Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintahan Kabupaten Karo

(1)

SKRIPSI

KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK

REKLAME

TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA

PEMERINTAHAN

KABUPATEN KARO

OLEH :

ERVINA BR SEMBIRING

070503036

PROGRAM STUDI STRATA SATU AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintahan Kabupaten Karo. Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas, benar apa adanya.

Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan universitas.

Medan, 4 Desember 2011 Yang membuat pernyataan

Ervina Br Sembiring Nim : 070503036


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih dan karuniaNya yang senantiasa menyertai, membimbing dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Atas bimbingan, bantuan serta doa dan nasehat yag telah penulis terima selama penyusunan skripsi ini dan juga selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yag sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak selaku sekretaris Program Studi S1Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Drs. Abikusno Dharsuky, MM,Ak selaku Dosen Pembanding I dan Ibu Risanty, SE, Msi, Ak selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran dan nasehat dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan. 6. Bapak Pimpinan dan seluruh staf Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo yang begitu banyak memberikan bantuan serta kemudahan dalam memperoleh data bagi keperluan penelitian penulis.

7. Orangtua yang terkasih, M. Sembiring dan Almh. D Br Surbakti, serta abang tersayang Deswanta Sembiring dan adik tersayang Perri Sembiring,


(4)

yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan dalam segala hal bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis belumlah cukup untuk menyempurnakan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini lebih lanjut. Saya berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Medan, 4 Desember 2011 Penulis


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel dan pajak reklame terhadap pendapatan daerah. Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pajak hotel dan pajak reklame, dan variable dependen yang digunakan pendapatan asli daerah (PAD).

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Karo, tepatnya di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Asset Daerah yang beralamat di Jalan Jamin Ginting No.17 Kabanjahe. Metode statistic yang digunakan adalah statistic inferensial dengan analisis regresi berganda, uji F, Uji t, menggunakan perangkat SPSS(statistic product and service solution).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien dari pajak hotel(b1) adalah

1.545 dan koefisien pajak reklame(b2) adalah 7.223 yang menunjukkan bahwa

pajak hotel dan pajak reklame berpengaruh positif terhadap PAD, nilai adjusted R2 0,518 yang artinya bahwa 51,8% variable dependen PAD Kabupaten Karo dijelaskan oleh variable independen pajak hotel dan pajak reklame sedangkan sisanya sebesar 48,2% dijelaskan oleh variable lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian, pada hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa kedua variable independen yaitu pajak hotel dan pajak reklame secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap PAD, dan pada uji hipotesis parsial menunjukkan bahwa pajak hotel dan pajak reklame secara terpisah berpengaruh terhadap PAD.


(6)

ABSTRACT

The aim of this research is to know how big of the hotel tax and the advertisement tax on Local Own Revenue (PAD). Independent variables used in this research was the hotel tax and the advertisement tax, and dependent variable was Local Own Revenue (PAD).

This research is conducted by in office on was carried out in the to be practice in the Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah that was located at Jamin Ginting Street No.17 Kabanjahe. The analyzing method that is used is the inferensial statistic method with Double Regression Analysis, F test, t test, and used SPSS ( statistic product and services solution).

The results of this research shown that coefficient of the hotel tax(b1) is

1.545 and coefficient of the advertisement tax(b2) is 7.223, it means that the hotel

tax and the advertisement tax have positively effect to Local Own Revenue (PAD). The double regression of this research show the value of adjusted R2 is 0,518 it means that 51,8% dependent variable Local Own Revenue( PAD) is explained by independent variables the hotel tax and the advertisement tax, and 48,2% was explained by another variables that is not mention in this research. The “F test value” show that both of independent variables have significant positive effect to dependent variable Local Own Revenue (PAD) and “t test value” show that each of dependent variable has significant positive effect to Local Own Revenue (PAD).

Key Words : The Hotel Tax, The Advertisement Tax, and Local Own Revenue (PAD)


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tinjauan Teoritis ... 4

2.1.1 Hubungan antara Pajak dengan Pendapatan ... 4

2.1.2 Pengklasifikasian Pajak ... 4

2.1.3 Fungsi Pajak ... 6

2.1.4 Pajak Daerah ... 7

2.1.5 Pendapatan Asli Daerah(PAD) ... 13

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 15

2.2.1 Kerangka Konseptual ... 16

2.2.2 Hipotesis Penelitian... 18

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 19

3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

3.3 Defenisi Operasional ... 19

3.4 Prosedur Pengumpulan Data ... 21

3.5 Metode Analisis Data ... 21

3.5.1 Analisis Kontribusi ... 21


(8)

3.5.3 Uji Multikolinieritas ... 22

3.5.4 Uji Autokorelasi ... 23

3.5.5 Uji Heterokedasititas ... 23

3.5.6 Pengujian Hipotesis... 24

3.6 Jadwal dan Lokasi Penelitian... 25

BAB IVANALISIS HASIL PENELITIAN ... 26

4.1 Data Penelitian ... 26

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo ... 27

4.1.2 Pajak Hotel Kabupaten Karo ... 34

4.1.3 Pajak Reklame Kabupaten Karo ... 35

4.1.4 Pendapatan Asli Daerah ... 36

4.1.5 Kontribusi Pajak Hotel Reklame Terhadap PAD Kabupaten Karo ... 40

4.1.6 Statistik Deskriptif ... 40

4.1.7 Pengujian Asumsi Klasik ... 40

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1 Kesimpulan ... 50

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

N0 Tabel Judul Halaman

1 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 16 2 3.1 Defenisi Operasional 20 3 4.1 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kabupaten Karo

Tahun 2005-2009

35 4 4.2 Target dan Realisasi Pajak Reklame Kabupaten Karo

Tahun 2005-2009

36 5 4.3 Target dan Realisasi PAD Kabupaten Karo Tahun

2005-2009

37 6 4.4 Perkembangan sumber – sumber PAD Kabupaten

Karo

38 7 4.5 Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Kabupaten

Karo Tahun 2005-2009

39 8 4.6 Descriptive Statistic 40 9 4.7 One Sample Kolmogorov Smirnov Test 41 10 4.8 Hasil Uji Multikoneliaritas 43 11 4.9 Hasil Uji Durbin Watson 44 12 4.10 Hasil Uji Analisis Koefisien Determinasi 45 13 4.11 Hasil Uji Simultan 46 14 4.12 Hasil Mode Estimasi dan Uji Parsial 47


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

1 2.1 Kerangka Konseptual 17

2 4.1 Normal P-P Polt of Regression Standardized Residual Dependent Variable PAD

42

3 4.2 Histogram Dependent Variable PAD 43


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

N0 Lampiran Judul Halaman

1 Lampiran 1 Data Pajak Hotel, Pajak Reklame dan PAD Kabupaten Karo Tahun 2005-2009

55 2 Lampiran 2 Hasil Analisis Statistik dengan SPSS versi 19.0

Hasil Uji Normalitas

56

3 Lampiran 3 Histogram dependent variable PAD 57 4 Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas dengan Nilai Skweness dan

Kurtosis

Hasil Uji Multikoneliaritas

58

5 Lampiran 5 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin- Watson Hasil Uji Heterokedastisitas

59 6 Lampiran 6 Hasil Uji Analisis Koefisien Determinasi

Hasil Uji Simultan

60 7 Lampiran 7 Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial 61 8 Lampiran 8 Bagan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan asset daerah

62


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel dan pajak reklame terhadap pendapatan daerah. Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pajak hotel dan pajak reklame, dan variable dependen yang digunakan pendapatan asli daerah (PAD).

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Karo, tepatnya di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Asset Daerah yang beralamat di Jalan Jamin Ginting No.17 Kabanjahe. Metode statistic yang digunakan adalah statistic inferensial dengan analisis regresi berganda, uji F, Uji t, menggunakan perangkat SPSS(statistic product and service solution).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien dari pajak hotel(b1) adalah

1.545 dan koefisien pajak reklame(b2) adalah 7.223 yang menunjukkan bahwa

pajak hotel dan pajak reklame berpengaruh positif terhadap PAD, nilai adjusted R2 0,518 yang artinya bahwa 51,8% variable dependen PAD Kabupaten Karo dijelaskan oleh variable independen pajak hotel dan pajak reklame sedangkan sisanya sebesar 48,2% dijelaskan oleh variable lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian, pada hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa kedua variable independen yaitu pajak hotel dan pajak reklame secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap PAD, dan pada uji hipotesis parsial menunjukkan bahwa pajak hotel dan pajak reklame secara terpisah berpengaruh terhadap PAD.


(13)

ABSTRACT

The aim of this research is to know how big of the hotel tax and the advertisement tax on Local Own Revenue (PAD). Independent variables used in this research was the hotel tax and the advertisement tax, and dependent variable was Local Own Revenue (PAD).

This research is conducted by in office on was carried out in the to be practice in the Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah that was located at Jamin Ginting Street No.17 Kabanjahe. The analyzing method that is used is the inferensial statistic method with Double Regression Analysis, F test, t test, and used SPSS ( statistic product and services solution).

The results of this research shown that coefficient of the hotel tax(b1) is

1.545 and coefficient of the advertisement tax(b2) is 7.223, it means that the hotel

tax and the advertisement tax have positively effect to Local Own Revenue (PAD). The double regression of this research show the value of adjusted R2 is 0,518 it means that 51,8% dependent variable Local Own Revenue( PAD) is explained by independent variables the hotel tax and the advertisement tax, and 48,2% was explained by another variables that is not mention in this research. The “F test value” show that both of independent variables have significant positive effect to dependent variable Local Own Revenue (PAD) and “t test value” show that each of dependent variable has significant positive effect to Local Own Revenue (PAD).

Key Words : The Hotel Tax, The Advertisement Tax, and Local Own Revenue (PAD)


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Filosofi otonomi daerah adalah mewujudkan kemandirian daerah di segala segi kehidupan, yang diukur melalui elemen Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau dengan kata lain. Pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai dari tahun 1999 membawa banyak perubahaan dalam birokrasi Negara Indonesia. Perubahaan itu ditandai dengan penggunaan istilah “Daerah Otonomi” untuk menyebut daerah yang artinya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Terjadi peralihan fungsi pemerintahan yang cukup signifikan dari pemerintah pusat pada pemerintah daerah. Daerah otonomi diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat karena dianggap lebih mengetahui keadaan daerahnya. Sehingga bisa mengatasi permasalahan yang terjadi di daerah dengan segera.

Dari sudut pandang yang lain pemerintah pusat memberi tanggung-jawab pada pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah. Pelayanan pada masyarakat bisa dikatakan dengan penyediaan sarana dan prasarana umum yang nantinya akan mempercepat pertumbuhan daerah tersebut.

Daerah otonom dituntut dapat mengembangkan dan mengoptimalkan semua potensi daerah. Semua potensi daerah yang digali berasal dari dalam wilayah yang bersangkutan yang nantinya akan dihimpun melalui:

a. Pajak daerah b. Retribusi daerah

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan d. Lain-lain PAD yang sah

Penetapan pajak daerah dan retribusi berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah.


(15)

Kabupaten Karo sebagai objek penelitian memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Selain menghasilkan produk pertanian, Kabupaten Karo memiliki alam dengan panorama yang masih asri. Keistimewaan Kabupaten Karo dengan alamnya, mampu ditangkap oleh pemerintah daerah setempat. Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya hotel yang dibangun, berdirinya restoran yang menyediakan makanan dan minuman dan papan reklame untuk memasarkan barang atau jasa.

Seiring dengan perkembangan pariwisata di Kabupaten Karo akan meningkatkan pendapatan asli daerah yang akan dihimpun melalui pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel, pajak hiburan, dan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karo yang memiliki keunggulan geografis dengan sektor pariwisata yang berkembang.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel dan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karo baik secara simultan maupun parsial.

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui kontribusi pajak hotel dan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karo.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain :

1. Bagi peneliti, sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan.

2. Menjadi masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Karo dalam pengendalian pajak daerah.


(16)

3. Bagi akademik, menjadi bahan pembelajaran dalam pengembangan ilmu akuntansi sektor publik.

4. Bagi masyarakat, menjadi dasar penentuan sikap dalam mendukung pembangunan daerah.

5. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan dalam membuat penelitian selanjutnya.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1Hubungan antara Pajak dengan Pendapatan

Dalam beberapa jenis pajak kita mengenal ada yang disebut dengan pajak proporsional, pajak progresif, dan pajak regresif yang tentunya berkaitan dengan masalah pendapatan. Suatu pajak akan disebut proporsioanal jika mengenakan tarif persentase yang sama tanpa melihat pendapatan seseorang, sehingga setiap pembayaran pajak dikenakan tarif pajak dalam proporsi yang sama dari pendapatannya, sedangkan untuk pajak progresif berbeda sama sekali dengan pajak proporsioanal. Pajak progresif merupakan pajak yang mengenakan tarif dimana persentasenya dikenakan menurut besar kecilnya pendapatan seseorang, sedangkan pajak regresif adalah pajak yang mengenakan tarif persentase yang lebih rendah kepada mereka yang berpendapatan tinggi. Istilah progresif dan regresif mungkin akan menimbulkan kekacauan pengertian. Kata – kata itu merupakan istilah teknis yang berkaitan dengan proporsi pajak terhadap berbagai pendapatan.

2.1.2Pengklasifikasian Pajak

Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.nurut

a. Menurut golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1.Pajak Langsung, merupakan pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan idak bisa dilimpahkan atau dibebankan


(18)

kepada pihak lain. Pajak harus menjadi beban sendiri terhadap wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : pajak penghasilan.

2.Pajak tidak langsung, merupakan pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Contoh : pajak pertambahan nilai.

b. Menurut sifatnya, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1.Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya. Contoh : pajak penghasilan.

2.Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban yang membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal. Contoh : pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah.

c. Menurut lembaga pemungut, pajak terdiri atas:

1. Pajak Negara atau Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.


(19)

2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh : pajak hotel dan pajak reklame( Ester, 2007).

2.1.3Fungsi Pajak

Pembangunan tidak terlepas dari tanggung jawab masyarakat dalam membayar pajak. Penerimaan pajak tersebut dimanfaatkan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka pajak memiliki fungsi, antara lain :

a. Fungsi Budgetary

Dalam fungsinya sebagai budgetary, pajak digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan pemerintah, terutama kegiatan – kegiatan rutin.

b. Fungsi regulatory

Sebagai fungsi regulatory, yaitu mengatur perokonomian guna menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, mengadakan distribusi pendapatan serta stabilitas ekonomi.

c. Fungsi Sosial

Dalam fungsi ini hak milik seseorang diakui dan pemanfaatanya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat atau boleh dikatakan bahwa besarnya pemungutan pajak harus disesuaikan dengan kekuatan seseorang untuk dapat mencapai kepuasan kebutuhan setinggi- tingginya setelah dikurangi yang mutlak untuk kebutuhan primer( Dian, 2004).


(20)

2.1.4 Pajak Daerah 2.1.4.1Definisi Pajak Daerah

Pengertian pajak daerah berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 adalah “kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

2.1.4.2Jenis Pajak Daerah

Menurut UU No 28 Tahun 2009, pajak yang dikelola daerah ada 2 jenis: 1. Pajak provinsi, terdiri dari:

a. Pajak kendaraan bermotor

b. Pajak bea balik nama kendaraan bermotor c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan d. Pajak air permukaan

e. Pajak rokok.

2. Pajak kabupaten atau kota, terdiri dari: a. Pajak hotel

b. Pajak restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame

e. Pajak penerangan jalan

f. Pajak mineral bukan logam dan batuan g. Pajak parker

h. Pajak air tanah

i. Pajak sarang burung wallet

j. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

2.1.4.3Pajak Hotel dan Pajak Reklame 1. Pajak Hotel

a. Pengertian Pajak Hotel

Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Sedangkan pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup :

a) Motel b) Losmen


(21)

c) Gubuk pariwisata d) Wisma pariwisata e) Pesanggrahan

f) Rumah penginapan dan sejenisnya serta

g) Rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari sepuluh.

b. Sistem Pemungutan Pajak Hotel

Pemungutan pajak hotel dilakukan melalui sistem self assessment system. Sistem ini menganjurkan wajib pajak agar dapat menghitung pajak, memungut, menyetor, melunasi dan melaporkan pajaknya sendiri berdasarkan kesadaran dari wajib pajak. Sistem self assessment ini diwujudkan dalam bentuk sistem setor tunai.

Pemungutan pajak hotel dengan self assessment system menggunakan Surat Pemberitahuan Tagihan Pajak Daerah (SPTPD). SPTPD adalah formulir untuk menghitung, memperhitungkan, membayaran dan melaporkan pajak yang terutang. Jika wajib pajak tidak atau kurang membayar atau terdapat salah hitung atau salah tulis dalam SPTPD maka akan ditagih menggunakan Surat Tagihan Pemberitahuan Pajak Daerah (STPD).

c. Subjek Pajak Hotel

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan jasa hotel yang diterima kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Dengan kata lain orang yang menginap atau menggunakan jasa hotel untuk keperluan yang lain.


(22)

d. Wajib Pajak Hotel

Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusakan hotel. Yang mengusahakan hotel bisa dikatakan yang mempunyai dan menjalankan usaha atau hanya diberi mandat untuk mengelolah usaha hotel tersebut.

e. Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel adalah pelayanan yang diberikan hotel dengan pembayaran termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Jasa penunjang yang dimaksud adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, seterika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelolah hotel.

f. Yang Bukan Objek Pajak Hotel Tidak termasuk objek pajak hotel, antara lain:

a) Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah.

b) Jasa sewa apartemen, kondominium dan sejenisnya.

c) Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan. d) Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo,

panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis.

e) Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang dimanfaatkan oleh umum


(23)

g. Tarif Pajak dan Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen). Penetapan besarnya tarif pajak hotel ini dilakukan oleh pemerintah daerah melalui peraturan daerah. Pemerintah daerah melihat potensi daerah tersebut dalam menetapkan besarnya pajak hotel. Tarif paling tinggi digunakan untuk memaksimalkan penerimaan daerah dari pajak hotel. Tarif rendah digunakan untuk meransang pertumbuhan hotel di daerah tersebut.

Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel. Dalam kata lain dasar pengenaan pajak hotel adalah seberapa besar seorang individu atau kolompok menggunakan fasilitas yang disediakan oleh hotel yang menjadi objek pajak hotel (Perda Kab Karo No 5 Tahun 2006).

2.Pajak Reklame

a. Pengertian Pajak Reklame

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memuji suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang, yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan pemerintah.

b.Subjek Pajak Reklame

Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame atau yang melakukan pemesanan reklame. Atau bisa dikatakan subjek


(24)

pajak reklame itu adalah orang pribadi atau badan yang ingin memperkenalkan suatu barang atau jasa kepada masyarakat luas menggunakan jasa reklame.

c. Wajib Pajak Reklame

Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame. Dalam hal reklame diselenggarakan oleh orang pribadi atau badan, wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut. Dalam hal reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga, pihak ketiga tersebut yang menjadi wajib pajak reklame.

d.Objek Pajak Reklame

Objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. Objek pajak reklame terdiri atas :

a) Reklame papan / billboard / videotron / megatron dan sejenisnya.

b) Reklame kain

c) Reklame melekat, stiker d) Reklame selebaran

e) Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan f) Reklame udara

g) Reklame apung h) Reklame suara i) Reklame film / slide j) Reklame peragaan.


(25)

e. Yang Bukan Objek Pajak Reklame Tidak termasuk objek pajak reklame adalah :

a) Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta minggua n, warta bulanan, dan sejenisnya.

b) Label / merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi membedakan dari produk sejenis lainnya.

c) Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi yang diselenggarakan, sesuai dengan ketentuan yang mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut.

d) Reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah.

e) Penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan peraturan daerah.

f. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Reklame

Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi 25% (dua puluh lima persen). Tarif pajak reklame ditetapkan oleh peraturan kepala daerah.

Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame. Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, nilai sewa ditetapkan berdasarkan nilai kontrak reklame. Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri, nilai sewa reklame dihitung dengan memperhatikan faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah dan ukuran media reklame. Dalam hak nilai sewa tidak diketahui dan/atau dianggap tidak


(26)

wajar, nilai sewa ditetapkan dengan menggunakan faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah dan ukuran media reklame (Perda Kab Karo No 3 Tahun 2006).

2.1.5Pendapatan Asli Daerah(PAD) 2.1.5.1Defenisi Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan daerah adalah semua penerimaan daerah dalam bentuk peningkatan aktiva atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode tahun anggaran bersangkutan.

Menurut Nurlan (2008:135), “ pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah“.

Pendapatan asli daerah dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yaitu UU 33 Tahun 2004.

2.1.5.2Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 pendapatan asli daerah terdiri dari: 1. Pajak Daerah

2. Retribusi Daerah

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4. Lain – lain Pendapatan Hasil Daerah yang dipisahkan

1) Pajak daerah

Pengertian pajak daerah berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


(27)

2) Retribusi daerah

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Objek retribusi daerah ada 3, yaitu: a) Jasa umum

b) Jasa usaha c) Perizinan usaha

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terdiri dari:

a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah/BUMD

b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN

c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

4) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mencakup:


(28)

a. Hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan

b. Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

c. Jasa giro d. Bunga deposito

e. Penerimaan atas tuntutan ganti rugi

f. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah serta keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanan pekerjaan. h. Pendapatan denda pajak dan denda retribusi

i. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan j. Pendapatan dari pengembalian

k. Fasilitas sosial dan faslitas umum

l. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan m. Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan (Helvianti, 2009).\

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu lainnya yang berhubungan dengan pendapatan asli daerah disajikan pada tabel 2.1.


(29)

Tabel 2.1.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Variabel Penelitian Model yang Digunakan Hasil Penelitian Dian Mayasari (2004) Variabel independenya adalah pajak daerah. Sedangkan variabel dependennya adalah PAD Model Analisis kontribusi dan analisis statistik deskriptif Kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap PAD(studi kasus pada kabupaten dan kota di jawa timur) Hindarto Prasetyo Utomo (2006) Variabel independen dalam penelitian ini adalah pajak reklame. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah penapatan asli daerah. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif kuantitatif

Kontribusi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah selama lima tahun rata-rata sebesar 0,97% akan tetapi cukup berarti dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintah. Helvianti (2009) Variabel independen dalam penelitian ini adalah pajak reklame dan pajak penerangan jalan. Sedangkan variabel dependen adalah pendapatan asli daerah. Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda, uji F dan

uji t.

Pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Sumber : data yang diolah peneliti, 2011

2.2.1 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2008 : 38) “kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Hubungan yag dijelaskan adalah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dan juga jika ada variabel lain yang menyertainya”.


(30)

Kerangka berfikir merupakan penjelasan sementara gejala – gejala yang menjadi objek permasalahan tentang hubungan antarvariabel bebas dan variabel terikat yang disusun dari berbagai teori yang telah diuraikan. Hubungan antara pajak hotel dan pajak reklame dapat digambarkan dalam kerangka konseptual pada gambar 6.1.

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah. PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Pajak hotel dan pajak reklame merupakan bagian dari pajak daerah. Kedua pajak daerah tersebut merupakan pajak daerah untuk daerah kebupaten/kota yang dimaksimalkan untuk menopang pembangunan daerah tersebut.


(31)

2.2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah pajak hotel dan pajak reklame memberikan kontribusi baik secara parsial maupun simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah ( PAD ).


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal. Menurut Erlina (2008:34), “penelitian asosiatif adalah menghubungkan dua variabel atau lebih”. Menurut Umar (2003:30) “desain kausal berguna untuk mengukur hubungan – hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Jadi penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang menjelaskan hubungan sebab dan akibat dua variabel atau lebih untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

3.2Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi pada penelitian ini adalah Laporan Realisasi PAD dan Laporan Realisasi Pajak Daerah di daerah Kabupaten Karo selama tahun 2005-2009.

“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” (Erlina, 2008:75). Sampel yang digunakan adalah Laporan Realisasi PAD dan Laporan Realisasi Pajak Hotel dan Pajak Reklame Kabupaten Karo selama 2005-2009.

3.3Defenisi Operasional

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian dan defenisinya akan dijelaskan melalui table berikut ini:


(33)

Table 3.1

Defenisi Operasional

Jenis variabel Nama variable

Defenisi

Independen Pajak Hotel Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Sedangkan pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran yang mencakup : motel, losmen dan lain- lain. Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Tarif pajak hotel dikenakan paling tinggi adalah 10%.

Independen Pajak Reklame

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan reklame adalah benda, alat atau perbuatan serta media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial

dipergunakan untuk memperkenalkan produk barang atau jasa. Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame. Tarif pajak reklame dikenakan paling tinggi adalah 25%.

Dependen Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan asli daerah (PAD). PAD merupakan pendapatan yang benar – benar diperoleh dan digali dari potensi pendapatan yang ada di suatu daerah.


(34)

3.4Prosedur Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan teknik dokumentasi yakni memperoleh data penelitian langsung dari tempat penelitian berupa data realisasi PAD dan data realisasi pajak hotel dan pajak reklame dari Dispenda Kabupaten Karo selama tahun 2005-2009.

3.5Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis kontribusi, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis.

3.5.1 Analisis Kontribusi

Analisis kontribusi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak hotel dan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karo. Perbandingan yang digunakan adalah realisasi pendapatan pajak hotel dan pajak reklame terhadap PAD. Rumus yang digunakan menghitung kontribusi adalah:

Keterangan :

Pn = kontribusi penerimaan pajak hotel dan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah (rupiah).

QX = jumlah penerimaan pajak hotel dan pajak reklame(rupiah).

QY = jumlah penerimaan pendapatan asli daerah (rupiah). n = tahun (periode) tertentu.


(35)

3.5.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dan Ztabel

dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel (1,96), atau angka signifikan > taraf signifikan (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.

2) Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) > Ztabel (1,96), atau angka signifikan < taraf signifikan (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

3.5.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas, dapat dilakukan dengan cara :

1) Nilai R2 pada estimasi model regresi,

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, 3) Menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance.

Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih dari 10 dan nilai


(36)

3.5.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan penggangu pada periode sebelumnya. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu :

1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada

autokorelasi,

3) Angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif.

3.5.5 Uji Heterokedasititas

Uji heterokedasititas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual atau homokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heterokedasititas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah dengan :

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0,

2) Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar,


(37)

4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.5.6 Pengujian Hipotesis

Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memiliki asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.

Persamaan regresi linier berganda yaitu : Y = α + β1X1 + β2X2 + ε

Keterangan :

Y = Indeks Pengungkapan, X1 = Pajak Hotel,

X2 = Pajak Reklame,

α = Konstanta, ε = error,

β1, β2 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan

variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.

a. Uji Parsial (t-test)

Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasan/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah :


(38)

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :

1) H1 diterima apabila thitung > ttabel, pada α = 5% dan nilai

probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

2) H1 ditolak apabila thitung < ttabel, pada α = 5% dan nilai

probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

b. Uji Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H1 : b0 = b1 = b2 ≠ 0 : semua variabel independen berpengaruh

secara bersama-sama. Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :

1) H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel, pada α = 5% dan nilai

probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

2) H1 diterima apabila Fhitung < Ftabel, pada α = 5% dan nilai

probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

3.6Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Karo (DISPENDA) dengan perencanaan jadwal penelitian dimulai pada bulan februari sampai selesai.


(39)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1Data Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Karo

Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah berada di bawah pimpinan Kepala Dinas dengan pangkat Pembina utama mudayang dipimpin langsung oleh Sekda, alamat kantor berada di jalan Jamin Ginting Kabanjahe. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintah harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.

Pemerintahan kabupaten karo sebagai suatu organisasi memiliki fungsi memberikan pelayanan kepada public.Demi terlaksananya tugas tersebut diperlukan adanya peranan kepemimpinan yang akan bertanggungjawab atas beban tugas yang telah dilimpahkan oleh organisasi dimana pimpinan tersebut bekerja.

Dinas pendapatan, pengelolaan, keuangan dan asset daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas. Kepala dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris daerah.

Organisasi dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah terdiri dari:

a. Kepala Dinas b. Sekretariat c. Sub bagian d. Bidang e. Seksi


(40)

f. UPT Dinas

g. Jabatan fungsional pada UPT

Uraian tugas jabatan kepala dinas, sekretaris, bidang, sub bagian dan seksi akan ditetapkan kemudian dengan peraturan bupati. Kelompok jabatan fungsional pada UPT terdiri dari sejumlah tenaga terampil dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

Dalam melaksanakan tugas pokok, kepala dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset daerah mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

a. Memimpin, merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok baik keskretariata, perencanaan programmaupun urusan pemerintahan dalam bidang administrasi keuangan yang meliputi peningkatan sumber daya pengelolaan keuangan daerah, anggaran daerah, pendapatan dan investasi daerah, dana perimbangan, pelaksanaan, peñata usahaan, akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sesuai dengan standar pelayanan minimal.

b. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi dinas untuk mendukung visi dan misi daerah.

c. Menyusun dan menetapkan rencana strategis dan program kerja dinas sesuai dengan visi dan misi daerah.

Sekretaris mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengelola, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi urusan keuangan, umum, dan perlengkapan serta barang milik daerah pada SKPD maupun kepegawaian.

b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan perumusan program kerja dinas berdasarkan program dan kegiatan masing – masing bidang, seksi, dan sub bagian.


(41)

c. Memberikan pelayanan teknis operasional dan pelayanan administrasi sesuai dengan petunjuk atasan kepada seluruh bidang, seksi, dan sub bagian dalam lingkungan dinas.

Kepala sub bagian keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Mempelajari peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan.

b. Melakukan koordinasi, sinkronisasi dan memverifikasi usulan rencana kerja anggaran masing – masing bidang dan mengacu kepada prioritas plafon anggaran(PPA)

c. Menghimpun dan memverifikasi usulan dokumen pelaksanaan anggaran(DPA) masing – masing bidang berdasarkan rencana kerja dan anggaran.

Kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Melaksanakan penerimaan dan pendistribusian naskah dinas melalui pengelolaan kearsipan.

b. Melaksanakan rencana pengadaan alat tulis kantor dan pendistribusiannya sesuai dengan kebutuhan dinas.

c. Melaksanakan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan kearsipan kepada unit kerja di lingkungan dinas.

Kepala Bidang Pajak dan Retribusi Daerah mempunyai uraian tugas sebagai berikut;

a. Merencanakan, mengatur, membina, menkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan pemungutan pajak, retribusi, dan pendapatan lain-lain dan pendataan serta verifikasi.

b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.


(42)

c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan.

Kepala Seksi Pajak dan Pendapatan lain- lain mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menghimpun dan mempelajari peraturan daerah yang mengatur pajak daerah dan pendapatan lain-lain.

b. Melaksanakan inventarisasi jenis-jenis pajak daerah dan pendapatan lain-lain.

c. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan pendapatan lain-lain dengan instansi terkait.

Kepala Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menghimpun dan mempelajari peraturan daerah yang mengatur retribusi daerah dan pendapatan lain-lain.

b. Melaksanakan inventarisasi jenis-jenis retribusi daerah dan pendapatan lain-lain.

c. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi retribusi daerah dan pendapatan lain-lain dengan instansi terkait.

