Sekolah Tinggi Musik Surakarta
107 c.
Sistem Pengelolaan Sampah Sistem pengelolaan sampah pada bangunan sekolah pada umumnya hampir sama
dengan bangunan bertingkat lainnya. Dengan sistem awal menggunakan tempat sampah yang berada di masing-masing ruang maupun bangunan, yang kemudian akan
dikumpulkan dan dibuang melalui shaft sampah pada lantai dasar dimana penampungan sampah terletak. Untuk bangunan sekolah, sampah akan diambil dari tempat
penampungan sampah tiap harinya oleh petugas kebersihan sekolah dan dipindahkan ke tempat pembuangan sampah sementara yang kemudian akan diambil oleh petugas dari
Dinas Kebersihan setempat untuk dibuang ke TPA tempat pembuangan akhir. d.
Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir pada bangunan menggunakan sistem faraday. Bentuknya
merupakan tiang-tiang yang berulang-ulang ditempatkan dengan jarak 3,5 m pada beberapa bagian atap bangunan dengan ketinggian kurang lebih 30 cm, kemudian
dihubungkan dengan kabel baja ke bawah tanah. Cocok digunakan pada bangunan memanjang dengan atap datar.
e. Sistem Transportasi
Sistem transportasi pada bangunan menggunakan beberapa alat sesuai dengan arah pelayanannya, antara lain penggunaan koridor sebagai alat transportasi horizontal,
penggunaan tangga untuk orang dan ramp untuk barang sebagai alat transportasi miring, dan penggunaan liftelevator untuk orang maupun barang sebagai alat
transportasi vertikal. Lift yang digunakan pada bangunan dapat berupa lift barang. Selain untuk mengangkut barang seperti alat musik yang besar, lift ini dapat digunakan untuk
orang jika sedang tidak digunakan.
6.2.2 Aspek Kinerja Elektrikal
a. Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik
Penyediaan daya listrik pada area Sekolah Musik dipasok dari Pembangkit Tenaga Listrik melalui jaringan kabel tinggi yang kemudian diturunkan menjadi tegangan menengah
dan tegangan rendah oleh transformator step down. Pemakaian sistem elektrikal yang efektif dan efisien untuk menunjang sistem bangunan seoptimal mungkin dengan
pemanfaatan listrik serta penggunaan generator sebagai sumber listrik cadangan yang digerakkan dengan bantuan mesin diesel.
b. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi yang digunakan pada bangunan yaitu sistem komunikasi internal dan sistem komunikasi eksternal. Sistem komunikasi internal digunakan antara staff
keamanan dengan pengelola dalam satu kawasan, se dangkan sistem komunikasi eksternal digunakan antara pihak sekolah dengan luar sekolah melalui telepon ataupun
berupa faksimile. c.
Sistem Penghawaan Sistem penghawaan dan pengkondisian udara yang diterapkan dalam perencanaan dan
perancangan Sekolah Musik ini dilakukan dengan dua cara, yaitu: Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami diterapkan untuk efisiensi dan penghematan energi sehingga pada ruangan-ruangan tertentu tidak harus menggunakan pengkondisian
udara. Penghawaan alami yang dimaksud berasal dari bukaan-bukaan seperti
Sekolah Tinggi Musik Surakarta
108 jendela, lubang-lubang angin atau ventilasi, maupun ruangan-ruangan yang terbuka
langsung dengan area luar outdoor. Penghawaan Buatan
Sistem penghawaan buatan diterapkan pada ruangan-ruangan yang di dalamnya membutuhkan kenyamanan tinggi untuk melakukan kegiatan dan pada ruangan-
ruangan yang tidak mungkin mendapatkan penghawaan alami. Untuk bangunan sekolah, sistem penghawaan buatan yang digunakan ada tiga jenis, yaitu:
- Sistem VRV Variable Refrigerant Volume Sistem yang dilengkapi dengan CPU dan kompresor inverter sehingga untuk satu
outdoor unit dapat digunakan untuk lebih dari 2 indoor unit AC serta dapat mengatur jadwal dan temperatur AC yang diinginkan sesuai kebutuhan tiap
ruang secara terkomputerisasi. Tipe VRV yang digunakan untuk bangunan sekolah yaitu AC split wall dengan satu outdoor unit terdiri dari empat sampai
lima indoor unit. Sistem ini digunakan pada ruang kelas, ruang latihan, kantor, dan auditorium.
Gambar 6.3 Skema Pemasangan Indoor dan Outdoor Sistem VRV Sumber: Electronics, 2016
- Sistem Exhaust Fan Digunakan pada pantrykantin, dapur, lavatory, dan ruang-ruang servis lainnya
yang berhubungan dengan mekanikal elektrikal. - Sistem Blower
Digunakan pada ruang generator. d.
Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan pada Sekolah Musik ini direncanakan menggunakan dua sistem,
yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan Alami
Dalam upaya penghematan energi dan biaya maka digunakan sistem pencahayaan alami pada ruangan-ruangan yang memungkinkan untuk memperoleh sinar
matahari seperti ruang kelas, ruang-ruang pengelola, musholla, cafeteria dan lain- lain. Upaya pencahayaan alami secara maksimal namun tetap menjaga agar sinar
matahari yang masuk tidak mengganggu kenyamanan saat beraktivitas, oleh karena itu diperlukan sun shading atau bahan lainnya untuk mengendalikan pencahayaan
alami yang masuk agar tidak berlebihan.
Sekolah Tinggi Musik Surakarta
109 Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan diterapkan pada ruangan-ruangan yang kurang atau tidak terjangkau sinar matahari atau ruangan-ruangan yang mengharuskan tidak adanya
cahaya matahari masuk, pada ruangan-ruangan yang digunakan pada malam hari, dan ketika cuaca sedang tidak stabil. Untuk aktivitas tertentu, pencahayaan buatan
sangat dibutuhkan untuk memberikan efek visual tertentu seperti au ditorium, studio, dan sebagainya.
e. Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem Pemadam Kebakaran yang digunakan pada bangunan yaitu Fire Alarm System dan Portable Fire Extinguisher System sebagai alat pencegahan aktif kebakaran,
sedangkan untuk alat pencegahan pasif kebakaran menggunakan tangga darurat yang dilengkapi dengan pintu darurat tahan api.
f. Sistem Keamanan
Sistem keamanan dalam bangunan menggunakan beberapa alat seperti kamera CCTV Close Circuit Television dan alarm yang dihubungkan ke ruang kontrol agar dapat
dipantau. Ruang-ruang yang dipasang kamera CCTV antara lain seperti auditorium, studio rekaman, dan sebagainya.
6.2.3 Aspek Teknis