Hubungan Stres dengan Kejadian Akne Vulgaris Di kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007-2009

(1)

HUBUNGAN STRES DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS

DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2007-2009

Oleh:

NITYA PERUMAL

NIM: 070100473

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

HUBUNGAN STRES DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS

DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2007-2009

Karya Tulis Ilmiah ini ditujukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh Sarjana Kedokteran”

Oleh:

NITYA PERUMAL

NIM: 070100473

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul: Hubungan Stres dengan Kejadian Akne Vulgaris Di kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007-2009.

Nama: Nitya Perumal Nim : 070100473

Pembimbing, Penguji I,

... ... (Dr. Hemma Yulfi, DAP&E, Med.Ed) (dr. Sufitni, M.Kes)

NIP:197410192001122001 NIP: 197204042001122001

Medan,13 Disember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

...

(Prof.Dr.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP:19540220-198011-1-001


(4)

ABSTRAK

Latar belakang: Jerawat atau akne vulgaris sampai saat ini selalu menjadi hal yang selalu mendapat perhatian baik dari kalangan remaja atau dewasa muda. Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari unit folikel sebasea yang sering dijumpai, terutama terjadi pada masa remaja. Akne diderita oleh 95-100% remaja laki-laki dan 83-85% remaja perempuan. Akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang multifaktoral, beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah faktor stres. Pada remaja Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai mahasiswa menghadapi beban belajar yang tinggi, jadwal yang padat dan pola tidur yang tidak teratur menyebabkan mereka mengalami kondisi stres yang tinggi. Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon adrenalin dalam tubuh yang merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada akhirnya mempengaruhi aliran darah sehingga muncul gejala-gejala fisik seperti akne vulgaris. Maka, penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa.

Tujuan: Adalah untuk mengetahui tentang hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007-2009. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Lokasi penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sampel berjumlah 120 orang yang dipilih dengan cara stratified random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan secara proposional berdasarkan angkatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisia data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil: Terdapat hubungan antara stres dan akne vulgaris (p=0,032). Kejadian akne vulgaris pada mahasiswa perempuan lebih tinggi 59,2% daripada mahasiswa lelaki 40,8 %.

Diskusi: Penelitian menuunjukkan terdapat hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa. Penelitian mengharapkan pihak Universitas melakukan manajeman stres dengan efektif dan memperhatikan masalah kesehatan kulit di kalangan mahasiswa untuk mengurangi insidensi akne vulgaris.


(5)

ABSTRACT

Background: Acne or acne vulgaris has always been well concerned among

teenagers and adolescent age. Acne vulgaris is a common disorder of the follicle sebaceous unit that predominantly occurs in adolescence. Acne vulgaris which is suffered by 95 to 100 percent boys and 83 to 85 percent girls. This skin disease is caused by multifactoral of skin disease, which is stress. With the increased studying burden, packed time table and inadequate sleep has caused medical students in University of North Sumater undergo extensive amount of stress in their life. Stress causes body to release adrenalin hormone which will induced other chemical subtances in blood circulation to rise physical symptoms such as acne. So,this study examined the relationship between stress and acne among students.

Objective: This study was conducted to examine the relationship between stress

and acne vulgaris among medical students of University North Sumatera 2007-2009 batch. This research which is located in University North Sumatera, using 120 sample of students with acne by stratified random sampling technique. Samples distributed proportionally based on their batch. Data were collected by utilizing questionnaires and analyzed by using descriptive statistic.

Result: Result shows that there was significant relationship between stress and

acne vulgaris (p=0.032). The incidence of acne vulgaris is higher among girls 59,2% compare than boys 40,8%.

Discussion: There is a significant relationship between stress and acne vulgaris

among students. It is expected of the University to manage student’s stress effectively to prevent stress and acne among students.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kurnia dan izinNya skripsi yang berjudul Hubungan Stres dengan kejadian Akne Vulgaris di Kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007, 2008 dan 2009 ini dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa semua usaha yang telah dilakukan merupakan hasil kerjasama yang baik dari semua pihak yang telah membantu. Untuk itu, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. Dr. Hemma Yulfi, DAP&E, Med.Ed sebagai pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk membimbing penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

3. Seluruh Staf Pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak, ibu tercinta (Bapak En.Perumal dan Ibu Puan.Rethinamala) dan adik-adik tersayang atas doa, motivasi dan kasih sayangnya.

5. Seluruh teman-teman setambuk 2007, atas dukungan dan bimbingan serta junior-junior tercinta yang telah membantu dalam bentuk doa, motivasi dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.

6. Semua pihak yang telah banyak membantu secara langsung maupun tidak langsung, namun tidak dapat disebutkan satu persatu.


(7)

Seluruh bantuan baik moril maupun material yang diberikan kepada penulis selama ini , penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan pahala yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi sesiapa pun yang membacanya.

Medan, Desember 2010

Penulis

Nitya Perumal


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akne vulgaris ... 4

2.1.1 Definisi Akne Vulgaris………... 4

2.1.2 Klasifikasi Akne Vulgaris……….. 4

2.1.3 Faktor Resiko dan Etiologi Akne vulgaris ………... 5

2.1.4 Patogenesis Akne Vulgaris………. 6

2.1.5 Gejala dan tanda Akne Vulgaris………. 7

2.1.6 Penatalaksanan Akne Vulgaris……… 7

2.2 Stres 2.2.1 Definisi Stres... 7

2.2.2 Klasifikasi dan Etiologi Stres... 8

2.2.3 Gejala dan Tanda Stres... 8

2.2.4 Pencegahan... 9


(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 11

3.2 Defenisi Operasional... 11

3.3 Hipotesis... 12

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 13

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 13

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 15

4.5. Metode Pengolahan dan Analisa Data……….……….. 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 18

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden... 18

5.1.3 Akne Vulgaris... 19

5.1.4 Stres... ... 20

5.1.5 Hasil Analisis Statistik………... 22

5.2 Pembahasan 5.2.1 Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Jenis Kelamin.. 23

5.2.2 Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Usia... 23

5.2.3 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Jenis kelamin...24

5.2.4 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Usia...24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 26

6.2 Saran... 26

DAFTAR PUSTAKA... 27


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1. Distribusi AkneVulgaris Berdasarkan Jenis Kelamin……… 19

5.2. Distribusi AkneVulgaris Berdasarkan Usia……….... 19

5.3. Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Kelamin……... 20

5.4. Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Angkatan……… 21


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran 1: Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2: Surat Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 3: Surat ‘Content Validity’

Lampiran 4: Surat ‘Informed Consent’

Lampiran 5: Lembar Kuesioner

Lampiran 6: Lembar Data Induk


(13)

ABSTRAK

Latar belakang: Jerawat atau akne vulgaris sampai saat ini selalu menjadi hal yang selalu mendapat perhatian baik dari kalangan remaja atau dewasa muda. Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari unit folikel sebasea yang sering dijumpai, terutama terjadi pada masa remaja. Akne diderita oleh 95-100% remaja laki-laki dan 83-85% remaja perempuan. Akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang multifaktoral, beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain adalah faktor stres. Pada remaja Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai mahasiswa menghadapi beban belajar yang tinggi, jadwal yang padat dan pola tidur yang tidak teratur menyebabkan mereka mengalami kondisi stres yang tinggi. Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon adrenalin dalam tubuh yang merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada akhirnya mempengaruhi aliran darah sehingga muncul gejala-gejala fisik seperti akne vulgaris. Maka, penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa.

Tujuan: Adalah untuk mengetahui tentang hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007-2009. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Lokasi penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sampel berjumlah 120 orang yang dipilih dengan cara stratified random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan secara proposional berdasarkan angkatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisia data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil: Terdapat hubungan antara stres dan akne vulgaris (p=0,032). Kejadian akne vulgaris pada mahasiswa perempuan lebih tinggi 59,2% daripada mahasiswa lelaki 40,8 %.

Diskusi: Penelitian menuunjukkan terdapat hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa. Penelitian mengharapkan pihak Universitas melakukan manajeman stres dengan efektif dan memperhatikan masalah kesehatan kulit di kalangan mahasiswa untuk mengurangi insidensi akne vulgaris.


(14)

ABSTRACT

Background: Acne or acne vulgaris has always been well concerned among

teenagers and adolescent age. Acne vulgaris is a common disorder of the follicle sebaceous unit that predominantly occurs in adolescence. Acne vulgaris which is suffered by 95 to 100 percent boys and 83 to 85 percent girls. This skin disease is caused by multifactoral of skin disease, which is stress. With the increased studying burden, packed time table and inadequate sleep has caused medical students in University of North Sumater undergo extensive amount of stress in their life. Stress causes body to release adrenalin hormone which will induced other chemical subtances in blood circulation to rise physical symptoms such as acne. So,this study examined the relationship between stress and acne among students.

