Full Thickness Skin Graft FTSG :

c. Heterograft Xenograft : graft berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies 3

2. Ketebalannya a. Split thickness skin graft STSG :

Graft ini mengandung epidermis dan sebagian dermis. Tipe ini dapat dibagi atas 3 bagian : 1. Thin Split Thickness Skin Graft sering disebut Thiersch atau Ollier- Thiersch graft, berukuran 0,008 - 0,012 mm. 2. Intermediate medium Split Thickness Skin Graft, berukuran 0,012 - 0,018 mm. 3. Thick Split Thickness Skin Graft, nama lainnya Three quarter thickness graft, berukuran 0,018 - 0,030 mm.

b. Full Thickness Skin Graft FTSG :

Graft ini meliputi epidermis dan seluruh ketebalan dermis, sering disebut Wolfian graft. 1-4 Untuk mempermudah pengertian dalam membedakan ketebalan skin graft yaitu : Thin STSG : terdiri dari epidermis dan ¼ bagian lapisan dermis. Intermediate STSG : terdiri dari epidermis dan ½ bagian lapisan dermis. Thick STSG : terdiri dari epidermis dan ¾ bagian lapisan dermis. FTSG : terdiri dari epidermis dan 44 bagian seluruh lapisan dermis. 3 Ramona Dumasari Lubis : Skin Graft, 2008 USU e-Repository © 2009 3 VASKULARISASI SKIN GRAFT Skin graft membutuhkan vaskularisasi yang cukup untuk dapat hidup, sebelum terjalin hubungan erat dengan resipien dan setelah ada jalinan dengan resipien. Setelah kulit dilepas dari donor akan berubah menjadi pucat oleh karena terputus dari suplai pembuluh darah dimana terjadi kontraksi kapiler pada graft dan sel darah merah terperas keluar. Setelah graft ditempelkan ke resipien secara perlahan tampak perubahan warna graft menjadi pink seperti ada sirkulasi kembali, hal ini terjadi diakibatkan perpindahan pasif sel darah merah yang bebas ke dalam kapiler graft. Efek kapiler terjadi selama 12 jam pertama. Nutrisi pada skin graft dimulai dengan proses sirkulasi plasmatik dimana terjadi proses inhibisi plasma serum dan oksigen kedalam graft. Graft secara pasif menyerap nutrient secara spons kemudian akan menjadi oedem secara bertahap dan beratnya bertambah hingga 40. Setelah periode penyerapan nutrient, terjadi hubungan kapiler dari resipien ke graft. Anastomose kapiler resipien dengan graft revaskularisasi terjadi mulai 22 jam dan menetap 72 jam setelah penempelan graft. Revaskularisasi pada skin graft merupakan kombinasi dari ke 3 proses dibawah ini yaitu : 1. Hubungan anastomose langsung antara graft dengan pembuluh darah resipien disebut proses inokulasi. 2. Pertumbuhan ke dalam dari pembuluh darah resipien ke dalam saluran endothelial graft. 3. Penetrasi pembuluh darah resipien ke dalam dermis dari graft yang akan membentuk saluran endothelial baru. Revaskularisasi dari split thickness skin graft di daerah resipien lebih cepat dibandingkan full thickness skin graft oleh karena split thickness skin graft lebih tipis sehingga masuknya pembuluh darah dari resipien menempuh jarak yang lebih pendek. 1-3, 5, 6 Syarat-syarat skin graft yang baik yaitu : Vaskularisasi resipien yang baik Kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien Ramona Dumasari Lubis : Skin Graft, 2008 USU e-Repository © 2009 4 Imobilisasi 3 KONTRAKSI PADA SKIN GRAFT Setelah skin graft diangkat, terjadi pengkerutan yang dikenal sebagai kontraksi primer. Pada full thickness skin graft terjadi pengkerutan sekitar 44, sedangkan pada split thickness skin graft mengkerut 9-22 tergantung ketipisannya, makin tipis semakin sedikit terjadi pengkerutan segera kontraksi primer. Kontraksi primer akan hilang dengan sendirinya saat menjahit graft tersebut pada resipien. Kontraksi yang sebenarnya pada skin graft adalah pengkerutan yang terjadi kemudian yang disebut dengan kontraksi sekunder dimana kontraksi yang terjadi setelah proses revaskularisasi pada masa penyembuhan graft. Full thickness skin graft mengalami sedikit kontraksi sekunder dibandingkan split thickness skin graft. Kontraksi sekunder berlangsung sampai graft matang kira- kira 3-6 bulan. 1,3 SPLIT THICKNESS SKIN GRAFT STSG Split thickness skin graft merupakan tindakan yang definitif sebagai penutup defek yang permanen atau hanya sebagai tindakan yang sementara sambil menunggu tindakan yang definitif. Tindakan sementara ini dimaksudkan untuk mengontrol, mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dan menutup struktur vital yang kemungkinan nanti dapat diganti dengan full thickness skin graft atau skin flap untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 1-3,6-8 Keuntungan : Kemungkinan take lebih besar Dapat dipakai untuk menutup defek yang luas Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja Daerah donor dapat sembuh sendiri epitelialisasi Ramona Dumasari Lubis : Skin Graft, 2008 USU e-Repository © 2009 5 Kerugian : Punya kecendrungan kontraksi lebih besar Punya kecendrungan terjadi perubahan warna Permukaan kulit mengkilat Secara estetik kurang baik Indikasi : Menutup defek kulit yang luas Dapat digunakan untuk penutupan sementara dari defek Kontra indikasi : Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan flap atau full thickness skin graft FULL THICKNESS SKIN GRAFT Digunakan untuk menutup defek pada wajah, leher, ketiak, volar manus atau menutup daerah yang diinginkan secara estetik tidak terlalu jelek. 1-5 Keuntungan : Kecendrungan untuk terjadi kontraksi lebih kecil Kecendrungan untuk berubah warna lebih kecil Kecendrungan permukaan kulit mengkilat lebih kecil Secara estetik lebih baik dari split thickness skin graft Kerugian : Kemungkinan take lebih kecil dibanding split thickness skin graft Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas Donor harus dijahit atau ditutup oleh split thickness skin graft bila luka donor agak luas sehingga tidak dapat ditutup primer Donor terbatas pada tempat-tempat tertentu seperti inguinal, supraklavikular, retroaurikular Ramona Dumasari Lubis : Skin Graft, 2008 USU e-Repository © 2009 6 Indikasi : Kehilangan jaringan yang tidak begitu luas Kontra indikasi : Tidak terdapatnya suplai darah TEKHNIK MENGERJAKAN SKIN GRAFT

a. Split tickness skin graft