PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN

(1)

i

PE NGE MB ANGAN MODEL PE MBEL AJARAN SE PAK T AKRAW DAL AM PE NJAS ORKES MELALUI PE NDE KATAN

LINGKUNGAN PE KARANGAN PADA SISWA PUTRA KEL AS I V DAN V SD NE GERI TE GALSARI 04

KE CAMATAN KANDEMAN KABUPATE N B AT ANG

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RAHMAT SULILAH

6102909166

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii

SARI

Rahmat Sulilah. 2011. “Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Takraw Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Pekarangan Pada Siswa Putra Kelas IV Dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang” Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. H. Endro Puji Purwono, M.Kes., Pembimbing Pendamping Mohammad Annas, S.Pd., M.Pd.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Apakah model pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan dapat mencapai tujuan penjas pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan dapat mencapai tujuan penjas pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011.

Model pengembangan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran permainan sepak takraw melalui pendekatan lingkungan pekarangan. Ujicoba kelompok kecil dilaksanakan pada siswa putra kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 8 anak. Ujicoba dilaksanakan di pekarangan. Ujicoba kelompok besar dilaksanakan pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 anak. Ujicoba dilaksanakan di pekarangan.

Hasil penelitian menunjukkan keterampilan menendang bola ada 14 siswa yang memperoleh hasil “Baik”, atau 58,33% dari keseluruhan sampel siswa. Kemudian ada 10 siswa yang memperoleh hasil “Sedang” atau setara dengan 41,67% dari jumlah keseluruhan sampel siswa.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa permainan sepak takraw dan analisa statistik deskriptif presentase maka didapat hasil penelitian “Keterampilan menendang bola anak dapat ditingkatkan melalui pembelajaran permainan sepak takraw di lingkungan pekarangan pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011”. Saran dalam penelitian ini bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SD se-Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, hendaknya mengetahui teori tentang model pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar, dan dapat memberikan tuntunan dalam mempraktekkan, membiasakan hidup sehat serta membiasakan sikap gerakan tubuh yang baik.


(3)

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2011


(4)

iv

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada, Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian

Ketua Panitia, Sekretaris,

Drs. Said Junaidi, M.Kes, Drs. Hermawan Pamot R, M.Pd. NIP. 19690715 199403 1 001 NIP. 19651020 199103 1 002

Dewan Penguji

1. Dra. Heny Setyawati, M.Si. (Penguji Utama) ……… NIP. 19670610 199203 2 001

2. Drs. H. Endro Puji Purwono, M.Kes. (Penguji 1) ……… .... NIP. 19590315 198503 1 003

3. Mohammad Annas, S.Pd., M.Pd. (Penguji 2) ... NIP. 19751105 200501 1 002


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Ilmu, Belajarnya adalah kebaikan, mencarinya adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih membahasnya adalah perjuangan, mengajarkannya dan mempelajarinya adalah sedekah

(Al Hadist)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat (pelajaran) dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

(QS. Yunus : 57).

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tua tercinta Bapak Moidi dan Ibu Tasriah, serta Almamater Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Takraw Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Pekarangan Pada Siswa Putra Kelas IV Dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang” dapat terselesaikan.

Keberhasilan penulisan skripsi ini adalah atas bantuan dari berbagai pihak, karena itu dengan rasa rendah hati, kami menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan penulis sebagai mahasiswa.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Unnes, atas arahannya.

4. Ketua Prodi PG PJSD.

5. Drs. H. Endro Puji Purwono, M.Kes. selaku Pembimbing Utama yang telah membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal hingga akhir. 6. Mohammad Annas, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Pendamping yang telah

membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

7. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES atas masukan dan layanan demi terselesainya skripsi ini.


(7)

vii

8. Staff Tata Usaha FIK UNNES atas layanan demi terselesainya skripsi ini. 9. Edy Supoyo, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan

Kandeman Kabupaten Batang

Semoga segala dukungan yang telah diberikan akan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT dan mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang terkait, Amin amin ya Robbal Alamin.

Semarang, Agustus 2011


(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

SARI ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Pengembangan ... 4

1.4 Spesifikasi Produk ... 4

1.5 Pentingnya Pengembangan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Teori ... 7


(9)

ix

Halaman BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan ... 41

3.2 Prosedur Pengembangan ... 41

3.3 Uji Coba Produk ... 41

3.4 Cetak Biru Produk ... 42

3.5 Jenis Data ... 43

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 43

3.7 Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba I ... 43

4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba I ... 47

4.3 Revisi Produk ... 48

4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba II ... 48

4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba II ... 57

4.6 Prototipe Produk ... 58

BAB V KAJIAN DAN SARAN 5.1 Kajian Prototipe Produk ... 62

5.2 Saran Pemanfaatan ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Tabel Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten

Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I Pertemuan I ... 45 2 Tabel Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola

dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten

Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I ... 46 3 Tabel Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola

dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten

Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I... 49 4 Tabel Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola

Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten

Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II ... 51 5 Tabel Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sebelum Pembelajaran

Permainan Sepak takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang

Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 53 6 Tabel Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sesudah Pembelajaran

Permainan Sepak takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Lapangan Sepak Takraw (Sumber: Ratinus Darwis, dkk,

1992:8) ... 19

2 Tiang Net dan Jaring (Sumber: Sulaiman, 2008:11) ... 20

3 Bola Takraw (Sumber: Sulaiman, 2008:11) ... 21

4 Perlengkapan Pemain (Sumber: Sulaiman, 2008:13) ... 22

5 Tempat Duduk Wasit (Sumber: Sulaiman, 2008:12) ... 13

6 Sepak Sila (Sumber: Sulaiman, 2008:17) ... 14

7 Sepak Kura / Kuda (Sumber: Sulaiman, 2008:18) ... 15

8 Sepak Cungkil (Sumber: Sulaiman, 2008:21) ... 16

9 Sepak Badek / Simpuh (Sumber: Sulaiman, 2008:20) ... 27

10 Sepak Tapak / Menapak (Sumber: Sulaiman, 2008:25) ... 28

11 Memaha / Kontrol Paha (Sumber: Sulaiman, 2008:26) ... 28

12 Mendada / Kontrol Dada (Sumber: Sulaiman, 2008:27) ... 29

13 Membahu / Kontrol Bahu (Sumber: Sulaiman, 2008:29) ... 30

14 Teknik Kepala (Sumber: Sulaiman, 2008:30) ... 31

15 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I ... 46

16 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I ... 28


(12)

xii

Halaman 17 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang

Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman

Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I. .... 51 18 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang

Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman

Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II .... 53 19 Grafik Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sebelum Pembelajaran

Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang

Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 56 20 Grafik Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sesudah Pembelajaran

Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Penetapan Dosen Pembimbing ... 63

2 Surat Ijin Penelitian ... 66

3 Surat Rekomendasi Penelitian ... 67

4 Surat Keterangan Penelitian ... 68

5 Desain Model Pembelajaran ... 71


(14)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah adalah, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah, baik terbatas secara kuantitas maupun kualitasnya. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan terhadap pembelajaran penjasorkes, kerena kurang didukung oleh tingkat kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru penjasorkes selaku pelaksana khususnya dalam pengembangan model pembelajaran.

