Produktivitas Domba di Dua Desa yang Berbeda Topografinya di Kabupaten Bogor

RINGKASAN
Sri Wahyuningsih. D01496042. 2000. Produktivitas Domba di Dua Desa yang
Berbeda Topografinya di Kabupaten Bogor. Skripsi. Surusan Ilmu Produksi
Teinak. Fakultas Petemakan Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr. Ir. Hj. Sri Supraptini Mansjoer
Pembimbing Anggota : Dr. Ir.Asnath Maria Fuah
Domba lokal merupakan bangsa domba Indonesia yang tersebar luas di daerah
Jawa Barat, yang urnum dipelihara sebagai usaha sambilan di samping usaha pokok
dibidang peitanian tanaman pangan. Peranan domba sebagai penghasil daging makin
penting karena sifat adaptasinya yang tinggi terhadap lingkungan, cepat berkembang
biak, modal lebih kecil dibandingkan dengan temak sapi atau kerbau, dapat berfungsi
sebagai tabungan dan menghasilkan kotoran untuk pupuk kandang. Dalam rangka
pengembangan domba perlu dilakukan pengamatan mengenai populasi, teknik
budidaya, produktivitas temak, potensi lokasi dan kendala yang dihadapi petani
peteinak sehingga mempermudah rencana strategi pengembangan. Tujuan penelitian
ini untuk mendapatkan informasi mengenai populasi dan produktivitas domba di dua
desa yang berbeda topografinya.
Penelitian iiii dilaksanakan di desa Sukajadi (600-700 m dpl) kecamatan Ciomas
dan desa Cihideung Ilir (180-220 m dpl) kecamatan Ciampea kabupaten Bogor, dari
bulan September 1999 sampai awal Januari 2000. Materi yang digunakan adalah
domba yang dimiliki petani petemak yang ada di kedua desa. Mula-mula dilakukan

penelitian pendahuluan untuk mengetahui populasi temak yang ada dan selanjutnya
pengambilan data dengan cara pengamatan langsung menggunakan teknik wawancara
terhadap petani petemak yang terpilih. Data yang dikumpulkan meliputi data primer
dan data sekunder selanjutnya dianalisis secara deskriptif, uji beda (t-test) dan uji
korelasi.
Populasi penduduk di desa Cihideung Ilir (3.882 jiwa/km2) lebih tinggi
dibandingkan desa Sukajadi (1.559 jiwa/km2), namun populasi domba lebih tinggi di
desa Sukajadi (masing-masing sebesar 274 dan 140 ekor/km2).
Domba di kedua lokasi penelitian dipelihara secara intensif. Jumlah pemilikan
berkisar 2-14 dan 2-16 ekor per petemak masing-masing di desa Sukajadi dan
Cihideung Ilir. Pakan yang diberikan umumnya berupa rumput lapang, d a m ubi
kayu, daun ubi jalar, d a m nangka, daun dan kulit jagung seita kacang-kacangan.
Kedua desa menggunakan kandang dengan model panggung.
Lokasi berpengaruh nyata (P0,05) terhadap jumlah anak
sepelahiran, rasio jantan betina dan mortalitas. Domba jantan muda di desa Sukajadi
mempunyai rerata bobot hidup 14,60 kg dan desa Cihideung Ilir 14,90 kg dan untuk
bobot hidup betina dewasa di desa Sukajadi sebesar 23,ll kg dan Cihideung Ilir
22,46 kg, jumlah rerata anak yang dilahirkan masing-masing sebesar 1,87
ekor/iiduk/kelahiran dan 1,74 ekor/induk/kelahiran dengan persentase kelahiran
sebesar 187% dan 174% untuk desa Sukajadi dan Cihideung Ilir. Rasio jantan betina