Untuk mencegah kerusakan pada transistor tersebut sebuah dioda harus dihubungkan ke relay tersebut. Dioda dihubungkan secara terbalik sehingga secara normal dioda ini
tidak menghantarkan. Penghantaran hanya terjadi ketika relay dinonaktipkan, pada saat ini arus akan terus mengalir melalui kumparan dan arus ini akan dialirkan ke
dioda. Tanpa adanya dioda arus sesaat yang besar itu akan mengalir ke transistor, yang mengakibatkan kerusakan pada transistor.
Program yang harus diisikan untuk mengaktipkan transistor yang akan mengaktipkan relay, sehingga lampu hidup adalah sebagai berikut,
Setb P0.2
Dan untuk mematikan lampu maka program yang harus diisikan adalah,
Clr P0.2
Dengan demikian kita sudah dapat menghidupkan dan mematikan lampu melalui program.
3.8. Penguat Sinyal
Rangkaian ini berfungsi untuk memperkuat sinyal yang dihasilkan oleh sensor gempa sehingga cukup kuat untuk memberikan logika high atau logika low kepada µC
AT89S51. Rangkaian penguat sinyal ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut :
Universitas Sumatera Utara
A733 Vcc
Vcc
C 945 3
2 3
2 1
1 µ
c
Vcc
LM 385 1 K
Ω 1 K
Ω 1 K
Ω 1 K
Ω 10 K
Ω 100 K
Ω 330
Ω
100 K Ω
100 K Ω
Gambar 3.6 Rangkaian penguat sinyal
Sinyal dari sensor akan diperkuat oleh transistor A733 sebagai penguat depan sekaligus menyesuiakan impedansi input terhadap Op-Amp 358. Op-Amp LM 358
sebagai penguat ganda non inverting memperkuat sinyal yang dihasilkan oleh penguat depan yaitu transistor A733. Pada Op_Amp pertama sinyal akan dikuatkan sampai
maksimal 100 kali penguatan. Kemudian output dari Op-Amp pertama ini akan diinputkan ke Op-Amp kedua untuk dikuatkan lagi sampai maksimal 100 kali
penguatan. Dengan demikian output dari Op-Amp kedua mampu mendrive transistor C945 untuk menekan logika high atau logika low pada pin input µC AT89S51.
Universitas Sumatera Utara
Transistor C945 ini merupakan transistor jenis NPN. Transistor ini akan aktip saturasi jika pada basis diberikan tegangan lebih besar dari 0,7 volt. Jika transistor
ini aktip, maka kolektor akan terhubung ke emitor sehingga tegangan pada kolektor akan jatuh menjadi 0 volt. Jatuhnya tegangan pada kolektor dari 5 volt ke 0 volt inilah
yang merupakan indikasi adanya rembesan air yang diterima oleh sensor air. Jatuhnya tegangan pada kolektor dari 5 volt ke 0 volt ini juga akan menyebabkan LED indikator
menyala.
Kolektor dari transistor ini akan dihubungkan ke µC AT89S51, sehingga perubahan tegangan yang terjadi pada kolektor akan dapat diketahui oleh µC
AT89S51.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
4.1 Rangkaian Power Supplay PSA
Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian, sedangkan
keluaran 12 volt digunakan untuk menghidupkan relay. Rangkaian tampak seperti gambar di bawah ini,
Vreg
LM7805CT
IN OUT
TIP32C
100ohm
100uF 330ohm
220V 50Hz 0Deg
TS_PQ4_12 2200uF
1uF 1N5392GP
1N5392GP
12 Volt 5 Volt
Gambar 4.1 Rangkaian Power Supplay PSA
Universitas Sumatera Utara
Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan
disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 µF. Regulator tegangan 5 volt LM7805CT digunakan
agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP
TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan LM7805CT tidak akan panas ketika
rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda. Sebenarnya tegangan 12 volt ini tidak stabil, namun karena
tegangan 12 volt ini hanya digunakan untuk menghidupkan relay, jadi tidak dipermasalahkan, karena relay dapat hidup dengan tegangan 8 – 15 volt.
4.2 Pengujian Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51