Keramik Sebagai Bahan Substitusi Bone Graft.

(1)

KERAMIK SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI BONE GRAFT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

NURUL HUDA Br.REGAR

NIM : 040600066

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

(D) Nurul Huda Br. Regar

(E) KERAMIK SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI BONE GRAFT (F) iv + 27 halaman

(G) Berbagai bahan dan teknik digunakan sebagai terapi regeneratif untuk kerusakan tulang yang disebabkan karena periodontitis seperti bone graft. Jaringan graft termasuk tulang, sudah digunakan secara luas sampai sekarang, karena merupakan salah satu jaringan yang sama, yang digunakan sebagai pengganti dengan tujuan adanya perbaikan kerusakan jaringan. Kehilangan jaringan gingiva dapat menyebabkan sensitifitas gigi, penampilan estetis yang kurang, kontur mahkota tiruan yang tidak alamiah, erosi semen dan kemungkinan karies akar.

Graft adalah suatu bagian jaringan yang diambil dari satu tempat dan ditransplantasikan ke tempat lain, baik pada individu yang sama maupun yang berlainan. Secara garis besar terdapat dua fungsi utama graft terhadap tulang resipien yaitu mendorong terjadinya osteogenesis (pembentukan tulang) dan memberi dukungan mekanis pada kerangka resipien (mechanical support). Jenis bone graft terbagi menjadi dua yaitu; jenis bone graft dari tulang murni seperti; autograft, allograft dan xenograft. Jenis bone graft hasil substitusi seperti; keramik, polymers, natural material. Sekitar 60% substitusi graft tulang saat ini tersedia termasuk

(A) Fakultas Kedokteran Gigi (B) Bagian Ilmu Materal dan Teknologi Kedokteran Gigi (C) 2009


(3)

keramik, baik tersendiri atau dalam kombinasi dengan material lain. Keramik mempunyai efek toksik yang sangat rendah pada jaringan. Keramik kalsium fosfat, termasuk didalamnya hydroxyapatite atau Ca10(PO4)6(OH)2 adalah sejenis komponen mineral alami dari jaringan keras vertebrate. Kalsium fosfat sangat biocompatible, nonimmunogenik dan nonkarsinogenik. Sedangkan Bioglass adalah sebuah material keramik yang padat dan merupakan sejenis material yang aktif pada permukaan tulang, yaitu membentuk hydroxyapatite pada permukaan Bioglass. Kalsium sulfat merupakan bahan yang aman karena bisa diserap, mudah dimanipulasi, mudah dimanipulasi dan bisa digunakan sebagai bahan isi atau bahan agglutinant dari implan tulang lain. Salah satu jenis implan keramik nonreaktif adalah yang terbuat dari oksida aluminium (Al2O3), keramik ini dapat ditolerir dengan baik oleh tulang namun tidak bioaktif karena tidak mendorong pembentukan tulang, tidak seperti keramik kalsium fosfat maupun kaca bioaktif.

Meskipun keramik rapuh dan rentan terhadap fraktur fleksural, keramik merupakan bahan yang logis untuk implan gigi karena sifat biokompatibilitasnya yang unggul. Keramik adalah kombinasi dari logam oxida, yang meliputi SiO2, Al2O3 (alumina), MgO (magnesia), MgAl2O3 (spinel) dan banyak lainnya. Selain itu, hydroxyapatite (Ca[PO4]6[OH]2

(H) Daftar Pustaka : 27 (1980-2008)

), yang masih terus dilakukan percobaan atas daya gunanya pada augmentasi ridge, adalah termasuk bahan keramik.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

HALAMAN JUDUL ………...i

HALAMAN PERSETUJUAN ………..ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ………...iii

KATA PENGANTAR ………...iv

DAFTAR ISI ……….…....vi

BAB 1 PENDAHULUAN ……….1

BAB 2 BONE GRAFT DAN JENIS BONE GRAFT 2.1Definisi Bone Graft ...3

2.2 Fungsi Bone Graft ...4

2.3 Jenis Bone Graft ...4

2.3.1 Bone graft dari tulang murni ...5

2.3.1 Autograft ...5

2.3.2 Allograft ...6

2.3.3 Xenograft ...6

2.3.2 Bone Graft Hasil subsitusi ...7

2.3.2.1 Keramik ...8

2.3.2.1.1 Keramik Kalsium Fosfat ...8

2.3.2.1.2 Bioactive glass dan Glass keramik ...10


(5)

2.3.2.1.4 Kalsium Aliminates Keramik ...13

2.3.2.2 Polymers ...13

2.3.2.3 Natural Material ... 14

BAB 3 SIFAT DAN KOMPOSISI KERAMIK UNTUK BONE GRAFT 3.1 Sifat-sifat Keramik kalsium Fosfat …………...………...15

3.2 Sifat-sifat Bioactive glass dan glass keramik ………...………...16

3.3 Sifat-sifat Kalsium sulfat keramik ………...18

3.4 Sifat Kalsium aliminates keramik ………...18

BAB 4 MEKANISME KERAMIK MEMBENTUK TULANG ………...20

BAB 5 KESIMPULAN ...23


(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 15 Agustus 2009

Pembimbing Tanda tangan

Lasminda Syafiar, drg, M.Kes NIP : 130 809 961


(7)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 3 juli 2009

TIM PENGUJI

KETUA : 1. Lasminda Syafiar, drg.,M.Kes ANGGOTA : 1. Sumadhi S., drg. PhD

2. Rusfian, drg., M.Kes 3. Sitti Chadidjah AZ,drg


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan, untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini telah dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Lasminda Syafiar,drg,M.Kes selaku dosen pembimbing dan ketua Departemen IMTKG FKG Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan serta saran dalam penulisan skripsi ini.

2. Seluruh staf pengajar Departemen IMTKG (Lasminda Syafiar, drg,M.Kes. Sitti Chadidjah,drg,M.kes. Sumadhi,drg,PhD. Rusfian,drg,M.kes. Kholidina Imanda Harahap, drg) yang telah turut berpartisipasi selama pembuatan skripsi saya di FKG USU.

3. Eddy Dahar, drg, M.kes. selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.


(9)

4. Rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga kupersembahkan kepada ayahanda Syamsuri A Siregar dan ibunda tercinta Farida Hanum Rangkuti atas dukungan moral dan materil serta doa restu yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di FKG USU.

5. Abang tersayang Manfhati Lufti Siregar.SP, dr.Maulana Anshari Siregar, serta kakak Rina Harahap.Amd terima kasih atas do’a, dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

6. Sahabat-sahabatku Dmitri Yuanita Kirana Sirait, Fitri Amelia Fransiska Nasution, Siunelly, Nowenda, Yuniati, Chairani, serta teman-teman stambuk 2004 Mandiri terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan selama penulis menjalani pendidikan di FKG USU maupun selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dalam penulisan skripsi ini, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menghasilkan tulisan ilmiah yang lebih baik lagi. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang bermanfaat bagi kita dan fakultas serta dunia kedokteran gigi khususnya, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2009 Penulis,

(Nurul Huda Br.Regar) NIM : 040600066


(10)

(D) Nurul Huda Br. Regar

(E) KERAMIK SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI BONE GRAFT (F) iv + 27 halaman

(G) Berbagai bahan dan teknik digunakan sebagai terapi regeneratif untuk kerusakan tulang yang disebabkan karena periodontitis seperti bone graft. Jaringan graft termasuk tulang, sudah digunakan secara luas sampai sekarang, karena merupakan salah satu jaringan yang sama, yang digunakan sebagai pengganti dengan tujuan adanya perbaikan kerusakan jaringan. Kehilangan jaringan gingiva dapat menyebabkan sensitifitas gigi, penampilan estetis yang kurang, kontur mahkota tiruan yang tidak alamiah, erosi semen dan kemungkinan karies akar.

Graft adalah suatu bagian jaringan yang diambil dari satu tempat dan ditransplantasikan ke tempat lain, baik pada individu yang sama maupun yang berlainan. Secara garis besar terdapat dua fungsi utama graft terhadap tulang resipien yaitu mendorong terjadinya osteogenesis (pembentukan tulang) dan memberi dukungan mekanis pada kerangka resipien (mechanical support). Jenis bone graft terbagi menjadi dua yaitu; jenis bone graft dari tulang murni seperti; autograft, allograft dan xenograft. Jenis bone graft hasil substitusi seperti; keramik, polymers, natural material. Sekitar 60% substitusi graft tulang saat ini tersedia termasuk

(A) Fakultas Kedokteran Gigi (B) Bagian Ilmu Materal dan Teknologi Kedokteran Gigi (C) 2009


(11)

keramik, baik tersendiri atau dalam kombinasi dengan material lain. Keramik mempunyai efek toksik yang sangat rendah pada jaringan. Keramik kalsium fosfat, termasuk didalamnya hydroxyapatite atau Ca10(PO4)6(OH)2 adalah sejenis komponen mineral alami dari jaringan keras vertebrate. Kalsium fosfat sangat biocompatible, nonimmunogenik dan nonkarsinogenik. Sedangkan Bioglass adalah sebuah material keramik yang padat dan merupakan sejenis material yang aktif pada permukaan tulang, yaitu membentuk hydroxyapatite pada permukaan Bioglass. Kalsium sulfat merupakan bahan yang aman karena bisa diserap, mudah dimanipulasi, mudah dimanipulasi dan bisa digunakan sebagai bahan isi atau bahan agglutinant dari implan tulang lain. Salah satu jenis implan keramik nonreaktif adalah yang terbuat dari oksida aluminium (Al2O3), keramik ini dapat ditolerir dengan baik oleh tulang namun tidak bioaktif karena tidak mendorong pembentukan tulang, tidak seperti keramik kalsium fosfat maupun kaca bioaktif.

Meskipun keramik rapuh dan rentan terhadap fraktur fleksural, keramik merupakan bahan yang logis untuk implan gigi karena sifat biokompatibilitasnya yang unggul. Keramik adalah kombinasi dari logam oxida, yang meliputi SiO2, Al2O3 (alumina), MgO (magnesia), MgAl2O3 (spinel) dan banyak lainnya. Selain itu, hydroxyapatite (Ca[PO4]6[OH]2

(H) Daftar Pustaka : 27 (1980-2008)

), yang masih terus dilakukan percobaan atas daya gunanya pada augmentasi ridge, adalah termasuk bahan keramik.


(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

Penyakit periodontal adalah penyakit yang melibatkan struktur penyangga gigi baik jaringan lunak maupun jaringan keras. Perubahan yang terjadi pada jaringan keras, dalam hal ini tulang alveolar adalah penting karena kerusakan tulang berpengaruh terhadap keberadaan gigi. Mencegah kerusakan tulang alveolar menjadi lebih parah, dapat dilakukan terapi dengan periodontal bone graft agar terjadi regenerasi. Regenerasi periodontal meliputi perbaikan tulang, sementum dan serabut-serabut periodontal, setelah terjadi kerusakan akibat proses penyakit periodontal. 1

Berbagai bahan dan teknik digunakan sebagai terapi regeneratif untuk kerusakan tulang yang disebabkan karena periodontitis seperti bone graft, guided tissue regeneration (GTR), growth factors atau bahan yang berperan dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel periodontal. Pada tulang alveolar telah sering digunakan untuk regenerasi kerusakan periodontal, meliputi bahan-bahan osteokonduktif dan osteoinduktif untuk merangsang pembentukan tulang baru dan regenerasi.1

Selama beberapa tahun, para peneliti dan dokter gigi telah mencoba untuk mengembalikan bentuk atau arsitektur tulang yang hilang dengan upaya memicu regenerasi tulang dan perlekatan ligamenya terhadap gigi, menggunakan berbagai stimulator pertumbuhan tulang. Berbagai bahan autogenous atau aktif dengan sendirinya, alogenik, senogenik dan aloplastik (sintetis) telah diuji dengan tingkat


(13)

keberhasilan berbeda-beda.2 Jaringan graft termasuk tulang, sudah digunakan secara luas sampai sekarang, karena merupakan salah satu jaringan yang sama, yang digunakan sebagai pengganti dengan tujuan adanya perbaikan kerusakan jaringan.1 Secara obyektif graft tulang pada periodontal menghasilkan; pengurangan kedalaman probing, penambahan perlekatan secara klinis, pengisian kerusakan tulang, regenerasi tulang, sementum dan ligament periodontal. 1

Bila ditinjau dari sejarah tentang bahan bone graft kehilangan jaringan gingiva dapat menyebabkan sensitifitas gigi, penampilan esetetis yang kurang, kontur mahkota tiruan yang tidak alamiah, erosi semen dan kemungkinan karies akar. Untungnya kemajuan praktek klinis serta bedah plastik periodontal telah berkembang untuk menutup permukaan akar yang mengalami resesi. Graft ini digunakan baik dalam menambah dimensi interdental papila maupun dalam menutup resesi gingiva.3

Pada tulisan ini penulis akan menguraikan sejarah bone graft, jenis- jenis bone graft, sifat dan komposisi keramik untuk bone graft, mekanisme keramik membentuk tulang. Dengan pembahasan yang dikemukakan yang diuraikan pada setiap bab, diharapkan akan memberi pemahaman bagi dokter gigi mengenai bone graft.


(14)

BAB 2

BONE GRAFT DAN JENIS BONE GRAFT

2.1 Defenisi Bone Graft

Graft adalah suatu bagian jaringan yang diambil dari satu tempat dan ditransplantasikan ke tempat lain, baik pada individu yang sama maupun yang berlainan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki suatu cacat yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau anomali pertumbuhan dan perkembangan. Bone graft adalah pilihan yang banyak digunakan untuk memperbaiki kerusakan tulang periodontal. Dengan graft tulang diharapkan ada perbaikan klinis pada tulang periodontal, hal ini lebih baik bila dibandingkan dengan cara bedah pembersihan biasa tanpa penambahan bahan graft.4 Pada kasus-kasus yang regenerasinya kurang dapat diharapkan, misalkan karena tulang alveolar sudah banyak yang hilang dapat dilakukan bone grafting atau yang akhir-akhir ini terkenal dengan menggunakan bahan guided tissue regeneration (GTR). Tujuan dari bone grafting adalah mengurangi kedalaman poket periodontal, peningkatan pelekatan secara klinik, pengisian tulang di daerah defek dan regenerasi tulang baru, semen dan ligamen periodontal dengan demikian akar gigi diharapkan dapat terdukung dengan lebih baik.5


(15)

2.2 Fungsi bone graft

Secara garis besar terdapat dua fungsi utama graft terhadap tulang resipien yaitu mendorong terjadinya osteogenesis (pembentukan tulang) dan memberi dukungan mekanis pada kerangka resipien (mechanical support). Fungsi graft dan tulang untuk mendorong osteogenesis dapat melalui 3 cara, yaitu : 1). Membelah diri, yaitu sel dipermukaan graft dan tulang yang masih hidup pada saat dipindahkan, kemudian membelah diri dan membentuk tulang baru. Hal ini dapat terjadi pada cancelous autograft dan fresh cortical graft. 2). Osteoinduksi, yaitu merupakan proses menarik sel pluripotensial dari resipien yang terdapat disekitar graft dan tulang. Hal ini terjadi karena graft dan tulang mengandung mediator osteoinduksi, seperti BMP (Bone Morphogenic Protein), merupakan matrik tulang sehingga aktifitasnya tidak dipengaruhi oleh ada tidaknya sel tulang yang hidup, tidak dirusak oleh freezing tetapi rusak oleh oktoklaf. BMP terdapat pada autograft, allograft, dan fresh bone dan osteogenins, merupakan glikoprotein, dimana protein ini aktif pada demineralized bone matriks. 3). Osteokonduksi, yaitu merupakan proses resorpsi graft, kemudian diganti oleh tulang baru dari respien secara bertahap. Konstribusi graft dimulai dengan proses osteokonduksi yaitu membuat kerangka sebagai matrik tulang di jaringan resipien. Kemudian dilanjutkan dengan stimulasi pembentukan tulang sebagai proses osteoinduksi.

Graft adalah suatu bahan yang dipakai untuk menggantikan atau memperbaiki kerusakan jaringan. Suatu kerusakan tulang didefinisikan sebagai suatu celah pada

1,2,6


(16)

tulang yang membutuhkan pengisian tulang baru. Defenisi tersebut berlaku untuk pengisian tulang pada kerusakan periodontal, pemasangan implan dan ruang yang terjadi setelah operasi.1

2.3.1 Jenis Bone graft dari tulang murni

Jaringan graft termasuk tulang, sudah digunakan secara luas sampai sekarang, karena merupakan salah satu jaringan yang sama, digunakan sebagai pengganti dengan tujuan adanya perbaikan kerusakan jaringan.1

2.3.1.1 Autograft

Autograft, adalah graft yang berasal dari donor sendiri yang hanya di pindah dari satu tempat ketempat lainnya.7 Secara fisiologis paling unggul karena berasal dari jaringan tubuh sendiri, tetapi mempunyai beberapa kekurangan; jumlahnya terbatas, sulit mengambil material graft, meningkatkan resiko infeksi, meningkatkan resiko kehilangan darah dan menambah waktu anestesi, menyebabkan morbiditas serta kemungkinan resorbsi akar pada daerah donor.

Graft tulang autogenus terbagi atas dua jenis utama; autograft tulang bebas dan autograft berdekatan. Autograft tulang bebas terdiri atas tulang cortical, cancellous, atau kombinasi dari keduanya, dan bisa didapatkan dari tempat luar rongga mulut atau di dalam mulut. Autograft tulang contigius (berdekatan), disebut juga bone swaging sudah jarang digunakan untuk mengeliminasi cacat tulang.

1, 4

2

Teknik bone swaging mensyaratkan adanya daerah edentulus sehingga defek pada tulang menyatu sampai ke dasar permukaan akar tanpa menyebabkan fraktur tulang


(17)

dasarnya. Oleh sebab itu teknik ini memiliki kesulitan dengan tingkat elastisitas dari tulang. Tulang dengan komposisi cancellous yang lebih besar menjadi lebih fleksibel. Tulang tanpa komposisi cancellous yang cukup cenderung untuk terjadi fraktur.

2.3.1.2 Allograft

8

Allograft (graf alogenik) adalah jaringan yang ditransplantasikan dari seseorang kepada yang lain baik dalam spesies yang sama maupun spesies yang berbeda. Walaupun allograft mungkin memiliki kemampuan menginduksi regenerasi tulang, bahan ini juga dapat membangkitkan respons jaringan yang merugikan dan respons penolakan hospes, kecuali diproses secara khusus.2 Graft diambil dari tulang cadaver dan disterilkan untuk mencegah penularan penyakit.4

Keuntungan menggunakan allograft dibandingkan autograft adalah pasien tidak perlu mengalami luka bedah tambahan untuk pengambilan donor dari tubuhnya sendiri sementara potensi perbaikan tulangnya tetap sama.2

Salah satu bahan allograft yang sering dipergunakan dalam terapi periodontal adalah Demineralized Freeze-dried Bone Allograft (DFDBA). DFDBA adalah bone graft yang didekalsifikasi dalam asam hidrokoloid kemudian dikeringkan secara beku kering.7

2.3.1.3 Xenograft

Xenograft (xenogenik) adalah bahan graft yang diambil dari spesies yang berbeda, biasanya berasal dari lembu atau babi, untuk digunakan pada manusia.2,4 Graft hidroksilapatit yang berasal dari tulang lembu di buat melalui proses kimia


(18)

(Bio-Oss) atau pemanasan tinggi. Proses ini menghasilkan suatu tulang hidroksilapatit alami yang serupa dengan struktur mikroporositas dan makroporositas tulang manusia, dan partikel-partikel nampak diresorbsi sementara tulang dideposisi.2

2.3.2 Jenis Bone graft hasil substitusi material

• Subsitusi graft tulang dengan dasar allograft meliputi tulang allogft, yang digunakan tersendiri atau dalam kombinasi dengan material lainnya.

9

Beberapa kategori substitusi graft tulang dan meliputi berbagai material. Bone graft tersebut banyak dibentuk dari campuran satu atau lebih tipe material, meskipun demikian, campuran biasanya dibangun dari material dasar.

Laurencin et al. (2006) telah mengemukakan klasifikasi dari kelompok-kelompok berbasiskan material, yaitu :

• Subsitusi graft tulang dengan dasar faktor adalah faktor pertumbuhan alami dan recombinant, yang digunakan tersendiri atau dalam kombinasi dengan material lain. Faktor- faktor yang berada dalam matriks extracellular tulang, termasuk TGF-beta, faktor pertumbuhan seprti insulin I dan II, PDGF, FGF, dan BMPs.

• Subsitusi graft tulang dengan dasar sel menggunakan sel-sel untuk menghasilkan jaringan baru tersendiri atau disemaikan kedalam support matrix (contoh mesenchymal stem cell)

• Subsitusi graft tulang dengan dasar keramik meliputi kalsium fosfat, kalsium sulfat, dan biolgass yang digunakan tersendiri atau dalam bentuk kombinasi.


(19)

Subsitusi graft tulang dengan dasar polymer, digunakan tersendiri atau dalam kombinasi dengan material lainnya.

2.3.2.1Keramik

Sekitar 60% substitusi graft tulang saat ini tersedia termasuk keramik, baik tersendiri atau dalam kombinasi dengan material lain. Ini meliputi kalsium sulfat, glass bioaktif, dan kalsium fosfat.9 Meskipun keramik rapuh dan rentan terhadap fraktur fleksural, keramik merupakan bahan yang logis untuk implan gigi karena sifat biokompatibilitasnya yang unggul.

2.3.2.1.1 Keramik kalsium fosfat

10

Kalsium fosfat adalah nama yang diberikan pada turunan mineral yang mengandung ion kalsium (Ca2+) bersamaan dengan orthophospates (PO43),

metaphospates atau pyrophosphates (P2O74-) dan kadang-kadang ion hydrogen atau hydroxide. 70% dari tulang terbuat dari hydroxyapatite ( Ca10(PO4)6(OH)2 ), mineral fosfat kalsium. Enamel gigi juga sebagian gigi juga sebagian besar terdiri dari kalsium fosfat.11

Keramik kalsium fosfat, termasuk didalamnya hydroxyapatite atau Ca10(PO4)6(OH)2 adalah sejenis komponen mineral alami dari jaringan keras

vertebrate. Formula sintetis yang tepat bersifat biocompatible bukan bersifat biosorbable oleh sebab itu tepat pengunaaanya pada restorasi untuk waktu jangka panjang maupun prosedure preservative alveolar ridge.12


(20)

Dibidang medis dan kedokteran gigi, istilah ”hydroxyapatite” sering digunakan untuk menyatakan setiap bahan kalsium fosfat. Hydroxyapatite (HA) adalah mineral dengan rumus Ca10(PO4)6(OH)2 yang mirip dengan tulang dan gigi. Hydroxyapatite merupakan kalsium fosfat paling terkenal dan paling banyak dikaji. Telah diterima secara umum bahwa biokeramik ini adalah satu-satunya yang bersifat osteoconductive yaitu, memiliki kemampuan untuk mendukung pertumbuhan dan pembentukan jaringan tulang.13,10

Selain itu kalsium fosfat merupakan material yang osteoconductive, osteointegrative yaitu jaringan termineralisasi yang baru terbentuk membentuk suatu ikatan erat dengan implan.9

Meskipun demikian, kekuatan dan kelenturan keramik yang tidak memadai sehingga membuat bahan ini terbatas penggunaanya yaitu hanya untuk aplikasi yang mendapat tekanan sangat kecil. Oleh sebab itu penggunaan hydroksyapatite sebagai pelapis untuk substruktur titanium merupakan salah satu cara untuk menutupi kekurangan mekanis dari bahan keramik meskipun bioaktivitasnya (mempunyai suatu pengaruh terhadap, atau menghasilkan suatu respon dari jaringan hidup; bioaktif.) baik.

• Kalsium dihydrogen phosphate; Ca(H 14

Senyawa kalsium fosfat terdiri atas ;

2PO4)2 • Kalsium hydrogen phosphate; CaHPO

, 4

• Trikalsium phosphate (atau tricalcic phosphate); Ca ,

3(PO4)2 • Kalsium phosphate Ca

, 3(PO4)2. 11


(21)

2.3.2.1.2 Bioactive glass dan glass ceramic

Bahan bioactive glass (bioglass) ini pertama kali dikembangkan pada akhir tahun 1960an oleh Larry Hench dan kolega di Universitas Florida selanjutnya dikembangkan oleh tim penelitiannya di Imperial College of London dan para peneliti lain diseluruh dunia.11

Bioactive glass adalah suatu material oxide logam sintentis yang unik bereaksi dalam cairan tubuh untuk mempertinggi dan memperbesar kemampuan penyembuhan diri pada defek tulang. Bioactive glass tidak hanya membantu regenerasi normal akan tetapi juga pada akhirnya akan diserap dalam proses tersebut.15

Bioglass adalah sebuah material keramik yang padat terdiri dari CaO (kalsium oksida), Na2O (sodium oksida), P2O5 (fosfat pentoksida), dan SiO2 (silicon dioksida). Sejak pengembangannya oleh Hench di University of Florida pada tahun 1967 telah diteliti secara ekstensif pada binatang-binatang dan baru-baru ini dalam percobaan-percobaan klinis manusia. Hasil penelitian oleh Hench telah menegaskan tingkat biokompatibilitas atau kualitas kemampuan biokompatibel (dapat harmonis dengan kehidupan, tidak mempunyai efek toksik atau melukai terhadap fungsi biologis) yang tinggi dari bioglass ketika digunakan sebagai implan gigi. 12

• 45S5 : 46,1 mol% SiO

Bahan material Bioglass memiliki banyak variasi yang telah disetujui oleh Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan. Komposisinya dikenal sebagai 45S5. Komposisi lain ada dalam daftar dibawah ini ;

2, 26.9 mol% CaO, 2.4 mol%Na2O dan 2.5 mol% P2O5, Bioglass.


(22)

• 58S : 60 mol % SiO2,36 mol % CaO dan 4 mol% P2O • S70C30 : 70 mol %SiO

5 2

Bioactive glass adalah sejenis campuran amorphous. dari satu atau lebih oxide dan biasanya memiliki komposisi yang kaya dengan silica. Glass ini sangat aktif pada permukaan dalam larutan fisiologi; yaitu, mengalami pertukaran ion spontan, cepat, dengan cairan tubuh. Hal ini disebabkan oleh sifat bioactive ini, bersama dengan kandungan silica yang tinggi dan sifat amorphous dari material, dimana Hench menciptakan nama Bioglass. Material bioactive glass telah terbukti menjadi bersifat hemostatis dan mudah dimanipulasi.

, 30 mol% CaO

15

Menurut Hench implan tulang dengan Bioglass telah memperlihatkan bahwa Bioglass adalah sejenis material yang aktif pada permukaan tulang, yaitu bentuk-bentuk hydroxyapatite pada permukaan Bioglass, dan terus berlanjut dengan hydroxyapatite dari tulang host. 12

Bioactive glass memiliki banyak aplikasi tetapi utamanya pada area perbaikan tulang dan regenerasi tulang melalui rekayasa jaringan. Material pencangkokan tulang sintesis digunakan pada bidang orthopedi umum, craniofacial (tulang tengkorak dan wajah), perbaikan maxillofacial dan periodontal (struktur tulang dan gigi pendukung). Bioactive glass ini tersedia dalam bentuk partikel.11

Bioactive glass merupakan glass yang berbasiskan silicate yang secara biologi aktif. Modulusnya yang tinggi dan rapuhnya menyebabkan penggunaannya terbatas, namun demikian penggunaanya dapat dikombinasikan dengan polymethylmethacrylate untuk membentuk semen bioactive tulang dan pada implan


(23)

logam untuk melapisi bagian yang kekurangan kalsium fosfat terkarbonisasi. Lapisan ini mempermudah pengikatan kimiawi implant pada tulang disekitarnya.

2.3.2.1.3 Kalsium sulfat keramik

9

Kalsium sulfat merupakan bahan yang aman karena bisa diserap, mudah dimanipulasi, dan bisa digunakan sebagai bahan isi atau bahan agglutinant dari implan tulang lain, selain harganya yang murah. Dalam suatu percobaan pada seekor binatang, kalsium sulfat dapat digunakan untuk regenerasi tulang yang memungkinkan terjadinya mekanisme osteogenesis atau pembentukan tulang. Salah satu kelebihan utama yang terkait dengan kalsium sulfat adalah biokompatibilitasnya secara in vitro dan toleransinya terhadap jaringan gingival secara in vivo. Hasil dari percobaan pada seekor binatang, menunjukkan bahwa kalsium sulfat tanpa dikombinasikan dengan bahan lain memiliki kapasitas untuk mempertahankan suatu ruang yang memungkinkan migrasi sel-sel osteogenetik atau sel-sel yang penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang di tengah-tengahnya. 16

Sesuai dengan perkembangan tehnologi saat ini telah ditemukan sejenis kalsium baru yaitu, campuran kalsium fosfat dengan kalsium sulfat untuk implan jaringan keras, dengan berbagai ukuran dan bentuk yang sesuai untuk aplikasi medis.


(24)

2.3.2.1.4 Kalsium aliminates keramik

Salah satu jenis implan nonreaktif yang menunjukkan bukti kesuksesan dalam penelitian klinis adalah yang terbuat dari oksida aluminium (Al2O3), baik dalam bentuk polikristal maupun kristal tunggal (batu nilam). Walaupun keramik ini dapat ditolerir dengan baik oleh tulang, namun tidak bioaktif karena tidak mendorong pembentukan tulang, tidak seperti keramik kalsium fosfat maupun kaca bioaktif. Meskipun demikian, bahan ini mempunyai kekuatan, kekakuan, dan kekerasan yang tinggi. Implan ini umumnya dirancang dengan sekrup atau bentuk bilah (daun) dan tampaknya dapat bekerja optimal jika digunakan sebagai abutmen (suatu dukungan untuk menerima tekanan lateral dan horizontal) untuk protesa pada rongga mulut yang tidak bergigi sebagian.10

2.3.2.2 Polymers

Polymer dihubungkan secara bersama-sama oleh ikatan kovalen yang primer dalam kekuatan rangkaian utama dengan C, N, O, Si, dll, atom. Contoh yang paling sederhana adalah polyethylene, yang diperoleh dari ethylene (CH2=CH2), dimana atom-atom karbon memiliki elektron dengan dua hydrogen lainnya dan atom-atom karbon: -CH2(CH2-CH2)nCH2, dimana n mengindikasikan jumlah unit-unit yang berulang.14

Akhir dari subsitusi graft tulang adalah kelompok berbasiskan polymer. Polymer memberikan beberapa pilihan yang tidak dimiliki kelompok- kelompok lain. Sebagai contoh, banyak polymer yang merupakan calon potensial untuk subsitusi graft tulang mengambarkan sifat-sifat fisik, mekanik, dan kimia yang berbeda.


(25)

Penggunaan polymer dan komposit terus berkembang. Polymer dibuat dalam bentuk porous dan padat untuk perlekatan jaringan dan penguat penggantian dan sebagai lapisan untuk meneruskan tekanan ke jaringan lunak dan keras. Beberapa dari polymer sangat kuat, sehingga polymer digunakan terutama untuk konektor pendistribusi tekanan internal bagi implan osteointegrated jika konektor ini dimaksudkan untuk menirukan fungsi normal gigi dengan lebih baik.10

2.3.2.3 Natural material

Material graft tulang anorganik alami diperoleh dari bovine (diperoleh dari sapi) cancellious dan tulang cortical. Proses yang tepat telah dikembangkan untuk mengeluarkan komponen-komponen organik dari tulang yang menyisakan komponen mineral alami untuk digunakan sebagai material osteokonduksif dalam aplikasi perbaikan tulang.

Karena struktur alaminya, maka mineral tulang anorganik adalah sebanding secara fisik dan secara kimia untuk matriks yang termineralisasi dari tulang manusia.17


(26)

BAB 3

SIFAT DAN KOMPOSISI KERAMIK UNTUK BONE GRAFT

3.1 Sifat-sifat Kalsium phosphate keramik

Kalsium fosfat adalah nama yang diberikan pada turunan mineral yang mengandung ion kalsium (Ca2+) bersamaan dengan orthofosfat (PO43), metafosfat atau atau pyrofosfat (P2O74-) dan kadang-kadang ion hidrogen atau hidroksida.11

Formula sintetis yang tepat bersifat biocompatible bukan bersifat biosorbable (kemampuannya untuk degradasi, melarut bahkan hilang secara aksi biologis atau kimiawi sederhana jika dipadukan pada tubuh) oleh sebab itu pengunaaanya lebih tepat pada restorasi untuk waktu jangka panjang maupun prosedur preservative alveolar ridge.12

Selain itu kalsium fosfat merupakan material yang osteoconductive (memiliki kemampuan untuk mendukung pertumbuhan dan pembentukan jaringan tulang), osteointegrative yaitu jaringan termineralisasi yang baru terbentuk membentuk suatu ikatan erat dengan implan.9

Menurut Ducheyne dan Qui, semakin besar tingkat kelarutan keramik, seperti Hydroxyapatite semakin nampak peningkatan efek pertumbuhan jaringan tulang. Diantara beberapa faktor, komposisi kimia, ukuran partikel dan kristalinitas berkemungkinan mempengaruhi kelarutan keramik yang bisa disesuaikan untuk tujuan yang diinginkan.13


(27)

Sifat-sifat seperti kelarutan dan reaktivitas permukaan sangat tergantung pada komposisi dan tekstur permukaan kalsium fosfat. Sifat-sifat sedemikian akan sangat mempengaruhi sifat apatite yang ekuivalen secara biologik yang terbentuk bila kalsium fosfat berkontak dengan jaringan tulang. Ternyata, efisiensi rendah dari granul hydroxyapatite berkalsium dalam menghasilkan apatite mirip tulang terkait dengan kapasitas pelarut rendah dari sampel ini, yang mungkin terkait dengan kecilnya kuantitas trikalsium fosfat (TCP) yang dihasilkan selama pengolahan panas. Dengan tujuan meningkatkan degradabilitas dalam cairan biologik, sebagian penulis menggunakan dwifase (HA + TCP) daripada hydroxyapatite murni.13

3.2 Sifat-sifat Bioactive glasses dan glass Keramik

Bioglass adalah sebuah material keramik yang padat terdiri dari CaO(kalsium oksida), Na2O(sodium oksida), P2O5(fosfat pentoksida), dan SiO2(silicon dioksida). Sejak pengembangannya oleh Hench di University of Florida pada tahun 1967 telah diteliti secara ekstensif pada binatang-binatang dan baru-baru ini dalam percobaan-percobaan klinis manusia. Menurut Hench implan tulang dengan Bioglass telah memperlihatkan bahwa Bioglass adalah sejenis material yang aktif pada permukaan tulang, yaitu bentuk-bentuk hydroxyapatite pada permukaan Bioglass, dan terus berlanjut dengan hydroxyapatite dari tulang host.12

Bahan material ini memiliki banyak variasi dari komposisi asli yang telah disetujui oleh Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan. Komposisinya dikenal sebagai 45S5, yaitu ; 46,1 mol% SiO

2, 26.9 mol% CaO, 2.4 mol%Na2O dan 2.5 mol% P2O5, Bioglass.11


(28)

Bioglass adalah sejenis material yang aktif pada permukaan tulang, yaitu membentuk hydroxyapatite pada permukaan Bioglass, dan terus berlanjut dengan hydroxyapatite dari tulang host. 12

Biokompatibiliti dari Bioglass adalah sebuah kenyataan yang telah terbukti, akan tetapi sifat rapuh dari material tersebut sangat membatasi kegunannya. Implan Bioglass telah berhasil digunakan dalam bentuk cone (menyerupai kerucut) yang dimasukkan kedalam tempat ekstraksi segar, dalam upaya untuk mempertahankan alveolar ridge.12

Bioactive glass (bioglass) adalah glass berbasiskan silikat aktif secara biologi. Modulus tinggi dan sifat rapuhnya membuat aplikasinya terbatas, akan tetapi telah digunakan dalam kombinasi dengan polymethylmethacrylate untuk membentuk semen tulang bioaktif dan dengan implant logam sebagai lapisan untuk membentuk lapisan kalsium fosfat terkarbonisasi yang kekurangan kalsium. Lapisan ini mempermudah pengikatan kimia dari implan pada tulang sekeliling.9

Bioactive glass adalah sejenis campuran amorphous dari satu atau lebih oxide dan biasanya memiliki komposisi yang kaya dengan silica. Glass ini sangat aktif pada permukaan dalam larutan fisiologi; yaitu, mengalami pertukaran ion yang spontan bertukar cepat dengan cairan tubuh. Hal ini disebabkan oleh sifat bioactive ini, bersama dengan kandungan silica yang tinggi dan sifat amorphous dari material, dimana Hench menciptakan nama Bioglass. Material bioactive glass telah terbukti menjadi bersifat hemostatis dan mudah dimanipulasi.

Karakteristik utama dari glass ini adalah bahwa pertukaran ion yang spontan dengan larutan yang mengelilingi menyebabkan deposisi kimia dari sejenis lapisan


(29)

apatite biologis pada permukaannya ketika direndam dalam cairan fisiologis. Selama pembentukannya, lapisan ini mempersatukan molekul-molekul organik, seperti fibrin dan serat collagen, dari larutan yang mengelilingi ke dalam strukturnya yang memungkinkan migrasi sel yang lebih mudah pada permukaan partikel.15

3.3 Sifat-sifat Kalsium sulfates keramik

Kalsium sulfat merupakan bahan yang aman karena bisa diserap, mudah dimanipulasi, mudah dimanipulasi dan bisa digunakan sebagai bahan isi atau bahan agglutinant dari implan tulang lain, selain harganya yang murah. Dalam suatu percobaan pada seekor binatang, kalsium sulfat dapat digunakan untuk regenerasi tulang yang memungkinkan terjadinya mekanisme osteogenesis. Salah satu kelebihan utama yang terkait dengan kalsium sulfat adalah biokompatibilitasnya secara in vitro dan toleransinya terhadap jaringan gingival secara in vivo. Hasil dari percobaan pada seekor binatang, menunjukkan bahwa kalsium sulfat tanpa dikombinasikan dengan bahan lain memiliki kapasitas untuk mempertahankan suatu ruang yang memungkinkan migrasi sel-sel osteogenetik di tengah-tengahnya

Salah satu jenis implan keramik nonreaktif yang menunjukkan bukti kesuksesan dalam penelitian klinis adalah yang terbuat dari oksida aluminium (Al

16

3.4 Sifat Kalsium aliminates keramik

2O3), baik dalam bentuk polikristal maupun kristal tunggal (batu nilam). Walaupun keramik ini dapat ditolerir dengan baik oleh tulang, namun tidak bioaktif karena tidak mendorong pembentukan tulang, tidak seperti keramik kalsium fosfat


(30)

maupun kaca bioaktif. Meskipun demikian, bahan ini mempunyai kekuatan, kekakuan, dan kekerasan yang tinggi. Kalsium aliminates keramik umumnya dirancang dengan sekrup atau bentuk bilah (daun) dan tampaknya dapat bekerja optimal jika digunakan sebagai abutmen untuk protesa pada rongga mulut yang tidak bergigi sebagian.10


(31)

BAB 4

MEKANISME KERAMIK MEMBENTUK TULANG

Mekanisme perlekatan salah satu bahan keramik bioaktif ini berikatan dengan tulang, yaitu ada perubahan pH lokal didekat permukaan Bioglass menyebabkan ion natrium, kalsium, dan fosfat larut dari bahan ini. Pada saat bersamaan, ion hidrogen dari cairan jaringa n lokal akan menggantikan natrium yang hilang pada Bioglass. Pada permukaan, akan terbentuk gel yang banyak mengandung silika karena pelarutan selektif dari unsur-unsur yang keluar dari permukaan termasuk sejumlah besar silika. Kekurangan silikon ini akan diikuti dengan migrasi ion kalsium dan fosfat kepermukaan gel silika dari dalam Bioglass dan cairan jaringan, untuk membentuk lapisan kalsium-fosfor. Begitu ada konsentrasi fosfor yang memadai pada permukaan, osteoblas akan mulai berproliferasi, sehingga menghasilkan fibril kolagen yang akan berikatan dengan gel kalsium-fosfor dan di tahan oleh kristal-kristal kalsium-fosfor. Lapisan ikatan yang kuat ini terbukti mempunyai ketebalan 100-200µm, kira-kira 100 kali lebih besar dari ketebalan lapisan yang terbentuk pada hidroksiapatit. Ikatan tampak sangat kuat sehingga jika diuji akan terjadi fraktur di dalam tulang atau bahan Bioglass, sementara daerah interface tetap utuh. Dengan demikian, sifat Bioglass yang rapuh menjadi faktor yang membatasi penggunaan bahan ini sebagai bahan implan gigi yang menerima tekanan. Jika sifat mekanis dari bahan ini dapat diperbaiki, Bioglass boleh dikatakan akan menjadi tambahan yang berharga di lingkungan bahan-bahan implan gigi.10


(32)

Reaksi tulang dan jaringan lunak terhadap bahan implan khususnya terhadap

keramik yang mempunyai formula umum kuarts, feldspar dan kaolin. Keramik adalah kombinasi dari logam oxida, yang meliputi SiO2, Al2O3 (alumina), MgO (magnesia), MgAl2O3 (spinel) dan banyak lainnya. Kristal-kristal kwarsa tunggal dan formula yang disebut Bioglass, yang terdiri dari Na2O,CaO dan SiO2, juga termasuk ke dalam kategori ini. Selain itu, hydroxyapatite (Ca[PO4]6[OH]2), yang masih terus dilakukan percobaan atas daya gunanya pada augmentasi ridge, termasuk bahan keramik.

Sebagian besar bahan material implan keramik memiliki efek toksis yang sangat rendah terhadap jaringan, baik karena bahan ini berstatus oksidasi ataupun resisten terhadap korosi.

18

19

Keramik sebagai logam oksida sederhana atau derivative, bahan ini mempunyai efek toksik yang sangat rendah pada jaringan. Karena sudah berada dalam keadaan teroksidasi, bahan ini lambat diresorbsi, stabil secara kimia dan anti korosi. Sebagai kelompok, bahan ini sangat biocompatible, nonimmunogenik dan nonkarsinogenik. Kekurangannya pada sisi daya rekat yang tidak kuat dan rapuh juga kekuatannya yang kurang sehingga mudah terbelah. Keramik berpori digunakan sebagai pasak silinder. Terbuat dari kristal-kristal tunggal (sapphire) atau aluminium oksida polikristalin, keramik menjadi terpadu dengan tulang dan memberikan stabilitas yang sangat baik jika dibiarkan tanpa beban selama beberapa periode waktu. Telah terbukti bahwa, 60% restorasi telah terwujud secara layak setelah 6 tahun. Pelapis keramik berpori pada keramik padat atau inti logam memiliki kelebihan yang sama dengan keramik berpori, tetapi juga menunjukkan kekuatan dan fleksibilitas rancangan substrat. Hydroxyapatite serbuk, suatu bentuk kalsium fosfat, termasuk dalam klasifikasi ini dan pada pokoknya digunakan sebagai bahan augmentasi ridge.


(33)

Kegunaanya tidak begitu berhasil karena tubuh biasanya berusaha meresorpsinya selama pembentukan tulang, dan bahan tidak melekat dengan baik pada tulang alveolar. Masalah lain kadang-kadang timbul karena kerapuhan ikatan keramik-logam dan keadaan dimana fraktur keramik menjauh dari inti. Saat ini masih dalam penilitian, Bioglass membentuk gel permukaan yang bereaksi menguntungkan dengan jaringan ikat, yang mungkin pembentukan tulang didekatnya.18


(34)

BAB 5

KESIMPULAN

1. Sekitar 60% substitusi graft tulang saat ini tersedia termasuk keramik, baik tersendiri atau dalam kombinasi dengan material lain. Ini meliputi kalsium sulfat, glass bioaktif, dan kalsium fosfat.9 Meskipun keramik rapuh dan rentan terhadap fraktur fleksural, keramik merupakan bahan yang logis untuk implan gigi karena sifat biokompatibilitasnya yang unggul.

2. Keramik kalsium fosfat, termasuk didalamnya hydroxyapatite atau Ca

10

10(PO4)6(OH)2 adalah sejenis komponen mineral alami dari jaringan keras vertebrate. Formula sintetis yang tepat bersifat biocompatible bukan bersifat biosorbable oleh sebab itu tepat pengunaaanya pada restorasi untuk waktu jangka panjang maupun prosedure preservative alveolar ridge.12

3. Bioglass adalah sebuah material keramik yang padat terdiri dari CaO (kalsium oksida), Na

2O (sodium oksida), P2O5 (fosfat pentoksida), dan SiO2 (silicon dioksida). Bioglass merupakan sejenis material yang aktif pada permukaan tulang, yaitu membentuk hydroxyapatite pada permukaan Bioglass, dan terus berlanjut dengan hydroxyapatite dari tulang host. Bioglass memiliki tingkat biokompatibilitas atau kualitas kemampuan biokompatibel yang tinggi dari bioglass ketika digunakan sebagai implan gigi. 12


(35)

4. Kalsium sulfat merupakan bahan yang aman karena bisa diserap, mudah dimanipulasi, dan bisa digunakan sebagai bahan isi atau bahan agglutinant dari implan tulang lain, selain harganya yang murah. Salah satu kelebihan utama yang terkait dengan kalsium sulfat adalah biokompatibilitasnya secara in vitro dan toleransinya terhadap jaringan gingival secara in vivo.

5. Keramik adalah kombinasi dari logam oxida, yang meliputi SiO 17

2, Al2O3 (alumina), MgO (magnesia), MgAl2O3 (spinel) dan banyak lainnya. Kristal-kristal kwarsa tunggal dan formula yang disebut Bioglass, yang terdiri dari Na2O,CaO dan SiO2, juga termasuk ke dalam kategori ini. Selain itu, hydroxyapatite (Ca[PO4]6[OH]2), yang masih terus dilakukan percobaan atas daya gunanya pada augmentasi ridge, termasuk bahan keramik.19


(36)

DAFTAR PUSTAKA

1. Widyastuti, Rizka Yoifah. Perbandingan Genotoksisitas Demineralied Freeze Dryed Bone Allograft Dengan Xenograft Menggunakan Kultur Sel Fibroblas. PDGI Online. <http://www.pdgi-online.com/web/index.php> (24 April 2008) 2. Fedi PF, Gray JL, Vernino AR. The Periodontic Syllabus. Alih Bahasa.

Amaliya. Jakarta: EGC, 2004: 167-171

3. Reddy MS. Achieving Gingival Esthetics. Alih Bahasa. Maulani Chaerita, JADA 2003 (134): 295-342

4. i-perio. Teknik Regenerasi untuk Perawatan Penyakit Periodontal. Artikel Ilmiah 2008; 1-9

5. Prayitno SW. Penatalaksanaan Gigi Goyang Akibat Kelainan Jaringan Peridontium. Cermin Dunia Kedokteran, 1997; (115); 59

6. Dalimunthe SH. Terapi Periodontal , Medan: Universitas Sumatera Utara Press. 2006;249-251

7. Munadziroh Elly. Demineralised Freeze Dried Bone Allograft Sebagai Biomaterial untuk Perawatan Di Bidang Kedokteran Gigi. Dentika Dental Journal 2003; 8 (2); 108-112

8. Carranza FM. Glickman’s Clinical Periodontology. 7th

9.

ed. Philadelphia : WB Saunders, 1990 : 836-859

Laurencin CT, Khan Y. Bone Graft Substitute Materials. Emedicine. 2006. <http://emedicine,medscape.com/article/1230616-print> (01 Februari 2009)


(37)

10.Anusavice KJ. Philips’ Science of Dental Materialsi. edisi 10. Alih Bahasa. Johan AB, Susi Purwoko. Jakarta:EGC, 2004: 556-562

11.Anonymous. Bioactive glass and calcium phosphate. Wikipedia <

12.

http://en.wikipedia.org/wiki/Bioactive_glass> (24 Oktober 2008)

13.

O Brein WJ. Dental Materials Properties and selection. Michigan : Quintessence Publishing Company, 1989 : 454-7

14.Joon Bu P. Biomaterials An Introduction.2

Grainjeiro JM, Conz MB, Soares G. Physicochemical Characterization Of Six Commercial Hydroxyapatites For Medical-Dental Applications As Bone Graft. Journal Applied Oral Science. 2005; 13 (2) : 136-140

nd

15.

.NewYork:Plenum Press.1980;73-81

Brantley WA, Eliades G, Eliades T, Watts DC. Dental Materials In Vivo Aging and Related Phenomena. 1st

16.

. Michigan : Quintessence Publishing Company, 2003 : 263-273

17.Shu-Tung Li. FDA 510 (k) Clearance for Natural Anorganic Bone Graft Material, for Use in Oral Surgical Applications Involving Bone Repair. Medical News Today, 2005

<http://www.medicalnewstoday.com/articles/28901.php>

Machado RA, Oliveira RB, Silveira CR, Silveira RL. Bone Repair Process In Calvarial Defects Using Bioactive Glass and Calcium Sulfate Barrier. Acta Cirurgica Brasileira 2008; 23 (4): 322-8


(38)

18.Craig RG. Restorative Dental Materials. 9th

19.Craig RG, Powers JM. Restorative Dental Materials. 11

ed. United States of Amerika : Mosby Elsevier, 2008 :168-174

th

20.Nielo-Gehrig JS, Willmann DE. Foundations of Periodontics for the Dental Hygienist. 1

ed. United States of Amerika : Mosby Elsevier, 2008 :126-161

st


(1)

Kegunaanya tidak begitu berhasil karena tubuh biasanya berusaha meresorpsinya selama pembentukan tulang, dan bahan tidak melekat dengan baik pada tulang alveolar. Masalah lain kadang-kadang timbul karena kerapuhan ikatan keramik-logam dan keadaan dimana fraktur keramik menjauh dari inti. Saat ini masih dalam penilitian, Bioglass membentuk gel permukaan yang bereaksi menguntungkan dengan jaringan ikat, yang mungkin pembentukan tulang didekatnya.18


(2)

BAB 5

KESIMPULAN

1. Sekitar 60% substitusi graft tulang saat ini tersedia termasuk keramik, baik tersendiri atau dalam kombinasi dengan material lain. Ini meliputi kalsium sulfat, glass bioaktif, dan kalsium fosfat.9 Meskipun keramik rapuh dan rentan terhadap fraktur fleksural, keramik merupakan bahan yang logis untuk implan gigi karena sifat biokompatibilitasnya yang unggul.

2. Keramik kalsium fosfat, termasuk didalamnya hydroxyapatite atau Ca

10

10(PO4)6(OH)2 adalah sejenis komponen mineral alami dari jaringan keras vertebrate. Formula sintetis yang tepat bersifat biocompatible bukan bersifat biosorbable oleh sebab itu tepat pengunaaanya pada restorasi untuk waktu jangka panjang maupun prosedure preservative alveolar ridge.12

3. Bioglass adalah sebuah material keramik yang padat terdiri dari CaO (kalsium oksida), Na

2O (sodium oksida), P2O5 (fosfat pentoksida), dan SiO2 (silicon dioksida). Bioglass merupakan sejenis material yang aktif pada permukaan tulang, yaitu membentuk hydroxyapatite pada permukaan Bioglass, dan terus berlanjut dengan hydroxyapatite dari tulang host. Bioglass memiliki tingkat biokompatibilitas atau kualitas kemampuan biokompatibel yang tinggi dari bioglass ketika digunakan sebagai implan gigi. 12


(3)

4. Kalsium sulfat merupakan bahan yang aman karena bisa diserap, mudah dimanipulasi, dan bisa digunakan sebagai bahan isi atau bahan agglutinant dari implan tulang lain, selain harganya yang murah. Salah satu kelebihan utama yang terkait dengan kalsium sulfat adalah biokompatibilitasnya secara in vitro dan toleransinya terhadap jaringan gingival secara in vivo.

5. Keramik adalah kombinasi dari logam oxida, yang meliputi SiO 17

2, Al2O3 (alumina), MgO (magnesia), MgAl2O3 (spinel) dan banyak lainnya. Kristal-kristal kwarsa tunggal dan formula yang disebut Bioglass, yang terdiri dari Na2O,CaO dan SiO2, juga termasuk ke dalam kategori ini. Selain itu, hydroxyapatite (Ca[PO4]6[OH]2), yang masih terus dilakukan percobaan atas daya gunanya pada augmentasi ridge, termasuk bahan keramik.19


(4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Widyastuti, Rizka Yoifah. Perbandingan Genotoksisitas Demineralied Freeze Dryed Bone Allograft Dengan Xenograft Menggunakan Kultur Sel Fibroblas. PDGI Online. <http://www.pdgi-online.com/web/index.php> (24 April 2008) 2. Fedi PF, Gray JL, Vernino AR. The Periodontic Syllabus. Alih Bahasa.

Amaliya. Jakarta: EGC, 2004: 167-171

3. Reddy MS. Achieving Gingival Esthetics. Alih Bahasa. Maulani Chaerita, JADA 2003 (134): 295-342

4. i-perio. Teknik Regenerasi untuk Perawatan Penyakit Periodontal. Artikel Ilmiah 2008; 1-9

5. Prayitno SW. Penatalaksanaan Gigi Goyang Akibat Kelainan Jaringan Peridontium. Cermin Dunia Kedokteran, 1997; (115); 59

6. Dalimunthe SH. Terapi Periodontal , Medan: Universitas Sumatera Utara Press. 2006;249-251

7. Munadziroh Elly. Demineralised Freeze Dried Bone Allograft Sebagai Biomaterial untuk Perawatan Di Bidang Kedokteran Gigi. Dentika Dental Journal 2003; 8 (2); 108-112

8. Carranza FM. Glickman’s Clinical Periodontology. 7th

9.

ed. Philadelphia : WB Saunders, 1990 : 836-859

Laurencin CT, Khan Y. Bone Graft Substitute Materials. Emedicine. 2006. <http://emedicine,medscape.com/article/1230616-print> (01 Februari 2009)


(5)

10. Anusavice KJ. Philips’ Science of Dental Materialsi. edisi 10. Alih Bahasa. Johan AB, Susi Purwoko. Jakarta:EGC, 2004: 556-562

11. Anonymous. Bioactive glass and calcium phosphate. Wikipedia <

12.

http://en.wikipedia.org/wiki/Bioactive_glass> (24 Oktober 2008)

13.

O Brein WJ. Dental Materials Properties and selection. Michigan : Quintessence Publishing Company, 1989 : 454-7

14. Joon Bu P. Biomaterials An Introduction.2

Grainjeiro JM, Conz MB, Soares G. Physicochemical Characterization Of Six Commercial Hydroxyapatites For Medical-Dental Applications As Bone Graft. Journal Applied Oral Science. 2005; 13 (2) : 136-140

nd

15.

.NewYork:Plenum Press.1980;73-81

Brantley WA, Eliades G, Eliades T, Watts DC. Dental Materials In Vivo

Aging and Related Phenomena. 1st

16.

. Michigan : Quintessence Publishing Company, 2003 : 263-273

17. Shu-Tung Li. FDA 510 (k) Clearance for Natural Anorganic Bone Graft Material, for Use in Oral Surgical Applications Involving Bone Repair. Medical News Today, 2005

<http://www.medicalnewstoday.com/articles/28901.php>

Machado RA, Oliveira RB, Silveira CR, Silveira RL. Bone Repair Process In Calvarial Defects Using Bioactive Glass and Calcium Sulfate Barrier. Acta Cirurgica Brasileira 2008; 23 (4): 322-8


(6)

18. Craig RG. Restorative Dental Materials. 9th

19. Craig RG, Powers JM. Restorative Dental Materials. 11

ed. United States of Amerika : Mosby Elsevier, 2008 :168-174

th

20. Nielo-Gehrig JS, Willmann DE. Foundations of Periodontics for the Dental Hygienist. 1

ed. United States of Amerika : Mosby Elsevier, 2008 :126-161

st