Ditengarai bahwa guru penjasorkes dalam melaksanakan proses pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik dan membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangan dan motivasi dalam mengikuti pelajaran penjasorkes. Dampak dari itu secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara optimal pada dasarnya, dan pada akhirnya kurang optimal pula dalam mendukung dan memberi kontribusi bibit-bibit atlet potensi yang dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga ke depan.

Pengembangan model pembelajaran penjasorkes merupakan salah satu upaya membantu penyelesaian permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana


(15)

pembelajaran penjasorkes di sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini, pengembangan model pembelajaran penjasorkes yang dilakukan oleh para guru penjasorkes dapat membawa suasana pembalajaran yang inovatif, dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih berpeluang mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki. Biarpun pengembangan model pembelajaran yang ada masih terbatas dalam lingkup lingkungan fisik di dalam sekolah, dan belum dikembangkan pada pemanfaatan lingkungan fisik luar sekolah, yang sebenarnya memiliki potensi sebagai sumber belajar yang efektif dan efisien.

Lingkungan fisik luar sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru penjasorkes dalam mengembangkan pembelajarannya. Guru penjasorkes masih berkutat dalam lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai persoalan dan keterbatasannya. Para guru lupa bahwa lingkungan fisik di luar sekolah ada situasi dan kondisi yang menarik di alam bebas berupa lahan kosong, persawahan, perkebunan, hutan, perbukitan, sungai, pantai, perumahan dll, yang jika dimanfaatkan secara optimal melalui pengembangan model pembelajaran akan dapat membantu para guru dalam meningkatkan pembelajaran penjasorkes yang inovatif.

SD Negeri Tegalsari 04 berada di desa Tegalsari dukuh Pulesari, sekolah ini berada di sekitar pekarangan warga, meskipun sekolah ini berada di kampung, tapi sekolah ini tidak mempunyai halaman yang bisa digunakan untuk bermain dan berolahraga. Pelaksanaan pembelajaran olahraga terpaksadi laksanakan di


(16)

lapangan yang jaraknya cukup jauh. Kadang juga menggunakan pekarangan atau kebun warga untuk berolahraga dan bermain. SD Negeri Tegalsari 04, selain dekat dengan pemukiman warga juga dekat dengan hutan, persawahan. Selain itu sekolah kami tidak bisa memperluas halaman sekolah, karena sekolah kami dihimpit oleh rumah warga.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka dipandang penting adanya pengembangan model pembelajaran penjasorkes dengan pendekatan atau memanfaatkan lingkungan fisik di luar sekolah, sebagai wahana penciptaan pembelajaran penjasorkes yang inovatif, untuk menjadikan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, yang sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas membuat penulis tertarik untuk meneliti “Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Takraw Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Pekarangan pada Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang”. Adapun alasan yang melatarbelakangi pemilihan judul di atas adalah sebagai berikut:

1.1.1. Bola yang digunakan bola plastik agar anak tidak merasa sakit ketika menyepak bola, sehingga anak akan merasa senang karena tidak merasakan sakit ketika bermain sepak takraw.

1.1.2. Tinggi net dibuat lebih rendah dari ukuran sebenarnya agar anak lebih mudah dalam mengembalikan bola ke daerah lawan, dan anak lebih mudah melakukan smash.


(17)

yang keluar. Disamping itu ruang gerak anak lebih sempit sehingga mengurangi rasa lelah anak ketika bermain.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah model pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan dapat mencapai tujuan penjas pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011?”

1.3Tujuan Pengembangan

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan dapat mencapai tujuan penjas pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011.

1.4Spesifikasi Produk

Sehubungan dengan judul skripsi di atas untuk menyamakan penafsiran atau pengertian yang berbeda-beda perlu diadakan spesifikasi produk sebagai berikut:

1.4.1 Model Pembelajaran

Menurut Mulyasa (2006:100) “Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah


(18)

yang lebih baik”. Dengan demikian model pembelajaran dalam penelitian ini adalah modifikasi yang dilakukan oleh guru dalam proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

1.4.2 Sepak Takraw

Sepak takraw adalah permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan, dimainkan di atas lapangan yang datar, di tengah lapangan dibatasi oleh net dengan masing - masing tim terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuannya adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh dilapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaraan atau bermain salah (Sulaiman, 2008:1)

1.4.3 Pendekatan Lingkungan

Pendekatan lingkungan adalah model pembelajaran yang membawa siswa keluar kelas dalam rangka kegiatan belajar tidak terbatas oleh waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, tetapi biasa saja dalam waktu satu atau dua jam pelajaran tergantung pada apa yang dipelajari dan bagaimana mempelajarinya (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2009: 208)

1.4.4 Siswa

Siswa dan murid adalah pelajar (tim Penyusun KBBI, 2008: 849). Adapun yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010//2011.


(19)

1.5Pentingnya Pengembangan

Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat:

1.5.1 Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan hasil penelitian.

1.5.2 Untuk mengembangkan kepustakaan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 1.5.3 Dapat dijadikan suatu gambaran bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran sepak takraw dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan pada siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.


(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006).

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006).

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia


(21)

dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar


(22)

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,

percaya diri dan demokratis

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006)

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri serta aktivitas lainnya.

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan lat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.


(23)

bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung.

7. Kesehatan, meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006).

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Sekolah Dasar 1. Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Usia 6-12 Tahun

Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993 : 101), perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya. Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan fisik anak laki-laki dan perempuan sudah mulai menunjukkan kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan.

Ukuran dan proporsi tubuh berubah secara bertahap, dan hubungan hampir konstan dipertahankan dalam perkembangan tulang dan jaringan. Oleh karena energi anak diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang telah terbentuk selama periode masa awal anak. Disamping penyempurnaan pola gerak dasar, adaptasi dan modifikasi terhadap gerak dasar perlu dilakukan, hal ini


(24)

dimaksudkan untuk menghadapi adanya peningkatan atau pertambahan berbagai situasi (Yanuar Kiram, 1992:36).

2. Perkembangan Aktivitas Motorik Kasar (Gross motor ability)

Perkembangan motorik dasar difokuskan pada keterampilan yang biasa disebut dengan keterampilan motorik dasar meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang dan memantulkan bola. Keterampilan motor dasar dikembangkan pada masa anak sebelum sekolah dan pada masa sekolah awal.

