judul Upacara Selikuran Keraton Surakarta Hadiningrat, kemudian menuangkannya ke dalam kertas karya ini.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis memilih Upacara Selikuran Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai judul kertas karya adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi tentang upacara tradisional khususnya
Upacara Selikuran yang masih dilestarikan oleh masyarakat tradisional di dalam wilayah Keraton Surakarta Hadiningrat.
2. Untuk menambah pengetahuan baik terhadap pembaca dan juga penulis.
3. Melengkapi persyaratan untuk dapat lulus dari D3 Bahasa Jepang
Universitas Sumatera Utara.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam kertas karya ini penulis membatasi hanya membahas mengenai pengertian, tujuan serta tahap pelaksanaan Upacara Selikuran Keraton Surakarta
Hadiningrat.
1.4 Metode Penelitian
Dalam kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu metode pengumpulan data atau informasi dengan membaca buku yang
berhubungan dengan topik dalam kertas karya ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH SURAKARTA
2.1 Lokasi
Keraton Surakarta termasuk Provinsi Jawa Tengah, letaknya diantara 30
108 bujur barat dan
30 111
bujur timur. Daerah Kecamatan Keraton Surakarta mempunyai luas daerah 481,52 Ha. Secara geografis dan fisiografis Keraton
Surakarta terletak dibagian tengah. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Jebres. Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Sukaharja. Sebelah barat
berbatasan dengan kecamatan Serengan dan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Banjarsari.
2.2 Penduduk
Kecamatan Keraton Surakarta merupakan kecamatan yang mempunyai peninggalan sejarah dan sampai sekarang masih tetap kelihatan kemegahannya
yaitu Keraton Surakarta Hadiningrat. Keraton Surakarta Hadiningrat terletak pada
kelurahan Baluwarti. Menurut laporan kependudukan Kecamatan Keraton
Surakarta jumlah penduduk Kecamatan Keraton Surakarta adalah 80,208 jiwa.
Jumlah penduduk wanita disini lebih banyak daripada pria.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Sistem Religi
Kehidupan religi di kecamatan Keraton Surakarta mayoritas adalah pemeluk agama Islam, kemudian disusul pemeluk agama Katolik, Protestan, Buddha, lalu
Hindu. Kedatangan orang Islam ke Jawa sangat berpengaruh terhadap kebudayaan
orang Jawa, terutama dalam segi agama. Sebelum orang Jawa berkenalan dengan Islam, mereka banyak menganut agama Hindu dan Buddha, tetapi setelah Islam
masuk maka banyaklah orang-orang yang memeluk agama Islam. Namun demikian adat agama Hindu atau Buddha tidak dapat ditinggalkan secara total.
2.4 Mata Pencaharian
Masyarakat Jawa Tengah umumnya mempunyai mata pencaharian hidup sebagai petani. Di samping mereka yang menjadi petani, bagi penduduk yang
tidak dapat menjalankan sawah mencari nafkah di bidang lain yaitu menjadi buruh
industri bangunan, buruh penjual jasa pengangkutan, pedagang, ABRI, dan
sebagainya. Ada juga pekerjaan sampingan yang dapat membuahkan hasil jerih payah antara lain : membuat anyaman bambu atau kepang.
Universitas Sumatera Utara
BAB III UPACARA SELIKURAN KERATON
SURAKARTA HADININGRAT
3.1 Pengertian Upacara Selikuran