Populasi dan Produktivitas Itik Lokal di Dua Desa yang Berbeda Topografinya di Kabupaten Bogor

RINGKASAN
Teguh Rianto. 2000. Populasi dan Produktivitas Itik Lokal di Dua Desa yang
Berbeda Topografinya di Kabupaten Bogor. Skripsi. Program Studi Teknologi
Produksi Ternak, Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Uta~na : Dr. Ir. Hj. Sri Supraptini Mansjoer.
Pe~nbi~nbing
Anggota : Ir. Sri Darwati, M.Si.
Itik lokal adalah salah satu jenis unggas yang U I ~ U I I I dipelihara setelah ayaln dan
n~emberi andil besar dalaln penyediaan pangan bergizi bagi nlasyarakat petani
pedesaan, sel-ta nlasyarakat nelayan. Pada umumnya pengembangan produksi telur
unggas lebih dipusatkan pada ayaln daripada jenis unggas lainnya, termasuk unggas
air, seperti itik, entog dan angsa. Adapun alasannya bersifat teknis, sosial dan
ekonomi. Maka perlu diperoleh infornlasi perkembangan populasi, teknik budidaya
dan produktivitas itik lokal di pedesaan.
Penelitian ini dilaksanakan di desa Sukajadi Kecamatan Cionlas (600-700 m dpl)
dan desa Cihideung Ilir Keca~natanCianlpea (180-220 m dpl) Kabupaten Bogor.
Berlangsung dari bulan September sampai dengau Desember 1999. Materi yang
digunakan adalah seluruh populasi ternak itik lokal yang ada di kedua desa (milik
petani peternak). Mula-mula dilakukan sensus ternak di dua desa tersebut dan
selanjutnya pengambilan data melalui pengamatan langsung dan wawancara melalui

kuesioner terhadap petani peternak yang terpilih (100% dari jumlah populasi).
Parameter yang diamati meliputi pemilikan itik lokal, ratio jantan dan betina,
produksi telur, daya tetas, bobot badan dan mortalitas. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptic uji korelasi, uji t dan regresi lir~ierberganda.
Pernanfaatan lahan untuk sawah lebih besar di desa Cihideuug Uir dari desa
Sukajadi, sehiigga desa Cihideung Ilir memiliki potensi yang lebih besar untuk
pengembangan itik lokal dilihat dari segi ketersediaan pakan berupa sisa hasil
pertanian dibandingkan dengan desa Sukajadi. Temperatur lingkungan di kedua desa
cocok untuk pemeliharaan itik lokal, tetapi untuk usia anak diperlukan alat pemanas
untuk adaptasi. Peternakan itik di desa Sukajadi dan Cihideung Ilir kebanyakan
hanya untuk sambilan, dengan kepemilikan itik lokal di desa Cihideung Ilir
(8,60&7,95 ekor) lebih besar dibandingkan di desa Sukajadi (4,1214,00 ekor).
Kepemilikan jantan berbanding betina pada ternak dewasa di desa Sukajadi 1:4
dan di desa Cihideung Ilir 1 5 . Kepadatan populasi itik lokal per luas lahan
pendukung di desa Cihideung Ilir (164,08 ekor/km2) lebih padat dibandingkan di desa
Sukajadi (51,04 ekor/km2), sedangkan penarnbahan populasi itik lokal terbanyak di
desa Cihideung Ilir berasal dari penetasan (55,15%) dan desa Sukajadi berasal dari
pembelian (71,08%), lalu pengurangan populasi itik lokal terbanyak di desa Sukajadi
dan desa Cihideung Ilir diakibatkan karena kematian (93,48 dan 59,9%). Penyediaan
bibit itik lokal di desa Sukajadi dengan cara membeli anak itik di pasar (71,43%),