The communication behaviors of members of the house of representatives commission IV of the republic of indonesia in hearings with the ministry of agriculture in 2010

PERILAKU KOMUNIKASI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KOMISI IV DALAM RAPAT
DENGAR PENDAPAT DENGAN KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2010

DISERTASI

HALOMOAN HARAHAP

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul

Perilaku

Komunikasi Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian
Pertanian Tahun 2010 adalah benar hasil karya saya sendiri dengan

arahan Komisi Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk
manapun. Bahan rujukan atau sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang telah diterbitkan ataupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Juli 2012
Halomoan Harahap

Abstrack
HALOMOAN HARAHAP. The Communication Behaviors of Members of the House of
Representatives Commission IV of the Republic of Indonesia in Hearings with the
Ministry of Agriculture in 2010. Advisors: S. SARWITITI S. AGUNG (Chairman),
BASITA GINTING SUGIHEN (Member) and DARWIS S. GANI (Member)
A hearing (RDP) is a means of communication between the House of Representatives of
the Republic of Indonesia (DPR-RI) with the government. Through RDP, the House
members can deliver the aspirations of the people and influence the government to
prepare a development program tailored to the interests of the people, especially in the
fields of agriculture, fisheries, marine, forestry, and food, which Commission IV actually
deals with. So far, the communication behaviors of the House members with the

government in RDP not much has been known. Therefore, this research attempted to
focus its study on the communication behaviors of the members of the House of
Representatives Commission IV of the Republic of Indonesia in hearings with the
Ministry of Agriculture in 2010. The research objectives were to describe the interest
content of messages and the methods of communication presentation of the members of
the House of Representatives Commission IV in RDP. The study used a content analysis
method. The research materials were the minutes of RDP in 2010 by carrying out a
census. There were two major research variables, namely communication behaviors and
characteristics. Communication variables were operationalized into dimensions of
message content and delivery method. Characteristic variables were limited to gender,
age, religion, educational level, job type of initial employment and term of office period.
The analysis units of the study were separately defined in statements. Prior to the study, a
reliability test was conducted. The data processing used descriptive statistics and
correlation test of Kendall's tau -b. The research results showed that in terms of gender
the members of the House of Representatives Commission IV were dominated by males
with a dominant age group of 41-60 years. Undergraduate education (Strata 1) was the
educational background of most of the House members. The initial occupation of most of
the House members was an entrepreneur. Most members of the Commission IV have one
period of office term. The types of RDP information were dominantly related to the
government. The message interest content was more people-oriented interest. The

messages conveyed mostly discussed problem substances and problem-solving
orientations. In the meantime, the types of reasons were mostly about symptoms
accompanied by narrative evidence. The method of presenting communication mostly
used clear sentences which were less critical and assertive. The characteristics were not
related to the content of messages and ways to present communication.
Keywords: communication message, message content, presentation method, and
hearings.

RINGKASAN
HALOMOAN HARAHAP. Perilaku Komunikasi Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia Komisi IV dalam Rapat Dengar Pendapat dengan
Kementerian Pertanian Tahun 2010. Komisi Pembimbing: SARWITITI S.
AGUNG (Ketua), BASITA GINTING SUGIHEN (Anggota) dan DARWIS S.
GANI (Anggota)
Rapat Dengar Pendapat (RDP) adalah sarana komunikasi antara Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dengan pemerintah. Melalui
RDP, anggota DPR-RI dapat menyampaikan aspirasi rakyat dan mempengaruhi
pemerintah agar menyusun program pembangunan yang sesuai kepentingan
rakyat. Perilaku komunikasi anggota DPR-RI dalam RDP sangat penting untuk
mempengaruhi pemerintah. Sejauh ini belum banyak diketahui bagaimana

perilaku komunikasi anggota DPR-RI dalam RDP dengan pemerintah. Komisi IV
badan kelengkapan DPR-RI yang membidangi pertanian, perikanan, kelautan,
kehutanan, dan pangan. Karenaa itu, penelitian ini menggkaji 1) Informasi apa
yang dibicarakan anggota DPR-RI sewaktu mengadakan RDP dengan
pemerintah? 2) Kepentingan siapa yang mereka suarakan? 3) Bagaimana perilaku
komunikasi anggota DPR-RI dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah?
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan 1) Jenis agenda RDP
antara DPR-RI komisi IV dengan Kementerian Petanian tahun 2010. 2) Muatan
kepentingan pesan komunikasi anggota DPR-RI komisi IV dalam RDP dengan
Kementerian Pertanian tahun 2010. 3) Perilaku komunikasi anggota DPR-RI
komisi IV dalam RDP dengan Kementerian Pertanian tahun 2010.
Penelitian Perilaku Komunikasi Anggota DPR-RI komisi IV dalam RDP
dengan Kementerian Pertanian tahun 2010 menggunakan metode penelitian
analisis isi. Sebagai bahan penelitian ditetapkan notulensi RDP antara DPR-RI
komisi IV dengan Kementerian Pertanian tahun 2010 dengan melakukan sensus.
Terdapat dua variabel mayor penelitian, perilaku komunikasi dan karakeristik.
Variabel perilaku komunikasi dioperasionalkan menjadi dimensi isi pesan dan
cara penyajian. Dimensi isi pesan diuraikan menjadi kategori muatan kepentingan,
kesesuaian tema, orientasi, jenis alasan dan bentuk bukti. Sedangkan dimensi cara
penyajian diuraikan menjadi kategori kejelasan kalimat, sikap kritis, dan bentuk

penyampaian. Variabel karakteristik dibatasi pada jenis kelamin, umur, agama,
tingkat pendidikan, fraksi, jenis pekerjaan awal dan masa bakti. Variabel
karakteristik diduga berhubungan dengan variabel perilaku komunikasi. Penelitian
menetapkan individu dalam pernyataan sebagai unit analisis.
Sebelum pelaksanaan penelitian, dilakukan uji reliabilitas kategori dengan
menggunakan 3 orang ahli. Hasil pengujian dihitung reliabilitas dengan
menggunakan rumus Holsti dan diperoleh nilai reliabilitas di atas nilai kritis (r =
>0,70). Hasil penelitian diolah menggunakan statistik deskriptif dan uji korelasi
Kendall’s tau-b.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 53 orang Anggota DPR-RI komisi
IV dengan karakteristik dominan laki-laki. Kelompok umur dominan adalah 41-60
tahun. Tingkat pendidikan paling banyak sarjana strata satu (S1). Pekerjaan
sebelum terpilih menjadi anggota legislatif lebih banyak sebagai pengusaha.
Sebagian besar anggota Komisi IV memiliki pengalaman sebagai anggota DPR
priode pertama.

Selama tahun 2010, DPR-RI komisi IV telah mengadakan RDP dengan

Kementerian Pertanian sebanyak tujuh kali. Dari 7 naskah isinya terdiri dari 219
perilaku penyampaian pesan pendapat, 633 paragraf, 4065 kalimat. Setiap

tindakan penyampaian pendapat menghabiskan waktu bicara rataan 8,43 menit. Isi
agenda RDP hanya 27,6 % yang berhubungan langsung dengan kebutuhan petani.
Muatan kepentingan pesan, anggota DPRI-RI komisi IV lebih banyak
menyampaikan kepentingan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa anggota
DPR komisi IV telah memperjuangkan kepentingan masyarakat. Dalam RDP,
pesan yang disampaikan lebih banyak membahas substansi pertanian dengan
orientasi pemecahan masalah. Sedangkan jenis alasan yang banyak digunakan
adalah gejala disertai bukti naratif. Sementara cara penyajian pesan lebih banyak
menggunakan kalimat jelas dengan bentuk asertif, disertai sikap mudah menerima.
Setelah dilakukan uji korelasi menggunakan statistik non parametrik,
variabel karakteristik anggota DRP-RI komisi IVtidak signifikan berhubungan
dengan perilaku komunikasi. Karakteriristik tidak signifikan berhubungan dengan
dimensi isi pesan dan dimensi cara penyajian. Karakateristik anggota DPR-RI
komisi IV seperti jenis kelamin, umur, agama, tingkat pendidikan, fraksi, jenis
pekerjaan awal, dan masa bakti tidak signifikan berhubungan muatan kepentingan,
kesesuaian tema, orientasi, jenis alasan, bentuk bukti, kejelasan kalimat, sikap
kritis, dan bentuk penyampaian.

©Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2011
Hak cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebut sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penulisan karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan wajar IPB.
2.

Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

PERILAKU KOMUNIKASI ANGGOTA DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KOMISI
IV DALAM RAPAT DENGAR PENDAPAT DENGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010

HALOMOAN HARAHAP

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Program Studi/Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Penguji Luar Komisi :
Ujian Tertutup

:

1. Dr. Udi Rusadi, MS.
(Dosen Komunikasi Program Pascasarjana
Universitas Indonesia)
2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS.
(Ketua Program Doktor Komunikasi
Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB)

Ujian Terbuka


:

1. Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira
(Dosen Program Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesan IPB)
2. Dr. Udi Rusadi, MS.
(Dosen Komunikasi Program Pascasarjana
Universitas Indonesia)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin, akhirnya disertasi ini dapat selesai sesuai
dengan jadwal yang direncanakan. Penelitian ini dilaksanakan selama April 2011
– Desember 2011 atas naskah Rapat Dengar Pendapat antara Anggota Komisi IV
DPR-RI dengan Kementerian Pertanian 2010 dengan judul Perilaku Komunikasi
Anggota DPR-RI Komisi IV dalam Rapat Dengar Pendapat dengan

Kementerian Pertanian Tahun 2010.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Ketua Komisi Pembimbing, Ibu
Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MSi., dan Anggota Komisi Pembimbing: Bapak Dr. Ir.

Basita Ginting Sugihen, MA dan Bapak Prof. Dr. Darwis S. Gani, MA, yang
dengan ikhlas dan sabar, meluangkan waktu memberikan arahan, bimbingan, dan
masukan serta membagikan pengetahuannya kepada penulis sehingga dapat
menyusun dan menyelesaikan disertasi ini.
Dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Maklum Harahap (alm) dan Ibunda Nurmawan Pohan (alm) yang
telah memelihara, merawat, dan membesarkan penulis dengan tulus dan
ikhlas tanpa mengeluh serta tiada hentinya untuk berdoa bagi keberhasilan
penulis selama hidup mereka.
2. Kepada Istriku Dra. Suwatiningsih dan anak-anakku tersayang, Rizal Zulfadli
Harahap, Muhammad Iqbal Harahap, dan Ahmad Alwi Arif Harahap yang
telah banyak mendoakan serta memberi dukungan baik pikiran, tenaga agar
penulis cepat selesai. Semoga Allah S.W.T. memberi keberkahan kepada
keluarga kita selamanya. Amin!
3. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, Ketua Departemen
Komunikasi

dan

Pengembangan


Masyarakat,

dan

Ketua

Program

Studi/Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan (KMP),
Sekretariat KMP, Ibu Lia, Sekretariat PPL, Ibu Desy beserta staf lainnya
yang dengan keramahan dan ketulusannya telah memberikan layanan
administrasi yang sangat berarti.
4. Dosen pada Program Studi/Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan khususnya: Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS., Dr. Ir. Amiruddin Saleh,
xiii

MS., Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS., Dr. Nurmala K. Pandjaitan MS.DEA, Prof.
Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira, Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis, Prof. Dr.
Ir. Musa S. Hubeis, Prof. Dr. Ign. Djoko Susanto SKM., Dr. Makmun Sarma,
dan Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi.

Ir. Hadiyanto, MS yang telah

memberikan berbagai dukungan dalam bentuk fasilitas dan layanan kuliah
selama penulis menjalani proses belajar pada program S3 di KMP IPB.
5. Kepada Abang Drs. M. Jamiluddin Ritonga, MS. dan keluarga yang telah
banyak memberi bantuan baik pemikiran, tenaga, dan dukungan moral kepada
penulis selama ini. Semoga Abang dan keluarga mendapat berkah dari Allah.
S.W.T. Amin!
6. Kepada Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR-RI 2009-2014, Pimpinan dan
staf Sekretariat Jenderal DPR-RI, staf Sekretariat Komisi IV DPR-RI, Pejabat
Pengelola Informasi Publik DPR-RI, Humas DPR-RI dan staf khususnya,
Bang Budiman di Litbang DPR-RI, dan Ibu Indah yang telah memberi
banyak bantuan dalam penelitian di DPR-RI.
7. Kepada Pimpinan Universitas Esa Unggul Jakarta yang telah banyak
memberi dukungan kepada penulis selama mengikuti program S3 di IPB.
8. Kepada Bapak Dekan Dr. Indrawadi Tamin, M, Sc., rekan-rekan dosen dan
staf di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul Jakarta yang selalu
memberikan dukungan, memotivasi dan mengingatkan penulis agar cepat
selesai.
9. Kepada Bapak Dr. James Pardede, MM., Direktur Kemitraan Komunikasi,
Bapak Gun Gun Siswadi, Bapak Waluyo, Abdullah, Dikdik Sadaka, Ibu
Katmi, dan teman-teman lainnya di Direktorat Kemitraan Komunikasi,
Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian
Komunikasi dan Informatika RI yang telah banyak memberikan dukungan
selama ini.
10. Kepada Bapak Dr. Udi Rusadi, MS. dan Bapak Dr. Subagio, MS yang banyak
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian
disertasi ini.

xiv

11. Bapak Wasidi, Ibu Retno, Bapak Tri, Ibu Sri Desti, dan Ibu Ilona serta rekanrekan seperjuangan di KMP angkatan 2007, 2008, dan 2009 terimakasih atas
kesediaanya untuk berbagi selama penulis mengikuti kuliah.
12. Kepada Bang Hasyim Purnama, Bang Arifin Saleh, Bang Rahman, Pak
Lukman, kelompok pengajian malam minggu yang telah men-do’a-kan dan
memberikan dukungan kepada keluarga penulis.
13. Kepada keluarga besar penulis di Jakarta, Depok, dan Pargarutan khususnya
Adik-adik, Adek Ipar, Keponakan, yang telah urut memotivasi penulis agar
cepat selesai.
14. Kepada teman-teman dan pihak lain yang belum sempat penulis sebutkan.
Bantuan kalian semua sangat berarti bagi penulis. Penulis menyadari tanpa
bantuan banyak pihak tidak akan mampu menyelesaikan tugas ini. Semoga
semua bantuan yang telah diberikan mendapat ridho dan berkah dari Allah
S.W.T. Amin.
Disertasi ini belum sempurna, karena penulis adalah manusia yang banyak
kelemahan. Penulis masih berharap kritik dan saran agar disertasi ini lebih
sempurna.

Depok, Juli 2012

xv

xvi

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pargarutan, Padangsidempuan, Sumatera Utara 22
Oktober 1963 sebagai anak kedua dari delapan orang bersaudarra dari pasangan
Maklum Harahap (alm) dan Nurmawan Pohan (alm). Penulis menikah dengan
Dra. Suwatiningsih dan dikaruniai tiga orang putra yaitu Rizal Zulfadli Harahap,
Muhammad Iqbal Harahap, dan Ahmad Alwi Arif Harahap.
Tahun 1982 melanjutkan sekolah ke Sekolah Tinggi Publisistik Jakarta.
Tahun 1985 memperoleh gelar Bachelor of Art bidang publisistik. Tahun 1988
lulus sarjana Ilmu Hubungan Masyarakat dan Periklanan dari Institut Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta. Tahun 1994 memperoleh gelar Magister Sain dari
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor.
Tahun 2008 melanjutkan pendidikan pada Program Doktor di Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dalam bidang Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan.
Tahun 1988-1999 dosen tetap IISIP Jakarta dan terakhir menjabat sebagai
Kepala Biro Administrasi Akademik IISIP Jakarta tahun 1998-1999. Tahun 2002sekarang sebagai dosen tetap di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa
Unggul Jakarta. Jabatan sebagai Ketua Program Studi Ilmu Periklanan tahun
2002-2003, Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Masyarakat tahun 2002- 2010,
Wakil Dekan Bidang Akademik tahun 2003 – 2008 dan Ketua Program Studi
Ilmu Jurnalistik tahun 2008-2010.
Kegiatan mengajar lainnya jadi dosen tidak tetap di Universitas
Paramadina, Universitas Pelita Harapan, Universitas Budi Luhur, dan Sekolah
Tinggi Ekonomi Nusantara.
Tahun 2006 – 2007 menjadi anggota tim perumusan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Kehumasan. Tahun 2007 menjadi
anggota tim perumusn Draft Standar Kompetensi Wartawan Indonesia. Tahun
2011 menjadi anggota perumus Standar Kompetensi Pranata Humas Indonesia.
Sejak tahun 2007 aktif di Jaringan Nasional Pemantau Media dan Literasi Media,
Peneliti dan konsultan bidang komunikasi.

xvii

xviii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

…………………………………………
…………………………………………
....………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………

halaman
xi
xiv
xv
xix
xxi
xxiii

PENDAHULUAN
…………………………………………….
Latarbelakang
……………………………………………
Permasalahan
……………………………………………...
Tujuan Penelitian
……………………………………………...
Kegunaan Penelitian
……………………………………………
Kebaruan Penelitian
……………………………………………
Keterbatasan Penelitian ini
……………………………………

1
1
4
7
8
9
9

TINJAUAN PUSTAKA
……………………………………………
Komunikasi Pembangunan …………………………………………
Komunikasi Politik
……………………………………………
Komunikasi Dalam Rapat
……………………………………
Perilaku Komunikasi
……………………………………………
Retorika
……………………………………………
Ethos
……………………………………………
Pathos
……………………………………………
Logos
……………………………………………
Riset Pesan Komunikasi
……………………………………
Strategi Komunikasi
……………………………………
Isi Pesan Komunikasi
……………………………………
Muatan Kepentingan
……………………………………
Kesesuaian Tema
……………………………………
Orientasi
……………………………………
Argumentasi
……………………………………
Jenis Alasan
……………………………………
Bentuk Bukti
……………………………………
Cara Penyajian
……………………………………
Kejelasan
……………………………………
Sikap Kritis
……………………………………
Bentuk Penyampaian
……………………………………
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Komunikasi
……………
Penelitian Terdahulu dan State of the Art ……………………………

11
11
12
16
17
18
19
20
22
23
25
26
26
27
28
29
31
32
32
33
34
34
36
38

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
…………………… 45
Kerangka Pemikiran
……………………………………………. 45
Hipotesis
……………………………………………. 46

xix

METODOLOGI PENELITAN
……………………………………
Disain Penelitian
……………………………………………
Bahan Penelitian dan Priode
……………………………………
Definisi Kategori dan Operasionalisasi Variabel ………..…………..
Definisi Kategori
……………………………………
Isi Pesan
……….…………………………..
Muatan kepentingan
……………………………………
Kesesuaian tema
……………………………………
Orientasi pesan
……………………………………
Jenis alasan
……………………………………
Bentuk bukti
……………………………………
Cara Penyajian
……………………………………
Kejelasan kalimat
……………………………………
Sikap kritis
……………………………………
Bentuk penyampaian
……………………………………
Operasionalisasi Variabel
……………………………
Populasi dan Sampel
………….………………...
Unit Analisis
.…………………………..
Validitas dan Reliabilitas Kategori
……………………………
Validitas
……………………………
Reliabilitas kategori
…………………………....
Pengolahan dan Analisis Data …………………………………....

47
47
48
49
49
49
49
50
51
52
53
55
55
55
56
57
57
58
59
59
60
62

GAMBARAN UMUM DPR-RI
……………………………………
Profil Anggota DPR-RI 2009-2014 ……………………………………
Representasi Perempuan
……………………………………
Pekerjaan awal
……………………………………
Umur
……………………………………
Citra
……………………………………
Badan Kelengkapan
……………………………………
Pimpinan
……………………………………
Badan Musyawarah
……………………………………
Badan Legislasi
……………………………………
Badan Anggaran
……………………………………
Badan Urusan Rumah Tangga
……………………………
Badan Kerjasama Antar Parlemen
……………………………
Badan Kehormatan
……………………………
Badan Akuntabilitas Keuangan Negara
……………………
Panitia Khusus
……………………………………
Komisi
……………………………………
Komisi IV DPR RI
……………………………………
Karakteristik Anggota DPR-RI Komisi IV
…………………….
Jenis kelamin
……………………………………………
Umur
……………………………………………
Agama
……………………………………………
Tingkat Pendidikan
……………………………………………
Fraksi
……….……………………………………

63
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
73
74
75
75
76
77
82
82
82
83
84
85
85

xx

……………………………………………
…………………………………………….

86
87

PERILAKU KOMUNIKASI …………………………………………….
Agenda Rapat
……………………………………………..
Perilaku Komunikasi
……………………………………………..
Tingkat Kehadiran dan Partisipasi ……………………………………..
Perilaku Komunikasi berdasarkan Jenis Kelamin
……………..
Perilaku Komunikasi berdasarkan Kelomok Umur
……………..
Perilaku Komunikasi berdasarkan Agama
……………..
Perilaku Komunikasi berdasarkan Tingkat Pendidikan ……………..
Perilaku Komunikasi berdasarkan Fraksi
……………..
Perilaku Komunikasi berdasarkan Jenis Pekerjaan Awal ……………..
Perilaku Komunikasi berdasarkan Masa Bakti
……………..
Isi Pesan Komunikasi
……………………………..
Muatan Kepentingan
……………………………..
Kesesuaian Tema
…………………………….
Orientasi
……………………………..
Jenis Alasan
……………………………..
Bentuk Bukti
……………………………..
Cara Penyajian
……………………………..
Kejelasan Kalimat
……………………………..
Sikap kritis
……………………………..
Bentuk Penyampaian
……………………………..
Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Komunikasi ……………..
Retorika Rapat Dengar Pendapat ……………………………………..
Drama Komunikasi Politik
……………………………………..
Hubungan Legislatif dengan Eksekutif ……………………………..
Efektivitas Kebijakan
……………………………………..
Implikasi Hasil Penelitian
……………………………………..
Strategi Komunikasi RDP
……………………………………..
DPR-RI
……………………………………..
Kepercayaan Diri
……………………………………..
Persepsi Diri
…………………………………….
Peran
……………………………………..
Partai/Fraksi
……………………………………..
Strategi Komunikasi
……………………………………..
Muatan Pesan
……………………………………..
Retorika
……………………………………..
Kementerian
……………………………………..
Kepercayaan Diri
……………………………………..
Kredibilitas
…………………………………….
Pengalaman
……………………………………..
Penguasaan
……………………………………..
Strategi Komunikasi
……………………………………..
Muatan Pesan
……………………………………..
Keberpihakan
……………………………………..
Prioritas
……………………………………..

89
89
91
95
96
97
98
99
100
103
104
108
108
110
111
113
115
117
117
118
119
122
124
128
132
134
137
142
142
143
143
144
144
145
145
145
146
146
146
146
147
147
147
147
148

Jenis Pekerjaan Awal
Masa Bakti

xxi

…………………………………….. 148
………….………………………….. 148
.…………………………………….. 148
…………………………………….. 149
……………………………………. 149
...………….……………………….. 149

Efisiensi
Retorika
Deskripsi
Terima
Pasrah
Ego Kelembagaan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

…………………………………….. 151
…………………………………….. 151
…………………………………….. 153

……………………………………………. 155
……………………………………………. 169

xxii

DAFTAR TABEL
halaman
Operasionalisasi variabel karakteristik
……………………………
57
Sebaran anggota DPR-RI 2009-2014 berdasarkan fraksi
…..….…….
64
Sebaran anggota DPR-RI 2009-2014 berdasarkan tingkat pendidikan .… 68
Bidang kerja komisi DPR-RI 2009-2014 dan lembaga mitra kerjanya … 79
Sebaran anggota DPR-RI komisi IV berdasarkan jenis kelamin .……....... 82
Sebaran anggota DPR-RI komisi IV berdasarkan kelompok umur ......... 83
Sebaran anggota DPR-RI komisi IV berdasarkan agama
…..... 84
Sebaran anggota DPR-RI komisi IV berdasarkan tingkat pendidikan….... 84
Sebaran anggota DPR-RI komisi IV berdasarkan fraksi
…...... 85
Sebaran anggota DPR-RI komisi IV berdasarkan jenis pekerjaan awal ..... 86
Sebaran anggota DPR-RI komisi IV berdasarkan masa bakti …….…....... 87
Sebaran perilaku komunikasi, jumlah paragraf, dan jumlah kalimat
berdasarkan agenda rapat
…..………………………………… 92
13. Rataan waktu setiap perilaku komunikasi berdasarkan agenda rapat …….. 93
14. Sebaran tingkat kehadiran dan tingkat partisipasi anggota DPR-RI
komisi IV dalam RDP ….………………………………………………...
95
15. Sebaran perilaku komunikasi anggota komisi IV DPR-RI dalam
setiap agenda RDP yang dibedakan berdasarkan jenis
kelamin
……………………………………………………
96
16. Sebaran perilaku komunikasi anggota komisi IV DPR-RI dalam setiap
jenis agenda RDP yang dibedakan berdasarkan kelompok umur…….....
97
17. Sebaran perilaku komunikasi anggota komisi IV DPR-RI dalam
setiap jenis agenda RDP yang dibedakan berdasarkan agama…………...
98
18. Sebaran perilaku komunikasi anggota komisi IV DPR-RI dalam
setiap jenis agenda RDP dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan ….
99
19. Sebaran perilaku komunikasi anggota komisi IV DPR-RI dalam setiap
jenis agenda RDP dibedakan menurut fraksi
…………………… 100
20. Sebaran perilaku komunikasi anggota komisi IV DPR-RI dalam setiap
jenis agenda RDP dibedakan berdasarkan jenis pekerjaan awal ………. 103
21. Sebaran perilaku komunikasi anggota komisi IV DPR-RI dalam setiap
jenis agenda RDP dibedakan berdasarkan masa bakti
…………..
105
22. Sebaran pesan berdasarkan muatan kepentingan
…………………..
108
23. Sebaran isi pesan berdasarkan kesesuaian tema
……..……………. 110
24. Sebaran isi pesan berdasarkan orientasi
………..…………. 112
25. Sebaran isi pesan berdasarkan jenis alasan
…………………..
114
26. Sebaran isi pesan berdasarkan bentuk bukti
…………………..
116
27. Sebaran cara penyajian dibedakan berdasarkan
kejelasan kalimat
……………………………………….....
117
28. Sebaran cara penyajian dibedakan berdasarkan sikap kritis ………….
118
29. Sebaran cara penyajian dibedakan berdasarkan bentuk penyampaian…
120
30. Keeratan hubungan antara karakteristik dengan perilaku komunikasi....
123
31. Sebaran jumlah Peraturan Menteri Pertanian berdasarkan tahun ….…..
134
32. Peraturan Menteri Pertanian tahun 2009 -2012 yang berkaitan
dengan isi agenda RDP tahun 2010 ………………………….............
135

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

xxiii

xxiv

DAFTAR GAMBAR
halaman
1. Proses Komunikasi Retorika
……………………………………
24
2. Kerangka Pemikiran dan Hubungan Variabel Penelitian ……………
46
3. Model Komunikasi RDP Komisi DPR-RI dengan
Kementerian
…………………………………………… 142

xxv

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN

halaman
1. Tabel kerja Ujicoba Kategori …………………………………… 167
2. Tabel Peraturan Menteri Pertanian tahun 2010 – 2012
…… 171

xxvii

xxviii

PENDAHULUAN
Latarbelakang
Sejak Indonesia merdeka, pembangunan bidang pertanian sudah menjadi
salah satu prioritas pemerintah. Prioritas pembangunan petanian tetap menjadi
penting karena tenaga kerja sektor pertanian sekarang masih dominan, sekitar
42,76 persen. Sementara sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05
persen, dan industri pengolahan 12,29 persen, (BPS 2009). Sektor pertanian tetap
penting diperhatikan karena pertanian juga merupakan penyedia bahan pangan.
Sedangkan kecukupan pangan adalah faktor penting suatu ketahanan negara.
Faktor lain yang menjadikan bidang pertanian perlu mendapat perhatian adalah,
selama krisis ekonomi tahun 1997 dan 1998, sektor pertanian yang paling tidak
terpengaruh (Subejo 2005).
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah banyak merumuskan
kebijakan

yang

berhubungan

dengan

pembangunan

pertanian.

Program

intensifikasi dan ekstensifikasi di bidang pertanian terus digalakkan. Intensifikasi
bidang pertanian seperti teknologi pertanian telah dikembangkan, penemuan dan
penyediaan bibit unggul, pembangunan irigasi, bantuan pupuk, pengolahan pasca
panen, pemberian penyuluhan pertanian.

Ekstensifikasi dengan pembukaan

lahan-lahan baru di luar pulau Jawa telah digalakkan.
Program pembangunan di bidang pertanian bertujuan agar sektor
pertanian berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku
industri, pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja dan peningkatan
pendapatan masyarakat, (Apriyantono 2006).
Bila pembangunan pertanian kurang perhatian pemerintah, Indonesia akan
mengalami krisis pangan tahun 2017. Gejalanya adalah terjadi tren penurunan
produksi pertanian,

banyak lahan pertanian yang berubah fungsi, kondisi

kehidupan ekonomi pertanian di pedesaan kurang menjanjikan dan sebagian
petani melakukan urbanisasi dengan alasan cari kehidupan kota yang lebih baik.
(Kompas Cyber Media, 11 Desember 2007).

2
Merumuskan pembangunan yang mengedepankan kepentingan rakyat,
pemerintah perlu menjalin komunikasi dengan rakyat. Rakyat diajak berbicara
tentang apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Dari hasil pembicaraan dengan
rakyat yang dijadikan bahan untuk merumuskan program pembangunan. Program
pembangunan yang

telah dirumuskan kemudian dikomunikasikan kembali

kepada masyarakat agar tercipta dukungan, (Lionberger & Gwin 1982; CIAT
1974).
Dalam mengaktualisasikan peran dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, pemerintah telah menyediakan mekanisme menampung aspirasi
masyarakat melalui Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI).
Setiap 3 bulan sekali, Anggota DPR-RI melakukan reses. Reses secara
formal dilakukan anggota DPR-RI dengan sebutan kunjungan kerja ke daerah.
Secara informal anggota DPR-RI melakukan reses ke konstituen masing-masing.
Dalam kunjungan kerja tersebut, anggota DPR-RI mengadakan komunikasi
dengan pemerintah setempat dan masyarakat untuk mengetahui keadaan program
pembangunan berjalan. Sementara dalam reses informal ini, anggota DPR-RI
mengunjungi konstituen masing-masing berusaha untuk mengumpulkan informasi
tentang apa yang menjadi permasalahan masyarakat. Masukan informasi dari
konstituen inilah yang sering dinamakan aspirasi.
Seringnya demonstrasi di depan gedung DPR-MPR Jakarta suatu indikasi
Anggota DPR-RI belum sepenuhnya menyuarakan dan memperjuangkan
kepentingan rakyat. Sebagaimana dikemukakan Puriantha (2008) bila masyarakat
merasa aspirasi mereka kurang diperhatikan anggota DPR-RI, rakyat memilih
saluran komunikasi politik seperti demonstrasi atau unjuk rasa. Demontrasi dan
unjuk rasa suatu indikasi bahwa saluran komunikasi politik formal terjadi kurang
berfungsi, terjadi kemandegan.
Anggota legislatif adalah agen perubahan yang memiliki peran penting
dalam pembangunan. (Kotler & Kotler dalam Newman 1999 ). Sebagai agen
perubahan pembangunan, anggota legislatif berperan untuk mempengaruhi
pemerintah agar kebijakan berpihak kepada kepentingan rakyat. Menurut Rogers,
idealnya anggota legislatif berperan sebagai agen perubahan ke arah yang
mensejahterakan rakyat (Severin & Thankar 2005).

3
Sebagai agen perubahan, anggota DPR-RI dapat juga berperan sebagai
gatekeeper yang menyaring informasi yang perlu disampaikan agar kebijakan
yang disusun pemerintah berpihak pada kesejahteraan rakyat. Sebagaimana
dikemukakan oleh Lewin (1947) Gatekeeper adalah penjaga gerbang, yaitu
orang yang memutuskan apa saja yang boleh melewati gerbang yang dijaganya.
Dalam sistem politik penjaga gerbang adalah individu

atau lembaga

yang mengontrol pengaruh politik dengan mengatur arus informasi dari dan ke
pusat kekuasaan. Gatekeeper ada di banyak pekerjaan, peran mereka dapat
memberi gambaran dan mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap apa
yang terjadi di sekitar mereka.
Sebagai lembaga perwakilan rakyat, anggota DPR-RI memperjuangkan
kepentingan masyarakat Indonesia yang sangat pluralis. DPR-RI memperjuangkan
kepentingan rakyat petani, kepentingan rakyat pedagang, kepentingan rakyat
nelayan, dan kepentingan rakyat lainnya. Sehubungan dengan itu, DPR-RI
membentuk komisi-komisi sebagai alat kelengkapan DPR-RI agar dapat bekerja
dengan maksimal.
Komisi dalam melaksanakan tugasnya, mengadakan rapat kerja dengan
Presiden yang dapat diwakili oleh Menteri, mengadakan rapat dengar pendapat
dengan pejabat pemerintah yang mewakili intansinya, mengadakan rapat dengar
pendapat umum, mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses. (DPR-RI
2010).
DPR-RI tahun 2009-2014 membentuk sebelas komisi yang mengurusi
semua permasalahan dan kepentingan pemerintahan. Komisi IV DPR-RI khusus
mengurusi bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, dan
pangan. Bidang ini menyangkut kepentingan sebagian besar rakyat Indonesia.
Karena rakyat Indonesia lebih dominan adalah petani dan nelayan. Secara politis
bidang ini yang memiliki jumlah konstituen paling banyak karena itu, sangat
wajar bila kepentingannya didahulukan.
Mitra Kerja Komisi IV DPR-RI adalah Kementerian Pertanian,
Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Urusan
Logistik, dan Dewan Maritim Nasional. (DPR-RI 2010).

4
Permasalahan
Anggota DPR-RI priode 2009 – 2014 sudah bekerja lebih kurang 1 tahun
pada akhir tahun 2010 dan sudah sering melakukan reses. Sudah semestinya
banyak informasi yang diserap, dihimpun, dan diagendakan untuk masukan
terhadap kebijakan pemerintah bidang pertanian, perkebunan, kehutanan,
kelautan, perikanan, dan pangan. Karena hasil reses merupakan bahan untuk acara
Rapat Dengar Pendapat dengan istansi pemerintah terkait.
Menurut pemberitaan media massa akhir Juli 2010, hasil reses anggota
DPR-RI banyak yang ’nihil’, (Suara Pembaruan, 30 Juli 2010). Artinya anggota
DPR-RI tidak mencari masukan berupa permasalahan masyarakat. Anggota DPRRI tidak memaksimalkan kesempatan berkomunikasi dengan masyarakat untuk
mencari masukan atau menampung aspirasi. Anggota DPR-RI melakukan reses
sekedar menjalankan tugas dan menghabiskan anggaran besar. Hasil reses tidak
banyak aspirasi masyarakat yang mereka peroleh yang dapat dijadikan masukan
dalam penyusunan program pemerintah.
Beberapa anggota DPR-RI enggan melakukan kunjungan ke daerah
konstituennya karena takut ditagih janji yang disampaikan semasa kampanye
pemilihan legislatif (Gunadjar 2009). Kalau tidak karena kewajiban, beberapa
anggota DPR-RI enggan berkunjung ke daerah pemilihannya.
Menurut pengalaman Jamiluddin Ritonga1, “Konstituen sekarang sudah
pintar, setiap ada anggota dewan yang berkunjung masyarakat langsung
menyodorkan proposal bantuan dana bagi kegiatan mereka”. Gejala ini
disebabkan oleh banyak janji politik anggota legislatif yang tidak terealisasi.
Masyarakat berpendapat, lebih baik minta uang untuk pembiayaan kegiatan instan
kalau ada anggota DPR yang berkunjung. Cara ini lebih cepat daripada menunggu
realisasi janji politik.
Gejala ini menunjukkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
anggota DPR-RI akan membawa aspirasi dan kepentingan rakyat. Sesuai dengan
jajak pendapat harian

Kompas pada kolom Barometer menunjukkan 54,6%

masyarakat sangat percaya terhadap kapasitas dan kemampuan anggota dewan.
Namun hanya 42,5% yang percaya bahwa anggota dewan berpihak kepada
1

Staf Ahli anggota DPR-RI sejak tahun 2004 - sekarang

5
kepentingan rakyat. Proporsi yang lebih rendah, yaitu 34,6% percaya anggota
dewan berpihak menyuarakan aspirasi kelompok yang terpinggirkan, (Renstra
DPR-RI 2010-2014).
Hasil penelitian Emrus (2009) menunjukkan hanya sedikit perhatian
komunikator politik (baca anggota DPR-RI) terhadap kepentingan masyarakat
konstituen dan lebih banyak perhatian mereka terhadap kepentingan partai dan
kepentingan fraksinya. Setiap keputusan yang diambil dalam rapat-rapat
pembahasan rancangan Undang Undang banyak dipengaruhi oleh kepentingan
subyektivitas mereka sebagai pribadi dan anggota partai.
Informasi tersebut memberikan gambaran bahwa anggota DPR-RI belum
sepenuhnya memperjuangkan kepentingan rakyat. Timbul pertanyaan:
1. Apa saja yang dibicarakan oleh anggota DPR-RI ketika mengadakan
RDP dengan pemerintah?
2. Kepentingan siapa yang mereka suarakan?
3. Bagaimana perilaku

komunikasi

mereka

selama RDP

dalam

mempengaruhi kebijakan pemerintah?
Idealnya anggota DPR-RI Komisi IV membawa aspirasi dan kepentingan
ril masyarakat petani dan menjadikan masukan dalam program pemerintah.
Anggota DPR-RI Komisi IV menggunakan segala kompetensi yang dimilikinya
mempengaruhi pemerintah agar menyusun program pembangunan yang
menjawab kepentingan rakyat tersebut.
Kompetensi yang dimaksud adalah, legalitas kekuasaan politik yang
dimiliki, latar belakang partai politik pendukungnya, kemampuan intelektualitas,
dan kemampuan retorika dalam menyampaikan pendapat, (De Landtsheer 2006).
Latarbelakang partai dan besarnya jumlah anggota menjadi kekuatan untuk
mempengaruhi kebijakan pemerintah. Jumlah anggota partai yang besar ini,
berperan bila pengambilan keputusan harus diambil berdasarkan suara terbanyak
(voting). Latarbelakang partai pendukung pemerintah atau koalisi juga dapat
mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Kemampuan intelektualitas yang dimaksud adalah kemampuan analitis
untuk mengkritisi setiap persoalan pemerintahan. Kemampuan intelektualitas
dapat tergambar dari pendidikan dan pengalaman seseorang. Tingkat pendidikan

6
dan pengalaman pada umumnya dapat membuat seseorang semakin mampu
melakukan analisis dan semakin kritis (Lowery & DeFleur 1995).
Sedangkan kompetensi retoris adalah kemampuan anggota DPR-RI dalam
memilih pesan, memilih argumentasi dan cara menyampaikannya sewaktu
berkomunikasi dengan pemerintah agar pendapatnya diterima. Kemampuan
retoris dalam komunikasi politik sangat penting agar dapat mempengaruhi tujuan
politik mudah terwujud.
Menurut pengamatan peneliti bulan November - Desember 2010, komisi
IV telah mengadakan beberapa kali rapat dengar pendapat dengan instansi
pemerintah terkait seperti Bulog, Kementerian Pertanian, Kementerian Perikanan
dan Kelautan, dan Kementerian Kehutanan. Peneliti telah mengikuti rapat terbuka
antara Komisi IV dengan Bulog serta Panja Komisi IV tentang RUU Pencegahan
dan Pemberantasan Pembalakan Liar. Dalam rapat tersebut, anggota DPR-RI
Komisi IV telah mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Dalam rapat dengar pendapat antara Bulog dengan Komisi IV tanggal 31
November 2010, Anggota DPR-RI menggunakan bahasa yang lugas dan tegas
agar Bulog wajib menyediakan stok beras 1,2 ton/bulan sepanjang tahun. Bulog
harus mendahulukan beras dalam negeri sebelum melakukan impor. Harga dasar
gabah agar ditinjau kembali supaya tidak merugikan petani. Karena petani merasa
harga gabah mereka cukup rendah. Bulog harus menyeimbangkan fungsi sosial
dan bisnisnya.
Rapat

Pansus RUU Pencegahan dan Pemberantasan Pembalakan Liar

(P3L) tanggal 31 November 2010 juga mengindikasikan bahwa anggota Komisi
IV DPR-RI telah memperjuangkan kepentingan rakyat. Karena para anggota
Komisi IV DPR-RI sepakat menjadikan para pembalak liar masuk kateri extraordinary crime. Karena pelaku pembalakan liar telah merugikan negara dan
masyarakat dengan dampak yang luar biasa. Sehubungan dengan itu, DPR-RI
komisi IV menyusun Panitia Khusus untuk merumuskan undang-undang tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Pembalakan Liar.
Hasil pengamatan dan pemberitaan media massa masih terdapat perbedaan
denan pengamatan yang dilakukaan. Sampai saat ini masih sedikit informasi
untuk dapat menyimpulkan bahwa anggota Komisi IV telah memperjuangkan

7
kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Untuk itu perlu penelitian lebih seksama
terhadap isi komunikasi yang telah dilakukan oleh Komisi IV dalam
memperjuangkan kepentingan rakyat sewaktu rapat dengan mitra kerjanya dari
pemerintah.
Penelitian terdahulu tentang perilaku komunikasi anggota DPR atau
DPRD sudah beberapa kali dilakukan (Kusumastuti 2004; Jauhari 2004; Hanida
2007; Marie & Venderbergen 2008; Murni 2009; Emrus 2009 dan Rusfian 2010).
Namun penelitian yang ada belum banyak mengungkap perilaku komunikasi yang
fokus pada muatan kepentingan pesan dan cara berkomunikasi anggota DPR
dalam rapat dengar pendapat. Penelitian terdahulu juga belum mengungkap
kemampuan retoris anggota DPR dalam rapat dengar pendapat.
Memperhatikan gejala-gejala di atas peneliti ingin melakukan penelitian
lebih lanjut dengan permasalahan pokok “Bagaimana perilaku komunikasi
anggota Komisi IV DPR-RI dalam rapat dengar pendapat dengan kementerian
pertanian tahun 2010?” Dengan judul penelitian Perilaku Komunikasi Anggota
DPR-RI Komisi IV dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian
Pertanian Tahun 2010.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku komunikasi
anggota DPR-RI komisi IV DPR-RI dalam Rapat Dengar Pendapat dengan
Kementerian Pertanian tahun 2010.

Deskripsi perilaku komunikasi yang

dimaksud adalah menggambarkan:
1. Jenis agenda

RDP antara DPR-RI komisi IV dengan Kementerian

Pertanian tahun 2010.
2. Muatan kepentingan pesan komunikasi anggota DPR-RI komisi IV dalam
RDP dengan Kementerian Pertanian tahun 2010
3. Perilaku komunikasi anggota DPR-RI komisi IV dalam RDP dengan
Kementerian Pertanian tahun 2010.
4. Hubungan karakteristik anggota DPR-RI komisi IV dengan perilaku
komunikasi dalam RDP dengan Kementerian Pertanian tahun 2010.

8
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pengetahuan dalam
pengembangan Ilmu komunikasi politik pembangunan pertanian dan perdesan.
Secara spesifik kegunaan penelitian ini dapat dibagi menjadi :

Kegunaan Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam membangun sistem
komunikasi politik dalam RDP. Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan perbandingan untuk melihat muatan dan strategi komunikasi politik
antara legislatif dan pemerintah dalam perumusan kebijakan politik
b. Hasil penelitian ini dapat juga digunakan sebagai masukan dalam membangun
sistem komunikasi pembangunan. Temuan penelitian ini dapat dijadikan
bahan perbandingan dalam melihat kelancaran arus informasi pembangunan
dari pemerintah ke masyarakat dan sebaliknya dari masyarakat kepada
pemerintah.
c. Hasil penelitian ini dapat menjadi verifikasi teori retorika dan speech act
dalam menganalisis perilaku komunikasi melalui dokumen. Verifikasi teori
retorika khususnya ethos dan logos dalam menganalisis pesan melalui
dokumen. Verifikasi teori speech act teori dalam rapat.
Kegunaan Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para anggota DPR-RI, partai
politik atau pengambil kebijakan dalam menyusun sistem komunikasi dalam
rapat yang lebih efektif.
b. Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan rujukan dalam menyusun sistem
komunikasi politik dalam perumusan kebijakan politik dan pembangunan
khususnya yang berhubungan dengan mekanisme hubungan DPR-RI dengan
Kementerian dalam pemerintahan Indonesia.
c. Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan referensi untuk merumuskan perilaku
komunikasi dalam rapat antara DPR-RI dengan pemerintah.

9
Kebaruan Penelitian
Penelitian perilaku komunikasi, khususnya aplikasi teori retorika dan
speech act melalui naskah belum banyak dilakukan. Penelitian perilaku
komunikasi yang sudah beberapa dilakukan adalah dengan menggunakan metode
survey dan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode content
analysis yang dapat memberi implikasi pengembangan strategi komunikasi dalam
rapat dan verifikasi teori retorika dan teori speech act.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian terhadap perilaku komunikasi banyak ditujukan untuk
mengungkap tindakan komunikasi subyek yang diteliti dengan menggunakan
pengamatan atau rekaman audio visual. Melalui pengamatan dapat tergambar
segala aktivitas yang dilakukan oleh subyek. Dalam penelitian ini variabel
perilaku komunikasi, khususnya dimensi isi pesan tentang demonstrasi dan
dimensi cara penyajian

tentang bentuk penyampaian ekspresif tidak mampu

dideteksi. Demontrasi dan ekspresi komunikasi merupakan tindakan yang yang
selayaknya diteliti dengan observasi. Sedangkan bahan yang diteliti adalah
notulen rapat berupa tulisan yang tidak memuat audio visual. Dokumen audio
visual tidak berhasil diperoleh karena, karena Sekretariat komisi IV DPR-RI tidak
memproduksinya.

10

TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Pembangunan
Pembangunan dapat diartikan proses berkelanjutan agar setiap individu
mendapatkan kesempatan memilih dan mengembangkan kepercayaan diri agar
dapat

memenuhi kebutuhannya tanpa mengabaikan kebutuhan generasi yang

akan dating (Norton

et.al 2006). Pembangunan adalah memanfaatkan

sumberdaya yang ada secara bijaksana agar dapat meningkatkan kesejahteraan
baik sekarang maupun yang akan datang. Pembangunan dapat dilakukan dalam
segala bidang kehidupan, pertanian, ekonomi, politik dan lain-lain.
Sehubungan dengan itu, perlu langkah yang sangat hati-hati dalam
memilih dan menyusun strategi pembangunan yang dapat menciptakan
pembangunan yang berkesinambungan (sustainable). Pembangunan harus
menjamin tercapainya kesejahteraan hidup sekarang dan kehidupan generasi yang
akan datang. Menurut Norton (2004) pembangunan yang berkesinambungan
memiliki 5 prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu: economic sustainability; social
sustainability; fiscal sustainability; institutional sustainability and environmental
sustainability.
Pembangunan yang menjamin keberlanjutan ekonomi masyarakat yaitu
pembangunan yang menjamin pertumbuhan ekonomi bukan menjadikan ekonomi
masyarakat menjadi surut. Keberlanjutan sosial yaitu pembangunan yang
menjamin kelangsungan kehidupan dan sistem sosial bukan yang menghilangkan
kehidupan dan sistem sosial. Keberlanjutan fiskal artinya pembangunan yang
menjamin keberlangsungan pemasukan fiskal bukan meniadakan pemasukan kas
negara. Keberlanjutan institusi artinya pembangunan yang menjamin tumbuh dan
berperannya berkembangnya kelembagaan bukan yang memandulkan peran
kelembagaan. Keberlanjutan lingkungan artinya pembangunan yang tetap
memelihara keserasian lingkungan bukan yang merusak lingkungan.
Pembangunan juga merupakan proses perubahan yang dikehendaki ke arah
yang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya (Rogers 1974). Dalam
menggerakkan pembangunan dan perubahan yang dikehendaki, peran komunikasi
menjadi penting. Artinya kegiatan komunikasi harus mampu berperan dalam

12
mendinamisasi gerak pembangunan. Komunikasi dapat berperan meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, pemahaman, sikap, dan kemampuan sehingga tercipta
partisipasi dalam pembangunan yang pada gilirannya tercipta kemajuan lahiriah
dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh
seluruh rakyat secara berkesinambungan (Effendy 2005).
Komunikasi harus menjadi bagian strategis yang perlu dicantumkan dalam
setiap perencanaan pembangunan. Komunikasi yang membuka peluang bagi
partisipatif seluruh elemen masyarakat. Komunikasi pembangunan ini harus
mengedepankan

sikap

aspiratif,

konsultatif

dan

relationship.

Karena

pembangunan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa adanya hubungan sinergis
antara elemen pembangunan. Fungsi komunikasi pembangunan adalah sebagai
katalisator, fasilitator, dan penghubung/mediator yang bebas antara rakyat dengan
para penentu kebijakan dalam pembangunan. Komunikasi pembangunan
merupakan

proses

penyebaran

informasi,

penerangan,

pendidikan

dan

keterampilan, rek