Arteri ethmoid anterior dan posterior

Dwi Rita Anggraini: Anatomi dan Fungsi Sinus Paranasal, 2005 USU Repository ©2006 Ini penting sebagai pertanda untuk kasus operasi. Terletak diatas infundibulum dan permukaaan lateral inferiornya, dan tepi superior processus uncinatus membentuk hiatus semilunaris. Ini merupakan sel ethmois anterior yang terbesar. Arteri ethmoidalis anterior umumnya menyilang terhadap atap sel ini. Recessus suprabullar dan retrobullar dibentuk ketika bulla ethmoid tidak meluas ke dasar tengkorak. Recessus suprabullar adalah suatu celah antara atap bulla ethmoid dan fovea. Ruang retrobullar dibentuk ketika ada celah antara lamella basal dan bulla. Ruang retrobular ini dikenal sebagai hiatus semilunaris superior .

5. Infundibulum ethmoid

Perkembangan infundibulum mendahului sinus. Dibentuk oleh struktur yang kompleks. Dinding anterior dibentuk oleh processus uncinatus, dinding medial dibentuk oleh processus frontalis os maxilla dan lamina papyracea.

6. Arteri ethmoid anterior dan posterior

Arteri ethmoid anteior dan posterior berasal dari arteri opthalmica. Arteri ethmoid anterior menyilang ke rektus medial dan menembus lamina papyracea. Arteri ini kemudian menyilang ke atap sinus ethmoid pada sebuah tulang tipis biasanya dehisens , mendarahi cribiform plate dan septum anterior. Arteri ini biasanya besar dan tunggal dan di bagian inferiornya menutupi sel sinus. Letaknya yang tertutup berhubungan dengan letak strukturyang lebih medial yaitu fovea ethmoid. Arteri ethmoid posterior menyilang rektus medial, menembus lamina papyracea dan melalui sel ethmoid posterior menuju septum. Mendarahi sinus ethmoid posterior, turbinate superior dan medial dan sebagian kecil septum posterior. Arteri ini kecil dan bercabang-cabang. Letaknya tertutup kebawah diantara sel-sel sinus, bergabung dengan letak nervus opticus dekat vertex Dwi Rita Anggraini: Anatomi dan Fungsi Sinus Paranasal, 2005 USU Repository ©2006 orbita. Sebab perkembangan dari struktur ini mendahului sinus hubungan ke sel ethmoid dapat bervariasi. SINUS FRONTALIS Perkembangan Sinus frontalis sepertinya dibentuk oleh pergerakan keatas dari sebagian besar sel-sel ethmoid anterior. Os frontal masih merupakan selaput membran pada saat kelahiran dan tulang mulai untuk mengeras sekitar usia 2 tahun. Secara radiologi jarang bisa terlihat struktur selaput membran ini. Perkembangannya mulai uia 5 tahun dan berlanjut sampai usia belasan tahun. Struktur Volume sinus ini sekitar 6 - 7ml 28 x 24 x 20mm. Anatomi sinus frontalis sangat variasi tetapi secara umum ada dua sinus yang berbentuk seperti corong dan berbentuk point menaik. Kedalaman dari sinus berhubungan dengan pembedahan untuk menentukan batas yang berhubungan dengan pembedahan. Kedua bentuk sinus frontal mempunyai ostia yang bergantung dari rongga itu posteromedial. Sinus ini dibentuk dari tulang diploe. Bagaimanapun, dinding posterior memisahkan sinus frontal dari fosa kranium anterior lebih tipis. Dasar sinus ini juga berfungsi sebagai bagian dari atap rongga mata. Perdarahan Dwi Rita Anggraini: Anatomi dan Fungsi Sinus Paranasal, 2005 USU Repository ©2006 Sinus frontalis mendapat perdarahan dari arteri opthalmica melalui arteri supraorbita dan supratrochlear. Aliran pembuluh vena melalui vena opthalmica superior menuju sinus cavernosus dan melalui vena-vena kecil didalam dinding posterior yang mengalir ke sinus dural. Persarafan Sinus frontalis dipersarafi oleh cabang nervus V.1. Secara khusus, nervus-nervus ini meliputi cabang supraorbita dan supratrochlear. Struktur terkait Recessus frontal Recessus frontal adalah ruang diantara sinus frontalis dan hiatus semilunaris yang menuju ke aliran sinus. Bagian anterior dibatasi oleh sel agger nasi, superior oleh sinus frontalis, medial oleh turbinate medial dan bagian lateral oleh lamina papyracea. Rongga yang menyerupai suatu dambel seperti sinus frontalis merupakan ostium atau saluran yang kemudian membuka lagi kedalam recesus. Berdasarkan luasnya pneumatisasi ethmoid, recessus ini dapat kembali menjadi bentuk pipa yang menghasilkan dambel yang lebih panjang. Struktur yang anomali, seperti sinus lateralis bagian posterior ke recessus frontal di dasar tengkorak dan bula frontalis bagian anterior ke receesus di dasar sinus frontalis menyebabkan salah interpretasi seperti sinus frontalis ketika operasi sinus. SINUS SPHENOIDALIS Perkembangan Dwi Rita Anggraini: Anatomi dan Fungsi Sinus Paranasal, 2005 USU Repository ©2006 Sinus sphenoidalis adalah unik oleh karena tidak dibentuk dari kantong rongga hidung. Sinus ini dibentuk didalam kapsul rongga hidung dari hidung janin. Tidak berkembang hingga usia 3 tahun. Usia 7 tahun pneumatisasi telah mencapai sella turcica. Usia 18 tahun, sinus sudah mencapai ukuran penuh. Struktur Usia belasan tahun sinus ini sudah mencapai ukuran penuh dengan volume 7,5ml 23 x 20 x 17mm. Pneumatisasai sinus ini, seperti sinus frontalis, sangat bervariasi. Secara umum merupakan struktur bilateral yang terletak posterosuperior dari rongga hidung. Pneumatisasi dapat meluas sejauh clivus, ala parva dan ala magna os sphenoid sampai ke foramen magnum. Dinding sinus sphenoidalis bervariasi ketebalannya, dinding anterosuperior dan dasar sinus paling tipis 1 – 1,5mm. dinding yang lain lebih tebal, Bagian paling tipis dari dinding anterior adalah 1 cm dari fovea ethmoidalis. Letak dari sinus oleh karena hubungan anatominya tergantung dengan tingkat pneumatisasi. Sinus bisa terletak jauh di anterior, di anterior atau dengan seketika di bawah sella turcica conchal, presellar, sellar atau postsellar. Kebanyakan posisi posterior dapat menempatkan sinus bersebelahan ke struktur yang penting seperti arteri carotid, nervus opticus, nervus maxillaris cabang dari nervus trigeminal, nervus vidian, pons, sella turcica dan sinus cavernosus. Struktur ini sering dikenali seperti lekukan di atap dan dinding sinus. Dalam presentase kecil akan mempunyai dehisens tulang di atas struktur yang penting seperti nervus opticus dan arteri carotid. Hati-hati ketika memperbaiki septa Dwi Rita Anggraini: Anatomi dan Fungsi Sinus Paranasal, 2005 USU Repository ©2006 sinus ini mungkin di dalam kesinambungan dengan carotid dan canalis opticus yang dapat mengakibatkan kematian dan kebutaan. Ostium sinus sphenoidalis bermuara ke recessus sphenoethmoidalis. Ukurannya sangat kecil 0.5 - 4mm dan letaknya sekitar 10 mm di atas dasar sinus. 30 derajat kebawah dari dasar hidung anterior mendekati letak ostium diatas dinding posteriosuperior hidung, merupakan garis tengah persambungan antara 13 atas dan 23 bawah dari dinding anterior sinus. Biasanya sebelah medial ke turbinate superior dan hanya beberapa milimeter dari cribiform plate. Ostium ini, seperti sinus maxillaris, mempunyai tulang dehisens yang lebih besar yang dibatasi oleh sebuah septum membran. Perdarahan Arteri ethmoid posterior mendarahi atap sinus sphenoidalis. Bagian lain dari sinus mendapat aliran darah dari arteri sphenopalatina. Aliran vena melalui vena maxillaris ke vena jugularis dan pleksus pterigoid. Persarafan Sinus sphenoidalis disarafi oleh cabang nervus V.1 dan V.2. Nervus nasociliaris cabang nervus V.1 berjalan menuju nervus ethmoid posterior dan mensarafi atap sinus. Cabang- cabang nervus sphenopalatina V.2 mensarafi dasar sinus. Struktur terkait 1. Recessus sphenoethmoidalis Recessus sphenoethmoidalis adalah rongga disampinga dan diatas turbinate superior. Batasan-batasan dari rongga ini dibentuk oleh struktur yang kompleks. Dinding anterior dsinus sphenoidalis membentuk batas posterior. Septum nasi dan cribiform plate membentuk batas medial dan superior. Perluasan anteriolateral ditentukan oleh turbinate Dwi Rita Anggraini: Anatomi dan Fungsi Sinus Paranasal, 2005 USU Repository ©2006 superior. Rongga ini keluar ke rongga hidung secara lebih rendah. Sel ethmoid posterior, seperti halnya sinus sphenoidalis mengalir ke daerah ini.

2. Rostrum sphenoid