BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Kelapa Sawit
Kelapa sawit, didasarkan atas bukti- bukti fosil, sejarah dan Linguistik yang ada di yakini berasal dari Afrika Barat. Di tempat asalnya ini, kelapa sawit yang
dibiarkan tumbuh liar di hutan- hutan sejak awal telah di kenal sebagai tanaman pangan yang penting. Oleh penduduk setempat kelapa sawit telah diproses secara
amat sederhana menjadi minyak dan tuak sawit.
Diluar Benua Afrika, kelapa sawit mulai diperhitungkan sebagai tanaman komoditas penghasil produk dagangan Sejak Revolusi Industri bersaing keras di
Eropa. Saat itu di Eropa mulai bermunculan industry atau pabrik antara lain industry sabun dan margarin yang membutuhkan bahan mentah baku untuk
operasionalnya. Minyak sawit dan minyak inti sawit yang muncul kemudian adalah dua produk yang antara lain dibutuhkan bahan mentah bahan baku
tersebut. Maka jadilah minyak dan minyak inti sawit di butuhkan pasar Eropa Tim Penulis,1992
Universitas Sumatera Utara
Minyak sawit juga merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keanekaragaman
kegunaan dari minyak sawit. Minyak sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan, dapat juga digunakan bahan industri non pangan. Dalam
perekonomian Indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa.
Di samping itu, minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia, sehingga terus- menerus mampu
menjaga stabilitas harga minyak sawit. Komoditas ini mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Industri lain yang menggunakan minyak sawit ini adalah industri margari, sabun, dan industry kimia lainnya. Penghasil minyak sawit terbesar di dunia saat
ini adalah Malasyia dan disana kelapa sawit merupakan sumber devisa utama sejak tahun 1970-an sehingga kedudukannya cukup mantap. Sampai saat ini
eksport minyak sawit Indonsia masih dalam bentuk minyak mentah atau C
rude
P
alm
O
il
CPO, dan sebagian kecil dalam bentuk produk olahan yang merupakan hasil samping dan pembuatan minyak goreng, sehingga nilai tambah yang di
peroleh relative kecil.
Universitas Sumatera Utara
Kelapa sawit termasuk kelas Angiospermeae, ordo Palmales, famili Palmaceae, sub-famili Palminae, genus elaeis dan beberapa spesies antara lain :
Elaeis guineensis Jack, Elaeis melano coca , Elaeis odora Ketaren,1986. 2.2 Tipe Varietas Kelapa Sawit
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah di kenal. Varietas itu dapat di bedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah untuk
berdasarkan warna kulit buahnya. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah,
dikenal beberapa varietas antara lain: 1.
Dura Tempurung dura cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran
sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap buah variasi antara 35- 50. Kernel
daging biji biasanya besar dengan kandungan minyak yang rendah. Dalam persilangan varietas dura dipakai sebagai pohon induk betina.
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hamper tidak ada, tetapi daging buahnya tebal.
Universitas Sumatera Utara
Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis. Jenis pisifera tidak dapat di perbanyak tanpa menyilangkan
dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu dalam
persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara pisifera dengan dura akan menghasilkan varietas tenera.
3. Tenera
Varietas ini mempunyai sifat –sifat yang berasal dari kedua induknya,
yaitu dura dan pisifera. Varietas inilah yang banyak di tanam di perkebunan- perkebunan saat ini Tempurung sudah menipis, ketebalannya
berkisar antara 0,5-4 mm, dan terdapat lingkaran serabut disekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60-96. Tandan buah
yang di hasilkan oleh tenera lebih banyak dari pada dura, tetapi ukuran tandannya relative lebih kecil.
4. Macro carya
Tempurung sangat tebal, sekitar 5mm, sedangkan daging buahnya tipis sekali
Universitas Sumatera Utara
5. Diwikka- wakka
Varietas ini mempunyai cirri khas dengan adanya dua lapisan daging buah. Diwikka-wakka dapat dibedakan menjadi, Diwikka- wakkadura, Diwikka-
wakkapisifera dan Diwikka- wakkatenera. Perbedaan ketebalan daging kelapa sawit menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak yang dikandung.