3. Perkembangan Aktivitas Motorik Halus (Fine motor activity)

Kemampuan untuk mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Menurut Anita J. Harrow perkembangan gerak anak berdasarkan klasifikasi dominan psikomotor dapat dibagi menjadi 6 meliputi:

a. Gerak Reflek

Gerak refleks adalah respon atau aksi yang terjadi tanpa kemauan sadar yang ditimbulkan oleh suatu stimulus. Gerak ini bersifat prerekuisit terhadap perkembangan kemampuan gerak pada tingkat-tingkat berikutnya. Gerak reflek dibagi menjadi tiga yaitu : reflek segmental, reflek intersegmental, dan reflek suprasegmental (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:219).

b. Gerak Dasar Fundamental

Gerak dasar fundamental adalah gerakan-gerakan dasar berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan tubuh dan tingkat kemampuan pada anak-anak. Gerakan ini pada dasarnya menyertai gerakan refleks yang sudah dimiliki sejak


(25)

lahir, gerak dasar fundamental mula-mula bisa dilakukan pada masa bayi dan masa anak-anak, dan disempurnakan melalui proses berlatih yaitu dalam bentuk melakukan berulang-ulang.

c. Kemampuan Perspektual

Kemampuan perspektual adalah kemampuan untuk mengantisipasi stimulus yang masuk melalui organ indera.

d. Kemampuan Fisik

Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk memfungsikan sistem organ tubuh didalam melakukan aktivitas psikomotor. Secara garis besar kemampuan fisik, kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung aktivitas psikomotor. Secara garis besar kemampuan fisik dibagi menjadi empat macam yaitu ketahanan (endurance), kekuatan (strenght), fleksibilitas (flexibility), kelincahan (aqility) (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993:221-222).

e. Gerakan Keterampilan

Gerakan keterampilan adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dengan kontrol gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak. Gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien di dalam pelaksanaannya.

f. Komunikasi non-diskursif

Menurut Harrow dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:322) komunikasi diskursif merupakan level komunikasi domain psikomotor. Komunikasi non-diskursif merupakan perilaku yang berbentuk komunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Gerakan yang bersifat komunikatif meliputi gerakan-gerakan ekspresif dan


(26)

interpretif.

2.1.2 Hakikat Belajar Keterampilan Gerak

Pendidikan jasmani mengandung karakteristik khusus yang berhubungan dengan gerak manusia. Dalam aplikasinya, gerak manusia dimanipulasi dalam bentuk latihan-latihan fisik untuk menghasilkan keterampilan gerak. Untuk dapat memiliki keterampilan gerak yang lebih baik, maka terlebih dahulu dikembangkan unsur-unsur gerak yang diperlukan melalui proses belajar dan berlatih.

Belajar adalah kecenderungan perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang merupakan hasil dari berbuat yang berulang-ulang. Menurut Singer (1980:9) diyatakan bahwa “belajar adalah perubahan yang relatif stabil pada perilaku yang merupakan hasil dari latihan atau pengalaman”. Gagne (1985:12) berpendapat bahwa “perubahan perilaku sebagai hasil belajar dapat dibedakan atas lima kategori yaitu : keterampilan intelektual, informasi verbal, kognitif, sikap dan keterampilan motorik”. Lebih lanjut dikemukakan bahwa keterampilan intelektual maksudnya adalah suatu kemampuan yang membuat seseorang menjadi kompeten terhadap suatu subjek sehingga ia dapat mengklasifikasi, mengidentifikasi, mendemonstra-sikan, serta dapat menggeneralisasikan suatu gejala. Strategi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengontrol aktifitas intelektualnya dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Yang dimaksud dengan informasi verbal adalah kemampuan seseorang untuk dapat menggunakan bahasa lisan maupun tulisan dalam mengungkapkan suatu masalah; sikap maksudnya adalah suatu kecenderungan dalam menerima dan menolak suatu objek, misalnya sikap seseorang terhadap


(27)

olahraga akan menjadi lebih positif atau lebih negatif setelah orang tersebut belajar keterampilan olahraga. Keterampilan motorik adalah kemampuan seseorang untuk mengkoor-dinasikan semua gerakan secara teratur dan lancar dalam keadaan sadar.

Menurut Romizoowski (1981) hasil belajar seseorang dapat juga dibedakan menjadi dua bentuk yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan berkenaan dengan informasi yang tersimpan dalam otak setelah mereka mengalami proses belajar, dan tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Keterampilan berkenaan dengan tindakan seseorang, baik tindakan intelek maupun tindakan fisik, dalam mencapai suatu tujuan sebagai akibat dari proses belajar. Keterampilan dibagi menjadi empat jenis yaitu keterampilan kognitif, keterampilan reaktif, keterampilan motorik dan keterampilan interaktif. Keterampilan reaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam menghadapi sesuatu, sedang keterampilan interaktif berkenaan dengan tingkah laku seseorang dalam mempengaruhi atau memodifikasi suatu situasi.

Unsur kelelahan yang sering muncul dalam kegiatan latihan merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat keterampilan gerak, akibat lambatnya pemulihan terhadap otot yang melakukan kegiatan. Di samping faktor strategi mengajar seperti strategi yang digunakan tanpa melihat karakteristik siswa, dapat menjadi gangguan dalam penguasaan keterampilan gerak yang telah dicapai.


(28)

Proses terbentuknya keterampilan gerak tidak terjadi secara otomatis atau secara mendadak, tetapi merupakan akumulasi dari proses belajar dan berlatih, yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran akan benar atau tidaknya gerak yang dilakukan. Oleh karena itu keterampilan gerak adalah kemampuan melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Jadi belajar keterampilan gerak merupakan kegiatan belajar yang berlangsung melalui respon fisik yang dapat diamati secara langsung. Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat gerak yang otomatik, merupakan suatu proses yang panjang.

2.1.3 Hakikat Strategi Mengajar

Pengajaran memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku melalui hubungan timbal balik atau interaksi antara guru dan siswa. Hubungan ini merupakan hasil dari persiapan dan penyajian pelajaran dalam situasi lingkungan yang diciptakan secara sengaja. Pengajaran dapat dikatakan baik dan efektif, apabila faktor-faktor pendukung belajar dapat diintegrasikan ke dalam rangkaian yang saling tergantung secara serentak dan dalam rangkaian yang berurutan. Untuk memadukan faktor-faktor pendukung tersebut, diperlukan adanya suatu cara mengajar atau strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Konsep strategi mengajar mencakup aspek yang cukup luas, oleh sebab itu wajarlah kalau dijumpai berbagai batasan strategi mengajar yang dikemukakan para ahli. Strategi menurut Winarno Surakhmad (1980:223) adalah “suatu cara yang sistematik dengan prosedur dan proses tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian strategi juga merupakan sebuah rancangan untuk


(29)

dapat menggambarkan suatu cara yang akan dilakukan seseorang pada situasi dan kondisi tertentu”.

Mengajar menurut Raka Joni (1983:3) adalah “suatu usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa agar terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan”. Menurut Winarno Surakhmad (1980:45) “mengajar adalah suatu aspek pendidikan yang dilandasi pada interaksi dua pihak yaitu guru dan siswa yang menghasilkan suatu derajat pengembangan diri dalam belajar”.

Strategi mengajar adalah teknik yang dipakai antara guru dan siswa dalam kegiatan instruksional untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Tujuan strategi mengajar adalah menciptakan suatu bentuk pengajaran dengan kondisi tertentu untuk membantu proses belajar, yaitu tercapainya tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian strategi mengajar merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam proses belajar mengajar guru memiliki kebebasan untuk memilih atau menentukan strategi mengajar yang akan dipakai atau diterapkan. Kebebasan ini erat kaitannya dengan pembentukan pertalian yang logis antara tujuan mengajar, strategi mengajar, dan proses belajar mengajar yang efektif. Mengenai efektivitas kegiatan belajar mengajar itu tergantung pada strategi yang diterapkan dan karakteristik dari pengalaman siswa dengan bahan-bahan yang disajikan.

Nasution (1996:28) mengemukakan bahwa “Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu.


(30)

Semakin jelas tujuan itu, semakin besar pula kemungkinan ditemukannya strategi mengajar yang serasi”. Pada proses belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan untuk memilih strategi mengajar yang paling serasi, yang akan dipakai atau diterapkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Pada hematnya strategi mengajar yang lebih bermutu, yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa serta waktu belajar yang lebih banyak akan dapat mencapai keberhasilan penuh dalam tiap bidang studi.

2.1.4 Permainan Sepak Takraw

Dalam bukunya yang berjudul “Sepak Takraw”, Sulaiman (2008:9) menguraikan sebagai berikut : Dalam perkembangannya permainan Sepak Takraw mengalami perubahan dengan penambahan nomor yang dipertandingkan di lapangan. Mulai tahun 2006 Sepak Takraw mempertandingan 4 nomor, yaitu : 1) Nomor Tim, 2) Nomor Regu, 3) Nomor Double - Event dan 4) Nomor Hoop Takraw.

Untuk nomor : tim, regu, dan double - event pertandingan dilakukan di lapangan yang berbentuk persegi panjang sebagaimana yang telah kita kenal sejak lama. Sedangkan untuk nomor hoop takraw bentuk lapangannya adalah lingkaran (5 orang pemain melingkar) dengan di atas lingkaran ada target ring 3 lobang setinggi 4,5 meter untuk puteri, dan 4,75 meter putera.

1. Lapangan Permainan

Sepak Takraw kompetisi dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang dengan permukaan lapangan yang rata (flat), lapangan dapat dibuat di dalam gedung (in-door) ataupun di luar gedung (out-door). Adapun ketentuan dan


(31)

ukuran lapangan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Panjang lapangan : 13,4 meter dan lebar : 6,1 meter.

b. Kalau lapangan dibuat di dalam gedung, maka tinggi loteng (roof) minimal 8 meter dari lantai, dan lantai tersebut terbuat dari kayu yang memiliki kelenturan. Kalau lapangan dibuat di luar gedung sebaiknya lapangan tanah, bukan rumput/ pasir.

c. Garis pinggir lapangan (lines) ditandai dengan kapur / cat atau lakband yang lebarnya 4 sentimeter diukur dari dalam lapangan, artinya bahwa garis 4 sentimeter tersebut berada dalam lapangan. Hal ini sesuai aturan permainan kalau bola menyentuh garis dinyatakan masuk.

d. Luas lapangan 13,4 meter X 6,1 meter dibagi dua sama besar oleh garis tengah (centre line) lapangan yang ukurannya 2 cm.

e. Disudut garis tengah pada kedua sisinya dibuat setengah lingkaran yang jari - jarinya 90 sentimeter diukur dari garis sebelah dalam, sehingga terjadi 4 buah ¼ lingkaran.

f. Lingkaran tempat servis dibuat dengan jari-jari 30 cm, ditempatkan pada kedua bagian lapangan, dengan jarak 2,45 m dari garis belakang (base-line), 4,25 meter dari garis tengah lapangan (centre-line), 3,05 meter dari garis tepi (side-line).

g. Kedudukan tiang net minimal 30 sentimeter dari garis tepi lapangan diujung pangkal garis tengah lapangan permainan.

h. Dalam pertandingan resmi, lapangan pertandingan harus bebas dari hambatan permainan, minimal sejauh 3 meter dari batas lapangan kearah luar. (Rattinus


(32)

Darwis, 1992).

2. Perlengkapan Permainan

Selain lapangan permainan, untuk melakukan permainan diperlukan perlengkapan lapangan dalam bermain sepak takraw. Perlengkapan bermain yang dibutuhkan meliputi:

a. Net / Jaring

Net terbuat dari benang kuat atau nilon, besarnya mata jaring (lubang jaring) 6 - 8 cm. Panjang net yang merentangi lapangan 6,1 m, sedangkan lebarnya 70 cm. Net diberi pita pada bagian atasnya selebar 5 cm. Disamping itu net diberi pembatas samping, tepatnya diatas garis tepi kanan dan kiri dengan lackband 5 cm.

Gambar 1.

Lapangan Sepak Takraw


(33)

Gambar 2. Tiang Net dan Jaring (Sumber: Sulaiman, 2008:11) b. Tiang Net / Tiang Jaring

Tiang net terbuat dari besi dengan diameter 4 cm, tertanam kuat dilantai. Tinggi tiang net 155 cm. Sedangkan dalam pertandingan resmi, tinggi net adalah sebagai berikut :

1) Putra, ditepi : 155 cm dan ditengah : 152 cm. 2) Putri, ditepi : 145 cm dan ditengah : 142 cm. c. Bola Takraw

Bola sepak takraw awalnya terbuat dari rotan, sedang yang digunakan sekarang terbuat dari plastik (synthetic fibre) terdiri dari 12 lubang, 20 titik persimpangan, dengan 9 - 11 anyaman. Bola yang digunakan untuk pertandingan memiliki ukurannya sebagai berikut:

1) Lingkaran bola : putra : 42 - 44 cm; putri : 43 - 45 cm. 2) Berat bola : putra : 170 - 180 gram; putri : 150 -160 gram.

Saat ini dua merek bola yang standar digunakan secara resmi dalam pertandingan nasional maupun internasional, yaitu bola merek “Marathon” buatan Thailand dan “Gajah Emas” buatan dari Malaysia.


(34)

Gambar 3 Bola Takraw

(Sumber: Sulaiman, 2008:11) d. Perlengkapan Pemain

Perlengkapan yang dipakai pemain sepak takraw dalam pertandingan adalah sebagai berikut:

1) Baju T-shirt boleh lengan panjang ataupun lengan pendek, celana pendek olahraga elastis.

2) Sepatu karet (cats) dengan pole yang tidak terlalu tinggi, harus berkaoskaki. 3) Boleh menggunakan ikat kepala atau pelindung yang tidak mengganggu

jalannya permainan. Pemain tidak diperkenankan menggunakan alat - alat yang membahayakan diri sendiri dan kawan, juga alat - alat yang dapat membantu mempercepat jalannya bola ataupun membantu para pemain.


(35)

e. Bangku Tempat Duduk Wasit

Dalam pertandingan resmi, setiap pertandingan dipimpin oleh 2 orang wasit (wasit I dan wasit II) dengan dibantu 6 orang hakim garis (lines-man). Wasit I dalam memimpin pertandingan duduk di atas kursi yang tingginya 1,5 m atau kira-kira setinggi net, wasit II duduk di kursi yang kebih rendah ukurannya. Sedangkan hakim garis (lines-man) duduk di kursi bias dengan posisi lurus dengan garis yang diawasinya.

A

B

C

D

Keterangan: A. Baju Kaus B. Celana Pendek C. Kaus Kaki D. Sepatu Karet

Gambar 4 Perlengkapan Pemain (Sumber: Sulaiman, 2008:13)


(36)

3. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw

Menurut Sulaiman (2008:15) permainan sepak takraw adalah permainan bola takraw dengan seluruh anggota badan kecuali tangan, sehingga teknik dasar yang akan dipelajari adalah semua teknik pukulan dan perkenaan dengan seluruh bagian badan pemain. Teknik dasar tersebut meliputi:

a. Teknik Sepakan (Menyepak)

Menurut Sulaiman (2008:16) teknik sepakan (menyepak) merupakan teknik utama dan yang paling banyak digunakan dalam permainan sepak takraw,

1

2

3

Keterangan:

1. Tempat Duduk Wasit I 2. Tempat Duduk Wasit II 3. Tempat Duduk Hakim Garis

Gambar 5 Tempat Duduk Wasit (Sumber: Sulaiman, 2008:12)


(37)

karena memang cabang olahraga ini paling dominan menggunakan bagian anggota badan “kaki”. Teknik sepakan dalam permainan sepak takraw meliputi: b. Sepak Sila

Menurut Sulaiman (2008:16) sepak sila merupakan teknik dasar yang paling dominan dalam permainan sepak takraw, sehingga sebagian orang menyebut sepak sila sebagai ibu dari permainan sepak takraw. Sepak sila adalah menyepak bola dengan kaki bagian dalam, yang mana pada saat menyepak posisi kaki pukul seperti kaki bersila. Sepak sila digunakan untuk menerima, menimang dan menguasai bola, mengumpan, hantaran bola dan untuk menyelamatkan serangan lawan.

Gambar 6 Sepak Sila


(38)

c. Sepak Kura / Kuda

Menurut Sulaiman (2008:17) sepak kura / sepak kuda adalah teknik menyepak atau sepakan dengan menggunakan punggung kaki (kura-kura kaki). Sepakan ini disebut juga dengan istilah “sepak kuda”, karena kaki menyepak menyerupai kuda yang menjulurkan kakinya ke depan atas. Sepak kura / sepak kuda digunakan untuk memainkan bola yang datangnya rendah dan kencang atau menyelamatkan (kontrol) bola dari serangan lawan, untuk bertahan mengawal atau menguasai bola dalam usaha menyelamatkannya.

d. Sepak Cungkil

Menurut Sulaiman (2008:19) sepak cungkil merupakan sepakan yang menyerupai sepak kura / kuda, hanya karena bola datangnya jauh dari badan, maka perkenaan pukulan adalah pada jari-jari kaki sehingga seperti orang mencungkil bola. Sepak cungkil gerakannya sama dengan orang yang melakukan

sliding dimana bola jatuh di depan pemain, sehingga pemain harus menjulurkan kaki jauh ke depan.

Gambar 7 Sepak Kura / Kuda (Sumber: Sulaiman, 2008:18)


(39)

e. Sepak Simpuh / Badek

Menurut Sulaiman (2008:20) sepak badek atau sepak simpuh adalah sepakan dengan kaki bagian samping luar, sehingga sikap badan seperti orang bersimpuh. Untuk bola-bola dari lawan yang keras datangnya terkadang pemain tidak dapat mengontrolnya dengan teknik sepak sila ataupun sepak kura, bola yang dating keras di samping posisi badan pemain dikontrol dengan teknik sepak badek atau sepak simpuh ini. Sepak badek atau simpuh digunakan untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari smesh lawan dan untuk mengontrol atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan.

Gambar 8 Sepak Cungkil


(40)

f. Sepak Mula (Servis)

Menurut Sulaiman (2008:22) sepak mula adalah teknik dasar sepakan untuk memulai suatu permainan atau pertandingan. Sepak mula biasa dilakukan oleh pemain yang sering disebut “Tekong”, yaitu pemain yang melakukan servis berada di tengah belakang. Sepak mula merupakan serangan yang penting dalam memperoleh angka kemenangan dalam suatu pertandingan.

g. Sepak Tapak (Menapak)

Menurut Sulaiman (2008:24) sepak tapak atau menapak adalah sepakan dengan menggunakan telapak kaki. Teknik ini digunakan pemain untuk menerima bola umpan dari lawan yang masuk tipis ke dalam lapangan, bola tersebut segera dipukul dengan sepak tapak kemabli ke arah lapangan lawan dengan cepat.

Gambar 9 Sepak Badek / Simpuh (Sumber: Sulaiman, 2008:20)


(41)

h. Memaha (Kontrol Paha)

Menurut Sulaiman (2008:26) memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola. Perkenaan bola pada tungkai atas bagian tengah paha, tidak pada ujung ataupun pada pangkal paha. Dalam permainan memaha biasa digunakan untuk menahan dan menerima bola dari serangan lawan, atau membentuk dan menyusun serangan.

Gambar 10 Sepak Tapak / Menapak (Sumber: Sulaiman, 2008:25)

Gambar 11 Memaha / Kontrol Paha (Sumber: Sulaiman, 2008:26)


(42)

i. Teknik Mendada (Kontrol Dada)

Menurut Sulaiman (2008:27) mendada adalh teknik dasar memainkan bola dengan dada. Perkenaan bola adalah pada bidang yang lebar (pectoralis mayor)

pada dada kiri ataupun kanan, tidak pada bagian tengah dada. Teknik mendada dalam permainan biasanya digunakan untuk mengontrol bola.

j. Teknik Membahu (Kontrol Bahu)

Menurut Sulaiman (2008:28) membahu adalah memainkan bola dengan bagian badan antara batas lengan dengan keher (bahu), dalam usaha mempertahankan serangan dari pihak lawan. Membahu dalam permainan biasa digunakan untuk bertahan dari serangan lawan yang tiba-tiba / mendadak, yang

Gambar 12 Mendada / Kontrol Dada (Sumber: Sulaiman, 2008:27)


(43)

mana dalam keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.

k. Teknik Kepala (Sundulan Kepala / Heading)

Menurut Sulaiman (2008:29) menyundul bola adalah teknik dasar memainkan bola dengan kepala. Menyundul dalam permainan digunakan untuk bertahan, mengoper kepada teman dan melakukan smesh ke pertahanan lawan.

Gambar 13

Membahu / Kontrol Bahu (Sumber: Sulaiman, 2008:29)


(44)

l. Teknik Smesh

Menurut Sulaiman (2008:31) serangan atau smesh adalah pukulan bola yang keras dan tajam kea rah bidang lapangan lawan. Smesh dalam permainan sepak takraw merupakan teknik yang paling penting dan harus dikuasai oleh seorang pemain, karena dengan smesh ini angka dapat denganmudah diperoleh sehingga dapat memenangkan pertandingan dengan mudah. Teknik smesh ada dua, yaitu smesh kedeng dan smesh gulung.

1) Smesh Kedeng

Menurut Sulaiman (2008:33) smesh kedeng adalah pukulan smesh yang dilakukan dengan menjulurkan kaki ke atas mengejar bola, tidak dilakukan dengan putaran badan (salto) di udara. Smesh kedeng dilakukan dengan memukul bola menggunakan kaki kiri maupunkaki kanan.

Gambar 14 Teknik Kepala


(45)

2) Smesh Gulung

Menurut Sulaiman (2008:31) smesh gulung merupakan gerakan smesh yang paling menarik dan akrobatik dalam permainan sepak takraw. Smesh ini dilakukan dengan gerakan salto di udara, sehingga penonton dibuat takjub dengan gerakan pemain berjungkir balik di udara.

m. Teknik Tahanan (Block)

Menurut Sulaiman (2008:35) block merupakan teknik pertahanan yang baik dan produktif dan bisa melumpuhkan semangat tanding lawan. Block dalam permainan sepak takraw dapat dilakukan dengan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan. Block biasa dilakukan menggunakan seluruh tungkai dari kaki sampai pangkal paha, pantat, punggung badan.

2.1.5 Modifikasi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan guru pendidikan jasmani dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu “ Developentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong kea rah perubahan tersebut.


(46)

Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya kearah perubahan yang lebih baik. Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul manakala merenungi tugas sebagai seorang guru pendidikan jasmani yang cukup berat, diantaranya adalah:

1. Apakah seorang guru pendidikan jasmani mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik siswa melalui tugas ajar yang diberikan?

2. Apakah keadaan media pembelajaran yang dimiliki sekolah bisa memfasilitasi aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani secara optimal?

3. Perlukah seorang guru pendidikan jasmani mengadakan perubahan, penataan atau mengembangkan kemampuan daya dukung pendidikan jasmani di sekolah?

4. Upaya apa yang bisa dilakukan seorang guru agar proses pembelajaran pendidikan jasmani bisa memberikan hasil yang lebih baik?

Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa,


(47)

yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran.

Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya. Beberapa aspek analisis modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya. Disamping pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri.

Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari yang paling dirasakan oleh para guru pendidikan jasmani adalah hal-hal yang berkaitan dengan sarana serta prasarana pendidikan jasmani yang merupakan media pembelajaran pendidikan jasmani sangat diperlukan. Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.


(48)

Guru pendidikan jasmani di lapangan tahu dan sadar akan kemampuannya. Namun apakah mereka memiliki keberanian untuk melakukan perubahan atau pengembangan – pengembangan kearah itu dengan melakukan modifikasi. Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada dilingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani.

Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah “Bermain – bergerak – ceria”. Lutan (1988) menyatakan modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar :

1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran 2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak. Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi dilakukan dengan pertimbangan :

1. Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa;


(49)

mengurangi cedera pada anak;

3. Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa;

4. Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.

Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, oleh karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.

2.1.6 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan

Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebgagai sasaran belajar, sumber belajar dan sarana belajar. Hal ini dapat di manfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan. Konsep dan keterampilan dalam kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran sains yang harus di capai meliputi mampu menerjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di sekitar rumah dan sekolah. Anak usia sekolah menanggapi rangsangan yang di terima yang diterima oleh panca inderanya. Kecenderungan siswa sekolah dasar yang senang bermain dan bergerak, menyebabkan anak – anak lebih menyukai belajar lewat eksplorasi dan penyelidikan diluar ruang kelas (Margaretha, S,Y. 2000).


(50)

Menurut Piaget (dalam Prayitno, 1992), perkembangan interaksi dengan obyek-obyek di lingkungan anak mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap berpikir anak daripada yang ditimbulkan oleh pengetahuan yang di sampaikan melalui cerita yang bersifat verbal. Jadi membawa anak ke lingkungan asli dari obyek yang diamati dapat menunjang perkembangan berpikir. Belajar berarti aktif baik secara fisik maupun mental. Lingkungan dapat digunakan atau di manfaatkan untuk merangsang dan menarik perhatian siswa. Obyek-obyek yang bergerak selalu menjadi perhatian anak-anak. Lihatlah bagaimana anak gemar mencari ikan, belut atau kodok di parit.

Menurut teori belajar dari Gagne (dalam Dahar, 1989), lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan konsep, karena peranannya sikap dan pengembangan keterampilan siswa dapat juga terjadi karena interaksinya dengan lingkungan. Bloom dan Bruner (dalam Darmojo & Kaligis, 1994) mengatakan bahwa lingkungan akan membawa siswa pada situasi yang lebih kongkret dan akan memberikan dampak peningkatan apresiasi siswa siswa terhadap konsep-konsep sains dan lingkungannya. Kurikulum Pendidikan Dasar menghendaki agar dalam proses belajar mengajar hendaknya dimulai dari yang dekat ke yang jauh, dari yang sudah di ketahui. Lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah adalah tempat keseharian anak, dengan demikian bila pembelajaran dimulai dari lingkungannya maka akan menjadi lebih bermakna. Lingkungan dapat pula digunakan untuk pengembangan keterampilan proses sains seperti seperti mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, dan sebaginya. Sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, berfikir bebas, menghargai pendapat orang lain dan


(51)

dapat bekerja sama dapat pula di kembangkan melalui pengeksplorasian lingkungan ada sikap yang tidak kurang penting adalah sikap peduli dan mencaintai lingkungan. Jadigunakanlah lingkungan untuk pengayaan bagi anak – anak yang cerdas sebagai tambahan dengan memanfaatkan lingkungan.

2.2Kerangka Berpikir

Modifikasi pembelajaran membekali siswa memperoleh pemahaman diri, wawasan, bertindak kreatif, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah keadaan dalam diri individu atau siswa yang mendorong individu atau siswa tersebut melakukan belajar. Sedangkan motivasi belajar akan ada jika dalam kegiatan belajar siswa memahami belajar yang baik setelah melalui suatu pendidikan atau latihan.

Bila motivasi belajar tersebut dapat ditimbulkan dari luar, dalam hal ini dari guru, maka guru dapat meningkatkan motivasi belajar dengan modifikasi pembelajaran sepak takraw di lingkungan pekarangan. Dengan demikian modifikasi pembelajaran sepak takraw di lingkungan pekarangan diduga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.


(52)

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

Penelitian pengembangan biasanya disebut penelitian berbasis pengembangan (research-based development) merupakan jenis penelitian yang tujuan penggunaannya untuk pemecahan masalah praktis. Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada produk, dan diharapkan dapat menjembatani kesenjangan penelitian yang lebih banyak menguji teori ke arah menghasilkan produk-produk yang langsung dapat digunakan oleh pengguna.

Menurut Borg dan Gall (1983) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang banyak digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran, yang pada dasarnya prosedur penelitian pengembangan terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk dan, (2) menguji keefektifan produk untuk mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut sebagai fungsi validasi.

Dalam hal pengembangan produk salah satunya adalah menghasilkan produk model pembelajaran penjasorkes di sekolah, adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka. Langkah awal ini dilakukan untuk analisis kebutuhan yang bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran yang dibuat memang dibutuhkan atau tidak.


(53)

2. Mengembangkan bentuk produk awal (dalam hal ini model pembelajaran penjasorkes dengan memanfaatkan lingkungan fisik di luar sekolah). Berdasarkan analisis kebutuhan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk model pembelajaran penjasorkes sesuai materi yang dikembangkan yang didasarkan pada kajian teori.

3. Evaluasi produk awal yang sudah dibuat oleh para ahli, dengan menggunakan seorang ahli pendidikan jasmani dan olahraga (gunakan dosen yang relevan dengan materi yang diteliti atau bisa menggunakan salah satu pembimbing yang ekspert dibidangnya), dan dua orang ahli pembelajaran (gunakan guru penjasorkes yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup). Setelah dilakukan evaluasi oleh para ahli selanjutnya lakukan uji coba skala kecil (gunakan siswa dengan jumlah secukupnya sesuai kebutuhan materi), dengan menggunakan lembar evaluasi dan kuesioner dan konsultasi yang selanjutnya hasilnya dianalisis secara mendalam.

4. Lakukan revisi produk pertama dari hasil evaluasi ahli dan uji coba skala kecil yang dilakukan sebelumnya.

5. Uji coba skala besar di lapangan dengan menggunakan model pembelajaran yang sudah direvisi atau hasil uji coba skala kecil yang dilakukan sebelumnya. 6. Revisi produk akhir, dilakukan berdasarkan evaluasi dan analisis uji coba

lapangan (melalui pengamatan dan diperlukan instrumen baik pengamatan maupun melalui angket untuk siswa dan pengamat).

7. Hasil akhir model pembelajaran penjasorkes yang dihasilkan melalui revisi setelah dilakukan uji coba lapangan skala besar.


(54)

3.1Model Pengembangan

Model pengembangan pada penelitian ini adalah model pembelajaran permainan sepak takraw melalui pendekatan lingkungan pekarangan.

3.2Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan modifikasi sepak takraw di lingkungan pekarangan, adalah sebagai berikut:

3.2.1 Lapangan Permainan berukuran 10 m x 5 m

3.2.2 Bola takraw yang semula terbuat dari viber, kami ganti dengan bola kaki yang terbuat dari plastik yang ukurannya sama dengan bola takraw. Keliling bola 55 cm – 60 cm, berat bola 180 gram.

3.2.3 Tinggi net yang semula 155 cm diganti menjadi 145 cm

3.2.4 Jumlah Pemain, jumlah pemain dalam 1 regu adalah 5 anak ( 3 anak inti yang terdiri atas tekong, apit kanan, apit kiri, dan 2 pemain cadangan) 3.2.5 Perlengkapan pemain, kaos, celana pendek, kaos kaki dan sepatu.

3.2.6 Lama permainan sepak takraw ditentukan dengan point, yaitu 21 point. Apabila terjadi point yang sama, maka akan diadu dengan 2 point, selanjutnya apabila terjadi riber set point menncapai 15 angka dan pada point ke 8 akan terjadi pergantian lapangan.

3.2.7 Wasit terdiri 3 orang yaitu 1 wasit dan 2 orang linesman.

3.3Uji Coba Produk 3.3.1 Desain Ujicoba


(55)

1. Ujicoba Kelompok Kecil

Ujicoba kelompok kecil dilaksanakan pada siswa putra kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 8 anak. Ujicoba dilaksanakan di halaman sekitar sekolah.

2. Ujicoba Kelompok Besar

Ujicoba kelompok besar dilaksanakan pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 anak. Ujicoba dilaksanakan di pekarangan.

3.3.2 Subyek Uji Coba

Subyek uji coba penelitian yang terlibat dalam uji coba model pengembangan adalah sebagai berikut:

1. Peneliti

2. Dua orang teman sejawat (guru penjasorkes)

3. Siswa kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 anak.

3.4Cetak Biru Produk

Dalam tim yang masing-masing terdiri dari 3 orang bertarung untuk memasukkan bola ke daerah lawan. Tim yang memperoleh skor 21 adalah sang pemenang. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.


(56)

3.5Jenis Data

Jenis datanya merupakan data kuantitatif berupa data hasil tes keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw.

3.6Instrumen Pengumpulan Data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw.

3.7Analisis Data

Untuk menghitung persentase perubahan motivasi belajar yang diukur berdasarkan data hasil baserate dan postrate menggunakan formasi perhitungan persentase perubahan sebagaimana dikemukakan Zainal Aqib (2008: 53) yaitu dengan rumus:

Change Percentage

x Base rate

e - Base rat Post rate

%

100 =

Postrate = hasil sesudah treatment Baserate = Sebelum treatment


(57)

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

Dalam pengambilan data penelitian yang dilakukan pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 28 anak.

Beberapa analisis data hasil penelitian yang akan dijelaskan dalam penelitian ini adalah kemampuan menendang bola dalam permainan sepak takraw dan pengukuran denyut nadi. Hasil data dari tes tersebut diperoleh dari siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011.

4.1Penyajian Data Hasil Uji Coba I 4.1.1 Pertemuan I

Uji coba I pertemuan I dilaksanakan pada hari Jum’at, 8 April 2011. Kegiatan skala kecil dilaksanakan pada 8 siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada kegiatan skala kecil dilaksanakan belajar permainan sepak takraw.

Hasil belajar permainan sepak takraw keterampilan menendang bola siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut:


(58)

Nilai Kategori Frekuensi Persentase

3 Baik 4 50.00%

2 Sedang 3 37,50%

1 Kurang 1 12,50%

∑ F = 8 100%

Tabel 1 Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I Pertemuan I

Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I Pertemuan I adalah sebagai berikut:

1. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik adalah 50,00%.

2. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori sedang adalah 37,50%.

3. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori kurang adalah 12,50%.


(59)

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I adalah sebagai berikut:

Gambar 15 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I

1. Pertemuan II

Uji coba I dilaksanakan pada hari Jum’at, 15 April 2011. Kegiatan skala kecil dilaksanakan pada 8 siswa kelas VI SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada kegiatan skala kecil dilaksanakan belajar permainan sepak takraw.

Hasil belajar permainan sepak takraw keterampilan menendang bola siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

B aik Sedang Kur an g

F rek uensi P ersent ase


(60)

Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I dapat dilihat pada tabel berikut:

Nilai Kategori Frekuensi Persentase

3 Baik 6 75.00%

2 Sedang 2 25,00%

1 Kurang - -

∑ F = 8 100%

Tabel 2 Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I

Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I adalah sebagai berikut:

1. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik adalah 75,00%.

2. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori sedang adalah 25,00%.

3. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori kurang tidak ada.


(61)

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Tahun Pelajaran 2010/2011 pada uji coba I adalah sebagai berikut:

Gambar 16 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Uji Coba I

4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba I

Setelah dilaksanakan uji coba I, teman sejawat memberikan masukan model pembelajaran permainan sepak takraw di lingkungan pekarangan ini sangat baik, sebab mendorong siswa lebih senang bergerak dan tidak membosankan bagi anak dan layak untuk dilanjutkan pada uji coba II.

4.3 Revisi Produk

Masukan dari teman sejawat pada pelaksanaan uji coba I adalah sebagai berikut: 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Baik S ekali Baik

F rek uensi P ersent ase


(62)

1. Agar pada kegiatan pemanasan lebih bervariasi.

2. Waktu untuk pemanasan diperpanjang lagi, dimulai dari statis menuju ke dinamis.

3. Sebaiknya diselingi dengan pemanasan dalam bentuk permainan yang menunjang materi.

4. Teknik dasar permainan sepak bola diberikan secara berurutan passing kaki dalam, luar, kura-kura kaki dan seterusnya.

4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba II 1. Pertemuan I

Pelaksanaan uji coba II pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Juni 2011. Hasil penelitian permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:

Hasil belajar permainan sepak takraw keterampilan menendang bola siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pertemuan I dapat dilihat pada tabel berikut:

Nilai Kategori Frekuensi Persentase

3 Baik 12 50.00%

2 Sedang 6 25,00%

1 Kurang 6 25,00%

∑ F = 24 100%

Tabel 3 Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I


(63)

Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I sebagai berikut:

1. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik adalah 50,00%.

2. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori sedang adalah 25,00%.

3. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori kurang adalah 25,00%.

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Tahun Pelajaran 2010/2011 pertemuan I sebagai berikut:


(64)

Gambar 17 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan I.

2. Pertemuan II

Pelaksanaan uji coba II pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juni 2011. Hasil penelitian permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:

Hasil belajar permainan sepak takraw untuk keterampilan menendang bola siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pertemuan II dapat dilihat pada tabel berikut:

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

B aik Sedang Kur an g

F rek uensi P ersent ase


(65)

Nilai Kategori Frekuensi Persentase

3 Baik 14 58,33%

2 Sedang 10 41,67%

1 Kurang - -

∑ F = 24 100%

Tabel 4 Analisis Deskripsi Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II

Berdasarkan hasil di atas didapatkan kategori keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II sebagai berikut:

1. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik adalah 58,33%.

2. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori sedang adalah 41,67%.

3. Untuk keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan kategori kurang tidak ada.


(66)

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik keterampilan menendang bola dalam permainan sepak takraw siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 pertemuan II sebagai berikut:

Gambar 18 Grafik Analisis Deskripsi Persentase Keterampilan Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 Pertemuan II.

3. Pengukuran Denyut Nadi

Pengukuran denyut nadi dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran pada kegiatan uji coba II pertemuan II. Pengukuran dilakukan selama 10 detik, dan hasilnya dikalikan 6. Hasil pengukuran denyut nadi pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:

0 10 20 30 40 50 60

Baik S edang

F rek uensi P ersent ase


(67)

a. Sebelum Pembelajaran

Hasil pengukuran denyut sebelum pembelajaran permainan sepak takraw pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

10 detik 1 Menit Frekuensi Persentase

14 84 Kali 3 12,50%

13 78 Kali 8 33,33%

12 72 Kali 3 12,50%

11 66 Kali 6 25,00%

10 60 Kali 4 16,67%

∑ F = 24 100%

Tabel 5 Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sebelum Pembelajaran Permainan Sepak takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011

Berdasarkan hasil di atas didapatkan hasil pengukuran denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai berikut:

1. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 84 kali per menit adalah 12,50%.

2. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 78 kali per menit adalah 33,33%.


(68)

3. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 72 kali per menit adalah 12,50%.

4. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 66 kali per menit adalah 25,00%.

5. Denyut nadi sebelum pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 60 kali per menit adalah 16,67%.

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik denyut nadi sebelum permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai berikut:


(69)

Gambar 19 Grafik Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sebelum Pembelajaran Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011.

b. Sesudah Pembelajaran

Hasil pengukuran denyut sesudah pembelajaran permainan sepak takraw pada siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

10 detik 1 Menit Frekuensi Persentase

19 114 Kali 7 29,17%

18 108 Kali 3 12,50%

17 102 Kali 4 16,67%

16 96 Kali 5 20,83%

15 90 Kali 2 8,33%

14 84 Kali 2 8,33%

12 72 Kali 1 4,17%

∑ F = 28 100%

Tabel 6 Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sesudah Pembelajaran Permainan Sepak takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011

84 Kali 12% 78 Kali 33% 72 Kali 13% 66 Kali 25% 60 Kali

17%


(70)

Berdasarkan hasil di atas didapatkan hasil pengukuran denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai berikut:

1. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 114 kali per menit adalah 29,17%. 2. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas

IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 108 kali per menit adalah 12,50%. 3. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas

IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 102 kali per menit adalah 16,67%. 4. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas

IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 96 kali per menit adalah 20,83%. 5. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas

IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 90 kali per menit adalah 8,33%. 6. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas

IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 84 kali per menit adalah 8,33%. 7. Denyut nadi sesudah pembelajaran permainan sepak takraw siswa putra kelas


(71)

IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan hasil 72 kali per menit adalah 4,17%.

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat grafik denyut nadi sesudah permainan sepak takraw siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai berikut:

Gambar 20 Grafik Analisis Deskripsi Denyut Nadi Sesudah Pembelajaran Permainan Sepak Takraw Siswa Putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011.

4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba II

Berdasarkan hasil pembelajaran sepak takraw di lingkungan pekarangan pada siswa kelas IV dan V putra SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa putra SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 memiliki keterampilan menendang bola yang baik.

114 K al i 29%

108 K al i 13% 102 Kali

17% 96 Kali

21% 90 K al i

8%

84 Kali 8% 72 Kali


(72)

Berdasarkan hasil belajar permainan sepak takraw di lingkungan pekarangan, diketahui keterampilan menendang bola pada siswa putra Kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang ada 14 siswa yang memperoleh hasil “Baik”, atau 58,33% dari keseluruhan sampel siswa. Kemudian ada 10 siswa yang memperoleh hasil “Sedang” atau setara dengan 41,67% dari jumlah keseluruhan sampel siswa.

Dilihat dari peningkatan denyut nadi sebelum dan sesudah pembelajaran permainan sepak bola mini di lingkungan pantai, dapat diketahui bahwa sebelum pembelajaran denyut nadi siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tegalsari 04 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011 84 kali per menit adalah 12,50%, 78 kali per menit adalah 33,33%, 72 kali per menit adalah 12,50%, 66 kali per menit adalah 25,00% dan 60 kali per menit adalah 16,67%. Selanjutnya hasil pengukuran denyut nadi sesudah pembelajaran diperoleh hasil 114 kali per menit adalah 29,17%, 108 kali per menit adalah 12,50%, 102 kali per menit adalah 16,67%, 96 kali per menit adalah 20,83%, 90 kali per menit adalah 8,33%, 84 kali per menit adalah 8,33% dan 72 kali per menit adalah 4,17%.

4.6 Prototipe Produk

Salah satu sasaran pendidikan jasmani yaitu untuk meningkatkan aktivitas gerak siswa. Dengan aktivitas gerak yang baik dimungkinkan siswa dapat melaksanakan tugas belajar dan aktivitas diluar sekolah dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Engkos Kosasih (1984: 10), aktivitas gerak atau kondisi fisik yang baik bagi pelajar akan berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar.


(1)

135

Gambar 5. Lempar Tangkap Bola Berpasangan


(2)

136

Gambar 7. Memindahkan Bola di Atas Kepala Secara Berantai


(3)

137

Gambar 9. Permainan Sepak Takraw


(4)

138

Gambar 11. Persiapan Kegiatan Pembelajaran Ujicoba I


(5)

139

Gambar 13. Teman Sejawat Memberikan Masukan Pada Ujicoba I


(6)

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR SEPAK SILA PERMAINAN SEPAK TAKRAW MELALUI “HOOP TAKRAW” PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 JUNGSEMI KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

0 11 141

Pengembangan Model Pembelajaran Kelincahan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Perkebunan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Majakerta Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang

0 4 132

Pengembangan Model Pembelajaran Kekuatan Otot Tungkai Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Hutan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Majakerta Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang

0 4 133

MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

0 10 99

Pengembangan model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas V SD. Negeri Grabag 1 Tahun Pelajaran 2010 2011

0 8 93

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK TUBUH DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI CANGKRING REMBANG 1 KECAMATAN KARANGANYAR

5 49 131

Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Karangsekar Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Tahun 2011.

0 0 1

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PEKARANGAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI TEGALSARI 04 KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG.

0 0 1

Model Pembelajaran melempar menangkap bola besar dalam penjasorkes melalui pendekatan lingkungan pekarangan sekolahan pada siswa kelas III SD Negeri Tembelang 01 dikabupaten brebes.

0 0 1

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAYUPURING KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG.

0 0 2