18 2.
Bagi pemerintah Kabupaten Sukoharjo, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam hal pemasaran tahu.
3. Bagi produsen tahu, penelitian ini dapat bermanfaat untuk
mengembangkan usaha pembuatan tahu terutama dalam hal efisiensi pemasaran tahu secara ekonomis.
4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi
dan pembanding bagi pemecahan masalah yang sama.
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian mengenai analisis pemasaran telur itik asin di Kabupaten Brebes yang dilakukan oleh Wiryanto 2003 menunjukkan bahwa
pada pemasaran telur itik asin terdapat tiga saluran pemasaran, yaitu : 1.
Saluran I : Produsen Konsumen
2. Saluran II :
Produsen Pedagang besar luar kota 3.
Saluran III : Produsen Pedagang pengecer Konsumen
Saluran II merupakan saluran pemasaran yang paling efisien di antara saluran pemasaran yang lain. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase marjin
pemasaran terendah sebesar 25,10 dan bagian yang diterima produsen telur itik asin farmer’s share tertinggi sebesar 74,90.
Hasil penelitian mengenai analisis pemasaran keripik tempe di Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen yang dilakukan oleh
Abadi 2007 menunjukkan bahwa pada pemasaran keripik tempe terdapat tiga saluran pemasaran, yaitu :
1. Saluran I :
Produsen Konsumen 2.
Saluran II :
19 Produsen Pedagang pengecer Konsumen
3. Saluran III :
Produsen Pedagang pengumpul Pedagang pengecer Konsumen Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa saluran
pemasaran yang terpanjang adalah saluran pemasaran III yang mempunyai marjin pemasaran tertinggi yaitu sebesar 45,93 dan saluran yang terpendek
yaitu saluran pemasaran I dengan marjin pemasaran terendah yaitu sebesar 25,46. Saluran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien di
bandingkan saluran pemasaran yang lain. Hal tersebut ditunjukkan dari persentase marjin pemasaran terendah sebesar 25,46 dan bagian yang
diterima produsen keripik tempe farmer’s share tertinggi sebesar 74,60. Saluran pemasaran pada penelitian mengenai analisis pemasaran jambu
mete di Kabupaten Wonogiri yang dilakukan oleh Setyowati 2004 terdiri dari dua saluran, yaitu :
1. Saluran I :
Petani Pedagang pengumpul desa pedagang pengumpul
kecamatan pedagang pengacip pengecer konsumen
2. Saluran II :
Petani pedagang pengumpul kecamatan pedagang pengacip pengecer
konsumen Dari kedua saluran pemasaran jambu mete di Kabupaten Wonogiri,
ternyata saluran II merupakan saluran pemasaran yang lebih pendek dan mempunyai marjin pemasaran yang lebih rendah yaitu sebesar Rp 3.131,31
per kilogram. Bagian yang diterima petani farmer’s share pada saluran II mempunyai nilai yang lebih besar yaitu sebesar 60,64 yang berarti bahwa
petani produsen jambu mete pada saluran II menikmati 60,64 dari keseluruhan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir jambu mete.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa semakin pendek saluran pemasaran suatu produk dan semakin tingginya farmer’s share, maka
pemasaran semakin efisien. Terkait dengan industri rumah tangga, adanya saluran pemasaran yang efisien tersebut menjadikan industri rumah tangga
6
20 dapat terus berjalan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti dapat
menjadikannya sebagai acuan untuk menganalisis pemasaran tahu di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
B. Tinjauan Pustaka