Populasi dan Penentuan Sampel

penelitian ini bersifat deskriptif analitis yang menyajikan eksistensi tanah bengkok setelah berubahnya Pemerintahan Desa menjadi Kelurahan di Kota Salatiga, dengan tetap berpedoman pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang dianalisis secara cermat dan objektif.

3. Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi atau universe adalah seluruh obyek atau seluruh individu atau seluruh gejala atau seluruh kajian atau seluruh unit yang akan diteliti. 11 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kelurahan Pemekaran yang sebelumnya dari Pemerintahan Desa menjadi Kelurahan di Kota Salatiga yang terkait dengan judul dan permasalahan penelitian. Populasi dalam penelitian berjumlah 13 Kelurahan Pemekaran yang terdiri dari: 1. Kecamatan Sidorejo: a. Kelurahan Blotongan, b. Kelurahan Pulutan, c. Kelurahan Kauman Kidul, d. Kelurahan Bugel, 11 Ronny Hanitijo Soemitro, op. cit, hlm 44. 2. Kecamatan Sidomukti: Kelurahan Kecandaran, 3. Kecamatan Argomulyo: a. Kelurahan Cebongan, b. Kelurahan Kumpulrejo, c. Kelurahan Randuacir, d. Kelurahan Noborejo, 4. Kecamatan Tingkir: a. Kelurahan Kalibening, b. Kelurahan Sidorejo Kidul, c. Kelurahan Tingkir Lor, d. Kelurahan Tingkir Tengah. Penentuan sampel dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan Teknik Non-Random Sampling melalui cara Purposive Sampling. Proposive Sampling atau penarikan sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek didasarkan pada tujuan tertentu, 12 Sampel dalam penelitian ini adalah tanah- tanah bengkok di Kota Salatiga setelah berubahnya Pemerintahan 12 Ibid, hlm 51. Desa menjadi Kelurahan. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kelurahan Pemekaran di Kota Salatiga yang dulunya dari Pemerintahan Desa kemudian menjadi Kelurahan, sedangkan sampel dalam penelitian berupa lahan-lahan sewa garapan secara keseluruhan pada tanah-tanah bengkok di Kota Salatiga dari Pemerintahan Desa menjadi Kelurahan yang ada relevansi dengan masalah penelitian. Dengan menggunakan teknik Non-Random Sampling melalui cara Purposive Sampling yaitu menentukan kriterianya terlebih dahulu untuk dijadikan sampel, sehingga sampel yang diambil telah sesuai dengan kreteria yang ditentukan secara proporsional yaitu kelurahan-kelurahan yang dalam status pemekaran, Kelurahan Pemekaran yang akan diambil oleh peneliti sebagai sampel yaitu 12 satu perdua dari jumlah Kelurahan Pemekaran di Kota Salatiga karena peneliti menginginkan adanya keseimbangan dari setiap lokasi Kelurahan Pemekaran yang akan diteliti pada Kecamatan di Kota Salatiga kecuali untuk Kelurahan Kecandran yang merupakan satu-satunya Kelurahan Pemekaran di Kecamatan Sidomukti, sedangkan responden dari setiap Kelurahan Pemekaran yang terpilih akan diambil lima responden masyarakat sewa garapan eks tanah bengkok yang terkait dengan permasalahan penelitian.

4. Lokasi