8
melakukan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Manahan Kota Surakarta. Nilai Rasio Prevalens RP yang didapat adalah 2,500 CI95=1,257-6,238, hasil ini menunjukkan bahwa
WUS yang mendapat dukungan kader yang kurang berpeluang 2,500 kali lebih besar tidak melakukan deteksi dini kanker serviks dengan IVA test.
3.4 Pembahasan
3.4.1 Hubungan antara pengetahuan dengan kesediaan WUS dalam melakukan deteksi
dini kanker serviks.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan kesediaan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas
Manahan Kota Surakarta p value: 0,025. Nilai Rasio Prevalens RP yang didapat adalah 0,358 CI95=0,141-0,908. Hasil ini menunjukkan bahwa WUS yang
mempunyai pengetahuan kurang berpeluang 0,358 kali lebih besar tidak melakukan
deteksi dini kanker serviks dengan IVA test. Kurangnya pengetahuan akan
mempengaruhi untuk tidak melakukan deteksi dini kanker serviks dengan IVA test. Pengetahuan kanker serviks dapat diperoleh dari TV, radio, leaflet, teman, saudara,
keluarga, bahkan petugas kesehatan maupun kader kesehatan. Rendahnya tingkat pengetahuan WUS di wilayah puskesmas Manahan Surakarta disebabkan kurangnya
informasi yang lebih mendetail tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA dari petugas kesehatan dan kader kesehatan. Sehingga hal ini menyebabkan rendahnya
cakupan IVA test di puskesmas Manahan Surakarta. Peningkatan pengetahuan WUS tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA dapat dilakukan penyuluhan secara formal
yaitu penyuluhan di tempat kesehatan dan pelatihan kader serta penyuluhan secara informal yaitu penyuluhan di tempat pertemuan arisan, pengajian, dan dasawisma.
Semakin baik pengetahuan WUS tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA
diharapkan semakin banyak WUS yang akan melakukan pemeriksaan IVA. 3.4.2
Hubungan antara sikap dengan kesediaan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks.
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmodjo, 2014. Hasil uji statistik menyimpulkan tidak ada
hubungan antara sikap dengan kesediaan WUS dalam melakukan deteksi dini kanker serviks di Puskesmas Manahan Kota Surakarta p value 0,557. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Linadi 2013 menyimpulkan bahwa sikap memiliki sedikit hubungan dengan keikutsertaan dalam deteksi dini kanker serviks di
Pucang Gading Semarang p=0,066. Hal ini juga didukung dengan sikap WUS di
9
wilayah kerja puskesmas Manahan sebagian besar yaitu 122 orang 51,7 mempunyai sikap yang tidak baik terhadap deteksi dini kanker serviks.
Newcomb 1993 dalam Notoatmodjo 2014 menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, sehingga sikap menentukan kesediaan WUS
datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan IVA. Berdasarkan teori tersebut sebagian besar WUS di wilayah puskesmas Manahan Surakarta
mempunyai sikap yang tidak baik sehingga kesiapan atau kesediaan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks juga tidak baik. Hal ini ditunjukkan dengan melihat hasil
jawaban dari WUS yang menyatakan bahwa sangat tidak setuju dengan gejala-gejala kanker serviks yaitu keputihan yang banyak, terus menerus dan berbau busuk. Namun
WUS menyadari bahwa pemeriksaan IVA sangat penting untuk dilakukan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa WUS yang mempunyai sikap yang tidak baik juga
mempunyai pengetahuan yang kurang tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA. Guna mengubah sikap menjadi lebih baik dalam deteksi dini kanker serviks, maka
diupayakan untuk meningkatkan pengetahuan dengan jalan diadakan penyuluhan rutin disetiap pertemuan atau kegiatan yang dilakukan setiap desa atau melalui konseling
kepada WUS.
3.4.3 Hubungan antara jarak fasilitas kesehatan dengan kesediaan WUS dalam