Kepala Seksi Pendataan dan verifikasi mempunyai uraian tugas sebagai berikut: a. Melaksanakn pendataan dan verifikasi terhadap subjek pajak.

b. Melakukan pengujian dan pemeriksaan lapangan terhadap objek pajak dan retribusi daerah sesuai dengan permohonan keberatan pajak dan retribusi daerah.

c. Menerapkan sanksi hokum terhadap subjek pajak dan retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(43)

a. Merencanakan, mengatur, membina,mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan penataan dan pengembangan sarana dan prasarana pasar serta pemberdayaan dan pembinaan pedagang.

b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan.

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pasar mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penetapan lokasi, pendirian pasar tradisional, pusat pembelanjaan an toko modern mengacu pada rencana tata runag wilayah kabupaten dan rencan detail tata ruang kabupaten termasuk peratuiran zonasinya.

b. Menginventarisasi keberadaan sarana dan prasarana pasar. Menyiapkan bahan kajian kelayakan keberadaan sarana dan prasarana pasar alam pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana pasar.

Kapala Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menghimpun, menganalisa data dan informasi di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang.

b. Menyiapakan bahan penyusunan, bahan petunjuk teknis di bidang pemberdayaan dan pembinaan pedagang.

c. Menyiapkan data para pedagang dalam rangka menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk mengupayakan sumber-sumber alternative pendanaan untuk pemberdayaan pasar tradisional sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(44)

Kepala Bidang Anggaran dan Pembendaharaan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan anggaran dan belanja dan penatausahaan keuangan.

b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tuganya masing-masing.

c. Memberika petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan.

Kepala Seksi Anggaran dan Belanja mempunyai uraian tugas sebagai berikut: a. Menyusun rancangan peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan

keuangan daerah.

b. Menyiapkan bahan penetapan standard satuan harga dan analisis standard belanja daerah.

c. Melakukan perencanaan anggaran penanganan urusan pemerintahan. Kepala Seksi Penatausahaan Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis tata cara pengelolaan pembendaharaan.

b. Memberikan pelayanan konsultasi kepada para bendahara pada masing-masing SKPD Kabupaten karo guna kelancaran petnata usahaan pengelolaan keuangan.

c. Menatausahakan pengelolaan dan pertanggungjawaban pendapatan dan belanja daerah.

Kepala Bidang Akuntansi dan pengelolaan asset daerah mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan akuntansi keuangan dan pengelolaan asset daerah.


(45)

b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

c. Memberika petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepda bawahan.

Kepala Seksi Akuntansi Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut: a. Menyiapkan bahan perumusan penetapan kebijakan tentang system dan

prosedura akuntansi pengelolaan keuangan daerah kabupaten dan desa. b. Menghimpun, mengolah dan menganalisa laporan realisasi APBD dari

pengguna anggaran satuan kerja perangkat daerah.

c. Menyiapkan bahan penyusunan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan APBD kabupaten dan desa.

Kepala Seksi Pengelolaan Aset daerah mempunyai uraian tugas sebagai berikut: a. Menyiapkan bahan untuk penyelenggaraan pelaksanaan pengelolaan

inventaris dan asset daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Uaraian Mengkoordinasika tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

c. Menyiapkan bhan untuk penyelenggaraan pelaksanaan fasilitasi, pengelolaan asset daerah pemekaran sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Kepala Bidang Perencanaan Mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

b. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pelaporan kepada atasan untuk pertimbanagan dalam upaya peningkatan karir.

c. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program berikutnya.


(46)

Kepala Seksi Perencanaan, program dan penegndalian mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

a. Mempersiapkan program dan rencana kerja, kegiatan tahunan berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah daerah(RPJMD), rencana kerja pemerintah daerah(RKPD), rencana strategis dinas.

b. Mempersiapkan bahan penyusunan program kerja dan rencana anggaran berdasarkan KUA dan PPA.

c. Mempersiapkan bahan penyusunan standard pelayanana minimal SKPD. Kepala Seksi Pengumpulan Data, pengolahan dan pelaporan mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja.

b. Mengolah data dan bahan penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja.

c. Menyusun laporan pelaksanaan program kerja dalam hal prosedur, mekanisme, dan system kerja pencapaian program dan kegiatan serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah sesuai dengan program.

Dalam melakukan pemungutan pajak dilakukan dengan menggunakan 2 sistem.Yang pertama adalah official assessment system dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh wajib pajak dihitung dan ditetapkan oleh petugas yang berwenang dari pihak DPPKAD.System perhitungan ini diberlakukan pada WP yang tidak melakukan pembukuan hanya pencatatan saja dan biasanya terdapat pada usaha berskala kecil.Besarnya pajak ditetapkan berdasarkan laba yang diperolehnya.

Dalam menetapkan besarnya pajak, maka petugas yang berwenang dalam melakukan penagihan akan dating ke lokasi wilayah WP dan melihat keadaan usahanya serta meminta beberapa bukti penjualan seperti bon atau faktur. Untuk melakukan pembayaran diterbitkan SKPD ( Surat Ketetapan Pajak Daerah) dan


(47)

jumlah pajak tersebut akan dievaluasi setiap 3 bulan sekali untuk melakukan tinjauan kembali terhadap jumlah pajak yang dibayarkan. Dengan adanya evaluasi kembali ini pajak yang akan dibayarkan untuk 3 bulan berikutnya akan berbeda dari 3 bulan sebelumnya dn begitu seterusnya.

Berikutnya adalah self assessment system yang merupakan system pemungutan pajak dimana wajib pajak yang harus menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang.System ini diberlakukan kepada WP yang sudah menyelenggarakan pembukuan secara lengkap.Untuk melakukan penagihan dan pembayaran WP harus membuat SPT yang di dalamnya tercantum besar jumlah pajak terutang. Setelah menerima SPT, petugas dari pihak DPPKAD akan melakukan pemeriksaan terhadap pembukuan WP, dan apabila terdapat ketidakcocokan jumlah antara yang tertera pada SPT dan hasil temuan pemeriksaan maka dikeluarkan juga SKPDLB(surat ketetapan pajak daerah lebih bayar) atau SKPDKB( surat ketatapan pajak daerah kurang bayar)

4.1.2 Pajak Hotel Kabupaten Karo

Kabupaten Karo melakukan pemungutan beberapa jenis pajak daerah berdasarkan ketentuan dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.Salah satu dari pajak daerah tersebut adalah pajak hotel. Dasar hokum pelaksanaan pemungutan pajak hotel daerah Karo adalah Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Karo Nomor 5 Tahun 2006. Dalam peraturan daerah ini dinyatakan yang menjadi obyek pajak adalah semua penyelenggaraan hotel. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hotel dan wajib pajaknya adalah orang pribadi dengan dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel dengan menggunakan bukti pembayaran selama satu tahun yang tarifnya ditetapkan sebesar 10%.

Berikut ini adalah target dan realisasi pajak hotel Kabupaten Karo tahun 2005-2009


(48)

Table 4.1

Target dan Realisasi Pajak Hotel Kabupaten Karo Tahun 2005-2009

Tahun Target(Rp) Realisasi(Rp) (%) Pertumbuhan (%)

2005 1.523.000.000,00 1.525.470.329,00 100,16 - 2006 1.744.000.000,00 2.244.900.434,00 128,72 28,56 2007 1.961.000.000,00 2.167.435.805,00 110,53 -18,19 2008 2.065.700.000,00 3.075.071.663,00 148,86 38,33 2009 3.137.000.000,00 3.990.829.182,00 127,22 -21.64

Rata - rata 123,10

Dari tabel terlihat bahwa penerimaan PAD dari sektor pajak hotel selama tahun pengamatan selalu dapat mencapi target (over target) di mana pencapaian tertinggi adalah tahun 2008 sebesar 148,86%. Meskipun selalu mencapi target namun jika dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya selama tahun pengamatan mengalami penurunan tahun 2007 yaitu -18,19% dan -21,64% tahun 2009.

4.1.3 Pajak Reklame Kabupaten Karo

Seperti halnya dengan pajak hotel, pajak reklame juga diatur melalui Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Karo Nomor 3 Tahun 2006 tentang pajak daerah Kabupaten Karo.Dalam peraturan daerah ini dinyatakan yang menjadi obyek pajak adalah semua penyelenggaraan reklame.Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau melakukan pemesanan reklame dan wajib pajaknya adalah orang pribadi dengan dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame yang tarifnya ditetapkan paling tinggi sebesar 25%.

Berikut ini adalah target dan realisasi pajak reklame Kabupaten Karo tahun 2005-2009.


(49)

Table 4.2

Target dan Realisasi Pajak Reklame Kabupaten Karo Tahun 2005-2009

Tahun Target(Rp) Realisasi(Rp) (%) Pertumbuhan (%)

2005 50.000.000,00 51.678.000,00 103,36 - 2006 60.000.000,00 61.096.000,00 101,83 -1,53 2007 75.000.000,00 100.747.380,00 134,33 32,50 2008 100.000.000,00 139.868.035,00 139,87 5,54 2009 170.000.000,00 172.837.283,00 101,67 -38,20

Rata- rata 116,21

Dari tabel terlihat bahwa penerimaan PAD dari sektor pajak reklame selama tahun pengamatan selalu dapat mencapi target (over target) di mana pencapaian tertinggi adalah tahun 2008 sebesar 139,87%%. Meskipun selalu mencapi target namun juka dilihat dari sektor pertumbuhan penerimaannya selama tahun pengamatan mengalami penurunan tahun 20062009 yaitu 1,53% (2006) dan -38,20 (2009).

4.1.4 Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dijelasskan bahwa Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagi hasil laba BUMD dan investasi lain, dan lain-lain PAD yang sah. PAD Kabupaten Karo juga bersumber dari elemen-elemen yang tersebut di atas. Berikut adalah target dan realisasi PAD Kabupaten Karo selama tahun 2005-2009.


(50)

Table 4.3

Target dan Realisasi PAD Kabupaten Karo Tahun 2005-2009

Tahun Target(Rp) Realisasi(Rp) (%) Pertumbuhan (%)

2005 5.674.454.500,00 6.129.380.450,00 108,02 - 2006 6.989.564.700,00 7.648.989.725,00 109,43 1,41 2007 8.224.573.600,00 8.914.143.770,00 108,38 -1,05 2008 8.457.479.800,00 8.484.442.065,00 100,32 -8,06 2009 8.457.479.800,00 8.943.542.624,00 105,75 5,43

Rata – rata 106,38

Dari tabel terlihat bahwa dari tahun 2005-2009.Kabupaten Karo selama tahun pengamatan mencapai target (over target) yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara berturut-turut mulai tahun 2005 sampai 2009. Jika dilihat dari pertumbuhan realisasi penerimaan PAD mengalami penurunan dari tahun ke tahun selama pengamatan 2007-2008 dan meningkat kembali tahun 2009.


(51)

Tabel 4.4

Perkembangan Sumber-Sumber PAD Kabupaten Krao

Periode Tahun 2004-2008

(Nilai Dalam Rupiah)

Tahun Jenis penerimaan

Pajak daerah Retribusi daerah Lain-lain PAD yang sah

Total PAD

2005 4.890.503.172 1.238.877.278 - 6.129.380.450 2006 5.791.138.838 1.854.850.887 - 7.648.989.725 2007 6.044.373.705 1.780.005.497 1.088.764.568 8.914.143.770 2008 6.122.547.105 1.354.363.081 1.006.531.879 8.484.442.065 2009 6.778.657.283 1.040.533.187 1.124.352.154 8.943.542.624 Sumber: dinas Pendapatan Kabupaten Karo

Berdasarkan data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kabupaten Karo selama periode 2004-2008, yaitu pajak daerah memperlihatkan peningkatan walaupun peningkatannya relative kecil.

4.1.5 Kontribusi Pajak Hotel Reklame Terhadap PAD Kabupaten Karo

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan seberapa jauh kontribusi pajak hotel dan pajak reklame terhadap PAD Kabupaten Karo:


(52)

Table 4.5

Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Kabupaten Karo

Tahun 2005-2009

Tahun PAD Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame Pajak Penerangan Jalan Pajak Bahan Galian

2005 100% 24,88% 0,32% 5,57% 0,84% 47,32% 1,16% 2006 100% 29,35% 0,35% 7,43% 0,79% 38,02% 0,11% 2007 100% 24,31% 0,32% 3,94% 1,13% 33,45% - 2008 100% 36,24% 0,46% 5,99% 1,65% 32,35% - 2009 100% 44,62% 0,47% 6,81% 1,93% 30,69% -

Rata – rata

31,88% 0,38% 5,95% 1,27% 36,37% 0,25%

Dari tabel dapat diketahui bahwa kontribusi pajak daerah terhadap PAD rata-rata untuk tahun pengamatan 2005-2009 adalah sekitar 76,10% berarti penerimaan pajak daerah memberikan kontribusi yang besar sekali terhadap PAD Kabupaten Karo

4.1.6 Statistik Deskriptif

Table 4.6 Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

PAD 6.5013E8 3.25123E8 48

Pajak Hotel 2.1739E8 1.39951E8 48 Pajak Reklame 6586330.250 0 6792607.457 13 48


(53)

Rata – rata pajak hotel perbulan adalah sebesar Rp 217.390.000,00 dengan standar deviasi Rp 139.951.000,00 Rata – rata pajak reklame adalah Rp 6.586.330,2500 dengan standar deviasi Rp 6.792.607,45713. Rata – rata PAD adalah Rp 650.130.000,00 dengan standar deviasi Rp 325.123.000,00.

Penerimaan pajak hotel dan pajak reklame dan PAD di atas rata – rata terjadi pada setiap bulan desember mulai dari tahun 2005-2009. Hal ini disebabkan karena pada akhir tahunlah biasanya para WP memiliki likuiditas untuk melunasi pajaknya dan disisi lain para pengutip pajak juga dituntut untuk dapat memenuhi target penerimaan pajak untuk tahun yang bersangkutan.

4.1.7 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan menggunakan analisis regresi sehingga terhadap data penelitian terlebih dahuluharus dilakukan ujim asumsi klasik.

4.1.7.1 Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007: 103). Untuk mengetahui apakah yang kita miliki normal atau tidak, kita menggunakan uji statistic Kolmogorov-smirnov ( K-S). Ghozali (2005:30) memberikan pedoman pengambilan keputusan tentang data – data yang mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari:

a. Nilai sig atau nilai signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

b. Nilai sig atau nilai signifikan atau probabilitas >0,05, maka distribusi data adalah normal.


(54)

Uji kolmogrov – smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis H0 dan Ha. 1. H0 : data residual berdistribusi normal

2. Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Table 4.7

Uji kolmogorov-smirnov dapat dilihat bahwa Unstandarized Residual atau data residual memiliki data yang terdistribusi secara normal karena nilai signifikannya >0.05 (5%) yakni 0.660. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.

Selain dengan uji kolmogorov-smirnov, uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunkan analisis normal probability plot dan grafik histogram.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.25622751E8

Most Extreme Differences Absolute .105

Positive .105

Negative -.076

Kolmogorov-Smirnov Z .730

Asymp. Sig. (2-tailed) .660

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(55)

Gambar 4.1

Dari grafik normal probability plot di atas dapat di lihat bahwa sebaran data yang digunkan dalam penelitian ini membentuk titik-titik yang letaknya menyebar disekitar garis normal. Tidak ada titik yang jaraknya sangat jauh dari garis normal dan pola yang dibentuk oleh sebaran data tersebut ada disekitar garis normal. Begitu juga dari grafik histogram dapat dilihat bahwa grafik tidak menceng ke kanan atau ke kiri maka data dinyatakan berdistribusi normal.


(56)

Gambar 4.2 4.1.7.2 Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen

Table 4.8

Hasil uji multikolinearitas

Coefficientsa

Model T Sig.

Correlations

Collinearity Statistics

Zero-order

Partia l Part

Toleran

ce VIF (Constant) 4.10

7 .000 Pajak hotel 6.20

0

.000 .705 .679 .641 .930 1.076 PajakRekla

me

1.40 7

.166 .327 .205 .146 .930 1.076 a. Dependent Variable: PAD


(57)

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.10 dan nilai Varience Inflation Factors (VIF) tidak ada yang lebih besar dari 10 maka tidak ada multikolinearitas.

4.1.7.3 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya. Penulis menggunakan perhitungan statistik untuk uji ini yaitu dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW).

Table 4.9

Hasil uji durbin watson

1 1.860 Model Durbin –

Watson

4.1.7.4 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antara satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Penulis menggunakan scatter plot untuk melakukan pengujian.


(58)

Dari scatter plot di atas terlihat bahwa titik-titik yang ada tersebar dengan pola yang tidak tergambar dengan jelas maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.1.7.5 Pengujian Hipotesis 1. Analisis Koefisien Determinasi

Table 4.10

Hasil uji analisis koefisien determinasi

Model Summaryb

Mode

l R

R Square Adjust ed R Square Std. Error of the Estimat e Change Statistics Durbin-Watson R Square Chang e F

Change df1 df2

Sig. F Chan

ge 1 .720a .518 .497 2.3058

2E8

.518 24.221 2 45 .000 1.860

a. Predictors: (Constant), PajakReklame, Pajak hotel b. Dependent Variable: PAD

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variable independen menjelaskan variable dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah nol samapi dengan satu. Untuk data timeseries memiliki koefisien determinasi yang cukup tinggi karena tidak ada variasi disetiap pengamatan.

Tabel di atas menunjukkan nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai R2 namun karena dalam penelitian menggunakan variable independen lebih dari satu maka penulis menggunakan nilai adjusted R2 untuk menunjukkan nilai koefisien determinasi. Dari tabel di atas nilai adjusted R2 adalah 0.497 atau 49,7% yang artinya bahwa PAD Kabupaten Karo dijelaskan


(59)

sebesar 49,7% oleh pajak hotel dan pajak reklame sedangkan sisanya 50,3% dijelaskan oleh variable lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

2. Uji Simultan (F test) a. Formulasi Hipotesis

Ho : pajak hotel dan pajak reklame secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD.

Ha : pajak hotel dan pajak reklame secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap PAD

b. Df for denominator adalah N-k = 60-3=57 Df for numerator adalah k-1 = 3-1 = 2.

Maka nilai Ftabel dengan menggunakan fungsi FINV pada Microsoft Excel

adalah 3.16. c. Criteria pengujian

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel , atau p value pad kolo sig > level of

significant (σ)

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel , atau p value pada kolom sig < level of

significant (σ)

Table 4.11

Hasil uji simultan

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.576E18 2 1.288E18 24.221 .000a

Residual 2.393E18 45 5.317E16

Total 4.968E18 47

a. Predictors: (Constant), PajakReklame, Pajak hotel b. Dependent Variable: PAD


(60)

Dari tabel diketahui nilai Fhitung = 24,221 maka nilai Fhitung > Ftabel yaitu

24,221 >3,16 dan p value pada kolom sig <level of significant (σ) yaitu 0.000 < 0.05 maka Ha diterima Ho ditolak artinya pajak hotel dan pajak reklame secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap PAD.

3. Hasil Model Estimasi Dan Uji Parsial(t test) Table 4.12

Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s

T Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Zero-order

Partia l Part

Toleran

ce VIF (Constant) 2.666E

8 6492992 8.605 4.10 7 .000 Pajak hotel 1.545 .249 .665 6.20

0

.000 .705 .679 .641 .930 1.076 PajakRekla

me

7.223 5.135 .151 1.40 7

.166 .327 .205 .146 .930 1.076 a. Dependent Variable: PAD

a. Hasil model Estimasi

Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi dengan fungsi Y=266.600.000 +1,545 X1 +7,223X2

Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda itu adalah bahwa jika variable independen dari persamaan di atas dalam hal ini adalah pajak hotel dan pajak reklame adalah konstan, maka PAD adalah sebesar Rp 266.600.000. Jika pajak hotel mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000,- maka PAD akan mengalami kenaikan sebesar Rp 1.545,- sedangkan jika pajak reklame mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000,- maka PAD akan bertambah sebesar Rp 7.223,-


(61)

b. Uji parsial (t test)

1). Pajak Hotel terhadap PAD a. formulasi hipotesis

Ho : pajak hotel tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD. Ha : pajak hotel berpengaruh signifikan terhadap PAD c. Degree of free (df) = n-3 = 60-3 =57

Level of significant (σ) = 0,05 Ttabel = t(0.05;57)= 2,0024

d. Criteria pengujian

Ho diterima jika thitung < ttabel

Ha diterima jika thitung > ttabel

e. Kesimpulan

Dari tabel 4.11 diketahui thitung pajak hotel adalah 6,2 maka thitung > ttabel

yaitu 6,2 > 2,0024. Dengan demikian Ha diterima yang artinya pajak hotel berpengaruh secara signifikan terhadap PAD.

2). Pajak reklame terhadap PAD a. formulasi hipotesis

Ho : pajak reklame tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD. Ha : pajak reklame berpengaruh signifikan terhadap PAD f. Degree of free (df) = n-3 = 60-3 =57

Level of significant (σ) = 0,05 Ttabel = t(0.05;57)= 2,0024

g. Kriteria pengujian

Ho diterima jika thitung < ttabel

Ha diterima jika thitung > ttabel


(62)

Dari table 4.11 diketahui thitung pajak reklame adalah 1,407 maka thitung<ttabel

yaitu 1,407 < 2,0024. Dengan demikian Ho diterima yang artinya pajak reklame tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PAD.


(63)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Melalui hasil analisa dan pembahasan mengenai kontribusi pajak hotel dan pajak reklame terhadap pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Karo, penulis membuat beberapa kesimpulan.

1. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa pajak hotel dan pajak reklame secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap PAD. 2. Pengujian secara parsial menunjukkkan bahwa pajak hotel berpengaruh

signifikan terhadap PAD sedangkan pajak reklame tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD.

3. Realisasi PAD Kabupaten Karo melalui pos pajak Hotel untuk tahun pengamatan 2005-2009 melebihi target begitu juga dengan pajak Reklame

4. Pertumbuhan PAD, pajak hotel dan pajak reklame untuk tahun pengamatan 2005-2009 mengalami penurunan meskipun ada peningkatan di beberapa tahun namun sangat kecil.

5. Selama tahun pngamatan 2005-2009, pajak hotel memberikan kontribusi rata-rata sebesar 31,88% terhadap PAD, pajak reklame memberikan kontribusi rata-rata 1,27% terhadap PAD sedangkan untuk keseluruhan pajak daerah memberikan kontribusi rata-rata 76,10% terhadap PAD. 6. Pajak hotel dan pajak reklame merupakan pajak yang potensial untuk

dikembangkan di Kabupaten Karo.

5.2Saran

Mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dapat memberikan saran, dan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Karo dalam meningkatkan

penerimaan PAD melalui pajak hotel dan pajak reklame.

1. Menjadikan tingkat pertumbuhan realisasi pemungutan pajak hotel dan pajak reklame sebagai sebuah ukuran untuk menilai kinerja sehingga tidak hanya target APBD saja yang menjadi perhatian.


(64)

2. Meningkatkan efektivitas pendataan terhadap WP yang tidak memiliki NPWPD dengan cara observasi lapangan berkala.

3. Penerapan sanksi secar efektif dan adil, seharusnya bagi mereka yang melakukan penunggakan tanpa alasan yang jelas atau bahkan berupaya untuk menghindari pembayaran pajak dikenakan sanksi yang hendaknya tidak hanya berupa denda namun sanksi lain yang dapat menimbulkan efek jera.

4. Memperbaiki cara penagihan khususnya pada sistem offical, hendaknya petugas melakukan perhitungan dan penagihan secara rutin langsung ke tempat usah WP.

5. Menetapkan jumlah terutang untuk pajak hotel dan pajak reklame yang bersifat offical bagi usaha yang tidak melakukan pencatatan maupun pembukuan denga dasar omset penjualan atau laba aktual bukan data historis bulan-bulan sebelumnya sehingga hasilnya lebih akurat dan tidak ada yang merasa dirugikan.

6. Satuan Pengawas Internal (SPI) bagi Dispenda adalah BAWASKO (Badan Pengawas Kota). Hendaknya Bawasko dapat melakukan audit internal terhadap Dispenda secara berkala baik triwulan atau semester sehingga pengendalian dapat lebih efektif dan tindakan perbaikan dapat diambil dengan segera.

7. Peningkatan pengawasan dan pengendalian baik secara teknis maupun penatausahaan.

8. Meningkatkan kemampuan SDM dengan cara melakukan pelatihan dan program-program pendidikan yang berkaitan dengan pengelolaan pajak dan PAD.

9. Meningkatkan kegiatan penyuluhan pada masyarakat yang dapat membuka cakrawala berpikir masyarakat tentang betapa pentingnya pajak yang mereka bayar untuk kelangsungan kegiatan di Kabupaten Karo sehingga mereka tergugah untuk taat pajak.

10. Penulis menyarankan agar tidak menggunkan hasil penelitian ini sebagai satu-satunya alat analisis untuk meningkatkan penerimaan pajak hotel dan reklame serta PAD bagi Dispenda Kabupaten Karo, hendaknya dilakukan


(65)

analisis dengan metode lainnya sebagai bahan perbadingan demi keakuratan hasil.

Penulis telah berusaha menyajikan skripsi ini sebaik mungkin sesuai dengna kemampuan penulis, namum masih tedapat beberapa kelemahan dan kekurangan. Penulis memberikan saran untuk melakukan penelitian dengna jangka waktu pengmaatn yang lebih lama minimal diatas 5 tahun agar hasi yang diperoleh lebih akurat, dan menggunakan variabel yang lebih banyak. Variabel independen dapat menggunakan 3 (tiga) atau lebih jenis pajak daerah dan dapat memasukkan jenis retribusi derah kerena retribusi daerah juga memilki kontribusi besar terhadap PAD.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Ester. 2007. Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap

Penerimaan Daerah Kabupaten Langkat. Skripsi, Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan

Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah( Akuntansi Sektor Publik,

cetakan I, PT Indeks, Jakarta.

Dewi, Elita. 2002. “Identifikasi Sumber Pendapatan Asli Daerah dalam Rangka

Pelaksanaan Otonomi Daerah”, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Erwin. 2010. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah dalam Memenuhi Anggaran

Pendapatan

dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan, Skripsi, Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi,

Medan.

Haryanto, Jo Tri. 2004. Potret PAD & Relevansinya Terhadap Kemandirian

Daerah, Artikel.

Helvianti. 2009. Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame dan Penerangan Jalan

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Rokan

Hilir-Riau.

Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Mayasari, Dian. 2004. Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap


(67)

Timur). Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, UMM,

Malang.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2009. Undang –

Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Indonesia.

Menteri Negara Sekretaris Negara Republik Indonesia, 2004. Undang – Undang

Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, 2004, Indonesia.

Panggabean, Hendri Edison H. 2009. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah

Terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir, Tesis, Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Riduansyah Mohammad. 2003. Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah(APBD) Guna MendukungPelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor). Makalah, Universitas Indonesia. Jakarta.

Republik Indonesia, 2009. Undang – Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah & Retribusi Daerah.

Suhendi, Eno. 2008. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan

Pajak Hotel

Dan Restoran Kota Yogyakarta Tahun 1991-2005. Skripsi, Departemen

Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.


(68)

Lampiran 1

DATA PAJAK HOTEL, PAJAK REKLAME, DAN PAD KABUPATEN KARO TAHUN 2005-2009 Periode Pajak Hotel (Rp) Pajak Reklame (Rp) PAD (Rp) Januari 2005 24,749,940.00

4,600,000.00 93,158,540.00 Februari

106,763,465.00

- 451,636,925.00 Maret

103,041,552.00 13,747,000.00 476,937,792.00 April

124,993,069.00

4,870,000.00 209,096,213.00 Mei

73,806,237.00

3,946,000.00 431,397,849.00 Juni

31,824,015.00

2,790,000.00 420,531,636.00 Juli

192,527,420.00

- 348,738,270.00 Agustus

141,499,439.00

8,365,000.00 1,025,683,149.00 September

72,305,610.00

7,617,500.00 197,361,785.00 Oktober

144,078,840.00

- 766,786,522.00 November

171,357,103.00

2,482,500.00 369,910,854.00 Desember

338,523,639.00

3,260,000.00 1,338,140,915.00

1,525,470,329.00 51,678,000.00 6,129,380,450.00 Januari 2007

49,903,101.00

- 174,865,120.00 Februari

98,762,579.00

8,060,000.00 599,283,674.00 Maret

224,970,425.00

4,422,000.00 398,273,500.00 April

128,534,588.00

7,049,000.00 531,816,458.00 Mei

136,198,076.00

3,345,000.00 760,056,611.00 Juni

189,027,455.00

1,860,000.00 576,449,870.00 Juli


(1)

(2)

Hasil Uji Normalitas dengan Nilai Skweness dan Kurtosis

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

PAD 6.5013E8 3.25123E8 48

Pajak hotel 2.1739E8 1.39951E8 48

PajakReklame 6586330.2500 6792607.45713 48

Hasil uji multikolinearitas

Coefficientsa

Model T Sig.

Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF (Constant) 4.107 .000

Pajak hotel 6.200 .000 .705 .679 .641 .930 1.076 PajakReklame 1.407 .166 .327 .205 .146 .930 1.076 a. Dependent Variable: PAD


(3)

Hasil uji autokorelasi dengan durbin Watson

1

1.860

Model

Durbin –

Watson


(4)

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change 1 .720a .518 .497 2.30582E

8

.518 24.221 2 45 .000 1.860

a. Predictors: (Constant), PajakReklame, Pajak hotel b. Dependent Variable: PAD

Hasil Uji Simultan

Anova (b)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.576E18 2 1.288E18 24.221 .000a

Residual 2.393E18 45 5.317E16

Total 4.968E18 47

a. Predictors: (Constant), PajakReklame, Pajak hotel b. Dependent Variable: PAD


(5)

Hasil Model Estimasi dan Uji Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF (Constant) 2.666E8 64929928.

605

4.107 .000

Pajak hotel 1.545 .249 .665 6.200 .000 .705 .679 .641 .930 1.076 PajakReklame 7.223 5.135 .151 1.407 .166 .327 .205 .146 .930 1.076 a. Dependent Variable: PAD


(6)

KEPALA DINAS SEKRETARIS SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PAJAK DAN RETRIBUSIUSI DAERAH BIDANG PASAR BIDANG ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN BIDANG AKUNTANSI DAN ASSET DAERAH

BIDANG PERENCANAAN

SEKSI PAJAK DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN SEKSI SARANA DAN PRASARANA PASAR SEKSI ANGGARAN DAN BELANJA SEKSI AKUNTANSI KEUANGAN SEKSI PERENCANAAN PROGRAM & PENGENDALIAN SEKSI DISTRIBUSI DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN SEKSI PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG SEKSI PENATAUSAHAAN KEUANGAN SEKSIPENGELOLAAN ASSET DAERAH SEKSIPENGUMPULA N DATA, PENGOLAHAN DAN PELAPORAN SEKSI PENDAPATAN DAN VERIFIKASI UNIT PELAKSANA

TEKNIS TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASSET DAERAH