Faktor Koreksi Geometrik Faktor Koreksi Sambungan Baut

74 Tabel 2.10. National Design and Specification U.S Ali Awaludin, 2005 A s A m 1 A s in 2 Jumlah Baut Dalam Satu Baris 2 3 4 5 6 7 8 0,5 5 0,98 0,92 0,84 0,75 0,68 0,61 0,55 12 0,99 0,96 0,92 0,87 0,81 0,76 0,70 20 0,99 0,98 0,95 0,91 0,87 0,83 0,78 28 1,00 0,98 0,96 0,93 0,90 0,87 0,83 40 1,00 0,99 0,97 0,95 0,93 0,90 0,87 64 1,00 0,99 0,98 0,97 0,95 0,93 0,91 1 5 1,00 0,97 0,91 0,85 0,78 0,71 0,64 12 1,00 0,99 0,96 0,93 0,88 0,84 0,79 20 1,00 0,99 0,98 0,95 0,92 0,89 0,86 28 1,00 0,99 0,98 0,97 0,94 0,92 0,89 40 1,00 1,00 0,99 0,98 0,96 0,94 0,92 64 1,00 1,00 0,99 0,98 0,97 0,96 0,95 1. Bila A s A m 1,00, maka gunakan A s A m 2. Nilai pada tabel ini cukup aman untuk diameter baut 1 inchi, spasi 4 inchi atau E 1400 ksi.

2.6.4.2. Faktor Koreksi Geometrik

Tahanan lateral acuan harus dikalikan dengan faktor geometri C Δ , dimana nilai C Δ adalah nilai terkecil dari faktor-faktor geometri yang disyaratkan untuk jarak ujung atau spasi dalam baris alat pengencang. Adapun syarat tersebut antara lain: 1. Jarak ujung Bila jarak ujung yang diukur dari pusat alat pengencang a lebih besar atau sama dengan a opt dalam tabel 2.8., maka C Δ = 10. Bila a opt 2 ≤ a ≤ a opt , maka C Δ = aa opt . 75 2. Spasi dalam baris alat pengencang Bila spasi dalam baris alat pengencang s lebih besar atau sama dengan s opt pada tabel 2.8., maka C Δ = 1,0. Bila 3D ≤ s ≤ s opt , maka C Δ = ss opt . 20

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Material kayu sudah digunakan sebagai bahan konstruksi telah lama dikenal oleh masyarakat. Kayu dipilih sebagai bahan struktur karena ringan dan memerlukan peralatan yang sederhana dalam proses pengerjaannya. Selain merupakan bahan yang mudah pengerjaannya, kayu juga mudah ditemukan di alam. Kayu bersifat renewable yaitu sumbernya menjamin ketersediaan sepanjang masa selama pengelolaan sumber daya alamnya dilakukan secara lestari Surjokusumo dkk, 2003 dalam Ali Awaluddin, 2005. Artinya, jika pohon-pohon ditebang untuk diambil kayunya, maka tanah hutan harus segera ditanami kembali dengan bibit pohon baru agar sumber kayu tidak habis. Diperkirakan untuk masa- masa mendatang, kayu akan selalu tetap dibutuhkan sebagai bahan konstruksi. Sebagai bahan dari alam, kayu dapat terurai secara sempurna sehingga tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu Awaluddin dkk, 2005. Penggunaan material kayu sebagai bahan konstruksi didasari oleh faktor kekuatan serta faktor estetika sebagai bahan dekorasi di samping bahan konstruksi. Hal tersebut disebabkan oleh fisik alami pada kayu yang memliki bermacam warna dan jenis serat. Penampakan alaminya dapat meningkatkan keindahan bangunan khususnya untuk struktur terbuka exposed structures. Kayu diketahui memiliki beberapa sifat istimewa, seperti sifat higroskopis yaitu kemampuan kayu untuk menyerap dan melepaskan kembali uap atau cairan dengan baik, memiliki sifat elastis sehingga mudah dibentuk, ulet, memiliki