Laporan keuangan tahun 2013 audited id0

JAKARTA

Jangka Pendek per Eselon I ................................................................................................ 100 Tabel 73

: Rincian Barang/Jasa yang Harus Diterima per Eselon I ................................ 100 Tabel 74

: Rincian Barang/Jasa yang Harus Diserahkan per Eselon I ................................ 101 Tabel 75

: Rincian Ekuitas Dana Investasi ................................................................101

Tabel 76 : Rincian Ekuitas Dana Investasi per Eselon I ................................................................ 101 Tabel 77

: Rincian Diinvestasikan dalam Aset Tetap per Eselon I ................................ 102

Tabel 78 : Rincian Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya per Eselon I ................................ 102

Lampiran A1 : Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap

Lampiran A2 : Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual

Daftar Tabel dan Lampiran v

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2013 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013.

Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2013 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp68.410.539.906 atau mencapai 648,80 persen dari estimasi pendapatan sebesar Rp10.544.228.000. Realisasi Belanja Negara pada TA 2013 adalah sebesar Rp2.702.461.830.133 atau mencapai 91,19 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp2.963.458.632.000.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012

TA 2012 Uraian

TA 2013

Realisasi (Rp) Pendapatan Negara Dan

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

% Realiasasi thd Anggaran

Hibah

71.016.125.290 Belanja Negara

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012.

Neraca yang disajikan adalah hasil dari proses Sistem Akuntansi Instansi, sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Jumlah Aset adalah sebesar Rp4.150.626.089.972 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp87.194.464.777, Aset Tetap sebesar Rp3.855.263.970.699, Piutang Jangka Panjang sebesar Rp458.679.329, dan Aset Lainnya sebesar Rp207.708.975.167.

Jumlah Kewajiban adalah sebesar Rp47.816.331.141 di mana keseluruhannya merupakan Kewajiban Jangka Pendek.

Sementera itu jumlah Ekuitas Dana adalah sebesar Rp4.102.809.758.831 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp39.378.133.636, dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp4.063.431.625.195.

Ringkasan Neraca per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 2 Ringkasan Neraca per 31 Desember 2013 dan 2012

Kenaikan/ Penurunan Nama Perkiraan

Tanggal Neraca

(Rp) % Aset Aset Lancar

31-12-2013 (Rp)

31-12-2012 (Rp)

36.813.531.042 73,07 Aset Tetap

(32.484.284.444) (0,84) Piutang Jangka Panjang

(7.164.000) (1,54) Aset Lainnya

(155.317.862.807) (42,78) Jumlah Aset

(150.995.780.209) (3,51) Kewajiban Kewajiban Jangka Pendek

33.387.309.522 231,39 Jumlah Kewajiban

33.387.309.522 231,39 Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar

3.426.221.520 9,53 Ekuitas Dana Investasi

(187.809.311.251) (4,42) Jumlah Ekuitas Dana

(184.383.089.731) (4,30) Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas Dana

3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan- pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara diakui berdasarkan basis kas, yaitu diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara.

Dalam penyajian Neraca untuk periode per tanggal 31 Desember 2013, nilai Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu diakui pada saat diperolehnya hak atas dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara.

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEMENTERIAN PERDAGANGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

Anggaran(Rp)

Realisasi Rp)

Realisasi(Rp) Anggaran

Realisasi thd

PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH B.1 Pendapatan Negara Dan Hibah

Transaksi Kas

Penerimaan Negara Bukan Pajak

648,80 71.016.125.290 JUMLAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

68.410.539.906 B.1.1 10.544.228.000

648,80 71.016.125.290 BELANJA NEGARA

B.2 Belanja Negara Transaksi Kas Belanja Pegawai

87,48 198.765.211.821 Belanja Barang

261.708.726.215 B.2.1 299.149.029.000

89,21 1.308.671.024.350 Belanja Modal

B.2.2 1.780.929.256.000 1.588.790.294.477

94,19 668.890.484.076 Belanja Negara Transaksi Non Kas Belanja Barang

832.077.946.674 B.2.3 883.380.347.000

100,00 JUMLAH BELANJA NEGARA

II. NERACA

KEMENTERIAN PERDAGANGAN NERACA PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2013 31 DESEMBER 2012

(Rp) ASET ASET LANCAR

(Rp)

C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

C.1.1 7.310.288.374 10.005.599.488 Kas di Bendahara Penerimaan

C.1.2 2.832.027.845 3.555.160.551 Kas Lainnya dan Setara Kas

C.1.3 37.335.236.964 342.208.496 Uang muka belanja (prepayment)

C.1.4 25.580.678.257 30.244.896.533 Piutang Bukan Pajak

C.1.5 708.818.565 388.611.870 Penyisihan - Piutang Bukan Pajak

C.1.6 (61.958.768) (18.416.978) Piutang Bukan Pajak - Netto

646.859.797 370.194.892 Bagihan Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

C.1.7 427.071.208 363.589.208 Penyisihan - Bagihan Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

C.1.8 (333.761.103) (333.443.693) Bagihan Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi - Netto

93.310.105 30.145.515 Persediaan

C.1.9 13.396.063.435 5.832.728.260 JUMLAH ASET LANCAR

87.194.464.777 50.380.933.735 ASET TETAP

C.2 Tanah

C.2.1 634.471.700.530 645.618.488.202 Peralatan dan Mesin

C.2.2 720.473.649.562 674.080.500.075 Gedung dan Bangunan

2.519.419.225.039 C.2.3 3.146.299.348.525 Jalan, Irigasi dan Jaringan

C.2.4 26.248.898.044 25.899.620.044 Aset Tetap Lainnya

C.2.5 15.310.559.767 17.980.633.583 Konstruksi Dalam Pengerjaan

C.2.6 53.529.288.335 4.749.788.200 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

C.2.7 (741.069.474.064) JUMLAH ASET TETAP

3.855.263.970.699 3.887.748.255.143 PIUTANG JANGKA PANJANG

C.3 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

C.3.1 460.984.250 468.184.250 Penyisihan - Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

C.3.2 (2.304.921) (2.340.921) Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi - Netto

458.679.329 465.843.329 JUMLAH PIUTANG JANGKA PANJANG

458.679.329 465.843.329 ASET LAINNYA

C.4 Aset Tak Berwujud

C.4.1 128.766.991.539 130.199.386.130 Aset Lain-lain

C.4.2 100.240.988.745 232.827.451.844 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya

C.4.3 (21.299.005.117) JUMLAH ASET LAINNYA

207.708.975.167 363.026.837.974 JUMLAH ASET

4.150.626.089.972 4.301.621.870.181 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

C.5 Utang kepada Pihak Ketiga

C.5.1 25.847.671.544 173.988.345 Pendapatan Diterima Dimuka

C.5.2 207.709.951 355.750.739 Uang Muka dari KPPN

C.5.3 7.310.288.374 10.005.599.488 Pendapatan Yang Ditangguhkan

C.5.4 14.450.661.272 3.893.683.047 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

47.816.331.141 14.429.021.619 JUMLAH KEWAJIBAN

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2013 31 DESEMBER 2012

(Rp) EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR

(Rp)

C.6 Cadangan Piutang

C.6.1 740.169.902 400.340.407 Cadangan Persediaan

C.6.2 13.396.063.435 5.832.728.260 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek

C.6.3 (131.068.007) (170.302.345) Barang/Jasa yang Harus Diterima

C.6.4 25.580.678.257 30.244.896.533 Barang/Jasa Yang Harus Diserahkan

C.6.5 (207.709.951) (355.750.739) JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR

39.378.133.636 35.951.912.116 EKUITAS DANA INVESTASI

C.7 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

3.887.748.255.143 C.7.1 3.855.263.970.699 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

C.7.2 208.167.654.496 363.492.681.303 JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI

4.063.431.625.195 4.251.240.936.446 JUMLAH EKUITAS DANA

4.102.809.758.831 4.287.192.848.562 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN UMUM

Dasar Hukum

A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 57/PB/2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

A.2. KEBIJAKAN TEKNIS KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Dasar Hukum

Untuk mewujudkan tujuan di atas, Kementerian Perdagangan berkomitmen

Entitas dan Rencana

dengan visi “Perdagangan sebagai Motor penggerak pertumbuhan dan daya

Strategis

saing ekonomi serta pencipta kemakmuran rakyat yang berkeadilan.”

Misi:

1. Meningkatkan kinerja ekspor non-migas secara berkualitas.

2. Menguatkan pasar dalam negeri.

3. Menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional.

4. Optimalisasi reformasi birokrasi.

Sasaran Strategis:

1. Meningkatnya pertumbuhan ekspor non migas, sebagai salah satu sumber utama pertumbuhan nasional.

Catatan atas Laporan Keuangan -7-

Pada tahun 2013 pertumbuhan ekspor non migas nominal ditargetkan 12,3 – 13,5 persen.

2. Diversifikasi pasar tujuan ekspor. Pada tahun 2013 rasio konsentrasi penguasaan pangsa pasar 5 negara

tujuan ekspor non-migas terbesar (CR5) ditargetkan sebesar 43 – 47 persen.

3. Diversifikasi produk ekspor. Pada tahun 2013, kontribusi ekspor diluar 10 produk utama 53 – 60

persen.

4. Perbaikan layanan perizinan sektor perdagangan luar negeri. Pada tahun 2013, jumlah perizinan online ditargetkan 70 izin dan waktu

pelayanan ditargetkan maksimal 2 hari.

5. Peningkatan keunggulan komparatif produk ekspor non-migas. Pada tahun 2013, jumlah komoditi dengan RCA > 1 selama 5 tahun

berturut-turut ditargetkan sebanyak 590 – 605 komoditi.

6. Perbaikan citra produk ekspor Indonesia. Pada tahun 2013, skor dimensi ekspor dalam Simon Anholt Nation

Brand Index (NBI) ditargetkan sebesar 44 – 49.

7. Peningkatan peran dan kemampuan dalam diplomasi perdagangan Internasional.

Pada tahun 2013, jumlah hasil perundingan perdagangan internasional ditargetkan sebanyak 166.

8. Perbaikan layanan perizinan sektor perdagangan dalam negeri. Pada tahun 2013, perizinan online ditargetkan berjumlah 17 perizinan

dan waktu pelayanan ditargetkan maksimal 5 hari.

9. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran. Pada tahun 2013, pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan

eceran ditargetkan sebesar 4,2 – 5,0 persen.

10. Peningkatan PDB industri kretatif. Pada tahun 2013, kontribusi PDB Industri kreatif ditargetkan sebesar 8

persen.

11. Peningkatan perlindungan konsumen. Pada tahun 2013, akumulasi jumlah Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen (BPSK) yang terbentuk setiap tahun ditargetkan sebanyak 60 BPSK.

Catatan atas Laporan Keuangan -8-

12. Peningkatan kinerja logistik Indonesia. Pada tahun 2013, skor logistic performance index ditargetkan sebesar

13. Penurunan koefisien variasi harga komoditas tertentu. Pada tahun 2013, rata-rata koefisien variasi harga komoditas tertentu

ditargetkan sebesar 5 – 9.

14. Penurunan rasio variasi harga komoditas tertentu di dalam dan luar negeri.

Pada tahun 2013, rata-rata rasio koefisien variasi harga komoditas tertentu di dalam dan luar negeri ditargetkan > 1.

15. Penurunan disparitas harga antar propinsi. Pada tahun 2013, rata-rata rasio koefisien variasi harga propinsi/

nasional ditargetkan sebesar 1,5 – 2,5.

16. Peningkatan Kualitas Kinerja Organisasi. Opini BPK atas Laporan Keuangan ditargetkan WTP dan Penilaian atas

Akuntabulitas kinerja Kementerian mendapatkan kategori B.

17. Penguatan dan Peningkatan kualitas organisasi dan SDM. Hasil survey atas organisasi yang berbasis kinerja ditargetkan sebesar

2,42 dan peningkatan profesionalisme, kompetensi, dan remunerasi yang sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab ditargetkan sebesar 1,90.

Pendekatan

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Penyusunan Laporan

Laporan Keuangan Tahun 2013 ini merupakan laporan yang mencakup

Keuangan

seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kementerian Perdagangan. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2013 ini merupakan laporan konsolidasi dari seluruh jenjang struktural di bawah Kementerian Perdagangan seperti eselon I, wilayah, serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan.

Catatan atas Laporan Keuangan -9-

Jumlah satuan kerja di lingkup Kementerian Perdagangan adalah 255 satker. Dari jumlah tersebut, yang menyampaikan laporan keuangan dan dikonsolidasikan sejumlah 255 satker (100%). Rincian satuan kerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Rekapitulasi Jumlah Satker UAKPA

Jumlah Jenis Kewenangan

Jumlah No

1 01 Sekretariat Jenderal

- - 32

2 02 Ditjen PDN

124 - 162

3 03 Ditjen PLN

4 04 Ditjen KPI

5 05 Inspektorat Jenderal

6 06 Ditjen PEN

124 - 255 Keterangan:

M : Menyampaikan TM : Tidak Menyampaikan

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2013 telah mengacu

pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Di samping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan

Catatan atas Laporan Keuangan - 10 - Catatan atas Laporan Keuangan - 10 -

Kebijakan

(1) Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan

Akuntansi atas Pendapatan

 Pendapatan adalah semua penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi

hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.

 Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara

(KUN).  Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

 Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Kebijakan

(2) Kebijakan Akuntansi atas Belanja

Akuntansi atas Belanja

 Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat.

 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.  Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan

belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja.

Kebijakan Akuntansi atas

(3) Kebijakan Akuntansi atas Aset

Aset

 Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari

mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non- keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk

Catatan atas Laporan Keuangan - 11 - Catatan atas Laporan Keuangan - 11 -

 Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap,

Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar

a. Aset Lancar  Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan

segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

 Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan disajikan sebagai Bagian Lancar Piutang.

 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

 Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

 Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik

pada tanggal neraca dikalikan dengan:

 harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

 harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

 harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila

diperoleh dengan cara lainnya.

Catatan atas Laporan Keuangan - 12 -

Aset Tetap

Aset Tetap

 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

 Aset tetap dilaporkan pada neraca berdasarkan harga perolehan

atau harga wajar.  Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum

kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Piutang Jangka

Piutang Jangka Panjang

Panjang

 Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal

pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

 TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

Catatan atas Laporan Keuangan - 13 -

 TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/Daerah.

 TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

Aset Lainnya

Aset Lainnya

 Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

 Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

 Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan

dari penggunaan operasional pemerintah.

Kebijakan

(4) Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban

Akuntansi atas Kewajiban

 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka

pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Catatan atas Laporan Keuangan - 14 -

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Kebijakan

(5) Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana

Akuntansi atas Ekuitas Dana

 Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih

antara aset dan kewajiban pemerintah.  Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana

Investasi.  Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan

kewajiban jangka pendek.  Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar

dan kewajiban jangka panjang.

Kebijakan

(6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

Akuntansi atas Penyisihan

 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus

Piutang Tak Tertagih

dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.

 Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih .

Catatan atas Laporan Keuangan - 15 -

Tabel 4 Penggolongan Kualitas Piutang

Kualitas Piutang

Uraian

Penyisihan

Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh

Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan 10%

Pertama tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

Diragukan

Kedua tidak dilakukan pelunasan

Macet

1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat 100% Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia

Urusan Piutang Negara/DJKN

Kebijakan

(7) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap Akuntansi atas

 Penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap

Penyusutan

Aset Tetap

pada seluruh entitas Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2013, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 53/KMK.06/2012 tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

 Nilai yang disusutkan pertama kali adalah nilai yang tercatat dalam pembukuan per 31 Desember 2012 untuk aset tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012. Sedangkan untuk Aset

Catatan atas Laporan Keuangan - 16 -

Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2012, nilai yang disusutkan adalah berdasarkan nilai perolehan.

 Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

 Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat tersebut tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5

Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap Kelompok Aset Tetap

Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin

2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan

10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi

5 s.d 40 tahun

Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern)

4 tahun

Catatan atas Laporan Keuangan - 17 -

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Realisasi

B.1 Pendapatan Negara dan Hibah

Pendapatan Negara dan

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Perdagangan pada TA

Hibah

2013 adalah sebesar Rp68.410.539.906 atau sebesar 648,80 persen dari

Rp68.410.539. 906

estimasi pedapatan yang ditetapkan sebesar Rp10.544.228.000. Keseluruhan Pendapatan Negara dan Hibah Kementerian Perdagangan adalah merupakan

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP lainnya sampai dengan

tanggal pelaporan tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

No

Uraian

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp) %

1 Pendapatan Dari Pengelolaan BMN Serta Pendapatan Dari Penjualan

2 Pendapatan Jasa

3 Pendapatan Bunga

4 Pendapatan Pendidikan

5 Pendapatan Iuran Dan Denda

6 Pendapatan Lain-lain

Realisasi Bruto

Realisasi PNBP lebih tinggi dari Estimasinya disebabkan antara lain:

1. Terdapat realisasi penjualan dari lelang BMN yang dihapuskan sebesar Rp924.275.483 yang tidak diestimasikan sebelumnya.

2. Terdapat realisasi pendapatan bunga sebesar Rp8.668 yang tidak diestimasikan sebelumnya.

3. Terdapat realisasi pendapatan pendidikan sebesar Rp1.324.682.828 yang tidak diestimasikan sebelumnya.

4. Terdapat realisasi pendapatan lain-lain sebesar Rp2.918.017.541 yang tidak diestimasikan sebelumnya.

5. Untuk pendapatan jasa:

a. Terdapat realisasi anggaran pada Satuan Kerja (Satker) yang tidak membuat estimasi pendapatan sebelumnya, yaitu pada Satker:

1) Sekretariat Ditjen SPK sebesar Rp86.803.868

2) Balai Sertifikasi Mutu dengan realisasi pendapatan sebesar Rp3.228.095.740

3) Dit. Pengujian Mutu Barang dengan realisasi pendaptan sebesar Rp49.713.500

4) Badan Perlindungan Konsumen Nasional dengan realisasi sebesar Rp8.450.000

Catatan atas Laporan Keuangan - 18 -

5) Dit. Pengawasan Barang Beredar dan Jasa dengan realisasi pendapatan sebesar Rp208.994.790

6) Dit. Standardisasi dengan realisasi pendaptan sebesar Rp540

7) BSML Regional I Medan dengan realisasi pendapatan sebesar Rp9.750.908

8) BSML Regional III dengan realisasi pendapatan sebesar Rp8.014.568

9) BSML Regional II dengan realisasi pendapatan sebesar Rp32.843.473

10) BSML Regional III dengan realisasi pendapatan sebesar Rp6.989

11) Satker Dekonsentrasi Jawa Timur dengan realisasi belanja sebesar Rp45.701 yang merupakan pengembalian belanja TA 2012

12) Satker Dekonsentrasi Sulawesi Utara sebesar Rp744 yang merupakan pengembalian belanja TA 2012.

b. Realisasi pendapatan anggaran pada Satker melebihi estimasinya antara lain yaitu:

Realisasi di atas Estimasi

Dit Metrologi

Berdasarkan Tabel 7 di bawah ini, Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 2013 mengalami penurunan sebesar Rp2.605.585.384 atau 3,67 persen dibandingkan TA 2012.

Tabel 7

Perbandingan Realisasi PNBP TA 2013 dan 2012

Kenaikan/ Penurunan No

Realisasi Belanja (Rp)

Pendapatan Dari 1 Pengelolaan BMN Serta Pendapatan Dari

Penjualan 2 Pendapatan Jasa

3 Pendapatan Bunga

4 Pendapatan Pendidikan

5 Pendapatan Iuran Dan Denda

6 Pendapatan Lain-lain

Catatan atas Laporan Keuangan - 19 -

Realisasi Belanja

B.2. Belanja Negara

Rp2.702.461.830. 133

Realisasi Belanja Negara Kementerian Perdagangan pada TA 2013 adalah sebesar Rp2.702.461.830.133 atau sebesar 91,19 persen dari anggarannya

setelah dikurangi pengembalian belanja. Anggaran Kementerian Perdagangan pada TA 2013 sebesar Rp2.963.458.632.000. Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 menurut program tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja menurut Program TA 2013

Kode

Uraian Program

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp) %

Program Dukungan Manajemen 01.01.01 Dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Kementerian Perdagangan Program Pengawasan Dan

01.01.03 Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Perdagangan Program Pengkajian Dan

01.01.04 Pengembangan Kebijakan

Perdagangan Nasional 01.01.06 Program Pengembangan Ekspor

Perdagangan Luar Negeri 01.01.07 Program Peningkatan

Perdagangan Internasional 01.01.08 Program Peningkatan Kerja Sama

Perdagangan Dalam Negeri 01.01.09 Program Pengembangan

Pasar Komoditi 01.01.10 Program Peningkatan Efisiensi

Konsumen 01.01.11 Program Peningkatan Perlindungan

Program Peningkatan Sarana Dan 04.01.02 Prasarana Aparatur Kementerian

Perdagangan Program Pengawasan Dan

04.01.03 Peningkatan Akuntabilitas Aparatur

Kementerian Perdagangan Program Pengkajian Dan

04.01.04 Pengembangan Kebijakan

Perdagangan Nasional 04.01.06 Program Pengembangan Ekspor

Perdagangan Luar Negeri 04.01.07 Program Peningkatan

Perdagangan Internasional 04.01.08 Program Peningkatan Kerja Sama

Perdagangan Dalam Negeri 04.01.09 Program Pengembangan

Pasar Komoditi 04.01.10 Program Peningkatan Efisiensi

Konsumen 04.01.11 Program Peningkatan Perlindungan

Catatan atas Laporan Keuangan - 20 -

Realisasi

Perdagangan sebesar Rp2.702.461.830.133 terdiri dari:

1. Belanja Transaksi Kas sebesar Rp2.682.576.967.366.

2. Belanja Transaksi Non Kas sebesar Rp19.884.862.767.

Tabel 9

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013

% Belanja Pegawai

Uraian

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

262.169.612.919 87,64 Belanja Barang

1.612.788.042.224 90,56 Belanja Modal

Realisasi Bruto

Realisasi Netto

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam Grafik 1.

Grafik 1 Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Anggaran

Realisasi

Dibandingkan dengan TA 2012, realisasi belanja TA 2013 mengalami kenaikan sebesar 24,18 persen. Perbandingan Realisasi Belanja TA 2013 dan 2012 tersaji pada Tabel 10.

Tabel 10

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2013 dan 2012

Kenaikan/ Penurunan No

Realisasi Belanja (Rp)

51 Belanja Pegawai

52 Belanja Barang

53 Belanja Modal

Catatan atas Laporan Keuangan - 21 -

Belanja Pegawai

B.2.1 Belanja Pegawai

Rp261.708.726. 215

Realisasi Belanja Pegawai TA 2013 dan TA 2012 adalah masing-masing sebesar Rp261.708.726.215 dan Rp198.765.211.821. Kenaikan sebesar

Rp62.943.514.394 atau 31,67 persen. Rincian Belanja Pegawai disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 11

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2013 dan TA 2012

Realisasi Belanja (Rp)

Kenaikan/ Penurunan

Uraian

(Rp) % Belanja Gaji dan Tunjangan

7.886.459.484 4,22 Belanja Gaji dan Tunjangan

Pegawai Non PNS

28.651.025 22,24 Belanja Honorarium

(115.725.000) (2,55) Belanja Lembur

320.151.742 5,26 Belanja Vakasi

9.470.477 1,60 Belanja Tunj. Khusus &

Belanja Pegawai Transito

54.961.026.895 6.592,44 Realisasi Bruto

146.520.229 46,61 Realisasi Netto

Belanja Barang

B.2.2 Belanja Barang

Rp1.608.675.157. 244

Realisasi Belanja Barang TA 2013 dan TA 2012 adalah masing-masing sebesar Rp1.608.675.157.244 dan Rp1.308.671.024.350. Kenaikan sebesar

Rp300.004.132.894 atau 22,92 persen. Rincian Belanja Barang disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12

Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan TA 2012

Realisasi Belanja (Rp)

Kenaikan/ Penurunan

Uraian

(Rp) % Belanja Barang Operasional

5.722.784.188 7,57 Belanja Barang Non

348.066.986.152 (19.944.987.559) (5,73) Belanja Jasa

557.446.943.540 243.378.431.035 43,66 Belanja Jasa untuk

0 19.884.862.767 100,00 Belanja Pemeliharaan

Pencatatan Jasa dari Hibah

9.782.877.513 25,31 Belanja Perjalanan Dalam

31.346.526.261 16,45 Belanja Perjalanan Luar

3.548.863.156 4,03 Belanja Barang untuk

diserahkan kepada

4.265.642.400 68,90 masyarakat/Pemda

Belanja Barang Penunjang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk

500.623.780 93,92 diserahkan kepada pemerintah daerah

Catatan atas Laporan Keuangan - 22 -

Realisasi Belanja (Rp)

Kenaikan/ Penurunan

Uraian

(Rp) % Belanja Barang Lainnya untuk

diserahkan kepada

2.227.846.500 32,23 masyarakat/Pemda

Realisasi Bruto 1.612.788.042.224 1.312.074.572.183 300.713.470.041 22,92 Pengembalian

709.337.147 20,84 Realisasi Netto

Kenaikan Belanja Barang sebesar 22,92 % disebabkan antara lain adanya:

1. Hibah langsung dari JICA.

2. Kementerian Perdagangan cq Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional mendapat kesempatan menjadi penyelenggara Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization (WTO) ke-9 diselenggarakan di Nusa Dua Bali pada tanggal 3-7 Desember 2013.

3. Kementerian Perdagangan cq Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional terdapat kegiatan kampanye Nation Branding di media-media TV internasional seperti CNN, CNBC, BBC, dan Bloomberg. Materi Nation Branding yang memuat potensi perdagangan Indonesia diharapkan dapat meningkatkan citra Indonesia sebagai negara produsen yang handal sekaligus mitra dagang yang dapat dipercaya .

Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda berupa Rumah dan Peralatan Dryer pada BAPPEBTI.

Belanja Barang terdiri dari:

Rupiah Murni

Hibah Terencana

Hibah Langsung

Hibah Terencana :

No

Nama Proyek

Multi Donor Facility Trade 1 and Investment Climate

2 Trade Support

Uni

Programme II (TSP II)

Hibah Langsung :

SP3JL-BJS No

Nama Proyek

Donor

Register

Nilai Hibah

(Rp)

Keterangan

Tgl. The Strengthing of The

No

24/06/2013 Pengesahan I 1 Japan Economic

Utilization of Indonesia –

Partnership Agreement

31/12/2013 Pengesahan II (IJEPA)

0662/PU.6/2013

Project On Service 2 Improvement of Directorate General National Export

24/06/2013 Pengesahan I Development (DGNED)

Catatan atas Laporan Keuangan - 23 -

Belanja Modal

B.2.3 Belanja Modal

Rp832.077.946. 674

Realisasi Belanja Modal TA 2013 dan TA 2012 adalah masing-masing sebesar Rp832.077.946.674

dan

Rp668.890.484.076.

Kenaikan sebesar

Rp163.187.462.598 atau 24,40 persen. Rincian Belanja Modal disajikan dalam Tabel 13.

Tabel 13

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2013 dan 2012

Uraian

Realisasi Belanja (Rp)

Kenaikan/ Penurunan

(Rp) % Belanja Modal Tanah

23.314.874.000 2.977,95 Belanja Modal Peralatan dan

3.813.544.504 8,94 Belanja Modal Gedung dan

611.209.555.145 131.726.941.016 21,55 Belanja Modal Jalan, Irigasi

dan Jaringan

(650.808.999) -57,65 Belanja Modal Lainnya

5.034.767.701 38,29 Realisasi Bruto

Kenaikan Belanja Modal sebesar 24,40 % disebabkan antara lain adanya:

1. Pembelian secara bertahap Tanah Pertamina untuk lahan parkir Kemendag.

2. Kegiatan Renovasi Gedung Kementerian Perdagangan.

3. Pembelian peralatan pendukung kemetrologian pada Ditjen SPK.

Catatan atas Laporan Keuangan - 24 -

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

Aset Lancar

C.1. Aset Lancar

Rp87.194.464.777

Saldo Aset Lancar per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp87.194.464.777 dan Rp50.380.933.735.

Aset lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Rincian Aset Lancar pada Kementerian Perdagangan per 31 Desember 2013 dan 2012 tersaji pada Tabel 14.

Tabel 14

Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2013 dan 2012

No

Uraian

31-12-2013 (Rp) 31-12-2012 (Rp)

Kenaikan/ Penurunan (Rp)

Pengeluaran 1 Kas di Bendahara

Penerimaan 2 Kas di Bendahara

Setara Kas 3 Kas Lainnya dan

(prepayment) 4 Uang muka belanja

(Netto) 6 Piutang Bukan Pajak

Bagihan Lancar 7 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntu

tan Ganti Rugi (Netto)

Kas di Bendahara

C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Pengeluaran Rp7.310.288.374

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp7.310.288.374 dan Rp10.005.599.488 yang

merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal neraca. Rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I tersaji pada Tabel 15.

Tabel 15

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I

No

Uraian

31-12-2013 (Rp)

31-12-2012 (Rp)

Kenaikan/ Penurunan (Rp)

2 DITJEN PDN

3 DITJEN DAGLU

4 DITJEN PEN

6 DITJEN SPK

Jumlah

Kas di Bendahara pengeluaran tersebut disetor ke rekening Kas Negara sebesar Rp4.229.063.250 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 16 Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran

No

Uraian

Saldo Per 31 Des

2 DITJEN PDN

3 DITJEN DAGLU

4 DITJEN PEN

5 DITJEN SPK

Rincian penyetoran Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp4.229.063.250 tersebut sampai dengan tanggal 28 Februari 2014 ke rekening Kas Negara

sebagai berikut:

A. SEKRETARIAT JENDERAL

Tabel 17

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Sekretariat Jenderal

Tgl Setor Saldo Atdag Washington

Satuan Kerja

31-12-2013 (Rp)

Penyetoran

NTPN

07/01/2014 (7.329) Atdag Ottawa

10/01/2014 (3.018.984) Atdag Moscow

Atdag London

Atdag Brussel

16/01/2014 (15.355) Atdag Berlin

Atdag Den Haag

10/01/2014 (224.915) Atdag Jenewa

ITN Jenewa

10/01/2014 (597.380) Atdag Madrid

Atad Paris

Atdag New Delhi

Atdag Tokyo

10/01/2014 (3.470.999) Atdag Seoul

10/01/2014 (287.172) Atdag Beijing

Konsuldag Hongkong

07/01/2014 (65.270.461) Atdag Canberra

08/01/2014 (5.975.043) Atdag Kualalumpur

07/01/2014 (512.384) Atdag Singapura

16/01/2014 (647.618) Atdag Riyadh

Atdag Manila

1. Pada kas pengeluaran Satker KDEI sebesar Rp2.402.632.138 mendapat dispensasi sisa dana UP tahun 2013 untuk diperhitungkan dengan UP tahun 2014 sesuai Surat Nomor: 485/PB/2014 tanggal 23 Januari 2014 perihal Dispensasi Sisa Dana UP TA 2013 Untuk Diperhitungkan Dengan

UP TA 2014 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

2. Uang Persediaan dengan saldo negatif dengan jumlah (Rp94.279.379) merupakan selisih akibat selisih kurs yang akan diperhitungkan di TA.2014 sebagai pendapatan dari selisih kurs.

B. DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

Tabel 18

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Ditjen PDN

Tgl Setor Saldo Kota Bima

Satuan Kerja

31-12-2013

03/01/2014 - Dit. Bahan Pokok

07/01/2014 59.682.447 Ses. PDN

10/01/2014 - Dit. Logistik

08/01/2014 - Dit. Binus

16/01/2014 - Prop. R i a u

07/01/2014 - Kab. Tegal

06/01/2014 - Prop. Sulawesi Selatan

09/01/2014 - Kab. Bintan

Sampai dengan tanggal pelaporan belum diperoleh Surat Setoran Bukan Pajak atas saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Direktorat Bahan Pokok.

C. DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Tabel 19

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Ditjen DAGLU

Tgl Setor Saldo Prov. Sulawesi

Satuan Kerja

31-12-2013

Sampai dengan tanggal pelaporan belum diperoleh nomor NTPN atas setoran Kas Bendahara Pengeluaran Provinsi Sulawesi Tenggara.

D. DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL

Tabel 20

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Ditjen PEN

Tgl Setor Saldo Set. Ditjen PEN

Satuan Kerja

31-12-2013

Ditjen PEN

Jumlah

E. DIREKTORAT JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

Tabel 21

Rincian Setoran Kas di Bendahara Pengeluaran Ditjen SPK

Tgl Setor Saldo Dit. Standardisasi

Satuan Kerja

31-12-2013

07/01/2014 Dit. Pengawasan

07/01/2014 Prov. Riau

Catatan:

1. Pada Satker Direktorat Pengawasan Barang terdapat selisih minus/kelebihan setor Uang Persediaan nilai setor sebesar (Rp200).

2. Sampai dengan tanggal pelaporan belum diperoleh Surat Setoran Bukan Pajak atas saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Dekonsentrasi Provinsi Riau.

C.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara

Penerimaan

Rp2.832.027.845 Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp2.832.027.845 dan Rp3.555.160.551 yang

mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh bendahara penerimaan selaku wajib pungut yang belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan lingkup per Eselon I tersaji pada Tabel 22.

Tabel 22

Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per Eselon I

No

Uraian

31-12-2013 (Rp)

31-12-2012 (Rp)

Kenaikan/ Penurunan (Rp)

2 DITJEN DAGLU

3 DITJEN PEN

5 DITJEN SPK

Kas di Bendahara Penerimaan tersebut keseluruhannya telah disetor ke rekening Kas Negara dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 23 Rincian Kas di Bendahara Penerimaan

No

Eselon I

Satker

Saldo 31 Desember 2013

Penyetoran Saldo

2 DITJEN DAGLU

Set. Daglu

3 DITJEN SPK

Rincian penyetoran Kas di Bendahara Penerimaan tersebut sampai dengan tanggal 28 Februari 2013 ke rekening Kas Negara sebagai berikut:

Tabel 24

Rincian Setoran Kas di Bendahara Penerimaan

No

Satker

Jumlah Disetor

NTPN

Nilai Tgl. Setor

3 Set. Daglu

Kas Lainnya dan

C.1.3 Kas Lainnya dan Setara Kas

Setara Kas Rp37.335.236.964

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2013 dan 2012 masing- masing sebesar Rp37.335.236.964 dan Rp342.208.496 yang merupakan kas

berada di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai. Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas tersaji pada Tabel 25.

Tabel 25 Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

No

Uraian

31-12-2013 (Rp)

31-12-2012 (Rp)

Kenaikan/ Penurunan (Rp)

2 DITJEN PDN

3 DITJEN DAGLU

4 DITJEN KPI

6 DITJEN PEN

8 DITJEN SPK

Jumlah

Tahun 2013 pada Eselon I Sekretariat Jenderal Satuan Kerja Setjen Biro terdapat tunjangan kinerja sebesar Rp51.621.894.391, realisasi yang telah dibayarkan sebesar Rp18.560.525.570. Sisa tunjangan kinerja sebesar Rp33.061.368.821 yang terdapat pada akun Kas Lainnya dan Setara Kas dengan rincian sebagai berikut :

No

Jenis

T.A. 2013

T.A. 2012

1 Tunjangan Kinerja Juli - Desember 2013 belum dibayar

2 Pajak yang Kurang Disetor

3 Pengembalian Belanja belum disetor ke kas negara

C.1.4 Uang Muka Belanja (Prepayment)

Saldo Uang Muka Belanja (Prepayment) per 31 Desember 2013 dan 2012

Uang Muka Belanja

(Prepayment)

masing-masing sebesar Rp25.580.678.257 dan Rp30.244.896.533. Rincian

Rp25.580.678.257

Uang Muka Belanja (Prepayment) tersaji pada Tabel 26.

Tabel 26

Rincian Uang Muka Belanja (Prepayment) per Eselon I

No

Uraian

31-12-2013 (Rp)

31-12-2012 (Rp)

Kenaikan/ Penurunan (Rp)

2 DITJEN PEN

Penjelasan Uang Muka Belanja sebagai berikut:

1. SEKRETARIAT JENDERAL Uang Muka Belanja pada Sekretariat Jenderal merupakan uang muka belanja pada Satuan Kerja KDEI. KDEI Taipei menyewa Gedung milik Sunrise Printing Co. Ltd seluas 490.64 Ping atau kurang lebih 1.472 m 2 di Lantai 6 Twin Head Builidng.

Ruiguang Road No.550. Neihu Distrik Taipei City termasuk tujuh tempat parkir mobil di lantai B4 dan satu tempat parkir VIP di BI. penggunaan delapan buah lift. dan security 24 jam selama 15 tahun dari tahun 2005 hingga tahun 2019. Pada tahun kedua terdapat kesepakatan apabila sisa

13 tahun dibayar sekaligus. KDEI Taipei dibebaskan dari kewajiban pembayaran pajak selama 10 tahun. KDEI Taipei melakukan pembayaran dalam dua termin tanggal 27 Februari 2007 dan 15 Februari 2008 dengan total

setara dengan Rp49.101.590.000. Nilai uang muka Belanja per 30 Juni 2013 sebesar Rp27.358.509.183 dengan perhitungan sebagai berikut:

pembayaran

NTS

atau

Eq Rupiah

Sewa dibayar dimuka

Amortisasi sewa dimuka

2007 s/d 2013

Sewa dibayar dimuka per 30 Juni 2013

2. DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL Uang muka belanja pada satker Ditjen PEN senilai Rp1.380.848.257

tersebut merupakan sewa dibayar dimuka atas biaya sewa gedung kantor Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), dengan rincian sebagai berikut :

Nilai Sewa Dimuka Kontrak

per 31 Des 2013

Common Cost

Common Cost

Maret 2014

2 Los Angeles

Biaya Komunal

Sewa kantor

Jan - Mar 2014

4 Milan

Sewa kantor

8 des 2013 - 7 Jan

8 jan - 7 feb 2014

5 Dubai

Sewa kantor

1 okt 2013 - 30

Sewa kantor

Des 2013 - Jan

Sewa kantor

Sewa kantor

Des 2013 - Feb

Sewa kantor

Des 2013 - Feb

Sewa dimuka per 31 Desember 2013

Piutang Bukan Pajak

C.1.5 Piutang Bukan Pajak

Rp708.818.565

Saldo Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp708.818.565 dan Rp388.611.870 yang merupakan semua hak atau klaim pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada akhir tahun anggaran. Rincian Piutang Bukan Pajak tersaji pada Tabel 27.

Tabel 27 Rincian Piutang Bukan Pajak

Kenaikan/ Penurunan No

Nama E1

31-12-2013 (Rp) 31-12-2012 (Rp)

2 DITJEN PDN

3 DITJEN PEN

6 DITJEN SPK