Objective: This study was conducted to examine the relationship between stress

and acne vulgaris among medical students of University North Sumatera 2007-2009 batch. This research which is located in University North Sumatera, using 120 sample of students with acne by stratified random sampling technique. Samples distributed proportionally based on their batch. Data were collected by utilizing questionnaires and analyzed by using descriptive statistic.

Result: Result shows that there was significant relationship between stress and

acne vulgaris (p=0.032). The incidence of acne vulgaris is higher among girls 59,2% compare than boys 40,8%.

Discussion: There is a significant relationship between stress and acne vulgaris

among students. It is expected of the University to manage student’s stress effectively to prevent stress and acne among students.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya disebut acne (Yuindartanto, 2009). Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari folikel sebaceous khusus yang berkaitan dengan folikel rambut dan kelenjar sebasea yang tersering dijumpai pada wajah, dada, dan punggung (Harahap, 2000). Meskipun akne vulgaris tidak menimbulkan fatalitas, tetapi akne dapat cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan pada wajah penderita (Efendi, 2003).

Di Amerika, akne vulgaris adalah penyakit kulit umum dan ditandai oleh peradangan, baik terbuka maupun tertutup yaitu peradangan komedo, papula, pustula, dan nodul. Ini terjadi sekitar 60 hingga 70 persen selama hidup mereka. Dua puluh persen akan memiliki jerawat yang parah, yang dapat berakibat pada fisik dan mental permanen jaringan parut (Goggin et al, 1999). Di Indonesia, akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85 hingga 100 persen selama hidup seseorang. Akne vulgaris sering dijumpai pada wanita yang berusia 14 hingga 17 tahun dan pada pria berusia 16 hingga 19 tahun (Yuindartanto, 2009).

Diduga pertumbuhan akne vulgaris disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis, musim, faktor stres, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia yang lain (Harahap, 2000). Gangguan ini dianggap hal yang biasa semata-mata dihubungkan dengan pubertas namun bukti ilmiah telah menggambarkan bahwa efek dari kondisi ini jauh lebih dari apa yang dilihat di luar kulit saja (Yuindartanto, 2009).

Ini termasuk efek pada kesehatan jiwa, psikologis kesejahteraan, dan kualitas hidup terutama pada remaja. Ini karena, adanya akne dapat membuat hidup menjadi tidak menyenangkan pada remaja yang merupakan kelompok umur yang


(16)

paling tidak siap menghadapi dampak psikologis akne. (Syamsulhadi dkk, 2002). Bagian wajahlah yang paling sering terkena, dan bagi remaja wajah bernilai penting, yang berkaitan dengan pengembangan citra dirinya. Seorang anak muda biasa menghabiskan waktu merenungi nasibnya dengan berlama-lama di depan cermin, tidak peduli apakah yang tampak di sana hanya beberapa bintik atau ratusan (Graham dkk, 2005).

Masa remaja adalah masa yang penting fisik, emosional, dan pembangunan sosial, yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang individu maupun komplikasi psikososial (Hall, 2003). Lebih-lebih lagi, pada remaja Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai mahasiswa menghadapi beban belajar yang tinggi, jadwal yang padat dan pola tidur yang tidak teratur menyebabkan mereka mengalami kondisi yang tertekan ataupun stres.

Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon adrenalin yang dalam tubuh merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada akhirnya mempengaruhi aliran darah, peningkatan sekresi asam dilambung dan gangguan pada aliran saraf sehingga muncul gejala-gejala pada fisik seperti akne vulgaris (Supriatna, 2001). Kecemasan juga menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi meradang yang baru (Goggin et al, 1999).

Maka dalam kondisi stres peluang untuk mendapatkan akne vulgaris lebih cenderung meningkat. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian mengenai terjadinya akne vulgaris dengan stres di kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(17)

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3.2 Tujuan khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat stres dengan terjadinya

keparahan akne vulgaris di kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007, 2008 dan 2009.

2. Untuk mengetahui prevalensi akne vulgaris di kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengikut umur dan jenis kelamin.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

Menyajikan data primer mengenai akne vulgaris dan stres di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara demi kepentingan pencegahan dan juga sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akne vulgaris

2.1.1. Definisi Akne Vulgaris

Akne vulgaris didefinisikan sebagai peradangan kronik dari folikel polisebasea yang disebabkan oleh beberapa faktor dengan gambaran klinis yang khas (Siregar, 1991). Ia merupakan reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang pada umumnya dan biasanya disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan abses terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea (Wasitaatmadja, 2002). Daerah-daerah predileksinya terdapat di muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung (Harahap, 2000).

2.1.2. Klasifikasi Akne vulgaris

Jerawat terbagi menjadi menjadi empat tingkatan yaitu ringan, sedang, agak berat dan berat. Tingkatan tersebut ditentukan berdasarkan jumlah jerawat yang ada pada wajah, dada dan punggung, serta ukuran besar kecil jerawat atau kondisi peradangan jerawat. Selain itu, di bawah ini juga termasuk dalam perbedaan jenis jerawat:

1. Jerawat pada bayi yang baru lahir (newborn acne): Jerawat jenis ini menyerang sekitar 20 persen bayi yang baru lahir dan tergolong jerawat ringan.

2. Jerawat pada bayi (infantile acne): Bayi berumur 3–6 bulan juga ditumbuhi jerawat, dan akan tumbuh kembali pada saat ia beranjak remaja.

3. Jerawat vulgaris (Acne vulgaris): Jerawat jenis ini adalah yang paling umum terjadi pada remaja dan kaum muda yang beranjak dewasa, sekitar 12 – 24 tahun. 4. Jerawat konglobata (cystic acne): Jerawat jenis ini terjadi pada kaum pria muda, tergolong serius namun jarang terjadi.


(19)

2.1.3. Faktor resiko dan Etiologi

Faktor resiko dan penyebab akne sangat banyak yaitu multifaktorial antara lain : 1) Sebum. Merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne.

2) Genetik. Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar glandula sebasea. Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.

3) Usia. Umumnya insiden terjadi pada sekitar umur 14 – 17 tahun pada wanita, 16 – 19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komeda dan papul dan jarang terlihat lesi beradang penderita (Djuanda, Hamzah dan Aisyah, 1999).

4) Jenis kelamin. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan Akne vulgaris. (Nami, 2009).

5) Kebersihan wajah. Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi kejadian akne vulgaris pada remaja (Nami, 2009).

6) Psikis. Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne. Kecemasan menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi yang beradang yang baru (Goggin et al, 1999).

7) Hormon endokrin:

a) Androgen. Konsentrasi testosteron dalam plasma penderita akne pria tidak berbeda dengan yang tidak menderita akne. Berbeda dengan wanita, pada testosteron plasma sangat meningkat pada penderita akne (Pochi, Frorstrom & Lim James, 2006).

b) Estrogen. Pada keadaan fisiologi, estrogen tidak berpengaruh terhadap produksi sebum. Estrogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis. Hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.

c) Progesteron. Progesteron, dalam jumlah fisiologis tidak mempunyai efek terhadap efektivitas terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual (Suyono, 2002).


(20)

8) Diet. Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak, tidak dapat dipastikan akan terjadi perubahan pada pengeluaran sebum atau komposisinya karena kelenjar lemak bukan alat pengeluaran lemak yang kita makan.

9) Iklim. Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas. Bertambah hebatnya akne pada musim panas tidak disebabkan oleh sinar UV melainkan oleh banyaknya keringat pada keadaan yang sangat lembab dan panas tersebut.

10) Bakteria. Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah

corynebacterium acnes, Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale.

11) Kosmetika. Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu seperti, bedak dasar (faundation), pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari (sunscreen), dan krem malam secara terus menerus dalam waktu lama dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu.

2.1.4 Patogenesis

Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks dipengaruhi banyak faktor dan kadang-kadang masih kontroversial. Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne :

1. Kelenjar minyak menjadi besar yaitu hipertropi dengan peningkatan penghasilan sebum.

2. Hiperkeratosis (kulit menjadi tebal) menyebabkan pertumbuhan sel-sel yang cepat dan mengisi ruang folikel polisebaceous dan membentuk plug (epitelium folikular).

3. Pertumbuhan kuman, propionibacterium acnes yang cepat (folikel

polisebaceous) yang tersumbat akan memerangkap nutrient dan sebum serta

menggalakkan pertumbuhan kuman.


