42
a. Menu Bar
Menu bar terletak di bagian atas jendela project editor. Menu bar berisikan fungsi–fungsi operasi yang ada pada
aplikasi OPNET.
b. Tool Buttons
Tool buttons terletak di bawah menu bar. Kegunaan tool buttons ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:
Gambar 3.1 Tool Buttons
Keterangan gambar:
1. Open Object Palette, digunakan untuk menampilkan window
yang berisi elemen seperti server, switch, router, link.
2. Check Link Consistency, digunakan untuk memeriksa apakah
link pada jaringan telah diatur dengan benar.
3. Fail Selected Objects, digunakan untuk mensimulasikan
kegagalan link yang ditentukan sebelumnya.
4. Recover Selected Objects, digunakan untuk recovery link yang
telah dinonaktifkan oleh fail selected object.
5. Return to Parent Subnet, digunakan untuk kembali ke parent
subnet dari subnet yang sedang ditampilkan
6. Zoom, digunakan untuk memperbesar skala tampilan model
jaringan.
43
7. Restore, digunakan untuk memperkecil skala tampilan model
jaringan atau mengembalikan tampilan ke skala sebelumnya
8. Configure Discrete Event Simulation, digunakan untuk
menampilkan sebuah window yang dapat digunakan untuk mengkonfigurasi simulasi dari model jaringan yang sedang
ditampilkan. Pengguna dapat mengatur lamanya simulasi, router Protokol, dll.
9. View Simulation Result, digunakan untuk melihat hasil
simulasi. Hasil simulasi dapat berupa grafik atau tabel statistik.
10. Open Recently Generated Web Report 11. Hide or Show All Graphs, digunakan untuk menampilkan atau
menyembunyikan grafik hasil simulasi
12. Workspace
Workspace adalah area dimana model jaringan dibangun.
13. Message Area
Menampilkan informasi mengenai status tool dan operasi yang digunakan.
14. Message Buffer Icon
Menampilkan log yang berisi semua informasi yang ditampilkan oleh message area.
44 2.10.2 Perbandingan OPNET dengan aplikasi simulasi jaringan lainnya
Pada perbandingan kali ini penulis memperbandingkan aplikasi simulasi jaringan antara OPNET dan iNetwork yang
dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.3 Perbandingan Opnet dengan Packet Tracer
Opnet Packet Tracer
Tersedianya fitur-fitur yang diperlukan untuk membuat jaringan vpn.
Fitur-fitur yang disediakan untuk membuat jaringan vpn tidak sebanyak yang di sediakan
oleh aplikasi opnet Dapat
mendesign jaringan
berdasarkan perangkat keras jaringan yang ada di pasaran,
protocol, layanan dan teknologi yang ada saat ini.
Dapat mendesign
jaringan berdasarkan
perangkat yang
ada di
pasaran, protocol,layanan dan teknologi tetapi tidak
selengkap yang disediakan oleh packet tracer. Hasil simulasi dapat dibuat dalam beberapa
skenario sehingga dapat dijadikan dasar di dalam perencanaan suatu jaringan berbasis
paket. Hasil
simulasi tidak
sepowerfull yang
dihasilkan oleh opnet
2.11 Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu berdasarkan langkah- langkah penelitian dalam model NDLC. Langkah-langkah tersebut antara
lain: 2.11.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode studi pustaka, studi literatur
dan studi lapangan observasi langsung. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan mencari dan membaca berbagai referensi
berupa buku-buku, tulisan dan artikel pada situs-situs internet yang berkaitan dengan penelitian kemudian dengan studi literatur
45 penelitian sejenis serta melakukan studi lapangan observasi yaitu
pengumpulan data dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung. Hal ini dalam rangka menggali hal yang terkait dengan
permasalahan penelitian lebih mendalam.
2.11.2 Metode pengembangan sistem NDLC Penulis menggunakan model pengembangan sistem NDLC
Network Development Live Cycle. Menurut Goldman dan Rawles 2001:470, NDLC merupakan model kunci dibalik proses
perancangan jaringan komputer. Seperti model pengembangan sistem untuk aplikasi perangkat lunak, NDLC terdiri dari elemen
yang mendefinisikan fase, tahapan, langkah, atau mekanisme secara spesifik. Dari kata “cycle” siklus adalah kata kunci
deskriptif dari siklus hidup pengembangan sistem jaringan yang menggambarkan secara eksplisit seluruh proses dan tahapan
pengembangan sistem jaringan yang terus berkelanjutan.
46 Gambar 3.2 Network Development Life Cycle
James E. Goldman, 2005.
NDLC dijadikan metode yang digunakan sebagai acuan secaragaris besar atau komprehensif pada proses pengembangan
dan pembangunan sistem jaringan komputer yang notabene setiap jaringan komputer memiliki permasalahan yang unik, sehingga
membutuhkan solusi yang berbeda dan spesifik dengan melakukan pendekatan yang bervariasi terhadap model NDLC. NDLC
mendefinisikan siklus-siklus proses yang berupa tahapan-tahapan dari mekanisme teoritis yang dibutuhkan dalam suatu rangkaian
proses pembangunan atau pengembangan sistem jaringan komputer. Berkaitan dengan penelitian ini, penerapan dari setiap
tahap NDLC adalah sebagai berikut:
47 2.11.2.1 Analysis Analisis
Model pengembangan sistem NDLC dimulai pada fase analisis. Pada tahap ini dilakukan proses perumusan masalah,
mengidentifikasi konsep, pemahaman. Tahap ini meliputi: 1. Identify
Kegiatan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi sehingga dibutuhkan proses penerapan sistem.
2. Understand Kegiatan untuk memahami mekanisme kerja sistem yang
akan dibangun. 3. Analyze
Menganalisis sejumlah elemen atau komponen dan kebutuhan sistem yang akan dibangun.
4. Report Kegiatan merepresentasikan proses hasil analisis.
2.11.2.2 Design Tahapan selanjutnya adalah design. Jika tahap analisis
mendefinisikan apa yang harus dilakukan oleh sistem, maka pada tahap perancangan mendefinisikan ”Bagaimana cara
sistem itu dapat melakukannya?”. 2.11.2.3
Simulation Prototyping Tahap berikutnya adalah pembuatan prototype dari sistem
yang akan dibangun, sebagai simulasi dan implementasi.
48 Sehingga penulis dapat mengetahui gambaran umum dari
proses komunikasi, saling keterkaitan dan mekanisme kerja dari interkoneksi keseluruhan elemen sistem yang akan
dibangun. 2.11.2.4 Implementation
Pada fase ini, spesifikasi rancangan solusi yang dihasilkan pada fase perancangan, digunakan sebagai panduan instruksi
implementasi. Aktifitas pada fase implementasi meliputi implementasi konsep sistem yang akan digunakan.
2.11.2.5 Monitoring Pada NDLC, proses pengujian digolongkan pada fase ini.
Hal ini mengingat bahwa proses pengujian dilakukan melalui aktifitas pengoperasian dan pengamatan sistem yang sudah
dibangun dan dikembangkan serta sudah diimplementasikan untuk memastikan penerapan sistem sudah berjalan dengan
semestinya. 2.11.2.6 Management
Pada NDLC, aktifitas perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan dikategorikan pada fase ini, karena proses
pengelolaan sejalan dengan aktifitas pemeliharaan sistem yaitu meliputi pengelolaan sistem untuk digunakan secara
luas sebagai solusi yang lebih ekonomis untuk berbagai
49 keperluan sehingga akan menjamin kemudahan, fleksibilitas
dan pengelolaan serta pengembangan sistem.
2.12 Studi Sejenis Dalam skripsi yang disusun oleh Adam Sulaiman Mahasiswa
Teknik Informatika UIN Jakarta dengan judul “Analisa dan Perancangan
Private Network Antar Cabang di Kantor BPPT “
tahun 2009. Dalam penelitian itu penyusun membangun koneksi jaringan vpn yang berbasiskan site to site atau jaringan vpn yang
menghubungkan antara kantor BPPT pusat dengan kantor BPPT cabang, menggunakan aplikasi OpenVPN yang memakai mekanisme
SSLTLS untuk autentikasi dan enkripsi. Studi diatas menjelaskan bahwa perancangan vpn yang berbasis
site to site dengan open menggunakan prosedur sertifikat untuk pengaksesan vpn tersebut.
Dalam skripsi yang ditulis oleh Hendra Rakh Mahasiswa ITB
tahun 2008 dengan judul “MPLS VPN Inherent“ Dijelaskan bahwa
menghubungkan jaringan antar universitas di Indonesia yang banyak digunakan untuk melayani trafik multimedia antar universitas baik
trafik video conference maupun trafik data antar untiversitas.. Dijelaskan bahwa teknologi inherent ini menggunakan teknologi MPLS
VPN. Teknologi MPLS VPN ini kompatibel dengan jaringan TCPIP tradisional yang berjalan di jaringan inherent.
50 Studi ini menjelaskan bahwa pemanfaatan fitur Traffic 2
Engineering yang ada di MPLS yang menggunakan Reservation Protocol with Traffic Engineering RSVP-TE dapat dimanfaatkan
secara maksimal untuk mengatur bandwidth yang tersedia di setiap link. Selain itu teknologi MPLS juga sangat mendukung penerapan VPN
yang sangat berguna bagi jaringan seperti INHERENT untuk memberikan pemecahan masalah jaminan privasi dan keamanan di
dalam jaringan, sehingga MPLS VPN sangat mirip dengan pemodelan peer-to-peer VPN biasa hal ini juga berlaku untuk proses pertukaran
informasi routing antara CE Costumer Edge dan PE Provider Edge, dari sudut pandang CE hanya dilakukan update dari ipv4 dari dan ke
router PE peer-nya sehingga tidak perlukan konfigurasi khusus di sisi pelanggan untuk menjadi client.
51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN