98
penelitian. Peneliti harus dapat menentukan sebelum awal penelitian bagian apa yang akan dianalisis dalam penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, maka model studi kasus yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus eksplonatori, hal ini dimaksud untuk
mengetahui dan mengungkap peranan resource center yang baik dan berkualitas.
A. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan mengikuti dua tahap yaitu: 1 memotret kondisi objektif resource center saat ini tentang program kerjasama
resource center, layanan-layanan yang diberikan resource center, kendala-kendala yang dihadapi resource center, dan 2 merumuskan konsep pengembangan
managemen resource center yang meliputi: konsep manajemen resource center. Tahap 1: Memotret Kondisi Objektif
a. Memotret program kerjasama resource center.
Untuk mendapatkan data tentang program kerjasama resource center, peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada kepala resource center, guru dan
tenaga ahli. Untuk mengobservasi program kegiatan resource center digunakan pedoman
observasi dan pedoman wawancara kepada kepala dan guru resource center. Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat di lampiran.
b. Memotret layanan-layanan yang diberikan resource center.
Untuk mendapatkan data tentang layanan-layanan yang diberikan resource center, peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada kepala resource
center, guru, orangtua, dan tenaga ahli.
99
Untuk mengobservasi layanan-layanan yang diberikan resource center digunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara kepada kepala
resource center, guru, orangtua dan tenaga ahli. Pada tahap ini dilakukan wawancara kepada orangtua anak tentang layanan yang diberikan pada anak
Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat di lampiran.
c. Memotret kendala-kendala yang dihadapi resource center.
Untuk mendapatkan data tentang kendala-kendala, peneliti memfokuskan pada observasi dan wawancara. Untuk mendapatkan tentang kendala-kendala,
digunakan instrumen pedoman observasi dan wawancara. Observasi dilakukan oleh peneliti, wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru, orangtua,
dan tenaga ahli. Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat di lampiran.
Tahap 2: Merumuskan Konsep Resource Center yang Ideal
Untuk merumuskan konsep resource center yang idealyang ingin dicapai pada resource center X dan Y perlu dilakukan melalui:
a. Rumusan konsep resource center yang berkualitas.
Untuk mendapatkan rumusan konsep resource center yang berkualitas perlu adanya kerjasama antara kepala resource center, guru, orangtua, dan tenaga
ahli. Materi rumusan konsep diambil dari temuan hasil observasi dan wawancara di lapangan tentang 1 program kerjasama resource center dengan
guru gugus sekolah reguler, 2 layanan-layanan yang diberikan resource center, 3 kendala-kendala yang dihadapi resource center, dan 4 manajemen
100
resource center. Dari rumusan tentang kondisi objektif akan menghasilkan konsep resource center yang berkualitas atau baik setelah divalidasi.
b. Rumusan konsep resource center setelah divalidasi.
Rumusan konsep resource center yang berkualitas yang telah dirumuskan berdasarkan kondisi objektif di lapangan akan diserahkan dan ditelaah oleh 5
lima orang pakar yang paham dengan penyelenggaraan resource center yaitu 3 tiga orang pakar Pendidikan Luar Biasa, dan 2 dua orang dari dinas
pendidikan. Setelah rumusan konsep resource center diberikan kepada 5 lima orang tersebut, hasilnya akan dijugment dinilai, penilaian dilakukan oleh
masing-masing pakar secara individu di tempat yang terpisah, kemudian hasil penelitian dikumpul oleh peneliti.
Mereka memberikan pendapat, saran dan pilihan dari pernyataan yang ditulis. Untuk mengelompokkan pendapat dari para pakar di atas terhadap pernyataan
dan ruang lingkup resource center yang baik. Dari pendapat para pakar tadi akan menghasilkan suatu rumusan final resource center yang berkualitas.
B. Instrumen Penelitian