya Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 yang berlaku efektif tahun

1995.

Dalam rangka pelaksanaan pemungutan PBB, Menteri Keuangan

melimpahkan wewenangnya kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan/atau

Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II. Pelaksanaan pemungutan

sebagaimana diatur dalam pasal 14 Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 tentang


(3)

Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Dinas Pendapatan Kota Bandung

memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan monitoring atas pelaksanaan

pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan agar utang-utang Pajak Bumi dan

Bangunan dapat terlunasi sebagaimana terinci dalam pasal 5 ayat (2) Surat

Keputusan Bersama Direktur Jenderal Pajak dan Direktur Jenderal Pemerintahan

Umum dan Otonomi Daerah Nomor Kep-30/PJ.7/1986. Ayat tersebut merinci

tugas dari masing-masing unsur dalam Tim Intensifikasi Pajak Bumi dan

Bangunan di Tingkat Kabupaten/Kota, salah satunya yaitu di Dinas Pendapatan

Kota dan Kelurahan sebagai petugas pemungut, melaksanakan penagihan dan

penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan. Namun yang perlu diketahui, sejak tahun

1988 sampai dengan sekarang pelaksanaan penagihan yang dilakukan oleh Dinas

Pendapatan Kota Bandung termasuk ke dalam penagihan pajak pasif dimana

petugas hanya menegur, mengundang, atau memperingatkan wajib pajak agar

melaksanakan kewajibannya.

Monitoring atas pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

menjadi sangat penting untuk dilakukan oleh pihak Dispenda karena meskipun

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan penerimaan negara (pajak pusat), akan

tetapi hasil terbesar dari pajak ini dikembalikan kepada daerah dan menjadi

pemasukan daerah. Dari hasil penerimaan PBB, kemudian dibagi antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan perimbangan pembagian 90%

untuk pemerintah daerah dan 10% untuk pemerintah pusat. Oleh karena itu pajak


(4)

Hasil dari penerimaan PBB itu sendiri merupakan pendapatan yang

nantinya akan diserahkan ke PEMDA untuk selanjutnya digunakan untuk

membiayai pembangunan daerah yang pada setiap tahun anggaran harus

dicantumkan dalam setiap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

yang merupakan suatu sarana untuk dapat mewujudkan otonomi yang nyata dan

bertanggung jawab.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal sebagaimana dikemukakan

diatas, maka diperlukan data dan informasi dari instansi terkait dalam hal ini

adalah Dinas Pendapatan Kota Bandung. Atas dasar itulah maka penulis

menyusun Laporan Kerja Praktek dengan judul “Tinjauan Atas Prosedur Monitoring Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada


(5)

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kerja Praktek ini

adalah:

1. Untuk mengetahui prosedur monitoring atas pelaksanaan pemungutan

Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pendapatan Kota Bandung

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam prosedur monitoring atas

pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas

Pendapatan Kota Bandung

3. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam mengatasi hambatan yang terjadi

dalam prosedur monitoring atas pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan pada Dinas Pendapatan Kota Bandung

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan hasil dari laporan Kerja Praktek :

1. Bagi Penulis

Sebagai tambahan pengetahuan mengenai bagaimana prosedur monitoring

atas pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dispenda

Kota Bandung

2. Bagi Dispenda Kota Bandung

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak instansi dalam

memperbaiki prosedur monitoring atas pelaksanaan pemungutan pajak


(6)

3. Bagi Akademis

a. Dapat menjadi tambahan referensi bagi lembaga guna penelitian

selanjutnya serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan instansi

b. Sebagai materi tambahan untuk evaluasi terhadap kurikulum yang

digunakan

4. Bagi pihak lain

Mengetahui prosedur monitoring atas pelaksanaan pemungutan pajak bumi

dan bangunan dapat memberikan pengetahuan dan dapat menjadi referensi

bagi pihak yang mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah

bahasan dalam laporan ini.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode full block release, yaitu mengadakan penelitian dalam waktu satu periode tertentu. Adapun teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan Laporan Kuliah

Kerja Praktek ini adalah :

1. Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu penelitian sumber-sumber data dan informasi dari perpustakaan yang

meliputi literatur, karangan maupun tulisam, hasil kuliah, dan bahan lainnya


(7)

2. Studi Lapangan (Field Research) a. Praktek Langsung

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung terhadap data yang berkaitan dengan masalah yang akan

dibahas.

b. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab

langsung dengan para praktisi pada perusahaan.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Tempat pelaksanaan kerja praktek adalah di kantor Dinas Pendapatan

Daerah (Dispenda) Kota Bandung, Jl. Wastukencana No. 2 Bandung. Waktu yang

ditempuh penulis dalam melaksanakan kerja praktek pada badan instansi

pemerintah selama satu bulan terhitung dari tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan

tanggal 31 Juli 2010. Hari dan jam kerja praktek yang berlaku adalah hari Senin


(8)

Tabel 1.1

Kegiatan Penelitian Laporan Kerja Praktek

Tahap Prosedur

Minggu

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5

I

Tahap Persiapan:

1. Mengambil surat izin praktek 2. Mencari tempat kerja praktek 3. Menentukan tempat kerja

praktek

II

Tahap Pelaksanaan:

1. Mengajukan surat permohonan kerja praktek

2. Meminta surat persetujuan praktek dari perusahaan 3. Kerja Praktek di Perusahaan 4. Penyusunan Laporan Kerja

Praktek

III

Tahap Pelaporan:

1. Menyiapkan laporan kerja praktek

2. Bimbingan kerja praktek 3. Penyempurnaan laporan kerja

praktek

4. Penggandaan laporan kerja praktek


(9)

9

2.1 Sejarah Dinas Pendapatan Kota Bandung

Berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II

Bandung Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung membawahi 5 (lima) satuan

kerja, yaitu:

1. Bagian Perpajakan dan Retribusi (BAPAR)

2. Bagian Iuran Rehabilitasi Daerah (IREDA)

3. Bagian Eksploitasi Parkir (BEP)

4. Bagian Perusahaan Pasar (BPP)

5. Bagian Tata Usaha (TUD)

Pada tahun 1980, dikeluarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah

Tingkat II Bandung Nomor : 09/PD 1980 tanggal 10 Juli 1980, dimana Struktur

Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung mengalami perubahan,

semula membawahi 5 (lima) satuan unit kerja dirubah menjadi 7 (tujuh) satuan

unit kerja, yaitu:

1. Sub Bagian Tata Usaha

2. Seksi Pajak

3. Seksi Retribusi

4. Seksi IPEDA

5. Seksi Perencanaan, Penelitian, dan Pembangunan

6. UPTD Pasar


(10)

Dalam kegiatan satuan operasional satuan unit kerja tersebut diatas,

khususnya dalam bidang pemungutan pajak/retribusi, dipakai sistem MAPENDA

(Manual Administrasi Pendapatan Daerah). Dengan sistem MAPENDA, petugas

melakukan kegiatan pemungutan pajak/retribusi secara langsung kepada Wajib

Pajak/Wajib Retribusi “door to door”.

Guna terdapat keseragaman struktur Dinas Pendapatan Daerah di seluruh

Indonesia, dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 23 Tahun 1989

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II,

yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Bandung, yaitu Peraturan Daerah Kotamadya Bandung No. 11 Tahun 1989

tanggal 30 Oktober 1989 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pendapatan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung. Dengan

dikeluarkannya Keputusan Mendagri No. 23 Tahun 1989 perlu disusun sistem dan

prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta

pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan yang lebih mutakhir sebagai

penyempurnaan dari sistem dan prosedur yang telah ditetapkan terlebih dahulu

dengan Keputusan Mendagri No. 102 Tahun 1990 Tentang Sistem Prosedur

Perpajakan Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya, serta pemungutan

Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II seluruh

Wilayah Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama MAPATDA (Manual

Pendapatan Daerah).

Dengan diberlakukannya MAPATDA, maka sistem pemungutan


(11)

“self assesment” yaitu wajib pajak dan wajib retribusi menyetor langsung kewajiban pembayaran pajak/retribusi ke Dinas Pendapatan Daerah.

2.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Bandung

Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang didalamnya

menggambarkan tugas dan wewenang yang harus dijalankan sesuai dengan

posisinya dalam perusahaan tersebut. Hal ini penting agar tidak terjadinya

penyerobotan wewenang dan pelemparan tanggung jawab oleh dan kepada orang

atau bagian lain.

Struktur organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Kota Bandung

disusun berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007. Dengan susunan

struktur organisasi sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, membawahkan :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan dan Program

3. Bidang Perencanaan, membawahkan :

a. Seksi Data dan Potensi Pajak

b. Seksi Program

c. Seksi Analisa dan Pelaporan

4. Bidang Pajak Daerah, membawahkan :

a. Seksi Pelayanan dan Pengaduan

b. Seksi Penetapan dan Pembukuan


(12)

5. Bidang Pendapatan Pajak Bukan Pajak Daerah, membawahkan:

a. Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Pusat

b. Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Provinsi

c. Seksi Administrasi Pelaporan Pendapatan Bukan Pajak Daerah

6. Bidang Pengendalian, membawahkan :

a. Seksi Pembinaan Internal

b. Seksi Pengawasan dan Pemeriksaan

c. Seksi Penyuluhan, Evaluasi dan Monitoring

Sumber: Dispenda Kota Bandung

Gambar 2.1


(13)

2.3 Deskripsi Jabatan Dinas Pendapatan Kota Bandung

Berikut adalah uraian mengenai jabatan-jabatan yang terdapat dalam Dinas

Pendapatan Kota Bandung berikut tugas dan wewenangnya.

1. Kepala Badan

Kepala Dinas Pendapatan mempunyai tugas pokok memimpin,

mengkoordinasikan, melaksanakan kerjasama, memfasilitasi dan mengendalikan

pelaksanaan dan pengelolaan pendapatan.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas di

bidang pelayanan administrasi umum, kepegawaian, program dan keuangan;

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas, Sekretariat

mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;

 Pelaksanaan kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, program dan keuangan;

 Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta kegiatan Dinas;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan sekretariat. a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Sekretariat di bidang umum dan kepegawaian. Untuk

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Umum dan


(14)

 Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawian;

 Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan Dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas,

pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas

 Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana mutasi, disiplin, pengembangan pegawai dan

kesejahteraan pegawai;

 Pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan kepegawaian. b. Sub Bagian Keuangan dan Program

Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Sekretariat di bidang keuangan dan program. Untuk melaksanakan

tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Keuangan dan Program

mempunyai fungsi :

 Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Dinas;

 Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, koordinasi penyusunan anggaran,

koordinasi pengelola dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan

keuangan Dinas;

 Pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan rencana, program dan kegiatan dinas, koordinasi


(15)

penyusunan rencana dan program dinas serta koordinasi pengendalian

program.

 Pelaksanaan pelaporan lingkup kegiatan pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Dinas.

3. Bidang Perencanaan

Bidang Perencanaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas dinas di bidang perencanaan. Untuk melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud tersebut, Bidang Perencanaan mempunyai fungsi :

 Perencanaan dan penyusunan program di bidang data dan potensi pajak, program serta analisa dan pelaporan;

 Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis dan bahan kebijakan data dan potensi pajak, program serta analisa dan pelaporan;

 Pelaksanaan di bidang data dan potensi pajak, program serta analisa dan pelaporan;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan di bidang data dan potensi pajak, program serta analisa dan pelaporan.

a. Seksi Data dan Potensi Pajak

Seksi Data dan Potensi Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Perencanaan di bidang data dan potensi pajak. Untuk

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Data dan Potensi Pajak

mempunyai fungsi :


(16)

 Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup data dan potensi pajak;

 Pelaksanaan lingkup data dan potensi pajak yang meliputi inventarisasi data dan potensi pajak, pengelolaan data potensi pajak dan retribusi, penyediaan

informasi data pajak;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup data dan potensi pajak. b. Seksi Program

Seksi Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

Perencanaan di bidang program.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Program

mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup program;

 Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup program;

 Pelaksanaan lingkup program yang meliputi penyumpulan dan penyusunan konsep perencanaan dan program dinas; perencanaan sumber pendapatan

daerah, serta penyusunan anggaran dan kebutuhan operasional dinas;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup program. c. Seksi Analisa dan Pelaporan

Seksi Analisa dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Bidang Perencanaan di bidnag analisa dan pelaporan. Untuk melaksanakan

tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Analisa dan Pelaporan mempunyai


(17)

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup analisa dan pelaporan;

 Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup analisa dan pelaporan;

 Pelaksanaan lingkup analisa dan pelaporan yang meliputi pendataan hasil pajak, evaluasi dan analisa pencapaian target pendapatan, penyusunan laporan

berkala pendapatan dan statistik;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup analisa dan pelaporan. 4. Bidang Pajak Daerah

Bidang Pajak Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Dinas di bidang pajak daerah. Untuk melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud, Bidang Pajak Daerah mempunyai fungsi :

 Perencanaan dan penyusunan program di bidang pelayanan dan pengaduan, penetapan dan pembukuan serta penagihan;

 Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis dan bahan kebijakan pelayanan dan pengaduan, penetapan dan pembukuan serta penagihan;

 Pelaksanaan di bidang pelayanan dan pengaduan, penetapan dan pembukuan serta penagihan;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan di bidang pelayanan dan pengaduan, penetapan dan pembukuan serta penagihan.

a. Seksi Pelayanan dan Pengaduan

Seksi Pelayanan dan Pengaduan mempunyai tugas pokok melaksanakan


(18)

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pelayanan dan

Pengaduan mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pelayanan dan pengaduan;  Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup pelayanan dan

pengaduan;

 Pelaksanaan lingkup pelayanan dan pengaduan yang meliputi pendaftaran dan pendataan, penyediaan informasi data perhitungan pajak, pelayanan

pembayaran pajak dan pendapatan retribusi serta serta penerimaan pengaduan

dan penyampaian pengaduan pajak;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pelayanan dan pengaduan. b. Seksi Penetapan dan Pembukuan

Seksi Penetapan dan Pembukuan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Pajak Daerah di bidang penetapan dan pembukuan. Untuk

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Penetapan dan

Pembukuan mempunyai fungsi:

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penetapan dan pembukuan;  Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup penetapan dan

pembukuan;

 Pelaksanaan lingkup penetapan dan pembukuan yang meliputi pelaksanaan analisa dasar perhitungan penetapan pajak terutang, pencatatan daftar

penetapan realisasi pelaporan pelaksanaan penerimaan dan tunggakan pajak

daerah;


(19)

c. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Pajak Daerah di bidang penagihan. Untuk melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud, Seksi Penagihan mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penagihan;

 Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup penagihan;

 Pelaksanaan lingkup penagihan yang meliputi inventarisasi pajak terutang, penyampaian dan pendistribusian Surat Tagihan pajak, dan pelaksanaan

penagihan;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penagihan.

5. Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah

Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pendapatan bukan pajak daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Pendapatan Bukan Pajak

Daerah mempunyai fungsi :

 Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dalam hal Perencanaan Penyusunan Program Bidang Administrasi bagi hasil Pajak Pusat, bagi hasil

Pajak Provinsi dan Administrasi Pelaporan Pendapatan Bukan Pajak Daerah;

 Perencanaan, penyusunan program dan bidang adminisrasi bagi hasil pajak pusat, administrasi bagi hasil pajak provinsi dan administrasi pelaporan


(20)

 Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis dan bahan kebijakan administrasi bagi hasil pajak pusat, bagi hasil pajak provinsi dan pelaporan

pendapatan bukan pajak daerah;

 Pengelolaan Pendapatan dan Pengadministrasian bagi hasil Pajak Pusat dan Pajak Provinsi;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan bidang pendapatan bukan pajak daerah, yang meliputi bagi hasil pajak pusat dan pajak provinsi

a. Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Pusat

Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Pusat mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah di bidang

administrasi bagi hasil pajak pusat. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,

Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Pusat mempunyai fungsi :

 Pelaksanaan lingkup administrasi bagi hasil pajak pusat yang meliputi inventarisasi potensi dan pendapatan pajak pusat, pencatatan hasil pajak

pusat, pengadministrasian pajak pusat dan penyetoran bagi hasil pajak pusat;

 Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan administrasi bagi hasil pajak pusat;

 Inventarisasi dan penganalisaan data lingkup administrasi bagi hasil pajak pusat;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup administrasi bagi hasil pajak pusat.


(21)

b. Seksi Adminisrasi Bagi Hasil Pajak Provinsi

Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Provinsi mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah di bidang

administrasi bagi hasil pajak provinsi. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,

Seksi Administrasi Bagi Hasil Pajak Provinsi mempunyai fungsi :

 Inventarisasi dan penganalisaan data lingkup adminisrasi bagi hasil pajak provinsi;

 Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis Pelaksanaan administrasi bagi hasil pajak provinsi;

 Pelaksanaan lingkup administrasi bagi hasil Pajak Provinsi meliputi inventarisasi potensi, Pendapatan dan pencatatan pengadministrasian dan

penyetoran bagi hasil Pajak Provinsi;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup adminisrasi bagi hasil pajak provinsi.

c. Seksi Administrasi Pelaporan Pendapatan Bukan Pajak Daerah

Seksi Administrasi Pelaporan Pendapatan Bukan Pajak Daerah mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendapatan Bukan Pajak

Daerah di bidang administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah. Untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Administrasi Pelaporan Pendapatan

Bukan Pajak Daerah mempunyai fungsi :

 Penghimpunan dan penganalisaan data lingkup administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah;


(22)

 Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan administrasi pelaporan pendapatan bukan pajak daerah;

 Pelaksanaan lingkup adminstrasi Pelaporan Pendapatan Bukan Pajak Daerah yang meliputi Pengadministrasian laporan potensi, pencatatan bagi hasil

pendapatan;

Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup administrasi pelaporan pendapatan

bukan pajak daerah.

6. Bidang Pengendalian

Bidang Pengendalian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Dinas di bidang pengendalian. Untuk melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud, Bidang Pengendalian mempunyai fungsi :

 Perencanaan dan penyusunan program di bidang pembinaan internal, pengawasan dan pemeriksaan serta penyuluhan, evaluasi dan monitoring;

 Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis dan bahan kebijakan pembinaan internal, pengawasan dan pemeriksaan serta penyuluhan, evaluasi dan

monitoring;

 Pelaksanaan di bidang pembinaan internal, pengawasan dan pemeriksaan serta penyuluhan, evaluasi dan monitoring;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan di bidang pembinaan internal, pengawasan dan pemeriksaan serta penyuluhan, evaluasi dan monitoring.


(23)

a. Seksi Pembinaan Internal

Seksi Pembinaan Internal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian

tugas Bidang Pengendalian di bidang pembinaan internal. Untuk melaksanakan

tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pembinaan Internal mempunyai

fungsi:

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan internal;

 Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup inventarisasi data aparatur, pembinaan dan pemantauan standar operasional prosedur;

 Pelaksanaan lingkup pembinaan internal yang meliputi pembinaan internal;  Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan internal.

b. Seksi Pengawasan dan Pemeriksaan

Seksi Pengawasan dan Pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Bidang Pengendalian di bidang penagwasan dan pemeriksaan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Pengawasan dan

Pemeriksaan mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengawasan dan pemeriksaan;  Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup pengawasan dan

pemeriksaan;

 Pelaksanaan lingkup pengawasan dan pemeriksaan yang meliputi inventarisasi dan koordinasi penentuan objek dan subjek pengawasan dan

pemeriksaan, pemrosesan pelanggaran ketentuan pajak bekerjasama dengan

instansi terkait;


(24)

c. Seksi Penyuluhan, Evaluasi dan Monitoring

Seksi Penyuluhan, Evaluasi dan Monitoring mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian di bidang penyuluhan,

evaluasi dan monitoring. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud, Seksi Penyuluhan, Evaluasi dan Monitoring mempunyai fungsi :

 Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup penyuluhan, evaluasi dan monitoring;

 Penyiapan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup penyuluhan, evaluasi dan monitoring;

 Pelaksanaan lingkup penyuluhan, evaluasi dan monitoring yang meliputi penyuluhan kepada wajib pajak, monitoring penerimaan dan pelaksanaan

pemungutan pendapatan pajak dan bukan pajak daerah ;

 Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyuluhan, evaluasi dan monitoring.

2.4 Aspek Kegiatan Dinas Pendapatan Kota Bandung

Dispenda Kota Bandung dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi Dispenda Kota Bandung. Tugas pokok dan fungsi

Dispenda Kota Bandung merupakan pedoman kerja para aparatur Dispenda Kota

Bandung. Adapun bunyi tertulis dari tugas pokok dan fungsi Dispenda Kota


(25)

Tugas Pokok Dispenda

Merumuskan dan melaksanakan kebijakan operasional di bidang Pendapatan yang

merupakan sebagian kewenangan Daerah Kota Bandung.

Fungsi Dispenda

1. Merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang pendapatan.

2. Menyelenggarakan pelayanan umum di bidang pendapatan.


(26)

26 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di Dinas Pendapatan Kota

Bandung (Dispenda). Penulis ditempatkan pada bagian Pajak Bukan Pajak Daerah

yang mengelola Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Dalam pelaksanaan tersebut

penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan monitoring atas

pelaksanaan pemungutan pajak bumi dan bangunan.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kuliah kerja praktek pada Dinas Pendapatan Kota Bandung

berlangsung selama kurang lebih satu bulan terhitung mulai tanggal 01 Juli 2010

sampai dengan tanggal 31 Juli 2010. Selama melaksanakan kerja praktek, penulis

diberi kesempatan untuk membantu mengerjakan tugas yang ada, tugas tersebut

antara lain melakukan pendataan atas Surat Tanda Terima Setoran (STTS) yang

diperoleh dari Bank tempat wajib pajak membayarkan Pajak Bumi dan

Bangunannya, serta mendengarkan arahan dari Bapak pembimbing di Dinas


(27)

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

adalah pajak negara yang dikenakan terhadap Bumi dan Bangunan.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang bersifat kebendaan

dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek pajak dan

subjek pajak.

Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana dalam Undang-Undang No. 12

tahun 1994 merupakan pajak pusat dimana sebagian besar hasil penerimaannya

dikembalikan kepada Pemerintah Daerah yaitu pihak Dinas Pendapatan sendiri

yang salah satu tugas lainnya yaitu membantu melakukan monitoring atas

pelaksanaan pemungutan PBB guna merealisasikan penerimaan PBB.

Sesuai Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan pasal 4 ayat (1) 1994

yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata

mempunyai satu hak atas bumi, dan atau mempunyai manfaat atas bumi, dan atau

memiliki mengurangi atas bangunan dan atau memperoleh manfaat atas

bangunan.

