Hubungan antara Menyimak dan Membaca Hubungan antara Berbicara dan Membaca

b. Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh anak biasanya ditentukan oleh perangsang stimulus yang mereka temui misalnya kehidupan desa kota dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide mereka. c. Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat tempatnya hidup, misalnya: ucapan, intonasi, kosa kata, penggunaan kata-kata, dan pola kalimat. d. Anak-anak lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkan. e. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang. f. Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara pemakaian kata-kata anak. Oleh karena itu, anak akan tertolong kalau mereka mendengarkanmenyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru, rekaman- rekaman yang bermutu, serta cerita-cerita yang bernilai tinggi. g. Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga visual aids akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. Umumnya, anak mempergunakan bahasa yang didengarnya.

2. Hubungan antara Menyimak dan Membaca

a. Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan anak untuk menyimak dangan pemahaman penting sekali. b. Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan selama tahun- tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan palajarannya di kelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak daripada melalui membaca. c. Walapun menyimak pemahaman lebih unggul daripada membaca pemahaman, anak-anak sering gagal untuk memahaminya dan tetap menyimpan memakai menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar. d. Kosa kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik. e. Bagi para pelajar yang lebih besar atau lebih tingi kelasnya, korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak sangat tinggi, mungkin 80 atau lebih. f. Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek acapkali dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuannnya dalam membaca. g. Menyimak lebih membantu anak untuk menangkap ide utama yang lebih ditujukan oleh pembicara, bagi pelajar lebih tinggi kelasnya, membaca lebih 201 4 6 Bahasa Indonesia Modul 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http:www.mercubuana.ac.id unggul daripada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman informasi lebih terperinci.

3. Hubungan antara Berbicara dan Membaca

a. Penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan bahasa lisan. b. Pola-pola pelajaran ujaran orang yang tunaaksara atau buta huruf mungkin mengganggu pelajaran membaca pada anak-anak. c. Kalau pada tahun-tahun permulaan sekolah ujaran membantu suatu pelajaran menjadi pelajaran membaca, membaca bagi anak-anak kelas yang lebih tinggi turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka. d. Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung. Andaikan muncul kata-kata baru dalam buku bacaanbuku pegangan murid, guru hendaknya mendiskusikannya dengan murid sehingga mereka memahami maknanya sebelum mereka mulai membacanya.

4. Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis