dipotong-potong halus, baru kemudian dijemur kembali hingga kering benar untuk kemudian dijual. Ada beberapa jenis tembakau rajang, salah satunya adalah
tembakau Philip Morris. Dan terakhir Tembakau burley adalah jenis tembakau sebagai bahan rokok putih Alan, 2007.
Tabel 1.1 Data Potensi Tanaman Tembakau Di Kabupaten Jember Tahun 2010
Jenis Tembakau Luas Lahan Ha
Produksi tonthn 1.
Tembakau Naa Oogst
3.551,5 Ha 5.618,45 tonthn
2. Tembakau Voor Oogst
2.115,6 Ha 2.060,94 tonthn
Kasturi
3. Tembakau Voor Oogst
414,3 Ha 562,89 tonthn
Rajang
4. Tembakau Voor Oogst
547,6 Ha 1.754,59 tonthn
White
Sumber: DISPERINDAG Kabupaten Jember Tahun 2010
Masalah yang terbaru pada tanaman tembakau adalah petani tembakau sekarang resah karena disahkannya peraturan pemerintah tentang tanaman
tembakau N omor 109 Tahun 2012 tentang “Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan” yang mengatur aspek-aspek penting diantaranya pengiklanan promosi produk rokok
dan pengaturan kawasan kawasan tanpa rokok. Berbeda dengan yang dinilai oleh petani bahwa tanaman tembakau adalah tanaman yang memberikan pendapatan
yang banyak bagi mereka terkadang sering disebut sebagai emas hijau. Masalah lainnya adalah cuaca saat ini yang buruk, kita ketahui sendiri
bahwa tembakau voor oogst adalah tanaman tembakau yang tidak perlu membutuhkan air yang begitu banyak karena tembakau voor oogst adalah
tembakau yang ditanam pada musim penghujan dan dipanen pada musim kemarau. Masalah lainnya adalah pengendalian dampak tembakau memerlukan
banyak stakeholder yang terkait dengan masalah tembakau. Sehingga peraturan nomor 109 tahun 2012 tentang pengamanan zat adiktif pada produk tembakau
dapat diimplementasikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Suatu kebijakan akan banyak stakeholder yang memiliki kepentingan untuk berpartisipasi dalam
kebijakan namun tidak semua dari stakeholder tersebut mempunyai kepentingan
yang sama dalam menjalankan kebijakan. Pihak- pihak ini dapat disebut sebagai stakeholder kunci dalam mengimplementasikan suatu kebijakan adalah pihak-
pihak yang dapat mempengaruhi atau memegang peran penting bagi keberhasilan atau kegagalan dari sebuah kebijakan yang ada.
Masalah lainnya adalah efisiensi usahatani, respon stakeholder dan faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani tembakau di Desa Panduman
Kabupaten Jember adalah kecilnya pendapatan yang diperoleh oleh petani berbeda dengan kenyataan bahwa tanaman tembakau voor oogst adalah tanaman yang
paling dominan ditanam oleh petani di tempat tersebut. Sebagian besar petani di Desa Panduman adalah menanam tembakau. Sehingga efisiensi usahatani
berdampak langsung terhadap kesejahteraan petani di Desa Panduman Kabupaten Jember. Tujuan usahatani adalah memperoleh produksi setinggi mungkin dengan
biaya serendah-rendahnya. Usahatani yang produktif berarti usahatani itu produktivitasnya tinggi, sedangkan usahatani yang efisien adalah usahatani yang
secara ekonomis menguntungkan, biaya dan pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan untuk produksi lebih kecil dari harga jual atau penjualan yang diterima
dari hasil produksi Mubyarto, 1995. Kegiatan usahatani yang bertujuan untuk mencapai produksi di bidang
pertanian pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan.
Penerimaan usahatani atau pendapatannya akan mendorong petani untuk dapat mengalokasikannya dalam berbagai kegunaan seperti untuk : biaya produksi
periode selanjutnya, tabungan, dan pengeluaran lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga Hernanto, 1996.
Stakeholder adalah segenap pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat, stakeholder mempunyai kepentingan yang
sama dalam menjalankan kebijakan. Stakeholder yang dimaksud adalah Dinas Perkebunan adalah dinas yang mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan
operasional di bidang perkebunan, dinas kesehatan yaitu bidan, ketua kelompok tani tembakau adalah pemimpin sebuah kelompok tani tembakau dan toko penjual
rokok adalah tempat yang menyediakan pembelian rokok.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana efisiensi usahatani tembakau pada usaha tani tembakau rajangan di Desa Panduman Kabupaten Jember?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani tembakau rajangan di Desa Panduman Kabupaten Jember?
3. Bagaimana respon stakeholder terhadap kebijakan pemerintah yang terkait dengan kebijakan pengendalian tembakau di Desa Panduman Kabupaten
Jember?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui efisiensi usahatani tembakau pada usaha tani tembakau rajangan di Desa Panduman Kabupaten Jember
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani tembakau rajangan di Desa Panduman Kabupaten Jember
3. Untuk mengetahui respon stakeholder terhadap kebijakan pemerintah yang terkait dengan kebijakan pengendalian tembakau di Desa Panduman Kabupaten
Jember
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti dapat mengetahui efisiensi usahatani tembakau rajangan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani tembakau
rajangan dan mengetahui persepsi petani terhadap peraturan pemerintah tentang tembakau rajangan di Desa Panduman Kabupaten Jember.
2. Bagi petani dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam mengembangkan usahatani tembakau di Desa Panduman Kabupaten Jember.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA