LKP : Simulasi MPLS(Multi Protocol Label Switch) Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

(1)

KERJA PRAKTEK

Oleh :

RACHMAD RIADI HARI PURNOMO (10.41020.0079)

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM


(2)

iv

besar BUMD di Indonesia. Perusahaan tersebut bergerak pada bidang distribusi air bersih. PDAM merupakan salah satu perusahaan yang paling berpengaruh terhadap laju perekonimian.

Untuk menunjang kinerja yang bagus maka dibutuhkan sebuah fasilitas untuk pengiriman data antar cabang atau antar kantor dengan menggunakan sebuah protokol Multi Protocol Label Switch (MPLS). MPLS berfungsi mempercepat sebuah pengiriman data berkapasitas kecil maupun besar. Oleh sebab itu untuk memaksimalkan kecepatan dan manajemen pengiriman data dari sistem perusahaan, maka diperlukan sistem yang mampu memudahkan dalam pengiriman data yang lebih cepat dari yang sebelumnya. Salah satu solusi yang diberikan oleh perusahaan terkait pengiriman data yaitu menggunakan MPLS. Cara kerja dari MPLS adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2

dan layer 3 pada paket yang diteruskan.

Dalam kerja praktek yang dilakukan ialah melakukan simulasi MPLS. Hal ini karena bagian Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) untuk saat sekarang ini hanya membutuhkan simulasi. Simulasi itu menggunakan sebuah software untuk membuat sebuah simulasi. Untuk melakukan simulasi yang diinginkan pertama kali menginstall VirtualBox. VirtualBox ini digunakan untuk menjalankan sistem operasi tambahan yaitu Windows XP dan MikrotikOS. MikrotikOS sebagai router mikrotik simulasi pada PDAM. Simulasi ini menggunakan 7 MikrotikOS dan 7

STIKOM


(3)

v

dapat dilakukan proses setting MPLS di MikrotikOS. MPLS merupakan solusi bagaimana untuk membuat lalu lintas, manajemen dan kecepatan network. MPLS tersebut dapat memecahkan masalah dalam pengiriman data yang lebih cepat.

Hasil dari beberapa percobaan baik Packet Internet Gopher (PING) maupun mengirimkan file dari penerapan simulasi MPLS pada VirtualBox yang diberikan ialah untuk mencari jalur alternatif. Jika salah satu router dimatikan maka akan mencari jalur dimana jalur itu terhubung dengan router yang dituju. Adapun kendala yang dihadapi yakni kurangnya pengalaman atau kemampuan dalam mensetting MikrotikOS.

Kata kunci: Multi Protocol Label Switch (MPLS), MikrotikOS, WindowsOS, Jaringan Komputer, Internet, VirtualBox.

STIKOM


(4)

viii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 3

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Tujuan Kerja Praktek ... 4

1.5Waktu dan Lama Kerja Praktek ... 4

1.6Ruang Lingkup Kerja Praktek ... 5

1.7Sistematika Penulisan ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 7

2.1Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya 7

2.1.1 Dasar Hukum ... 7

2.1.2 Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 8

2.1.3 Visi Misi PDAM Kota Surabaya ... 11

2.2Jumlah Pelanggan Tahunan ... 11

2.3Susunan Direksi ... 13

STIKOM


(5)

ix

3.1.2 Manfaat MPLS ... 15

3.1.3 Arsitektur MPLS ... 16

3.1.4 MPLS Label... 17

3.1.5 Komponen MPLS ... 18

3.1.6 Struktur MPLS... 19

3.2 Operating System (OS) ... 20

3.2.1 Mikrotik RouterOS ... 20

3.2.1.1 Fitur – fitur Mikrotik ... 20

3.2.2 Windows XP ... 24

3.3 Konsep Dasar Protokol ... 24

3.3.1 Protokol ... 24

3.3.2 Internet Protocol (IP) ... 25

3.3.3 Pembagian Kelas IP ... 25

3.3.4 Penggunaan Subnet Mask... 26

3.3.5 Transmission Control Protocol (TCP) ... 26

3.3.6 Arsitektur TCP//IP ... 26

3.4 Konsep Dasar Jaringan Komputer ... 27

3.4.1 Jenis Jaringan... 27

3.4.2 Jenis Topologi Jaringan ... 30

3.5 Jenis Routing ... 31

STIKOM


(6)

x

3.5.2.1 Keuntungan Static Routing ... 32

3.5.2.2 Kerugian Static Routing ... 32

3.6 Layanan ... 33

3.6.1 FTP Server ... 33

3.6.2 FTP Client ... 33

37 Monitoring Jaringan ... 33

3.7.1 Wireshark ... 34

3.7.1.1 Tujuan dan Manfaat Wireshark ... 34

3.8 Software Simulasi ... 34

3.8.1 Virtual Box ... 34

BAB IV PEMBAHASAN ... 36

4.1 Identifikasi Masalah ... 36

4.1.1 Rancangan Topologi ... 37

4.2 Pembahasan ... 38

4.2.1 Instalasi Software ... 38

4.2.2 Cloning Operating System ... 57

4.3 Proses Konfigurasi ... 58

4.3.1 Konfigurasi Router ... 58

4.3.1.1 Loopback Interfaces ... 58

4.3.1.2 IP Addressing pada Mikrotik ... 60

STIKOM


(7)

xi

4.3.2 Konfigurasi Windows XP... 73

4.3.2.1 IP Addressing pada Windows XP ... 74

4.4 Tahap Pengujian ... 75

4.4.1 Ping antar router dan PC ... 75

4.4.2 Pengiriman Data ... 78

4.4.2.1 Hasil pengiriman menggunakan routing OSPF 78 4.4.2.2 Hasil pengiriman menggunakan routing MPLS 80 4.4.4 Monitoring Data ... 81

4.4.3.1 Monitoring LDP ... 81

4.4.3.2 Monitoring FTP ... 82

BAB V PENUTUP ... 83

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

Lampiran ... 86

STIKOM


(8)

1 BAB I

PENDAHULUHAN

1.1 Latar Belakang

Di era sekarang ini teknologi semakin berkembang tidak menutup kemungkinan metode yang digunakan dalam membangun sebuah jaringan komputer turut berkembang. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat di dunia ini. Perkembangan teknologi yang cukup pesat menjadikan teknologi yang awalnya sederhana menjadi teknologi modern. Kemajuan teknologi memang sangat penting untuk kehidupan manusia jaman sekarang. Karena teknologi adalah salah satu penunjang kemajuan manusia. Banyak masyarakat yang telah menggunakan teknologi masa kini untuk mempersingkat pekerjaan dan kelancaran proses kerja. Teknologi sudah ada sejak jaman dahulu, yaitu jaman romawi kuno. Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang. Hingga menciptakan obyek-obyek, teknik yang dapat membantu manusia dalam pengerjaan sesuatu lebih efisien dan cepat.

Kini banyak sekali teknologi yang dikembangkan, seperti mempercepat koneksi internet, mengembangkan jaringan nirkabel dan terutama yang banyak dikembangkan yaitu metode transfer data, karena banyak sekali orang yang ingin mentransfer datanya lebih cepat dan efisien melalui sebuah protokol. Ada tiga cara mentransfer data pada sebuah jaringan, yaitu unicast, multicast dan broadcast.

STIKOM


(9)

Jaringan Unicast adalah metode transfer data point to point, pengiriman yang hanya bisa dilakukan oleh satu pengirim dan satu penerima. Jaringan Multicast adalah metode transfer data yang dilakukan oleh satu pengirim ke suatu kelompok. Jaringan

Broadcast adalah metode transfer data dari satu pengirim ke semua pengirim ke semua penerima dalam suatu jaringan. Dalam tugas kerja praktek ini digunakan metode pengiriman Multicast dalam melakukan pengujian transfer data.

Selain itu, kecepatan transfer data menjadi masalah yang sering dialami oleh masyarakat dalam jaringan komputer yang dirancang. Sehingga proses transfer data menjadi lebih lambat. Dengan demikian, dibuatlah sebuah teknologi jaringan komputer berbasis Multi Protocol Label Switch (MPLS). MPLS ini memanfaatkan layer 2 dan layer 3. Teknologi tersebut dapat membantu mempercepat koneksi pada jaringan komputer sebagai kebutuhan sehari-hari. Dalam jaringan MPLS ini secara teoritis dapat meningkatkan kelancaran transfer data.

Berdasarkan latar belakang diatas, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ingin menerapkan teknologi MPLS. Maka dari itu melalui Kerja Praktek yang merupakan salah satu bagian mata kuliah wajib di jurusan Sistem Komputer STIKOM Surabaya. Mata kuliah kerja praktek bertujuan sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan apa yang diperoleh di bangku kuliah serta dengan adanya praktek langsung dilapangan.

STIKOM


(10)

Penulis mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek dilakukan mulai tanggal 29 Juli 2013 sampai dengan 06 September 2013 pada PDAM.

Pada kerja praktek untuk mensimulasikan MPLS di PDAM maka perangkat lunak yang digunakan adalah MikrotikOS. MikrotikOS dapat digunakan untuk menjadikan komputer router network yang handal yang dapat mengatur ip network

dan jaringan nirkabel.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu, bagaimana cara mensimulasi Multi Protocol Label Switch (MPLS) pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya (PDAM) dan dapat menganalisa dan mempelajari pengiriman data dengan cepat dan efisien.

1.3 Batasan Masalah

Membuat sebuah simulasi dengan software VirtualBox.VirtualBox digunakan untuk menjalankan sistem operasi tambahan. Sistem operasi yang digunakan untuk simulasi menggunakan Windows XP dan MikrotikOS. Simulasi yang dilakukan dalam kerja praktek adalah protokol MPLS.

STIKOM


(11)

1.4 Tujuan Kerja Praktek

Dalam melaksanakan kerja praktek di suatu perusahaan maupun instansi, maka mahasiswa sebagai seorang yang menjalankan syarat pendidikan tinggi tentunya memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan kegiatan praktek ini. Beberapa tujuan kerja praktek yang dimaksud adalah sebagian berikut :

1. Memenuhi kurikulum pendidikan yang ada di STIKOM Surabaya. 2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang

Multi Protocol Label Switch (MPLS) pada PDAM.

3. Mencari ilmu pengetahuan baru yang tidak didapatkan di bangku kuliah.

4. Mendidik dan melatih mahasiswa untuk dapat menyelesaikan dan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi di lapangan dalam melaksanakan praktek kerja

1.5 Waktu dan Lama Kerja Praktek

Kerja Praktek di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dilaksanakan selama satu bulan yang di mulai tanggal 29 Juli 2013 sampai dengan 06 September 2013.

STIKOM


(12)

1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Ruang lingkup kerja praktek ialah hal-hal yang dipelajari selama kerja praktek sehingga mendapatkan pengalaman belajar melalui pengamatan dibidang networking.

a. Mempelajari struktur organisasi PDAM Kota Surabaya. b. Mempelajari Prinsip dasar MPLS.

c. Menerapkan dan melakukan instalasi serta mendesain topologi jaringan. d. Skenario gangguan ( trouble shooting ) pada percobaan MPLS.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan hasil praktek kerja lapangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUHAN

Berisi tentang latar belakang, tujuan kerja praktek, waktu dan lama pelaksanaan kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek dan sistematika penulisan. Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisi tentang sejarah singkat PDAM Kota Surabaya, pengenalan unit kerja dan budaya masyarakat, pemahaman proses bisnis meliputi visi dan misi perusahaan.

STIKOM


(13)

BAB III LANDASAN TEORI

Berisi tentang pengertian sistem MPLS. Teori – teori diatas yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang membuat simulasi jaringan menggunakan mikrotik berbasis MPLS.

BAB V : PENUTUP

Bab ini adalah bab kelima yang merupakan bab terakhir dari laporan kerja praktek yang membahas tentang kesimpulan dan saran dari seluruh isi laporan ini yang disesuaikan dengan hasil dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya.

STIKOM


(14)

7

2.1 Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu perusahaan terbesar milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih dalam masyarakat umum. PDAM terdapat disetiap provinsi, kabupaten dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana air bersih yang diawasi atau di monitoring oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.

2.1.1 Dasar Hukum

Berdirinya PDAM Kota Surabaya merupakan peninggalan jaman Belanda, dimana pembentukan sebagai BUMD berdasarkan :

 Peraturan Daerah No. 7 tahun 1976 tanggal 30 Maret 1976

 Disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur, tanggal 06 Nopember 1976 No. II/155/76

 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya tahun 1976 seri C pada tanggal 23 Nopember 1976 No. 4/C

STIKOM


(15)

2.1.2 Sejarah Perkembangan Perusahaan

Pada perkembangan perusahaan ini, Dinas Pengairan Hindia Belanda (1800 - 1890) membangun saluran air sepanjang 12 kilometer dan bendungan yang mengalirkan air dari Sungai Elo ke pusat kota Magelang untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan mengairi sawah di wilayah Magelang. Berikut ini adalah sejarah perkembangan PDAM dari tahun ke tahun.

1890 : Air minum untuk Kota Surabaya pertama kali diambil dari sumber mata air di desa Purut Pasuruan diangkut dengan Kereta Api

1903 : Pemasangan pipa dari Pandaan oleh NV. Biernie selama 3 (tiga) tahun.

1906 : Jumlah Pelanggan ± 1.500 sambungan.

1922 : IPAM Ngagel I di bangun dengan kapasitas 60 lt/dt.

1932 : Mata air Umbulan ditingkatkan kapasitasnya dengan membangun rumah pompa baru.

1942 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 180 lt/dt

1950 : Perusahaan Air Minum diserahkan pada Pemerintah Republik Indonesia (Kota Praja Surabaya).

1954 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 350 lt/dt.

1959 : Pembangunan IPAM Ngagel II kapasitas 1.000 lt/dt, didesain & dilaksanakan oleh Degremont Fa. (Prancis).

1976 : Perusahaan Air Minum disahkan menjadi Perusahaan Daerah dan

STIKOM


(16)

dituangkan dalam Perda No. 7 tanggal 30 Maret 1976.

1977 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 500 lt/dt.

1978 : Pengalihan status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum dari Dinas Air Minum berdasarkan SK Walikotamadya Dati II Surabaya No. 657/WK/77 tanggal 30 Desember 1977.

1980 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.000 lt/dt.

1982 : Pembangunan IPAM Ngagal III kapasitas 1.000 lt/dt dgn lisensi dari Neptune Microfloc (Amerika Serikat).

1990 : Pembangunan IPAM Karangpilang I dengan kapasitas 1.000 lt/dt dengan dana Loan IBRD No. 2632 IND.

1991 : Pembangunan gedung kantor PDAM yang terletak di Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No.2 Surabaya yg dibiayai dana PDAM murni.

1994 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.500 lt/dt.

1996 : - Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.800 lt/dt

- Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi 1.200 lt/dt

- Dimulainya pembangunan IPAM Karangpilang II dengan kapasitas 2.000 lt/dt. Yang didanai Loan IBRD No. 3726 IND.

1997 : - Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.500 lt/dt.

- Produksi awal 500 l/dt IPAM Karangpilang II didistribusikan ke

STIKOM


(17)

pelanggan

1999 : Pembangunan IPAM Karangpilang II dengan kapasitas 2.000 lt/dt telah selesai

2001 : Pekerjaan peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II menjadi 2.500 lt/dt dimulai

2005 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.750 lt/dt

2006 : - Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi 1.450 lt/dt

- Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II menjadi 2.750 lt/dt

2009 : Pembangunan IPAM Karangpilang III dengan kapasitas 2.000 lt/dt

STIKOM


(18)

2.1.3 Visi Misi PDAM Kota Surabaya

Adapun visi dan misi dari PDAM Kota Surabaya adalah sebagai berikut:

Visi

1. Tersedianya air minum yang cukup bagi pelanggan melalui perusahaan air minum yang mandiri, berwawasan global, dan terbaik di Indonesia.

Misi

1. Memproduksi dan mendistribusikan air minum bagi pelanggan

2. Memberi pelayanan prima bagi pelanggan dan berkelanjutan bagi pemangku kepentingan

3. Melakukan usaha lain bagi kemajuan perusahaan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

2.2 Jumlah Pelanggan Tahunan

Pelayanan air minum kepada masyarakat tidak hanya terbatas pada daerah administratif kota Surabaya saja, melainkan juga masyarakat daerah Kabupaten Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik. Selain itu, PDAM Kota Surabaya juga mendukung program pemerintah untuk pelayanan air bersih, misalnya untuk:

 Perumnas

 Program perbaikan kampung (KIP)

 Kran umum bantuan UNICEF/Pemerintah Pusat

STIKOM


(19)

Untuk masyarakat yang daerahnya belum terjangkau jaringan pipa distribusi, pelayanan dilakukan dengan menggunakan mobil tangki, termnal air, hidran umum dan kran umum.

Data jumlah pelanggan yang lebih detil bisa dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Jumlah Pelanggan menurut Jenis Pelanggan

No Jenis Pelanggan

T A H U N

2008 2009 2010 2011 2012 1 Perumahan 355.799 367.456 397.040 420.140 445.714 2 Pemerintah 1.177 1.199 1.201 1.182 1.396 3 Perdagangan 27.514 28.609 29.769 31.376 32.561

4 Industri 892 881 872 578 403

5 Sosial Umum 3.521 3.598 3.560 3.495 3.482 6 Sosial Khusus 1.447 1.516 1.572 1.714 1.608

7 Pelabuhan 4 4 4 4 5

Total 390.354 403.263 434.018 458.489 485.169 8 Jumlah Penduduk 2.749.306 2.794.596 2.731.018 2.719.237 2.750.357 9 Penduduk Terlayani 1.969.730 2.028.175 2.168.698 2.270.751 2.389.498 10 Cakupan Layanan 71.64% 72.57% 79.41% 83.51% 86.88%

STIKOM


(20)

2.3 Susunan Direksi

Susunan direksi dari PDAM Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Susunan Direksi PDAM

STIKOM


(21)

14 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Multi Protocol Label Switch (MPLS)

MPLS merupakan teknologi jaringan populer sekitar beberapa tahun lalu. Protokol ini menggunakan label yang melekat pada paket untuk meneruskan melalui jaringan.

3.1.1 Definisi MPLS

MPLS adalah teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone

berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik. Yang dimaksud circuit-switched dan packet-switched adalah sebagai berikut :

- Circuit-switched adalah model jaringan yang menerapkan sebuah jalur komunikasi yang dedicated antara 2 station.

- Packet-switched adalah metode komunikasi jaringan digital yang ditransmisikan semua data yang terlepas dari struktur paket.

MPLS Label dapat membangun pemetaan label-to-label antar router. Label ini melekat pada paket IP yang memungkinkan router untuk meneruskan jalur lalu lintas dengan melihat label dan bukan alamat IP tujuan. Paket yang diteruskan oleh Label Switching bukan IP Switching. Teknik Label Switching

bukanlah hal yang baru. Teknologi yang sebelumnya yaitu Frame Relay dan ATM teknologi tersebut dapat digunakan untuk memindahkan frame seluruh jaringan.

STIKOM


(22)

Pada Frame Relay, framenya bisa menjadi sedikit panjang. Sedangkan

Asynchronous Transfer Mode (ATM), mempunyaiFixedLengthyang terdiri dari 5

header byte dan payload 48 byte. Header pada ATM dan Frame Relay dapat mengacu pada virtual circuit yang berada pada frame. Frame Relay dan ATM mempunyai kesamaan yaitu setiap hop diseluruh jaringan dan nilai label dalam

header dapat berubah.Hal ini berbeda dari paket forwarding, ketika sebuah router

menforward paket IP, nilai yang berkaitan dengan tujuan dari paket tidak merubah alamat IP tujuan. Fakta bahwa MPLS Label digunakan untuk meneruskan paket-paket. (Ghein, 2007)

3.1.2 Manfaat MPLS

Bagian ini menjelaskan secara singkat tentang manfaat dari MPLS dalam jaringan. Manfaat dari MPLS sebagai berikut :

 Penggunaan satu infrastruktur jaringan  IP yang lebih baik dari integrasi ATM

Border Gateway Protocol (BGP) inti yang kosong  Peer-to-peer pada model MPLS VPN

 Arus lalu lintas dapat optimal  Rekayasa lalu lintas

STIKOM


(23)

3.1.3 Arsitektur MPLS

MPLS dapat didefinisikan sebagai memadukan mekanisme label swapping

di layer 2 dengan routing pada layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket. Arsitektur ini dirancang untuk memenuhi karakteristik pada sebuah jaringan

carrier berskala besar. Pada tahun 1997 Internet Engineering Task Force (IETF) mengembangkan metode umum yang distandartkan. Tujuan dari MPLS ini untuk menstandartkan protokol-protokol yang menggunakan teknik pengiriman label

swapping. Penggunaan label swapping memiliki banyak keuntungan, seperti memisahkan masalah routing dari masukan forwarding. MPLS memiliki kelebihan yang mampu memperkenalkan connection stack kembali ke dalam

dataflow. Control Plane merupakan sebuah perancangan dari arsitektur MPLS dapat dilihat pada Gambar 3.1

Sumber : http://digilib.ittelkom.ac.id

Gambar 3.1 Perancangan arsitektur MPLS

IP Routing Protocol

Label Distribution

Protocol IP Routing Table

Label Forwarding

Control Plane

Pertukaran informasi label

IP Paket masuk IP Paket keluar

Label Paket masuk Label Paket keluar

Pertukaran informasi routing

STIKOM


(24)

3.1.4 MPLS Label

Dalam satu MPLS Label mempunyai 32 bit dengan struktur tertentu.Sintak dari MPLS Label ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Sumber : http://digilib.ittelkom.ac.id

Gambar 3.2 Sintak pada MPLS Label

Label pertama merupakan field yang bernilai 20 bit yang merupakan nilai dari label dan nilai ini bisa antara 220– 1 or 1.048.575. pada bit ke 16 digunakan untuk penggunaan normal. Secara teknis field digunakan untuk keperluan

experimental (EXP). Field ini dapat digunakan untuk menangani Quality of Service (QoS) pada bit 20 sampai bit 22. Selanjutnya, pada bit 23 digunakan untuk Bottom of Stack bit (BoS). BoS merupakan bit yang dapat diatur pertama dan dalam stack ditemukan paket yang dikoleksi terdiri dari satu label atau lebih. Jumlah dari keseluruhan label yaitu 32 bit yang berada pada stack dengan jumlah terbatas. Bit 24 – 31 adalah 8 bit yang digunakan untuk Time To Live (TTL). TTL berfungsi sama dengan IP Header. Hal ini dapat mengalami penurunan sebesar 1

hop dan fungsi utamanya untuk menghindari paket dalam routing loop. Dan jika

routing loop terjadi dan tidak ada TTL, maka akan terjadi paket loop selamanya. Jika TTL mencapai 0, maka paket tersebut akan dibuang. (Ghein, 2007)

STIKOM


(25)

3.1.5 Komponen MPLS

Komponen dari MPLS. Struktur – struktur komponen dari MPLS dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Sumber : http://digilib.ittelkom.ac.id

Gambar 3.3 Struktur komponen MPLS Berikut adalah komponen dari MPLS.

 MPLS Node

Router yang ada di jaringan MPLS akan meneruskan paket yang diterima berdasarkan label

 MPLS Label

Merupakan sebuah header tambahan yang diletakan diantara layer 2 dan IP header.

 MPLS Ingress Node

MPLS Node mengatur lalu lintas saat paket masuk pada MPLS core dan

IngressNode disebut dengan PE (Power Edge) router.

 MPLS Egress Node

Kegunaan Egress node sama seperti Ingress Node.

STIKOM


(26)

 Label Edge Router (LER)

MPLS node menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berbeda diluar domain.

 Label Switched Path (LSP)

Merupakan jalur yang terbentuk satu atau lebih Label Switching Hop yang diteruskan oleh label swapping berdasarkan label Forwarding Equivalent Class dari satu node ke node yang lain.

 Label Switching Router (LSR)

LSR ini sering disebut dengan Providerrouter. LSR ini mendukung paket

forwarding.

3.1.6 Struktur MPLS

Struktur MPLS terdiri dari Edge Label Switching Routers (ELSR) yang mengelilingi sebuah core Label Switching Routers (LSRs). Elemen dasar MPLS yaitu : (Saputro, 2013)

Edge Label switching Routers (ELSR)

ELSR terletak pada perbatasan jaringan MPLS dan berfungsi sebagai pengaplikasian label ke dalam paket yang masuk ke dalam jaringan MPLS. Perangkat Label Switches ini berfungsi untuk merubah paket-paket yang telah dilabeli berdasarkan label tersebut dan mendukung layer 3

routing atau layer 2 switching. Label switch tersebut memiliki persamaan yang biasa dikerjakan dalam ATM.

STIKOM


(27)

Label Distribution Protocol (LDP)

Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menginformasikan label yang telah dibuat dari LSR ke LSR lain dalam satu jaringan.

3.2 Operating System (OS)

Operating System adalah perangkat program untuk mengelola perangkat keras komputer dan menyediakan layanan untuk perangkat lunak. Terdapat 2

Operating system yang digunakan dalam simulasi, yaitu : 3.2.1 Mikrotik RouterOS

Mikrotik RouterOS adalah sebuah sistem operasi yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer sebagai router network, berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan nirkabel. Dan versi Mikrotik dalam bentuk perangkat lunak yang dapat diinstall pada komputer rumahan (PC) melalui CD. OS Mikrotik dapat di unduh pada website resmi www.mikrotik.com. Namun file

image mikrotik merupakan versi trial Mikrotik yang hanya dapat digunakan dalam waktu 24 jam. Untuk dapat digunakan secara full time harus membeli

licensikey.

3.2.1.1Fitur – fitur Mikrotik

Beberapa fitur yang diberikan oleh Mikrotik yaitu :

1 Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama 2 Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in/dial-out, dengan

otentikasi CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.

STIKOM


(28)

3 Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

4 Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.

5 Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED,SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.

6 DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases.

7 Firewall dan NAT : Mendukung penyaringan koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP,TCP Flags dan MSS.

8 Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL, HTTPS.

9 IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5

STIKOM


(29)

10 ISDN : Mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol. 11 M3P : Mikrotik Protokol Paket Packer untuk wireless

links dan ethernet.

12 MNDP : Mikrotik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP). 13 Monitoring / Accounting : Laporan Trafic IP, log, statistik graph yang dapat

diakses melalui HTTP.

14 NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.

15 Poin to Point Tunneling Protocol

: PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator;

protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi 28MPPE; kompresi untuk PPoE;

limit data rate.

16 Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS

proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

17 Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.

STIKOM


(30)

18 SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.

19 Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

20 SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only.

21 Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media types;

sync- PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.

22 Tool : Ping, Traceroute; bandwidthtest; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamik DNS update.

23 UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play

24 VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

25 VoIP Mendukung aplikasi voice over IP.

26 WinBox Aplikasi mode GUI untuk meremote dan

mengkonfigurasi MikroTik RouterOS serta VRRP yang mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

STIKOM


(31)

3.2.2 Windows XP

Windows XP adalah sistem operasi berbasis grafis yang dibuat oleh Microsoft, digunakan pada komputer pribadi, yang mencakup komputer rumah dan desktop bisnis, laptop, dan pusat media. Nama "XP" adalah kependekan dari "Experience" dan logo Windows XP dapat dilihat pada Gambar 3.4.

sumber : microsoftwindowssupport.com

Gambar 3.4 Windows XP

Windows XP merupakan penerus Windows 2000 Professional dan Windows Me, dan merupakan versi sistem operasi Windows pertama yang berorientasi konsumen yang dibangun di atas kernel dan arsitektur Windows NT.

3.3Konsep Dasar Protokol 3.3.1 Protokol

Protokol merupakan prosedur untuk mengatur beberapa fungsi yang ada pada setiap komputer. Protokol mengizinkan adanya hubungan antar komputer. Adanya hubungan akan memungkinkan dua atau lebih dapat saling bertukar informasi antar komputer. Tugas dari protokol yaitu mengatur hubungan data mulai dari komunikasi data dimulai sampai proses data diakhiri. Ada beberapa jenis protokol yang dapat saling berhubungan dengan internet, sebagai berikut :

1 File Transfer Protocol : Digunakan untuk melakukan mengirimkan

STIKOM


(32)

(FTP) data antar komputer. 2 Hyper Text Transfer

Protocol (HTTP)

: Digunakan untuk mentransfer halaman web

3 Simple Mail Transfer Protocol (SMPT)

: Digunakan untuk mengirimkan email

4 Post Office Protocol (POP3) : Digunakan untuk membaca email 5 Dynamic Host

Configuration Protocol

(DHCP)

: Digunakan untuk membagi IP pada setiap

workstation

3.3.2 Internet Protocol (IP)

Internet Protocol merupakan pengkodean pengenalan komputer pada jaringan dan komponen pada internet. Tanpa alamat IP user tidak akan dapat terhubung ke internet.

3.3.3 Pembagian Kelas IP

Internet Protocol (IP) digunakan untuk menjadi standart dari Internet Protocol Versi 4 (IPv4). Dikarenakan user semakin banyak, maka dimasa akan datang menggunakan Internet Protocol Versi 6 (IPv6) dan sering disebut Internet Next Generation. Dalam penggunaan, IP dapat dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu

Kelas A : 10.0.0.0 sampai 10.255.255.255 Kelas B : 172.16.0.0 sampai 172.31.255.255 Kelas C : 192.168.0.0 sampai 192.168.255.255

STIKOM


(33)

3.3.4 Penggunaan Subnet Mask

Subnet Mask digunakan untuk membaca bahwa komputer yang terhubung berada dalam grup yang sama. Hal tersebut berkaitan dengan pengiriman dan pengaksesan data dalam jaringan lokal. Setiap pemasangan workstation, harus menggunakan IP, komputer juga harus diberikan nomor subnet yang dibedakan tiap kelas. Berikut subnet yang digunakan pada setiap kelas dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Subnet Mask setiap Kelas

Kelas Subnet Mask

Kelas A 255.0.0.0

Kelas B 255.255.0.0

Kelas C 255.255.255.0

3.3.5 Transmission Control Protocol (TCP)

Transmission Control Protocol berfungsi untuk melakukan transmisi data pada segmen. Model protokol TCP disebut connection oriented protocol. Berbeda dengan model User Datagram Protocol (UDP) yang disebut connectionless protocol

3.3.6 Arsitektur TCP/IP

Suatu komunikasi data merupakan proses mengirimkan data dari satu komputer ke komputer yang lain, untuk proses pengiriman paket data yang terdapat beberapa permasalahan yang sangat rumit diantaranya harus ada kesamaan bahasa agar dapat saling berinteraksi atau berkomunikasi.

STIKOM


(34)

3.4Konsep Dasar Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah menghubungkan 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan protokol komunikasi melalui media transmisi kabel atau

wireless. Jaringan komputer mempunyai beberapa keunggulan seperti berbagi data, informasi, program aplikasi, dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-drive ataupun hardisk.

3.4.1 Jenis Jaringan

Jaringan komputer yaitu sebuah kumpulan yang saling terhubung satu dengan yang lain. Ada beberapa jenis jaringan sebagai berikut :

1. Local Area Network (LAN)

LAN merupakan jaringan pribadi dalam sebuah gedung atau tiap ruangan

lab sekolah. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan untuk memakai resource, seperti

sharing printer atau bertukar informasi, dapat dilihat pada Gambar 3.5. (Rafiudin, 2003)

sumber : www.it-artikel.com

Gambar 3.5 Local Area Network

STIKOM


(35)

2. Wide Area Network (WAN)

WAN dapat mengkoneksikan user – user jaringan dalam area geografis, membuatnya menjadi praktis dalam berkomunikasi dan sharing antarnegara dan benua. Sebagai contohnya yaitu operator bank yang dapat mengakses komputer pada kantor cabangnya yang terletak diberbagai kota maupun negara. Contoh topologi dapat dilihat pada Gambar 3.6. (Rafiudin, 2003)

sumber : www.it-artikel.com

Gambar 3.6 Wide Area Network

3. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN adalah jaringan komputer yang sama dengan Local Area Network

(LAN) dan biasanya MAN meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan MAN menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh jaringan kantor cabang sebuah bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya. Contoh topologi MAN dapat dilihat pada Gambar 3.7. (Yuhefizar, 2003)

STIKOM


(36)

sumber : www.it-artikel.com

Gambar 3.7 Metropolitan Area Network

4. Internet

Jaringan didunia ini menggunakan perangkat jaringan yang berbeda – beda dan orang dapat terhubung dengan orang lain yang terhubung dengan jaringan yang lain. Setiap orang yang terhubung ke jaringan menggunakan perangkat yang berbeda beda, oleh sebabnya setiap orang membutuhkan gateway untuk saling terhubung. Gateway akan menghubungkan antar perangkat yang lain untuk menghubungkan dari hardware maupun software. Adapun contoh dari jaringan

internet dapat digambarkan pada Gambar 3.8. (Yuhefizar, 2003)

sumber : www.it-artikel.com

Gambar 3.8 Ilustrasi Internet

STIKOM


(37)

5. Jaringan Wireless (Jaringan Tanpa Kabel)

Jaringan ini merupakan suatu solusi komunikasi yang tidak bisa dilakukan menggunakan kabel. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah banyak yang menggunakan dan mampu memberikan kecepatan akses yang cepat dibandingkan kabel.

3.4.2 Jenis Topologi Jaringan

Topologi jaringan yaitu suatu bentuk struktur dari jaringan yang dibangun sesuai dengan kebutuhan untuk menghubungkan antar komputer. Topologi jaringan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Topologi STAR

Topologi star ini merupakan sebuah topologi jaringan yang menggunakan sebuah swicth/hub untuk menghubungkan antar node client.

2. Topologi BUS

Topologi bus ini menggunakan sebuah kabel backbone yang berjenis

coaxial yang melintang disepanjang node client dan pada ujung kabel tersebut terdapat konektor T sebagai end to end.

3. Topologi RING

Topologi merupakan untuk menghubungkan antar PC dengan PC yang lain tanpa menggunakan hub atau switch.

4. Topologi TREE

Topologi Tree merupakan gabungan antara topologi star dan bus, bahkan dapat juga ditambahkan dengan topologi star. Topologi ini menggunakan

STIKOM


(38)

backbone sama dengan topologi bus yang berfungsi sebagai tulang punggung jaringan.

5. Topologi MESH

Topologi Mesh merupakan topologi pemilihan rute jaringan.

3.5Jenis Routing

Beberapa jenis routing yang sudah diterapkan dan digunakan sebagai berikut : 3.5.1 OSPF

Open Shortest Path First (OSPF) merupakan protokol routing link state

dan digunakan untuk menghubungkan router-router yang berada dalam satu

Autonomous System (AS) sehingga protokol routing ini termasuk juga kategori

Interior Gateway Protocol (IGP). OSPF pertama kali dikembangkan pada tahun 1987 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) dan pertama kali dipublikasikan adalah OSPFv1. Pada tahun 1991, OSPFv2 mulai dipublikasikan sampai tahun 1998 perkembangan OSPF menjadi OSPFv3 hingga tahun 2008 OSPFv3 ini disempurnakan. (Towidjojo, 2013)

3.5.1.1Karakteristik OSPF

Protokol routing OSPF memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : - Merupakan protokol routing link state, sehingga setiap router memiliki

gambaran topologi jaringan.

- Menggunakan Hello Packet untuk mengetahui keberadaan neighbor router. - Routing update hanya dikirimkan bila terjadi perubahan dalam jaringan dan

dikirimkan secara multicast.

STIKOM


(39)

- Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena dapat dibagi berdasarkan konsep

area.

- Menggunakan cost sebagai metric, dengan cost terendah yang akan menjadi

metric terbaik.

- Tidak memiliki keterbatasan hop count

- Merupakan routing protokol classless

- Nilai secara defaultAdministrative Distance (AD)

- Memiliki fitur authentication saat mengirim routing update.

3.5.2 STATIC Routing

Static Routing merupakan metode routing tabel yang dibuat secara manual

oleh user. (Agung, 2013)

3.5.2.1Keuntungan Static Routing

Routing static memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut : - Tidak ada waktu pemrosesan pada CPU router.

- Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.

- Dapat menambahkan keamanan, karena admin dapat memberikan akses routing tertentu.

3.5.2.2Kerugian Static Routing

Routing static memiliki beberapa kerugian sebagai berikut : - Admin harus dapat memahami bagaimana internet bekerja. - Menambahkan route ke semua router secara manual. - Tidak sesuai untuk network yang besar.

STIKOM


(40)

3.6Layanan

Sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya, berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi. Tujuannya agar setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan. Ada beberapa layanan untuk media pengiriman, sebagai berikut :

3.6.1 FTP Server

File Transfer Protocol (FTP) Server merupakan perangkat lunak yang bertanggung jawab untuk menerima permintaan protokol FTP dari Client. FTP ini berfungsi untuk mendownload atau mengupload file antar komputer. (Ozan, 2012)

3.6.2 FTP Client

FTP Client merupakan aplikasi untuk mengelola dan mentransferfile antar

Client dan Server. Pada umumnya digunakan untuk mendownload file ke Server. Ada beberapa aplikasi FTP diantaranya Filezila, FireFTP, dan masih banyak lagi. (Ozan, 2012)

3.7Monitoring Jaringan

Monitoring jaringan dibutuhkan untuk melakukan pengawasan pada jaringan yang dilakukan, agar jaringan tersebut selalu terkontrol dan apabila terputus dapat diketahui langsung oleh user. Pada kali ini software yang digunakan untuk monitoring jaringan yaitu Wireshark.

STIKOM


(41)

3.7.1 Wireshark

Wireshark merupakan salah satu tool monitoring jaringan yang berfungsi untuk mengawasi lalu lintas pada jaringan komputer dan dapat menganalisa keseluruhan jaringan komputer. Logo wireshark dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Sumber: http://www.wireshark.org

Gambar 3.9 Wireshark

Wireshark dapat melihat dan meyimpan informasi mengenai paket keluar dan masuk dalam jaringan yang terkirim dan diterima.

3.7.1.1Tujuan dan Manfaat Wireshark

Manfaat dari software Wireshark ini sebagai berikut : - Menangkap informasi yang dikirim dan diterima - Mengetahui aktivitas dalam jaringan komputer

- Mengetahui dan menganalisa kinerja jaringan komputer - Mengamati keamanan jaringan komputer

3.8Software Simulasi

Software simulasi yang digunakan dalam membuat simulasi jaringan yaitu : 3.8.1 Virtual Box

Software Virtual ini merupakan sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk mengeksekusi sistem operasi tambahan dalam sistem utama. Fungsinya

STIKOM


(42)

untuk melakukan uji coba dan simulasi suatu sistem operasi tanpa menghilangkan sistem utama. Contoh logo virtual box dapat dilihat pada Gambar 3.10

Sumber :http://virtualbox.org

Gambar 3.10 Virtual Box

STIKOM


(43)

36 4.1Identifikasi Masalah

Perancangan simulasi dengan virtualbox menggunakan media pengiriman data dengan metode protokol Multi Protocol Label Switch (MPLS) pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dengan menggunakan protokol ini, dapat meningkatkan efisiensi dalam pengiriman paket. Topologi ini dibuat untuk mengirimkan data antar cabang PDAM yang saling terhubung. Router digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan yang berbeda dari segi teknologinya. Apabila salah satu router dimatikan, maka jalur paket data mencari jalur pintas yang lain yang juga disebut dengan redudansi. Maka dari itu topologi yang dirancang penulis dapat mengatasi pengiriman data agar sampai ke tempat tujuan.

STIKOM


(44)

Gambar 4.1 Desain topologi jaringan

Pada Gambar 4.1 sebuah desain topologi untuk PDAM, terdapat 7 router dan 7 Personal Computer (PC). Setiap router dimisalkan sebagai router cabang dan setiap PC dimisalkan sebagai pengguna setiap cabang. Router yang digunakan adalah router

mikrotik dan setiap PC menggunakan sistem operasi Windows XP. Jaringan antar

router mempunyai satu alamat jaringan dengan subnet 255.255.255.252 sehingga mempunyai host yang sah adalah 2 alamat IP. Dengan menggunakan 2 IP yang sah, maka dapat meminimalkan atau mencegah pencurian data melalui jaringan yang tidak dipakai.

STIKOM


(45)

4.2.1 Instalasi Software

Dalam membuat simulasi ini penulis menggunakan salah satu aplikasi virtual

yang digunakan salah satunya yaitu virtualbox. Aplikasi ini digunakan untuk mengeksekusi sistem operasi tambahan dalam sistem utama. Aplikasi tersebut dapat di unduh pada website resminya, yaitu https://www.virtualbox.org/wiki/Downloads, contoh dapat di lihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Web Virtual Box

Selesai menggunduh aplikasi tersebut. Selanjutnya klik 2 kali pada aplikasi yang telah di unduh tadi, kemudian muncul seperti Gambar 4.3 dan tekan “Next” untuk melanjutkan.

STIKOM


(46)

Gambar 4.3 Proses awal instalasi virtualbox

Akan muncul seperti Gambar 4.4, disini akan diketahui fitur yang ada di virtual box. Tekan “Next” untuk melanjutkan proses install.

Gambar 4.4 Fitur Virtual Box

Selanjutnya muncul seperti Gambar 4.5, disini dapat menetukan letak shortcut

aplikasi yang nantinya akan muncul setelah proses instalasi selesai. Setelah itu tekan “Next”.

STIKOM


(47)

Gambar 4.5 Membuat Shortcut pada Dekstop

Berikut akan muncul peringatan seperti Gambar 4.6, memberitahukan bahwa mengatur ulang koneksi jaringan dan untuk sementara jaringan diputuskan.

Gambar 4.6 Peringatan perangkat jaringan

Kemudian klik install dan proses akan berlangsung seperti Gambar 4.7. Tunggu proses install selesai. Setelah selesai tekan “Finish” dan proses install selesai, seperti Gambar 4.8.

STIKOM


(48)

Gambar 4.7 Proses Install

Gambar 4.8 Proses install selesai

Untuk menjalankan aplikasi ini klik 2 kali pada icon aplikasi dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.9.

STIKOM


(49)

Gambar 4.9 Tampilan Virtual box

Proses selanjutnya, menginstall MikrotikOS pada virtual box. Untuk membuatnya pilih “New”, seperti Gambar 4.192.

Gambar 4.10 Create Virtual

Disini penulis menggunakan linux dikarenakan sistem basic dari MikrotikOS yaitu linux. Beri nama pada kolom yang sudah disediakan dan pilih tipe operating system yang ingin digunakan, contoh seperti Gambar 4.11. Setelah selesai, tekan “Next” untuk melanjutkan.

STIKOM


(50)

Gambar 4.11 Memberi nama pada virtual

Lalu atur Random Access Memory (RAM) yang digunakan untuk operating system. Penulis mengalokasikan RAM seperti Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Pengaturan RAM virtual

Langkah selanjutnya membuat hard drive virtual, jika sudah memiliki tinggal pilih “use existing hard disk”. Akan tetapi penulis tidak memiliki, maka pilih “Create new hard disk” dan dapat dilihat pada Gambar 4.13.

STIKOM


(51)

Gambar 4.13 Membuat hard diskvirtual

Setelah membuat hard disk, proses selanjutnya memilih format virtual disk

yang dinginkan, seperti Gambar 4.14. Tekan “Next” untuk melanjutkan.

Gambar 4.14 Format virtual Kemudian pilih Fixed size, seperti Gambar 4.15.

STIKOM


(52)

Gambar 4.15 Penyimpanan dan hard drive fisik

Lalu atur ukuran hard disk dan penulis mengalokasikan hard disk pada virtual

sekitar 1 GB, seperti Gambar 4.16. Selanjutnya tekan “Create” dan tunggu sampai proses selesai.

Gambar 4.16 Ukuran hard disk

Jika sudah selesai, akan muncul seperti Gambar 4.17. Proses selanjutnya, pilih “Setting”kemudian pilih “storage” seperti Gambar 4.18.

STIKOM


(53)

Gambar 4.17 Proses Create selesai

Gambar 4.18 Memasukkan CD/ISO

Setelah selasai, pilih “Start” untuk melakukan proses booting, kemudian muncul perintah fasilitas yang akan digunakan. Pilih “a” pada keyboard untuk memilih semua fasilitas dari mikrotik, selanjutnya pilih “i” untuk menginstall, seperti Gambar 4.19.

STIKOM


(54)

Gambar 4.19 Proses install MikrotikOS

Setelah itu muncul perintah “Do you want to keep old Configuration? [y/n]”

pilih “n” pada keyboard, karena penulis ingin mengkonfigurasi virtual routing yang baru. Kemudian muncul lagi peringatan “all data on the disk will be erased! Continue? [y/n]” pilih “y”. Tunggu proses instalasi hingga selesai dan tekan “enter” untuk reboot, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.2168.

Gambar 4.20 Proses format disk

STIKOM


(55)

pilih CD/DVD devices kemudian pilih “remove disk from virtual drive”. Tampilan MikrotikOS dapat dilihat pada Gambar 4.21.

Gambar 4.21 Tampilan Mikrotik

Proses instalasi mikrotik telah selesai dibuat. Kemudian sekarang proses menginstall Windows XP. Membuat virtual sama dengan membuat virtual Mikrotik yang berada di atas hanya bedanya pada type operating system dan pembagian ukuran

hard drive. Proses instalasi Windows XP ini dapat dilihat pada Gambar 4.22.

Gambar 4.22 Tampilan booting windows xp

STIKOM


(56)

ini. Tekan “Enter” pada keyboard untuk melanjutkan instalasi Windows XP.

Gambar 4.23 Install Windows XP

Setelah itu muncul End-User License Agreement. Tekan “F8” untuk menyetujui, seperti Gambar 4.24.

Gambar 4.24 Lisensi dari Windows XP

Kemudian akan muncul partisi hard disk. Tekan “C” untuk membuat partisi atau tekan “Enter” untuk langsung menginstall, seperti contoh Gambar 4.25.

STIKOM


(57)

Gambar 4.25 Partisi hard disk

Setelah tekan “C”, maka akan muncul tampilan yang berisi untuk menentukkan kapasistas hard disk yang ingin dibuat dan lalu tekan “Enter” untuk melanjutkan.

Setelah itu, muncul seperti Gambar 2.26 dan tekan “Enter”.

Gambar 4.26 Kapasitas Hard disk

Kemudian pilih format partisinya, seperti Gambar 4.27 dan selanjutnya tekan “Enter”.

STIKOM


(58)

Gambar 4.27 Format partisi

Setelah selesai format, maka proses menyalin file akan berlangsung pada proses instalasi, seperti pada Gambar 4.28.

Gambar 4.28 Proses menyalin file

Setelah proses instalasi selesai, maka akan otomatis restart. Selanjutnya proses instalasi Windows XP dimulasi dan dapat dilihat pada Gambar 4.29.

STIKOM


(59)

Gambar 4.29 Proses instalasi Windows XP

Kemudian muncul pengaturan Bahasa dan Daerah seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.3168. Setelah di atur pilih “Next” untuk melanjutkan.

Gambar 4.30 Bahasa dan Daerah

Setelah itu isikan nama dan organisasi sesuai keinginan dan pilih “Next” untuk

melanjutkan. Proses selanjutnya yaitu mengisikan serial number, dapat dilihat pada Gambar 4.31.

STIKOM


(60)

Gambar 4.31 Mengisi Serial Number

Isikan nama komputer sesuai keinginan dan isikan juga password jika diperlukan, seperti contoh pada Gambar 4.32.

Gambar 4.32 Nama dan password komputer

Selanjutnya pengaturan jam, tanggal dan time zone, seperti Gambar 4.33. Pilih “Next” untuk melanjutkan proses tersebut.

STIKOM


(61)

Gambar 4.33 Atur jam, tanggal dan time zone

Pilih “Typical setting”, seperti Gambar 4.34. kemudian tekan “Next”.

Gambar 4.34 Pengaturan Jaringan

Pilih button yang pertama jika komputer stand alone, contoh seperti Gambar 4.35. Kemudian untuk melanjutkan tekan “Next”.

STIKOM


(62)

Gambar 4.35 Workgroup

Tunggu proses copy file selesai hingga muncul loading Windows XP seperti pada Gambar 4.36 dan Gambar 4.37.

Gambar 4.36 Proses copy file

STIKOM


(63)

Gambar 4.37 Loading windows

Kemudian muncul tampilan “Welcome To Microsoft Windows”, pilih “Next”.

Muncul lagi “Help Protect Your Pc” pilih “Not Right Now” kemudian pilih “Next”.

Komputer akan memeriksa koneksi internet. Pilih buttonNo, this computer will connect directly to the internet”, pilih “Next” untuk melanjutkan dan setelah itu proses selanjutnya adalah registrasi online dengan Microsoft, pilih “No, at this time

kemudian “Next”. Isikan nama pengguna komputer dan setelah itu proses instalasi Windows XP selesai hingga muncul seperti Gambar 4.38.

Gambar 4.38 Dekstop awal Windows XP

STIKOM


(64)

Penulis membutuhkan MikrotikOS dan WindowsOS sebanyak 7 buah. Maka, penulis meng-clone Operating System yang sudah di install tadi. Cara clone atau menggandakan dapat dilihat pada Gambar 4.39.

Gambar 4.39 Cloning Operating System

Setelah proses seperti Gambar 4.39, selanjutnya rubah nama dari masing – masing OS dan pilih “reinitialize the MAC address of all network cards”. Kemudian type clone, pilih “full clone” tekan clone dan tunggu hingga selesai.Hasil dari clone dapat dilihat pada Gambar 4.4168.

Gambar 4.40 Hasil clone pada virtual box

STIKOM


(65)

Sebelum mengaktifkan semua virtual setting dahulu interface pada virtual box dengan cara, pilih “Setting” kemudian “Network”. Atur interface seperlunya, pada simulasi ini penulis menggunakan 4 interface, maka semua adapter dipakai dan penulis menggunakan bridged adapter yang digunakan untuk interface Local Area Network

(LAN) contoh dapat dilihat pada Gambar 4.41.

Gambar 4.41 Interface di virtual box 4.3.1 Konfigurasi Router

4.3.1.1Loopback Interfaces

Konfigurasi ini untuk mendistribusikan setiap label informasi yang terdapat pada router. Proses pendistribusian label ini dikonfigurasi pada masing-masing

interface pada router yang terkoneksi dengan router lainnya. Informasi label yang didistribusikan dari satu router ke router lainnya adalah loopbackaddress yang dalam simulasi ini dikonfigurasikan dengan nama lobridge. Berikut adalah konfigurasi untuk

interface loopback pada setiap router dan untuk IP loopback yang digunakan dalam simulasi ini dapat di lihat pada Tabel 4.1.

STIKOM


(66)

Router 56.2

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.1/32 interface=lobridge Router 58.2

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.2/32 interface=lobridge Router 73.2

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.3/32 interface=lobridge Router 71.2

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.4/32 interface=lobridge Router 74.2

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.5/32 interface=lobridge Router 72.2

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.6/32 interface=lobridge Router 70.2

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.7/32 interface=lobridge

STIKOM


(67)

Tabel 4.2 Interface bridge

Router Name IP Address Interface

56.2 lobridge 192.255.255.1/32 lobridge

58.2 lobridge 192.255.255.2/32 lobridge

73.2 lobridge 192.255.255.3/32 lobridge

71.2 lobridge 192.255.255.4/32 lobridge

74.2 lobridge 192.255.255.5/32 lobridge

72.2 lobridge 192.255.255.6/32 lobridge

70.2 lobridge 192.255.255.7/32 lobridge

4.3.1.2IP Addressing pada Mikrotik

IP Address yaitu suatu identitas numerik yang dilabelkan kepada suatu alat, misal komputer, yang terdapat didalam suatu jaringan komputer yang menggunakan

internet protocol sebagai sarana komunikasi. Penulis memberi atau mengkonfigurasi hubungan antar router inti dan router lain yang berbeda jaringan. Berikut adalah pengalamatan IP pada setiap router dan untuk IP setiap router dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 konfigurasi IP address Router 56.2

[admin@mikrotik]> IP address

[admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.56.2/30 interface=ether1

STIKOM


(68)

[admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.56.9/30 interface=ether3 Router 58.2

[admin@mikrotik]> IP address

[admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.56.10/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.58.5/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.58.2/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.60.1/30 interface=ether4 Router 73.2

[admin@mikrotik]> IP address

[admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.56.6/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.59.1/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.61.1/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.73.2/30 interface=ether4 Router 71.2

[admin@mikrotik]> IP address

[admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.60.2/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.60.6/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.62.1/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.71.2/30 interface=ether4 Router 72.2

[admin@mikrotik]> IP address

[admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.59.2/30 interface=ether1

STIKOM


(69)

[admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.59.5/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.72.2/30 interface=ether4 Router 74.2

[admin@mikrotik]> IP address

[admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.74.2/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.60.5/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.62.5/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.59.6/30 interface=ether4 Router 70.2

[admin@mikrotik]> IP address

[admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.61.2/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.62.2/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.62.6/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]/IP address > add address=192.168.70.2/30 interface=ether4

Rangkuman dari Tabel 4.3 dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Alamat interface dari masing-masing router

Router Interface IP Address

56.2

192.168.56.2/30 Ether 1 192.168.56.5/30 Ether 2 192.168.56.9/30 Ether 3

73.2 192.168.56.6/30 Ether 1

STIKOM


(70)

192.168.61.1/30 Ether 3 192.168.73.2/30 Ether 4

58.2

192.168.56.10/30 Ether 1 192.168.58.5/30 Ether 2 192.168.58.2/30 Ether 3 192.168.60.1/30 Ether 4

72.2

192.168.59.2/30 Ether 1 192.168.58.6/30 Ether 2 192.168.59.5/30 Ether 3 192.168.72.2/30 Ether 4

71.2

192.168.60.2/30 Ether 1 192.168.60.6/30 Ether 2 192.168.62.1/30 Ether 3 192.168.71.2/30 Ether 4

74.2

192.168.74.2/30 Ether 1 192.168.60.5/30 Ether 2 192.168.62.5/30 Ether 3 192.168.59.6/30 Ether 4

70.2

192.168.61.2/30 Ether 1 192.168.62.2/30 Ether 2 192.168.62.6/30 Ether 3

STIKOM


(71)

4.3.1.3Konfigurasi Routing

Jaringan pada PDAM merupakan jaringan dalam sekala besar sehingga penggunaan routing static tidak memungkinkan untuk di terapkan. Oleh karena itu penggunaan dynamicroute yang cocok untuk digunakan dalam jaringan dalam sekala besar, seperti OSPF.

4.3.1.3.1 OSPF

Open Shortest Path First (OSPF) merupakan suatu protokol routing yang menghubungkan antar router. Konfigurasi OSPF ini dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Router id pada konfigurasi seperti dibawah ini, merupakan sebuah alamat IP yang digunakan untuk mengidentifikasi router dalam lingkungan OSPF.

Tabel 4.5 Konfigurasi OSPF Router 56.2

[admin@mikrotik]> /routing ospf

[admin@mikrotik]/routing ospf> instance set distribute-default=never redistribute- routing ospf> connected=as-type-1 router-id=192.255.255.1

[admin@mikrotik]/routing ospf network

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.56.0/30

STIKOM


(72)

network=192.168.56.4/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.56.8/30

Router 58.2

[admin@mikrotik]> /routing ospf

[admin@mikrotik]/routing ospf> instance set distribute-default=never redistribute- routing ospf> connected=as-type-1 router-id=192.255.255.2

[admin@mikrotik]/routing ospf network

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.56.8/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.58.4/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.60.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.58.0/30

Router 73.2

[admin@mikrotik]> /routing ospf

[admin@mikrotik]/routing ospf> instance set distribute-default=never redistribute- routing ospf> connected=as-type-1 router-id=192.255.255.3

[admin@mikrotik]/routing ospf network

STIKOM


(73)

network=192.168.56.4/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.59.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.61.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.73.0/30

Router 71.2

[admin@mikrotik]> /routing ospf

[admin@mikrotik]/routing ospf> instance set distribute-default=never redistribute- routing ospf> connected=as-type-1 router-id=192.255.255.4

[admin@mikrotik]/routing ospf network

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.60.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.60.4/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.62.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.71.0/30

Router 74.2

[admin@mikrotik]> /routing ospf

STIKOM


(74)

routing ospf> connected=as-type-1 router-id=192.255.255.5 [admin@mikrotik]/routing ospf network

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.59.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.62.4/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.60.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.74.0/30

Router 72.2

[admin@mikrotik]> /routing ospf

admin@mikrotik]/routing ospf> instance set distribute-default=never redistribute- routing ospf> connected=as-type-1 router-id=192.255.255.6

[admin@mikrotik]/routing ospf network

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.59.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.59.4/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.72.0/30

STIKOM


(75)

network=192.168.58.4/30 Router 70.2

[admin@mikrotik]> /routing ospf

[admin@mikrotik]/routing ospf> instance set distribute-default=never redistribute- routing ospf> connected=as-type-1 router-id=192.255.255.7

[admin@mikrotik]/routing ospf network

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.62.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.62.4/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.59.0/30

[admin@mikrotik]/routing ospf network> add area=backbone network=192.168.70.0/30

Ringkasan dari Tabel 4.5 dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Tabel Routing OSPF

Router Device OSPF Subneting Area

56.2

192.168.56.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.56.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.56.8 255.255.255.252 Backbone

STIKOM


(76)

73.2

192.168.59.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.61.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.73.0 255.255.255.252 Backbone

58.2

192.168.65.8 255.255.255.252 Backbone 192.168.58.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.60.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.58.0 255.255.255.252 Backbone

72.2

192.168.59.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.59.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.58.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.72.0 255.255.255.252 Backbone

74.2

192.168.59.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.62.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.60.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.74.0 255.255.255.252 Backbone

71.2

192.168.60.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.60.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.62.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.71.0 255.255.255.252 Backbone

70.2

192.168.62.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.62.4 255.255.255.252 Backbone

STIKOM


(77)

192.168.70.0 255.255.255.252 Backbone

4.3.1.3.2 Setting MPLS

MPLS merupakan teknologi penyampaian paket pada jaringan utama berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dan melahirkan teknologi lebih baik. Berikut konfigurasi atau setting MPLS pada router Mikrotik, dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Konfigurasi MPLS Router 56.2

/mpls ldp

set enabled=yes lsr-id=192.255.255.1 transport-address=192.255.255.1 /mpls ldp interface

add interface=ether1 add interface=ether2 add interface=ether3 Router 58.2

/mpls ldp

set enabled=yes lsr-id=192.255.255.2 transport-address=192.255.255.2 /mpls ldp interface

add interface=ether1 add interface=ether2

STIKOM


(78)

add interface=ether4 Router 73.2

/mpls ldp

set enabled=yes lsr-id=192.255.255.3 transport-address=192.255.255.3 /mpls ldp interface

add interface=ether1 add interface=ether2 add interface=ether3 add interface=ether4 Router 71.2

/mpls ldp

set enabled=yes lsr-id=192.255.255.4 transport-address=192.255.255.4 /mpls ldp interface

add interface=ether1 add interface=ether2 add interface=ether3 add interface=ether4 Router 74.2

/mpls ldp

set enabled=yes lsr-id=192.255.255.5 transport-address=192.255.255.5 /mpls ldp interface

add interface=ether1

STIKOM


(79)

add interface=ether3 add interface=ether4 Router 72.2

/mpls ldp

set enabled=yes lsr-id=192.255.255.6 transport-address=192.255.255.6 /mpls ldp interface

add interface=ether1 add interface=ether2 add interface=ether3 add interface=ether4 Router 70.2

/mpls ldp

set enabled=yes lsr-id=192.255.255.7 transport-address=192.255.255.7 /mpls ldp interface

add interface=ether1 add interface=ether2 add interface=ether3 add interface=ether4

STIKOM


(80)

Pengaturan alamat IP pada seluruh host yang terkoneksi pada router sebagai berikut:

1. Masuk ke Control Panel, Pilih “Network and Internet Connection”, seperti

contoh pada Gambar 4.42.

Gambar 4.42 Network and Internet Connection

2. Kemudian pilih “Network Connection”, sepeti Gambar 4.43.

Gambar 4.43 Network Connection

STIKOM


(81)

dan pilih “properties”, maka akan muncul seperti Gambar 4.44.

Gambar 4.44 Pengalamatan IP

4.3.2.1IP Addressing pada Windows XP

Ini adalah pengalamatan tiap PC dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Alamat IP tiap PC

Device

IP Address

Subnet Mask Default Gateway

56.1 192.168.56.1 255.255.255.252 192.168.56.2 73.1 192.168.73.1 255.255.255.252 192.168.73.2 72.1 192.168.72.1 255.255.255.252 192.168.72.2 58.1 192.168.58.1 255.255.255.252 192.168.58.2 71.1 192.168.71.1 255.255.255.252 192.168.71.2

STIKOM


(82)

74.1 192.168.74.1 255.255.255.252 192.168.74.2

4.4Tahap Pengujian

Pada sub bab ini adalah tahap uji dari simulasi yang di kerjakan pada Kerja Praktek di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

4.4.1 Ping antar router dan PC

Uji coba dengan cara tes menggunakan ping antar router dan PC yang digunakan dalam simulasi. Berikut beberapa uji coba ping ke router dan PC dapat dilihat dibawah ini :

1. Router 58.2 menuju ke Router 70.2

2. Router 70.2 menuju ke Router 58.2

STIKOM


(83)

3. Router 71.2 menuju ke Router 73.2

4. Router 72.2 menuju ke Router 70.2

STIKOM


(84)

6. Router 74.2 menuju ke Router 56.2

7. Router 56.2 menuju ke Host 70.1

STIKOM


(85)

4.4.2 Pengiriman Data

4.4.2.1Hasil pengiriman menggunakan routing OSPF

Penulis menggunakan routing OSPF dan tanpa MPLS untuk menguji hasil pengiriman dari router ke router. Penulis melakukan simulasi sebagai berikut, dari 73.1 sebagai client, mengirimkan data menuju ke 56.1 sebagai server, penulis menggunakan

routing OSPF untuk pengiriman data. Hasil dapat dilihat pada Gambar 4.45.

STIKOM


(86)

Gambar 4.45 Client mengirimkan data ke server

Hasil pengiriman dan kecepatan menerima dapat dilihat pada Gambar 4.46.

d

Gambar 4.46 Proses menerima data

STIKOM


(87)

Penulis menggunakan protokol MPLS untuk menguji hasil pengiriman dari

router ke router dengan router yang sama seperti “Hasil pengiriman menggunakan routing OSPF”. Beberapa pengiriman data atau dokumen antar host dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.47.

Gambar 4.47 Hasil pengiriman

Hasil pengiriman dan kecepatan menerima dapat dilihat pada Gambar 4.48.

STIKOM


(88)

Gambar 4.48 Hasil menerima data 4.4.3 Monitoring Data

4.4.3.1Monitoring LDP

MikroTik RouterOS mengimplementasikan Label Distribution Protocol untuk IPv4. LDP adalah protokol yang ditetapkan untuk mendistribusikan label. Ini adalah serangkaian prosedur dan pesan yang Label Switched Router ( LSR ) menetapkan Label Switched Paths ( LSP ) melalui suatu jaringan dengan pemetaan lapisan jaringan

routing informasi langsung ke lapisan data-link yang beralih jalur. Contoh dapat dilihat pada Gambar 4.5168.

STIKOM


(89)

Gambar 4.50 Monitoring LDP 4.4.3.2Monitoring FTP

Dalam sebuah manajemen jaringan, kita perlu untuk memonitoring trafic agar

trafic tersebut dapat dijaga dan tidak ada orang yang mengambil alih jaringan tersebut. Hasil dari monitoring dari pengiriman data dengan menggunakan layanan FTP dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.51

Gambar 4.51 Monitoring pengiriman data

STIKOM


(90)

83

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam melihat konsep, desain dan melakukan analisis terhadap instalasi simulasi jaringan dan manajemen jaringan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Simulasi jaringan dimulai dengan melakukan pemetaan yang akan digunakan untuk melakukan instalasi jaringan tersebut.

2. Simulasi MPLS pada jaringan PDAM berhasil diselesaikan, sehingga apabila terjadi salah satu router mati, maka paket data akan tetap terkirim melalui jalur lain.

3. Dari pengiriman data dengan menggunakan MPLS dan routing OSPF, dapat disimpulkan bahwa kecepatan pengiriman berbeda.

5.2 Saran

Untuk mengantisipasi kesalahan – kesalahan di kemudian hari, khususnya dalam perawatan atau manajemen jaringan maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dilakukan perawatan dan manajemen pada jaringan.

2. MPLS dapat diterapkan atau digunakan dalam pengiriman data antar cabang pada perusahaaan.

STIKOM


(91)

84

DAFTAR PUSTAKA

Agung, R. (2013). Pengertian dan Jenis Routing. mikrotikindo.blogspot.com. diakses pada tanggal 6 Oktober 2013

Ghein, L. D. (2007). MPLS Fundamentals. Indianapolis: Cisco Press.

Ozan. (2012). FTP Server dan FTP Client. melengo.wordpress.com. diakses pada tanggal 8 Oktober 2013

Rafiudin, R. (2003). Panduan Membangun Jaringan Komputer Untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Saputro, T. (2013). Multi Protocol Label Switch (MPLS). Madiun.

Tjmoel. (2009). Jaringan Komputer. id.wikipedia.org. diakses pada tanggal 10 Oktober 2013

Towidjojo, R. (2013). Konsep dan Implementasi Routing dengan Router Mikrotik. Jasakom.

Wijaya, A. A. (n.d.). Topologi Jaringan. IlmuKomputer.com. diakses pada tanggal 18 Oktober 2013

Yuhefizar. (2003). Tutorial Komputer dan Jaringan. ilmukomputer.com. diakses pada tanggal 26 Oktober 2013

digilib.ittelkom.ac.id diakses pada tanggal 12 Oktober 2013

STIKOM


(92)

85

microsoftwindowssupport.com diakses pada tanggal 12 Oktober 2013

www.it-artikel.com diakses pada tanggal 14 Oktober 2013

http://www.wireshark.org diakses pada tanggal 19 Oktober 2013

http://virtualbox.org diakses pada tanggal 27 Oktober 2013

STIKOM


(1)

80

4.4.2.2Hasil pengiriman menggunakan MPLS

Penulis menggunakan protokol MPLS untuk menguji hasil pengiriman dari router ke router dengan router yang sama seperti “Hasil pengiriman menggunakan routing OSPF”. Beberapa pengiriman data atau dokumen antar host dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.47.

Gambar 4.47 Hasil pengiriman

Hasil pengiriman dan kecepatan menerima dapat dilihat pada Gambar 4.48.

STIKOM


(2)

81

Gambar 4.48 Hasil menerima data 4.4.3 Monitoring Data

4.4.3.1Monitoring LDP

MikroTik RouterOS mengimplementasikan Label Distribution Protocol untuk IPv4. LDP adalah protokol yang ditetapkan untuk mendistribusikan label. Ini adalah serangkaian prosedur dan pesan yang Label Switched Router ( LSR ) menetapkan Label Switched Paths ( LSP ) melalui suatu jaringan dengan pemetaan lapisan jaringan routing informasi langsung ke lapisan data-link yang beralih jalur. Contoh dapat dilihat pada Gambar 4.5168.

STIKOM


(3)

82

Gambar 4.50 Monitoring LDP 4.4.3.2Monitoring FTP

Dalam sebuah manajemen jaringan, kita perlu untuk memonitoring trafic agar trafic tersebut dapat dijaga dan tidak ada orang yang mengambil alih jaringan tersebut. Hasil dari monitoring dari pengiriman data dengan menggunakan layanan FTP dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.51

Gambar 4.51 Monitoring pengiriman data

STIKOM


(4)

83 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam melihat konsep, desain dan melakukan analisis terhadap instalasi simulasi jaringan dan manajemen jaringan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Simulasi jaringan dimulai dengan melakukan pemetaan yang akan digunakan untuk melakukan instalasi jaringan tersebut.

2. Simulasi MPLS pada jaringan PDAM berhasil diselesaikan, sehingga apabila terjadi salah satu router mati, maka paket data akan tetap terkirim melalui jalur lain.

3. Dari pengiriman data dengan menggunakan MPLS dan routing OSPF, dapat disimpulkan bahwa kecepatan pengiriman berbeda.

5.2 Saran

Untuk mengantisipasi kesalahan – kesalahan di kemudian hari, khususnya dalam perawatan atau manajemen jaringan maka perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dilakukan perawatan dan manajemen pada jaringan.

2. MPLS dapat diterapkan atau digunakan dalam pengiriman data antar cabang pada perusahaaan.

STIKOM


(5)

84

DAFTAR PUSTAKA

Agung, R. (2013). Pengertian dan Jenis Routing. mikrotikindo.blogspot.com. diakses pada tanggal 6 Oktober 2013

Ghein, L. D. (2007). MPLS Fundamentals. Indianapolis: Cisco Press.

Ozan. (2012). FTP Server dan FTP Client. melengo.wordpress.com. diakses pada tanggal 8 Oktober 2013

Rafiudin, R. (2003). Panduan Membangun Jaringan Komputer Untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Saputro, T. (2013). Multi Protocol Label Switch (MPLS). Madiun.

Tjmoel. (2009). Jaringan Komputer. id.wikipedia.org. diakses pada tanggal 10 Oktober 2013

Towidjojo, R. (2013). Konsep dan Implementasi Routing dengan Router

Mikrotik. Jasakom.

Wijaya, A. A. (n.d.). Topologi Jaringan. IlmuKomputer.com. diakses pada tanggal 18 Oktober 2013

Yuhefizar. (2003). Tutorial Komputer dan Jaringan. ilmukomputer.com. diakses pada tanggal 26 Oktober 2013

digilib.ittelkom.ac.id diakses pada tanggal 12 Oktober 2013

STIKOM


(6)

85

microsoftwindowssupport.com diakses pada tanggal 12 Oktober 2013

www.it-artikel.com diakses pada tanggal 14 Oktober 2013

http://www.wireshark.org diakses pada tanggal 19 Oktober 2013

http://virtualbox.org diakses pada tanggal 27 Oktober 2013

STIKOM