Rendemen minyak tertinggi terdapat pada varietas tenera yaitu sekitar 22- 24 sedangkan pada varietas Dura antara 16- 18 . Sehingga tidak heran jika
lebih banyak perkebunan yang menanam kelapa sawit yang bervarietas Tenera Tim penulis,1997.
2.3 Panen dan Pengangkutan buah sawit TBS Pelaksanaan panen buah kelapa sawit dan pengangkutannya ke pabrik
kelapa sawit PKS menyangkut sejumlah aspek yang kesemuanya berpengaruh terhadap kuantitas maupun kualitas minyak yang akan di peroleh.
Kandungan asam lemak bebas ALB atau F
ree
F
atty
A
cid
FFA berkaitan erat dengan kualitas minyak kelapa sawit, makin tinggi kandungan ALB
makin rendah kualitas minyak kelapa sawitnya. Maka dalam pelaksanaan panen dan pengangkutan buah ke pabrik perlu di usahakan agar kandungan ALB
dipertahankan serendah mungkin. Standar kandungan ALB yang berlaku bagi kualitas minyak kelapa sawit hasil olahan dan siap untuk di jual adalah 3 .
Universitas Sumatera Utara
Pada buah sawit yang mencapai titik tepat matang kandungan ALB minyak kelapa sawitnya hanya sekitar 0,1 tetapi waktu sampai dilokasi pabrik
kandungan telah melampaui 2 bahkan kadang- kadang melampaui 3 atau setara dengan peningkatan lebih dari 20 kali lipat.
Meningkatnya kandungan ALB ini disebabkan oleh tiga peristiwa, pertama- tama terjadi peningkatan dalam skala kecil akibat terjadinya degradasi
biologis dalam buah yaitu proses buah menjadi lewat matang atau mulai membusuk. Peristiwa ini timbul karena pada saat tandan mencapai titik optimal
untuk didipanen, buah- buah yang berada di ujung tandan sudah lewat matang. Penyebab kedua yang lebih besar dari penyebab pertama adalah jatuhnya tandan
buah ke tanah pada waktu panen yang menyebabkan terjadinya goresan atau memar. Penyebab yang terbesar adalah yang ketiga, yang timbul akibat
penanganan H
andling
buah dalam rangka pengangkutan ke TPH dan kemudian dari TPH ke pabrik Mangoensoekarno,2003.
Derajat kematangan yang baik yaitu jika tandan- tandan yang di panen berada pada fraksi 1,2 dan 3. Secara ideal dengan mengikuti ketentuan dan criteria
matang panen dan terkumpulnya brondolan, serta pengankutan yang lancar, maka dalam suatu pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi tandan sebagai berikut:
- Jumlah brondolan di pabrik kurang lebih 25 dari berat tandan
seluruhnya
Universitas Sumatera Utara
- Tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65 dari jumlah tandan
- Tandan yang terdiri dari fraksim 1 maksimal 20 dari jumlah tandan, dan
- Tandan yang terdiri dari fraksi 4 dan 5 maksimal 15 dari jumlah
tandan.
Tandan buah segar hasil pemanenan harus segera di angkut ke pabrik untuk di olah, maka kandungan ALB
–nya semakin meningkat. Untuk menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam setelah panen, TBS harus segera diolah.
Asam Lemak Bebas terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemak minyak minyak
menjadi asam lemak dn gliserol. Kerja enzim tersebut semakin aktif bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan. Untuk itu, pengangkutan TBS ke pabrik
mempunyai peranan yang sangat penting. 2.4 Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
Pengolahan minyak kelapa sawit dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit yang berasal dari daging buah P
ericarp
. Stasiun proses pengolahan TBS menjadi minyak kelapa sawit umumnya terdiri dari:
1. Penerimaan Buah fruit reception.
2. Rebusan sterilizer.
3. Pemipilan stripper
Universitas Sumatera Utara
4. Pencacahan digester dan Pengempaan presser.
5. Pemurnian clarifier.
2.4.1. Stasiun Penerimaan Buah Sebelum diolah dalam PKS, tandan buah segar TBS yang berasal dari
kebun pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang
weight bridge
dan ditampung sementara di penampungan buah loading ramp.
a.Jembatan timbang Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang masuk ke
pabrik, yaitu pada saat masuk berat truk dan TBS serta pada saat keluarberat truk. Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh barat bersih
TBS yang masuk ke pabrik. Umumnya, jembatan timbang yang digunakan PKS berkapasitas 30-40 ton.
b. Loading ramp TBS yang telah ditimbang di jembatan timbang selanjutnya dibongkar di
loading ramp dengan menuangkan
drump
langsung dari truk. Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi-kisi pelat besi
berjarak 10cm dengan kemiringan 45
o
.
