Evaluasi Program Televisi Program Acara Televisi

Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang juga sudah direkam. Dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect , suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagaian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan. Penayangan program di stasiun televisi di batasi oleh frame waktu. Oleh karena itu, dalam screeting hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong di tempat yang tidak mengganggu kontinuitas program. 15

C. Evaluasi Program Televisi

Evaluasi disini mempunyai dua maksud. Maksud yang pertama ialah evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh program–program ini bisa dianggap baik menurut sasaran. Maksud yang kedua ialah evaluasi instruksional. Disini tidak dibicarakan mengenai kemampuan dan kelemahan 15 Ibid, h. 22-24 program, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan audiens dalam memahami isi program instruksional yang diselenggarakan. 16 Mengenai penelitian terhadap terhadap respons dari khalayak, maka pokok-pokok yang dinilai evaluasikan adalah: 1. Bagaimana sifat respons itu: Lunak, menyenangkan atau berupa kritik. 2. Apakah respons tersebut menguntungkan atau tidak, disampaikan secara resmi atau tidak 3. Apakah respons itu menunjukan bahwa publik atau khalayak menaruh perhatian atas masalah yang dikekemukan dalam pesan. 4. Apakah respons memberi kesimpulan bahwa pesan dipahamin oleh komunikan. Adapun evaluasi mengenai berhasil tidaknya suatu pesan yang telah dilancarakan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan Reader interest Study and Readybility Test: Kemungkinan lain untuk mengukur efektifitas suatu pesan adalah dengan radio and televisi Audience Research serta Programe Analysis Test. 17 Mengenai ukuran efektifitas terhadap khalayak atau publik perlu diketahui seberapa luas atau jumlah pengikut atau pendukung idea sebelum dan sesudah 16 Pawit M Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1990, cet. Ke -1, h. 121 17 Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung: PT Rindang Mukti, 1997. Cet. Ke-2, h. 157. pesan yang disebarkan, apakah yang disukai dan apa yang tidak disukai dari pesan terakhir yang akan diukur efektifitasnya dan bagaimana proporsi perbandingan antara apa yang disukai dan apa yang tidak disukai dari pesan. 18

B. Program Acara Televisi

1. Pengertian Televisi

Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi berarti suatu system penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh. 19 Televisi adalah paduan radio broadcast dan film moving picture. Televisi memiliki karakteristik yang sempurna yaitu gabungan antara audiovisual menjadi satu kesatuan yang menjadi daya tarik tersendiri, warna, suara, pencahayaan, acara demi acara berkesinambungan, siaran langsung, interkaktif dengan penonton, juga program acara yang beragam, bahkan sepanjang hari dan malam 24 jam non stop. 20 Proses penyajian gambar dan suara tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, gambar dan suara objek direkam melalui kamera dan mikrofon. Selanjutnya, ditransformasikan ke dalam getaran elektromagnetis Jenis getaran audio dan video. Setelah diperkuat kemudian dimodulasikan menjadi gelombang 18 Ibid. h. 156. 19 Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Radio, Jakarta: PT Grasindo: 1993. Cet ke-1, h. 1 20 Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Tesis Magister Agama, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 1993, h. 3 radio dengan frekuensi tinggi yang disebut Very High Frequency VHF dan Ultra High Frequency UHF dan dipancarkan ke udara melalui stasiun pemancar atau transimisi. Setelah masuk ke dalam pesawat penerima, gelombang UHF atau VHF itu ditransformasikan kembali menjadi bentuk bayangan gelap dan terang berupa garis-garis. Bentuk inilah yang tampak sebagai gambar diiringi suara di layar televisi. Untuk penyiarannya atau transmisi dipergunakan saluran atau channel yang berbeda untuk setiap negara. Penyiaran sinyal suara atau FM System, sedangkan untuk sinyal visual digunakan sistem modulasi amplitude Amplitude Modulation atau AM system. Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik tertentu. Tidak ada satu media pun yang dapat dipergunakan untuk memenuhi segala tujuan komunikasi. Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai berikut: 1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia. 2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka. 3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton. 4. Dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu. 5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik. 6. Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar dengan baik. 7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan. 8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan. 9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal. Selain kelebihan tersebut, media televisi juga mengadung kelemahan, yaitu sebagai berikut: 1. Merupakan media satu arah, hanya mampu menyampaikan pesan, namun tidak bisa menerima umpan balik secara cepat. 2. Layar pesawat penerima yang sempit tidak memberikan keleluasaan penonton 3. Bingkai cahaya flash dan rangsang kedip cahaya flicker dapat merusak atau mengganggu penglihatan penonton. 4. Kualitas gambar yang dipancarkan lebih rendah dibandingkan dengan visual yang diproyeksikan film layer lebar. 21 Televisi swasta telah menjelma sebagai industri sebagai industri dengan beberapa karakteristik: 1. Memperlakukan tayangan sebagai komoditif 2. Mengandalkan iklan sebagai sumber pemasukan dana terbesar 3. Kompetisi sesama stasiun televisi untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsa dengan harapan meningkatkan volume iklan 21 Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan: Skenario Televisi dan Radio, Jakarta: PT Grasindo: 1993. Cet ke-1, h. 3. 4. Mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi dalam sektor lain, yang mendukung operasi lain 5. Berkembangnya televisi sebagai stasiun distribusi informasi tanpa harus memperbaiki materi tayangan 6. Mengorientasikan tayangan pada kepentingan dan minat masyarakat yang dikaji berdasarkan penelitian kebutuhan khalayak sasaran sekalipun tidak menutup kemungkinan ditayangankannya kepentingan pihak sensor 7. Televisi berperan dominan sebagai lembaga komersial yang mendukung ide pokok kapitalisme, yakni produksi dan reproduksi. Hal ini nampak pada kecenderungan media televisi swasta untuk menerima transaksi barang-barang dan sekaligus iklannya Jaringan kerja televisi memiliki aset internasional dalam hubungan dengan penyebarluasan budaya massa. 22 Dalam setengah abad terakhir ini, televisi telah mengubah cara hidup kita. Televisi telah mengubah cara kita mengirim berita dan mengubah proses pembentukan kesan kita. Televisi mempengaruhi sifat dasar pendidikan dan mengurangi seni percakapan lansung. 23 Televisi adalah suatu media komunikasi yang selalu mencari bahan hiburan. Hampir semua orang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan 22 Arini Hidayat, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998 cet ke-1. h. 75-76 23 Michael Bland, Alison theaker, David wragg, Hubungan Media yang Efektif, Jakarta: Erlangga, 2001. Cet ke-2, h. 87 secara massal oleh televisi. Televisi dapat menjadi alat penghubung dengan masyarakat konsumennya dan bisa juga menjadi penyebab kehancuran bisnisnya tergantung bagaimana perlakuannya. 24 Penyiaran televisi ke rumah pertama dilakukan pada tahun 1928 secara terbatas ke rumah tiga orang eksekutif General Electric, menggunakan alat yang sangat sederhana. Sedangkan penyiaran Islam elektrik pertama kali dilakukan pada tahun 1936 oleh British Broadcasting Corporation, sedangkan di Jerman penyiaran TV pertama kali terjadi pada tanggal 11 Mei tahun 1939. Stasiun televisi itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap Paul Nipko, ilmuan terkenal Jerman dan salah seorang penemu alat televisi. 25 Dalam suatu siaran televisi terlibat sejumlah unsur. Masing-masing unsur tersebut, tidak hanya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, tetapi juga berada dalam suatu sistem kerja yang terkoordinasi, yang semuanya berangkat untuk menyajikan acara penyiaran sebaik mungkin untuk para permisanya, sebagai berikut: 1. Proses Penyajian Acara Dalam sebuah penyajian acara, seorang mubaligh televisi akan berhubungan erat dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proses penyajian suatu acara siaran televisi, diantaranya Produser, Pengarah Acara Programme Director , Asisten Pengarah Acara Assistant of Programme Director, Sekretaris Pengarah Acara Secretary of Programme Director, Pengarah Teknik Technical 24 Ibid, h. 88 25 Muhammad Mufid, Komunikasi Regulasi Penyiaran,Jakarta: Kecana Prenada Media Group, 2007. Cet. Ke- 2, h. 29 Director , Pemandu Gambar Vision Mixer Switcher, Pengarah Studio Floor Director , Pengawas Cahaya Light Supervisor, Pengawas Suara Sound Supervisor , Juru Telesine Telecine Operator, Juru Audio Audio Engineer, Juru Piringan Hitam Record Operator, Perancang Disigner, Juru Gantar Boom Operator, Juru Doli Dollyman, Juru Piranti Profertyman, Pramurias Make-upgirl, Pramubusana wardrobegirl. Dalam menstransmisikan acara, terlibat beberapa pihak, antara lain, Manajer Produksi Production Manager, Pengarah pentas Staging Director, Pengarah Musik Musical Director, Penulis Naskah Scriptwriter, Penata Sendratari Choreographer, Kepala Teknik Chief engineer, Pegawas Studio Studio Supervisor, Pengawas Pemancar Transmitters, Juru Pelihara Prasarana Building maintenance Employe, dan lain-lain. 2. Penulisan Naskah Acara Sedangkan bagi penulis naskah acara, ada unsur-unsur yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan naskahnya, yaitu keberadaan kamera, mikrofon, lampu penyinaran, piranti pertunjukkan, film televisi, grafik, perekeman, penetuan penampilan, rias wajah dan rias rambut, serta busana. 26 Televisi juga merupakan sebuah entitas budaya karena berperan dalam mewujudkan majunya sebuah budaya, sekaligus bisa mempengaruhi kemunduran. Film atau tontonan yang ditayangkan melalui televisi kadang sering digugat karena tidak seluruhnya sesuai dengan budaya sebuah masyarakat. Dan dalam 26 Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bandung: Benag Merah Press, 2004. Cet. Ke-1, h. 75-76 konteks inilah transformasi budaya melalui tayangan-tayangan televisi selalu mendapatkan perhatian yang sangat besar. Televisi melalui tayangannya diharapkan dapat memajukan budaya sebuah masyarakat. Media televisi sebagai entitas politik, dipercaya memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi masyarakat dan membentuk opini publik. Jika keberadaan izin dimanfaatkan secara optimal, maka televisi bisa menjadi sarana untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan decision making proses dalam sebuah masyarakat. Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena kemampuannya yang dapat menjangkau daerah yang cukup luas dengan melalui siaran gambar sekaligus narasinya suaranya. Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan baik, dalam bentuk ceramah, sandiwara, program, ataupun drama. Dengan melalui televisi seorang pirsawan dapat dilakukan dengan baik, seakan-akan ia berhadapan dan berkomunikasi langsung dihadapan da’i. Sangat menarik dakwah melalui televisi. Kelebihan dakwah melalui media televisi dibandingkan media lainnya adalah di samping menarik karena kemungkinan penyajianya yang bervariasi, juga kemampuannya menjangkau daerah yang cukup luas. 27 Televisi dalam konteks ini menjadi sarana bagi penjualan produk oleh produsen yaitu dengan melakukan proses reproduksi melalui iklan yang ditayangkan. Iklan merupakan sumber dan utama bagi televisi swasta untuk memproduksi program-program yang mengisi air-timenya. 27 Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Teknologi Dakwah,Surabaya: 1994. Cet. Ke- 1, h. 87- 89.

2. Pengertian Program

Menurut WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster Internasional volume dua lebih merinci lagi, yakni: program adalah suatu jadwal schedule atau perencanaan untuk di tindaklanjutin dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi television programming diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari horizontal programming dan dari jam ke jam vertical programming setiap harinya. Dalam media radio terdapat perbedaan arti kata yang jelas antara “program” dan “programa”. Programa di dunia radio berarti acara, sementara yang dimaksudkan dengan Program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari. Media televisi hanya mengistilahkan programming atau pemrograman. 28 Di Indonesia, program siaran akan mengisi siarannya sepanjang rata-rata 18 sampai 24 jam setiap harinya. Sedangkan program siaran terdiri dari berbagai macam produksi siaran pendukung program. Produksi ittu bisa dibuat sendiri oleh stasiun televisi bersangkutan in-house production atau dibeli atau disewa dari luar, seperti dari production house atau distributor film asing. Karena itu programmer harus terlebih dahulu merencanakan pola siaran. Dari pola siaran ini dapat diketahui dan ditentukan jenis-jenis programnya: program untuk anak-anak, 28 R.M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh siaran, Jakarta: FFTV-IKJ, 2007. Cet ke- 1, h. 1 program untuk dewasa, program berita, program musik, program ilmu pengetahuan, dan lain-lainya. Dalam tayangan televisi nonkomersial macam itu, isi programnya banyak mengetengahkan pendidikan informal, wawasan social budaya yang sangat diperlukan masyarakat, kesehatan, ilmu pengetahuan, dan semua yang berhubungan dengan peningkatan harkat hidup masyarakat. Dari sarana penyiaran tersebut akan dapat diartikan kejelasan sasaran yang akan dicapai atas program yang ditayangkan yaitu masyarakat terbatas local atau masyarakat luas nasional internasional. TVRI 29 mempunyai jaringan yang luas dan dapat memenuhi pendekatan penonton baik nasional, regional, maupun lokal. TVRI mempunyai stasiun nasional yang isi program siarannya bermuatan nasional dan dapat diterima masyarakat secara nasional, sedangkan TVRI stasiun daerah yang berkedudukan di daerah lebih menekankan program-program local. TVRI Yogyakarta pada tahun 1970-an pernah membuat program berjudul mBangun Desa. Acara ini sangat popular di daerah Yogya dan Jawa Tengah. Isinya menyangkut kepentingan kaum tani, koperasi serba usaha, dan pedagang kelas menegah. Acara disampaikan dengan bahasa daerah Jawa bercampur bahasa Indonesia. Kadang-kadang disampaikan dalam bentuk sinetron pendek fragmen, selain Talkshow. 29 TVRI: Televisi Replubik Indonesia Beberapa waktu kemudian acara mBangun Desa diangkat untuk tayangan TVRI Pusat di Jakarta, disiarkan secara nasional dengan mengganti judul acara menjadi Siaran Pedesaan yang berbahasa Indonesia penuh. Dengan demikian dapat siarikan bahwa acara siaran lokal atau daerah dapat diangkat menjadi siaran nasional dengan mengubah formatnya untuk kepentingan nasional. Program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur radio yang secara teknis memenuhi persyaratan lain siar serta telah memenuhi standar estetik dan artistic yang berlaku. Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan dicapai. Ada lima parameter yang harus diperhitungkan dalam penyusunan program siaran televisi, yaitu: 1. Landasan filosofi yang mendasari tujuan semua program. 2. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program. 3. Sasaran Program. 4. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program. 5. Karakter intitusi dan manajemen sumber program untuk mencapai usaha yang optimum. 30 Pola strategi penyusunan program lebih menyangkut ke pola pencapaian tujuan program secara umum. Suatu rancangan induk untuk mencapai tujuan 30 R.M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh siaran, Jakarta: FFTV-IKJ, 2007. Cet ke- 1, h. 5 program perlu disusun. Berkaitan dengan keluaran dari siaran yang sifatnya informasi maka strateginya adalah bagaiamana menyetuh sasaran program sehingga tanpa disadari dapat mengarah ke pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam hal ini ada tiga variabel yang perlu diperhatikan. 31 1. Memotivasi dan merangsang kesadaran sasaran program. 2. Mengarahkan kesadaran tersebut ke arah garis pengembangan keseluruhan. 3. Mengendalikan pengembangan untuk menyesuaikan dengan kondisi objektif. Karakteristik program dipolakan oleh sifat waktu, tempat, dan suasana. Setiap program memiliki karakter waktunya sendiri yaitu penempatan atau pengalokasian waktu siaran. Ada waktu prima, subprima,, dan frekuensi waktu serta biaya waktu. Tempat sebuah program dalam siaran dapat dilihat dari segi, yaitu dari sisi programatik dan sisi penonton atau sasaran program.Sisi pertama berkaitan dengan kesesuaian alokasi program dalam jadwal siaran, sisi kedua berhubungan dengan aspek geokultural sasaran program yang tersebar di seluruh negri dengan tradisi yang berlainan. 32

3. Format Program Acara Televisi

Isitilah format dapat diartikan dalam berbagai cara, diantaranya adalah sebagai berikut: 31 P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan video , Jakarta: PT Grasindo: 1993. Cet ke-1, h. 9-10. 32 Ibid h. 56-64 1. Berarti ukuran. Dalam hal ini berkaitan dengan ukuran pita video, misalnya format inch dan ¾ inch. 2. Diartikan sebagai nama pita video, misalnya format Beta, VHS, dan format U-matic. 3. Digunakan untuk menyebut kualifikasi pita kaset video itu sendiri, misalnya format Low Band atau format High Band. 33 Dalam bab ini akan dibahas adalah format dalam arti bentuk atau kerangka sajian program televisi atau video. Secara kategorial program televisi video dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu informasi, kebudayaan, pendidikan , dan hiburan. Berdasarkan kategori tersebut TVRI menyajikan beraneka macam program seperti program siaran untuk pemuda, siaran pedesaan, ilmu pengetahuan, kesehatan, keluarga berencana, kesenian, dan kerajinan rumah tangga, kebudayaan, keagamaan, dan olahraga. Program pendidikan ialah program yang mengandung nila kependidikan atau educational program bukan instructional program, kecuali program pelajaran bahasa asing bahasa Inggris dan bahasa Arab. Program siaran televisi kategori hiburan yang diupayakan oleh TVRI misalnya musik, film, drama atau sinetron sinema elektronik, dan film seri berbeda dengan program komersial. Pada umumnya orang mengartikan program komersial secara sempit yaitu sebagai acara iklan televisi. Sebenarnya ada berbagai jenis program yang dapat diklasifikasikan sebagai program komersial, 33 Ibid, h. 56-64 yaitu segala macam program yang berkaitan dengan aspek bisnis, misalnya siaran sinetron yang disponsori oleh suatu perusahaan, reportase lomba balap mobil, balap kuda dan gi cart yang termasuk kategori siaran olahraga, namun bila dikaitkan dengan sponsorship termasuk komersial. Jadi, secara jelas program siaran televisi swasta adalah program komersial. 34 Format program televisi atau video sebenarnya tidak terbatas macamnya. Bila ditinjau dari segi tempat dan waktu produksinya maka dapat diklasifikasikan menjadi; program studio, dan program video atau film yang diproduksi di luar studio bisa in maupun out-door, dan siaran hidup reportase peristiwa di luar studio. Sementara itu, bila diklasifikasikan berdasarkan jumlah penampilan dan alokasi waktu adalah sebagai berikut: 1. Format Program Sederhana Secara umum bercirikan digunakan seorang atau lebih penyaji atau presenter untuk menyampaikan isi pesan. Format ini mempunyai isi pesan beberapa format program, yaitu: a. Format Talk Ceramah Wujud sajian format ini didahului pengumuman atau pengantar singkat oleh penyiar tentang nama acara, topik pembicaraan, dan pembicara. Kemudian tampil seorang penceramah menyampaikan isi pesannya. Ada kalanya pengumuman oleh penyiar dengan caption. Variasi format talk misalnya: 34 P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan video , Jakarta: PT Grasindo: 1993. Cet ke-1, h. 56-64 i. Ceramah dengan bantuan caption dan alat peraga. ii. Ceramah dengan diselingi ilustrasi visual yang berkaitan. iii. Tanya jawab antara reporter dan pembicara. iv. Ceramah dengan demontrasi 35 Penggunaan format yang terlalu sering berarti mengabaikan fasilitas dan kapasitas televisi sebagai media audio visual yang mampu menyajikan gerakan, warna, dan memadukan penggunaan media lain dengan baik. Namun demikian, dengan persetujuan yang bersangkutan, sutradara atau Pengarah Acara dapat menyarankan penggunaan ilustrasi visual, capion, atau animasi. b. Format Program Video On Sound VOS Format program ini menampilkan sajian diiringi unsur audio seperti narasi, dialog, sound effect, dan musik. Namun, penyajian tidak tampil di layar. c. Format Program Diskusi Format sajian ini masih termasuk sederhana , namun sudah memberi peluang penggunaan variasi shost yang menarik. Dalam hal ini, bukan sekadar simulasi diskusi yang semua panelis sebelum rekaman atau siaran sudah disiapkan dan tinggal memainkan peran yang diserahkan kepadanya. Bila demikian halnya, sajian jelas akan cepat membosankan, kecuali untuk program instruksuksional dengan 35 Ibid, h. 56-64 sasaran program yang tertentu karakteristiknya. Program ini akan menjadi apabila sampai saat rekaman atau siaran para panelis belum saling mengenal sehingga pendapat-pendapat akan muncul secara spontan. Format program diskusi paling cocok untuk mengetengahkan permasalahan yang mengandung pro dan kontra atau persoalan yang memiliki alternatif pemecahan dengan pembicara yang langsung berkaitan terhadap masalah tersebut atau pakarnya. d. Format Program Wawancara Interview Format ini masih dalam kategori sederhana dari aspek produksi, namun memiliki faktor kesukaran yang tinggi. Maksudnya adalah kemampuan pewawacara atau interview, sebagai wakil penonton dalam menggali, mengejar, membujuk, dan mengarahkan secara halus sehingga narasumber bersedia mengetengahkan segala hal yang ingin diketahui penonton. Dalam format ini bila jumlah narasumbernya lebih dari satu disebut Forum Meja Bundar e. Format Program Permainan Format ini dapat didayagunakan agar sasaran program dapat memiliki keterampilan tertentu, memiliki informasi, pengembangan perbendaharaan, konsep, dan keterampilan yang disajikan. Misalnya, acara Berpacu dalam Melodi arahan Ani Sumadi yang ditayangkan TVRI. Di dalam acara ini para peserta lomba, penonton di studio, dan penonton di rumah diajak menghibur diri sambil menguji pengetahuan umum khususnya mengenai lagu-lagu. Demikian pula halnya acara lomba cerdas tangkas dalam siaran pedesaan. 36 f. Format Program Dokumenter Program dukumenter menyajikan segala sesuatu dan peristiwa apa adanya. Format ini menjadi lebih menarik bila tidak hanya merekam seperti adanya melainkan dilengkapi juga dengan rekaman peristiwa kejadian di massa lalu. Format dokumenter bisa dibedakan menjadi: i. Dokumenter Berita Yaitu program yang mengambil kejadian mutakhir. Namun, berhubung materinya hanya beberapa baris maka diperlukan penelitian untuk memperoleh bahan yang lebih banyak. Misalnya penyebab kejadian, orang yang mengalami kejadian itu, dan orang lain yang sedikit memperhatikan kejadian tetapi menerima akibat yang besar. i. Dokumenter Historis. Yaitu format yang memerlukan penelitian besar bila kejadiannya melebihi umur badan penyiarannya, dapat digunakan rekaman lama. Sehubungan dengan itu, pita pidato, pidato Proklamasi, potongan film tentang KMB, atau peristiwa Pemakaman Pahlawan Revolusi merupakan bahan-bahan yang perlu dipelihara sebaik-baiknya sebab di 36 Ibid, h. 56-64 massa mendatang mungkin diperlukan oleh banyak pihak dalam rangka memproduksi program dokumenter historis. ii. Dokumenter Musikal Format ini biasa digunakan untuk merekam tokoh musik atau sejarah alat musik asli. Di Indonesia hal ini juga belum tergarap. 37 2. Format Program yang kompleks Format program yang kompleks produksinya juga lebih sulit atau lebih besar biayanya. Akan tetapi, justru format yang kompleks yang lebih menarik untuk ditonton. Beberapa format program yang kompleks misalnya sebagai berikut: 38 a. Format Program Feature Format ini hanya membahas satu topik atau pokok bahasan sehingga dapat dikatakan sebagai program tayangan khas. Biasanya dimulai dengan hal-hal yang sepele lalu makin lama semakin mendalam dan mendasar. Akibatnya, bila penonton menyaksikan suatu program feature akan memperoleh gambaran utuh atau lengkap mengenai sesuatu hal yang menjadi topik atau pokok bahasan program. b. Format Majalah Format ini umumnya sama dengan majalah. Bedanya, format majalah program televisi berupa sajian audio visual. Bila format feature hanya membahas satu topic. 37 Ibid, h. 56-64 38 Ibid, h. 54-64 c. Format Program Drama Format program drama televisi ada beraneka macam. Bila dibedakan menurut medium pertunjukkannya adalah sebagai berikut: i. Drama Boneka Drama boneka ada dua macam. Drama yang menggunakan boneka sungguhan seperti si Unyil, Muppert Show, atau Si Komo dan drama yang dimainkan oleh orang atau anak-anak dengan mengenakan topeng atau kostum boneka. ii. Drama Televisi Drama ini sering disbut sinetron sinema elektronika. Kategorinya mengacu ke massa putar program. Misalnya, drama 120 menit, 90 menit, 30 menit, dan 15-20 menit disebut fragmen drama. 39 . 39 Ibid. h.56-64 BAB III GAMBARAN UMUM TRANS TV

A. Sejarah Berdirinya dan Perkembangan TRANS TV