(21)

2.1.5 Gejala dan Tanda

Penderita biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada tempat-tempat predileksi, yakni di muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas, dan lengan bagian atas. Dapat disertai rasa gatal. Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustula, nodus, atau kista. Komedo lazim dikenal sebagai kepala hitam (komedo terbuka) dan kepala putih (komedo tertutup) (Strauss, 1991). Isi komedo ialah sebum yang kental atau padat. Isi kista biasanya pus dan darah. Selain itu bisa terlihat nodulus, infiltrasi granulomatosa dalam peradangan karena asam lemak atau piokokus, jaringan parut dan keloid.

2.1.6 Penatalaksanaan akne vulgaris

Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor, baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita (Djuanda, Hamzah dan Aisyah, 1999).

2.2 Stres

2.2.1. Definisi Stres

Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 1997). Stres menyatakan dirinya dalam bentuk penolakan, ketegangan, atau frustrasi, mengacaukan keseimbangan fisiologis dan psikologis dan membuat kita sangat tidak seimbang. Stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang (Robbins, 2001).


(22)

2.2.2. Klasifikasi dan Etiologi

1. Stres Kepribadian (Personality Stress). Stres kepribadian adalah stres yang dipicu oleh masalah dari dalam diri seseorang. Berhubungan dengan cara pandang pada masalah dan kepercayaan atas dirinya. Orang yang selalu menyikapi positif segala tekanan hidup akan kecil resiko terkenal stres jenis yang satu ini.

2. Stres Psikososial (Psychosocial Stress). Stres psikososial adalah stres yang dipicu oleh hubungan relasi dengan orang lain di sekitarnya atau akibat situasi sosial lainnya. Contohnya seperti stres adaptasi lingkungan baru, masalah cinta, masalah keluarga, stres macet di jalan raya, diolok-olok, dan lain-lain.

3. Stres Bioekologi (Bio-Ecological Stress). Stres bio-ekologi adalah stres yang dipicu oleh dua hal. Yang pertama yaitu ekologi atau lingkungan seperti polusi serta cuaca dan yang kedua akibat kondisi biologis seperti akibat datang bulan, demam, asma, jerawatan, tambah tua, dan banyak lagi akibat penyakit dan kondisi tubuh lainnya.

4. Stres Pekerjaan (Job Stress). Stres pekerjaan adalah stres yang dipicu oleh pekerjaan seseorang. Persaingan jabatan, tekanan pekerjaan, deadline, terlalu banyak kerjaan, ancaman phk, target tinggi, usaha gagal, persaingan bisnis, adalah beberapa hal umum yang dapat memicu munculnya stres akibat karir pekerjaan. 5. Stres mahasiswa (Student stress). Dipicu oleh dunia perkuliahan. Dalam dunia perkuliahan sendiri dikenal tiga kelompok stressor, yaitu stressor dari area personal dan sosial, stressor dari gaya hidup dan budaya, serta stressor yang datang dari faktor akademis kuliah itu sendiri (Rice, 1999).

2.2.3. Gejala dan tanda stres

Rasa takut dan cemas dapat melahirkan pikiran-pikiran positif ataupun negatif. Hal positif seperti kewaspadaan dan pengharapan akan hal-hal baru. Hal-hal negatif seperti ketidakpercayaan, penolakan, kemarahan, depresi yang kemudian akan mempengaruhi fisik (psikosomatik) kita seperti timbulnya kelelahan, sakit kepala, sakit perut, kemerahan, insomnia, hilang nafsu makan, tekanan darah tinggi, luka pada lambung, penyakit jantung, dan stroke.


(23)

Gejala fisik yang umumnya dialami ketika mengalami stres adalah jantung berdebar-debar, dan otot-otot menjadi tegang akibat dari rangsangan hormon adrenalin, ruam kulit dan sakit kepala atau migren.

2.2.4. Pencegahan

Coping stres adalah usaha-usaha dari aspek pikiran dan sikap untuk

menguasai, mengurangi, atau menetralkan stres (Folkman dan Lazarus, 1980). Antaranya adalah jangkar kehidupan yang kukuh dengan iman dalam agama, rumah tangga yang diliputi kasih sayang, pekerjaan yang membuat rasa berharga, teman-teman yang bisa mengangkat pemikiran dan memberi inspirasi, kehidupan yang mempunyai tujuan, yang bisa menangkal stres.

Selain itu,sikap mental yang positif dengan bersikap terbuka dan positif pada semua kejadian yang berlaku di sekitar kita. Pola hidup yang sehat dengan menjaga kesehatan, makan dengan baik, tidur cukup dan latihan olah raga secara teratur. Teknik relaksasi seperti napas dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa membantu menghilangkan stres.

2.3. Hubungan stres dengan acne vulgaris

Antara psikis dan kondisi kulit , saling mempengaruhi. Kondisi psikis dapat mempengaruhi kulit, sebaliknya keadaan ganguan kulit dapat juga berpengaruh terhadap psikis. Prinsip-prinsip dasar interaksi pikiran dengan tubuh perlu diketahui, karena ada hubungan langsung antara susunan saraf pusat dengan sistem imun. Innervasi bagian-bagian yang disyarafi serabut-serabut simpatis nor

adrenergic dari organ limfoid primer dan sekunder, neuropeptide dan reseptor

neurotransmiter pada sel-sel imun juga produksi sitokin yang diaktivasi sel-sel imun dapat mempengaruhi fungsi otak.

Pikiran negatif dapat mengakibatkan perubahan-perubahan patologis dalam fisik. Pikiran negatif ini dapat berkembang menjadi kepercayaan yang salah yang tidak dapat diubah sehingga emosi menjadi beku dalam keadaan negatif dan tubuh memasuki simpatis kronis yang disebut stres. Sebagai hasilnya, mekanisme


(24)

homeostasis normal gagal berlangsung dan timbulah gejala seperti akne vulgaris (Syamsuhadi dan Aliyah, 2002).


(25)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukakan (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep penelitian dalam ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Definisi variable dependen

Variabel dependen yaitu akne vulgaris pada remaja. Akne vulgaris merupakan reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan abses terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea.

3.2.2. Definisi variable indipenden

Variabel independen yaitu stres pada mahasiswa. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang dan menggangu keseimbangan fisiologis dan psikologis dan membuat seseorang sangat tidak seimbang. Mahasiswa adalah kalangan remaja yang berumur antara 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa (Susantaro, 2003)

Stres -Ringan -Sedang -Berat

Kejadian akne vulgaris pada mahasiswa


(26)

3.2.3 Tabel Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur dan Skala Ukur

Variabel Definisi

Operasional

Cara ukur Alat

ukur

Skala

Ukur

Independen

Stres

Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang dan menggangu keseimbangan fisiologis dan psikologis dan membuat seseorang sangat tidak seimbang.

Wawancara Kuesioner* Ordinal

Dependen

Akne vulgaris

Akne vulgaris merupakan reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan abses terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea.

Wawancara Observasi Nominal

*skor stress = < 75 ringan, 75-135 sedang, >135 berat

3.3 Hipotesis

Hipotesa dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara stres dengan kejadian akne vulgaris di kalangan remaja mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(27)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik, yang bertujuan menentukan hubungan stres dengan kejadian akne vulgaris pada remaja mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Sumatera Utara, Medan. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, propinsi Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih berdasarkan kesesuaian penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tempat ini memiliki populasi yang cukup besar dan juga memiliki kriteria-kriteria stres yang merupakan salah satu faktor dalam kejadian akne vulgaris.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada semester 6 dan semester 7 yaitu antara bulan Mei- November 2010.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Sumatera Utara, Medan angkatan 2007, 2008 dan 2009. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 1349 mahasiswa.


(28)

4.3.2 Sampel

Sampel yang diambil memiliki kriteria inklusi yaitu mahasiswa yang mengalami akne vulgaris dan membersihkan wajah minimal 2 kali sehari. Kriteria ekslusi adalah mengalami akne akibat riwayat genetik, makanan yang berminyak tinggi dan berada di kondisi lingkungan yang lembab. Adapun jumlah sample yang akan diambil adalah menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005).

n = N 1 + N (d2)

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Penghitungan besar sampel mahasiswa adalah seperti dibawah ini. n = 1349

1 + 1349(0.12) n = 1349

14.49 n = 93.1 n = 93

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relative adalah sebesar 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah 93.1 orang yang akan dibundarkan menjadi 120 orang sampel (Notoatmodjo, 2005). Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik

stratified random sampling. Sampel tersebut kemudian

didistribusikan sama rata pada mahasiswa FK USU yang berkarakteristik umum.

a.Mahasiswa/I angkatan 2007: 1/3 x 93 = 31 menjadi 40 orang. b.Mahasiswa/I angkatan 2008: 1/3 x 93 = 31 menjadi 40 orang. c.Mahasiswa/I angkatan 2009: 1/3 x 93 = 31 menjadi 40 orang


(29)

4.4 Teknik Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer

Data yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian. Dalam penelitian ini sampel adalah mahasiswa kedokteran angkatan 2007-2009 USU. Kuesioner telah diedarkan dan jawaban responden dikutip pada hari yang sama.

4.4.2 Data Sekunder

Data ini adalah jumlah populasi mahasiswa FK USU setambuk 2007, 2008, dan 2009 yang didapatkan peneliti melalui bagian pendidikan FK USU.

4.4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang telah digunakan adalah lembar kuisioner (daftar pertanyaan). Pertanyaan dibuat berdasarkan variable-variabel yang akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian iaitu untuk mengetahui hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris.

Informed Consent telah diberi bersamaan dengan kuesioner

tersebut yang menjelaskan tujuan dilakukan penelitian. Pengisian kuesioner oleh mahasiswa telah dilakukan secara langsung, sambil diperhatikan peneliti untuk memastikan tidak ada kecurangan yang berlaku. Data yang diperoleh dianalisa, setelah kuesioner dikembalikan oleh mahasiswa kepada peneliti.


(30)

4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan pada 10 orang responden yang memiliki karekteristik yang mirip dengan sampel. Kemudian akan diuji korelasi antara skor tiap-tiap pertanyaan dengan skor total kuestioner tersebut. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah:

R = N (∑xv)-(∑x∑v)

√{N∑x²-(∑x)²} {N∑y²-(∑y)²}

Uji Reliabilitas

Kuisioner yang telah selesai disusun akan diuji reliabilitasnya dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan rumus:

k k ∑ S฀ ฀= 1

α = 1- k- 1 ST² α = koefisien alpha

k = banyaknya butir pertanyaan S฀² = ragam skor butir pertanyaan ke-i 4.4.5. Teknik Penilaian/Scoring

Pertanyaan terdiri dari 54 soal untuk mengetahui hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa kedokteran USU. Apabila jawaban responden memiliki skor < 75 terdapat stres yang rendah , skor 75-135 stres sedang, dan skor >135 stres berat.


(31)

4.5. Rencana Pengolahan dan Analisa Data

Data diperoleh dari penelitian jawaban kuisioner responden. Analisa data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS (Statistical Product and Service Solution for windows 17.0).Uji validitas tidak dilakukan pada penelitian ini karena kuesioner yang digunakan telah telah diuji validitas oleh penelti sebelumnya.


(32)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, yang berlokasi di jalan dr.Mansyur No.5 Medan, Indonesia di mana fakultas ini merupakan salah satu fakultas kebanggaan di Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran USU dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada di tengahnya. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas, ruang adminnistrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi, dan mushola.

5.1.2 Deskripsi Karekteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007, angkatan 2008 dan angkatan 2009. Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 120 responden yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Semua data responden diambil dari data primer , yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data secara metode kuesioner.


(33)

5.1.3 Akne Vulgaris

5.1.3.1 Distribusi AkneVulgaris Berdasarkan Jenis Kelamin

Data lengkap berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi AkneVulgaris Berdasarkan Jenis Kelamin

JK

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden terbanyak yang memiliki gejala akne vulgaris adalah responden dengan berjenis kelamin perempuan yaitu seramai 71 mahasiswi.

5.1.3.2Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Usia

Data lengkap akne vulgaris berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Usia Usia Jumlah (%) 18 8 6,7

19 20 16,7

20 34 28,3

21 39 32,5

22 15 12,5 23 3 2,5 25 1 0,8

Jumlah 120 100,0

Jenis kelamin Jumlah %

Laki-laki 49 40,8

Perempuan 71 59,2


(34)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden terbanyak yang memiliki karekteristik akne vulgaris yang terbanyak adalah responden dengan usia 21 dan diikuti dengan usia 20 tahun. Responden terendah yang memiliki karekteristik akne vulgaris adalah responden dengan usia 25 tahun dan diikuti dengan usia 23 tahun.

5.1.4 Stres

5.1.4.1Distribusi Stres Berdasarkan Jenis Kelamin

Data lengkap tingkat stres berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Tingkat Stres Jumlah

Ringan Sedang Berat (%) Lelaki 18 26 5 49 (%) 15,0 21,5 4,1 40,6

Perempuan 30 33 8 71 (%) 25,0 27,5 6,9 59,4

Jumlah 48 59 13 120 (%) 40,0 49,0 11,0 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mahasiswa terbanyak yang memiliki tingkat stres ringan, sedang dan berat adalah yang berjenis kelamin perempuan.


(35)

5.1.4.2Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Angkatan

Data lengkap tingkat stres berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Angkatan Stres Angkatan Jumlah

2007 2008 2009 (%) Ringan 11 17 20 48 (%) 27,5 42,5 50,0 40,0

Sedang 23 19 17 59 (%) 57,5 47,5 42,5 49,2

Berat 6 4 3 13 (%) 15,0 10,0 7,5 10,8

Jumlah 40 40 40 120 (%) 100,0 100,0 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa angkatan terbanyak yang memiliki tingkat stres sedang dan berat adalah responden angkatan 2007. Stres ringan didapati paling banyak pada angkatan 2009 dan stres ringan paling terendah pada angkatan 2007.


(36)

5.1.5 Hasil Analisa Statistik

Untuk mengetahui hubungan stres dengan kejadian akne vulgaris mengikut angkatan pada mahasiswa, peneliti menggunakan uji chi square. Hasil uji chi square dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.5 Distribusi Akne vulgaris dengan stres Akne Vulgaris Stres ( f ) Jumlah

(+) Ringan Sedang Berat 2007 11 23 6 40 2008 17 19 4 40 2009 20 17 3 40 Jumlah 48 59 13 120

Dari hasil analisa uji chi square dengan bantuan SPSS versi 17.0, p value adalah 0,032 (dengan taraf kepercayaan = 0,05). Artinya, peneliti percaya bahwa terdapat hubungan stres dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.


(37)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Distribusi akne vulgaris dan stres

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa angkatan 2007-2009 di Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Mei 2010 dan didapatkan semua mahasiwa yang memiliki stres mengalami akne vulgaris. Penelitian ini menunjukkan angka prevalensi akne vulgaris yang tinggi pada mahasiswa perempuan seperti dalam tabel 5.1. Angka insidensi akne vulgaris yang tinggi pada mahasiswi perempuan dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki adalah mungkin disebabkan oleh jumlah populasi mahasiswa perempuan yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa laki-laki. Ini dapat dibuktikan dengan data populasi yang didapatkan dari bahagian pendidikan yaitu pada angkatan 2007 mahasiswa perempuan adalah seramai 269 orang dibandingkan mahasiswa laki-laki yaitu sebanyak 205 orang. Data populasi menunjukkan rata-rata jumlah mahasiswa perempuan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah sekitar 55% dibandingkan mahasiswa laki-laki.

Selain itu, angka prevalensi akne pada mahasiswa perempuan lebih tinggi dari laki-laki adalah mungkin disebabkan oleh faktor lain selain stres antaranya adalah faktor perubahan hormonal akibat siklus menstruasi setiap bulan. Suyono, 2002 pada penelitiannya telah mengatakan kadang-kadang hormon progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual, walaupun produksi sebum tetap selama siklus menstruasi. Kadang pada wanita akne vulgaris menetap sampai dekade umur tiga puluhan atau bahkan lebih (Harahap, 2000). Faktor menstruasi masih mempengaruhi hasil penelitian karena faktor tersebut tidak disingkirkan sebagai kriteria eksklusi pada penelitian ini.

Jika dilihat dari segi faktor usia, semua golongan umur mahasiswa mengalami akne vulgaris. Namun, prevalensi akne vulgaris lebih tinggi pada usia 20 hingga 21 tahun seperti yang disajikan dalam tabel 5.2. Dari survei yang dijalankan di Indonesia oleh kelompok studi Dermatologi Kosmetika Indonesia, terdapat 60% penderita jerawat pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007. Dari kasus 2007, kebanyakan penderitanya adalah remaja dan dewasa muda yang


(38)

berusia 11 hingga 30 tahun. Namun, menurut Yuindartanto (2009) akne vulgaris sering dijumpai pada wanita yang berusia 14 hingga 17 tahun dan pada pria berusia 16 hingga 19 tahun. Ini ditambah dengan penelitian Nami (2009), terjadinya insidens akne vulgaris sekitar umur 16 hingga 17 tahun bagi wanita dan 16 hingga 19 tahun bagi pria. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang didapatkan seperti dalam table 5.2 karena rata-rata usia mahasiswa di fakultas kedokteran adalah antara 20 hingga 21 tahun yaitu sekitar 60%.

Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa responden terbanyak yang memiliki tingkat stres ringan, sedang dan berat adalah responden dengan berjenis kelamin perempuan. Tidak ada penelitian yang membuktikan faktor jenis kelamin mempengaruhi kejadian stres pada mahasiswa. Namun, kejadian stres pada kedua-dua jenis kelamin dipengaruhi oleh berbagai faktor. Antaranya, dunia perkuliahan yang kompleks dan ditambah dengan grafik usia para mahasiswa yang pada umumnya berada dalam tahap remaja hingga dewasa muda menyebabkan mahasiswa masih labil dalam hal kepribadiannya, sehingga dalam menghadapi masalah, mahasiswa cenderung terlihat kurang berpengalaman yang akhirnya memicu stress (Santrock, 2006). Mahasiswa mengalami masalah sosial, fisik dan ekonomi seperti bergaul dengan teman dan pacar, mengembangkan bakat dan minat pada kegiatan non-akademis, kekurangan uang yang memberi dampak negatif pada psikis mahasiswa sehingga terjadi stress.

Bagi mahasiswa angkatan 2007, mengalami stres yang lebih tinggi seperti dalam tabel 5.4 jika dibandingkan dengan angkatan lain karena mereka menjalani dunia perkuliahan yang lebih kompleks seperti jadwal kuliah yang padat, ujian, tutorial, praktikum, prestasi akademik yang kurang memuaskan, persiapan memasuki koas dan pola tidur yang tidak teratur sehingga mengalami kondisi yang tertekan ataupun stres.


(39)

5.2.2 Hubungan akne vulgaris dengan stres

Dari hasil penelitian didapati terdapat hubungan antara stres dengan terjadinya akne vulgaris seperti dalam tabel 5.5. Hubungan stres dengan akne vulgaris diperoleh dengan metode analisa chi-square. Didapati semua mahasiswa yang memiliki jerawat mengalami stres. Hasil penelitian sesuai dengan teori Syamsulhadi dkk (2002), faktor psikis ini dapat mempengaruhi kulit, sebaliknya keadaan kulit dapat juga berpengaruh terhadap jiwa. Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon adrenalin yang dalam tubuh merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada akhirnya mempengaruhi aliran darah, peningkatan sekresi asam dilambung dan gangguan pada aliran saraf sehingga muncul gejala-gejala pada fisik seperti akne vulgaris (Supriatna, 2001).

Stres yang diukur adalah pada tingkat ringan, sedang dan berat dengan menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi oleh penelitian sebelumnya. Namun rata-rata tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa adalah stres sedang. Hal ini berbeda dengan penelitian Nami (2009), yang menunjukkan bahwa kejadian akne vulgaris pada tingkat stres tinggi lebih tinggi daripada tingkat stres sedang dimana 64,7 % mengalami tingkat stres tinggi dan 27,94 % mengalami tingkat stres sedang. Ini menunjukkan bahwa masih terdapat faktor lain yang masih tidak dapat dihindari walaupun responden memiliki kriteria inklusi dan eksklusi.

Stres sedang adalah rata-rata tingkat stres terbanyak dialami oleh mahasiswa yang memiliki jerawat. Hasil diperoleh sedemikian karena penelitian ini hanya bersifat observasional dalam meneliti hubungan stres dan jerawat dalam jangka waktu yang singkat. Sebaiknya, kejadian akne vulgaris akibat stres pada mahasiswa harus ditinjau dari saat mulai dunia perkuliahan sehingga tamat perkuliahan. Maka, peneliti menyarankan metode penelitian cohort yang bersifat retrospektif untuk memperoleh hasil yang lebih akurat bagi penelitian selanjutnya.


(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan :

a. Akne vulgaris paling tinggi terjadi pada mahasiswa perempuan yaitu sebanyak 59,2% dan usia terbanyak adalah 20 hingga 21 tahun (60,8%) dengan tingkat stres yang sedang (49,2%).

b. Dengan demikian, ternyata terdapat hubungan antara stres dengan kejadian akne vulgaris di kalangan mahasiswa dan pertumbuhan akne vulgaris tidak hanya semata-mata dipengaruhi oleh faktor stres saja.

6.2 Saran

a) Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang menyebabkan akne vulgaris pada seseorang karena terjadinya akne vulgaris tidak hanya diukur dari faktor stres saja. Penelitian yang dapat dilakukan adalah dengan metode penelitian cohort untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

b) Penelitian menyarankan agar pihak fakultas melaksanakan manajemen stres secara efektif pada mahasiswa melalui motivasi dan kaunseling demi kepentingan pencegahan stres dan akne vulgaris.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, D., Hamzah, M., Aisyah, S., (1999). Akne vulgaris. Dalam: Ilmu Penyakit

Kulit Dan Kelamin, Edisi 3, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Al-Hoqail, I.A.,2003. Knowledge, beliefs and perception of youth toward acne

vulgaris, Saudi Med Journal. Available from:

[ Accessed: April 15, 2010]

American Family Physician, 2004. Acne. USA: American Family Physician. Available From [ Accessed: April 17, 2010]

Andrianto, P., dan Sukardi, E., 1988, Kapita Selekta Dermato-Venerologi, Akne Vulgaris, EGC, Jakarta.

Arikunto, S., 2007. Analisis Data Penelitian Deskriptif. Dalam: Arikunto, S., ed.

Manajemen Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 262-296.

Brown, et al, 1998. Acne Vulgaris, State University of New York Health Science Center. Available from:

[ Accessed: April 17, 2010]

Cordain, L., Hurtado, M., Eaton, S.B., 2002. Acne Vulgaris: A disease of

Western Civilization, Colorado State University. Available from:

[ Accessed: April 17, 2010]


(42)

Efendi, Z., 2003. Peranan Kulit dalam Mengatasi Terjadinya Akne Vulgaris. Available from:

[ Accessed: April 19, 2010]

Finaly, A.Y., 2000. Clinical Efficacy of Adapalene. In: Griffiths, C.E.M.,Ortonne, J.P. (EDS).2000. Journal of Dermatological Treatment. University of Wales:College of Medicine, Cardiff: 9-12

Folkman, L., et al. (1980). Psyhososial impact of acne vulgaris. evaluation of the relation between a change in clinical acne severity and psychosocial state.

Dermatology. 2001: 203(2):124-30.

Graham, B. Brown. Burns, T. (2005). Acne Vulgaris. Dalam: Graham, B. Brown. Burns, ed. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta. Erlangga.

Goggin et al, (1999). A histological and immunocytochemical study of early acne lesions. Br J Dermatol;118(5):651-9.

Harahap, M. (2000). Aspek psikis dan Akne Vulgaris. Dalam: Harahap, M. ed. Ilmu Penyakit Kulit Psikologis. Jakarta.

Harper, J.C., 2008. Acne Vulgaris. Department of Dermatology, University of Alabama at Birmingham. Available from:

[ Accessed: April 17, 2010]

Lubis DB. (1989). Stress. Dalam: Lubis, DB, ed. Pengantar Psikiatri Klinik. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Indonesia.


(43)

Murti Bhisma. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi,edisi kedua jilid Pertama

Penerbit Gajah Mada University Press.2003;226-246.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan : Rineka Cipta. Nursalam, Jakarta.

Rice, 1999. Stress dari dunia perkuliahan. Available from:

[ Accessed: April 17, 2010]

Saifuddin, A., 2003. Sikap Manusia dan Perubahannya. Dalam: Azwar Saifuddin., ed. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Sastroasmoro S, Ismael S. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 2; perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam Terbitan, Jakarta.

Siregar , R. S., (2001). Akne Vulgaris, Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Ed. Carolin wijaya & Peter Anugrerah, Cetakan III, EGC, Jakarta.

Suyono, B. 2002, Stress sebagai Salah satu Sebab Gangguan Menstruasi. Seminar

Kelainan menstruasi. Bag/SMF Obstetri dan Ginekologi FK

UNDIP/RSUP Dr. Kariadi; 11 Mei 2002; Semarang 2002

Strauss, J. S., 1991, Acne & Rosacea, Dermathology, Ed. Milton Orkin, dkk., first edition, Alarge Medical Book, Hall International Inc., Minnesota, pg:332-339.

Syamsulhadi, Aliyah.M (2002). Aspek Psikiatri Acne Vulgaris, Syamsulhadi., ed. Simposium Acne Tinjauan Klinis dan Psikologis Serta


(44)

Thiboutot, D.M., 200. The Role of Follicular Hyperkeratinization in Acne. In: Griffiths, C.E.M., Ortonne, J.P. (EDS). 2000. Journal of Dermatological

Treatment. Section of Dermatology Pennsylvania State University,

Pennsylvania: 5-8.

Nami, U., 2009. Hubungan Tingkat Stress Dan Kebersihan Diri dengan Akne

vulgaris. Available from:

[ Accessed: April 17, 2010]

Wasitaatmadja, S., 2002, Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofema, Ilmu

Penyakit kulit Dan Kelamin, Ed. Adhi Djuanda, Edisi ke-3, Cetak ulang

2002 dengan perbaikan, FKUI.

Widjaja, E., 2000. Rosasea dan Akne Vulgaris, Ilmu Penyakit Kulit, Ed. Marwali Harahap, Cetakan 1, Hipokrates, Jakarta.

Yuindartanto, A., 2009. Acne Vulgaris. Available from:

[Accessed: 17 April, 2010]

Zouboulis ChC, Bohm M (2004). Neuroendocrine regulation of sebocytes-a

pathogenetic link between stress and acne, Zouboulis ed, Dermatol.


(45)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nitya Perumal

Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 24 Mei 1986

Agama : Hindu

Alamat : No. 26 Rumah Horniman, Jalan Gg Sehat, dr.Mansyur

Medan, 20155-Indonesia.

Riwayat Pendidikan : 1. Tadika Perpaduan Selama, Kedah

2. Sekolah Kebangsaan Jalan Selama, Kedah

3. Sekolah Menengah Kebangsaan Serdang, Kedah

3. SMA Raksana Medan, Jalan Gajahmada

Riwayat Pelatihan : 1. Seminar Presentasi Proposal Karya Tulis Ilmiah

2. Seminar Komisi Etik Penelitian Kesehatan 3. Pelatihan Bencana Bulan Sabit Merah, Malaysia


(46)

Lampiran 4

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian,

Judul penelitian : Hubungan stres dengan akne vulgaris di kalangan mahasiswa FK USU Angkatan 2007 - 2009.

Nama peneliti : Nitya Perumal Jenis penelitian : Deskriptif-analitik

Lokasi penelitian : Universitas Sumatera Utara,Medan

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian.

Medan,……….2010

__________________ (nama dan tanda tangan)


(47)

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Stres dengan terjadinya Akne Vulgaris di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Angkatan 2007-2009.

Karakteristik responden Nim:

Umur :

Jenis kelamin :

Lembar kuesioner:

Tidak pernah = 0 Sering = 3

Sangat jarang = 1 Sangat sering = 4 Beberapa kali = 2 Hampir setiap saat =5 Apakah anda pernah mengalami masalah seperti berikut dalam hidup anda?

Pertanyaan skor

1. Kelakuan yang menjengkelkan (misalnya: kebiasaan, sifat)

2. Kecelakaan/ kecanggungan/ kesalahan (misalnya: menumpahkan minuman, terjatuh)

3. Perlakuaan sosial yang menjengkelkan dari orang lain (misalnya: kasar, tidak diperhatikan, diskriminasi jenis kelamin/ suku)

4. Penampilan diri (misalnya: menemukan ciri-ciri yang tidak menarik, masalah kerapian)

5. Kegiatan olahraga (misalnya: masalah penampilan, tuntutan waktu) 6. Tagihan/ pengeluaran yang berlebihan

7. Kebosanan (seperti: tidak ada kegiatan, kegiatan yang tidak menarik) 8. Masalah kendaraan (seperti: mogok, perbaikan)

9. Berada di keramaian/ kumpulan orang banyak, misalnya: di pesta, di tempat belanja, dsb.


(48)

11. Lingkungan (misalnya: keadaan tempat tinggal atau bekerja) 12. Ujian (misalnya: masa-masa persiapan, saat menempuh ujian) 13. Olah raga pagi (misalnya: rutinitas yang tidak menyenangkan, waktu

pengerjaannya)

14. Kelompok ekstrakurikuler (misalnya: aktivitasnya, tanggungjawabnya) 15. Ketidaktersediaan fasilitas/ sumber (misalnya: bahan pustaka, komputer) 16. Keluarga: kewajiban atau aktivitas.

17. Keluarga: masalah hubungan, hal-hal menjengkelkan.

18. Khawatir terhadap keselamatan fisik (misalnya: ketika berjalan sendiri, saat berada di pesawat atau mobil).

19. Kesehatan: menemukan kondisi fisik yang kurang sehat. 20. Makanan (misalnya: makanan yang tidak menarik).

21. Kelupaan mengerjakan sesuatu (misalnya merekam acara TV, mengirim kartu ucapan, mengerjakan PR)

22. Teman/ sebaya: masalah hubungan, kejengkelan.

23. Rencana masa depan (misalnya keputusan karir atau pernikahan). 24. Bangun awal (misalnya untuk menghadiri kelas atau bekerja). 25. Pacar: masalah hubungan, kejengkelan.

26. Target/ tugas: belum selesai. 27. Nilai (misalnya dapat nilai rendah).

28. Gejala kesehatan (misalnya flu, tifus, alergi, sakit kepala). 29. Tempat tinggal (mencari atau pindah) .

30. Ketidakadilan (melihat kejadiannya atau langsung menjadi korban). 31. Pekerjaan: (mencari atau dalam tahap interview).

32. Masalah pekerjaan: tuntutan dan hal-hal yang menjengkelkan. 33. Keterlambatan (misalnya: untuk janji temu atau kelas)

34. Kehilangan atau salah meletakkan barang (misalnya: kunci, buku)

35. Perawatan medis/ gigi (misalnya: merasa kurang nyaman, masalah waktu) 36. Uang: kekurangan

37. Pengalaman atau tantangan baru: keterlibatan. 38. Keributan orang lain/ hewan.

39. Cara berbicara/ berbicara di depan umum.

40. Masalah parker (misalnya: di kampus, di tempat kerja, di rumah). 41. Urusan pribadi: merasa kurang.


(49)

42. Profesor/ pelatih (misalnya tidak adil, tuntutan, ketidakhadiran) 43. Mendaftar untuk atau memilih mata kuliah yang mau diambil. 44. Teman sekamar atau serumah: masalah hubungan, hal-hal yang

menjengkelkan.

45. Tugas sekolah (misalnya: pengerjaan tugas akhir, bacaan yang membosankan/ materi yang sulit, rendahnya motivasi).

46. Tertular penyakit seksual (misalnya: khawatir, usaha untuk mengurangi resiko STDs/ HIV).

47. Penampilan Tim Olahraga/ Selebritis (misalnya: atlit favorit atau kekalahan tim)

48. Tugas sehari-hari yang membosankan (misalnya: belanja, membersihkan rumah)

49. Tuntutan waktu/ batas waktu.

50. Masalah lalu lintas (misalnya: pengemudi yang tidak hati-hati, macet). 51. Tiket lalu lintas: mendapatkan (misalnya: pelanggaran mengemudi atau

parkir).

52. Menunggu (misalnya: untuk janji temu, antrian). 53. Masalah cuaca (misalnya: salju, panas, lembab, badai).


(50)

Lampiran 6

NAMA UMUR SETAMBUK

JENIS KELAMIN TOTAL SKOR TINGKAT STRES A 23 2007 LAKI-LAKI 100 SEDANG B 22 2007 PEREMPUAN 130 SEDANG C 22 2007 LAKI-LAKI 86 SEDANG D 20 2007 LAKI-LAKI 109 SEDANG E 20 2007 LAKI-LAKI 83 SEDANG F 20 2007 LAKI-LAKI 142 BERAT G 21 2007 PEREMPUAN 74 RINGAN H 20 2007 PEREMPUAN 188 BERAT I 21 2007 LAKI-LAKI 87 SEDANG J 21 2007 LAKI-LAKI 114 SEDANG K 21 2007 LAKI-LAKI 88 SEDANG L 21 2007 PEREMPUAN 80 SEDANG M 20 2007 LAKI-LAKI 88 SEDANG N 21 2007 LAKI-LAKI 58 RINGAN O 21 2007 PEREMPUAN 148 BERAT P 19 2007 PEREMPUAN 73 RINGAN Q 21 2007 PEREMPUAN 63 RINGAN R 20 2007 PEREMPUAN 43 RINGAN S 20 2007 LAKI-LAKI 39 RINGAN T 21 2007 LAKI-LAKI 82 SEDANG U 20 2007 PEREMPUAN 165 BERAT V 22 2007 LAKI-LAKI 91 SEDANG W 21 2007 LAKI-LAKI 125 SEDANG X 20 2007 PEREMPUAN 93 SEDANG Y 21 2007 PEREMPUAN 100 SEDANG Z 20 2007 LAKI-LAKI 101 SEDANG AA 22 2007 LAKI-LAKI 81 SEDANG AB 21 2007 PEREMPUAN 79 SEDANG AC 20 2007 PEREMPUAN 84 SEDANG AD 20 2007 PEREMPUAN 88 SEDANG AE 23 2007 LAKI-LAKI 149 BERAT AF 22 2007 PEREMPUAN 55 RINGAN AG 20 2007 PEREMPUAN 48 RINGAN AH 25 2007 LAKI-LAKI 17 RINGAN AI 23 2007 PEREMPUAN 11 RINGAN AJ 19 2007 PEREMPUAN 56 RINGAN AK 22 2007 LAKI-LAKI 79 SEDANG AL 21 2007 PEREMPUAN 105 SEDANG AM 19 2007 PEREMPUAN 136 BERAT AN 21 2007 PEREMPUAN 97 SEDANG AO 22 2008 LAKI-LAKI 46 RINGAN


(51)

AP 22 2008 PEREMPUAN 127 SEDANG AQ 22 2008 PEREMPUAN 64 RINGAN AR 21 2008 LAKI-LAKI 81 SEDANG AS 22 2008 PEREMPUAN 97 SEDANG AT 21 2008 LAKI-LAKI 106 SEDANG AU 21 2008 LAKI-LAKI 21 RINGAN AV 21 2008 LAKI-LAKI 91 SEDANG AW 20 2008 LAKI-LAKI 18 RINGAN AX 22 2008 LAKI-LAKI 100 SEDANG AY 21 2008 PEREMPUAN 81 SEDANG AZ 22 2008 PEREMPUAN 93 SEDANG BA 21 2008 LAKI-LAKI 31 RINGAN BB 20 2008 PEREMPUAN 135 BERAT BC 18 2008 PEREMPUAN 91 SEDANG BD 20 2008 LAKI-LAKI 82 SEDANG BE 21 2008 LAKI-LAKI 98 SEDANG BF 19 2008 LAKI-LAKI 54 RINGAN BG 19 2008 LAKI-LAKI 45 RINGAN BH 18 2008 LAKI-LAKI 111 SEDANG BI 20 2008 PEREMPUAN 136 BERAT BJ 21 2008 PEREMPUAN 63 RINGAN BK 20 2008 PEREMPUAN 42 RINGAN BL 21 2008 PEREMPUAN 54 RINGAN BM 20 2008 PEREMPUAN 136 BERAT BN 20 2008 PEREMPUAN 49 RINGAN BO 21 2008 PEREMPUAN 80 SEDANG BP 22 2008 PEREMPUAN 57 RINGAN BQ 20 2008 LAKI-LAKI 107 SEDANG BR 21 2008 LAKI-LAKI 97 SEDANG BS 22 2008 PEREMPUAN 88 SEDANG BT 21 2008 PEREMPUAN 49 RINGAN BU 20 2008 PEREMPUAN 35 RINGAN BV 19 2008 PEREMPUAN 100 SEDANG BW 18 2008 PEREMPUAN 120 SEDANG BX 20 2008 PEREMPUAN 76 SEDANG BY 21 2008 LAKI-LAKI 24 RINGAN BZ 20 2008 LAKI-LAKI 158 BERAT CA 18 2008 PEREMPUAN 70 RINGAN CB 19 2008 PEREMPUAN 64 RINGAN CC 22 2009 PEREMPUAN 105 SEDANG CD 20 2009 PEREMPUAN 110 SEDANG CE 20 2009 PEREMPUAN 114 SEDANG CF 19 2009 LAKI-LAKI 141 BERAT CG 21 2009 PEREMPUAN 120 SEDANG


(52)

CH 19 2009 LAKI-LAKI 151 BERAT CI 19 2009 PEREMPUAN 100 SEDANG CJ 21 2009 PEREMPUAN 116 SEDANG CK 20 2009 PEREMPUAN 74 RINGAN CL 20 2009 PEREMPUAN 24 RINGAN CM 19 2009 LAKI-LAKI 58 RINGAN CN 21 2009 PEREMPUAN 69 RINGAN CO 20 2009 LAKI-LAKI 121 SEDANG CP 19 2009 PEREMPUAN 157 BERAT CQ 21 2009 PEREMPUAN 19 RINGAN CR 21 2009 LAKI-LAKI 70 RINGAN CS 20 2009 PEREMPUAN 118 SEDANG CT 21 2009 PEREMPUAN 86 SEDANG CU 18 2009 PEREMPUAN 105 SEDANG CV 20 2009 LAKI-LAKI 26 RINGAN CW 19 2009 PEREMPUAN 45 RINGAN CX 21 2009 PEREMPUAN 53 RINGAN CY 19 2009 LAKI-LAKI 81 SEDANG CZ 20 2009 PEREMPUAN 95 SEDANG DA 21 2009 PEREMPUAN 42 RINGAN DB 19 2009 PEREMPUAN 17 RINGAN DC 19 2009 PEREMPUAN 81 SEDANG DD 18 2009 PEREMPUAN 81 SEDANG DE 20 2009 PEREMPUAN 58 RINGAN DF 19 2009 LAKI-LAKI 89 SEDANG DG 21 2009 PEREMPUAN 115 SEDANG DH 21 2009 LAKI-LAKI 11 RINGAN DI 20 2009 LAKI-LAKI 22 RINGAN DJ 19 2009 PEREMPUAN 56 RINGAN DK 19 2009 PEREMPUAN 35 RINGAN DL 21 2009 PEREMPUAN 87 SEDANG DM 18 2009 LAKI-LAKI 49 RINGAN DN 18 2009 PEREMPUAN 72 RINGAN DO 19 2009 LAKI-LAKI 54 RINGAN DP 21 2009 LAKI-LAKI 32 RINGAN


(53)

Lampiran 7

Statistics

JENISKELAMIN UMUR

N Valid 120 120

Missing 0 0

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 49 40.8 40.8 40.8

PEREMPUAN 71 59.2 59.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 18 8 6.7 6.7 6.7

19 20 16.7 16.7 23.3

20 34 28.3 28.3 51.7

21 39 32.5 32.5 84.2

22 15 12.5 12.5 96.7

23 3 2.5 2.5 99.2

25 1 .8 .8 100.0


(54)

TINGKATSTRES * JENISKELAMIN Crosstabulation

JENISKELAMIN

Total LAKI-LAKI PEREMPUAN

TINGKATSTRES RINGAN Count 18 30 48

% of Total 15.0% 25.0% 40.0%

SEDANG Count 26 33 59

% of Total 21.7% 27.5% 49.2%

BERAT Count 5 8 13

% of Total 4.2% 6.7% 10.8%

Total Count 49 71 120

% of Total 40.8% 59.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square .507a 2 .776

Likelihood Ratio .507 2 .776

Linear-by-Linear Association .135 1 .713

N of Valid Cases 120

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.31.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SETAMBUK DENGAN * TINGKATSTRES


(55)

AKNE IKUT SETAMBUK * TINGKATSTRES Crosstabulation

TINGKATSTRES

Total RINGAN SEDANG BERAT

AKNE VULGARIS IKUT SETAMBUK

2007 Count 11 23 6 40

% of Total 9.2% 19.2% 5.0% 33.3%

2008 Count 17 19 4 40

% of Total 14.2% 15.8% 3.3% 33.3%

2009 Count 20 17 3 40

% of Total 16.7% 14.2% 2.5% 33.3%

Total Count 48 59 13 120

% of Total 40.0% 49.2% 10.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.651a 4 .032

Likelihood Ratio 4.740 4 .031

Linear-by-Linear Association 4.217 1 .063


(1)

Lampiran 6

NAMA UMUR SETAMBUK

JENIS KELAMIN TOTAL SKOR TINGKAT STRES

A 23 2007 LAKI-LAKI 100 SEDANG

B 22 2007 PEREMPUAN 130 SEDANG

C 22 2007 LAKI-LAKI 86 SEDANG

D 20 2007 LAKI-LAKI 109 SEDANG

E 20 2007 LAKI-LAKI 83 SEDANG

F 20 2007 LAKI-LAKI 142 BERAT

G 21 2007 PEREMPUAN 74 RINGAN

H 20 2007 PEREMPUAN 188 BERAT

I 21 2007 LAKI-LAKI 87 SEDANG

J 21 2007 LAKI-LAKI 114 SEDANG

K 21 2007 LAKI-LAKI 88 SEDANG

L 21 2007 PEREMPUAN 80 SEDANG

M 20 2007 LAKI-LAKI 88 SEDANG

N 21 2007 LAKI-LAKI 58 RINGAN

O 21 2007 PEREMPUAN 148 BERAT

P 19 2007 PEREMPUAN 73 RINGAN

Q 21 2007 PEREMPUAN 63 RINGAN

R 20 2007 PEREMPUAN 43 RINGAN

S 20 2007 LAKI-LAKI 39 RINGAN

T 21 2007 LAKI-LAKI 82 SEDANG

U 20 2007 PEREMPUAN 165 BERAT

V 22 2007 LAKI-LAKI 91 SEDANG

W 21 2007 LAKI-LAKI 125 SEDANG

X 20 2007 PEREMPUAN 93 SEDANG

Y 21 2007 PEREMPUAN 100 SEDANG

Z 20 2007 LAKI-LAKI 101 SEDANG

AA 22 2007 LAKI-LAKI 81 SEDANG

AB 21 2007 PEREMPUAN 79 SEDANG

AC 20 2007 PEREMPUAN 84 SEDANG

AD 20 2007 PEREMPUAN 88 SEDANG

AE 23 2007 LAKI-LAKI 149 BERAT

AF 22 2007 PEREMPUAN 55 RINGAN

AG 20 2007 PEREMPUAN 48 RINGAN

AH 25 2007 LAKI-LAKI 17 RINGAN

AI 23 2007 PEREMPUAN 11 RINGAN

AJ 19 2007 PEREMPUAN 56 RINGAN

AK 22 2007 LAKI-LAKI 79 SEDANG

AL 21 2007 PEREMPUAN 105 SEDANG

AM 19 2007 PEREMPUAN 136 BERAT

AN 21 2007 PEREMPUAN 97 SEDANG


(2)

AP 22 2008 PEREMPUAN 127 SEDANG

AQ 22 2008 PEREMPUAN 64 RINGAN

AR 21 2008 LAKI-LAKI 81 SEDANG

AS 22 2008 PEREMPUAN 97 SEDANG

AT 21 2008 LAKI-LAKI 106 SEDANG

AU 21 2008 LAKI-LAKI 21 RINGAN

AV 21 2008 LAKI-LAKI 91 SEDANG

AW 20 2008 LAKI-LAKI 18 RINGAN

AX 22 2008 LAKI-LAKI 100 SEDANG

AY 21 2008 PEREMPUAN 81 SEDANG

AZ 22 2008 PEREMPUAN 93 SEDANG

BA 21 2008 LAKI-LAKI 31 RINGAN

BB 20 2008 PEREMPUAN 135 BERAT

BC 18 2008 PEREMPUAN 91 SEDANG

BD 20 2008 LAKI-LAKI 82 SEDANG

BE 21 2008 LAKI-LAKI 98 SEDANG

BF 19 2008 LAKI-LAKI 54 RINGAN

BG 19 2008 LAKI-LAKI 45 RINGAN

BH 18 2008 LAKI-LAKI 111 SEDANG

BI 20 2008 PEREMPUAN 136 BERAT

BJ 21 2008 PEREMPUAN 63 RINGAN

BK 20 2008 PEREMPUAN 42 RINGAN

BL 21 2008 PEREMPUAN 54 RINGAN

BM 20 2008 PEREMPUAN 136 BERAT

BN 20 2008 PEREMPUAN 49 RINGAN

BO 21 2008 PEREMPUAN 80 SEDANG

BP 22 2008 PEREMPUAN 57 RINGAN

BQ 20 2008 LAKI-LAKI 107 SEDANG

BR 21 2008 LAKI-LAKI 97 SEDANG

BS 22 2008 PEREMPUAN 88 SEDANG

BT 21 2008 PEREMPUAN 49 RINGAN

BU 20 2008 PEREMPUAN 35 RINGAN

BV 19 2008 PEREMPUAN 100 SEDANG

BW 18 2008 PEREMPUAN 120 SEDANG

BX 20 2008 PEREMPUAN 76 SEDANG

BY 21 2008 LAKI-LAKI 24 RINGAN

BZ 20 2008 LAKI-LAKI 158 BERAT

CA 18 2008 PEREMPUAN 70 RINGAN

CB 19 2008 PEREMPUAN 64 RINGAN

CC 22 2009 PEREMPUAN 105 SEDANG

CD 20 2009 PEREMPUAN 110 SEDANG

CE 20 2009 PEREMPUAN 114 SEDANG

CF 19 2009 LAKI-LAKI 141 BERAT


(3)

CH 19 2009 LAKI-LAKI 151 BERAT

CI 19 2009 PEREMPUAN 100 SEDANG

CJ 21 2009 PEREMPUAN 116 SEDANG

CK 20 2009 PEREMPUAN 74 RINGAN

CL 20 2009 PEREMPUAN 24 RINGAN

CM 19 2009 LAKI-LAKI 58 RINGAN

CN 21 2009 PEREMPUAN 69 RINGAN

CO 20 2009 LAKI-LAKI 121 SEDANG

CP 19 2009 PEREMPUAN 157 BERAT

CQ 21 2009 PEREMPUAN 19 RINGAN

CR 21 2009 LAKI-LAKI 70 RINGAN

CS 20 2009 PEREMPUAN 118 SEDANG

CT 21 2009 PEREMPUAN 86 SEDANG

CU 18 2009 PEREMPUAN 105 SEDANG

CV 20 2009 LAKI-LAKI 26 RINGAN

CW 19 2009 PEREMPUAN 45 RINGAN

CX 21 2009 PEREMPUAN 53 RINGAN

CY 19 2009 LAKI-LAKI 81 SEDANG

CZ 20 2009 PEREMPUAN 95 SEDANG

DA 21 2009 PEREMPUAN 42 RINGAN

DB 19 2009 PEREMPUAN 17 RINGAN

DC 19 2009 PEREMPUAN 81 SEDANG

DD 18 2009 PEREMPUAN 81 SEDANG

DE 20 2009 PEREMPUAN 58 RINGAN

DF 19 2009 LAKI-LAKI 89 SEDANG

DG 21 2009 PEREMPUAN 115 SEDANG

DH 21 2009 LAKI-LAKI 11 RINGAN

DI 20 2009 LAKI-LAKI 22 RINGAN

DJ 19 2009 PEREMPUAN 56 RINGAN

DK 19 2009 PEREMPUAN 35 RINGAN

DL 21 2009 PEREMPUAN 87 SEDANG

DM 18 2009 LAKI-LAKI 49 RINGAN

DN 18 2009 PEREMPUAN 72 RINGAN

DO 19 2009 LAKI-LAKI 54 RINGAN


(4)

Lampiran 7

Statistics

JENISKELAMIN UMUR

N Valid 120 120

Missing 0 0

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 49 40.8 40.8 40.8

PEREMPUAN 71 59.2 59.2 100.0

Total 120 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 18 8 6.7 6.7 6.7

19 20 16.7 16.7 23.3

20 34 28.3 28.3 51.7

21 39 32.5 32.5 84.2

22 15 12.5 12.5 96.7

23 3 2.5 2.5 99.2

25 1 .8 .8 100.0


(5)

TINGKATSTRES * JENISKELAMIN Crosstabulation

JENISKELAMIN

Total LAKI-LAKI PEREMPUAN

TINGKATSTRES RINGAN Count 18 30 48

% of Total 15.0% 25.0% 40.0%

SEDANG Count 26 33 59

% of Total 21.7% 27.5% 49.2%

BERAT Count 5 8 13

% of Total 4.2% 6.7% 10.8%

Total Count 49 71 120

% of Total 40.8% 59.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square .507a 2 .776

Likelihood Ratio .507 2 .776

Linear-by-Linear Association .135 1 .713

N of Valid Cases 120

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.31.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SETAMBUK DENGAN * TINGKATSTRES


(6)

AKNE IKUT SETAMBUK * TINGKATSTRES Crosstabulation

TINGKATSTRES

Total

RINGAN SEDANG BERAT

AKNE VULGARIS IKUT SETAMBUK

2007 Count 11 23 6 40

% of Total 9.2% 19.2% 5.0% 33.3%

2008 Count 17 19 4 40

% of Total 14.2% 15.8% 3.3% 33.3%

2009 Count 20 17 3 40

% of Total 16.7% 14.2% 2.5% 33.3%

Total Count 48 59 13 120

% of Total 40.0% 49.2% 10.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.651a 4 .032

Likelihood Ratio 4.740 4 .031

Linear-by-Linear Association 4.217 1 .063