Penapisan Senyawa Anti Rayap dari Getah Shodea Javanlca Dan Shorea Leprosula

lSSN 0853 - 42% 101

8uleti11Kirnia 12001) I.101-105

PENAPISAN SENYAWA ANTI RAYAP OAR1 GETAH SHOdEA JAVANlCA DAN
SHOREA LEPROSULA
Tuti Setiawati S'12 , Putwantiningsih2, EA Husaenis
2Staf Jurusan Kimia FMlPA - IPB
StafJurusan Manajemen Hutan FAHUTAN - IPB

ABSTRACT
The research was on active compounding of resin of Shorea posessing antiterrnite.The screening
used petroleum eter, chloroform and HCI:H~O:CZHSOH
(2:5:8)mixture as a solvent. Crude extract produced
was tested its active biology on the drywoodtermites from Kelotermitidaefamily through three treatment and
five repetition times. This research used the randomized design for statistical analysis.The result of bioassay
test showed that all of the resin crude extract in petroleum ether and chloroform gave the effect of antifeedant
which indicated by mortality. The produced of two dimensial thin layer chromatography indicated that the resin
of Shoreajavanica on petroleum ether consist of 3 component, on chloroform consist of 5 component and the
resin of Shorea lepmsula on petroleum ether consist of 11 component, on chloroform consist of 5 component.
Kata kunci : Penaojsan, Anti ravao, Shorea,

kayunya mengeluarkan damar yang merupakan
kelompok damar jemih atau damar mata kucing yang
Dalam mengatasi masatah rayap biasanya memiliki nilai ekonomis tinggi,
digunakan senyawa anti rayap yang selama ini masih
Shorea lepmula mempunyai nama daerah
impor yang umumnya merupakan senyawa sintetik meranti bunga. Kayunya merupakan salah satu jenis
yang diketahui memiliki kelemahan yaitu merusak meranti merah yang banyak digunakan sebagai
lingkungan.
bahan bangunan. Kulit kayunya mengeluarkan
Untuk mengatasi ha1 tsb. dicoba untuk mencari damar yang dapat ditemukan baik pada batang
bahan baku yang berpotensi sebagai anti rayap yang maupun cabang-cabang kecil.
berasal dari sumber daya alam Indonesia. Salah satu
Diptemcarpaceae merupakan salah satu
jenis tanaman hutan hujan yang telah diketahui tanaman tingkat tinggi yang mana pada tanaman
resisten terhadap serangan bioiogis adalah kayu- jenis ini terpenoid merupakan komponen penting dari
kayu yang berasal dari famili Diptemcatpaceae ( banyak ekstrak kayu dan juga merupakan konstituen
utama dari ekstrak yang diperoleh dengan pelarut
Richardson et.aI. 1989).
Dipterocarpaceae banyak tumbuh di lndonesia non polar.
Peran terpenoid yang sudah banyak diketahui

tersebar di beberapa tempat a.1.: Sumatera, Jawa
dan Kalimantan dengan jenis yang sangat banyak adalah terpenoid sebagai tat pengatur tumbuh,
dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dari sedangkan terpenoid sebagai bahan aktif insektisida
biologis belum banyak dilakukan. Nicolaus
pemanfa'atan kayu dan damamya.
Hutan produksi pada areal Hak Penguasaan et.a1.(1993) telah melakukan penelitian mengenai
Hutan (HPH) yang umumnya terletak di dataran pengaruh terpenoid dari ekstrak kulit kayu dan
rendah juga kaya akan jenis Diptemcatpaceae serbuk gergaji Shorea lepmula terhadap rayap kayu
kering yang mana ekstrak kulit kayu memiliki daya
terutama dari kelompok meranti (Shorea).
Shorea javanica terdapat di Sumatera, Jawa bunuh terhadap rayap yang lebih baik dari ekstrak
tengah dan hutan primer pada lereng-lereng atau serbuk gergaji dengan mortalitas 50-80%.
dataran, biasanya terdapat disepanjang pantai. Kulit

PENDAHULUAN

1

Yang dihubungi untuk korespondensi, Telp. 62-251-382949


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
getah yang diproduksi oleh S h o ~ ajavanica dan
Shorea leprosulaterhadap rayap kayu kering .
METODE PENELlTlAN
Persiapan Contoh
Contoh getah dari Shorea leprosula diperoleh dari
Hutan Percobaan Haur Bentes, Jasinga sedangkan
contoh getah dari Shorea javanica diperoleh dari
Lampung barat dan Palembang , Sumatera. Getah
diambil3-4 minggu setelah kulit kayu dikelupas.
Contoh getah dikering udarakan dan ditumbuk
sampai menjadi serbuk.
Pengambilan ekstrak kasar
Contoh dalam bentuk serbuk direndam dalam
kloroforrn, didiamkan 1 hari kemudian disaring, filtrat
disimpan. Residu direndam kembali dalam kloroform,
diulang beberapa kali sampai residu bening. Filtrat
diiadikan satu, selanjutnya dipekatkan menggunakan
rotary evaporator pada 350C. Hal yang sama juga
dilakukan dengan menggunakan petroleum eter dan

campuran HCI:H20:C2H50H(258).
Uji Kualitatif Ekstrak Kasar
Ekstrak kasar diuji terhadap senyawa terpenoid
dan alkaloid. Keberadaan senyawa terpenoid diuji
menggunakan pereaksi H2S04 pekat, LiebermanBuchard, sedangkan uji ekstrak temadap senyawa
alkaloid menggunakan pereaksi Dragendorf,Meyer
dan Wagner.

Uji Ekstrak Kasar terhadap Rayap Kayu Kering
Ke dalam cawan petri dimasukkan kayu pohon
karet dengan ukuran 3 x 3 ~ 0 ~cm.
5 Sebelumnya kayu
diberi ekstrak kasar dengan konsentrasi 5%,10% dan
15%. Rayap sebanyak 50 ekor dimasukkan ke dalam
cawan petri dan dihitung rayap yang hidup dari hari
ke 0 sampai hari ke 14.

Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi lapis tipis (KLT)yang digunakan
pelat jenis silika gel Gso F254 dari Merck. Ekstrak

kasar yang diperiksa, ditotolkan pada pelat KLT,
setelah kering langsung dielusi dalam ruang elusi
yang telah dijenuhkan dengan uap eluen
pengembang. Noda hasil elusi diamati di bawah
lampu UV pada h = 254 dan 366 nm. EIusi dilakukan
dari pelarut non polar sampai polar. Dari
kromatogram yang dihasilkan, kemudian antar
pelarut dipadukan untuk mendapatkan hasil
pernisahan komponen di dalam ekstrak. Paduan
antar pelarut dicoba sampai mendapat perbandingan
yang tepat dan cocok serta memberi pernisahan
yang baik.
HASlL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji kualitatif temadap senyawa terpenoid
dan alkatoid dapat dilihat pada Tabel 7 .

Tabel 1. Uji kualitatif senyawa terpenoid dan alkaloid dari ekstrak kasar getah kayu Shornjavanica
dan Shorea leprosula.


Keterangan :
G : getah
SL : Shorea leprosula

SJ

: Shoreajavanica

P : petroleum eter
K : kloroform
E : carnpuran HCI : H20 :

C2HsOH (253)

103

Penapisan Senyawa Antirayap

Gambar 1. Grafik rataan rayap hidup untuk KTP,KPE
dan KPK


Gambar 2. Grafik rataan rayap hidup pada GSJP

Keterangan KTP : kontrol tanpa pelarut
KPE : kontrol dengan pelarut petroleum eter
KPK: kontrol dengan pelarut kloroform

I
I

-t-GSJK 15%2 ,

L

Gambar 3. Grafik rataan rayap hidup pada GSLP

Gmbar 4. Grafik rataan rayap hidup pada GSJK

Dari hasil uji tesebut ekstrak getah yang sehingga dapat dikatakan bahwa pelarut petroleum
menggunakan pelarut campuran HCI:HZO:CZH~OH eter dan kloroform bukan penyebab matinya rayap.

Untuk melihat efisiensi ekstrak kasar getah
(2:5:8), tidak mengandung senyawa golongan
terpenoid dan alkaloid, sehingga pada ekstrak getah Shorea javanica dan Shorea leprosula dengan
yang menggunakan pelarut tsb, tidak dilakukan uji pelarut ktoroforrn dan petroleum eter dapat dilihat
rayap. Dengan demikian ekstrak kasar yang pada gambar 2,3,4 dan 5.
Dari gambar 2,3,4 dan 5 terlihat bahwa dengan
digunakan untuk uji rayap hanya yang menggunakan
pelarut petroleum eter dan kloroforrn.
adanya ekstrak GSJP,GSLP,GSJK dan GSLK
Untuk mengetahui dan memastikan bahwa mampu menurunkan jumlah rayap hidup, namun
pelarut tidak menyebabkan rayap mati, maka dengan adanya kenaikan konsentrasi ekstrak tidak
dilakukan uji rayap terhadap pelarut petroleum eter memperlihatkan hasil yang berbeda nyata. Dengan
demikian ekstrak kasar tsb, memiliki potensi sebagai
dan kloroform dengan kontrol tanpa pelarut.
Dari gambar 1, tampak tdak terlihat perbedaan senyawa anti rayap.
nyata dari hasil uji rayap terhadap pelarut petroleum
eter dan kloroform dengan kontrol tanpa pelarut,

1


Gambar 5. Grafik rataan rayap hidup pada GSLK

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis
No.

Sampel

1.

I GSLP

2.

GSLK

3.

GSJP

4


GSJK

1

Eluen pengembang
2
1
Heksana:etil asetat
heksana :etil asetat
(19: 1)
(17:3)
Benzen :etil asetat
heksan :kloroform
(95:5)
(6 :4)
Heksan :etil asetat
heksan :etil asetat
(17:3)
(9: 1)

Benzen : etil asetat
(95 : 5)

Untuk melihat perbedaan senyawa yang
terkandung dalam ekstrak kasar GSLP,GSLK,GSJP
dan GSJK dilakukan pemeriksaan menggunakan
kromatografi lapis tipis (KLT) dua dimensi yang
hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.
Dari pemeriksaan KLT menunjukkan bahwa
ekstrak kasar getah Sho~eajavanica dan Shorea
Ieprosula terdiri atas sejumlah komponen.
Berdasarkan pemeriksaan KLT ini, maka pemisahan
komponen
akan
dilakukan
menggunakan
kromatografi kolom.

Dari hasil uji kualitat'i ekstrak kasar getah
Shorea javanica dan Shorea leprosula dalam pelarut
petroleum eter dan kloroform menunjukkan uji positip
tefhadap senyawa alkaloid dan terpenoid. Ekstrak

heksan : Klomform
(6 : 4)

Jumlah
komponen
11
5
3

5

tersebut memiliki daya bunuh terhadap rayap kayu
kering.
Dari hasil KLT diperoleh ekstrak getah Shorea
javanica dalam petroleum eter terdiri atas 3
komponen ,dalam kloroform 5 komponen sedangkan
ekstrak getah Shorea leprosula dalam petroleum eter
terdiri atas 11 komponen, dalam kloroform 5
komponen.
UCAPAN TERIMA KASIH
Diucapkan banyak terima kasih kepada Direktur
DP3M, Dirjen DlKTl DEPDIKNAS yang telah
membiayai penelitian ini melalui proyek peningkatan
penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Harbonne,J.B, 1984. Phytochemical Methods A
Guide To Modem Techniques of Plant
Analysis, Chapman and Hall Publishing Inc, New
York,
Hasan ,T, 1986.Rayap dan Pemberantasannya, CV
Yasaguna, Jakarta.
Isrnan,M.B, P. Proksh and C.Clarck, , 1990.
Terpenoid anti herbivore Chemistry of Encelia
species (Asteraceae). In : Biochemistry of the
Mevalonic Acid Pathway to Terpenoids edited : by
GHN Towers and HA Stafford, Plenum Press,
New York.
Jacobs,M, 1981. Dipterocarpaceae : The taxonomic
and Distributional Frame Work, No.2, vol44, The
Malaysian Foreister.

Messer, A, K. Mc. Cermick, Sunjaya, H.H
Hagedom, F,Tumbel and J. Meinwald, 1990, Jof Chemical, No 12, Vol 16, p. 3333.3351.
Nicolaus,N.A, L.K. Darusman, E.A. Husaeni,
,1994, Pemisahan dan lsolasi Terpenoid dari
Serbuk Gergaji dan Kulit Kayu Meranti Merah
(Shorea sp) Sebagai Anti Rayap. Karya llmiah
FMlPA IPB, Bogor.
Pratiwi, et al, Buletin Penelitian Hutan , 1988, Vol
498, ha1 23-43.

Richardson,D.P., et al, J. Chem. Ecol, 1989, vol 15,
p 731-747.
Syahri T.N, Jumal Penelitian Hasil Hutan , 1988,
No.1, vol5, ha1 6-11.