Universitas Sumatera Utara
Loading ramp dilengkapi pintu-pintu keluaran yang digerakkan secara hidrolis sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke dalam lori untuk proses
selanjutnya. Setiap lori dapat dimuat dengan 25 ton-27ton TBS. 2.4.2. Stasiun Rebusan
Lori-lori yang telah berisi TBS dikirim ke stasiun rebusan dengan cara di tarik menggunakan capstand yang digerakkan oleh motor listrik hingga memasuki
sterilizer. Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur sekitar 135
o
C dan tekanan 2,0-2,8 kgcm
2
selama 80-90 menit. Proses perebusan dilakukan secara bertahap dalam tiga puncak tekanan agar diperoleh hasil yang
optimal Iyung Pahan, 2006. Tujuan Perebusan antara lain:
Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti cangkang
Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan, serta Untuk mengkoagulasikan mengendapkan protein sehingga memudahkan
pemisahan minyak Tim Penulis,1997.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Stasiun Pemipilan Stripper TBS berikut yang telah direbus dikirim kebagian pemipilan dan
dituangkan ke alat pemipil
thresher
dengan bantuan
hoisting crane
atau
transfer carriage.
Proses pemipilan terjadi akibat tromol berputar pada sumbu mendatar yang membawa TBS ikut berputar sehingga membanting-banting TBS tersebut
dan menyebabkan brondolan lepas dari tandannya. Brondolan yang keluar dari bagian bawah pemipil dan ditampung oleh sebuah screw conveyor untuk dikirim
kebagian digesting dan pressing. Sementara, tandan kosong yang keluar dari bagian belakang pemipil ditampung oleh elevantor. Kemudian, hasil tersebut di
kirim ke hopper untuk dijadikan pupuk tandan kosong dan jika masih berlebihan diteruskan incinerator untuk dibakar dan dijadikan pupuk abu janjang.
2.4.4. Stasiun pencacahan
digester
dan pengempaan
presser
Brondolan yang telah terpipil dari stasiun pemipilan diangkut ke bagian pengadukan pencacahan atau digester. Alat yang digunakan untuk pengadukan
pencacahan berupa sebuah tangki vertikal yang dilengkapi dengan lengan-lengan pencacah dibagian dalamnya. Putaran lengan-lengan pengaduk berkisar 25-26
rpm. Tujuan utama dari proses digesting untuk mempersiapkan daging buah untuk pengempaan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari pencacahan langsung masuk ke alat pengempaan yang berada persis dibawah digester. Pada pabrik kelapa sawit, umumnya digunakan screw
press sebagai alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah.
Selama pengempaan berlangsung, air panas ditambahkan ke dalam screw press. Hal ini bertujuan untuk pengenceran sehingga massa buah bubur buah yang
dikempa tidak terlalu rapat Iyung Pahan,2006. 2.4.5. Stasiun Pemurnian
Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan untuk melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran-kotoran, seperti padatan,
lumpur, dan air. Pada proses pemurnian minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran ,baik yang berupa padatan, lumpur,
maupun air. Minyak dimurnikan dengan maksud agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan reaksi oksidasi.
Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan sistem pengendapan,
sentripusi, dan pengendapan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5.1. Tangki Pemisah Pasir Sand Trap Tank Alat ini dipakai untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang
berasal dari “screw press”.
Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak kasar harus cukup panas yang diperoleh dengan menginjeksikan uap. Temperaturnya minyak kasar 95-
115
o
C. 2.4.5.2. Saringan Bergetar Vibrating ScreenVibro Separator
Saringan bergetar dipakai untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut minyak kasar. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada
saringan ini dikembalikan ke timbangan buah untuk diproses kembali. Cairan minyak di tampung dalam tangki minyak kasar
crude oil tank.
Saringan getar terdiri dari dua tingkat, tingkat atas memakai saringan mesh 20,sedangkan tingkat bawah memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan
saringan tersebut disiram dengan air panas. 2.4.5.3. TangkiPompa Minyak Kasar Crude Oil TankPump
Tangki minyak kasar adalah tangki penampungan minyak kasar,yang telah disaring, untuk dipompakan ke dalam tangki pisah Continuous Tank dengan
pompa minyak kasar.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menjaga agar suhu cairan tetap,diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan uap.Pembersihan secara menyeluruh luar dan dalam
dilakukan setiap minggu akhir mengolah.
2.4.5.4. Decanter Decanter adalah alat untuk memisahkan minyak, air dan padatan solid
secara sentripusi datar. Alat ini terdiri dari dua bagian,yakni;
Bagian yang diam
casing
Bagian yang berputar. Bagian yang berputar merupakan tabung
bowl
yang dengan putaran 2000- 6000rpm, dan didalamnya terdapat ulir
screw conveyor
dengan putaran sedikit lambat dari putaran tabung. Minyak kasar dari tangki penampungan di pompakan
melalui saringan berputar brush stainer dan pemisah awal desander masuk ke dalam “buffer tank” untuk dipanasi dengan system injeksi uap sampai suhu 90-
100
o
C.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5.5. Tangki Pisah
Continous Tank
Continous tank berfungsi untuk memisahkan minyak dari lumpur. Perbedaan berat jenis ini menyebabkan lapisan minyak berada dibagian atas
sedangkan lapisan sludge dan lapisan lumpur berada dibagian bawah tangki dan mengendap.
2.4.5.6. Tangki Masakan Minyak
Oil Tank
Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah ditampung dalam tangki pemisah ditampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah
lebih lanjut pada sentripusi minyak. Diusahakan agar tangki ini tetap penuh untuk menjaga agar pemanasan tetap 90-95
o
C, Sistem pemanasan dilakukan dengan pipa spiral yang dialiri uap dengan tekanan 3 kgcm
2
. Saringan uap dan “steam trap” harus berfungsi baik dan kadar air minyak harus diusahakan kurang lebih 0,5-
0,70 dan kadar kotoran diusahakan 0,10 – 0,30.
2.4.5.7. Sentripusi Minyak
Oil Purifier
Untuk memisahkan minyak yang berasal dari oil tank yang masih mengandung air 0,50
– 0,70 dan kotoran 0,10 -0,30 dipergunakan alat pemisah sentripusi ini, yang berputar antara 5000-6000rpm. Akibat gaya
sentrifugal yang terjadi, kadar air dalam minyak hasil nya ; 0,30 – 0,40,
sedangkan kadar kotoran ; 0,010 – 0,013.
Universitas Sumatera Utara
Apabila alat ini mengalami kerusakan maka mutu produksi minyak kelapa sawit akan turun.
2.4.5.8. Tangki Apung
Floats Tank
Tangki apung dipakai untuk mengatur jumlah minyak masuk ke dalam tangki hampa udara
vacuum
agar meratadan tetap konstan.
2.4.5.9. Pengeringan Minyak
Vacuum Dryer
Pengeringan minyak dipergunakan untuk memisahkan air dan minyak dengan cara penguapan hampa.tekanan yang digunakan yaitu; 0,8
– 1,0 kgcm
3
. Air yang terbentuk dalam kondensor langsung ditampung pada tangki air panas
dibawah.
2.4.5.10. Tangki sludge Tangki ini dipergunakan untuk menampung lumpur dari hasil pemisahan
tangki pisahan yang masih mengandung minyak 4,5 – 5,5.
Alat ini berbentuk tabung silinder yang bagian bawahnya berbentuk kerucut. Pemanasan dalam tangki ini dilakukan dengan sistem injeksi uap dan suhu cairan
dalam tangki 95 – 115
o
C.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5.11. Saringan Berputar
Brush Strainer
Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada dalam sludge sebelum diolah dalam sludge separator. Alat ini terdiri dari tabung silindar
yang berlubang-lubang halus dengan sikat- sikatyang berputar bersama poros ditengah
–tengah silindar tersebut. Cairan yang telah tersaring keluar dari bagian atas untuk menuju ke dalam desander, sedangkan serabut sampah dibuang dari
bagian bawah.
2.4.5.12. Pre Cleaner Cairan yang keluar dari saringan berputar, masih mengandung pasir.
Untuk membuang pasir itu dipergunakan “sludge pre cleaner”. Alat ini pada bagian atas berbentuk silinder, dan bagian bawah berbentuk konus yang terbuat
dari bahan keramik. Dibawah konus terdapat tabung pengendapan pasir. Cairan dipompakan pada bagian samping atas dengan sistem siklus, sehingga cairan
berputar dalam tabung dan konusnya, yang mengakibatkan timbulnya gaya sentrifugal. Gaya ini menyebabkan pasir turun dengan cepat melalui konus untuk
dibuang, sedangkan cairan tanpa pasir bergerak ke atas, dan keluar melalui poros.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5.13. Low Speed Separator Cairan sludge yang telah melalui brush strainer dan pre clainer,
dimasukkan ke dalam low speed separator ini untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros
dan terdorong keluar . 2.5 Minyak Kelapa Sawit
Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal dari daging buah Mesokarp berwarna merah. Jenis minyak ini di kenal sebagai
minyak kelapa sawit kasar atau
Crude Palm Oil
CPO. Sedangkan minyak yang kedua adalah berasal dari inti kelapa sawit, tidak berwarna,dikenal sebagai
minyak inti kelapa sawit atau
Palm Kernel Oil
PKO. Minyak sawit kasar CPO mengandung sekitar 500- 700
β
-
Caroten dan merupakan bahan pangan sumber karoten alami terbesar. Oleh karena itu CPO
berwarna merah jingga. Di samping itu jumlahnya juga cukup tinggi. Minyak sawit ini di peroleh dari mesokarp buah sawit melalui ekstraksi dan mengandung
sedikit air serta serat halus, yang berwarna kuning sampai merah dan berbentuk semi solid pada suhu ruang. Adanya serat halus dan air pada sawit kasar tersebut
menyebabkan minyak sawit kasar tidak dapat di konsumsi langsung sebagai bahan pangan maupun non pangan Ketaren,2005.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam
lemaknya, minyak sawit tergolong minyak asam oleat-linoleat. Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan karatenoid terutama
β
-
karotena, berkonsistensi setelah padat pada suhu kamar konsistensi titik lebur banyak
ditentukan oleh kadar ALB-nya, dan dalam keadaan segar kadar asam lemak bebas yang rendah, bau dan rasanya cukup enak.
Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda- beda. Panjang rantai adalah 14- 20 atom karbon. Dengan demikian
sifat minyak sawit ditentukan oleh perbandingan- perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut. Pada tabel 1 tercantum panjang rantai dan sifat- sifat asam
lemak yang ada dalam minyak sawit.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Panjang rantai dan sifat-sifat Asam Lemak dalam Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit
Asam lemak
Jumlah karbon
Tak jenuh Titik lebur
o
C Asam lemak, berat
Minyak sawit
m.inti sawit
Kaprilat Kaprat
Laurat Miristat
Palmitat Stearat
8 10
12 14
16 18
16,7 31,6
44,2 54,4
62,9 69,6
- -
- 1,4 0,5-6
40,132-45 5,52,7
2,7 3,5 7,03-7
46,040- 52
14,114- 17
8,87,91,3 1-3
Jumlah asam jenuh
47,0 80,8
Oleat Linoleat
18 20
1 2
14 -5
42,738-52 10,35-11
18,5 13- 19
0,7 0,5-
2 Jumlah asam lemak jenuh
53,0 19,2
Pembentukan lemak dalam buah sawit mulai berlangsung beberapa minggu sebelum matang. Kandungan minyak tertinggi dalam buah adalah pada
saat buah akan membrondolan melepas dari tandannya. Karena itu kematangan tandan biasanya dinyatakan dengan jumlah buahnya yang membrondol. Kebalikan
dari pembentukan lemak adalah penguraian atau hidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak bebas.
Universitas Sumatera Utara
Proses ini dalam buah terjadi sejak mulai berlangsungnya proses “kematian”, yaitu saat buah membrondol atau saat tandan dipotong dan terlepas
hubungannya dengan pohon. Proses hidrolisis dikatalisis oleh enzim lipase yang juga terdapat dalam buah, tetapi berada di luar sel yang mengandung minyak.
Pembentukan asam lemak bebas oleh mikroorganisme jamur dan bakteri tertentu juga dapat terjadi bila suasananya sesuai, yaitu pada suhu rendah
dibawah 50 C, dan dalam keadaan lembab dan kotor. Oleh karena itu minyak
sawit harus segera di murnikan setelah pengutipannya. Pemanasan sampai suhu diatas 90
C seperti pada pemisahan dan pemurnian akan menghancurkan semua organisme dan menonaktifkan enzimnya. Pada kadar air kurang dari 0,8
mikroorganisme juga tidak dapat berkembang. Jika lebih tinggi sebaikknya minyak di timbun dalam keadaan panas sekitar 50
-60
o
C Mangoensoekarjo, 2003.
2.5.1 Jenis- jenis produk kelapa sawit Keunggulan minyak selain tersusun dari asam lemak tidak jenuh dan asam
lemak jenuh juga mengandung Beta karoten atau pro-vitamin A yang sangat diperlukan dalam prose metabolisme dalam tubuh manusia dan sebagai anti
oksidan dan pro-vitamin E tokoferol dan tokotrinol selain berperan dalam metabolisme dan untuk kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Produk kelapa sawit dapat dikelompokkan dalam : a.
Bahan makanan
oleofood
, oleomakanan b.
Bahan non makanan
oleochemical,
oleokimia c.
Bahan kosmetik dan farmasi
Cosmetis and
pharmasi
Pardamean,2008. 2.5.2 Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 perikarp dan 20 buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34- 40 . Minyak kelapa
sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat di lihat pada Tabel 2.
Bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa Sawit
Asam Lemak Minyak
kelapa sawit
persen Minyak
Inti Sawit
persen Asam kaprilat
Asam kaproat Asam laurat
Asam miristat Asam palmitat
Asam stearat Asam oleat
Asam linoleat -
- -
1,1 - 2,5 40 - 46
3,6 - 4,7 39 - 45
7 - 11 3
– 4 3- 7
46 – 52
14 – 17
6,5 – 9
1 – 2,5
13 – 19
0,5 – 2
Kandungan karoten dapat mencapai 1000 atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tenera kurang lebih 500
– 700 , kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Standar Mutu Akhir
– akhir ini minyak sawit berperan cukup penting dalam perdagangan dunia. Berbagai industri baik pangan maupun non pangan, banyak yang
menggunakannya sebagai bahan baku. Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit itu, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan
harga dan nilai komoditas ini. Di dalam perdagangan kelapa sawit,istilah mutu sebenarnya dapat
dibedakan menjadi dua arti. Yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti benar
–benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit dalam arti yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat
– sifat fisiknya, antara lain titik lebur angka penyabunan, dan bilangan yodium.
Sedangkan yang kedua, yaitu mutu minyak sawit dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi
standar mutu internasional, yang meliputi kadar asam lemak bebas ALB,FFA, air, kotoran, logam, besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan.
Dalam dunia perdagangan, mutu minyak sawit dalam arti yang kedua lebih penting.
Bertitik tolak dari beda penggunaannya, terdapat perbedaan pula dalam hal kebutuhan minyak sawit yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk
Universitas Sumatera Utara
industri pangan dan non pangan. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran,tidak bercampur pada bahan tambahan lain seperti kotoran,air logam -
logam maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan sebab dampaknya langsung berpengaruh pada kesehatan manusia http: seafast.ipb.ac.id.
2.7. Sifat Fisika dan Kimia Minyak 2.7.1. Sifat Fisik Minyak
Tidak larut dalam air.Hal ini disebabkan oleh adanya asam lemak berantai karbon panjang dantidak adanya gugus
– gugus polar. Viskositas minyak biasanya bertambah dengan bertambahnya
rantai panjang rantai karbon, berkurang dengan naiknya suhu dan berkurang dengan tidak jenuhnya rantai karbon. Minyak kastor
jauh lebih kental dari minyak sebagian besar lainnya karena adanya gugus hidroksil pada salah satu dari komponen asam lemaknya.
Berat jenisnya leb ih tinggi untuk trigliserida yang tidak jenuh. Berat jenisnya menuru ndengan bertambahnya suhu.
Minyak merupakan salah satu campuran trigliserida, titik cairnya tidak tetap. Titik cair minyak ditentukan beberapa faktor. Makin
pendek rantai asam lemak makinrendah titik cair trigliserida itu.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Sifat Kimia Minyak Dalam reaksi hidrolisasi minyak akan dirubah menjadi asam lemak bebas
dan gliserol. Reaksi hidrolisasi yang dapat menyebabkan kerusakan minyak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak tersebut. Reaksi ini akan
mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan flavor dan bau tengik pada minyak tersebut.
a. Hidrolisa
Proses hidrolisa yang disengaja biasanya dilakukan dengan penambahan sejumlah basa. Proses ini dikenal sebagai proses penyabunan. Sabun yang
terbentuk dapat diambil dari lapisan teratas pada larutan yang merupakan campuran dari larutan alkali, sabun dan gliserol. Dari larutan ini dapat dihasilkan
gliserol yang melalui penyulingan. b.
Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen ini mengakibatkan bau tengik pada minyak . Oksidasi biasanya dimulai
dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam
– asam lemak bebas.Rancidity terbentuk oleh aldehid bukan oleh peroksida.
Universitas Sumatera Utara
Jika kenaikan peroksida value atau PV hanya indikator dan peringatan bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik.
c. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi sebagai suatau proses industri bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak.
Reaksi hidrogenasi ini terjadi dengan menggunakan hidrogen murni ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak
didinginkan dan katalistor ndipisahkan dengan cara penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhannya.
Reaksi pada proses hidrogenasi terjadi pada permukaan katalis yang mengakibatkan reaksi antara molekul
– molekul minyak dengan gas hidrogen.Hidrogen akan terikat oleh asam lemak tidak jenuh, yaitu pada ikatan
rangkap, membentuk radikal kompleks antara hidrogen, nikel dan asam –asam
lemak tidak jenuh. Setelah terjadi penguraian nikel dan radikal asam lemak, akan dihasilkan suatu tingkatan kejenuhan yang lebih tinggi. Radikal asam lemak dapat
terus bereaksi dengan hidrogen, membentuk asam lemak yang jenuh. Nikel merupakan katalis yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi.
Untuk keperluan minyak makan, sebelum dilakukan hidrogenasi, minyak harus
Universitas Sumatera Utara
bebas dari sabun, kering dan mempunyai kandungan asam lemak bebas dan kandungan fospatida yang rendah.
d. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam –asam lemak dari
trigliserida dalm bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang sering disebut interesterifikasi atau pertukaran ester yang didasarkan
atas prinsip trans esterifikasi friedel- craft. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini dengan hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak seperti asam butirat dan
asam kaproat yang menyebabkan bau tidak enak, dapat ditukar dengan rantai panjang yang bersifat tidak menguap Ketaren,1986.
2.8. Asam Lemak Bebas Free fatty acid Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak
sawit sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha usaha pencegahan
terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit. Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai
tandan diolah dipabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak.
Universitas Sumatera Utara
Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis enzim.
Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk. Seperti pada reaksi dibawah ini :
O CH
2
– O – C – R CH
2
– OH O
O CH
– O – C – R
Panas, air
CH - OH +
R – C – OH
O
Keasaman, enzim
CH
2
– O – C – R CH
2
– OH Minyak sawit
gliserol ALB
Gambar 1. Reaksi hasil hidrolisa pada minyak
Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar ALB yang relatif tinggi dalam minyak sawit antara lain:
- Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu,
- Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah,
- Penumpukan buah yang terlalu lama, dan
- Proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik.
Universitas Sumatera Utara
Setelah mengetahui faktor – faktor penyebabnya, maka tindakan pencegahan
dan pemucatannya lebih muda dilakukan. Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah satu usaha untuk
menekan kadar ALB sekaligus menaikkan rendemen minyak. Pemetikan buah sawit di saat belum matang saat proses biokimia dalam buah belum sempurna
menghasilkan glyserida sehingga mengakibatkan terbentuknya ALB dalam minyak sawit. Sedangkan, pemetikan setelah batas tepat panen ditandai dengan
buah yang berjatuhan dan menyebabkan pelukaan pada buah yang lainnya, akan menstimulir penguraian enzimatis pada buah sehingga menghasilkan ALB dan
akhirnya terikut dalam buah sawit yang masih utuh sehingga dihasilkan minyak sawit yang berkualitas tinngi.
Dikaitkan dengan pencegahan kerusakan buah sawit dalam jumlah banyak, telah dikembangkan beberapa metode pemungutan dan pengangkutan TBS.
Sistem yang dianggap cukup efektif adalah memasukkan TBS secara langsung ke dalam keranjang rebusan buah. Dengan cara tersebut akan lebih mengefisienkan
waktu yang digunakan untuk pembongkaran, pemuatan, maupu npenumpukan buah sawit yang terlalu lama. Dengan demikian, pembentukan ALB selama
pemetikan, pengumpulan, penimbunan dan pengangkutan buah dapat dikurangi.
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik. Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan berlangsung
pada suhu tertentu merupakan bahan pembantu oleh air dan berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu merupakan bahan
pembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang cermat mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, mutu minyak
menurun sebab air pada kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan melalui tetapi malah menurunkan mutu minyak. Sebagai ukuran standar mutu
dalam perdagangan internasional untuk ALB ditetapkan sebesar 5 Tim Penulis,1997.
Disebut minyak jika bentuknya cair dan lemak jika bentuknya padatan. Trigliserida adalah senyawa kimia yang terdiri dari ikatan gliserol dengan 3
molekul asam lemak. CH
2
– OH + R
1
– COOH CH
1
- COOR
1
CH - OH + R
2
- COOH CH
– COOR
2
+ 3H
2
O CH
2
– OH + R
3
– COOH CH
2
– COOR
3
Gliserol Asam Lemak
Trigliserida Air
Gambar 2. Reaksi Trigliserida
Universitas Sumatera Utara
Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat C
16
: jenuh dan asam oleat C
18:1
tidak jenuh. Minyak tersebut jika dihidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai
panjang dan 1 molekul gliserol. Asam lemak yang terbentuk hanya terdapat dalam jumlah yang kecil dan sebagian
besar terikat dalam ester. Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati semi padat. Hal ini karena minyak sawit mengandung sejumlah besar asam lemak tidak jenuh
dengan atom karbon lebih dari C
8
. Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang dikandung. Minyak sawit berwarna kuning karena kandungan beta karoten
yang merupakan bahan vitamin A Iyung P,2007. 2.9. Metode Titrimetri
Analisis titrimetri melibatkan pengukuran volume larutan dengan konsentrasi yang diketahui, yang diperlukan untuk bereaksi dengan analit itu.
Analisis titrimetri merupakan salah satu bagian utama kimia analisis dan bahwa perhitungan
– perhitungan yang digunakan didasarkan pada hubungan stokiometri sederhana dari reaksi kimia.
Universitas Sumatera Utara
Suatu metode titrimetri untuk analisis didasarkan pada suatu reaksi kimia seperti: Aa + Tt Produk
Dimana a molekul analit A, bereaksi dengan t molekul reagensi T. Reagensi T yang disebut titran, ditambahkan sedikit demi sedikit secara inkrimental
biasanya dari dalam buret, dalam bentuk larutan yang konsentrsinya diketahui. Larutan kedua ini disebut larutan standar dan konsentrasinya ditetapkan oleh suatu
proses yang disebut standarisasi. Penambahan titran diteruskan sampai telah dimaksudkan sejumlah T yang secara kimia setara dengan A. maka dikatakan
telah tercapai titik ekivalensi dari titrasi itu. Untuk mengetahui kapan penambahan titran itu harus dihentikan ahli kimia itu dapat menggunakan suatu zat, yang
disebut indikator, yang menanggapi munculnya kelebihan titran dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat tepat pada titik ekivalensi.
Titik dalam titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Tentu saja diinginkan agar titik akhir sedekat mungkin ke titik ekivalensi. Dengan memilih
indikator untuk mengimpitkan ke dua titik itu atau mengoreksi selisih antara keduanya merupakan salah satu aspek yang penting dari analisis titrimetri. Istilah
titrasi merujuk ke proses pengukuran volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalensi Underwood.A.L,1986.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI