Produktivitas Itik Manila (Cairina moschata) di Tiga Desa yang Berbeda Topografinya di Kabupaten Cianjur.

RINGKASAN
ILI KUSMIDI. D01496051. Produktivitas Itilc Manila (Cairittrr nmscftctta) di Tiga
Desa yang Berbedr Topografinya di Kabupaten Cianjur. Skripsi. Jumsan Ilmu
Produksi Temak. Fakultas Petemakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama
Pembin~bingAnggota

: Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Sc
: Dr. Ir. Hj. Sri Supraptini Mansjoer

Dalam rangka pengembangan itik Manila di daerah pedesaan perlu dilakukan
pengamatan mengenai produktivitas itik Manila dan pengenalan terhadap potensi
lokasi sehingga langkah-langkah pengembangan dapat direncanakan secara tepat.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang produktivitas itik Manila
yang dipelihara secara tradisional di tiga desa yang berbeda topografinya dan
mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi petani petemak itik Manila di
pedesaan.
Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa yang berbeda topografinya yaitu desa
Selajambe (300 m dpl), desa Mangunkerta (950 m dpl) dan desa Galudra (1.200 m
dpl). Mula-mula dilakukan sensus temak dan diambil 50 petani petemak untuk tiap
desa dan pengarnbilan contoh ini dilakukan secara acak. Data yang dikumpulkan

meliputi data primer dan data sekunder. Pengolahan data dilakukan secara deskriftip,
uji beda (t-tes) dan uji korelasi.
Desa Selajambe nlerupakan wilayah yang memiliki bentang alam berupa 100%
dataran dengan penggunaan lahan didominasi oleh areal persawahan. Desa
Mangunkerta merupakan wilayah yang terdiri dari 40% perbukitanlpegunungan dan
60% dataran, sedangkan desa Galudra 70% perbukitanlpegunungan dan 30% dataran.
Desa Mangunkerta dan desa Galudra didominasi oleh lahan kering yang banyak
diusallakan sebagai tegalan, perkebunan dan kehutanan. Kepadatan penduduk di desa
Mangunkerta lebih tinggi dibandingkan dengan desa Selajambe dan desa Galudra
berturut-turut sekitar 2.378, 1.963 dan 578 jiwa/km2. Kepadatan ternak di desa
Mangunkerta, desa Selajarnbe dan desa Galudra masing-masing 0,370, 0,230 dan
0,037 STIha, sedangkan kepadatan itik Manila di desa Selajambe, desa Mangunkerta
dan desa Galudra masing-masing 0,014, 0,009 dan 0,004 STha.
Sistem pemeliharaan itik Manila di tiga desa tersebut masih bersifat ekstensif.
Rataan jumlah pe~nilikanitik Manila di desa Selajambe berkisar 5-6 ekor, sedangkan
di desa Mangunkel-ta dan desa Galudra berkisar 3-4 ekor per petani peternak. Pakan
tamballan yang diberikan umumnya berupa dedak padi, sisa nasi dan limbah
peltanian. Sistem perkandangan itik Manila di tiga desa tersebut sebagian besar
berupa kandang lantai yang berada di kolong rumah.
Bobot badan betina dewasa di desa Selajambe lebih besar (P