Sarana administrasi yang digunakan untuk memberitahukan PBB

terhutang yaitu Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT). SPPT atau bukti

pembayaran hanya semata-mata untuk perpajakan dan tidak ada kaitannya dengan

status hak kepemilikan tanah atau bangunan tersebut.

Menurut pendapat Mardiasmo (2009:313) dalam buku “Perpajakan Edisi


(28)

dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokkan bumi

dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk

memudahkan perhitungan pajak terhutang.

3.3.1 Prosedur Monitoring atas Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pada Dinas Pendapatan Kota Bandung

Adapun prosedur Monitoring atas pelaksanaan pemungutan pajak bumi

dan bangunan adalah sebagai berikut:

1. Penerbitan SPPT, STTS, dan DHKP oleh KPP PRATAMA

KPP PRATAMA menerbitkan SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang)

berdasarkan SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak) yang telah diisi oleh

subjek yang memiliki/mempunyai hak atas objek pajak,

menguasai/memperoleh manfaat dari objek pajak PBB, juga DHKP (Daftar

Himpunan Ketetapan Pajak), dan STTS (Surat Tanda Terima Setoran). SPPT

dan DHKP kemudian diserahkan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini

adalah Dinas Pendapatan Daerah, sedangkan STTS diserahkan kepada Bank

tempat pembayaran.

2. Penyerahan SPPT oleh KPP PRATAMA ke Dispenda

SPPT Wajib Pajak golongan buku 1,2,3 dan DHKP buku 1 s/d 5 diserahkan

oleh KPP PRATAMA ke Dinas Pendapatan Kota Bandung untuk

didistribusikan kepada wajib pajak. Sedangkan untuk golongan buku 4 dan 5,

SPPT (tanpa DHKP) dikirim oleh KPP PRATAMA kepada Wajib Pajak di


(29)

3. Penyortiran dan Pencocokan Data oleh Dispenda

Pihak Dispenda kemudian melakukan penyortiran dan pencocokan data.

Apabila ternyata terdapat kesalahan data baik mengenai subjek pajak maupun

objek pajaknya, SPPT dan DHKP tersebut dikirim kembali ke KPP

PRATAMA untuk dilakukan pengoreksian dan pembetulan.

4. Penyerahan SPPT oleh Dispenda ke Kelurahan

Apabila pencocokan sudah selesai lalu SPPT beserta DHKP masing-masing

Kelurahan dikirim disertai berita acara, untuk dibagikan/disampaikan melalui

kerja sama dengan ketua RT/RW kepada setiap wajib pajak.

5. Pengambilan STTS dari Bank Tempat Pembayaran

Setelah adanya pembayaran oleh wajib pajak ke Bank, pihak Dispenda lalu

mendatangi Bank Tempat Pembayaran untuk mengambil STTS.

6. Pencatatan STTS pada Buku Induk/DHKP

Selanjutnya, STTS yang diambil dari Bank Tempat Pembayaran kemudian

dicatatkan pada Buku Induk/DHKP oleh para pegawai loket wilayah

masing-masing kecamatan pada Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah Dinas

Pendapatan Kota Bandung.

DHKP atau Daftar Himpunan Ketetapan Pajak adalah buku induk untuk

pencatatan STTS hasil dari Pembayaran wajib pajak. DHKP merupakan

daftar yang berisi nama-nama Subjek Pajak, Objek Pajak, besar pajak yang

terutang dan pembayaran pajak yang berada di wilayah kelurahan yang


(30)

7. Pelaksanaan Operasi Terpadu

Tim Operasi Terpadu yang terdiri dari unsur Dinas Pendapatan Kota

Bandung, KPP PRATAMA, Bank, dan Kelurahan mendatangi Tempat

Pembayaran dimana para Wajib Pajak yang menunggak dan belum bayar

diundang/diberitahukan untuk segera melunasi utang pajaknya.

Pelaksanaan Operasi Terpadu melibatkan Camat, Lurah dan Ketua RW

setempat untuk terus mengingatkan dan menagih kepada warganya yang

menunggak pajak. Operasi ini memakan waktu kurang lebih tiga bulan

sebelum jatuh tempo pembayaran pajak.

8. Pembuatan Daftar Tunggakan

Setelah jatuh tempo pembayaran PBB berakhir, pegawai loket wilayah

masing-masing kecamatan pada Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah

Dinas Pendapatan Kota Bandung akan melakukan pendataan dan

penginventarisasi dari DHKP buku 1 s/d 5 untuk mengetahui apabila masih

terdapat Wajib Pajak yang menunggak setelah jatuh tempo pembayaran, yang

selanjutnya akan dibuatkan suatu daftar tunggakan. Dari daftar tersebut dapat

diketahui berapa Wajib Pajak yang menunggak sejak tanggal jatuh tempo

pembayaran.

Daftar tunggakan tersebut nantinya akan dilaporkan kepada Kepala Dinas

Pendapatan oleh Kepala Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah. Kepala

Dinas selanjutnya melaporkan keadaan tersebut kepada KPP Pratama dan


(31)

9. Imbauan/Teguran

Bilamana pada saat jatuh tempo Wajib Pajak tidak dapat menyelesaikan

kewajibannya, Wajib Pajak diundang untuk melakukan pembayaran ke bank

Tempat Pembayaran, khusus untuk Wajib Pajak buku 1,2,3 diundang ke bank

Tempat Pembayaran sedangkan untuk Wajib Pajak buku 4,5 diundang

terlebih dahulu ke kantor Dispenda atas nama Walikota bertempat di aula

Sekretariat Daerah. Tentunya Wajib Pajak yang menunggak PBB dikenakan

denda administrasi berupa bunga 2% sebulan, yang dihitung dari saat jatuh

tempo sampai pembayaran, untuk jangka waktu paling lama 24 bulan dan

bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.

Guna memperoleh kejelasan mengenai proses penyampaian SPPT PBB,

pembayaran dan pemungutan SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota


(32)

Dispenda (WP buku 1,2,3)

Penyampaian SPPT Penagihan PBB

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah

Gambar 3.1

Bagan Alur Proses Monitoring PBB pada Dinas Pendapatan Kota Bandung

Imbauan/Teguran Daftar Tunggakan PBB

Operasi Terpadu

Dicatatkan Pada Buku Induk/DHKP

Bank Tempat Pembayaran Kelurahan

Wajib Pajak KPP PRATAMA

STTS


(33)

Pelaksanaan pemungutan PBB diatur dalam Pasal 14 UU No.12 Tahun

1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Pasal tersebut menjelaskan bahwa,

Menteri Keuangan dapat melimpahkan kewenangan penagihan PBB kepada

Gubernur kepala daerah Tingkat I dan/atau Bupati/Walikota Kepala Daerah

Tingkat II.

Berdasarkan pengumpulan data dan observasi dilapangan dengan pegawai

Dinas Pendapatan Kota Bandung, perlu diketahui bahwa sejak tahun 1988 sampai

dengan sekarang pelaksanaan penagihan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan

Kota Bandung termasuk ke dalam pemungutan pajak pasif dimana kegiatan

pemungutan meliputi memantau/memonitor SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang) yang sudah dicetak oleh KPP PRATAMA, menegur atau

memperingatkan wajib pajak agar melaksanakan kewajibannya dan melakukan

pengawasan penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan pada Tempat Pembayaran

yaitu Bank/Kantor Pos dan Giro yang ditunjuk. Kegiatan pemungutan berupa

penarikan uang dari wajib pajak tidak berlaku lagi. Petugas tidak dibekali lagi

kwitansi tanda terima pembayaran atau dulu dikenal dengan nama Tanda Terima

Setoran (TTS). Bank Persepsi atau Bank tempat pembayaran PBB, yaitu Bank

BNI 46, BRI, Bank Mandiri, Bank Jabar, BCA, Bank Bumi Putera, Bank Bukopin

dan BII.

Dalam melaksanakan monitoring, Dinas Pendapatan Kota Bandung

bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Pajak PRATAMA (KPP PRATAMA)


(34)

Pratama yang bekerja sama dengan Dinas Pendapatan Kota Bandung adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Wilayah Kerja Dinas Pendapatan Kota Bandung dalam hal Penerimaan PBB

No Wilayah Kecamatan Kelurahan Kantor Pajak

1 Sukasari 4

KPP Pratama Bandung

Bojonegara

2 Sukajadi 5

3 Cicendo 6

4 Andir 6

5 Cidadap 3

KPP Pratama Bandung

Cibeunying

6 Coblong 6

7 Bandung Wetan 3

8 Sumur Bandung 4

9 Cibeunying Kaler 4

10 Cibeunying Kidul 6

11 Kiaracondong 6

KPP Pratama Bandung

Cicadas

12 Batununggal 8

13 Lengkong 7

14 Regol 7

15 Bandung Kidul 4

16 Antapani 4 KPP Pratama Bandung

Karees


(35)

18 Ujung Berung 5

19 Cibiru 4

20 Rancasari 4

21 Buahbatu 4

22 Gedebage 4

23 Panyileukan 4

24 Cinambo 4

25 Mandalajati 4

26 Astana Anyar 6

KPP Pratama Bandung

Tegalega

27 Bojongloa Kaler 5

28 Babakan Ciparay 6

29 Bojongloa Kidul 6

30 Bandung Kulon 8

Jumlah 151 5


(36)

3.3.2 Hambatan-hambatan dalam Prosedur Monitoring atas Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pendapatan Kota Bandung

Dalam proses monitoring Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas

Pendapatan Kota Bandung periode tahun 2009, penulis menyimpulkan adanya

beberapa hambatan dalam proses pemungutan tersebut, diantaranya:

1. Masih kurangnya kesadaran diri masyarakat untuk membayar pajak.

2. Adanya keterlambatan penyampaian SPPT ke wajib pajak. Salah satu contoh

kasusnya adalah pada pemungutan PBB untuk tahun 2009. Penyampaian

SPPT ke wajib pajak secara bertahap baru dilaksanakan minggu II pada bulan

Mei, dan secara keseluruhan pada minggu II bulan Juni, yang seharusnya

sudah tersampaikan minggu I bulan Maret.

3. Terbitnya SPPT double dan salah penetapan, yang mengakibatkan wajib pajak tidak bisa melakukan pembayaran PBB karena SPPT tahun sebelumnya

tidak dapat dijadikan dasar pembayaran.

4. Proses pengajuan keberatan, pengurangan dan keringanan terutama wajib

pajak potensial masih ada yang belum terealisasi.

5. Pendistribusian SPPT PBB Buku 1, 2, dan 3 dilaksanakan oleh Dinas

Pendapatan Kota Bandung sedangkan untuk SPPT Buku 4 dan 5 dilaksanakan

oleh KPP PRATAMA, sehingga Dinas Pendapatan kesulitan untuk

memonitor penerimaan PBB tersebut.

Semua hambatan yang ada tentu saja bukan tidak mungkin untuk


(37)

adalah Dispenda dan KPP PRATAMA, perlu melakukan upaya yang lebih

optimal agar hambatan yang ada mampu untuk diminimalisir, hingga nantinya

tidak akan berdampak buruk pada penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

3.3.3 Upaya-upaya dalam Mengatasi Hambatan yang terjadi dalam Prosedur Monitoring atas Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pendapatan Kota Bandung

Dalam prosedur monitoring atas pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan pada Dinas Pendapatan Kota Bandung, penulis melakukan wawancara

dengan salah satu staf pada Bidang Pendapatan Pajak Bukan Pajak Daerah lalu

menyimpulkan upaya-upaya dalam mengatasi hambatan yang terjadi selama

proses monitoring tersebut. Upaya-upaya tersebut diantaranya :

1. Penyampaian himbauan kepada wajib pajak melalui surat dan pemasangan

baligo/spanduk di 151 kelurahan dan tempat tiang pancang reklame, dan

jempatan penyeberangan.

2. Pembuatan iklan layanan masyarakat di media massa.

3. Penagihan aktif bagi wajib pajak potensial.

4. Konfirmasi langsung kepada wajib pajak oleh petugas bagi wajib pajak yang

membayar di luar bank tempat pembayaran.

5. Melakukan koordinasi dengan KPP PRATAMA untuk percepatan


(38)

38 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan yang dilakukan penulis atas prosedur monitoring atas

pelaksanaan pemungutan pajak bumi dan bangunan pada Dinas Pendapatan

(Dispenda) Kota Bandung, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Sejak tahun 1988 sampai dengan sekarang pelaksanaan penagihan yang

dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Bandung termasuk ke dalam

pemungutan pajak pasif dimana kegiatan pemungutan meliputi

memantau/memonitor SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) yang

sudah dicetak oleh KPP PRATAMA, menegur atau memperingatkan wajib

pajak agar melaksanakan kewajibannya dan melakukan pengawasan

penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan pada Tempat Pembayaran yaitu

Bank/Kantor Pos dan Giro yang ditunjuk. Kegiatan pemungutan berupa

penarikan uang dari wajib pajak tidak berlaku lagi.

2. Sejak periode tahun 2009 prosedur monitoring atas pelaksanaan pemungutan

Pajak Bumi Bangunan oleh pihak Dispenda memiliki beberapa hambatan,

diantaranya:

- Masih kurangnya kesadaran diri masyarakat untuk membayar pajak;

- keterlambatan penyampaian SPPT ke wajib pajak;


(39)

- proses pengajuan keberatan, pengurangan dan keringanan terutama wajib

pajak potensial masih ada yang belum terealisasi, dan;

- pendistribusian SPPT buku 1, 2, dan 3 yang dilakukan oleh Dispenda

sementara buku 4 dan 5 dilakukan oleh KPP Pratama sendiri membuat

Dispenda kesulitan dalam melakukan proses monitoring.

3. Terdapat beberapa upaya untuk mengatasi hambatan dalam prosedur

monitoring atas pelaksanaan pemungutan pajak bumi dan bangunan pada

Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Bandung. Diantaranya, yaitu:

- Penyampaian himbauan kepada wajib pajak melalui surat dan pemasangan

baligo/spanduk di 151 kelurahan;

- Pembuatan iklan layanan masyarakat di media massa;

- Penagihan aktif bagi wajib pajak potensial;

- Konfirmasi langsung kepada wajib pajak oleh petugas, bagi wajib pajak

yang membayar di luar bank tempat pembayaran;

- Melakukan koordinasi dengan KPP PRATAMA untuk percepatan


(40)

4.2 Saran

Setelah penulis melaksanakan kerja praktek di Dinas Pendapatan

(Dispenda) Kota Bandung, maka penulis ingin mengemukakan beberapa saran

yang diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk kemajuan

perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Perlu lebih cermat lagi terutama dalam mendistribusikan SPPT,

penyortiran dan penyococokan data mengenai subjek pajak maupun objek

pajaknya agar SPPT tidak terlambat disampaikan sehingga tidak

mengakibatkan tugas Dispenda yang lain terkait monitoring Pajak Bumi

dan Bangunan menjadi terhambat;

2. Lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia dan teknologi


(41)

Laporan Kerja Praktek

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang Strata I Program Studi Akuntansi

Oleh :

NAMA : NURFITRIYANTI

NIM

: 21109703

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2010


(42)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Tujuan Kerja Praktek ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Kegunaan Kerja Praktek... Error! Bookmark not defined. 1.4 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... Error! Bookmark not defined. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 9

2.1 Sejarah Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 9

2.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 11

2.3 Deskripsi Jabatan Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 13

2.4 Aspek Kegiatan Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 24

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ... 26

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 26

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 26

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 27

3.3.1 Prosedur Monitoring atas Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pada Dinas Pendapatan Kota Bandung ... 28


(43)

vi

3.3.3 Upaya-upaya dalam Mengatasi Hambatan yang terjadi dalam Prosedur Monitoring atas Pelaksanaan

Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas

Pendapatan Kota Bandung ... 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 38

4.1 Kesimpulan ... 38

4.2 Saran... 40


(44)

41

Nurbayani, Fia. 2010. Proses Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pendapatan Kota Bandung. Bandung: UNIVERSITAS PADJADJARAN

Ruswanto, Eka. 2010. Kualitas Pelayanan Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Bandung dalam Meningkatkan Perolehan Pajak Daerah Melalui Sistem Informasi Pajak. Bandung: UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Selayang Pandang Dispenda Pemerintah Kota Bandung 2007


(45)

ii

Esa atas limpahan rahmat, berkah, dan kemudahan-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) dengan judul:

“Tinjauan atas Prosedur Monitoring Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan pada Dinas Pendapatan Kota Bandung” ini dengan baik.

Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP)

yang dilaksanakan selama satu bulan mulai dari tanggal 01 Juli sampai dengan 31

Juli 2010 di Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Bandung.

Dalam pembuatan laporan ini penulis tidak merasakan kendala apapun

yang berarti. Penulis dengan mudah mendapatkan data-data yang diperlukan

untuk pengembangan judul yang penulis usung.

Terselesaikannya Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini juga tidak lepas

dari dukungan semua pihak, serta doa dan bantuan dari orang-orang terdekat

penulis. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis

sampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia;

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia;

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi


(46)

iii

petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan laporan kerja

praktek ini;

5. Bapak Drs. H. Yossi Irianto, M.Si, selaku Kepala Dinas Pendapatan

(Dispenda) Kota Bandung;

6. Bapak Maman Juaryaman, selaku Pembimbing di Dinas Pendapatan Kota

Bandung Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah, yang membantu

mengarahkan dan memberikan data pada penulis selama kuliah kerja praktek

berlangsung;

7. Seluruh staf pada Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Bandung Bidang

Pendapatan Bukan Pajak Daerah, yang tidak bisa disebutkan satu persatu;

8. Kedua Orang Tua penulis, serta adik-adik yang meskipun jauh namun terasa

dekat di hati dan selalu bisa membangkitkan semangat;

9. Seluruh keluarga, terutama Made “Alifyah’s Mom” dan Schatz ärgerlich. Kehadiran dan motivasi dari kalian sungguh sangat luar biasa;

11. Semua pihak yang juga memiliki kontribusi dalam penyelesaian laporan

kuliah kerja praktek ini; semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

seuntai doa terlantunkan semoga Allah swt membalas semua kebaikan yang

diberikan dengan yang lebih baik.

Penulis sadar bahwa laporan kuliah kerja praktek ini pastilah memiliki

kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangatlah penulis


(47)

iv umumnya di masa yang akan datang.

Bandung, 15 Desember 2010


(48)

(49)

Nama Penulis : Nurfitriyanti

NIM : 21109703

Tempat, Tanggal Lahir : Ternate, 02 Mei 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam Nama Ayah : Harun Kasim, S.Pd Nama Ibu : Rahma H. Sangadji Email : nufiyu@yahoo.com

II. Pendidikan

Tahun 1995 : Lulus TK Pertiwi Ternate Tahun 2001 : Lulus SDN Salero 1 Ternate Tahun 2004 : Lulus SMP Negeri 2 Kota Ternate Tahun 2007 : Lulus SMA Negeri 1 Kota Ternate

Tahun 2007 : Diterima di Universitas Islam Bandung Program Strata I Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Tahun 2009 : Diterima di Universitas Komputer Indonesia Program Strata I Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntasi


(1)

41

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi

Nurbayani, Fia. 2010. Proses Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan pada Dinas Pendapatan Kota Bandung. Bandung: UNIVERSITAS PADJADJARAN

Ruswanto, Eka. 2010. Kualitas Pelayanan Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Bandung dalam Meningkatkan Perolehan Pajak Daerah Melalui Sistem Informasi Pajak. Bandung: UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Selayang Pandang Dispenda Pemerintah Kota Bandung 2007 www.bandung.go.id, diakses 01 November 2010


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, berkah, dan kemudahan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) dengan judul:

“Tinjauan atas Prosedur Monitoring Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan pada Dinas Pendapatan Kota Bandung” ini dengan baik.

Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang dilaksanakan selama satu bulan mulai dari tanggal 01 Juli sampai dengan 31 Juli 2010 di Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Bandung.

Dalam pembuatan laporan ini penulis tidak merasakan kendala apapun yang berarti. Penulis dengan mudah mendapatkan data-data yang diperlukan untuk pengembangan judul yang penulis usung.

Terselesaikannya Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini juga tidak lepas dari dukungan semua pihak, serta doa dan bantuan dari orang-orang terdekat penulis. Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia;

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia;

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia;


(3)

iii

4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan laporan kerja praktek ini;

5. Bapak Drs. H. Yossi Irianto, M.Si, selaku Kepala Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Bandung;

6. Bapak Maman Juaryaman, selaku Pembimbing di Dinas Pendapatan Kota Bandung Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah, yang membantu mengarahkan dan memberikan data pada penulis selama kuliah kerja praktek berlangsung;

7. Seluruh staf pada Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Bandung Bidang Pendapatan Bukan Pajak Daerah, yang tidak bisa disebutkan satu persatu; 8. Kedua Orang Tua penulis, serta adik-adik yang meskipun jauh namun terasa

dekat di hati dan selalu bisa membangkitkan semangat;

9. Seluruh keluarga, terutama Made “Alifyah’s Mom” dan Schatz ärgerlich. Kehadiran dan motivasi dari kalian sungguh sangat luar biasa;

11. Semua pihak yang juga memiliki kontribusi dalam penyelesaian laporan kuliah kerja praktek ini; semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, seuntai doa terlantunkan semoga Allah swt membalas semua kebaikan yang diberikan dengan yang lebih baik.

Penulis sadar bahwa laporan kuliah kerja praktek ini pastilah memiliki kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangatlah penulis harapkan untuk penyusunan laporan yang lebih baik lagi kedepannya. Semoga


(4)

iv

Laporan Kuliah Kerja Praktek dengan kesempurnaan minimal ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan Mahasiswa UNIKOM pada umumnya di masa yang akan datang.

Bandung, 15 Desember 2010


(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama Penulis : Nurfitriyanti

NIM : 21109703

Tempat, Tanggal Lahir : Ternate, 02 Mei 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam Nama Ayah : Harun Kasim, S.Pd Nama Ibu : Rahma H. Sangadji Email : nufiyu@yahoo.com

II. Pendidikan

Tahun 1995 : Lulus TK Pertiwi Ternate Tahun 2001 : Lulus SDN Salero 1 Ternate Tahun 2004 : Lulus SMP Negeri 2 Kota Ternate Tahun 2007 : Lulus SMA Negeri 1 Kota Ternate

Tahun 2007 : Diterima di Universitas Islam Bandung Program Strata I Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Tahun 2009 : Diterima di Universitas Komputer Indonesia Program Strata I Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntasi