membentuk manusia,Hobbes memberikan suatu ilustrasi.Jika manusia tidur di malam hari, ia menutup pintu dan jendela, ia
menyimpan barang-barang berharga di berangkas besi yang kuat, dan ia mengeluarkan banyak uang untuk membayar polisi
dan tentara.
80
Dengan memahami watak manusia yang tergambar dalam Leviathan, tidaklah sulit membayangkan kondisi masyarakat
yang tidak toleran tanpa kedaulatan politik serta kekuasaan penekannya. Kehidupan manusia dalam
state of nature ini bersifat terpencil,miskin,penuh bahaya,brutal dan pendek.
81
Terjadi peperangan antara seseorang dengan orang lain
bellum opium contra omnes ; setiap orang memperlihatkan perasaannya yang
sunggu egoistis dan saling bersaing.
82
Setelah menjelaskan kondisi kehidupan manusia yang tidak menentu di saat keadaan alamiah
state of nature,Hobbes mencoba menerapkan filsafat mekanistiknya untuk melahirkan
2.3.3 Hukum Alam
80
Ibid, hlm 313
81
Ibid, hlm 313
82
Syam Firdaus, Pemikiran..., op.Cit hlm 119
mosi tandingan yang akan mendorong manusia untuk masuk ke dalam masyarakat politik. Ia mencoba untuk menjelaskan
bagaimana alur peralihan dari keadaan awal alamiah yang tidak terkontrol kepada negara.
Perasaan dan akal menjadi pendorong dan instrumen penting yang muncul dari keadaan kacau balau sebelumnya.
Perasaan paling kuat dari diri manusia adalah takut akan kematian dan hal ini selanjutnya diikuti oleh keinginan akan
kehidupan yang leluasa.
83
Perasaan ini mendorong manusia pada perdamaian,dan akal menunjukkan jalan untuk mencapai tujuan ini dengan
merumuskan beberapa aturan-aturan tertentu yang bertujuan Dua perasaan ini terutama ketakutan
dan kecemasan akan kematian pada akhirnya mendorong manusia untuk menciptakan perdamaian. Hal ini dikarenakan
manusia juga akhirnya berfikir bahwa keadaan konflik dan perang yang terjadi secara terus-menerus ternyata membawa
kehancuran yang dapat membinasakan hidupnya.
83
Henry J.Scmandt, Filsafat Politik .... Op.Cit, hlm 313
untuk membuat kehidupan manusia menjadi aman dan tenteram. Dan akal menetapkan piranti perdamaian yang memadai,di mana
manusia bisa membuat persetujuan.Piranti inilah yang dikenal dengan Hukum Alam. Hukum alam
natural law sebagaimana yang dikemukakan oleh Hobbes adalah ketetapan-ketetapan atau
peraturan umum yang ditemukan oleh akal,yang dengannya manusia dilarang melakukan sesuatu yang merusak
kehidupannya, atau merampas sarana kelangsungan hidup orang lain.
84
Manusia mempunyai hak alamiah yang dalam hal ini dimaksudkan adalah hak kebebasan dan kemerdekaan dari tiap-
tiap individu untuk bertindak meyelamatkan apa yang dianggapnya sebagai kebaikan tertinggi dan menghindari bahaya
sewaktu ia bertindak.
85
84
Ibid, hlm 313
85
Ibid, hlm 313
Akan tetapi dikarenakan setiap orang mempunyai hak alamiah tersebut,kedamaian dan keamanan itu
tidak akan tercipta. Oleh karena itu akal mendikte bahwa manusia harus mencari perdamaian. Ini adalah hukum alam yang
pertama dan fundamental.
86
Dari hukum pertama ini akan diturunkan hukum yang kedua yang menetapkan bahwa manusia
akan bersedia,ketika orang lain juga demikian,mencari perdamaian dan mempertahankan dirinya ketika ia
menganggapnya perlu menggunakan hak ini pada semua hal dan merasa puas dengan begitu banyaknya kebebasan melawan orang
lain ketika ia membiarkan orang lain menentangnya.
87
Hukum ketiga konsekuensi dari hukum kedua adalah manusia
mempertahankan perjanjiannya. Hobbes menyebutkan tujuh belas hukum alam lain yang pada dasarnya merupakan aturan
tingkah laku yang dirancang menjadi pedoman untuk mencari perdamaian.
88
Hobbes membedakan antara hak alamiah manusia, atau kebebasan untuk melakukan apa saja yang disenanginya, dengan
hukum alam, atau tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari kehancuran sendiri
self destruction.
89
86
Ibid, hlm 314
87
Ibid, hlm 314
88
Ibid, hlm 314
89
Ibid , hlm 315
Dia menganggap hukum alam adalah seperangkat aturan-aturan
yang membatasi kebebasan atas kesukarelaan manusia di mana tujuannya adalah untuk membangun tatanan yang didalamnya
hak-hak alamiah ditentukan dan menjadi legitimate. Mencermati
perkembangan berikutnya,Hobbes melihat hukum sebagai ketentuan dari lembaga yang berdaulat yang mempunyai otoritas
untuk membuat aturan dan kekuasaan untuk menjalankannya, hukum alam menjadi hukum hanya setelah negara terbentuk dan
penguasa memerintahkan kepada orang-orang untuk mematuhi aturan-aturan ini.
90
Dalam perkembangan selanjutnya,Thomas Hobbes mencoba untuk menggambarkan bagaimana manusia atau
individu-individu yang ada tersebut untuk mulai bisa bersama- sama saling memikirkan bagaimana bisa menciptakan keadaan
yang damai dan tentram dan mengubah keadaan primitif yang kacau balau tersebut. Hal ini juga didorong oleh akal pikiran
manusia tersebut yang sudah mulai berfikir untuk bisa hidup 2.3.4 Kontrak Sosial dan Persemakmuran Negara
90
Ibid , hlm 315
dalam keteraturan dan itu tidaklah mungkin bisa apabila keadaan alamiah yang primitif tersebut dipertahankan.
Sesuai dengan hukum alam kedua Hobbes,manusia bisa menjamin keamanan dan penjagaan diri mereka apabila mereka
bersedia membuat perjanjian dengan orang lain dan melepas hak alamiah yang absolut yang melekat pada diri mereka.
Namun,karena sifat alamiah yang ada pada manusia seperti mementingkan diri sendiri,ingin menguasai satu sama
lain,iri,dengki,benci,dendam dan menganggap dirinya lebih pintar dan bijaksana dari manusia lainnya, persetujuan atau
kesepakatan semacam ini akan terus berbenturan dengan semua emosi yang mengarah pada sengketa terus-menerus yang
tentunya akan tetap menciptakan keadaan chaos seperti
sebelumnya. Hobbes menyatakan bahwa manusia tidak bisa dipercaya
memegang perjanjiannya tanpa adanya kekuatan eksternal; “Persetujuan tanpa pedang tidak lain hanyalah kata-kata dan tidak
mempunyai kekuatan sama sekali untuk menjamin keselamatan
manusia.”
91
Sehingga diperlukan suatu unsur lain,yang bisa menjamin persetujuan atau kesepakatan yang dibuat oleh
manusia ini bisa dipegang dan ditaati oleh semua pihak yang menyepakatinya. Satu-satunya pemecahannya adalah
menciptakan otoritas publik yang mempunyai kekuatan koersif memaksa untuk memaksa semua orang tunduk pada perjanjian
sosial tersebut.
92
Penyerahan ini dilakukan seolah-olah setiap orang berkata kepada orang lain,
“Aku menguasakan dan menyerahkan hak mengatur diriku sendiri pada orang ini,atau pada sekumpulan
orang,dengan syarat Anda juga menyerahkan hak Anda kepadanya,dan memberikan kekuasaan kepadanya dengan cara
ini.” Kumpulan hak dari orang-orang yang disatukan dengan cara ini yang diberikan kepada satu orang disebut
Commonwealth Tentunya otoritas semacam ini bisa dibuat
apabila tiap individu secara sukarela menyerahkan hak alamiah absolut yang melekat pada dirinya kepada orang yang tidak
terlibat dalam perjanjian tersebut.
91
Ibid , hlm 316
92
Ibid , hlm 316
Persemakmuran – dalam Bahasa Latin disebut Civitas.
93
Sifat negara politik yang diciptakan oleh perjanjian ini bisa dilihat dari
defenisi persemakmuran sebagai satu pribadi yang tindakannya mewakili banyak orang,dengan perjanjian timbal balik antara
satu dengan yang lain; mereka menjadikannya penguasa,untuk mencapai tujuannya ia bisa menggunakan kekuatan dan cara-
cara lain yang dianggapnya layak,demi perdamaian dan pertahanan bersama.
94
Akan tetapi,ada beberapa sifat dari defenisi Hobbes tentang kontrak soial yang penting untuk dikemukakan.
Pertama, perjanjian yang telah dibuat itu bukanlah perjanjian antara
penguasa ruler dengan rakyat ruled,tetapi adalah kesepakatan
bersama yang dilakukan oleh individu-individu untuk mengakhiri keadaan alamiah yang
chaos tersebut dan untuk menciptakan perdamaian bersama yang tentunya adalah untuk menjamin
keamanan diri mereka. Artinya kontrak sosial yang dimaksudkan Hobbes di sini adalah di saat manusia belum mengenal suatu
masyarakat yang tersusun oleh struktur politik antara yang
93
Ibid , hlm 316
94
Ibid , hlm 316
memerintah penguasa dengan yang diperintah rakyat. Kedua,
kontrak sosial dalam pandangan Hobbes dilakukan oleh individu- individu yang hidup dalam kebebasan dan secara alamiah adalah
terisolir dan anti sosial. Maksudnya adalah manusia atau individu-individu yang liar ini sebenarnya memiliki kepentingan
bersama selain hasrat kebebasannya,yaitu untuk sama-sama menginginkan suatu keteraturan dan menciptakan masyarakat
sipil. Hal ini tentunya tidak jauh-jauh dari keinginan manusia ini untuk menjaga dan mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
2.3.5 Kekuasaan Absolut Penguasa Pihak yang kepadanya individu-individu ini menyerahkan atau