BAB III TABUNG VENTURI
Tabung Venturi adalah suatu alat yang terdiri dari pipa dengan penyempitan dibagian tengah yang dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk mengukur kecepatan
aliran suatu zat cair. Fluida yang digunakan pada tabung venturi ini dapat berupa cairan gas dan uap. Tabung Venturi ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran
yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan. Pada sekeliling pipa sering dibuat lubang-lubang yang jalan keluarnya
dijadikan satu dan dihubungkan dengan pengukur tekanan disebut cincin piezometer. Dengan demikian tekanan yang akan diukur merupakan tekanan rata-rata
sehingga pengukuran menjadi lebih teliti. Kemiringan di bagian input kira-kira sebesar 30
C sedangkan dari bagian output lebih kecil yaitu antara 3
sampai 15 C. Perbandingan diameter antara leher
dan pipa terletak antara 0,25 sampai 0,50. Hasil pengukuran aliran dengan menggunakan tabung venturi ini adalah yang paling teliti dibandingkan dengan head
flow meter yang lain. Tetapi juga paling mahal harganya. Karena bagian leher merupakan bagian yang lebih mudah rusak maka kadang-kadang bagian leher ini
dibuat sebagai unit tersendiri agar mudah diganti-ganti.
III.1. Prinsip Kerja Tabung Venturi
Bila pada jalur pipa dipasang hambatan, beda tekanan terjadi antara tekanan sebelum dan sesudah hambatan. Beda tekanan menjadi lebih besar bila laju fluida
bertambah. Dalam hal ini hambatan yang dipergunakan pada jalur pipa adalah Tabung Venturi. Untuk memperjelas prinsip tersebut dijelaskan dengan gambar III.1. Di
bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar III-1. Prinsip Kerja Tabung Venturi III.2. Lokasi Lubang Pengambilan Beda Tekanan
∆P
Dalam pengambilan beda tekanan, lokasi lobang-lobang pengambilan beda tekanan dalam pengukuran besaran aliran fluida sangat penting baik lobang sebelum
alat pengukur maupun sesudah alat pengukuran. Untuk pengukura cairan, penumpukan sisa-sisa dari gas atau uap pada sambungan-sambungan pipa dan alat
pengukur harus dihindarkan. Hal ini bertujuan agar pengukuran gas, penumpukan sisa-sisa dari cairan atau uap harus dihindarkan. Untuk itu, lobang-lobang
pengambilan beda tekanan biasanya ditempatkan pada bagian Tabung Venturi. Tekanan di awal dan akhir dari Tabung Venturi. Oleh karena itu standart dari
penentuan jarak ini tergantung dan pipa yang digunakan.
III.3. Perbedaan Tekanan
Perbedaan tekanan antara titik manapun ketinggian yang berbeda dalam suatu cairan yang diberikan oleh :
∆P = P
1
– P
2
= ρ.g h
1
– h
2
3-1
Dimana :
∆P = Perbedaan tekanan mmHg
ρ = Density Kgml
Universitas Sumatera Utara
g = Gravitasi bumi mdet
2
h
1
– h
2
= Selisih ketinggian m P
1
– P
2
= Selisih tekanan mmHg
III.4. Debit Aliran
Untuk mengukur debit aliran dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :
Q = A 2. ∆P g
3-2
Dimana: Q = Debit aliran m
3
detik A = Luas penampang m
2
∆P = Perbedaan tekanan mH
2
O g = Gravitasi bumi mdetik
Luas Penampang : π
A = D
2
3-3 4
Dimana : A = Luas penampang m
2
π = 3,14 D = Diameter
III.5. Alat-alat Bantu Pengoperasian Tabung Venturi
Peralatan – peralatan pendukung yang dipakai pada sistem pengoperasian Tabung Venturi adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
III.5.1. Pompa Sentripugal impellerbaling-baling
Pompa sentripugal umumnya dipakai untuk aliran volume yang sangat besar dan bertekanan serta kecepatan tertentu. Pada pengukuran laju aliran dengan venturi
di PTKI, pompa yang digunakan untuk mengalirkan air dalam pompa sentirpugal. Dalam bentuknya yang sederhana, pompa sentripugal terdiri dari sebuah kipas yang
dapat berputar dalam sebuah rumah pompa. Pada rumah pompa ini dihubungkan saluran isap dan saluran pompa. Pompa yang dilukiskan disini terdiri dari 2 buah
cakra diantaranya terdapat sudu-sudu. Arah putaran sudu-sudu dibengkokan kebelakang. Untuk menjaga agar zat cair jangan sampai mengalir melalui saluran isap
kedalam bak atau sumber air maka dipasang sebuah katup kaki dibawah saluran isap. Bila kipas diputar dengan cepat, maka sudu akan memberikan gerak putar
terhadap rumah pompa kepada zat cair yang berada dalam kipas. Pompa sentripugal dapat dilihat pada gambar III-2, dibawah ini :
Gambar III-2. Pompa sentripugal impellerbaling-baling
Gaya sentripugal yang terjadi disini akan mendorong zat cair kearah keliling sebelah luar kipas. Karena itu pada lobang aliran masuk dari kipas timbul ruang
kosong atau terjadi hampa udara. Akan tetapi diatas permukaan zat cair dalam sumber
Universitas Sumatera Utara
bekerja tekanan atmosfer. Jadi terdapat perbedaan tekanan sehingga kolom zat cair dalam saluran isap bergerak dan zat cair itu masuk kedalam kipas dengan tekanan
kecepatan tertentu. Dengan demikian ruangan yang kosong pada aliran masuk kipas, zat cair langsung akan terisi kembali. Pompa sentripugal ini beroperasi pada
kecepatan-kecepatan yang tinggi dan biasanya dihubungkan langsung dengan penggeraknya.
III.5.2. Air Regulator
Alat ini berfungsi sebagai pengatur dan pengendali besarnya tekanan udara 1,4 kgcm
2
yang diberikan kompresor dan kemudian diberikan kepada kontrol valve. Agar kontrol valve dapat terbuka sesuai dengan besarnya bukaan yang diset pada
controller. Signal pada tekanan udara diteruskan ko converter dan converter akan mengubah tekanan udara menjadi signal yang berupa besaran atau nilai yang dibaca
pada recorder.
III.5.3. Pressure Gauge
Alat ini berfungsi sebagai penunjuk besar tekanan yang diberikan dalam suatu proses aliran 0,2 – 1,0 kgcm
2
.
III.5.4. Pneumatik Kontrol Valve
Kontrol valve adalah suatu elemen kendali akhir. Dalam rangkaian kendali kontrol valve langsung mengubah besarnya aliran fluida, dimana dengan mengubah
besarnya aliran fluida dapat mengontrol beberapa variabel seperti tekanan, level, dan temperatur.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum kontrol valve terbagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Elemen kendali akhir untuk pengendali onoff misalnya solenoid valve,
pneumatic kontrol valve. 2. Elemen kendali akhir untuk pengendali kontinu misalnya diafragma kontrol
valve. Walaupun ada beberapa sistem pengendali onoff yang menggunakan
pneumatik kontrol valve sebagai elemen pengendali akhir namun fungsi dipengendali ini tidak lebih istemewa dari diafragma kontrol valve.
III.5.4.1. Prinsip kerja pneumatik kontrol valve
Signal output dari controller akan diubahdikuatkan oleh converter kedalam tekanan udara yang terpakai pada sebuah pneumatic kontrol valve. Bila tekanan udara
yang terpakai pada permukaan diafragma, suatu gaya akan menekan batang penggerak, batang penggerak didukung dan ditekan oleh sebuah pegas. Jika tekanan
yang cukup diberikan pada diafragma maka batang penggerak akan bergerak dan persen bukaan kontrol valve akan berubah.
III.5.5. Kompresor
Kompresor adalah sebuah mesin yang memampatkan udara atau gas. Kompresor bekerja sebagai penguat. Sebaliknya ada pula kompresor yang menghisap
udara atau gas yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfer, dalam hal ini kompresor lebih disebut pompa vakum vacuum pump
Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model tergantung pada volume dan tekanannya. Sebutan kompresor pemampat dipakai untuk tekanan tinggi, blower
Klasifikasi Kompresor
Universitas Sumatera Utara
peniup dipakai untuk tekanan sedang, sedangkan fan kipas dipakai untuk tekanan yang sangat rendah.
Atas cara pemampatnya kompresor terbagi atas dua jenis yaitu : 1. Jenis Turbo
Kompresor jenis ini menaikkan tekanan dan kecepatan udara atau gas dengan cara sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeler atau dengan daya angkat lift yang
ditimbulkan oleh sudu 2. Jenis Perpindahan
Jenis ini menaikkan tekanan dengan memperkecil atau memampatkan volume udara atau gas yang dihisap dalam silinder atau stator oleh torak atau sudu.
III.5.6. Converter
Converter adalah peralatan instrument yang dapat menggerakkan suatu kendeli. peran converter adalah mengubah signal elektrik menjadi signal pneumatic
yang diperlukan untuk mengoperasikan control valve. Besarnya signal listrik yang merupakan signal input adalah 4-20 mA. Converter juga disuplay dengan tekanan
udara sebesar 1,4 kgcm
2
G. Besarnya signal input ditentukan oleh besarnya signal input yang berasal dari controller. Signal output dari converter merupakan signal input
bagi control valve, dimana pengaturan besar persen bukan control valve diatur oleh besarnya signal output converter.
III.5.7. Controller
Controller bekerja manerima signal input dari sebuah converter dan mengirim sinyal output ke converter pada standatr 0,2 – 1,0 kgcm
2
G pada tekana pneumatik. Contoller ini merupakan alat pengatur otomatis yang berfungsi untuk mengatur
Universitas Sumatera Utara
otomatis yang berfungsi untuk mengatur agar keadaan yang sedang berlangsung dari proses sesuai yang diinginkan.
III.5.8. Recorder
Recorder dipakai untuk mengetahui perubahan dari waktu dalam kondisi operasi atau mendapat rekaman dari harga hasil pengukuran. Diantara recorder ada
recorder bersambung yang merekam harga hasil pengukuran terus menerus dengan pena perekam. Dalam merekam harga hasil pengukuran digunakan recorder jenis
pencetak, recorder ini berganti-ganti merekam harga hasil pengukuran pada beberapa tempat dengan menggunakan switch – over otomatis.
III.5.9. Motor Induksi
Motor induksi adalah motor arus bolak-balik ac yang sangat luas dipergunakan dalam teknik tenaga listrik. Motor induksi yang umum digunakan
menurut jumlah fasanya ada dua macam yaitu motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa. Motor induksi terdiri dari dua bagian yaitu stator dan rotor. Stator
adalah bagian yang diam sedangkan rotor adalah bagian yang bergerak. Gambar dasar dari motor induksi dapat dilihat pada gambar III-10 dibawah ini.
Gambar III-3. Dasar motor induksi
Universitas Sumatera Utara
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik. Apabila ada kumparan stator diberikan tegangan, maka pada kumparan-kumparan stator tersebut
akan mengalir arus, dimana arus ini menimbulkan fluksi medan putar yang berputar dengan kecepatan sinkron sebesar :
ns =
P f
120
⋅
3-4
Dimana ; ns
= Kecepatan medan putar stator rpm
P =
Jumlah kutub f
= Frekwensi Hz
Medan putar stator akan memotong konduktor pada rotor sehingga menimbulkan ggl induksi. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, arus
akan mengalir pada konduktor. Adanya arus dalam medan magnet ini akan menibulkan gaya F pada rotor cukup besar maka rotor akan berputar searah dengan
putaran stator.
