d Keyakinan akan tempat kedudukan kendali, tempat kedudukan kendali
diperkenalkan sebagai atribut kepribadian. Dengan tempat kedudukan kendali internal yakin bahwa mereka mengendalikan tujuan akhir mereka
sendiri. Mereka dengan kedudukan eksternal yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar.
e Permusuhan, seseorang yang gila kerja, selalu bergegas dan tidak sabar
atau kompetitif. Hal tersebut tidak diartikan bahwa seseorang seperti itu rawan terhadap penyakit atau terhadap efek negatif stress.
8. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan perwujutan kerja yang dilakukan oleh karyawan atau organisasi. Kinerja yang baik merupakan langkah untuk tercapainya
tujuan organisasi sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan kinerja. Tetapi hal ini tidak mudah dilakukuan sebab banyak faktor yang
mempengaruhi tingkat rendahnya kinerja seseorang. Menurut Mangkunegara 2005:9 kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakna tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Sedangkan Kinerja menurut Kusriyanto 1991:3 dalam Mangkunegara 2005:9 adalah: perbandingan hasil yang dicapai dengan
peran serta tenaga kerja per satuan waktu lazimnya per jam. 9.
Indikator Kinerja
Menurut Mangkunegara 2005:67, terdapat tiga metode yang digunakan dalamn rangka pengukuran kinerja karyawan pada perusahaan,
yaitu :
a Mutu atau kualitas produk
Pada pengukuran ini perusahaan lebih mendasarkan pada tingkat kulaitas produk yang karyawan telah dihasilakan karyawan. pengukuran melalui
kualitas ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana seorang karyawan dalam melaksanakan tugasdan tanggung jawab yang telah
diberikan kepadanya b
Kuantitas atau jumlah produk Pengukuran melalui kuantitas atau jumlah produk yang dihasilkan ini erat
kaitannya dengan kemampuan seorang karyawan dalam menghasilkan produk dalam jumlah tertentu. Kuantitas ini secara langsung berhubungan
dengan tingkat kecepatan yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam menghasilkan produk
c Ketepatan waktu
Ketepatan waktu dalam menghasilkan suatu produk menjadi salah satu sarana untuk mengukur tingkat kinerja yang telah dicapai oleh seorang
pegawai. Dalam pengukuran ini anggaran prusahaan dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui tingkat kinerja yang telah dicapai karyawan.
10. Hubungan Stressor, Stress Kerja dan Kinerja
Menurut Robbins 2008:377 Pola U terbalik menunjukkan hubungan tingkat stres rendah-tinggi dan kinerja rendah-tinggi. Bila tidak
ada stres, tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun. Sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stress
membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja, adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong
para karyawan untuk menanggapi tantangan pekerjaan. Akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan prestasi
karyawan. Selanjutnya, bila stress menjadi terlalu besar, kinerja akan mulai menurun karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Karyawan
kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya. Akibat yang paling ekstrim adalah kinerja menjadi nol, karyawan, menjadi tidak kuat lagi
bekerja, putus asa, keluar atau menolak bekerja untuk menghindari stress. Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara stress
kerja dan kinerja:
Gambar 2.2 Hubungan Stress Kerja dan Kinerja
Tinggi
Stres Kerja Rendah Kinerja
Tinggi
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir digunakan untuk mempermudah alur pemikiran yang akan dilakukan dalam penelitian yaitu mengenai pengaruh stressor terhadap
kinerja karyawan dengan stres kerja sebagai variabel intervening pada PR Djagung Prima Malang. Berdasarkan teori yang dikemukakan sebelumnya, maka
dapat disusun kerangka pikir yang menunjukkan hubungan antara ketiga variabel yaitu stressor, stres kerja dan kinerja yang digambarkan kerangka pemikiran
sebagai berikut : Sumber : Robbins 2008:378