Macam-macam Ganjaran dan Hukuman

12 Ganjaran menurut bahasa adalah hadiah atau balasan. 9 Menurut istilah adalah alat pendidikan yang diberikan kepada murid-murid yang telah dapat mencapai prestasi baik. 10 Hukuman memiliki arti secara harfiah yaitu siksa yang diletakkan kepada orang yang melanggar undang-undang dan sebagainya. 11 Menurut pengertian lain yaitu suatu perbuatan dimana seseorang secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang lain dengan tujuan memperbaiki atau melindungi dirinya dari kelemahan jasmani dan rohani, sehingga terhindar dari segala macam pelanggaran. 12 Mengacu pada pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ganjaran adalah hadiah, balasan dan penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas prestasi yang telah dicapainya.Sedangkan hukuman adalah balasan atau sanksi yang diberikan kepada seeorang atas pelanggaran yang dilakukannya. Janji pemberian ganjaran dan hukuman itu banyak difirmankan Allah dalam Al Qur’an, surga dan neraka merupakan ganjaran dan hukuman dari Allah. 13 Islam telah menempatkan konsep imbalan dan hukuman sebagai prinsip utama dalam pendidikan. Dengan imbalan, anak akan termotivasi untuk melakukan kebaikan, dan dengan hukuman, anak akan berhati-hati agar tidak terjerumus pada keburukan. 14

a. Macam-macam Ganjaran dan Hukuman

Macam-macam ganjaran 9 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka 1997 hlm. 296. 10 M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, Surabaya : Usaha Nasional 1981 hlm.169. 11 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit., hlm 364. 12 M. Sastrapradja, op.cit., hlm 201. 13 Irawati Istadi, Prinsip-Prinsip Pemberian Hadiah Dan Hukuman, Jakarta : Pustaka Inti 2003 hlm. 1. 14 Ahmad Ali Budaiwi, op.cit., hlm. V. 13 Ganjaran sebagai alat pendidikan memiliki berbagai macam bentuk. Ada beberapa perbuatan atau sikap endidik yang dapat menjadi ganjaran bagi peserta didik, diantaranya: 1. Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak. 2. Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan pujian 3. Ganjaran bisa berupa memberikan pekerjaan yang lain, disaat anak dapat mengerjakan suatu pekerjaan yang telah diberikan kepadanya dengan baik. 4. Ganjaran bisa berupa cerita, nyanyian dan darmawisata, jika ditujukan untuk seluruh kelas. 5. Ganjaran dapat berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak. Tetapi dalam hal ini guru harus sangat berhati-hati dan bijaksana, sebab dengan benda-benda itu, ganjaran bisa berubah menjadi upah. 15 Berdasarkan bentuknya ganjaran atau hadiah dibagi menjadi dua yaitu primer, yang berupa makanan, alat-alat bermain uang dan benda-benda nyata yang lain dan sekunder, yang berupa pujian dari msyarakat perhatian. 16 Berdasarkan sifatnya ganjaran atau hadiah dibagi menjadi dua. Pertama, yang bersifat intrinsik, tidakan atau perbuatan anak yang dengan sendirinya memuaskan dan memenuhi tujuan dan kehendaknya. Kedua, yang bersifat ekstrinsik, kepuasan atau kesenangan yang berasal dari sumber- sumber luar. 17 Dari macam-macam ganjaran tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk ganjaran dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, ganjaran yang bersifat materi dan yang bersifat non materi. 15 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung : Remaja Rosda Karya 2000 hlm. 183 16 Charles Schaefer, Cara efektif mendidik dan Mendisiplinkan Anak, terj. R. Turman Sirait, Jakarta : Mitra Utama 1994 hlm. 22 17 Ibid. 14 Macam-macam Hukuman. William Stern, membedakan hukuman yang disesuaikan dengan tingkat-tingkat perkembangan anak-anak yang menerima hukuman yaitu: 1. Hukuman asosiatif. Umumnya orang mengasosiasikan antara hukuman dan kejahatan atau pelanggaran, antara penderitaan yang diakibatkan oleh hukuman dengan perbuatan pelanggaran yang dilakukan. Untuk menyingkirkan perasaan tidak enak atau hukuman itu, biasanya orang-orang atau anak-anak menjauhi perbuatan yang tidak baik atau yang dilarang. 2. Hukuman logis. Hukuman ini dipergunakan untuk anak-anak yang sudah agak dewasabesar. Dengan hukuman ini, anak mengerti bahwa hukuman itu adalah akibat yang logis dari pekerjaan atau perbuatan yang tidak baik. 3. Hukuman normatif. Hukuman yang bermaksud memperbaiki moral anak- anak. Hukuman ini diberikan terhadap pelanggaran- pelanggaran mengenai norma-norma etika, seperti berdusta, menipu dan mencuri. 18 Disamping pembagian hukuman seperti tersebut diatas, hukuman juga dibedakan menjadi: a. Hukuman Alam. Hukuman ini diajarkan oleh J.J Rousseau, menurutnya anak-anak ketika dilahirkan adalah suci, bersih dari segala noda dan kejahatan. Adapun yang menyebabkan rusaknya anak itu adalah masyarakat manusia itu sendiri. Maka dari itu dia menganjurkan supaya anak-anak dididik menurut alamnya. 18 Ibid, hlm. 190. 15 Demikian juga mengenai hukuman Rousseau menganjurkan “ hukuman alam “ . Biarlah alam yang menghukumnya. Jika sang anak yang bermain pisau kemudian tersayat jari tangannya, atau anak yang bermain air kotor, kemudian masuk angin dan gatal-gatal itu adalah hukuman alam, biarlah anak itu merasakan sendiri akibat yang sewajarnya dari perbuatannya itu. Nantinya anak akan insaf dengan sendirinya. b. Hukuman yang disengaja. Hukuman ini sebagai lawan dari hukuman alam. Hukuman macam ini dilakukan dengan sengaja dan bertujuan. 19 Schaefer membagi bentuk-bentuk hukuman menjadi: 1. Restitusi yaitu membuat anak-anak itu melakukan suatu perbuatan yang tidak menyenangkan. 2. Deprivasi yaitu mencabut dari anak suatu kegemaran atau suatu kesempatan yang enak. 3. Menimpakan kesakitan berbentuk kejiwaan dan fisik terhadap anak. 20

b. Prinsip-prinsip pemberian ganjaran dan hukuman.