III.5.10. Transmitter
Transmitter adalah suatu elemen dari sistem pengendalian proses. Seperti yang sudah diketahui bahwa untuk mengukur besaran fisik suatu proses digunakan alat
ukur yang sering disebut sebagai sensor primary element bagian yang berhubungan langsung dengan medium yang diukur, keluaran output dari sensor tersebut
kemungkinan dapat di tayangkan di tempat sensor tersebut dipasang local indicator, atau bisa juga dikirim untuk kemudian ditunjukkan di tempat lain secara remote di
control room. Untuk penunjukkan yang bersifat remote biasanya digunakan alat bantu
sebagai penguat dan penterjemah output dari sensor ke dalam bentuk signal standart. Peralatan semacam inilah yang dalam instrumentasi pengendalian proses yang kita
Universitas Sumatera Utara
kenal dengan “Transmitter”. Tergantung besaran fisik yang diukur dan lebih populer
dengan sebutan besaran proses proses variabel oleh transmitter tersebut, bila besaran yang diukur adalah tekanan disebut dengan Transmitter Tekanan pressure transmitter
= PT. Berkenaan dengan itu dikenal juga level Transmitter = LT, Flow Transmitter = FL dan sebagainya. Menurut bentuk signal energi yang digunakan transmitter
dibedakan menjadi 1. Pneumatik dan
2. Transmitter Elektrik transmitter yang dipergunakan
III.5.10.1. Signal Transmitter
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya output signal dari sistem pengukuran ada 2 macam yaitu signal elektrik dengan besaran arus atau tegangan, dan
signal pneumatik dengan besaran yang digunakan adalah tekanan dari signal tersebut. Sebagai standarisasi signal yang keluar dari transmitter, baik elektrik atau pneumatik,
dibuat hanya bekerja pada standart skala tertentu. Untuk signal pneumatik dibuat hanya bekerja pada standart skala tertentu, yaitu sebesar : 3 – 15 Psi 0 – 100 atau
0,2 – 1 kgcm
2
0 – 100, dan untuk signal elektrik bila signalnya dalam bentuk besaran arus maka skala kerjanya 4 – 20 mA DC 0 – 100 atau 10 – 50 mA DC 0
– 100 dan jika menggunakan signal tegangan, skala kerjanya : 13 VDC 0 – 100 atau 0 – 10 VDC 0 – 100. Namun pada umumnya signal yang keluar dari
transmitter elektrik hampir selalu lebih banyak dalam skala 4 – 20 mA DC.
III.5.10.2. Macam – macam Transmitter
Transmitter merupakan alat kelanjutan dari sensor, transmitter merubah signal dari sensor menjadi signal standart yang sebanding atau ekivalen. Lebih lanjut signal
Universitas Sumatera Utara
dari transmitter dikirim ke indicator recorder controller dan lain – lain sesuai dengan kebutuhan. Kegunaan dari transmitter yang memberikan signal standart dan
besaran proses proses variabel yang diukur diantaranya ; a
Peralatan lain seperti indicator, recorder, controller yang bekerja dengan standart signal yang sama bisa berfungsi serba guna multi purpose.
b Memungkinkan pengiriman signal pada jarak jauh dan cepat serta aman.
c Secara keseluruhan menekan biaya investasi dan pengoperasian maupun
pemeliharaan.
Pada umumnya sistem transmitter ini adalah merupakan jalur pengirim signal dari alat – alat perasa sensor ke controller dan dari controller ke pengatur akhir
control valve.
III.5.10.3. Transmitter Pneumatik
Pada dasarnya Transmitter pneumatik berfungsi untuk mengubah sinyal proses menjadi sinyal pneumatik. Serta mengirimkan sinyal pneumatik itu ke alat penerima
seperti pencatat, pengatur, dan penunjuk. Pokok utama transmitter adalah udara yang bertekanan dan biasanya sumber udara bertekanan dan biasanya sumber udara yang
bertekanan 20 Psi atau 1,4 kgcm
2
. Transmitter pneumatik ini dapat digunakan sampai jarak sekitar 200 meter.
Transmitter pneumatik pada umumnya terdiri dari dua bagian yaitu : a. Bagian perasa sensor
Bagian perasa berfungsi untuk mengubah sinyal proses kedalam bentuk gerak – gerak mekanik. Misalnya tekanan didalam bejana sebelumnya adalah 10 Psi
beberapa detik kemudian turun menjadi 9 Psi, perubahan sebesar 1 Psi ini adalah
Universitas Sumatera Utara
merupakan sinyal yang harus diubah oleh bagian perasa sensor kedalam bentuk pergerakan mekanik.
Detektor yang sering digunakan pada sistem transmisi pneumatik adalah : -. Meterbodi Meterbody
-. Sel Beda Tekanan -. Penggeser Displacer
-. Bola Berisi Cairan Liquid filled Buld b. Bagian pengirim
Bagian pengirim dari transmitter pneumatik berfungsi untuk mengubah gerak- gerak mekanik detektor kedalam bentuk sinyal pneumatik, salah satu contoh dari
bagian pengirim transmitter pneumatik adalah : Transmitter gaya seimbang. Bagian – bagian pokok dari transmitter ini adalah :
1. Penyetel titik nol
Berfungsi untuk mendapatkan titik nol dari batasan operasi transmitter. 2.
Pengimbang kedua Berfungsi sebagai batang yang meneruskan gaya gerak balas terhadap
gaya gerak pengimbang utama. 3.
Kapsul pengimbang balik Kapsul yang berisi diafragma penggerak pengimbang kedua.
4. Pemancar
Berfungsi sebagai buangan udara penggerak diafragma besar pada relay pilot.
5. Pembalik
Berfungsi sebagai penutup.
Universitas Sumatera Utara
6. Pembatas beban balik berlebih
Berfungsi sebagai ganjal pembatas gerak pengimbang utama 7.
Pengimbang utama Berfungsi sebagai batang penerus gerak – gerak mekanik setengah
melingkar dari batang pemuntir pada detektor. 8. Pipa – pipa kapsul pengimbang
Berfungsi sebagai pipa penyalur udara penghasil gaya gerak balas terhadap gaya gerak utama
9. Pipa untuk pemancar Berfungsi sebagai pipa penyalur udara untuk pemancar
10. Penyetel batasan lebar Berfungsi sebagai penyetelan untuk memperlebar bidang gerak
pengimbang utama 11. Penyetel batasan sempit
Berfungsi sebagai penyetelan untuk mempersempit bidang gerak pengimbang utama
12. Relai pitot Berfungsi sebagai kerangan pengatur tekanan udara instrumen output
dari transmitter 13. Pegas peninggi atau penekan
Berfungsi sebagai penyetelan untuk menaikkan skala perbandingan antara variabel proses dengan tekanan udara instrumen output.
Prinsip kerja dari transmitter gaya seimbang adalah 1.
Pergerakan dari batang pemuntir menghasilkan pergerakan maju – mundur pada pengimbang utama
Universitas Sumatera Utara
2. Bergeraknya pengimbang utama akan mengubah kedudukan pembalik
sehingga menjauhi atau mendekati pemancar 3.
Bila pembalik menjauhi pemancar maka “tekanan balik” udara penggerak diafragma besar pada relai pilot akan berkurang dari
sebelumnya, sebaiknya bila pembalik mendekati pemancar, “tekanan balik” udara penggerak diafragma besar pada relay pilot akan
bertambah dari sebelumnya 4.
Berubahnya “tekanan balik” udara penggerak diafragma besar pada relay pilot akan mengubah perubahan karangan pilot pada relay untuk
membuka atau menutup 5.
Bila kerangan pilot membuka maka tegangan udara instrumen output bertambah, sebaliknya bila kerangan pilot menutup, tekanan udara
instrumen output menjadi berkurang. Dengan demikian pergerakan dari batang pemuntir menghasilkan perubahan pada tekanan udara
instrument output 6.
Perhatikan bahwa udara instrumen output juga dikirim ke kapsul pengimbang balik
7. Tekanan udara instrumen output akan terus bertambah atau berkurang
sampai pengimbang mendapat gaya balas yang sama besar dari kapsul pengimbang balik melalui pengimbang utama.
8. Sekali gaya pada pengimbang utama sama dengan gaya pengimbang
kedua maka tekanan udara instrumen output tidak berubah lagi.
Universitas Sumatera Utara
III.5.10.4. Transmitter Listrik
Sama halnya dengan transmitter pneumatik, transmitter listrik juga terdiri dari dua bagian pokok, yaitu :
-. Bagian Perasa -. Bagian Pengirim
Transmitter listrik ini dapat kita lihat pada gambar di bawah 2.10 ini.
Gambar 3.4. Transmitter Listrik
Keterangan gambar : 1.
Pengimbang utama 2.
Pegas peninggi dan pegas titik nol 3.
Peredam 4.
penyetelan batasan 5.
Pengimbang Kedua 6.
Pembatas Langkah 7.
Kesatuan Magnet
Universitas Sumatera Utara
8. Pegas Bias
9. Detektor
10. Kesatuan O.P.D
11. Menunjukkan Out-put
Transmitter ini juga termasuk gaya seimbang, detektor pada transmitter ini dapat berupa meterbodi, sel beda tekanan, bola berisi cairan, dan penggeser.
Prinsip kerja dari transmitter listrik ini adalah : Transmitter ini juga termasuk gaya seimbang, detektor pada transmitter ini
dapat berupa meterbodi, sel beda tekanan, bola berisi cairan, dan penggeser. Prinsip kerja dari transmitter listrik ini adalah :
1. Batang pemuntir dari detektor Bagian Perasa disambungkan dengan
pengimbang utama dari bagian pengirim, sehingga pergerakan dari batang pemuntir menghasilkan pergerakan dari pengimbang utama.
2. Pergerakan dari pembanding utama mengubah jarak antara kedua ferrite
dari detektor bagian pengirim. 3.
Berubahnya jarak antara kedua ferrite menghasilkan perubahan pada induktansi pick-up coil
4. Perubahan induktansi dari pick-up coil menghasilkan perubahan pada out-
put osilator 5.
Perubahan pada out-put osilator menghasilkan perubahan pada nilai arus listrik yang keluar dari transmitter. Dengan demikian, perubahan pada
variabel proses yang dirasakan oleh detektor pada bagian perasa dapat menghasilkan perubahan pada nilai arus listrik yang keluar pada bagian
pengirim
Universitas Sumatera Utara
6. Sebagian dari out-put osilator dikirim ke kesatuan magnet sehingga akan
terjadi gaya tolak – menolak pada kesatuan magnet. Gaya tolak – menolak pada kesatuan magnet akhirnya akan menghasilkan pergerakan pada
penghubung kedua. 7.
Pergerakan atau gaya pada penghubung kedua diteruskan ke pengimbang utama melalui penyetelan batasan. Gaya pengimbang kedua adalah
melawan gaya pada pengimbang utama. Dengan demikian akan dihasilkan kedudukan dimana perubahan jarak antara ferrite akan sebanding dengan
perubahan variabel proses yang dirasakan oleh detektor. 8.
Transmitter adalah salah satu elemen dari sistem pengendalian proses seperti yang sudah diketahui bahan untuk mengukur besaran fisik suatu
proses digunakan alat ukur yang sering disebut sebagai sensor primary elemen bagian yang berhubungan langsung dengan medium yang diukur,
keluaran output dari sensor tersebut kemungkinan dapat di display ditayangkan di tempat mana sensor tersebut di pasang local indikator,
atau bisa juga dikirim untuk kemudian ditunjukkan di tempat lain secara remote dicontrol room.
III.6. Keterpasangan Tabung Venturi
Adapun keterpasangan Tabung Venturi pada proses kerja dapat dilihat gambar III-12. Pada rangkaian kendali tekanan dibawah ini
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN