LKP : Simulasi MPLS (Multi Protocol Label Switch) Menggunakan Virtual Box pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

(1)

DAERAH AIR MINUM KOTA SURABAYA

KERJA PRAKTEK

Oleh :

IMAM FAUZI (10.41020.0065)

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM


(2)

i ABSTRAKSI

Telah dilaksanakan Kerja Praktek (KP) mengenai Simulasi Multi Protocol Label Switch (MPLS) Menggunakan Virtual Box Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya. Awal berdirinya PDAM Kota Surabaya dulunya merupakan peninggalan jaman Belanda yang mendistribusikan air bersih. PDAM Kota Surabaya mempunyai berberapa cabang salah satunya adalah cabang Karangpilang dan PDAM Gubeng adalah sebagai pusatnya. Untuk menghubungkan dalam komunikasi antar cabang maka dibutuhkan teknologi yang efisien. Teknologi yang efisien diguakan untuk menunjang kinerja PDAM antar cabang.

MPLS menggabungkan teknologi switching layer 2 dan teknologi routing layer 3. MPLS memberi label pada paket IP dengan header MPLS yang kemudian digunakan untuk meneruskan ke tempat tujuan. Teknik ini berbeda dengan mencari rute berdasarkan alamat IP. Dengan teknologi MPLS tersebut dapat mengurangi banyaknya pemrosesan dalam pengolahan ip router.

Dalam kerja praktek ini PDAM pada bagian teknologi sistem informasi (TSI) saat ini hanya membutuhkan simulasi. Simulasi ini merupakan permodelan dari jaringan komunikasi antar cabang PDAM Kota Surabaya. Dengan 8 MikrotikOS dan 5 WindowsXP sebagai sistem operasi. MikrotikOS disimulasikan sebagai router cabang PDAM sedangkan WindowsXP sebagai pengguna. MikrotikOS dan WindowsOS di install pada VirtualBox sebanyak 7 buah. Setelah semua proses pemasangan selesai, selanjutnya router Mikrotik dikonfigurasi hingga saling terhubung. Jika semua terhubung, selanjutnya adalah

STIKOM


(3)

ii

dalam kecepatan, skalabiliti dan Quality of Service (QoS).

Dari beberapa kali percobaan dalam simulasi MPLS dan OSPF pada VirtualBox, mempunyai hasil yang berbeda. Pada saat percobaan dengan mengirimkan 5 file yang berbeda didapatkan bahwa MPLS mempunyai kecepatan transfer lebih tinggi daripada OSPF. MPLS mempunyai kecepatan rata – rata 25,52 MB/s sedangkan OSPF mempunyai kecepatan rata – rata 6,32 MB/s.

Kata kunci: MPLS (Multi Protocol Label Switch), MikrotikOS, WindowsOS, Jaringan Komputer, Internet, VirtualBox.

STIKOM


(4)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 3

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Tujuan Kerja Praktek ... 3

1.5Waktu dan Lama Kerja Praktek ... 4

1.6Ruang Lingkup Kerja Praktek ... 4

1.7Sistematika Penulisan ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 6

2.1Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya . 6 2.1.1 Dasar Hukum ... 6

2.1.2 Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 6

2.1.3 Visi Misi PDAM Kota Surabaya ... 9

2.2Jumlah Pelanggan Tahunan ... 10

2.3Susunan Direksi ... 11

BAB III LANDASAN TEORI ... 12

3.1 Multi Protocol Label Switch (MPLS) ... 12

STIKOM


(5)

vi

3.1.1 Definisi MPLS ... 12

3.1.2 Manfaat MPLS ... 13

3.1.3 Arsitektur MPLS ... 16

3.1.4 MPLS Label... 18

3.1.5 Komponen MPLS ... 19

3.1.6 Struktur MPLS... 21

3.2 Operating System (OS) ... 22

3.2.1 Mikrotik RouterOS ... 22

3.2.2 Windows XP ... 26

3.3 Konsep Dasar Protokol ... 27

3.3.1 Protokol ... 27

3.3.2Transmission Control Protocol (TCP) ... 27

3.3.3 Internet Protocol (IP) ... 27

3.3.4Arsitektur TCP/IP ... 27

3.4 Konsep Dasar Jaringan Komputer ... 28

3.4.1 Jenis Jaringan... 28

3.4.2 Jenis Topologi Jaringan ... 32

3.5 Jenis Routing ... 33

3.5.1 OSPF... 33

3.5.2 STATIC Routing ... 34

3.6 Layanan ... 34

3.6.1 FTP Server ... 35

3.6.2 FTP Client ... 35

STIKOM


(6)

vii

37 Monitoring Jaringan ... 35

3.7.1 Wireshark ... 35

3.8 Software Simulasi ... 36

3.8.1 Virtual Box ... 36

BAB IV PEMBAHASAN ... 38

4.1 Identifikasi Masalah ... 38

4.1.1Rancangan Topologi ... 39

4.2 Pembahasan ... 42

4.2.1Instalasi Software ... 42

4.2.2Cloning Operating System ... 55

4.3Proses Konfigurasi ... 57

4.3.1Konfigurasi Router ... 57

4.3.2 Konfigurasi Windows XP... 71

4.4 Tahap Pengujian ... 72

4.4.1 Ping antar router dan PC ... 72

4.4.2 Pengiriman Data ... 76

BAB V PENUTUP ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

Lampiran ... 81

STIKOM


(7)

x

Gambar 2.1 Susunan Direksi PDAM ... 11

Gambar 3.1Arsitektur dasar node MPLS ... 18

Gambar 3.2 Header label MPLSl ... 19

Gambar 3.3 Struktur komponen MPLS ... 20

Gambar 3.4 Windows XP ... 26

Gambar 3.5 Local Area Network ... 29

Gambar 3.6 Wide Area Network ... 29

Gambar 3.7 Metropolitan Area Network ... 30

Gambar 3.8 Internet ... 31

Gambar 3.9Wireshark ... 36

Gambar 3.10 Virtual Box ... 37

Gambar 4.1 Desain topologi jaringan ... 39

Gambar 4.2 Web Virtual Box ... 42

Gambar 4.3 Proses awal instalasi virtualbox ... 43

Gambar 4.4 Tampilan Virtual Box... 43

STIKOM


(8)

xi

Gambar 4.5 Tampilan sebelum membuat OS Virtual ... 44

Gambar 4.6 Memilih virtual OS ... 44

Gambar 4.7 Mengatur kapasitas Random access memory (RAM) ... 45

Gambar 4.8 Penyimpanan pada hardisk fisik ... 46

Gambar 4.9 Menentukan ukuran hardisk ... 46

Gambar 4.10 Selesai membuat other linux ... 47

Gambar 4.11 Proses memilih CD/ISO booting ... 48

Gambar 4.12 Memilih paket Service ... 48

Gambar 4.13 Instalasi MikrotikOS. ... 49

Gambar 4.14 Tampilan Mikrotik ... 50

Gambar 4.15 Tampilan booting windows xp ... 50

Gambar 4.16 Partisi hard disk ... 51

Gambar 4.17 Kapasitas hard disk... 52

Gambar 4.18 Format partisi ... 52

Gambar 4.19 Proses menyalin file ... 53

Gambar 4.20 Proses instalasi Windows XP ... 53

Gambar 4.21 Loading windows ... 54

STIKOM


(9)

xii

Gambar 4.24 Hasil clone pada virtual box ... 56

Gambar 4.25 Interface di virtual box ... 57

Gambar 4.26 Network and Internet Connection ... 71

Gambar 4.27 Network Connection ... 71

Gambar 4.27 Konfigurasi IP pada windows xp ... 72

Gambar 4.28 Ping PC1 ke PC2 ... 73

Gambar 4.29 Ping PC1 ke PC3 ... 73

Gambar 4.30 Ping PC1 ke PC4 ... 74

Gambar 4.31 Ping PC1 ke PC5 ... 75

Gambar 4.32 Ping PC1 ke PC6 ... 75

Gambar 4.45 Client mengirimkan data pada jaringan OSPF ... 76

Gambar 4.47 Hasil pengiriman data dengan MPLS... 77

STIKOM


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel2.1 JumalahPelangganMenurutJenisPelanggan ... 10

Tabel 4.1Daftar alamat IP Interface ... 57

Tabel 4.2 Daftar Alamat IP pada PC ... 57

Tabel 4.3Konfigurasi router ... 57

Tabel 4.4 Interface bridge ... 58

Tabel 4.5Konfigurasi IP Address pada Mikrotik ... 59

Tabel 4.6KonfigurasiOSPF ... 63

Tabel 4.6Tabel Routing OSPF ... 67

Tabel 4.8Konfigurasi MPLS ... 69

STIKOM


(11)

1

PENDAHULUHAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan terknologi seperti internet sekarang ini sangat pesat. Sejak awal pengenalan lalu lintas komersial pada tahun 1992, Internet telah berkembang dengan pesat dari jaringan penelitian untuk jaringan data komersial di seluruh dunia. Internet telah menjadi media yang nyaman dan hemat biaya untuk kolaborasi pengguna, belajar, perdagangan elektronik, dan hiburan. Sebuah konsensus umum adalah bahwa Internet akan bermetamorfosis menjadi media untuk konvergensi suara, video, dan komunikasi data. Internet telah melihat pertumbuhan dalam hal bandwidth, jumlah

host, ukuran geografis, dan volume lalu lintas. Pada saat yang sama, berkembang dari layanan terbaik-upaya menuju kerangka kerja pelayanan terpadu atau dibedakan dengan Quality of Service (QoS) jaminan yang diperlukan untuk banyak aplikasi baru seperti VPN Managed, Voice over IP, video conference, dan jasa multimedia

broadband.

Multi Protocol Layer Switch (MPLS) adalah sebuah teknik yang menggabungkan kemampuan managemen swiching yang ada pada teknologi

Asynchronous Transfer Mode (ATM) dengan fleksibilitas network layer yang dimiliki pada teknologi IP. MPLS menggabungkan teknologi switching layer 2 dan teknologi routing layer 3 sehingga menjadi solusi jaringan terbaik dalam masalah kecepatan, scalability, Quality of Service (QoS), dan rekayasa trafik. Tidak seperti

STIKOM


(12)

2

ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan menambahkan header MPLS.

PDAM atau perusahaan daerah air minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum salah satunya PDAM Kota Surabaya. PDAM Kota Surabaya mempunyai beberapa cabang, Salah satu cabang-cabang tersebut di antaranya adalah cabang Jl. Ratna, cabang Ngagel, cabang Karangpilang dan cabang pusatnya berada di Jl. Prof. Dr. Mustopo 2, Surabaya. Untuk melakukan komunikasi antar cabang satu dengan cabang yang lain menempuh jarak yang jauh. Dengan kelebihan MPLS dalam mengurangi banyak proses pengolahan di IP routers, serta memperbaiki proses pengiriman suatu paket data, maka teknologi MPLS diharapkan secara efisien dalam berkomunikasi antar cabang PDAM.

Kerja praktek adalah salah satu bagian mata kuliah wajib di jurusan Sistem Komputer STIKOM Surabaya, dengan adanya mata kuliah kerja praktek dimaksudkan agar menjadi sarana untuk mengembangkan dan menerapkan apa yang diperoleh di bangku kuliah serta dengan adanya kerja praktek langsung, mahasiswa dapat memperoleh gambaran langsung tentang berbagai hal dan cara menghadapi masalah yang diberikan dalam dunia kerja secara langsung.

Untuk menuntaskan kurikulum prodi S1 Sistem Komputer, kami mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek di PDAM Kota Surabaya mulai tanggal 29 Juli2013 sampai dengan 06 September 2013.

Pada kerja praktek di PDAM Kota Surabaya ini membutuhkan simulasi penerapan MPLS menggunakan virtual box. Untuk memenuhi hal diatas, tentunya

STIKOM


(13)

instansi terkait.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu, bagaimana menerapkan MPLS dengan cara simulasi menggunakan virtual box pada PDAM Kota Surabaya sehingga dapat menganalisa dan mempelajari pengiriman data yang efisien.

1.3 Batasan Masalah

Simulasi dan konfigurasi MPLS menggunakan virtual box pada PDAM Kota Surabaya.

1.4 Tujuan Kerja Praktek

Dalam melaksanakan kerja praktek di suatu perusahaan maupun instansi, maka mahasiswa sebagai seorang yang menjalankan syarat pendidikan tinggi tentunya memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan kegiatan praktek ini. Beberapa tujuan kerja praktek yang dimaksud adalah sebagian berikut :

1. Memenuhi kurikulum pendidikan yang ada di STIKOM Surabaya. 2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang

STIKOM


(14)

4

Simulasi dan konfigurasi MPLS menggunakan virtual box pada PDAM Kota Surabaya.

3. Menjelaskan bagaimana cara kerja protokol MPLS dan fungsinya. 4. Mengevaluasi dalam segi keuntungan penerapan MPLS pada PDAM

Kota Surabaya

1.5 Waktu dan Lama Kerja Praktek

Kerja Praktek di PDAM Kota Surabaya dilaksanakan selama satu bulan yang di mulai pada tanggal 29 Juli2013 sampai dengan 06 September 2013.

1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Sasaran kerja praktek adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar melalui pengamatan di bidang Networking atau jaringan:

a. Struktur organisasi PDAM Kota Surabaya. b. Prinsip-prinsip dasar MPLS.

c. Perancangan pada software untuk mensimulasikan MPLS. d. Analisa gangguan (troubleshooting) MPLS.

e. Praktek dengan menggunakan software saat menangani MPLS.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan hasil praktek kerja lapangan pada PDAM Kota Surabaya adalah sebagai berikut :

STIKOM


(15)

Berisi tentang latar belakang, tujuan kerja praktek, waktu dan lama pelaksanaan kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek dan sistematika penulisan. Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Berisi tentang sejarah singkat PDAM Kota Surabaya, pengenalan unit kerja dan budaya masyarakat, pemahaman proses bisnis meliputi visi dan misi perusahaan.

BAB III : LANDASAN TEORI

Berisi tentang pengertian sistem MPLS. Teori – teori diatas yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

BAB IV : PEMBAHASAN

Berisi tentang membuat simulasi jaringan mikrotik MPLS menggunakan Virtual Box.

BAB V : PENUTUP

Bab ini adalah bab kelima yang merupakan bab terakhir dari laporan kerja praktek yang membahas tentang kesimpulan dan saran dari seluruh isi laporan ini yang disesuaikan dengan hasil dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya.

STIKOM


(16)

6

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu perusahaan terbesar milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih dalam masyarakat umum. PDAM terdapat disetiap provinsi, kabupaten dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana air bersih yang diawasi atau di monitoring oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.

2.1.1 Dasar Hukum

Berdirinya PDAM Kota Surabaya merupakan peninggalan jaman Belanda, dimana pembentukan sebagai BUMD berdasarkan :

 Peraturan Daerah No. 7 tahun 1976 tanggal 30 Maret 1976

 Disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Jawa Timur, tanggal 06 Nopember 1976 No. II/155/76

 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Surabaya tahun 1976 seri C pada tanggal 23 Nopember 1976 No. 4/C

2.1.2 Sejarah Perkembangan Perusahaan

Pada perkembangan perusahaan ini, Dinas Pengairan Hindia Belanda (1800 - 1890) membangun saluran air sepanjang 12 kilometer dan bendungan

STIKOM


(17)

yang mengalirkan air dari Sungai Elo ke pusat kota Magelang untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan mengairi sawah di wilayah Magelang. Berikut ini adalah sejarah perkembangan PDAM dari tahun ke tahun.

1890 : Air minum untuk Kota Surabaya pertama kali diambil dari sumber mata air di desa Purut Pasuruan diangkut dengan Kereta Api

1903 : Pemasangan pipa dari Pandaan oleh NV. Biernie selama 3 (tiga) tahun.

1906 : Jumlah Pelanggan ± 1.500 sambungan.

1922 : IPAM Ngagel I di bangun dengan kapasitas 60 lt/dt.

1932 : Mata air Umbulan ditingkatkan kapasitasnya dengan membangun rumah pompa baru.

1942 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 180 lt/dt

1950 : Perusahaan Air Minum diserahkan pada Pemerintah Republik Indonesia (Kota Praja Surabaya).

1954 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 350 lt/dt.

1959 : Pembangunan IPAM Ngagel II kapasitas 1.000 lt/dt, didesain & dilaksanakan oleh Degremont Fa. (Prancis).

1976 : Perusahaan Air Minum disahkan menjadi Perusahaan Daerah dan dituangkan dalam Perda No. 7 tanggal 30 Maret 1976.

1977 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 500 lt/dt.

1978 : Pengalihan status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum dari Dinas Air

STIKOM


(18)

8

Minum berdasarkan SK Walikotamadya Dati II Surabaya No. 657/WK/77 tanggal 30 Desember 1977.

1980 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.000 lt/dt.

1982 : Pembangunan IPAM Ngagal III kapasitas 1.000 lt/dt dgn lisensi dari Neptune Microfloc (Amerika Serikat).

1990 : Pembangunan IPAM Karangpilang I dengan kapasitas 1.000 lt/dt dengan dana Loan IBRD No. 2632 IND.

1991 : Pembangunan gedung kantor PDAM yang terletak di Mayjen. Prof. Dr. Moestopo No.2 Surabaya yg dibiayai dana PDAM murni.

1994 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.500 lt/dt.

1996 : - Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.800 lt/dt

- Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi 1.200 lt/dt

- Dimulainya pembangunan IPAM Karangpilang II dengan kapasitas 2.000 lt/dt. Yang didanai Loan IBRD No. 3726 IND.

1997 : - Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.500 lt/dt.

- Produksi awal 500 l/dt IPAM Karangpilang II didistribusikan ke pelanggan

1999 : Pembangunan IPAM Karangpilang II dengan kapasitas 2.000 lt/dt telah selesai

STIKOM


(19)

2001 : Pekerjaan peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II menjadi 2.500 lt/dt dimulai

2005 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.750 lt/dt

2006 : - Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi 1.450 lt/dt

- Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II menjadi 2.750 lt/dt

2009 : Pembangunan IPAM Karangpilang III dengan kapasitas 2.000 lt/dt

2.1.3 Visi Misi PDAM Kota Surabaya

Adapun visi dan misi dari PDAM Kota Surabaya adalah sebagai berikut :

Visi

Tersedianya air minum yang cukup bagi pelanggan melalui perusahaan air minum yang mandiri, berwawasan global, dan terbaik di Indonesia.

Misi

1. Memproduksi dan mendistribusikan air minum bagi pelanggan

2. Memberi pelayanan prima bagi pelanggan dan berkelanjutan bagi pemangku kepentingan

3. Melakukan usaha lain bagi kemajuan perusahaan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

STIKOM


(20)

10

2.2 Jumlah Pelanggan Tahunan

Pelayanan air minum kepada masyarakat tidak hanya terbatas pada daerah administratif kota Surabaya saja, melainkan juga masyarakat daerah Kabupaten Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik. Selain itu, PDAM Kota Surabaya juga mendukung program pemerintah untuk pelayanan air bersih, misalnya untuk :

 Perumnas

 Program perbaikan kampung (KIP)

 Kran umum bantuan UNICEF/Pemerintah Pusat

Untuk masyarakat yang daerahnya belum terjangkau jaringan pipa distribusi, pelayanan dilakukan dengan menggunakan mobil tangki, termnal air, hidran umum dan kran umum.

Data jumlah pelanggan yang lebih detil bisa dilihat pada tabel berikut :

No Jenis Pelanggan

T A H U N

2008 2009 2010 2011 2012

1 Perumahan 355.799 367.456 397.040 420.140 445.714

2 Pemerintah 1.177 1.199 1.201 1.182 1.396

3 Perdagangan 27.514 28.609 29.769 31.376 32.561

4 Industri 892 881 872 578 403

5 Sosial Umum 3.521 3.598 3.560 3.495 3.482

STIKOM


(21)

6 Sosial Khusus 1.447 1.516 1.572 1.714 1.608

7 Pelabuhan 4 4 4 4 5

Total 390.354 403.263 434.018 458.489 485.169

8 Jumlah Penduduk 2.749.306 2.794.596 2.731.018 2.719.237 2.750.357 9 Penduduk Terlayani 1.969.730 2.028.175 2.168.698 2.270.751 2.389.498 10 Cakupan Layanan 71.64% 72.57% 79.41% 83.51% 86.88%

Tabel 2.1 Jumlah Pelanggan menurut Jenis Pelanggan

2.3 Susunan Direksi

Adapun susunan direksi dari PDAM Kota Surabaya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Susunan direksi PDAM

STIKOM


(22)

12

BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Multi Protocol Label Switch (MPLS)

MPLS adalah metode yang lebih baik untuk pengiriman paket melalui jaringan menggunakan informasi yang terkandung dalam label yang melekat pada paket IP. Label dimasukkan antara header Layer 3 dan headerLayer 2 dalam hal teknologi berbasis frame layer 2, dan yang terkandung dalam virtual path identifier (VPI) dan virtual channel identifier (VCI) dalam hal teknologi yang berbasis pada ATM.

MPLS kombinasi teknologi switching pada Layer 2 dengan teknologi

routing Layer 3. Tujuan utama MPLS adalah untuk membuat struktur jaringan yang fleksibel sehingga dapat meningkatkan kinerja dan stabilitas. Ini merupakan bagian dari traffic engineering dan kemampuan VPN, yang menawarkan quality of service (QoS) dengan berbagai classes of service (CoS). (Alwayn, 2002)

3.1.1 Definisi MPLS

MPLS adalah teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone

berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched sehingga melahirkan teknologi yang lebih baik. Yang dimaksud circuit-switched dan packet-switched adalah sebagai berikut :

STIKOM


(23)

- Circuit-switched adalah model jaringan yang menerapkan sebuah jalur komunikasi yang dedicated antara 2 station.

- Packet-switched adalah metode komunikasi jaringan digital yang mentransmisikan semua data yang terlepas dari struktur paket.

MPLS Label dapat membangun pemetaan label-to-label antar router. Label ini melekat pada paket IP yang memungkinkan router untuk meneruskan jalur lalu lintas dengan melihat label bukan alamat IP tujuan. Paket yang diteruskan oleh Label Switching yang bukan merupakan IP Switching. Teknik

Label Switching bukanlah hal yang baru. Teknologi yang sebelumnya yaitu

Frame Relay dan ATM teknologi tersebut dapat digunakan untuk memindahkan

frame seluruh jaringan. Pada Frame Relay, frame dapat menjadi sedikit lebih panjang. Sedangkan Asynchronous Transfer Mode (ATM), mempunyai Fixed Length yang terdiri dari 5 header byte dan payload 48 byte. Header pada ATM dan Frame Relay dapat mengacu pada virtual circuit yang berada pada frame.

Frame Relay dan ATM mempunyai kesamaan yaitu setiap hop diseluruh jaringan dan nilai label dalam header dapat berubah. Hal ini berbeda dari paket

forwarding, ketika sebuah router meneruskan paket IP, nilai yang berkaitan dengan tujuan dari paket tidak merubah alamat IP tujuan. Fakta bahwa label

MPLS digunakan untuk meneruskan paket-paket. (Ghein, 2007)

3.1.2 Manfaat MPLS

Metode switching berbasis pada label memungkinkan router dan switch

ATM MPLS-enable untuk memutuskan forwarding paket berdasarkan isi dari

STIKOM


(24)

14

label yang sederhana, bukan dengan melakukan rute yang kompleks lookup

berdasarkan alamat IP tujuan. Teknik ini memberikan banyak manfaat pada jaringan yang berbasis IP yaitu:

 VPNs yang menggunakan MPLS, penyedia layanan dapat membuat layer

3 di seluruh jaringan backbone mereka untuk beberapa pelanggan, menggunakan infrastruktur umum, tanpa perlu untuk enkripsi atau akhir aplikasi pengguna.

Traffic engineer menyediakan kemampuan secara ekplisit untuk jalur tunggal atau beberapa lalulintas yang akan diambil untuk melalui jaringan. Juga menyediakan kemampuan untuk mengatur karakteristik kinerja suatu kelas lalu lintas. Fitur ini mengoptimalkan pemanfaatan bandwidth dari penggunaan jalan yang tidak bermanfaat.

Quality of service (QoS) menggunakan MPLS, penyedia layanan dapat menyediakan beberapa kelas dari servis dengan jaminan QoS yang tinggi kepada pelanggan VPN mereka.

 Integrasi dari IP dan ATM Kebanyakan jaringan operator menggunakan

model overlay di mana ATM digunakan pada layer 2 dan IP digunakan pada layer 3. Implementasi tersebut memiliki masalah utama yaitu skalabilitas. Menggunakan MPLS, operator dapat bermigrasi banyak fungsi kontrol pesawat ATM ke layer 3, sehingga membutuhkan penyederhanaan dalam pengadaan jaringan, manajemen, dan kompleksitas jaringan. Teknik ini menyediakan skalabilitas yang sangat besar dan

STIKOM


(25)

menghilangkan cell tax yang melekat pada ATM (cost overhead) dalam menjalankan lalu lintas IP.

Penyedia layanan dan operator telah menyadari keuntungan dari MPLS dibandingkan dengan IP konvensional yang menggunakan jaringan overlay ATM . Jaringan perusahaan yang besar saat ini menggunakan ATM publik sebagai Layer 2 infrastruktur IP akan menjadi keuntungan utama yang diperoleh dari teknologi ini.

MPLS menggabungkan kinerja dan kemampuan Layer 2 (Data link layer) beralih dengan skalabilitas terbukti Layer 3 (Network layer) routing. Hal ini memungkinkan penyedia layanan untuk memenuhi tantangan pertumbuhan eksplosif dalam pemanfaatan jaringan sambil memberikan kesempatan untuk membedakan layanan tanpa mengorbankan infrastruktur jaringan yang ada. Arsitektur MPLS yang fleksibel dan dapat digunakan dalam kombinasi dengan teknologi layer 2.

Dukungan MPLS ditawarkan untuk semua protokol layer 3, dan scaling

adalah mungkin baik di luar yang biasanya ditawarkan dalam jaringan saat ini. MPLS efisien memungkinkan pengiriman layanan IP melalui jaringan ATM

switched. MPLS mendukung terciptanya rute yang berbeda antara sumber dan tujuan pada murni berbasis router backbone Internet. Dengan menggabungkan MPLS ke dalam arsitektur jaringan mereka, banyak penyedia layanan dapat mengurangi biaya, meningkatkan pendapatan dan produktivitas, menyediakan layanan yang berbeda, dan memperoleh keunggulan kompetitif atas dari pada

STIKOM


(26)

16

operator yang tidak menawarkan layanan MPLS seperti Layer 3 VPNs atau traffic engineer. (Alwayn, 2002)

3.1.3 Arsitektur MPLS

Dalam jaringan MPLS, label mengendalikan semua pengiriman. Sehingga mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pengiriman pada Network layer yang konvensional. Berikut adalah kelebihannya:

 MPLS forwarding dapat dilakukan oleh switch, yang dapat melakukan label lookup dan penggantian tetapi tidak dapat menganalisis header pada

Network layer. ATM switch melakukan fungsi yang sama dengan mengganti cell berdasarkan VPI/VCI nilai yang berada pada header ATM. Jika VPI / VCI nilai diganti dengan nilai-nilai label, switch ATM dapat meneruskan sel berdasarkan nilai-nilai label tersebut. Switch ATM akan perlu dikontrol oleh elemen kontrol MPLS berbasis IP seperti Label Switch Controller (LSC). Sehingga Hal ini membentuk dasar mengintegrasikan IP dengan ATM menggunakan MPLS.

 Sebuah paket telah ditetapkan ke FEC ketika memasuki jaringan.

Masuknya router akan menggunakan informasi untuk memiliki beberapa paket, seperti masuknya Port atau interface, bahkan jika informasi yang tidak dapat diperoleh dari header lapisan jaringan. Sebuah paket yang masuk jaringan pada router tertentu dapat diberi label berbeda dari paket yang sama memasuki jaringan pada router yang berbeda. Akibatnya,

forwarding keputusan yang bergantung pada router jalan masuknya dapat

STIKOM


(27)

dibuat dengan mudah. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan forwarding

konvensional, karena identitas dari sebuah paket yang jalan masuk router tidak perjalanan bersama paket. Sebagai contoh, paket-paket tiba pada

interface yang berbeda terhubung ke router CPE mungkin ditugaskan untuk FECs berbeda. Label yang terpasang akan mewakili FECs sesuai. Fungsi ini membentuk dasar untuk membangun MPLS Virtual Private Networks.

 Jaringan yang ditetapkan oleh Traffic engineer memaksa paket untuk mengikuti jalan tertentu, seperti jalan yang kurang dimanfaatkan. Jalur ini dipilih secara eksplisit sesaat atau sebelum paket memasuki jaringan, bukannya dipilih oleh algoritma routing dinamis yang normal seperti paket yang melakukan perjalanan melewati jaringan. Dalam MPLS, label dapat digunakan untuk mewakili rute, sehingga identitas rute eksplisit tidak perlu dilakukan dengan paket. Fungsi ini membentuk dasar dari rekayasa lalu lintas MPLS.

 "Kelas pelayanan" Sebuah paket mungkin akan ditentukan oleh ingress MPLS Node. Sebuah ingress MPLS Node kemudian dapat membuat batasan untuk membuang yang berbeda atau penjadwalan yang disiplin untuk mengawasi paket yang berbeda. Hop berikutnya dapat menegakkan kebijakan layanan menggunakan serangkaian per-hop behaviors (PHBS). MPLS memungkinkan (tapi tidak memerlukan) didahulukan atau kelas pelayanan sepenuhnya atau sebagian disimpulkan dari label. Dalam kasus ini, label merupakan kombinasi dari FEC dan didahulukan atau kelas

STIKOM


(28)

18

pelayanan. Fungsi ini membentuk dasar dari MPLS Quality of Service

(QoS).

MPLS node memiliki dua arsitektur plane: yang pertama adalah forwarding plane

MPLS dan MPLS control plane. MPLS node dapat melakukan routing Layer 3 atau switching Layer 2 selain mengganti paket yang berlabel. Berikut adalah gambar arsitektur dasar node MPLS:

Gambar 3.1 Arsitektur dasar node MPLS (Alwayn, 2002)

3.1.4 MPLS Label

Dalam satu MPLS Label mempunyai 32 bit dengan struktur tertentu.Sintak dari MPLS Label ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.

STIKOM


(29)

Gambar 3.2 Header label MPLS (http://ipcicso.com)

Label pertama merupakan field yang bernilai 20 bit yang merupakan nilai dari label dan nilai ini bisa antara 220– 1 atau 1.048.575. pada bit ke 16 digunakan untuk penggunaan normal. Secara teknis field digunakan untuk keperluan

experimental (EXP). Field ini dapat digunakan untuk menangani Quality of Service (QoS) pada bit 20 sampai bit 22. Selanjutnya, pada bit 23 digunakan untuk Bottom of Stack bit (BoS). BoS merupakan bit yang dapat diatur pertama dan dalam stack ditemukan paket yang dikoleksi terdiri dari satu label atau lebih. Jumlah dari keseluruhan label yaitu 32 bit yang berada pada stack dengan jumlah terbatas. Bit 24 – 31 adalah 8 bit yang digunakan untuk Time To Live (TTL). TTL berfungsi sama dengan IP Header. Hal ini dapat mengalami penurunan sebesar 1 hop dan fungsi utamanya untuk menghindari paket dalam routing loop. Dan jika

routing loop terjadi dan tidak ada TTL, maka akan terjadi paket loop selamanya. Jika TTL mencapai 0, maka paket tersebut akan dibuang. (Ghein, 2007)

3.1.5 Komponen MPLS

Komponen dari MPLS. Struktur – struktur komponen dari MPLS dapat dilihat pada Gambar 3.3.

STIKOM


(30)

20

Gambar 3.3 Struktur komponen MPLS (http://www.h3c.com) Berikut adalah komponen dari MPLS.

 MPLS Node

Router yang ada di jaringan MPLS akan meneruskan paket yang diterima berdasarkan label

 MPLS Label

Merupakan sebuah header tambahan yang diletakan diantara layer 2 dan IP header.

 MPLS Ingress Node

MPLS Node mengatur trafik saat paket masuk pada MPLS core dan

IngressNode disebut dengan PE (Power Edge) router.

 MPLS Egress Node

Kegunaan Egress node sama seperti Ingress Node.

 Label Edge Router (LER)

MPLS node menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berbeda diluar domain.

STIKOM


(31)

 Label Switched Path (LSP)

Merupakan jalur yang terbentuk satu atau lebih Label Switching Hop yang diteruskan oleh label swapping berdasarkan label Forwarding Equivalent Class dari satu node ke node yang lain.

 Label Switching Router (LSR)

LSR ini sering disebut dengan Providerrouter. LSR ini mendukung paket

forwarding.

3.1.6 Struktur MPLS

Struktur MPLS terdiri dari Edge Label Switching Routers (ELSR) yang mengelilingi sebuah core Label Switching Routers (LSRs). Elemen dasar MPLS yaitu : (Saputro, 2013)

Edge Label switching Routers (ELSR)

ELSR terletak pada perbatasan jaringan MPLS dan berfungsi sebagai pengaplikasian label ke dalam paket yang masuk ke dalam jaringan MPLS. Perangkat Label Switches ini berfungsi untuk menswitch paket-paket yang telah dilabeli berdasarkan label tersebut dan mendukung layer

3 routing atau layer 2 switching. Label switch tersebut memiliki persamaan yang biasa dikerjakan dalam ATM.

Label Distribution Protocol (LDP)

Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menginformasikan label yang telah dibuat dari LSR ke LSR lain dalam satu jaringan.

STIKOM


(32)

22

3.2 Operating System (OS)

Operating System adalah perangkat program untuk mengelola perangkat keras komputer dan menyediakan layanan untuk perangkat lunak. Terdapat 2

Operating system yang digunakan dalam simulasi, yaitu : 3.2.1 Mikrotik RouterOS

Mikrotik RouterOS adalah sebuah sistem operasi yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer sebagai router network, berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan nirkabel. Mikrotik ini dalam bentuk perangkat lunak dengan versi mikrotik 5.25 yang dapat diinstall pada komputer rumahan (PC) melalui CD. OS Mikrotik dapat di unduh pada situs resmi

www.mikrotik.com. Namun file image mikrotik merupakan versi trial Mikrotik yang hanya dapat digunakan dalam waktu 24 jam. Untuk dapat digunakan secara

full time harus membeli lisensi key.

3.2.1.1Fitur – fitur Mikrotik

Beberapa fitur yang diberikan oleh Mikrotik yaitu :

1 Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama 2 Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in/dial-out, dengan

autentifikasi CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool

hingga 128 ports.

3 Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa

antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

STIKOM


(33)

4 Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.

5 Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED,SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer.

6 DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases.

7 Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP,TCP Flags dan MSS.

8 Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL, HTTPS.

9 IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5

10 ISDN : Mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan

otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle,

STIKOM


(34)

24

Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol. 11 M3P : Mikrotik Protokol Paket Packer untuk wireless

links dan ethernet.

12 MNDP : Mikrotik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP). 13 Monitoring / Accounting : Laporan Trafic IP, log, statistik graph yang dapat

diakses melalui HTTP.

14 NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.

15 Poin to Point Tunneling Protocol

: PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator;

protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi 28MPPE; kompresi untuk PPoE;

limit data rate.

16 Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS

proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.

17 Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.

18 SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.

19 Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).

STIKOM


(35)

20 SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only.

21 Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes; sync- PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.

22 Tool : Ping, Traceroute; bandwidthtest; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamik DNS update.

23 UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play

24 VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk

jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

25 VoIP Mendukung aplikasi voice over IP.

26 WinBox Aplikasi mode GUI untuk meremote dan

mengkonfigurasi MikroTik RouterOS serta VRRP yang mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

3.2.2 Windows XP

Windows XP adalah sistem operasi berbasis grafis yang dibuat oleh Microsoft, digunakan pada komputer pribadi, yang mencakup komputer rumah

STIKOM


(36)

26

dan desktop bisnis, laptop, dan pusat media. Nama "XP" adalah kependekan dari "Experience". Dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Windows XP (silicoerepublic.com)

Windows XP merupakan penerus Windows 2000 Professional dan Windows Me, dan merupakan versi sistem operasi Windows pertama yang berorientasi konsumen yang dibangun di atas kernel dan arsitektur Windows NT.

STIKOM


(37)

3.3Konsep Dasar Protokol 3.3.1 Protokol

Protokol dapat dimisalkan sebagai 2 orang yang berasal dari negara yang berbeda akan berdialog dan berkomunikasi, kemudian keduanya dapat mengerti dan berbicara dengan bahasanya masing – masing, sehingga dapat dipastikan bahwa tujuan dialog dan komunikasi tersebut tidak akan tercapai. Agar komunikasi dapat berjalan lancar maka masing-masing orang ini harus memakai penerjemah agar saling mengerti.

3.3.2 Transmission Control Protocol (TCP)

Transmission Control Protocol berfungsi untuk melakukan transmisi data pada segmen. Model protokol TCP disebut connection oriented protocol. Berbeda dengan model User Datagram Protocol (UDP) yang disebut connectionless protocol

3.3.3 Internet Protocol (IP)

Internet Protocol merupakan pengkodean pengenalan komputer pada jaringan dan komponen pada internet. Tanpa alamat IP user tidak akan dapat terhubung ke internet.

3.3.4 Arsitektur TCP/IP

Suatu komunikasi data merupakan proses mengirimkan data dari satu komputer ke komputer yang lain, untuk proses pengiriman paket data yang terdapat beberapa permasalahan yang sangat rumit diantaranya harus ada kesamaan bahasa agar dapat saling berinteraksi atau berkomunikasi.

STIKOM


(38)

28

3.4Konsep Dasar Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah menghubungkan 2 komputer atau lebih yang terhubung dengan protokol komunikasi melalui media transmisi kabel atau

wireless. Jaringan komputer mempunyai beberapa keunggulan seperti berbagi data, informasi, program aplikasi, dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-drive ataupun hardisk.

3.4.1 Jenis Jaringan

Jaringan komputer yaitu sebuah kumpulan yang saling terhubung satu dengan yang lain. Ada beberapa jenis jaringan sebagai berikut :

1. Local Area Network (LAN)

LAN merupakan jaringan pribadi dalam sebuah gedung atau tiap ruangan lab sekolah. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan untuk memakai resource, seperti

sharing printer atau bertukar informasi. Dapat dilihat pada Gambar 3.5. (Rafiudin, 2003)

STIKOM


(39)

Gambar 3.5 Local Area Network (readanddigest.com)

2. Wide Area Network (WAN)

WAN dapat mengkoneksikan user – user jaringan dalam area geografis, membuatnya menjadi praktis dalam berkomunikasi dan sharing antarnegara dan benua. Sebagai contohnya yaitu operator bank yang dapat mengakses komputer pada kantor cabangnya yang terletak diberbagai kota maupun negara. Dapat dilihat pada Gambar 3.6. (Rafiudin, 2003)

Gambar 3.6 Wide Area Network (ecomputernote.com)

STIKOM


(40)

30

3. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN adalah jaringan komputer yang sama dengan Local Area Network

(LAN) dan biasanya MAN meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini jaringan MAN menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh jaringan kantor cabang sebuah bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan lainnya. Dapat dilihat pada Gambar 3.7. (Yuhefizar, 2003)

Gambar 3.7 Metropolitan Area Network (cis.msjc.edu)

4. Internet

Jaringan didunia ini menggunakan perangkat jaringan yang berbeda – beda dan orang dapat terhubung dengan orang lain yang terhubung dengan jaringan yang lain. Setiap orang yang terhubung ke jaringan menggunakan perangkat yang

STIKOM


(41)

berbeda beda, oleh sebabnya setiap orang membutuhkan gateway untuk saling terhubung. Gateway akan menghubungkan antar perangkat yang lain untuk menghubungkan dari hardware maupun software. Dapat dilihat pada Gambar 3.8. (Yuhefizar, 2003)

Gambar 3.8 Ilustrasi Internet (ec.europa.eu)

5. Jaringan Wireless (Jaringan Tanpa Kabel)

Jaringan ini merupakan suatu solusi komunikasi yand tidak bisa dilakukan menggunakan kabel. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah banyak yang menggunakan dan mampu memberikan kecepatan akses yang cepat dibandingkan kabel.

STIKOM


(42)

32

3.4.2 Jenis Topologi Jaringan

Topologi jaringan yaitu suatu bentuk struktur dari jaringan yang dibangun sesuai dengan kebutuhan untuk menghubungkan antar komputer. Topologi jaringan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Topologi STAR

Topologi star ini merupakan sebuah topologi jaringan yang menggunakan sebuah swicth/hub untuk menghubungkan antar node client.

2. Topologi BUS

Topologi bus ini menggunakan sebuah kabel backbone yang berjenis

coaxial yang melintang disepanjang node client dan pada ujung kabel tersebut terdapat konektor T sebagai end to end.

3. Topologi RING

Topologi merupakan untuk menghubungkan antar PC dengan PC yang lain tanpa menggunakan hub atau switch.

4. Topologi TREE

Topologi Tree merupakan gabungan antara topologi star dan bus, bahkan dapat juga ditambahkan dengan topologi star. Topologi ini menggunakan

backbone sama dengan topologi bus yang berfungsi sebagai tulang punggung jaringan.

5. Topologi MESH

Topologi Mesh merupakan toplogi pemilihan rute jaringan.

STIKOM


(43)

3.5Jenis Routing

Beberapa jenis routing yang sudah diterapkan dan digunakan sebagai berikut :

3.5.1 OSPF

Open Shortest Path First (OSPF) merupakan protokol routing link state

dan digunakan untuk menghubungkan router-router yang berada dalam satu

Autonomous System (AS) sehingga protokol routing ini termasuk juga kategori

Interior Gateway Protocol (IGP). OSPF pertama kali dikembangkan pada tahun 1987 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) dan pertama kali dipublikasikan adalah OSPFv1. Pada tahun 1991, OSPFv2 mulai dipublikasikan sampai tahun 1998 perkembangan OSPF menjadi OSPFv3 hingga tahun 2008 OSPFv3 ini disempurnakan. (Towidjojo, 2013)

3.5.1.1Karakteristik OSPF

Protokol routing OSPF memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : - Merupakan protokol routing link state, sehingga setiap router memiliki

gambaran toopologi jaringan.

- Menggunakan Hello Packet untuk mengetahui keberadaan neighbor router. - Routing update hanya dikirimkan bila terjadi perubahan dalam jaringan dan

dikirimkan secara multicast.

- Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena dapat dibagi berdasarkan konsep

area.

- Menggunakan cost sebagai metric, dengan cost terendah yang akan menjadi

metric terbaik.

STIKOM


(44)

34

- Tidak memiliki keterbatasan hop count

- Merupakan routing protokol classless

- Nilai secara default Administrative Distance (AD)

- Memiliki fitur authentication saat mengirim routing update.

3.5.2 STATIC Routing

Static Routing merupakan metode routing tabel yang dibuat secara manual oleh pengguna. (Agung, 2013)

3.5.2.1Keuntungan Static Routing

Routing static memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut : - Tidak ada waktu pemrosesan pada CPU router.

- Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.

- Dapat menambahkan keamanan, karena admin dapat memberikan akases routing tertentu.

3.5.2.2Kerugian Static Routing

Routing static memiliki beberapa kerugian sebagai berikut : - Admin harus dapat memahami bagaimana internet bekerja. - Menambahkan rute ke semua router secara manual.

- Tidak sesuai untuk network yang besar.

3.6Layanan

Sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya, berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi. Tujuannya

STIKOM


(45)

agar setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan. Ada beberapa layanan untuk media pengiriman, sebagai berikut:

3.6.1 FTP Server

File Transfer Protocol (FTP) Server merupakan perangkat lunak yang bertanggung jawab untuk menerima permintaan protokol FTP dari Client. FTP ini berfungsi untuk men-download atau meng-upload file antar komputer. (Ozan, 2012)

3.6.2 FTP Client

FTP Client merupakan aplikasi untuk mengelola dan mentransfer file antar Client dan Server. Pada umumnya digunakan untuk mendownload file ke Server. Ada beberapa aplikasi FTP diantaranya Filezila, FireFTP, dan masih banyak lagi. (Ozan, 2012)

3.7Monitoring Jaringan

Monitoring jaringan dibutuhkan untuk melakukan pengawasan pada jaringan yang dilakukan, agar jaringan tersebut selalu terkontorl dan apabila terputus dapat diketahui langsung oleh user. Pada kali ini software yang digunakan untuk

monitoring jaringan yaitu Wireshark. 3.7.1 Wireshark

Wireshark merupakan salah satu tool monitoring jaringan yang berfungsi untuk mengawasi trafic pada jaringan komputer dan dapat menganalisa keseluruhan jaringan komputer. Dapat dilihat pada Gambar 3.9.

STIKOM


(46)

36

Gambar 3.9 Wireshark (news.softpedia.com)

Wireshark dapat melihat dan meyimpan informasi mengenai paket keluar dan masuk dalam jaringan yang terkirim dan diterima.

3.7.1.1Tujuan dan Manfaat Wireshark

Manfaat dari software Wireshark ini sebagai berikut : - Menangkap informasi yang dikirim dan diterima - Mengetahui aktivitas dalam jaringan komputer

- Mengetahui dan menganalisa kinerja jaringan komputer - Mengamati keamanan jaringan komputer

3.8Software Simulasi

Software simulasi yang digunakan dalam membuat simulasi jaringan yaitu:

3.8.1 Virtual Box

Software Virtual ini merupakan sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk mengeksekusi sistem operasi tambahan dalam sistem utama. Fungsinya

STIKOM


(47)

untuk melakukan ujicoba dan simulasi suatu sistem operasi tanpa menghilangkan sistem utama. Dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Virtual Box (www.geeks3d.com)

STIKOM


(48)

38 BAB IV PEMBAHASAN

4.1Identifikasi Masalah

PDAM Kota Surabaya mempunyai beberapa cabang. Cabang – cabang tersebut mempunyai jarak yang jauh. Sementara itu untuk menghubungkan antar cabang tersebut dibutuhkan teknologi yang dapat menghubungkan antar cabang – cabang tersebut. Teknologi tersebut akan digunakan untuk saling komunikasi sehingga membutuhkan keefisienan.

Menghubungkan antar cabang dengan menggunakan teknologi MPLS. Penerapan teknologi MPLS dapat membantu dalam efisiensi dalam berkomunikasi antar cabang. Teknologi tersebut menghubungkan antar cabang dengan membuat routing sendiri. Routing tersebut berbeda dengan routing biasa, karena MPLS mempunyai label sendiri. Label tersebut berfungsi untuk meneruskan paket agar sampai di tempat tujuan.

Dengan MPLS tersebut maka dapat mengatasi dalam efisiensi komunikasi antar cabang. Komunikasi tersebut dapat efisien karena proses pengiriman tidak lagi menggunakan alamat IP untuk meneruskan paket yang membutuhkan proses lama.

STIKOM


(49)

4.1.1 Rancangan Topologi

Gambar 4.1Desain topologi jaringan

Pada Gambar 4.1 sebuah desain topologi untuk PDAM, terdapat 8router dan 5 Personal Computer (PC).Setiap router dimisalkan sebagai router cabang dan setiap PC dimisalkan sebagaipengguna setiap cabang.Router yang digunakan adalah router

mikrotik dan setiap PC menggunakan sistem operasi Windows XP.Mikrotik OS akan di pasang pada VirtualBox sebanyak 8 yang nantinya sebagai router. Setiap router

memiliki paling banyak 4 interface. Interface tersebut adalah sebuah ethernet.

Dalam pembagian IP setiap interface mempunyai IP dengan subnetmask

255.255.255.252 sehingga mempunyai 2 host yang sah sebagai alamat IP interface

pada router. IP pada host atau PC juga mempunyai subnetmask yang sama. Namun

STIKOM


(50)

40

itu tergantung dengan kebutuhan. Semakin banyak pengguna maka membutuhkan banyak alamat IP lagi. Dengan pemakaian IP sesuai kebutuhan maka dapat meningkatkan keamanan pada jaringan tersebut.

Pada simulasi ini cukup membutuhkan 4 IP. Empat IP tersebut satu sebagai ID jaringan, satu sebagai broadcast dan 2 untuk alamat IP host.

Berikut adalah tabel IP pada setiap Interface mikrotik dan PC. Tabel 4.1 Daftar alamat IP Interface

Router Interface IP Address

A

192.168.1.2/30 Ether 1 192.168.1.5/30 Ether 2 192.168.1.9/30 Ether 3

B

192.168.2.2/30 Ether 1 192.168.2.5/30 Ether 2 192.168.2.9/30 Ether 3 192.168.1.6/30 Ether 4

C

192.168.3.2/30 Ether 1 192.168.3.5/30 Ether 2 192.168.3.9/30 Ether 3 192.168.1.10/30 Ether 4

D

192.168.2.6/30 Ether 1 192.168.3.10/30 Ether 2 192.168.4.6/30 Ether 3

STIKOM


(51)

Tabel 4.2 Daftar Alamat IP pada PC

Device IP Address Subnet Mask Default Gateway

PC 1 192.168.1.1 255.255.255.252 192.168.1.2 PC 2 192.168.2.1 255.255.255.252 192.168.2.2 PC 3 192.168.3.1 255.255.255.252 192.168.3.2 PC 4 192.168.4.1 255.255.255.252 192.168.4.2

E

192.168.2.10/30 Ether 1 192.168.3.6/30 Ether 2 192.168.4.10/30 Ether 3 192.168.5.6/30 Ether 4

F

192.168.4.2/30 Ether 1 192.168.4.5/30 Ether 2 192.168.4.9/30 Ether 3 192.168.6.6/30 Ether 4

G

192.168.5.2/30 Ether 1 192.168.5.5/30 Ether 2 192.168.5.9/30 Ether 3 192.168.6.10/30 Ether 4 H

192.168.6.2/30 Ether 1 192.168.6.5/30 Ether 2 192.168.6.9/30 Ether 3

STIKOM


(52)

42

PC 5 192.168.5.1 255.255.255.252 192.168.5.2 PC 6 192.168.6.1 255.255.255.252 192.168.6.2

4.2Pembahasan

4.2.1 Instalasi Software

Dalam membuat simulasi inimembutuhkan suatu aplikasivirtual yang digunakan untuk memasang aplikasi yang dibutuhkan salah satunya yaitu

virtualbox.Virtualbox merupakan software virualisasi, yang digunakan untuk menjalankan sistem operasi tambahan dalam sistem oerasi utama. Aplikasitersebut

dapat di unduh pada website resminya, yaitu

https://www.virtualbox.org/wiki/Downloads, contoh dapat di lihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Web Virtual Box

Setelah selesai mengunduh aplikasi dari situs resmi virtualbox selanjutnya adalah memasangnya. Klik aplikasi yang telah diunduh kemudian akan muncul Gambar 4.3 seperti berikut:

STIKOM


(53)

Gambar 4.3 Proses awal instalasivirtualbox

Gambar 4.3 diatas adalah proses pertama pemasangan virtualbox. Kemudian

tekan “next” untuk melanjutkan proses pemasangan aplikasi. Ikuti langkah -

langkahnya hingga selesai. Jika selesai memasang virtualbox kemudian buka aplikasi tersebut sehingga akan muncul Gambar 4.4 seperti berikut:

Gambar 4.4 Tampilan Virtualbox

STIKOM


(54)

44

Pada Gambar 4.4 diatas adalah gambar virtualbox setelah dipasang. Proses selanjutnya adalah menginstall MikrotikOS pada virtualbox. Untuk menginstall mikrotik pilih “New”, seperti Gambar 4.5. kemudian dilanjutkan dengan pemasangan MikrotikOS seperti pada Gambar 4.6.

. Gambar 4.5 Tampilan sebelum membuat OS Virtual

Gambar 4.6 Memilihvirtual OS

STIKOM


(55)

yang dipilih adalah tipe linux karena MikrotikOS berbasis pada sistem operasi tersebut dan Pada versinya pilih “other linux”. Kemudian setelah selesai beri nama

dengan nama “A” sebagai router mikrotik “A”. Jika sudah memberi nama kemudian

klik “Next” untuk melanjutkan. Kemudian muncul layar berikutnya seperti pada

Gambar 4.7.

Gambar 4.7Mengatur kapasitas Random access memory (RAM)

Pada Gambar 4.7 diatas adalah proses mengatur kapasitas RAM. RAM digunakan sebagai penyimpanan primer dalam komputer untuk mengubah informasi secara aktif. Kapasitas RAM diatur dengan kapasitas 512MB. Setelah mengatur

kapasitas RAM klik “Next” hingga muncul layar seperti pada Gambar 4.8.

STIKOM


(56)

46

Gambar 4.8 Penyimpanan pada hardisk fisik.

Setelah muncul layar seperti Gambar 4.8 diatas pilih “fixed size”. Kemudian

tekan “Next” untuk proses selanjutnya sehingga muncul layar seperti pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9Menentukan ukuran hardisk.

STIKOM


(57)

hardiskdialokasikan sekitar 1 GB, Selanjutnya tekan “Create” dan tunggu sampai

proses selesai hingga muncul seperti Gambar 4.10 ulangi proses diatas untuk membuat sistem operasi hingga sebanyak 8 sistem operasi.

Gambar 4.10 Selesai membuat other linux

Proses selanjutnya adalah mengisntall MikrotikOS ke sistem operasi other linux tersebut. Klik “start” pada sistem operasi other linux kemudian muncul seperti Gambar 4.11.

STIKOM


(58)

48

Gambar 4.11 Proses memilih CD/ISO booting

Proses pada Gambar 4.11 adalah proses memilih ISO booting. Pilih ISO

booting MikrotikOS. Kemudian klik “start” untuk melanjutkan hingga muncul seperti

Gambar 4.12

Gambar 4.12Memilih paket Service

STIKOM


(59)

servis, pilih semua dengan tekan “A” pada keyboard.Setelah itu muncul perintah “Do you want to keep old Configuration? [y/n]” pilih “n” pada keyboard, Kemudian muncul peringatan“all data on the disk will be erased! Continue? [y/n]” pilih “y”.

Tunggu proses instalasi hingga selesai dan tekan “enter” untuk reboot, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13Instalasi MikrotikOS.

Setelah selesai, unmount CD dengan cara pilih “Devices” yang berada di

menu, pilih CD/DVD devices kemudian pilih “remove disk from virtual drive”.Selanjutnya tekan enter untuk reboot MikrotikOSnya sehingga muncul tampilan MikrotikOS seperti pada Gambar 4.14.

STIKOM


(60)

50

Gambar 4.14 Tampilan Mikrotik

Proses instalasi mikrotik telah selesai dibuat. Kemudian proses berikutnya adalah menginstall Windows XP. Membuat virtual windowssamaseperti membuat virtual Mikrotik namun bedanya pada type pilihmicrosoft windows dan padaversionpilih windows XP. Kemudian pada pembagian ukuran RAM beri sebanyak 1,2 GB dan pada hardisknya beri 2,5 GB. Proses instalasi Windows XP ini dapat dilihat pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Tampilan booting windows xp

STIKOM


(61)

dibawah ini. Tekan “Enter” pada keyboard untuk melanjutkan instalasi Windows XP. Setelah itu muncul End-User License Agreement.Tekan “F8” untuk menyetujui. Kemudian akan muncul partisi hard disk. Tekan “C” untuk membuat partisi seperti contoh Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Partisi hard disk

Setelah tekan “C”, maka akan muncul tampilan yang berisi untuk

menentukkan kapasistas hard diskpartisi dengan kapasitas 1200 MB lalu tekan

Enter” untuk melanjutkan. Partisi sisanya dengan mengisi semua kapasitas yang

tersiasa. Kemudian tekan “Enter”. Setelah itu,akan muncul seperti Gambar 4.17.

STIKOM


(62)

52

Gambar 4.17Kapasitas Hard disk

Setelah menentukan kapasitas partisi selanjutnya tekan “Enter”. Kemudian akan muncul seperti Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Format partisi

Kemudian pilih format partisinya NTFS, Setelah selesai format, maka proses menyalin file akan berlangsung pada proses instalasi, Pilih disk C untuk diisi windows xp. seperti pada Gambar 4.19.

STIKOM


(63)

Gambar 4.19 Proses menyalin file

Pada Gambar 4.19 adalah proses instalasi tunggu hingga proses tersebut selesai Setelah proses instalasi selesai, maka akan otomatis restart. Selanjutnya proses instalasi Windows XP seperti pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20 Proses instalasi Windows XP

STIKOM


(64)

54

Tunggu dan ikuti tahap – tahapnya hingga semua proses telah selesai. Kemudian akan reboot secara otomatis dan kemudian akan masuk ke windows xp seperti Gambar 4.21

Gambar 4.21Loading windows

Kemudian muncul tampilan “Welcome To Microsoft Windows”, pilih

Next”.Muncul lagi “Help Protect Your Pc” pilih “Not Right Now” kemudian pilih

Next”. Komputer akan memeriksa koneksi internet. Pilih buttonNo, this computer

will connect directly to the internet”, pilih “Next” untuk melanjutkan dan setelah itu proses selanjutnya adalah registrasi online dengan Microsoft, pilih “No, at this time

kemudian “Next”. Isikan nama pengguna komputer dan setelah itu proses instalasi

Windows XP selesai hingga muncul seperti Gambar 4.22.

STIKOM


(65)

Gambar 4.22Tampilan awal Windows XP

Pada Gambar 4.22 adalah tampilan awal pada windows xp yang telah diinstall.

4.2.2 CloningOperating System

Simulasi ini membutuhkan 8 MikrotikOS dan 8Windows XP. Namun karena keterbatasan maka mengkloning 8 MikrotikOS dan 1 Windows XP. Windows XP sebagai semua PC dengan mengganti alamat IP. Ada dua cara untuk melakukan simulasi sesuai dengan kebutuhan. Pertama adalah clonning dan kedua adalah menginstall ulang seperti tahap – tahap diatas.Untuk mempermudah maka memilih metode clonning.meng-clone Operating System yang sudah di install termasuk MikrotikOS. Cara clone atau menggandakan dapat dilihat pada Gambar 4.23.

STIKOM


(66)

56

Gambar 4.23Cloning Operating System

Setelah proses seperti Gambar 4.39, selanjutnya rubah nama dari masing –

masing OS dan pilih “reinitialize the MAC address of all network cards”. Kemudian

type clone, pilih “full clone” tekan clone dan tunggu hingga selesai.Hasil dari clone dapat dilihat pada Gambar 4.23.

Gambar 4.24 Hasil clone pada virtual box

STIKOM


(67)

Sebelum mengaktifkan semua virtual, seting dahulu interface pada virtual box dengan cara, pilih “Setting” kemudian “Network”. Atur interfaceseperlunya, pada simulasi ini menggunakan 4 interface, maka semua adapter dipakai dan penulis menggunakan Host-only adapter yang digunakan untuk interfaceLocal Area Network

(LAN) contoh dapat dilihat pada Gambar 4.25.

Gambar 4.25 Interface di virtual box

Kemudian klik “Advanced” pada promiscuouspilih “Allow All”. Lakukan pada

semua MikrotikOS dan Windows XP. 4.3.1 Konfigurasi Router

4.3.1.1Loopback Interfaces

Konfigurasi ini untuk mendistribusikan setiap label informasi yang terdapat pada router. Proses pendistribusian label ini dikonfigurasi pada masing-masing

interface pada router yang terkoneksi dengan router lainnya. Informasi label yang didistribusikan dari satu router ke router lainnya adalah loopbackaddress yang dalam

STIKOM


(68)

58

simulasi ini dikonfigurasikan dengan namalobridge.Berikut adalah konfigurasi untuk

interfaceloopback pada setiap router dan untuk IPloopbackyang digunakan dalam simulasi ini dapat di lihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.3 Konfigurasi router Router A

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.1/32 interface=lobridge Router B

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.2/32 interface=lobridge Router C

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.3/32 interface=lobridge Router D

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.4/32 interface=lobridge Router E

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.5/32 interface=lobridge Router F

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.6/32 interface=lobridge Router G

STIKOM


(69)

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.7/32 interface=lobridge Router H

[admin@mikrotik] >interface bridge add name=lobridge

[admin@mikrotik] >IP address add address=192.255.255.8/32 interface=lobridge

Ringkasan dari isi konfigurasi diatas dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.4Interface bridge

Router Name IP Address Interface

A lobridge 192.255.255.1/32 lobridge B lobridge 192.255.255.2/32 lobridge C lobridge 192.255.255.3/32 lobridge D lobridge 192.255.255.4/32 lobridge E lobridge 192.255.255.5/32 lobridge F lobridge 192.255.255.6/32 lobridge G lobridge 192.255.255.7/32 lobridge H lobridge 192.255.255.8/32 lobridge

STIKOM


(70)

60

4.3.1.2IP Addressingpada Mikrotik

Alamat IP adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. berikut adalah konfigurasi pemberian lamat IP untuk setiap interface pada mikrotik.

Tabel 4.5Konfigurasi IP address pada Mikrotik Router A

[admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.1.2/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.1.5/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.1.9/30 interface=ether3 Router B

[admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.2.2/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.2.5/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.2.9/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.1.6/30 interface=ether4 Router C

[admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.3.2/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.3.5/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.3.9/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.1.10/30 interface=ether4 Router D

[admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.2.6/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.3.10/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.4.6/30 interface=ether3

STIKOM


(71)

Router E

[admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.2.10/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.3.6/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.4.10/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.5.6/30 interface=ether4 Router F

[admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.4.2/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.4.5/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.4.9/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.6.6/30 interface=ether4 Router G

[admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.5.2/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.5.5/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.5.9/30 interface=ether3 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.6.10/30 interface=ether4 Router F

[admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.6.2/30 interface=ether1 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.6.5/30 interface=ether2 [admin@mikrotik]>IP address add address=192.168.6.9/30 interface=ether3

STIKOM


(72)

62

4.3.1.3Konfigurasi Routing

PDAM mempunyai banyak cabang sehingga merupakan jaringan dalam sekala besar. Dalam jaringan sekala besar, pemilihan routing sangat di perlukan. Terdapat dua cara routing yaitu static routing dan dynamic routing. static routing

digunakan pada jaringan LAN sekala kecil namun pada dynamic routingdigunakan pada jaringan sekalabesar. PDAM merupakan jaringan dalam sekala besar sehingga penggunaan static Routing tidak memungkinkan untuk di terapkan.Sehingga penggunaan dynamic routingsangat cocok untuk diterapkan.Dynamic routingmempunyai beberapa protokol salah satunya adalah(Open Shortest Path First) OSPF.

4.3.1.3.1 OSPF

Open Shortest Path First (OSPF) merupakan suatu protokol routing berjenis

link state.link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Berikut adalah konfigurasi OSPF pada setiap router Mikrotik.

Tabel 4.6 Konfigurasi OSPF Router A

[admin@mikrotik]>routing ospf instance set distribute-default=never redistribute- connected=as-type-1 router-id=192.255.255.1 default

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.1.0/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.1.4/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.1.8/30

STIKOM


(73)

Router B

[admin@mikrotik]>routing ospf instance set distribute-default=never redistribute- connected=as-type-1 router-id=192.255.255.1 default

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.2.0/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.2.4/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.2.8/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.1.4/30 area=backbone

Router C

[admin@mikrotik]>routing ospf instance set distribute-default=never redistribute- connected=as-type-1 router-id=192.255.255.1 default

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.3.0/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.3.4/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.3.8/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.1.8/30 area=backbone

STIKOM


(74)

64

Router D

[admin@mikrotik]>routing ospf instance set distribute-default=never redistribute- connected=as-type-1 router-id=192.255.255.1 default

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.2.4/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.3.8/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.4.4/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.5.8/30 area=backbone

Router E

[admin@mikrotik]>routing ospf instance set distribute-default=never redistribute- connected=as-type-1 router-id=192.255.255.1 default

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.2.8/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.3.4/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.4.8/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.5.4/30 area=backbone

STIKOM


(75)

[admin@mikrotik]>routing ospf instance set distribute-default=never redistribute- connected=as-type-1 router-id=192.255.255.1 default

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.4.0/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.4.4/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.4.8/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.6.4/30 area=backbone

Router G

[admin@mikrotik]>routing ospf instance set distribute-default=never redistribute- connected=as-type-1 router-id=192.255.255.1 default

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.5.0/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.5.4/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.5.8/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.6.8/30 area=backbone

STIKOM


(76)

66

Router H

[admin@mikrotik]>routing ospf instance set distribute-default=never redistribute- connected=as-type-1 router-id=192.255.255.1 default

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.6.0/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.6.4/30 area=backbone

[admin@mikrotik]>routing ospf networkaddnetwork=192.168.6.8/30 area=backbone

pada “ospf set instance” terdapat distribute-default, redistribute-connected,

router-id. distribute-default adalah bagaimana cara spesifikasi dalam

mendistribusikan routingyang di set dengan never artinya tidak mengirim default route ke router lain. redistribute-connected adalah mendistribusikan route ke router yang terhubung. router-idadalahID router OSPF, hanya menggunakan 1 IP dalam setiap router. Berikut adalah detail singakat setingan OSPF pada Mikrotik.

Tabel 4.7 Tabel Routing OSPF

Router Device OSPF Subneting Area

A

192.168.1.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.1.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.1.8 255.255.255.252 Backbone

B

192.168.2.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.2.4 255.255.255.252 Backbone

STIKOM


(77)

192.168.1.4 255.255.255.252 Backbone

C

192.168.3.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.3.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.3.8 255.255.255.252 Backbone 192.168.1.8 255.255.255.252 Backbone

D

192.168.2.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.3.8 255.255.255.252 Backbone 192.168.4.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.5.8 255.255.255.252 Backbone

E

192.168.2.8 255.255.255.252 Backbone 192.168.3.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.4.8 255.255.255.252 Backbone 192.168.5.4 255.255.255.252 Backbone

F

192.168.4.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.4.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.4.8 255.255.255.252 Backbone 192.168.6.4 255.255.255.252 Backbone

G

192.168.5.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.5.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.5.8 255.255.255.252 Backbone 192.168.6.8 255.255.255.252 Backbone

STIKOM


(78)

68

H

192.168.1.0 255.255.255.252 Backbone 192.168.1.4 255.255.255.252 Backbone 192.168.1.8 255.255.255.252 Backbone

4.3.1.3.2 Setting MPLS

MPLS merupakan teknologi penyampaian paket pada jaringan utama berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dan melahirkan teknologi lebih baik.Berikut konfigurasi atau setting MPLS pada router Mikrotik, dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.8 Konfigurasi MPLS Router A

[admin@mikrotik]>mpls ldp set enabled=yes lsr-id=192.255.255.1 transport-address=192.255.255.1

[admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether1 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether2 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether3 Router B

[admin@mikrotik]>mpls ldpset enabled=yes lsr-id=192.255.255.2 transport-address=192.255.255.2

[admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether1 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether2

STIKOM


(79)

[admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether4 Router C

[admin@mikrotik]>mpls ldpset enabled=yes lsr-id=192.255.255.3 transport-address=192.255.255.3

[admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether1 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether2 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether3 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether4 Router D

[admin@mikrotik]>mpls ldpset enabled=yes lsr-id=192.255.255.4 transport-address=192.255.255.4

[admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether1 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether2 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether3 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether4 Router E

[admin@mikrotik]>mpls ldpset enabled=yes lsr-id=192.255.255.5 transport-address=192.255.255.5

[admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether1 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether2 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether3 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether4

STIKOM


(80)

70

Router F

[admin@mikrotik]>mpls ldpset enabled=yes lsr-id=192.255.255.6 transport-address=192.255.255.6

[admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether1 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether2 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether3 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether4 Router G

[admin@mikrotik]>mpls ldpset enabled=yes lsr-id=192.255.255.7 transport-address=192.255.255.7

[admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether1 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether2 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether3 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether4 Router H

[admin@mikrotik]>mpls ldpset enabled=yes lsr-id=192.255.255.8 transport-address=192.255.255.8

[admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether1 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether2 [admin@mikrotik]>mpls ldp interface add interface=ether3

STIKOM


(81)

Pengaturan alamat IP pada seluruh host yang terkoneksi pada router sebagai berikut:

1. Masuk ke Control Panel, Pilih “Network and Internet Connection”, seperti

contoh pada Gambar 4.26.

Gambar 4.26Network and Internet Connection

2. Kemudian pilih “Network Connection”, sepeti Gambar 4.27.

Gambar 4.27Network Connection

STIKOM


(82)

72

3. Pilih “Local Area Connection” untuk memberi alamat IP, kemudian klik 2

kali dan pilih “properties”, maka akan muncul seperti Gambar 4.28.

Gambar 4.28Konfigurasi IP pada windows xp

Tabel 4.8 Alamat IP tiap PC

4.4Tahap Pengujian

Pada sub bab ini adalah tahap uji dari simulasi yang di kerjakan pada Kerja Praktek di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya.

4.4.1 Ping antar PC ke PC

Uji coba dengan cara tes menggunakan ping antar PCke PC yang digunakan dalam simulasi. Berikut beberapa uji coba ping antar PC dapat dilihat pada Gambar 4.29, Gambar 4.30, Gambar 4.31, Gambar 4.32 dan Gambar 4.33:

STIKOM


(83)

Gambar 4.29 Ping PC1 ke PC2

Pada gambar diatas dilakukan pengujian dengan cara melakukan Ping antara PC 1 ke PC 2 sebanyak 30 kali sehingga didapatkan hasil yaitu Paket terkirim = 30, Diterima = 30, lost = 0 (0% loss). Minimum RTT 0 ms, maximum RTT = 0 ms dan rata – rata = 0 ms.

2. PC 1 menuju ke PC 3 (192.168.1.1 ke 192.168.3.1)

Gambar 4.30 Ping PC1 ke PC3

STIKOM


(84)

74

Pada gambar diatas dilakukan pengujian dengan cara melakukan Ping antara PC 1 ke PC 3 sebanyak 30 kali sehingga didapatkan hasil yaitu Paket terkirim = 30, Diterima = 30, lost = 0 (0% loss). Minimum RTT 0 ms, maximum RTT = 0 ms dan rata – rata = 0 ms.

3. PC 1 menuju ke PC 4 (192.168.1.1 ke 192.168.4.1)

Gambar 4.31 Ping PC1 ke PC4

Pada gambar diatas dilakukan pengujian dengan cara melakukan Ping antara PC 1 ke PC 2 sebanyak 30 kali sehingga didapatkan hasil yaitu Paket terkirim = 30, Diterima = 30, lost = 0 (0% loss). Minimum RTT 0 ms, maximum RTT = 1 ms dan rata – rata = 0 ms.

4. PC 1 menuju ke PC 5 (192.168.1.1 ke 192.168.5.1)

STIKOM


(1)

75

Gambar 4.32 Ping PC1 ke PC5

Pada gambar diatas dilakukan pengujian dengan cara melakukan Ping antara PC 1 ke PC 2 sebanyak 30 kali sehingga didapatkan hasil yaitu Paket terkirim = 30, Diterima = 30, lost = 0 (0% loss). Minimum RTT 0 ms, maximum RTT = 1 ms dan rata – rata = 0 ms.

5. PC 1 menuju ke PC 6 (192.168.1.1 ke 192.168.6.1)

Gambar 4.33 Ping PC1 ke PC6

Pada gambar diatas dilakukan pengujian dengan cara melakukan Ping antara PC 1 ke PC 2 sebanyak 30 kali sehingga didapatkan hasil yaitu Paket terkirim = 30, Diterima = 30, lost = 0 (0% loss). Minimum RTT 0 ms, maximum RTT = 1 ms dan rata – rata = 0 ms.

STIKOM


(2)

4.4.2 Pengiriman Data

4.4.2.1Hasil pengiriman menggunakan routing OSPF

Pengujian ini adalah perbandingan antara penggunaan MPLS dengan routing OSPF. Pengujian ini dilakukan antar host yang melintasi jaringan host tersebut telah terpasang software filezilla. Filezilla adalah sebuah software untuk mentransfer file yang mendukung FTP. Berikut adalah hasil pengiriman file pada jaringan OSPF.

Gambar 4.34 Client mengirimkan data pada jaringan OSPF Dengan menggunakan routing OSPF yang diuji coba dengan cara mentrasfer file sebanyak 5 dan berbeda jenis didapatkan hasil rata – rata kecepatan transfer adalah6,32 MB/s

4.4.2.2Hasil pengiriman menggunakan MPLS

Berikutnya adalah pengujian dengan jaringan yang telah dikonfigurasi dengan MPLS dapat dilihat pada Gambar 4.35.

STIKOM


(3)

77

Gambar 4.35 Hasil pengiriman data dengan MPLS

Dengan menggunakan MPLS yang diuji coba dengan cara mentrasfer file sebanyak 5 dan berbeda jenis didapatkan hasil rata – rata kecepatan transfer adalah 25,52 MB/s

STIKOM


(4)

77 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat selama kerja praktek pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya adalah:

Hasil perbandingan dari percobaan dengan pengiriman 5 file yang berbeda antara OSPF dengan MPLS memiliki hasil, bahwa OSPF mempunyai kecepatan transfer rata – rata adalah 6,32 MB/s sedangkan MPLS mempunyai kecepatan transfer rata – rata adalah 25,52 MB/s. Sehingga dari hasil tersebut didapatkan prosentase OSPF memiliki kecepatan hanya 25% dari kecepatan MPLS atau dengan kata lain MPLS 400% lebih cepat dibandingkan dengan OSPF.

5.2 Saran

Langkah-langkah konfigurasi yang telah dilakukan dapat didokumentasikan atau di backup sehingga apabila MPLS diterapkan untuk menghubungkan antar cabang sangat baik. Selain itu dilakukan pengelolaan untuk memanagemen jaringan agar dapat berfungsi dengan baik.

STIKOM


(5)

78

DAFTAR PUSTAKA

Ghein, L. D. (2007). MPLS Fundamentals. Indianapolis: Cisco Press.

Alwayn, Viviek. (2002).Advanced MPLS Design and Implementation. Indianapolis: Cisco Press.

Agung, R. (2013). Pengertian dan Jenis Routing. mikrotikindo.blogspot.com. diakses pada tanggal 7 Oktober 2013

Ozan. (2012). FTP Server dan FTP Client. melengo.wordpress.com. diakses pada tanggal 9 Oktober 2013

Rafiudin, R. (2003). Panduan Membangun Jaringan Komputer Untuk Pemula.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Towidjojo, R. (2013). Konsep dan Implementasi Routing dengan Router Mikrotik. Jasakom.

http://virtualbox.org diakses pada tanggal 7 Oktober 2013

wiki.mikrotik.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2013 ipcisco.com diakses pada tanggal 15 Oktober 2013

digilib.ittelkom.ac.id diakses pada tanggal 15 Oktober 2013

HYPERLINK "http://microsoftwindowssupport.com/windows-help/new-amd-beta-driver-ditches-windows-xp/" silicoerepublic.com diakses pada tanggal 15 Oktober 2013

STIKOM


(6)

readanddigest.com diakases pada tanggal 15 Oktober 2013 http://www.wireshark.org diakses pada tanggal 15 Oktober 2013

STIKOM