29
mempertajam kajian sejarah. Teori Konversi religius milik Max Heirich yang menerangkan tentang tindakan seseorang atau kelompok yang masuk atau berpindah
ke suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya. Teori ini menjelaskan bagaimana faktor-faktor pendorong masuk atau
pindah agama, Heirich mengemukakan bagaimana faktor-faktor masuk atau pindah agama juga dikarenakan oleh faktor Psikologis.
34
Hal ini cukup cocok untuk diaplikasikan karena dalam teori ini di jelaskan mengenai faktor-faktor pendorong
masuk agama yang mungkin akan dapat digunakan untuk menganalisa perpindahan agama atau Hinduisasi di Desa Kaligondo.
1.6 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah. Menurut Louis Gottschalk metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa
secara kritis rekaman dan peninggalan masa lalu.
35
Ada empat tahap dalam merekonstruksi peristiwa sejarah yaitu: pengumpulan sumber-sumber heuristik, kritik sumber kritik intern dan kritik ekstern, penafsiran
sumber interpretasi, dan penulisan sejarah historiografi Tahap pertama, Heuristik yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa
lampau yang berupa keterangan-keterangan, kejadian-kejadian, benda peninggalan masa lampau dan bahasa tulisan. Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan serta
mengumpulkan jejak-jejak dari peristiwa sejarah yang sebenarnya mencerminkan berbagai aktivitas manusia di masa lampau yang sangat bervariasi. Jejak-jejak ini
dapat berupa jejak-jejak historis maupun non historis. Jejak-jejak ini berisi tentang kejadian-kejadian, benda-benda masa lampau dan bahan-bahan tulisan yang relevan
dengan permasalahan yang diteliti. Kegiatan yang dilakukan dalam metode ini adalah dengan mengumpulkan sumber-sumber seperti buku-buku atau literatur yang sesuai
dengan topik penelitian, arsip dan dokumen, surat kabar dan melalui wawancara.
34
Hendropuspito, Sosiologi Agama Yogyakarta: kanisius, 1983, hlm. 79.
35
Louis Gottschalk, loc. cit., hlm. 32.
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
30
Dalam melakukan pengumpulan terhadap sumber-sumber sejarah yang diperoleh bukan sumber-sumber primer, melainkan sumber sekunder.
Sumber primer, yaitu informasi yang diperoleh langsung dari pelaku sejarah atau saksi yang secara langsung oleh mata kepala sendiri atau dengan panca indra,
sumber primer bisa didapat melalui wawancara, naskah, arsip atau dokumen yang berasal dari tahun kejadian peristiwa. Sumber sekunder pendukung, adalah sumber
yang diperoleh dari karya orang yang bukan saksi dari peristiwa sejarah yang berupa tulisan-tulisan dalam bentuk buku, majalah yang mendukung pemecahan masalah
yang akan dikaji. Tahap kedua yaitu kritik sumber bertujuan untuk mendapatkan data yang
otentik. Setelah melalui kritik intern maupun kritik ekstern sehingga sumber tersebut dapat dipercaya kredibilitasnya. Kritik intern adalah kritik terhadap keotentikan dan
kelayakan muatan isi yang terkandung didalam suatu sumber, Kritik ekstern adalah kritik yang di lakukan penulis terhadap keadaan sumbernya, di samping itu juga
untuk menganalisis obyektivitas suatu sumber sejarah. Kritik ekstern dilakukan
dengan cara mengkroscekkan antara sumber satu dengan sumber yang lain bak itu sumber tertulis maupun terhadap hasil wawancara.
Tahap ketiga interpretasi, sumber-sumber yang telah dikumpulkan dan telah melalui tahap kritik perlu dipahami agar dapat memenuhi kriteria penulisan yaitu
5W1H yaitu what untuk menanyakan apa yang terjadi, where untuk menanyakan tempat kejadian, who untuk menanyakan aktor dalam kejadian itu, when untuk
menanyakan kapan peristiwa itu terjadi, why untuk menanyakan alasan peristiwa itu terjadi dan untuk mengkritisi apa yang terjadi, dan how untuk menanyakan
bagaimana peristiwa itu terjadi. Tahap keempat historiografi adalah usaha untuk menggabungkan data-data
menjadi sebuah bangunan peristiwa sejarah yang utuh, dalam bentuk tulisan sistematis, kronologis dan ilmiah. Penulisan skripsi ini bersifat deskriptif analisis
yaitu penulisan sejarah yang memaparkan dan menjelaskan suatu kejadian dengan hubungan sebab akibat. Analisa ini digunakan untuk menghindari penulisan yang
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
http:digilib.unej.ac.id http:digilib.unej.ac.id
31
bersifat naratif yaitu penulisan yang hanya memaparkan suatu peristiwa sejarah dalam kaitannya dengan waktu dan tempat saja.
36
Hal ini sesuai dengan tugas seorang sejarahwan yang tidak hanya mengungkap tentang apa yang terjadi tetapi
juga mengungkapkan tentang mengapa peristiwa itu bisa terjadi.
1.7 Sistematika penulisan