BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi merupakan media massa yang sangat popular di tengah masyarakat. Hampir di setiap tempat-tempat umum, kantor, rumah, bahkan di
kamar. Oleh karena itu, setiap berita yang disampaikan melalui media televisi akan sangat mudah sampai ke tengah kalangan masyarakat. Demikian pula, jika
yang disampaikan melalui televisi adalah pesan-pesan tabligh, maka ia akan dengan cepat tersosialisasikan.
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini ada sekitar 20-23 juta rumah tangga yang memiliki pesawat TV. Tidak kurang dari 18 jam sehari berbagai
acara dan informasi dijejalkan kepada para permisa diseluruh tanah air. Itu berarti hanya ada enam jam sehari waktu yang lowong. Itu pun ketika jam tayang relatif
sama. Ketika sudah mulai banyak stasiun televisi yang non-stop, berarti waktu kosong melihat televisi semakin mengecil.
1
Akhir-akhir ini media televisi mempunyai kedudukan yang vital dan banyak diminati masyarakat, bukan hanya di negara kita saja, tetapi di negara-
negara maju, termasuk Amerika Serikat didalamnya
2
. Jalaludin Rahmat mengatakan bahwa televisi sudah menjadi agama masyarakat industri, artinya
masyarakat sekarang sudah belajar hidup dari televisi. Negara Amerika pernah
1
Aep Kusnawan, M.Ag, Dindin Solahudin, M.A., Enjang As., M.Si., Moch. Fakhruroji, M.Ag.KomunikasiPenyiaran Islam, Bandung:Tesis Oktober, 2004 cet ke 1 h.73
2
Jalaludin Rahmat, Islam Aktual,Bandung: Mizan, 1992, cet. Ket-4
menganggap bahwa televisi sebagai “The Second God” Tuhan Kedua tetapi sekarang televisi bukan tidak mungkin sudah menjadi “The First God” Tuhan
Pertama. Kalau masyarakat lihat dari peran televisi sebagai kotak ajaib, yang bisa membuat seseorang betah dihadapan pesawat televisi sampai berjam-jam.
Munculnya siaran televisi kormesial swasta semakin menyemarakan dunia pertelevisian saat ini dan termasuk di dalamnya adalah produk siaran luar negeri.
Dimulai pada tahun 1989 dengan munculnya stasiun-stasiun swasta baru yaitu seperti: RCTI, TPI, SCTV, INDOSIAR, AN TEVE, TRANS TV, TRANS 7, TV
ONE, METRO TV, dan GLOBAL TV. Kesemuanya sekarang semakin popular di mata masyarakat kita. Di tengah perkembangan yang pesat televisi swasta saat
ini, televisi telah menawarkan berbagai macam acaranya diformat sedemikian rupa, tentunya disesuaikan dengan visi dan misi dari televisi itu sendiri. Diantara
keanekaragaman acara televisi, ada yang bersifat infotainment, seperti program acara agama, siaran berita dan sebagainya. Serta ada pula televisi yang bersifat
entertaiment seperti musik, film, kuis, dan sebagainya. Marwah Daud Ibrahim mensinyalir adanya potensi perubahan sosial yang cukup mendasar, dalam skala
makro yang diharapkan bisa terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemjuan teknologi komunikasi.
3
Nana Rukmana melanjutkan bahwa, pengaruh negatife secara langsung dapat dirasakan dari proses globalisasi ini yakni terjadinya
transformasi budaya yang dapat menimbulkan erosi serta populasi budaya yang
3
Marwah Daud Ibrahim, Teknologi Emansipasi dan Tradensi¸ Bandung: Mizan 1995, cet.ke-2,h56
dapat menimbulkan erosi serta polusi budaya maupun agama konteks “Iman”. Transformasi budaya ini merembes lewat saluran televisi, parabola, dan internet.
4
Dengan semakin banyaknya stasiun-stasiun televisi dan semakin banyaknya
saluran-saluran yang
menyajikan lebih
banyak program,
memungkinkan semua orang yang memiliki sesuatu yang menarik untuk diucapkan bisa tampil di program televisi. Akan tetapi ribuan pebisnis, pemimpin-
pemimpin kelompok penekan KADIN, dan pengumpul dana berasumsi bahwa televisi adalah untuk para ahli, dimana mereka sendiri akan dapat berbuat yang
lebih baik jika membuat tulisan di media cetak lokal. Televisi adalah suatu media komunikasi yang selalu mencari bahan
hiburan. Hampir semua orang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan secara massal oleh televisi. Bagi pebisnis, televisi dapat menjadi alat penghubung
dengan masyarakat konsumennya dan bisa juga menjadi penyebab kehancuran bisnisnya tergantung bagaimana perlakuanya. Direktur dari suatu perusahaan yang
sama, yang memanfaatkan media publikasi lain yang memiliki wiraniaga yang handal, akan terhindar dari terror atas kesempatan menguntungkan untuk para
pelanggan melalui media yang dapat dipercaya.
5
Televisi proaktif akan mendatangi anda, karena mereka membutuhkan seorang ahli lebih disukai yang berpenampilan yang menarik untuk berbicara
tentang masalah-masalah dibidang keahlian anda. Atau anda akan ditawarkan untuk menjadi seorang pahlawan atau “penjahat” dalam suatu berita negatif.
4
Nana Rukmana DW,Tuntunan Praktis Sistematika Dakwah Menuju Kehidupan Islami, Jakarata: Puspa Swara,1996 cet.ke-2 h.4
5
Michael Bland, Alison Theaker, David Wragg, Hubungan Media yang Efektif, Jakarta: Erlangga 2001, cet.ke1,h.87
Terkadang, kita menyaksikan bahwa semua reputasi baik individu dan perusahaan yang hancur sebelum mereka sempat menyadari bahwa wawancara yang
dilakukan adalah “wawancara penyelidikan”, dan masyarakat bisa melihat bahwa orang-orang yang lain bisa terselamatkan dari hal ini karena mereka andal dalam
menangani suatu wawancara. Dalam membuat program tentang suatu kantor pembangunan gedung,
misalnya para juru kamera tidak perlu terburu-buru mendatangi halaman kantor pembangun untuk memfilmkan tumpukan batu-batu dan kayu-kayu, kemudian
mewawancarai mereka agar mereka menjelaskan jumlah keuntungangnya dengan bangga. Akan tetapi, lain ceritanya bila di salah satu lokasi pembangunannya
mereka menjelaskan jumlah keuntungan dengan bangga. Langkah selanjutkan adalah memilih dengan tepat, dan melakukan pendekatan kepada program yang
tepat untuk berita yang dibuat. Walaupun demikian, hal tersebut tetap akan menjadi suatu proses acak yang menyenangkan.
Televisi adalah paduan radio Broadcast dan film moving picture. Penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi. Kalau tidak unsur-
unsur radio dapat didengar. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada gambar.
6
Televisi terdiri dari istilah Tele yang berarti jauh dan Visi vision yang berarti penglihatan. Segi
6
Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptip Analisis TPI. Yogyakarta: Tesis, 1998, h. 3
jauhnya didasarkan oleh prinsip-prinsip radio dan segi penglihatanya oleh gambar.
7
Televisi menberikan filter bagi setiap tindakan manusia untuk berbuat sesuai aturan agama serta hukum tertulis dan berlaku secara universal. Munculnya
televisi swasta sangat memeriahkan acara keagamaan Islam dan menjadi tontonan yang menarik bagi permisa. Dari semua stasiun yang baik stasiun
pemerintah maupun swasta. TRANS TV lah yang mempelopori format keagamaan Islam di televisi, dengan perjalanan-perjalanan Islam yang ada di
Indonesia. Ternyata acara keagaamaan tersebut mendapat sambutan yang positf dan sekaligus mempunyai daya tarik sendiri bagi pemirsa dirumah. Faktor yang
penting menjadi keberhasilan program acara Perjalanan 3 Wanita adalah dapat melihat berbagai sejarah Islam di Indonesia, sehingga penonton dapat melihat
perkembangan Islam yang sangat meluas. Bukan tidak mungkin bila paket keagamaan di kemas sebaik mungkin tanpa meninggalkan inti dari agama itu
sendiri. Sehingga paket keagamaan ini mempunyai tempat tersendiri dihadapan setelah menonton tayangan agama Islam.
Adalah suatu kewajaran bagi pihak televisi terus berusaha semaksimal mungkin dalam mengemas paket keagamaan itu menjadi tontonan yang baik dan
menarik. Bukan hanya menarik dari segi acara tetapi juga bisa bermanfaat dan menyentuh rohani pemirsa di rumah.
Namun hendaklah dakwah melalui media komunikasi massa haruslah tetap berada dalam system komunikasi massa Islam. Yaitu menggunakan Al-Qur’an
7
Onong. U. Effendi, Dimensi-dimensi Komunikasi, Bandung: Penerbit Alumni 1981, h. 170
dan Hadits Nabi sebagai landasan teori dan filosofinya. Dengan sendirinya komunikasi Islam terikat pesan khusus, yakni dakwah karena Al-Qur’an adalah
petunjuk bagi seisi alam dan juga merupakan peringatan, warning dan reward bagi manusia yang beriman dan berbuat baik. Sehingga hasil dari tujuan dakwah
yang dicapai tidak keluar dari konteks agama Islam.
8
Menurut Rusjdi Hamka Rafiq, system komunikasi massa Islam yaitu: menyebarkan menyampaikan informasi kepada pendengar, pemirsa, atau
pembaca tentang perintah dan larangan Allah SWT.
9
Dakwah melalui media massa apapun perlu persiapan dan perencanaan yang matang, karena dakwah merupakan suatu upaya merekonstruksi masyarakat
menuju masyarakat Islami. Munculnya media televisi sebagai wujud dari kemajuan teknologi menyadarkan kaum muslimin tentang betapa pentingnya
peranan televisi dalam usaha dakwah. Maka dalam menyusun materi dakwah yang menyangkut seluruh aspek kedgiatan dakwah. Hal ini sangat penting
dilaksanakan, mengingat “Televisi merupakan rangkaian gambar elektronik dan dipancarkan secara tepat, berurutan, dan diiringi unsur radio”.
10
Oleh karena itu program acara dakwah melalui televisi perlu disusun dalm suatu format sajian
dengan video yang ditunjang unsur audio. Terlebih bahwa kunci sukses dari setiap program televisi sebagian berdasarkan perencanaan yang matang.
8
Abdul Muis, komunikasi Islam, Bandung: Rosda Karya, 2001 Cet. Ke-1, h.66
9
Rusjdi Hamka Rafiq, Islam dan Era Informasi, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1989, Cet. Ke-1, h.5
10
P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, Jakarta: PT Grasindo, 19930. Cet. Ke-1, h.1
Program acara Perjalanan 3 Wanita merupakan suatu bentuk acara dakwah Islamiyah atau yang disebut sebagai salah satu program keagamaan yang
ditayangankan melalui stasiun TRANS TV. Acara ini ditayangkan setiap hari Selasa dan Rabu pukul 06.30-07.00 WIB. Dalam siarannya, program acara ini
senantiasa menampilkan berbagai tempat sejarah perkembangan Islam. Dan sudah satu tahun Perjalanan 3 Wanita berjalan, dan respon masyarakat sangat antusias
dalam menonton acara yang penuh dengan tempat-tempat sejarah Islam. Acara ini juga memberikan kesan yang berbeda, karena adanya tiga presenter wanita yang
bernama; Rima, Salma, dan Vidia. Menunjukan bahwa program acara Perjalanan 3 Wanita terselenggara berkat adanya persiapan perencanaan yang sangat matang.
Melihat latar belakang masalah diatas , maka penulis tertarik dengan judul
skripsi “Analisis Program Perjalanan 3 Wanita di TRANS TV”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah