Kebijakan Akuntansi atas Aset

Catatan atas Laporan Keuangan - 13 - Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tak Tertagih dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah.

4. Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai Kewajiban Jangka Pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu 12 dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnnya. b. Kewajiban Jangka Panjang. Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

5. Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana

Ekuitas Dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara Aset dan kewajiban Pemerintah. Ekuitas Dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara Aset Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara Aset Tidak Lancar dan Kewajiban Jangka Panjang.

6. Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tak

Tertagih Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan Catatan atas Laporan Keuangan - 14 - Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap mempertimbangkan jatuh tempo dan perkembangan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing- masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 201PMK.062011 tentang Kualitas Piutang Kementerian NegaraLembaga Dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih . Tabel 4 Penggolongan Kualitas Piutang Kualitas Piutang Penyisihan Lancar 0,5 Kurang Lancar 10 Diragukan 50 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang NegaraDJKN Macet 100 Uraian Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan

7. Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

Penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada seluruh entitas Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2013, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 53KMK.062012 tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No. 01PMK.062013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah b. Konstruksi dalam Pengerjaan c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat danatau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan. Nilai yang disusutkan pertama kali adalah nilai yang tercatat dalam pembukuan per 31 Desember 2012 untuk aset tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012. Sedangkan untuk Aset Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2012, nilai yang disusutkan adalah Catatan atas Laporan Keuangan - 15 - berdasarkan nilai perolehan. Perhitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59KMK.062013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 5 Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap Kelom pok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Irigasi, dan Jaringan 5 s.d. 40 tahun Aset Tetap Lainnya Alat musik modern 4 tahun Catatan atas Laporan Keuangan - 16 - Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp 32.237.830.386,00 Realisasi Belanja Negara sebesar Rp 2.335.271.993.531,00

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN B.1. Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp32.237.830.386,00 dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp0,00. Keseluruhan Pendapatan Negara dan Hibah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak PNBP Lainnya. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP lainnya sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 dapat dilihat dalam tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan TA 2013 No. Uraian Estimasi Pendapatan Realisasi 1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN - 2.951.863.000 Rp 0,00 2 Pendapatan Jasa - 41.098 Rp 0,00 3 Pendapatan Iuran dan Denda - 2.112.745.611 Rp 0,00 4 Pendapatan Lain-lain - 27.173.180.677 Rp 0,00 Jumlah - 32.237.830.386 Rp 0,00 Realisasi PNBP Lainnya Tahun Anggaran 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp10.930.169.299,00 atau 51,29 persen dibandingkan TA 2012 yang disebabkan antara lain meningkatnya pendapatan lain-lain yaitu pengembalian belanja lainnya tahun anggaran yang lalu. Perbandingan realisasi PNBP TA 2013 dan TA 2012 disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 7 Perbandingan Realisasi PNBP TA 2013 dan TA 2012 TA 2013 TA 2012 Rp Rp Rp 1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN 2.951.863.000 3.787.958.340 836.095.340 -22,07 4 Pendapatan Jasa 41.098 - 41.098 0,00 5 Pendapatan Iuran dan Denda 2.112.745.611 4.577.115.353 2.464.369.742 - -53,84 6 Pendapatan Lain-lain 27.173.180.677 12.942.587.394 14.230.593.283 109,95 Jumlah 32.237.830.386 21.307.661.087 10.930.169.299 51,29 No. Uraian KenaikanPenurunan B.2. Belanja Negara Realisasi belanja Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada TA 2013 adalah sebesar Rp2.335.271.993.531,00 atau sebesar 80,56 persen dari anggarannya setelah dikurangi