Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

(1)

ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD)

TAHUN 2009

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Lintang Wulansari

NIM: 105103003420

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

DOKTER UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN

CEPAT SAJI (FAST FOOD)

TAHUN 2009

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Lintang Wulansari

NIM: 105103003420

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009M


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 November 2009

Lintang Wulansari


(4)

TAHUN 2009

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh:

Lintang Wulansari NIM: 105103003420

Pembimbing

dr. Francisca A. Tjakradidjaja MS, SpGK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1430 H/2009M


(5)

Laporan Penelitian berjudul PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009 yang diajukan oleh Lintang Wulansari (NIM: 105103003420), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 13 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 13 November 2009

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang Pembimbing Penguji

dr.Erfira,SpM dr.Francisca A.T.MS,SpGK dr.Witri Ardini,SpGK

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof.Dr(hc).dr.M.K.Tadjudin,SpAnd Dr.dr.Syarief Hasan Lutfie,SpRM


(6)

Alhamdulillahirabbil’alamin, tiada tempat untuk mengucapkan rasa syukur selain kepada-MU yaa Rabb, Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang berjudul ”Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Cepat Saji (Fast food) Tahun 2009”. Shalawat serta salam peneliti haturkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti telah mencurahkan pikiran dan kemampuan yang dimiliki. Namun tetap ada hambatan dan kendala yang harus dilewati baik dalam hal pengambilan dan pengolahan data maupun penyusunan laporan ini.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang berhubungan dengan penelitian ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut, diantaranya adalah:

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd dan Drs. H. Achmad Gholib, MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN SH Jakarta.

2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM, selaku Kaprodi PSPD FKIK UIN SH Jakarta.

3. Dr. Francisca A. Tjakradidjaja MS, SpGK, selaku dosen pembimbing penelitian.

4. Bapak dan Ibu dosen serta segenap Civitas Akademika UIN SH Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu.


(7)

literatur.

6. Kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Ir. H. Agus Susewo, MM dan Ibunda Sri Mulyati.

7. Kakak-kakak dan adik peneliti, Jagad Prayogo, ST, Wahyu Sulistiowati, SE beserta suami, dan Diah Setioningrum.

8. Teman-teman seangkatan dan adik-adik kelas di PSPD FKIK UIN SH Jakarta, terutama Arifa Arindina, Nurul Huda, Retno Tri Harsanti, Rizkiani Juleshodia W, Siti Syarifah, Alfuu Nur, Ika Triayunika dan Fajar Afifatur Rahmah.

9. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian penelitian ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya penelitian ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan serta dapat memperkaya dan mengembangkan khasanah ilmu kedokteran. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Jakarta, 13 November 2009

Peneliti


(8)

Lintang Wulansari. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa PSPD UIN SH Jakarta tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food) Tahun 2009.

Fast Food adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung kalori tinggi, tetapi sangat rendah serat. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk kolesterol), gula dan garam.Konsumsi fast food ditambah kehidupan yang disertai stress dan berkurangnya aktivitas fisik, mulai menunjukkan dampaknya dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas). Dalam jangka panjang, obesitas ini memicu timbulnya berbagai penyakit, seperti diabetes dan jantung koroner. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu fast food. Semakin tingginya tingkat konsumsi fast food meningkatkan ancaman bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food).

Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu semua mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengetahuan, sikap dan perilaku didapatkan berdasarkan pertanyaan kuesioner.

Hasil penelitian ini adalah sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang fast food sebanyak 201 responden (90.5%), tingkat sikap baik sebanyak 214 responden (96.4%), dan perilaku yang kurang sebanyak 127 responden (57.2%).

Kata kunci: makanan cepat saji, mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengetahuan, sikap dan perilaku.


(9)

Lintang Wulansari. Medical Science Study Program. Knowledge, Attitudes and Behavior of Students from Medical Science Study Program, Faculty of Medicine and Health Science, Islamic State University of Syarif Hidayatullah Jakarta on Fast Food Year 2009.

Fast food is consumed instantly. Fast food has a characteristic of imbalanced nutrient content. Most contain high calories, but very low in fiber. It is also high in fat (including cholesterol), sugar and salt contents. The consumption of fast food with the addition of stress of life and reduction in physical activity, began to show its effects by increasing the occurence of overnutrition or obesity. In the long term, obesity leads to various diseases, such as diabetes and coronary heart disease. According to research conducted by the Health Education Authority, the age of 15-34 years are the most consumers who choose fast food menus. Increasing levels of consumption of fast food increase the threat of health hazards that may be incurred.

The purpose of this study was to determine the levels of knowledge, attitudes and behavior of students from Medical Science Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta to fast food.

This descriptive research was conducted using cross-sectional design. The sample used was total sampling, ie all students from Medical Science Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Knowledge, attitude and behavior questions were obtained by questionnaire.

Most respondents have a good level of knowledge about the fast food which are as much as 201 respondents (90.5%); those with good manners are as much as 214 respondents (96.4%), and wits bad behavior are as much as 127 respondents (57.2%).

Keywords: Fast food, students from Medical Science Study Program UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, knowledge, attitudes and behavior.


(10)

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN... ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan... 2

1.3.1 Tujuan Umum... 2

1.3.2 Tujuan Khusus... 2

1.4 Manfaat... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori... 4

2.2 Kerangka Konsep... 17

2.3 Definisi Operasional... 17

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 19


(11)

3.5 Manajemen Data... 21

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 31

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN... 42

DAFTAR PUSTAKA... 43

LAMPIRAN... 45


(12)

1. Tabel 2.1 Klasifikasi BB berdasarkan IMT untuk orang Asia Dewasa

9

2. Tabel 2.3 Definisi Operasional 17

3. Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa PSPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan

19

4. Tabel 3.2 Penilaian Pertanyaan Sikap 26

5. Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian 30 6. Tabel 4.1.1 Sebaran Responden Berdasarkan Usia, Angkatan,

Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT)

31

7. Tabel 4.1.2 Sebaran Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food)

32

8. Tabel 4.1.3 Sebaran Responden Berdasarkan Sumber

Informasi tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food)

33

9. Tabel 4.1.4 Persentase Masukan Kalori Fast Food Yang Dimakan Berdasarkan FFQ Terhadap Kebutuhan Kalori Harian

33

10. Tabel 4.1.5 Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan,Tingkat Sikap dan Tingkat Perilaku

34

11. Tabel 4.1.6.1 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Pengetahuan tentang Fast Food

35

12. Tabel 4.1.6.2 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Pengetahuan tentang Fast Food

35 13. Tabel 4.1.6.3 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin,

dan IMT Dengan Sikap tentang Fast Food

36 14. Tabel 4.1.6.4 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan

Sikap tentang Fast Food

36

15. Tabel 4.1.6.5 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Perilaku tentang Fast Food

37

16. Tabel 4.1.6.6 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Perilaku tentang Fast Food

37

17. Tabel 4.1.6.7 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Sikap 38


(13)

Responden tentang Fast Food

19. Tabel 4.1.6.9 Gambaran Antara Sikap Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food

38


(14)

1. Gambar 2.1 Kerangka Konsep 17


(15)

xiv

1. Lampiran 1 Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan 45

2. Lampiran 2 Kuesioner 46


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan di bidang ekonomi terutama di perkotaan menyebabkan perubahan pada gaya hidup, antara lain perubahan pola makan ke fast food. Fast food adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food

memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung kalori tinggi, tetapi sangat rendah serat. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk kolesterol), gula dan garam.Konsumsi fast food ditambah kehidupan yang disertai stress dan berkurangnya aktivitas fisik, mulai menunjukkan dampaknya dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas). Dalam jangka panjang, obesitas ini memicu timbulnya berbagai penyakit, seperti diabetes dan jantung koroner (Hermina, 1997).

Obesitas saat ini sudah menjadi masalah global. Kecenderungannya meningkat tidak hanya di negara-negara maju tapi di negara-negara berkembang. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), angka kejadian obesitas di negara maju seperti Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Eropa sangat tinggi. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Di wilayah Asia Pasifik, gejala ini juga mulai berkembang, terutama di wilayah perkotaan. Beberapa kasus obesitas ditemukan sejak usia anak-anak. Di Malaysia, Cina dan Jepang, sekitar 5-17% kasus obesitas terjadi pada golongan usia yang relatif muda yaitu 6-14 tahun. Di Indonesia, kecenderungan obesitas pada balita terjadi baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pada anak laki-laki sebesar 4,6% dan pada anak perempuan sebesar 5,9% (Siswono, 2002).

Selain berkalori tinggi, makanan cepat saji (fast food) ternyata juga memiliki kadar garam yang tinggi. Dalam survei yang dilakukan oleh CASH (Consensus Action on Salt and Health), Inggris, asupan garam pada fast food dua kali lebih tinggi dari batas konsumsi harian garam pada orang dewasa, dan empat kali lebih tinggi pada batas konsumsi untuk anak-anak. Hasil survei ini menunjukkan makanan tersebut tidak sehat karena mengandung garam sangat


(17)

tinggi. Konsumsi garam berlebih akan menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke dan risiko serangan jantung (http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0710/19/142219.htm).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu fast food. Walaupun di Indonesia belum ada data pasti, keadaan tersebut dapat dipakai sebagai rentang usia golongan pelajar dan pekerja muda (Siswono, 2002).

Semakin tingginya tingkat konsumsi fast food dan ancaman bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkannya, membuat peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang fast food tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food) ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

1. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food) sehingga dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang manfaat makanan yang bergizi dan seimbang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya karakteristik mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meliputi usia, angkatan, jenis kelamin, dan Indeks Masa Tubuh (IMT).


(18)

2. Diketahuinya kebiasaan mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food).

3. Diketahuinya sumber informasi mengenai makanan cepat saji (fast food) pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Diketahuinya tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food).

1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Peneliti

1. Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan sebagai sarjana kedokteran.

2. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

3. Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan peneliti.

1.4.2 Bagi Subyek

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku tentang makanan cepat saji (fast food).

1.4.3Bagi Masyarakat

1. Memberikan informasi mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku tentang makanan cepat saji(fast food).

1.4.4 Bagi Institusi

1. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara mahasiswa dan staf pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

2. Menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai makanan cepat saji(fast food).


(19)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Nutrisi (Gizi)

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supriasa, 2001).

Makanan merupakan substansi yang kompleks. Sebuah makanan yang optimal mengandung, di samping air yang cukup, juga kalori yang adekuat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Nutrisi penting tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kelompok utama menurut senyawanya. Kelompok pertama disebut sebagai makronutrien, yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk energi dan perawatan tubuh, yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Kelompok kedua adalah mikronutrien, dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk membantu proses metabolisme tubuh agar dapat berlangsung dengan baik yaitu vitamin, mineral, enzim, asam lemak esensial, asam amino dan senyawa penting lainnya (Ganong, 2002).

2.1.2 Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Karbohidrat digunakan dalam bentuk gula bersama oksigen menghasilkan energi dalam ukuran satuan kalori. Dari bentuk senyawanya, karbohidrat dibedakan menjadi karbohidrat sederhana yang langsung digunakan sebagai sumber energi, dan karbohidrat kompleks, yang dipecah menjadi gula melalui proses pencernaan, serta serat yang tidak dicerna dan diserap tubuh (Nix, 2005).

Selain sebagai sumber energi, karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, sedangkan fungsi penting karbohidrat (kelompok polisakarida) adalah sebagai pelindung lemak dari oksidasi tak sempurna menjadi senyawa keton yang beracun bagi tubuh. Senyawa racun tersebut dikeluarkan melalui urin dengan


(20)

mengikat ion natrium, sehingga pH cairan tubuh akan turun dengan akibat terjadinya ketosis dan asidosis yang berbahaya bagi kesehatan. Karbohidrat (kelompok serat) juga membantu membersihkan sampah hasil pencernaan yang dikeluarkan sebagai feses (Nix, 2005).

Satu gram karbohidrat dihasilkan sebesar 4 kkal. Anjuran dari WHO (1990) untuk mengkonsumsi karbohidrat adalah sekitar 55-75% dari total kebutuhan energi. Dengan lebih banyak asupan karbohidrat, kita dapat menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi. Sebaliknya, protein itu akan digunakan sebagai unsur pembangun jaringan (Olivia, 2004).

Metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam tubuh akan berlangsung melalui proses glikolisis, respirasi selular, siklus asam sitrat, dan rantai transpor elektron (Marks, 2000).

Secara keseluruhan proses metabolisme glukosa akan menghasilkan produk samping berupa CO2 dan H2O. Karbon dioksida dihasilkan dari siklus asam sitrat sedangkan H2O dihasilkan dari proses rantai transport elektron. Melalui proses metabolisme, energi kemudian akan dihasilkan dalam bentuk ATP dan kalor panas. Terbentuknya ATP dan kalor panas ini merupakan inti dari proses metabolisme energi. Melalui proses glikolisis, siklus asam sitrat dan proses rantai transpor elektron, sel-sel yang tedapat di dalam tubuh akan mampu untuk mengunakan dan menyimpan energi yang dikandung dalam bahan makanan sebagai energi ATP. Secara umum proses metabolisme secara aerobik akan mampu untuk menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan dengan proses secara anaerobik. Dalam proses metabolisme secara aerobik, ATP akan terbentuk sebanyak 36 buah sedangkan proses anaerobik hanya akan menghasilkan 2 buah ATP. Ikatan yang terdapat dalam molekul ATP ini akan mampu untuk menghasilkan energi sebesar 7.3 kilokalor per molnya(Marks, 2000).

2.1.3 Protein

Seperlima dari jaringan tubuh (otot, tulang, kulit dan jaringan yang lain) adalah protein. Protein adalah unit pembangun yang dikenal dengan asam amino. Asam amino adalah rantai sekuense untuk membentuk protein yang spesifik. Setiap asam amino berikatan dengan sebuah peptida (Nix, 2005).


(21)

Fungsi protein adalah sebagai bahan pembentuk enzim, hormon, hemoglobin, sel antibodi, jaringan sistem saraf (neurotransmiter), jaringan pembangun dan sel tubuh, memperbaiki dan menjaganya dari kerusakan. Protein juga menjaga keseimbangan cairan tubuh, dan sebagai penyangga (buffer) pH tubuh (Nix, 2005).

Bila keadaan darurat terjadi (tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak), protein juga digunakan sebagai bahan energi dengan resiko terganggunya perawatan jaringan tubuh. Sebagai sumber energi, setiap gram protein menghasilkan 4 kkal (Olivia, 2004).

Karena masing-masing dari ke dua puluh asam amino memiliki struktur tersendiri, maka jalur metabolismenya pun berbeda-beda. Sebelas di antara 20 asam amino tersebut dapat dibentuk di dalam tubuh (aa non esensial), sedangkan sembilan asam amino harus tersedia dalam makanan (aa esensial). Ketika asam amino mengalami penguraian, karbonnya diubah menjadi: CO2, senyawa yang menghasilkan glukosa di hati, dan badan keton atau prekursornya. Ketika karbon asam amino diubah menjadi glukosa, nitrogen asam amino diubah menjadi urea melalui siklus urea (Marks, 2000).

2.1.4 Lemak

Di dalam makanan, lemak memberikan rasa kenyang lebih lama, rasa lezat, bentuk persediaan makanan yang ada didalam tubuh. Sebagai sumber energi, setiap gram lemak memberikan energi sebesar 9 kkal. Seperti halnya karbohidrat, lemak menghemat protein daripada digunakan sebagai energi. Anjuran dari WHO untuk konsumsi lemak adalah sekitar 15-30% dari kebutuhan energi total dengan dua pertiganya adalah lemak jenuh dan sisanya lemak tak jenuh(Olivia, 2004).

Fungsi lemak yang terpenting adalah sebagai bahan pembentuk jaringan dan senyawa lain dalam proses metabolisme tubuh. Lemak juga dapat berfungsi sebagai pelindung organ penting (jantung, hati dan ginjal) dari goncangan, benturan dan bahaya lainnya, juga memelihara suhu tubuh dengan menjaga kehilangan panas tubuh. Selain itu, lemak juga sebagai alat pengangkut nutisi


(22)

larut lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan pelumas untuk membantu pengeluaran sampah makanan hasil pencernaan(Olivia, 2004).

Asam lemak dibentuk apabila terjadi kelebihan kalori dalam makanan. Sumber karbon utama untuk pembentukan asam lemak adalah karbohidrat makanan. Kelebihan kalori dari protein makanan juga dapat mendorong pembentukan asam lemak (Olivia, 2004).

Lemak dari makanan dipecah dalam proses pencernaan menjadi asam lemak, yang dari sifatnya dibedakan menjadi asam lemakjenuh dan asam lemak tak jenuh (Nix, 2005).

Asam lemak yang disimpan sebagai triasilgliserol, berfungsi sebagai bahan bakar dan merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Triasilgliserol, lemak utama dalam makanan terutama dicerna didalam lumen usus. Produk-produk pencernaan tersebut diubah kembali menjadi triasilgliserol didalam sel epitel usus, yang dikemudian dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai kilomikron, dan disekresikan kedalam limfe. Akhirnya, kilomikron masuk kedalam darah dan berfungsi sebagai salah satu lipoprotein dalam darah (Nix, 2005).

2.1.5 Sistem Energi Manusia

Tubuh manusia memerlukan energi yang tetap untuk menunjang aktivitas hidup dan kesehatan (Olivia, 2004).

Pada umumnya kata yang digunakan untuk mengukur energi adalah kalori. Kalori berarti jumlah energi yang dimakan atau dikeluarkan pada aktivitas fisik. Nutrisi pada manusia sering dalam istilah kilokalori (1000 kalori). Satu kilokalori adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1 kg air pada 10C. Satuan internasional untuk energi adalah joule (J). Satu kilokalori sama dengan 4.184 kJ (Olivia, 2004).

Untuk menghitung kebutuhan kalori dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Kebutuhan kalori untuk laki-laki = Berat badan ideal x 25 kal Kebutuhan kalori untuk perempuan = Berat badan ideal x 30 kal


(23)

Sedangkan berat badan ideal dihitung dengan rums Broca, yaitu : (tinggi badan – 100) – 10%.

Dengan perhitungan seperti cara di atas, maka baik kelebihan maupun kekurangan berat badan dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalorinya untuk berat badan yang ideal (Olivia, 2004).

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan (www. artikel-kesehatan-online.com).

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan (www. artikel-kesehatan-online.com).

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Berat Badan (Kg)

IMT = _________________________________ Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Sebagai acuan dipakai klasifikasi IMT untuk orang dewasa menurut WHO-Regional Office for the Western Pasific 2000 (WHO-WPRO 2000).


(24)

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan berdasarkan IMT untuk orang Asia Dewasa menurut WHO-Regional Office for the Western Pasific 2000 (WHO-WPRO 2000)

Kategori IMT BB kurang

BB normal BB lebih Obesitas 1 Obesitas 2

< 18,5 18,5 – 22,9 23,0 – 24,9 25,0 – 29,9

> 30,0

2.1.6 Kebiasaan Makan

Kebiasan makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih pangan apa yang dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, dan social budaya (Suhardjo, 1989). Perubahan kebiasaan makan dapat disebabkan oleh factor pendidikan gizi dan kesehatan serta aktivitas pemasaran atau distribusi pangan. Kebiasaan makan remaja dipengaruhi oleh banyak faktor. Pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas remaja sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan remaja tersebut. Remaja mulai dapat memilih dan mempersiapkan makanan untuk mereka sendiri, dan biasanya remaja lebih suka makanan serba instan yang berasal dari luar rumah seperti fast food (Worthington, 2000).

2.1.7 Fast food

Fast food adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food memiliki ciri kandungan gizi tidak seimbang. Kebanyakan mengandung kalori tinggi, tetapi sangat rendah serat. Juga, tinggi kandungan lemak (termasuk kolesterol), gula dan garam (Hermina, 1997).


(25)

Fast food merupakan makanan yang disiapkan dalam waktu singkat (kurang dari 1 menit setelah pemesanan). Menu yang ditawarkan dalam restoran

fast food umumnya terbatas, dan sebagian besar sistem pelayanannya berupa self-service by costumer. Selain itu, fast food didefinisikan sebagai makanan yang dapat dikonsumsi secara cepat (Yuliati, 1998).

Secara umum, fast food dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fast food yang berasal dari luar negeri yang lebih dikenal dengan sebutan fast food

modern seperti McDonald’s, KFC, Texas fried chicken, pizza hut, A&W, serta fast food tradisional (lokal) seperti rumah makan padang, warung tegal, bakul sunda dan lainnya yang biasa menyediakan makanan seperti pecel lele, ayam bakar, baso, somay dan lainnya (Karnaeni, 2005).

Fast food biasanya mengandung zat gizi yang terbatas atau rendah, diantaranya adalah kalsium, riboflavin, vitamin A, magnesium, vitamin C, folat dan serat. Selain itu, kandungan lemak dan natrium cukup tinggi dalam berbagai

fast food (Worthington, 2000). Sebagai contoh, komposisi nutrisi pada hamburger McDonald’s mengandung 250 kalori, lemak total 9 g, kolesterol 25 mg, garam 520 mg, karbohidrat 31 g, serat 2 g, gula 6 g, protein 12 g, vitamin A 0 mg, vitamin C 2 mg, kalsium 10 mg, zat besi 15 mg. Kebutuhan kolesterol harian sebesar 9 mg sedangkan kolesterol yang terkandung dalam hamburger 25 mg, kebutuhan garam harian sebesar 22 mg sedangkan garam dalam hamburger 520 mg, kebutuhan serat harian sebesar 6 g sedangkan serat dalam hamburger 2 g. Dari data tersebut dapat dilihat, hamburger memiliki kandungan kolesterol dan garam yang tinggi, sedangkan kandungan seratnya rendah (http://nutrition.mcdonalds.com).

Fast food yang berasal dari pangan hewani ternak sebagai menu utama merupakan pangan sumber lemak dan kolesterol. Fried chicken yang umumnya digoreng dengan kulitnya mengandung kolesterol cukup tinggi (Khomsan, 2004). Sepotong ayam goreng bagian paha bawah (drumstick) KFC mengandung 130 kalori, lemak total 21 g, karbohidrat 1 g dan serat 0 g (http://mobile.kfc.com). Lemak dan kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh kita, namun bila dikonsumsi berlebihan akan mendatangkan gangguan kesehatan seperti terjadinya


(26)

penyumbatan pembuluh darah. Konsumsi lemak sebaiknya dibatasi maksimum 25% dari kebutuhan kalori total atau sekitar 500-550 kal dan 300 mg/orang/hari untuk kolesterol (Khomsan, 2004).

Ketidakseimbangan gizi dalam tubuh dapat terjadi jika fast food dijadikan sebagai pola makan setiap hari. Kelebihan kalori, lemak dan natrium akan terakumulasi di dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, jantung koroner, aterosklerosis dan DM serta obesitas. Namun konsumsi pangan tersebut tidak akan merugikan jika disertai dengan menu seimbang, frekuensi yang rendah dan disertai dengan aktivitas fisik/ olahraga yang teratur dan disesuaikan dengan usia (Mahdiyah, Zulaikah dan Asih, 2004).

Serat yang rendah dapat menimbulkan masalah pencernaan. Serat dibutuhkan tubuh untuk membantu fungsi pencernaan dengan mengurangi kemungkinanan sulit buang air besar, selain peran lainnya dalam menurunkan kadar kolesterol dan gula darah (Siswono, 2002).

Akibat tingginya kandungan kalori dalam fast food (terutama dalam bentuk karbohidrat, lemak dan protein), menyebabkan bila dikonsumsi secara sering dan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan masalah obesitas atau kegemukan. Dalam jangka panjang, obesitas ini memicu timbulnya berbagai penyakit, seperti diabetes dan jantung koroner. Selain itu, kadar garam yang tinggi (kadar natrium yang tinggi) dalam fast food akan memicu terjadinya hipertensi. Berdasarkan rekomendasi pemerintah Inggris, kadar maksimal garam yang boleh dikonsumsi setiap harinya adalah 6 gram untuk dewasa, 5 gram untuk anak berusia 7-10 tahun, serta 3 gram untuk anak berusia 4-6 tahun (Siswono, 2002).

Fast food tidak harus dihindari, tapi dibatasi. Tidak dikonsumsi setiap hari, tetapi sebaiknya cukup sekali atau 2 kali sebulan. Pada prinsipnya, segala sesuatu bila dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan, termasuk fast food, akan aman bagi kesehatan tubuh. Kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga


(27)

secara teratur akan memberikan hasil lebih optimal pada kesehatan tubuh (Siswono, 2002).

2.1.8 Survey konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan dilakukan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Supriasa, 2001).

Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) merupakan kuesioner yang menggambarkan frekuensi responden dalam mengkonsumsi beberapa jenis makanan dan minuman. Frekuensi konsumsi makanan dilihat dalam satu bulan. Kelebihan FFQ yaitu dapat diisi sendiri oleh responden, relatif murah, data usual intake lebih representatif dibandingkan diet record beberapa hari. Keterbatasan FFQ yaitu kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih oleh responden, dan tergantung pada kemampuan responden untuk mendeskripsikan dietnya (Supriasa, 2001).

2.1.9 Pengetahuan, Sikap dan Perilaku 2.1.9.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah pengenalan, kesadaran dan pemahaman. Dapat juga berarti segala sesuatu yang telah diamati dan dimengerti oleh pikiran; ilmu pengetahuan; pengertian (Wawolumaya, 2001). Pengetahuan juga merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga(Notoatmodjo, 2007).

Asal usul pengetahuan menurut Luthan adalah pengalaman, informasi yang ada dan generalisasi. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: orang akan percaya sesuatu berdasarkan pada apa yang telah mereka alami, informasi yang ada juga akan mempengaruhi (menambah) pengetahuannya (Wawolumaya, 2001).

Pengetahuan memiliki beberapa tingkatan, sebagai berikut(Notoatmodjo, 2007) :


(28)

1. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden(Notoatmodjo, 2007).

2.1.9.2 Sikap

Sikap adalah tanggapan atau reaksi responden berdasarkan pendirian, pendapatan dan keyakinan individu tersebut (Wawolumaya, 2001). Sikap juga merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).

Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan


(29)

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi itu masih merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, antara lain(Notoatmodjo, 2007):

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2003).

Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, sebagai berikut (Notoatmodjo, 2007):

1. Menerima

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka kemungkinan besar bersikap baik dan bahkan perilaku yang baik pula (Notoatmodjo, 2007).


(30)

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Dapat melalui wawancara atau angket(Notoatmodjo, 2007).

2.1.9.3 Perilaku

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan, tidak hanya badan atau ucapan. Sedangkan batasan-batasan perilaku menurut Chaplin adalah respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang dilakukan suatu organisme, secara khusus merupakan bagian dari kesatuan pola reaksi suatu perbuatan atau aktivitas, suatu gerak atau kompleks gerak-gerik (Wawolumaya, 2001).

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat dialami dan bahkan dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia (Notoatmodjo, 2003).

Cattle merumuskan bahwa perilaku sebagai respon merupakan fungsi dari situasi dan kepribadian. Berperan sebagai stimulus adalah yang merupakan faktor eksternal yang dalam hal ini dapat berupa faktor-faktor sosial budaya, ekonomi, dan sebagainya. Sedangkan faktor internal adalah kepribadian yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Kepribadian dapat berupa nilai-nilai maupun sikap (Wawolumaya, 2001).


(31)

Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor yakni: faktor-faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap, dan sebagainya, faktor-faktor yang mendukung seperti ketersediaan sumber/fasilitas dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong seperti sikap dan perilaku petugas (Notoatmodjo, 2003).

Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Praktik atau tindakan memiliki beberapa tindakan, sebagai berikut(Notoatmodjo, 2007):

1. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan ssuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua

3. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

4. Adaptasi

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.


(32)

1.2Kerangka Konsep

PengetahuanÆSikapÆPerilaku

Enviroment Host:

-Usia - Angkatan - Jenis Kelamin - IMT

Agen:

Jenis Makanan

Sumber Informasi Keterangan:

Variabel independen

Variabel Dependen

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

2.3 Definisi Operasional

Tabel 2.3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur

Skala Ukur

Hasil Ukur

1. Usia Lamanya

hidup

Usia yang sesuai dengan tanggal lahir pada kartu tanda penduduk. Bilangan bulan tahun yang lebih dibulatkan berdasarkan ulang tahun terakhir.

Kuesioner Interval 1. <19 thn 2. 18-22 thn 3. >22 thn


(33)

(Lanjutan) 2. Berat

Badan (BB) Besarnya bobot badan seseorang Pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak Timbang-an injak

Numerik Hasil berdasarkan pengukuran dalam satuan kg

3. Tinggi Badan (TB) Seberapa tingginya seseorang Pengukuran tinggi badan posisi berdiri Pengukur tinggi badan

Numerik Hasil berdasarkan pengukuran dalam satuan m

4. Indeks Massa Tubuh (IMT) Perban-dingan antara berat badan dan tinggi badan seseorang Memasukkan data BB dan TB ke rumus IMT

Rumus IMT = BB (kg) TB2 (m2)

Ordinal 1. Underweight

(kurus) 2. Normal 3. Overweight (gemuk) 4. Obesitas 1 5. Obesitas 2 5. Pengetahu

-an Tentang Fast food Seberapa tinggi tingkat pengetahu -an tentang fast food

Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

6. Sikap Terhadap Fast food Kecender ungan untuk memakan fast food

Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

7. Perilaku Terhadap

Fast food

Kebiasaan memakan

fast food

Wawancara Kuesioner Ordinal 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

8. Sumber

Informasi Segala media sumber pengetahu an

Wawancara Kuesioner 1. Elektronik

2. Media cetak 3. Orang lain 4. Institusi

pendidikan 5. Tidak pernah


(34)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross-sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Oktober 2009.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.2 Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling, yaitu semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Angkatan

Angkatan Jumlah 2005

2006 2007 2008 2009

55 53 64 68 55


(35)

3.4 Cara Kerja Penelitian 3.4.1 Kriteria Penelitian a. Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Kriteria Eksklusi

1. Tidak mendapat persetujuan dari peserta sebagai subyek penelitian. 2. Mahasiswa yang tidak hadir pada saat pengambilan data dilakukan.

c. Kriteria Drop Out

1. Pengisian kuesioner tidak lengkap.

3.4.2 Metode Pengumpulan data 1. Wawancara

Pada kegiatan wawancara terdapat beberapa formulir meliputi: • Surat persetujuan kesediaan ikut penelitian.

• Kuesioner yang berisi pengetahuan, sikap dan perilaku tentang makanan cepat saji (fast food).

• Formulir yang berisi pertanyaan tentang frekuensi, jumlah dan jenis makanan tertentu yang dikonsumsi selama 1 bulan terakhir (FFQ semi kuantitatif) sebelum penelitian.

2. Pemeriksaan antropometri a. Pengukuran BB

Pengukuran BB menggunakan alat timbangan merek metro dengan ketelitian 0,1 kg. Sebelum dilakukan pengukuran, alat timbang ditera terlebih dahulu. Pengukuran diambil sekali, pada subjek yang akan diukur tidak dilakukan koreksi terhadap berat pakaian dan tidak menggunakan alas kaki. Posisi saat


(36)

pengukuran adalah berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan dan dalam keadaan tenang.

b. Pengukuran TB

Pengukuran TB dilakukan dengan menggunakan alat microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Alat tersebut digantungkan pada dinding setinggi 2 meter dari lantai dengan satuan sentimeter tepat pada posisi nol. Pada waktu pengukuran subjek dalam keadaan berdiri tegak lurus pada lantai datar, tegak memandang ke depan kedua lengan berada di samping dalam keadaan bebas, kaki sejajar dengan alat pengukur tanpa memakai alas kaki. Tumit, bokong, dan kepala bagian belakang subjek menempel pada dinding. Pada posisi tersebut, turunkan atau tarik fiksasi sampai puncak kepala bagian atas (verteks) subjek, dan baca skala yang ditunjukkan.

c. Pengukuran IMT

Indeks Massa Tubuh (IMT) didapatkan berdasarkan perhitungan dari : Berat Badan (Kg)

IMT = ________________________________ Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

3.5 Manajemen Data 3.5.1 Pengolahan Data

Data hasil penelitian akan diolah mengunakan SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 18,0.

Tahapan pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

- Editing Data

Pada tahap ini data yang telah terkumpul lalu diperiksa untuk mengetahui apakah data tersebut sudah cukup baik dan memenuhi persyaratan. Data yang sudah diperoleh harus memenuhi syarat antara lain : pengisian kuesioner harus


(37)

lengkap dalam arti semua pertanyaan dalam kuesioner harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan ketentuan cara menjawab yang telah ditetapkan.

- Koding

Setelah data diedit, selanjutnya adalah memberi kode terhadap jawaban agar proses pengolahan data lebih mudah.

- Membuat struktur data dan file data

- Memasukkan data ke komputer dan mengecek data

- Membersihkan data dan memeriksa data yang sudah dientry ke dalam komputer

Dengan mengacu pada kuesioner yang telah diisi, maka dilakukan pemilihan variabel yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Kemudian variabel-variabel tersebut diberi kode tertentu sesuai dengan analisa.

- Analisa Data

Setelah data diberi nilai (skor), maka data diolah dengan komputer menggunakan program statistik perangkat lunak (program SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 18,0).

3.5.2 Sistem Penilaian Kuesioner 1. Pengetahuan

1. Komposisi makanan yang sehat adalah:

a. Karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien. b. Karbohidrat dan lemak.

c. Protein dan mikronutrien. d. Karbohidrat dan serat. e. Tidak tahu.


(38)

(Skor: a=5, b=3, c=3, d=1, e=0)

2. Berikut ini adalah contoh menu makanan seimbang yang benar adalah: a. Nasi, ayam, sayur bayam, pisang dan susu.

b. Mie, baso, roti, ubi, dan sirup. c. Nasi, mie, tahu, tempe, dan jeruk. d. Mie, telur, kerupuk, dan teh manis. e. Tidak tahu.

(Skor: a=5, b=3, c=3, d=3, e=0) 3. Apakah manfaat gizi dalam makanan?

a. Untuk mempertahankan kehidupan.

b. Untuk pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ.

c. Untuk menghasilkan energi. d. Semua jawaban di atas benar. e. Semua jawaban di atas salah. (Skor: a=3, b=3, c=3, d=5, e=0) 4. Apa yang dimaksud dengan fast food?

a. Makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. b. Makanan yang dibeli di restoran.

c. Makanan yang dikonsumsi secara cepat. d. Makanan yang dicerna secara cepat. e. Tidak tahu.


(39)

(Skor: a=5, b=3, c=1, d=1, e=0)

5. Contoh menu makanan yang termasuk fast food adalah:

a. Baso, roti manis, nasi liwet. b. Siomay, nasi goreng, nasi uduk. c. Hamburger, hot dog, pizza.

d. Semua jawaban di atas benar. e. Semua jawaban di atas salah. (Skor: a=1, b=1, c=5, d=1, e=1) 6. Dimanakah kita dapat menemukan fast food?

a. Warung makan. b. Restoran padang. c. Restoran cepat saji. d. Pasar.

e. Tidak tahu.

(Skor: a=1, b=1, c=5, d=1, e=0)

7. Apakah kandungan nutrisi yang terdapat dalam fast food?

a. Fast food mengandung tinggi kalori, lemak (termasuk kolesterol), gula dan garam, tetapi sangat rendah serat. b. Fast food mengandung kalori yang rendah.

c. Fast food mengandung garam yang rendah.

d. Fast food mengandung serat yang tinggi.


(40)

(Skor: a=5, b=1, c=1, d=1, e=0) 8. Pernyataan dibawah ini yang paling benar adalah:

a. Fast food merupakan makanan tradisional Indonesia yang diturunkan oleh nenek moyang.

b. Fast food memiliki kandungan gizi yang sangat

seimbang.

c. Fast food sangat baik dikonsumsi setiap hari dan dalam jumlah yang banyak.

d. Fast food sangat baik dikonsumsi sejak usia dini.

e. Semua jawaban di atas salah. (Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)

9. Gizi lebih (obesitas) berkaitan dengan berbagai penyakit di bawah ini, kecuali:

a. Kencing manis (diabetes).

b. Tekanan darah tinggi (hipertensi). c. Penyakit jantung.

d. Semua jawaban di atas benar. e. Semua jawaban di atas salah. (Skor: a=3, b=3, c=3, d=0, e=5)

10. Penyakit di bawah ini yang dapat terpicu oleh tingginya kadar garam dalam fast food adalah:

a. Tekanan darah tinggi (hipertensi). b. Sakit lambung (maagh).


(41)

d. Semua jawaban di atas benar. e. Semua jawaban di atas salah. (Skor: a=5, b=1, c=1, d=1, e=1) Total nilai maksimum: 50

Pengetahuan baik : jumlah ≥ 80% nilai total maksimum (40-50) Pengetahuan cukup : jumlah ≥ 60-80% nilai total maksimum (≥ 30-39) Pengetahuan kurang : jumlah < 60% nilai total maksimum (< 29)

2. Sikap

Tabel 3.2 Penilaian Pertanyaan Sikap

No Pertanyaan S TS

1. Konsumsi makanan sehari-hari seharusnya mengandung gizi seimbang. 5 1 2. Kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu dikombinasikan

dengan kebiasaan hidup sehat lainnya, misalnya berolahraga secara teratur.

5 1

3. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari. 5 1

4. Serat yang rendah pada makanan yang dikonsumsi dapat menimbulkan masalah pencernaan.

5 1

5. Perubahan gaya hidup pada zaman modern ini seharusnya diikuti dengan perubahan pola makan ke makanan cepat saji (fast food).

1 5

6. Kebiasaan mengkonsumsi fast food merupakan hal yang baik. 1 5

7. Menurut Anda, mengkonsumsi fast food merupakan hal yang sangat penting.

1 5

8. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sering dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi lebih dan berbagai penyakit.

5 1

9. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sebaiknya dibatasi. 5 1

10. Segala sesuatu bila dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan, termasuk fast food, akan aman bagi kesehatan tubuh.


(42)

Total nilai maksimum: 50

Sikap baik : jumlah ≥ 80% nilai total maksimum (40-50) Sikap cukup : jumlah ≥ 60-80% nilai total maksimum (≥ 30-39) Sikap kurang : jumlah < 60% nilai total maksimum (< 29)

3. Perilaku

1. Apakah anda pernah memakan fast food?

a. Ya b. Tidak (Skor: a=1, b=5)

2. Bila Ya, Berapa sering anda memakan fast food?

a. Lebih dari sekali sehari b. Sekali sehari

c. 4-6 kali seminggu d. 1-3 kali seminggu

e. Sekali atau berapa kali setahun (Skor: a=1, b=2, c=3, d=4, e=5)

3. Restoran fast food mana yang sering anda kunjungi?

a. KFC

b. McDonald’s c. Burger King

d. Lain-lain (sebutkan)... e. Tidak pernah


(43)

(Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5) 4. Jenis fast food apa yang sering anda konsumsi?

a. Fried Chicken

b. Hamburger

c. French fried

d. dan lain-lain (sebutkan)...

e. Tidak pernah

(Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5)

5. Berapa banyak kira-kira jumlah fast food sekali makan?

a. Kurang dari satu porsi b. Satu porsi

c. Lebih dari satu porsi d. Tidak pernah

(Skor: a=4, b=3, c=1, d=5)

6. Apakah Anda pernah mencari informasi tentang makanan cepat saji (fast food)?

a. Ya b. Tidak (Skor: a=5, b=1)

7. Darimanakah Anda mendapat informasi tentang makanan cepat saji (fast food)?

a. Media elektronik b. Media cetak


(44)

c. Orang lain (teman atau keluarga) d. Institusi pendidikan

e. Tidak pernah mendapat informasi (Skor: a=5, b=5, c=4, d=5, e=0)

8. Apakah Anda menyadari tentang kandungan nutrisi dalam makanan cepat saji (fast food)?

a. Ya b. Tidak (Skor: a=5, b=1)

9. Apakah Anda lebih memilih makan makanan rumah daripada makanan cepat saji (fast food)?

a. Ya b. Tidak

(Skor: a=5, b=1)

10.Apakah alasan Anda memilih makanan cepat saji (fast food)?

a. Rasanya enak b. Lebih praktis c. Harga terjangkau

d. dan lain-lain (sebutkan)... e. Tidak pernah

(Skor: a=1, b=1, c=1, d=1, e=5) Total nilai maksimum: 50


(45)

Perilaku cukup : jumlah ≥ 60-80% nilai total maksimum (≥ 30-39) Perilaku kurang : jumlah < 60% nilai total maksimum (< 29)

3.5.3 Etika penelitian

Penelitian dimulai dengan usulan penelitian yang disetujui oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Para peserta penelitian diberi penjelasan mengenai tujuan dan cara penelitian yang akan dilakukan, dan dimintai persetujuannya secara tertulis (informed consent).

3.5.4 Biaya penelitian

Biaya yang dikeluarkan untuk penelitian ini sebesar Rp 200.000. Biaya ini digunakan untuk memfotokopi kuesioner.

3.5.5 Time Table

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Minggu Ke-1

Minggu Ke-2

Minggu Ke-3

Minggu Ke-4

Minggu Ke-5 1. Pembuatan

proposal

X - - - - 2. Diskusi

dengan pembimbing

X X - X -

3.Pengambilan data

- - X - - 4. Pengolahan

data

- - - X - 5. Pelaporan

hasil


(46)

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1 sampai 7 Oktober 2009, dengan waktu yang disesuaikan dengan jadwal selesai kuliah mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara oleh peneliti kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Metode pemilihan responden adalah dengan cara total sampling yaitu seluruh mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari angkatan 2005 sampai 2009. Responden penelitian yang hadir saat pengambilan data berjumlah 224 orang. Data kuesioner yang diisi secara tidak lengkap sebanyak 2 data. Data yang lengkap dan dianalisis adalah 222. Data tersebut memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

Kendala dalam penelitian ini adalah sulitnya menyesuaikan jadwal pengambilan data dengan kegiatan mahasiswa.

4.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik sosiodemografi diperlihatkan pada tabel 4.1.1. Responden sebagian besar berusia 19-22 tahun yaitu 156 responden (70.3%). Responden paling banyak berasal dari angkatan 2008 yaitu 59 responden (26.5%). Responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 149 responden (67.1%). Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagian besar normal yaitu 122 responden (55.0%).

Tabel 4.1.1 Sebaran Responden Berdasarkan Usia, Angkatan, Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT) (n=222)

Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%)

<19 63 28.4 19-22 156 70.3 Usia

>22 3 1.3 2005 25 11.3 2006 29 13.1 2007 56 25.2 2008 59 26.5 Angkatan

2009 53 23.9

Laki-laki 73 32.9

Jenis Kelamin

Perempuan 149 67.1

BB kurang 34 15.3

BB normal 122 55.0

BB lebih 38 17.1

Obesitas 1 22 9.9

Indeks Massa Tubuh (IMT)


(47)

Tabel 4.1.2 mendeskripsikan kebiasaan responden dalam mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food). Sebagian besar responden menyatakan pernah mengkonsumsi fast food yaitu 221 responden (99.5%). Responden sebagian besar mengkonsumsi fast food 1-3 kali seminggu yaitu 117 responden (52.7%). Sebagian besar responden mengkonsumsi fast food satu porsi dalam sekali makan yaitu 189 responden (85.1%).

Tabel 4.1.2 Sebaran Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) (n=222)

Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%)

Ya 221 99.5 Konsumsi fast food

Tidak 1 0.5

> sekali sehari 3 1.4

Sekali sehari 3 1.4

4-6 kali seminggu 10 4.5

1-3 kali seminggu 117 52.7

Frekuensi

Sekali atau berapa kali setahun atau

tidak pernah

89 40.1

> satu porsi 18 8.1

Satu porsi 189 85.1

< satu porsi 14 6.3

Jumlah porsi dalam sekali makan


(48)

Sebaran responden berdasarkan sumber informasi tentang makanan cepat saji (fast food) diperlihatkan pada tabel 4.1.3. Sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang fast food dari media elektronik yaitu 148 responden (66.7%).

Tabel 4.1.3 Sebaran Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang Makanan Cepat Saji (Fast Food) (n=222)

Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%)

Media elektronik 148 66.7

Media cetak 15 6.8

Orang lain 50 22.5

Institusi pendidikan 5 2.3

Sumber Informasi

Tidak pernah mendapat informasi

4 1.8

Tabel 4.1.4 menggambarkan persentase masukan kalori fast food yang dimakan terhadap kebutuhan kalori harian. Sebagian besar masukan kalori fast food yang dimakan terhadap kebutuhan kalori harian sebesar 11-30 %, yaitu sebanyak 133 responden (50.9%).

Tabel 4.1.4 Persentase Masukan Kalori Fast Food Yang Dimakan Berdasarkan FFQ Terhadap Kebutuhan Kalori Harian (n=222)

Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%)

<11 % 30 13.5

11-30 % 133 50.9

31-50 % 54 24.3

Persentase masukan kalori fast food


(49)

Tabel 4.1.5 menggambarkan sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang fast food, yaitu sebanyak 201 responden (90.5%). Sebagian besar responden memiliki sikap baik tentang fast food, yaitu sebanyak 214 responden (96.4%). Sebagian besar responden memiliki perilaku yang kurang tentang fast food yaitu 127 responden (57.2%).

Tabel 4.1.5 Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan,Tingkat Sikap dan Tingkat Perilaku (n=222)

Variabel Kategori Frekuensi (N) Presentase (%) Tingkat Pengetahuan

Tingkat Sikap Tingkat Perilaku

Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

201 19

2 214

8 0 1 94 127

90.5 8.6 0.9 96.4

3.6 0.0 0.5 42.3 57.2


(50)

4.1.6 Gambaran Antar Variabel

Tabel 4.1.6.1 memperlihatkan gambaran antara usia, angkatan, jenis kelamin, dan IMT dengan pengetahuan tentang fast food.

Tabel 4.1.6.1 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Pengetahuan tentang Fast Food

Pengetahuan

Kurang Cukup Baik Variabel Kategori

N % N % N %

Usia Angkatan Jenis kelamin IMT ≤18 19-22 >22 2005 2006 2007 2008 2009 Laki-laki Perempuan BB kurang BB normal BB lebih Obesitas 1 Obesitas 2 1 1 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 1.6 0.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3.8 2.7 0.0 0.0 1.6 0.0 0.0 0.0 10 9 0 0 0 3 6 10 8 11 3 12 1 2 1 15.9 5.8 0.0 0.0 0.0 5.4 10.2 18.9 11.0 7.4 8.8 9.8 2.6 9.1 16.7 52 146 3 25 29 53 53 41 63 138 31 108 37 20 5 82.5 93.6 100.0 100.0 100.0 94.6 89.8 77.4 86.3 92.6 91.2 88.5 97.4 90.9 83.3

Tabel 4.1.6.2 memperlihatkan gambaran antara sumber informasi dengan pengetahuan tentang fast food.

Tabel 4.1.6.2 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Pengetahuan tentang Fast Food

Pengetahuan

Kurang Cukup Baik Variabel Kategori

N % N % N %

Media elektronik

1 0.7 11 7.4 136 91.9

Media cetak 0 0.0 1 6.7 14 93.3

Orang lain 1 2.0 6 12.0 43 86.0

Institusi pendidikan

0 0.0 0 0.0 5 100.0

Sumber Informasi

Tidak pernah mendapat informasi


(51)

Tabel 4.1.6.3 memperlihatkan gambaran antara usia, angkatan, jenis kelamin, dan IMT dengan sikap tentang fast food.

Tabel 4.1.6.3 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Sikap tentang Fast Food

Sikap

Kurang Cukup Baik Variabel Kategori

N % N % N %

Usia Angkatan Jenis kelamin IMT ≤18 19-22 >22 2005 2006 2007 2008 2009 Laki-laki Perempuan BB kurang BB normal BB lebih Obesitas 1 Obesitas 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1 7 0 0 0 4 2 2 4 4 0 5 1 2 0 1.6 4.5 0.0 0.0 0.0 7.1 3.4 3.8 5.5 2.7 0.0 4.1 2.6 9.1 0.0 62 149 3 25 29 52 57 51 69 145 34 117 37 20 6 98.4 95.5 100.0 100.0 100.0 92.9 96.6 96.2 94.5 97.3 100.0 95.9 97.4 90.9 100.0

Tabel 4.1.6.4 memperlihatkan gambaran antara sumber informasi dengan sikap tentang fast food.

Tabel 4.1.6.4 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Sikap tentang Fast Food

Sikap

Kurang Cukup Baik Variabel Kategori

N % N % N %

Media elektronik

0 0.0 5 3.4 143 96.6

Media cetak 0 0.0 1 6.7 14 93.3

Orang lain 0 0.0 2 4.0 48 96.0

Institusi pendidikan

0 0.0 0 0.0 5 100.0

Sumber Informasi

Tidak pernah mendapat informasi


(52)

Tabel 4.1.6.5 memperlihatkan gambaran antara usia, angkatan, jenis kelamin, dan IMT dengan perilaku tentang fast food.

Tabel 4.1.6.5 Gambaran Antara Usia, Angkatan, Jenis Kelamin, dan IMT Dengan Perilaku tentang Fast Food

Perilaku

Kurang Cukup Baik

Variabel Kategori

N % N % N %

Usia Angkatan Jenis kelamin IMT ≤18 19-22 >22 2005 2006 2007 2008 2009 Laki-laki Perempuan BB kurang BB normal BB lebih Obesitas 1 Obesitas 2 37 88 2 15 16 30 35 31 45 82 21 71 19 13 3 58.7 56.4 66.7 60.0 55.2 53.6 59.3 58.5 61.6 55.0 61.8 58.2 50.0 59.1 50.0 26 67 1 10 13 25 24 22 27 67 13 50 19 9 3 41.3 42.9 33.3 40.0 44.8 44.6 40.7 41.5 37.0 45.0 38.2 41.0 50.0 40.9 50.0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0.0 0.6 0.0 0.0 0.0 1.8 0.0 0.0 1.4 0.0 0.0 0.8 0.0 0.0 0.0

Tabel 4.1.6.6 memperlihatkan gambaran antara sumber informasi dengan perilaku tentang fast food.

Tabel 4.1.6.6 Gambaran Antara Sumber Informasi Dengan Perilaku tentang Fast Food

Perilaku

Kurang Cukup Baik Variabel Kategori

N % N % N %

Media elektronik

87 58.8 61 41.2 0 0.0

Media cetak 5 33.3 10 66.7 0 0.0

Orang lain 30 60.0 20 40.0 0 0.0

Institusi pendidikan

1 20.0 3 60.0 1 20.0

Sumber Informasi

Tidak pernah mendapat informasi


(53)

Tabel 4.1.6.7 memperlihatkan gambaran antara pengetahuan dengan sikap.

Tabel 4.1.6.7 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Sikap Responden tentang Fast Food

Sikap

Kurang Cukup Baik Variabel Kategori

N % N % N % Pengetahuan Kurang

Cukup Baik 0 0 0 0.0 0.0 0.0 1 1 6 50.0 5.3 3.0 1 18 195 50.0 97.7 97.0

Tabel 4.1.6.8 memperlihatkan gambaran antara pengetahuan dengan perilaku.

Tabel 4.1.6.8 Gambaran Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food

Perilaku

Kurang Cukup Baik

Variabel Kategori

N % N % N %

Pengetahuan Kurang Cukup Baik 1 13 113 50.0 68.4 56.2 1 6 87 50.0 31.6 43.3 0 0 1 0.0 0.0 0.5

Tabel 4.1.6.9 memperlihatkan gambaran antara sikap dengan perilaku.

Tabel 4.1.6.9 Gambaran Antara Sikap Dengan Perilaku Responden tentang Fast Food

Perilaku

Kurang Cukup Baik

Variabel Kategori

N % N % N %

Sikap Kurang Cukup Baik 0 5 122 0.0 62.5 57.0 0 3 91 0.0 37.5 42.5 0 0 1 0.0 0.0 0.5


(54)

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain cross-sectional, yang pada prinsipnya hanya memperlihatkan gambaran tentang suatu keadaan yang umumnya terjadi saat sekarang secara objektif, tidak mencari adanya hubungan sebab akibat. Hasil penelitian ini merupakan gambaran suatu keadaan pada saat tertentu, artinya gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji (fast food) pada saat ini dan dapat berubah pada saat yang akan datang. Dengan demikian hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada waktu dan tempat yang berbeda.

Peneliti tidak dapat mengobservasi secara langsung kebiasaan mahasiswa dalam mengkonsumsi fast food sehari-hari. Dengan demikian, penelitian ini hanya mengkaji secara subjektif, pembahasan yang dikemukakan pada penelitian ini dibandingkan dengan teori yang ada.

4.2.1 Pengetahuan Responden tentang Fast Food

Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, didapatkan bahwa 201 responden (90.5%) memiliki pengetahuan baik tentang fast food, 19 responden (8.6%) memiliki pengetahuan cukup, dan 2 responden (0.9%) memiliki pengetahuan kurang.

Sebagian besar responden mengetahui definisi fast food yaitu 220 responden (99.1%), contoh menu fast food yaitu 208 responden (93.7%), dan kandungan nutrisi dalam fast food yaitu 209 responden (94.1%).

Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan yang baik tentang fast food. Hal tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan responden yaitu mahasiswa kedokteran, sehingga diharapkan tingkat pengetahuan tentang fast food adalah baik.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebaliknya


(55)

apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan tidak berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007).

4.2.2 Sikap Responden tentang Fast Food

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 214 responden (96.4%) memiliki sikap baik tentang fast food, dan 8 responden (3.6%) memiliki sikap cukup. Tidak terdapat responden yang memiliki tingkat sikap kurang.

Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki sikap yang baik tentang fast food.

Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik maka kemungkinan besar bersikap baik dan bahkan perilaku yang baik pula (Notoatmodjo, 2007). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana responden sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan dan sikap baik.

4.2.3 Perilaku Responden tentang Fast Food

Hasil penelitian menunjukkan 1 responden (0.5%) memiliki perilaku baik, 94 responden (42.3%) memiliki perilaku cukup, dan 127 responden (57.2%) memiliki perilaku kurang.

Sebagian besar responden menyatakan pernah mengkonsumsi fast food

yaitu 221 responden (99.5%). Responden mengkonsumsi fast food 1-3 kali seminggu sebanyak 117 responden (52.7%). Responden paling sering mengkonsumsi fast food sebanyak satu porsi dalam sekali makan yaitu 189 responden (85.1%). Masukan kalori fast food yang dimakan terhadap kebutuhan kalori harian responden sebesar 11-30 % sebanyak 133 responden (50.9%).

Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berperilaku kurang baik tentang fast food. Hal ini berlawanan dengan hasil distribusi pengetahuan dan sikap yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang fast food.

Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan perilaku kurang baik tentang

fast food pada mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah faktor rasa, harga, kepuasan, kepraktisan, kenyamanan, pelayanan yang baik, restoran

fast food yang mudah dijangkau, pesatnya iklan-iklan tentang fast food, dan faktor-faktor lain yang perlu diteliti lebih lanjut.


(56)

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperlukan adanya pengamatan yang lebih jauh untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga mahasiswa PSPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki perilaku yang kurang baik tentang fast food. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, maka perilaku yang kurang baik tentang fast food dapat dicegah.

Adanya pengetahuan dan sikap yang baik diharapkan dapat menjadi landasan untuk meningkatkan perilaku yang baik tentang fast food.

4.2.4 Sumber Informasi tentang Fast Food

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa responden mendapatkan informasi tentang fast food dari media elektronik berupa tayangan televisi, siaran radio maupun internet sebesar 148 responden (66.7%), dari orang lain baik keluarga maupun teman sebanyak 50 responden (22.5%), dari media cetak berupa koran maupun majalah sebanyak 15 responden (6.8%), dan dari institusi pendidikan sebanyak 5 responden (2.3%). Sedangkan 4 responden (1.8%) tidak pernah mendapat informasi mengenai fast food.

Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan informasi tentang fast food dari media elektronik berupa tayangan televisi, siaran radio maupun internet.

Perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor yakni: faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) diantaranya pengetahuan dan sikap; faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) diantaranya ketersediaan sumber dan fasilitas; dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors) diantaranya sikap dan perilaku petugas kesehatan (Notoatmojo, 2007).

Dari uraian di atas, menyatakan bahwa pentingnya sarana dan prasarana seperti media elektronik ataupun media cetak untuk menyampaikan segala informasi sehingga mahasiswa mendapatkan pengetahuan, membentuk sikap dan berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan, dalam hal ini kebiasaan mengkonsumsi fast food.


(57)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Dari 222 responden didapat 156 responden (70.3%) berusia 19-22 tahun. Sebanyak 59 responden (26.5%) berasal dari angkatan 2008. Responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu 149 responden (67.1%). Sebanyak 122 responden (55.0%) memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) normal.

2. Sebagian besar responden menyatakan pernah mengkonsumsi fast food

yaitu 221 responden (99.5%). Responden yang mengkonsumsi fast food 1-3 kali seminggu sebanyak 117 responden (52.7%). Responden yang mengkonsumsi fast food satu porsi dalam sekali makan yaitu 189 responden (85.1%).

3. Sebagian besar responden mendapatkan informasi mengenai fast food dari media elektronik yaitu 148 responden (66.7%).

4. Masukan kalori fast food yang dimakan terhadap kebutuhan kalori harian responden sebesar 11-30 % sebanyak 133 responden (50.9%).

5. Tingkat pengetahuan responden adalah 201 responden (90.5%) memiliki tingkat pengetahuan baik tentang fast food, 19 responden (8.6%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 2 responden (0.9%) memiliki tingkat pengetahuan kurang.

6. Pada tingkat sikap didapatkan 214 responden (96.4%) memiliki tingkat baik, 8 responden memiliki tingkat cukup, dan tidak terdapat responden yang memiliki tingkat sikap kurang.

7. Sebagian besar responden memiliki tingkat perilaku yang kurang tentang

fast food yaitu 127 responden (57.2%). Sembilan puluh empat responden (42.3%) memiliki tingkat perilaku cukup dan 1 responden memiliki tingkat perilaku baik.

5.2 Saran

1. Meningkatkan kesadaran mahasiswa untuk menerapkan perilaku yang baik tentang fast food dalam kehidupan sehari-hari.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tinggi, Kadar Garam pada Makanan Cepat Saji. 2007 [diakses pada 9 Agusuts 2008]. Diakses dari: http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0710/19/142219.htm. Anonim. Pengukuran Energi. 2005 [diakses pada 31 Juli 2009]. Diakses dari: www.

artikel-kesehatan-online.com.

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.

Hermina. Kecenderungan Konsumsi Makanan Modern pada Anak Prasekolah di Taman Kanak-kanak : Studi Kasus di TK Islam Al Azhar Pusat dan TK Islam Mutia, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 1997 [diakses pada 9 Desember 2003]. Diakses dari: http://digilib.litbang.depkes.go.id/

Karnaini, H. 2005. Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji Modern (fast food), pola aktivitas fisik, dan faktor lainnya dengan status gizi pada remaja SMA cakra buana depok. Skripsi. FKM UI. Depok.

Khomsan, A, 2000. tehnik pengukuran pengetahuan gizi. Diktat jurusan gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga, fakultas pertanian, IPB. Bogor.

Mahdiyah, J., Zulaikhah, E.K. Asih. 2004. Peran Mahasiswa dalam mengurangi pola konsumsi fast food pada remaja kota. Karya tulis mahasiswa bidang ilmu pengetahuan social. IPB. Bogor.

Marks, DB. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis. EGC. Jakarta.

Nix, Staci. 2005. Williams’s Basic Nutrition & Diet Therapy. Evovle.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.


(59)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.

Olivia, Femi. 2004. Food Suplement. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Siswono. 'Fast Food' Harus Dikonsumsi Terencana. 2002 [diakses pada 9 Agustus 2008]. Diakses dari: http://fullnews.cgi.htm.

Supriasa, I.D.N. 2001. Penilaian status gizi. Buku kedokteran EGC. Jakarta.

Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. IPB Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor. Wawulomaya, C. 2001. Survey Epidemiologi Sederhana Bidang Perilaku Kedokteran/

Kesehatan. Panorama. Jakarta.

Worthington, Bonnie, S. 2000. Nutrition Throughout the Life Cycle. Mc Graw Hill Company. USA.

Yuliati, L.N. 1998. Association of Human Resource Maintainence and Development Programs and Intention to Stay of Managers in Selected Fast Food Restaurants in Metro Manila. Submitted in Partial Fulfillment of The Requirements for The Degree of Master of Food Service Administration, Departemant of Food Science and Nutrition, Collage of Home Economics, University of The Philippines.


(60)

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT) Program Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul :

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU

MAHASISWA PSPD UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TENTANG MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) TAHUN 2009

Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

Jakarta, 2009

Mengetahui Yang menyetujui

Penanggung jawab penelitian Peserta


(61)

Lampiran 2 KUESIONER

No. Kuesioner :

Tanggal :

Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Tempat dan Tanggal Lahir :

Usia :

Angkatan : 1. 2005 3. 2007 5.2009

2. 2006 4. 2008

Alamat :

No. Telp / HP :

Aktivitas sehari-hari : 1. Kuliah

2. Tidak kuliah

3. Kegiatan lain (sebutkan)...

Pemeriksaan Fisik

(diisi berdasarkan hasil pengukuran)

Berat Badan : kg

Tinggi Badan : m


(62)

(Lanjutan) Kuesioner Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Pengetahuan

1. Komposisi makanan yang sehat adalah:

a. Karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien. b. Karbohidrat dan lemak.

c. Protein dan mikronutrien. d. Karbohidrat dan serat. e. Tidak tahu.

2. Berikut ini adalah contoh menu makanan seimbang yang benar adalah: a. Nasi, ayam, sayur bayam, pisang dan susu.

b. Mie, baso, roti, ubi, dan sirup. c. Nasi, mie, tahu, tempe, dan jeruk. d. Mie, telur, kerupuk, dan teh manis. e. Tidak tahu.

3. Apakah manfaat gizi dalam makanan? a. Untuk mempertahankan kehidupan.

b. Untuk pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ. c. Untuk menghasilkan energi.

d. Semua jawaban di atas benar. e. Semua jawaban di atas salah. 4. Apa yang dimaksud dengan fast food?


(63)

(Lanjutan)

a. Makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. b. Makanan yang dibeli di restoran.

c. Makanan yang dikonsumsi secara cepat. d. Makanan yang dicerna secara cepat. e. Tidak tahu.

5. Contoh menu makanan yang termasuk fast food adalah: a. Baso, roti manis, nasi liwet.

b. Siomay, nasi goreng, nasi uduk. c. Hamburger, hot dog, pizza. d. Semua jawaban di atas benar. e. Semua jawaban di atas salah.

6. Dimanakah kita dapat menemukan fast food? a. Warung makan.

b. Restoran padang. c. Restoran cepat saji. d. Pasar.

e. Tidak tahu.

7. Apakah kandungan nutrisi yang terdapat dalam fast food?

a. Fast food mengandung tinggi kalori, lemak (termasuk kolesterol), gula dan garam, tetapi sangat rendah serat.


(64)

(Lanjutan)

c. Fast food mengandung garam yang rendah. d. Fast food mengandung serat yang tinggi. e. Tidak tahu.

8. Pernyataan dibawah ini yang paling benar adalah:

a. Fast food merupakan makanan tradisional Indonesia yang diturunkan oleh nenek moyang.

b. Fast food memiliki kandungan gizi yang sangat seimbang.

c. Fast food sangat baik dikonsumsi setiap hari dan dalam jumlah yang banyak.

d. Fast food sangat baik dikonsumsi sejak usia dini. e. Semua jawaban di atas salah.

9. Gizi lebih (obesitas) berkaitan dengan berbagai penyakit di bawah ini, kecuali:

a. Kencing manis (diabetes).

b. Tekanan darah tinggi (hipertensi). c. Penyakit jantung.

d. Semua jawaban di atas benar. e. Semua jawaban di atas salah.

10. Penyakit di bawah ini yang dapat terpicu oleh tingginya kadar garam dalam fast food adalah:

a. Tekanan darah tinggi (hipertensi). b. Sakit lambung (maagh).


(65)

(Lanjutan)

c. Infeksi saluran cerna.

d. Semua jawaban di atas benar. e. Semua jawaban di atas salah.

Sikap

11.Konsumsi makanan sehari-hari seharusnya mengandung gizi seimbang. 1. Setuju

2. Tidak setuju

12. Kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, lalu dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya, misalnya berolahraga secara teratur.

1. Setuju 2. Tidak setuju

13. Sebaiknya mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari. 1. Setuju

2. Tidak setuju

14. Serat yang rendah pada makanan yang dikonsumsi dapat menimbulkan masalah pencernaan.

1. Setuju 2. Tidak setuju

15. Perubahan gaya hidup pada zaman modern ini seharusnya diikuti dengan perubahan pola makan ke makanan cepat saji (fast food).

1. Setuju 2. Tidak setuju


(66)

(Lanjutan)

16. Kebiasaan mengkonsumsi fast food merupakan hal yang baik. 1. Setuju

2. Tidak setuju

17. Menurut Anda, mengkonsumsi fast food merupakan hal yang sangat penting. 1. Setuju

2. Tidak setuju

18. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sering dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi lebih dan berbagai penyakit.

1. Setuju 2. Tidak setuju

19. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sebaiknya dibatasi. 1. Setuju

2. Tidak setuju

20. Segala sesuatu bila dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan, termasuk fast food, akan aman bagi kesehatan tubuh.

1. Setuju 2. Tidak setuju

Perilaku

21. Apakah anda pernah memakan fast food? a. Ya

b. Tidak


(1)

16. Kebiasaan mengkonsumsi fast food merupakan hal yang baik.

1. Setuju

2. Tidak setuju

17. Menurut Anda, mengkonsumsi fast food merupakan hal yang sangat penting.

1. Setuju

2. Tidak setuju

18. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sering dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi lebih dan berbagai penyakit.

1. Setuju

2. Tidak setuju

19. Kebiasaan mengkonsumsi fast food sebaiknya dibatasi.

1. Setuju

2. Tidak setuju

20. Segala sesuatu bila dikonsumsi secara seimbang dan tidak berlebihan, termasuk fast food, akan aman bagi kesehatan tubuh.

1. Setuju

2. Tidak setuju

Perilaku

21. Apakah anda pernah memakan fast food?

a. Ya

b. Tidak


(2)

(Lanjutan)

a. Lebih dari sekali sehari

b. Sekali sehari

c. 4-6 kali seminggu

d. 1-3 kali seminggu

e. Sekali atau berapa kali setahun

23. Restoran fast food mana yang sering anda kunjungi?

a. KFC

b. McDonald’s

c. Burger King

d. Lain-lain (sebutkan)...

e. Tidak pernah

24. Jenis fast food apa yang sering anda konsumsi?

a. Fried Chicken

b. Hamburger

c. French fried

d. dan lain-lain (sebutkan)...

e. Tidak pernah

25. Berapa banyak kira-kira jumlah fast food sekali makan?

a. Kurang dari satu porsi

b. Satu porsi


(3)

d. Tidak pernah

26. Apakah Anda pernah mencari informasi tentang makanan cepat saji (fast food)?

a. Ya

b. Tidak

27. Darimanakah Anda mendapat informasi tentang makanan cepat saji (fast food)?

a. Iklan di media cetak maupun elektronik

b. Teman

c. Keluarga

d. dan lain-lain (sebutkan)...

e. Tidak pernah mendapat informasi

28. Apakah Anda menyadari tentang kandungan nutrisi dalam makanan cepat saji (fast food)?

a. Ya

b. Tidak

29. Apakah Anda lebih memilih makan makanan rumah daripada makanan cepat saji (fast food)?

a. Ya

b. Tidak

30. Apakah alasan Anda memilih makanan cepat saji (fast food)?


(4)

(Lanjutan)

b. Lebih praktis

c. Harga terjangkau

d. dan lain-lain (sebutkan)...

e. Tidak pernah

Isilah tabel di bawah ini sesuai dengan kebiasaan anda dalam mengkonsumsi fast food dalam satu bulan ini!

PENILAIAN FFQ SEMI KUANTITATIF

No Restoran dan Jenis Fast Food 3x sehari 1-2x sehari 1-3x seminggu 4-6x seminggu Jarang/ tidak pernah Jumlah/ banyak (porsi)

1. Burger King

• Cheeseburger

• Chicken Sandwich

• Coca Cola

• Fish Sandwich

• French Fries

• Hamburger

• Onion Rings

• Whopper

• Lain-lain (sebutkan)

2 KFC


(5)

• Lain-lain (sebutkan)

3. McDonald’s

• Big mac

• Cheeseburger

• Chicken

Mcnuggets • Chicken crispy • Fish Fillet

• Hamburger

• Ice cream cone

• Lain-lain (sebutkan)

4. Wendy’s

• Cheeseburger

• French Fries

• Hamburger

• Lain-lain (sebutkan)

5. Restoran dan Jenis

Fast Food lain (sebutkan)


(6)

Lampiran 3

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Lintang Wulansari

Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 9 Januari 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Kecapi V No. 94B RT 005/RW 05 Jagakarsa Jakarta Selatan 12620

Email : lintang_dr@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

1. TK Mexindo Bogor (1991-1993)

2. SDN Bangka IV Bogor (1993-1998)

3. SDN 06 Pagi Jakarta (1998-1999)

4. SMPN 166 Jakarta (1999-2002)

5. SMUN 49 Jakarta (2002-2005)